Review Film Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001) Kisah Anak Ajaib Masuk Sekolah Sihir [The Magical World of Harry Potter Begins]

 

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

Review Film Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001) Kisah Anak Ajaib Masuk Sekolah Sihir

Oleh Nabil Bakri atau Skywalker Hunter

"Dear Mr. Potter. We are pleased to inform you that you have been accepted at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Students shall be required to report to the Chamber of Reception upon arrival, the date for which shall be duly advised. Please ensure that the utmost attention be made to the list of requirements attached herewith. We very much look forward to receiving you as part of the new generation of Hogwarts’ heritage. Yours sincerely, Professor McGonagall.”

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

DUKUNG Novel Fantasi buatan Indonesia

Genre             : Fantasi

Rilis                 : 10 November 2001 (UK)

Domestic Releases:

November 16th, 2001 (Wide) by Warner Bros.
September 2nd, 2018 (Limited), released as Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001) (Re-Release)

International Releases:

November 15th, 2001 (Wide), released as Harry Potter and the Philosopher's Stone (United Kingdom)
November 22nd, 2001 (Wide), released as Harry Potter en de steen der wijzen (
Netherlands)
November 23rd, 2001 (Wide) (
Brazil)
November 23rd, 2001 (Wide), released as Harry Potter y la Piedra Filosofal (
Mexico)
November 29th, 2001 (Wide), released as Harry Potter And The Philosopher's Stone (
Australia)
... Show all releases

Video Release:

May 28th, 2002 by Warner Home Video

MPAA Rating:

PG for some scary moments and mild language.

Durasi             : 152 menit

Sutradara       : Chris Columbus

Pemeran         : Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson, John Cleese, Robbie Coltrane, Warwick Davis, Richard Griffiths, Richard Harris, Ian Hart, John Hurt, Alan Rickman, Fiona Shaw, Maggie Smith, Julie Walters

Episode           : -

Read the complete over-70-pages-long Reviews divided into 8 parts:

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone [2001]

Harry Potter and the Chamber of Secrets [2002]

Harry Potter and the Prisoner of Azkaban [2004]

Harry Potter and the Goblet of Fire [2005]

Harry Potter and the Order of the Phoenix [2007]

Harry Potter and the Half-Blood Prince [2009]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 1 [2010]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 [2011]

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.
Sinopsis

Harry James potter adalah seorang anak yatim piatu berusia 11 tahun yang diasuh oleh paman dan bibinya dari keluarga Dursley. Baik paman, bibi, maupun sepupu Harry semuanya senantiasa menindas Harry Potter. Ia tidak diberikan fasilitas yang manusiawi dan dianggap sebagai beban. Harry dipaksa tidur di dalam lemari yang terletak di bawah tangga yang hanya cukup untuk diisi sebuah kasur. Ketika Dudley, sepupunya, merayakan ulang tahun, keluarga Dursley bertamasya ke kebun binatang. Di sana, Harry bertemu dengan seekor ular piton dan terkejut ketika ia menyadari bahwa ular itu bisa bicara kepadanya. Melihat ular yang bergerak-gerak, Dudley mendorong Harry hingga tersungkur agar ia bisa melihat ular itu dengan leluasa. Harry yang kesal tanpa disadari memancarkan kekuatan sihir yang membuat kaca di kandang ular itu menghilang dan Dudley jatuh tercebur ke dalam kandang ular. Sang ular pun keluar dari dalam kandang dan mengucapkan terima kasih pada Harry Potter. Meskipun Harry tidak tahu apa yang terjadi, ia hanya tersenyum melihat Dudley yang terjebak di dalam kandang ular. Pamannya, Vernon Dudley, menaruh curiga kepada Harry dan menuduhnya sengaja mengganggu Dudley. Harry mencoba membela diri, namun ia tetap dihukum. Keesokan harinya, Harry menerima sebuah surat aneh dari sebuah sekolah bernama Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry (Sekolah Ilmu Sihir Hogwarts). Surat itu kemudian direbut oleh Dudley sebelum sempat dibaca. Kemunculan surat itu membuat paman Vernon dan bibi Petunia terkejut. Sejak saat itu, mereka selalu berusaha menjauhkan Harry dari surat kiriman Hogwarts.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

Namun, surat-surat itu selalu datang. Pada akhirnya, karena paman Vernon selalu berhasil memusnahkan surat-surat itu sebelum dibaca oleh Harry, terjadi sebuah hujan surat misterius di dalam rumah Harry. Paman Vernon pun memutuskan untuk mengungsi ke sebuah pulau terpencil agar tidak menerima kiriman surat lagi. Setelah mereka menginap di pulau terpencil, Harry sudah tidak menerima surat dari Hogwarts lagi. Namun, pihak sekolah Hogwarts justru meminta seorang raksasa bernama Rubeus Hagrid untuk datang langsung menyampaikan surat itu sekaligus menjemput Harry Potter dan membantunya bersiap masuk ke sekolah Hogwarts. Hagrid menjelaskan kepada Harry bahwa bocah 11 tahun itu adalah seorang penyihir. Vernon dan Petunia berusaha mencegah Hagrid membawa Harry, namun mereka tidak berani melawan Hagrid yang bertubuh besar dan bisa menggunakan sihir. Saat itulah bibi Petunia menjelaskan kebenarannya kepada Harry bahwa ayah dan ibu Harry adalah penyihir yang tewas dibunuh.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

Hagrid mengantarkan Harry menuju sebuah kawasan sihir bernama Diagon Alley, pusat perbelanjaan untuk membeli berbagai kebutuhan sekolah. Sebelumnya, mereka pergi ke Gringotts Bank untuk mengambil harta warisan milik Harry berupa tumpukan koin emas dan sebuah benda rahasia milik Albus Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts. Emas peninggalan orangtuanya diambil secukupnya untuk membeli perlengkapan sekolah, salah satunya adalah tongkat ajaib. Harry membeli tongkat ajaib di Ollivander’s yang menjelaskan bahwa penyihir tidak bisa sembarangan memakai tongkat sihir. Setiap tongkat sihir akan memilih siapa pemilik mereka yang sah. Harry mencoba beberapa tongkat namun tidak ada yang cocok. Satu-satunya tongkat yang cocok untuk Harry adalah tongkat sihir yang terbuat dari bulu burung Phoenix. Anehnya, tongkat itu adalah kembaran dari tongkat sakti yang dulu digunakan untuk membunuh kedua orangtua Harry dan meninggalkan bekas luka di kening bocah penyihir itu. Menurut penjelasan Hagrid, dahulu ada seorang penyihir jahat bernama Voldemort yang menyebabkan kekacauan. Ia akan membunuh siapa saja yang berani melawannya. Kedua orangtua Harry adalah dua orang penyihir yang berani menentang Voldemort sehingga mereka berdua dihabisi olehnya. Anehnya, Voldemort gagal menyerang Harry dan serangan sihirnya terpental menghantam dirinya sendiri. Sejak saat itu, Voldemort dikabarkan telah tewas dan nama Harry Potter menjadi terkenal di dunia sihir sebagai The Boy Who Lived (Si Bocah yang Selamat). Hagrid mewanti-wanti Harry untuk tidak menyebut nama Voldemort atau membicarakan tentangnya karena hal tersebut dianggap tabu. Untuk merayakan hari ulang tahun Harry ang ke-11, Hagrid membelikan hadiah berupa seekor burung hantu salju yang diberi nama Hedwig.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

Untuk menuju ke Hogwarts, semua siswa harus menggunakan kereta sihir Hogwarts Express. Di dalam kereta, Harry berkenalan dengan Ron Weasley dan Hermionie Granger. Harry juga bertemu dengan Draco Malfoy, seorang anak kaya raya yang sombong. Malfoy mengetahui popularitas Harry dan memintanya menjadi rekan dan menjauhi keluarga Weasley yang miskin. Namun, Harry lebih memilih berteman dengan Ron Weasley ketimbang dengan Malfoy. Sebelum kegiatan sekolah dimulai, semua siswa baru akan diseleksi oleh The Sorting Hat, topi ajaib yang akan menentukan di mana asrama para siswa yang dibagi menjadi 4 asrama yakni Gryffindor, Slytherin, Hufflepuf, dan Ravenclaw. Asrama Slytherin dikenal sebagai asrama tempat para penyihir yang licik. The Sorting Hat melihat potensi Harry sangat besar dan cocok masuk ke asrama Slytherin. Namun, Harry memantapkan hati untuk masuk ke asrama Gryffindor dan topi ajaib tersebut mengabulkan keinginan Harry. Ia, Ron, dan Hermionie Granger sama-sama masuk dalam asrama Gryffindor sementara Draco Malfoy masuk ke asrama Slytherin. Suatu ketika, tanpa sengaja Harry, Ron, dan Hermionie tersesat ke dalam sebuah ruangan di lantai terlarang. Di dalam ruangan itu terdapat seekor anjing berkepala tiga yang menjaga sebuah pintu rahasia. Harry dan kawan-kawannya curiga bahwa salah satu guru di Hogwarts yang bernama Severus Snape, kepala asrama Slytherin, sedang merencanakan sebuah kejahatan berkaitan dengan benda rahasia yang diambil oleh Hagrid dari Gringotts Bank. Tiga sahabat itu lantas memulai sebuah penyelidikan yang mengungkapkan bahwa benda misterius itu adalah sebuah batu bertuah yang dapat menciptakan air kehidupan (the elixir of life). Batu itu diincar oleh Voldemort yang ingin bangkit kembali. Harry menduga bahwa Snape adalah pengikut setia Voldemort yang akan membantunya bangkit kembali. Tiga sahabat itu harus berlomba melawan waktu dan mengerahkan segenap tenaga dan pengetahuan sihir mereka untuk menghentikan Voldemort mendapatkan batu bertuah tersebut.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Tanpa perlu pengamatan yang mendalam, dapat langsung disimpulkan dengan tegas bahwa Harry Potter and the Sorcerer’s Stone adalah sebuah film Fantasi. Dalam genre Fantasi, terdapat berbagai macam hal yang tidak masuk akal seperti adanya sihir, makhluk-makhluk mitos, dan dunia “lain”. Keberadaan hal-hal tidak logis semacam ini bukan hanya diizinkan untuk ditampilkan (featured) dalam sebuah film Fantasi, tetapi merupakan sebuah keharusan. Namun, terdapat satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh sebuah kisah Fantasi: segala hal tidak masuk akal harus dibuat masuk akal dengan adanya aturan-aturan yang mengikat setiap kejadian dan karakter di dalam cerita sehingga membentuk sebuah dunia yang ajaib namun tidak arbiter (atau dengan kata lain dunia ajaib tersebut harus konsisten). Skor Skywalker menjadikan kisah The Lord of the Rings sebagai standar acuan genre Fantasi karena atributnya yang lengkap yakni memodifikasi kisah-kisah Fantasi kuno (unsur-unsur kisah Fantasi sebelumnya [seperti kisah para dewa dan Beowulf] dirangkum dalam The Lord of the Rings) dan menentukan standar untuk kisah-kisah Fantasi yang diciptakan setelahnya (encapsulates the essence of previously established Fantasy writings and modified the essence to pave the way for preceeding Fantasy writings). Harry Potter telah menampilkan sebuah dunia sihir yang berisi makhluk-makhluk mitos dan benda-benda ajaib—dengan kata lain, film ini telah memenuhi sebagian syarat genre Fantasi. Selain itu, film ini juga telah menyajikan aturan-aturan yang mengikat di dalamnya seperti tidak semua orang bisa menjadi penyihir dan penyihir sekalipun perlu belajar agar pandai melakukan sihir. Maka, separuh lagi syarat genre Fantasi sudah dipenuhi dan film ini pun berhasil menjadi sebuah film Fantasi yang ideal.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

Tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat banyak detil kurang masuk akal dalam film ini. Misalnya, Harry dan para penyihir lain memasuki Platform 93/4 melalu tembok Platform 9 dan 10 di stasiun King’s Cross. Jika diamati, para penyihir tidak mengucapkan mantra untuk menembus tembok sedangkan ada banyak manusia non-penyhir/Muggle yang berlalu-lalang di stasiun. Salah satu aturan dunia sihir Harry Potter adalah para penyihir harus merahasiakan kemampuan sihir mereka dari para Muggle. Tindakan para penyihir menembus tembok Platform tentu saja bertolak belakang dengan aturan dunia sihir karena berpotensi membongkar keberadaan dunia sihir kepada para Muggle yang melihat keajaiban tersebut di King’s Cross. Kemudian, pihak sekolah menyatakan bahwa terdapat sebuah lantai yang terlarang karena bisa membunuh nyawa siapa saja yang memasukinya. Logikanya, mereka seharusnya memasang mantra pelindung agar tidak ada murid yang seenaknya masuk ke area berbahaya tersebut. Harry dan teman-temannya sama sekali tidak berniat memasuki area itu, tetapi mereka tersesat sampai ke sana. Tentu saja hal ini merupakan kecerobohan pihak sekolah. Masih banyak detil cerita yang kurang logis dalam film ini, tetapi karena film ini adalah sebuah film Keluarga, kadar keseriusannya jauh di bawah The Lord of the Rings sehingga permasalahan detil semacam itu dapat dikesampingkan tanpa mengurangi keutuhan narasinya sebagai sebuah cerita bergenre Fantasi.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

“To say that a Fantasy makes no sense is to say that Fire is hot and have the ability to burn nearly all things. However, the Fire is still Fire and it has attributes, sets of rules that it must follow in accordance to science—therefore it is logical when Fire burn and yet makes no sense when it is as cold as ice. It is the same thing with Fantasy—it is what it is, but it should still be very consistent to its own rules.”—Skywalker HunterNabil Bakri

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita Harry Potter and the Sorcerer’s Stone sudah konsisten. Film ini telah menceritakan latar belakang tokoh utamanya denga pas sehingga tidak terlalu berlebihan dan tidak kurang. Pembahasan mengenai orangtua Harry tidak terlalu dieksplorasi dalam film ini selain karena film ini fokus pada masa “sekarang” (present), minimnya pembahasan mengenai kedua orangtua Harry berperan penting pada jalannya cerita karena Harry sendiri sama sekali tidak mengenal kedua orangtuanya. Ia bahkan baru saja tahu bahwa ayah dan ibunya adalah penyihir setelah sebelumnya diyakinkan bahwa orangtuanya adalah orang biasa yang meninggal akibat kecelakaan mobil. Karakter-karakter kunci lainnya juga diceritakan sesuai dengan porsi mereka dalam film yang akan berpengaruh langsung pada rentetan kejadian (chain of actions and reactions) yang terjadi pada “saat ini” (present). Permasalahan yang dihadapi Harry juga konsisten yakni berusaha mencegah Voldemort mendapatkan The Sorcerer’s Stone yang juga telah disebutkan sejak awal film sehingga tidak muncul tiba-tiba di bagian tengah atau akhir. Setelah film selesai [Spoiler], Voldemort sebenarnya belum benar-benar dikalahkan. Namun, film ini telah menyelesaikan satu babak cerita yang utuh dengan baik sehingga Harry Potter and the Sorcerer’s Stone bisa menjadi sebuah film yang berdiri sendiri. Film ini fokus pada “masa kini” (present) sehingga kekalahan Voldemort benar-benar menjadi akhir dari film ini. Kemunculan kembali Voldemort adalah cerita yang berbeda untuk momen yang berbeda. Maka, tidak ada cerita yang “menggantung” dalam film ini (no cliffhanger). Sebagai contoh, di dunia nyata bisa terjadi gempa. Setelah gempa usai, orang akan berusaha bangkit kembali dan setelah itu, berita pun selesai. Apakah itu berarti gempa tidak mungkin terjadi kembali di masa depan? Tentu saja mungkin, tetapi itu adalah masalah nanti—sebab yang sekarang sudah berakhir.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam film ini sudah baik karena masing-masing aktor telah memerankan karakter mereka dengan baik sesuai deskripsi umum karakternya. Daniel Radcliffe dengan baik memerankan tokoh Harry Potter yang penuh potensi, kekayaan, kemahsyuran, dan keberanian namun lugu dan rendah hati. Rupert Grint berhasil memerankan Ronald Weasley yang mudah bergaul, ceplas-ceplos, tetapi kurang pintar serta berasal dari keluarga yang kurang berada tetapi menyadari semua itu sehingga tahu diri, tidak sombong, dan berjiwa setia kawan yang tinggi. Aktris Emma Watson telah berhasil menghidupkan karakter Hermione yang sangat cerdas, cenderung sombong, senantiasa ingin membuktikan kemampuannya, namun sebenarnya rapuh dan ingin memiliki sahabat. Ketiga aktor ini tidak hanya berhasil menghidupkan ketiga karakter kunci dalam seri Harry Potter, tetapi menjadi iconic dan otomatis diasosiasikan dengan karakter-karakter seri Harry Potter. Pemilihan aktor Richard Harris sebagai Albus Dumbledore juga sudah baik karena sesuai dengan deskripsi karakternya yang sangat kuat namun kalem, berwibawa, dan bijaksana. Aktor-aktor lain juga telah dipilih dengan baik.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

04 Music Match

Penata musik dalam film ini adalah John Williams yang sukses besar lewat musik iconic ciptaannya sebagai theme Star Wars, Jaws, Superman, Indiana Jones, dan Jurassic Park. Musik yang ia ciptakan untuk mengiringi Harry Potter tidak hanya sesuai dengan nuansa filmnya, tetapi juga menjadi iconic seperti musik-musik ciptaannya yang lain. Musik dalam film ini pun telah diasosiasikan dengan narasi Harry Potter karena benar-benar dirasa pas dan tidak terpisahkan.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini sudah baik.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

06 Costume Design

Pemilihan kostum dalam Harry Potter and the Sorcerer’s Stone sudah baik karena telah menamiplkan kontras antara pakaian di dunia Muggle dengan pakaian di dunia sihir. Perbedaan gaya berpakaian ini semakin menghilang seiring berjalannya seri Harry Potter dikarenakan pergantian sutradara yang mengakibatkan berubahnya gaya artistik dalam seri film Harry Potter. Dalam dua film pertama seri ini, karena kostum Muggle dan penyihir benar-benar dibedakan, penonton dapat langsung menduga apakah seorang karakter adalah penyihir atau bukan. Hal ini tidak dapat ditemu lagi setelah Harry Potter and the Prisoner of Azkaban yang menghapuskan khas busana abad pertengahan pada karakter penyihir dan menggantinya dengan pakaian yang lebih modern.

07 Background/Set Match

Latar belakang dan set dalam film ini sudah mendukung jalannya cerita dengan baik.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

08 Special and/or Practical Effects

Karena perkembangan teknologi komputer sejak 1993 (implementasi CGI dalam Jurassic Park) sampai 2010 terjadi begitu pesat, bahkan sebelum film ini berusia 10 tahun pun efek komputernya sudah tampak kasar. Meski demikian, efek komputer film ini harus dinilai sesuai dengan tahun perilisannya akni 2001. Untuk ukuran sebuah film keluaran tahun 2001, efek komputer film ini sudah baik. Keberhasilan film ini bukan hanya dalam menyajikan efek visual yang baik, tetapi juga format presentasi yang baik. Nada warna film ini, meskipun narasinya mengandung unsur cerita yang gelap, tetaplah cerah sehingga setiap adegan dapat dilihat dengan baik.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone dimaksudkan untuk “memindahkan” kata-kata dalam novelnya ke layar lebar dan memberikan dampak atau excitement yang setara. Film ini adalah salah satu film yang setia pada narasi dari bukunya dan salah satu sumber pujian untuk film ini adalah karena berhasil menyampaikan narasi dari buku karangan J.K. Rowling dengan baik. Harry Potter and the Sorcerer’s Stone telah menceritakan bagaimana Harry, The Boy who Lived, diperkenalkan pada dunia sihir, sahabat-sahabatnya, dan bahaya terbesar yang mengancam hidupnya. Film ini tidak hanya berhasil menjadi landasan yang kuat bagi film-film selanjutnya, tetapi juga berhasil menjadi sebuah film yang bahkan bisa berdiri sendiri karena telah menceritakan sebuah cerita yang utuh. Harry Potter and the Sorcerer’s Stone juga dimaksudkan untuk dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, tidak hanya anak-anak sebagaimana mayoritas pembaca bukunya (karena novelnya dianggap sebagai Children’s Literature). Melihat sebaran penonton dan penggemar filmnya, tujuan ini telah berhasil dicapai.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Artikel ini saya tulis 20 tahun setelah Harry Potter and the Sorcerer’s Stone tayang di bioskop. Saya ingat betul betapa film ini menggemparkan publik di masanya. Salah satu teman SD saya adalah penggemar berat Harry Potter dan saya ingat membeli dompet bergambar Harry Potter. Salah satu tanda bahwa sebuah film benar-benar populer di kala itu adalah ketika filmnya bisa ditemukan di mana-mana: tas, baju, buku tulis, tempat pensil, poster pinggir jalan, kotak bekal, dan lain sebagainya. Walau begitu, saya ingat tidak begitu menyukai film ini dan baru benar-benar menyukai Harry Potter setelah Harry Potter and the Prisoner of Azkaban dirilis, namun tetap belum menyukai dua film sebelumnya. Barulah pada tahun 2011, tahun terakhir seri Harry Potter, saya memutuskan untuk menonton ulang seluruh film Harry Potter sembari menunggu film terakhirnya dirilis. Saya masih ingat betul pergi ke Movie Plus (salah satu toko film yang terkenal selain Disc Tarra kala itu) dan langsung membeli semua film original Harry Potter dari 1 sampai 7. Saya baru sadar bahwa ketika saya menonton ulang seri Harry Potter di tahun 2011 itu, saya baru benar-benar menonton Harry Potter dengan serius dan akhirnya menyukai seri ini. Harry Potter adalah sebuah film Fantasi yang spektakuler dengan alur cerita yang ringan, musik yang iconic, tampilan visual yang memukau, dan tentu saja akting yang menawan dari para aktornya. Film ini adalah salah satu film Fantasi terbaik yang pernah saya saksikan. Terlebih lagi, film pertama Harry Potter menarik saya kembali ke masa kecil karena aura awal 2000-an masih terpancar dari film ini. Awesome!

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

02 Awards

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone menerima berbagai nominasi dan penghargaan bergengsi dunia perfilman.

Daftar Lengkap Penghargaan Untuk Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001) KLIK

03 Financial

Dari dana sebesar $125 juta, film ini berhasil menjual tiket sebesar $965 juta. Apabila angka penjualan tiket rilis ulang juga dihitung, maka film ini telah mendapatkan lebih dari $1 milyar. Tidak hanya itu, film ini juga laris manis dalam pasar home video. Tercatat dari bulan Mei sampai Juni 2002 saja, sudah ada 6 juta keping DVD dan 4 juta paket VHS yang dijual. Di negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, hingga China, format lain yakni VCD juga dijual sehingga otomatis menambah angka kesuksesan penjualan home video dari film ini.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001)

Theatrical Performance

Domestic Box Office

$317,871,467

Details

International Box Office

$647,182,655

Details

Worldwide Box Office

$965,054,122

Further financial details...

Weekly US DVD Sales

Date

Rank

Units
this
Week

% Change

Total
Units

Spending
this
Week

Total
Spending

Weeks
in
Release

Mar 12, 2006

20

110,289

 

110,289

$1,098,710

$1,098,710

198

Mar 19, 2006

28

57,583

-48%

167,872

$573,648

$1,672,358

199

Nov 26, 2006

22

416,136

 

828,941

$0

$4,706,255

235

Jul 22, 2007

23

35,796

 

1,542,502

$417,381

$12,593,747

269

Jul 29, 2007

24

38,469

+7%

1,580,971

$365,071

$12,958,818

270

Aug 12, 2007

26

47,769

 

1,651,331

$453,328

$13,626,535

272

Apr 17, 2011

21

32,999

 

1,737,889

$603,836

$14,936,150

464

Jul 17, 2011

23

28,384

 

1,802,048

$327,040

$15,890,499

477

Jul 24, 2011

21

27,119

-4%

1,829,167

$303,931

$16,194,430

478

Nov 13, 2011

14

64,933

 

1,902,549

$356,482

$16,653,749

494

Weekly US Blu-ray Sales

Date

Rank

Units
this
Week

% Change

Total
Units

Spending
this
Week

Total
Spending

Weeks
in
Release

Apr 17, 2011

9

27,602

 

27,602

$917,418

$917,418

464

Jul 31, 2011

19

12,275

 

114,248

$185,282

$3,038,021

479

Nov 13, 2011

9

25,962

 

164,353

$266,889

$3,553,092

494

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

05 Longevity

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone berhasil melawan gerusan zaman setelah 10 tahun filmnya dirilis. Musik, gaya penyutradaraan, pemilihan aktor, dan narasi yang disampaikan dalam film ini dinilai masih tetap relevan dan tetap mendapatkan tanggapan yang positif dari penonton generasi baru.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 10/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Harry Potter and the Sorcerer’s Stone

Rilis                 : 17 April 2011

Format             : Blu-ray Disc

Kode Warna    : A/Full-HD 1080p

Fitur                : Behind the scenes, deleted scenes, trailers, audio commentary, Harry Potter in different languages

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Harry Potter and the Sorcerer’s Stone

Rilis                 : 28 Januari 2002

Format             : VCD 2.0

Kode Warna    : PAL

Fitur                : Deleted scenes

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

Watch Now On

Amazon VOD:

Amazon

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google PlayGoogle PlayGoogle Play

Vudu:

Vudu

 ***

Spesifikasi Buku

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone—Detailed Information

Read the complete over-70-pages-long Reviews divided into 8 parts:

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone [2001]

Harry Potter and the Chamber of Secrets [2002]

Harry Potter and the Prisoner of Azkaban [2004]

Harry Potter and the Goblet of Fire [2005]

Harry Potter and the Order of the Phoenix [2007]

Harry Potter and the Half-Blood Prince [2009]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 1 [2010]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 [2011]

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.

©2001/Warner Bros/Harry Potter and the Sorcerer’s Stone/All Rights Reserved.