Review Film The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring (2001) Petualangan 9 Pembawa Cincin di Middle Earth
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
Review The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring
(2001) Petualangan 9 Pembawa Cincin di Middle Earth
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
“Strangers from distant lands, friends of old, you have been summoned here to answer the threat of Mordor. Middle Earth stands upon the brink of destruction; none can escape it. You will unite or you will fall. Each race is bound to this fate, this one doom.”— Lord Elrond
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Fantasi—Petualangan
Rilis : 19 Desember 2001
Durasi : 178 menit
Sutradara : Peter Jackson
Pemeran : Elijah
Wood, Ian McKellen, Liv Tyler, Viggo Mortensen, Sean Astin, Cate Blanchett, John Rhys-Davies, Billy Boyd, Dominic Monaghan, Orlando Bloom, Christopher Lee, Hugo Weaving, Sean Bean, Ian Holm, Andy Serkis
Episode : -
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Dahulu
kala, sesosok makhluk jahat bernama Sauron menciptakan sebuah cincin ajaib yang
sangat kuat dan penuh dengan sihir jahat untuk menguasai dunia. Sauron yang
semakin kuat membuat umat manusia dan kaum Elf bekerja sama melawan Sauron dan
pasukannya. Pada akhirnya, Sauron berhasil dikalahkan oleh Isildur yang
merupakan pewaris takhta Gondor. Agar kekuatan jahat Sauron benar-benar sirna,
cincin miliknya harus dihancurkan dengan cara dilempar ke dalam kawah Mount
Doom. Namun, cincin itu memiliki kekuatan untuk menghasut siapa saja yang
memegangnya. Hati manusia yang dikenal lemah di antara para penghuni Middle
Earth, membuat Isildur tak kuasa menghancurkan cincin itu dan menyimpannya
sendiri. Suatu ketika, Isildur tewas dibunuh dan cincin itu hilang. Cincin itu
kemudian diambil oleh Gollum, sesosok makhluk aneh yang jiwanya menjadi kacau
karena terpapar kejahatan cincin Sauron selama ratusan tahun. Dalam misi para
kurcaci melawan naga Smaug [dari cerita The
Hobbit], tanpa sengaja Hobbit bernama Bilbo Baggins menemukan cincin itu
dan menyimpannya. Cincin itu menjadi benda yang paling dia sayangi dan tanpa ia
sadari, cincin itu membuat Bilbo awet muda. Enam puluh tahun kemudian, Bilbo
merayakan ulang tahunnya yang ke-111. Ia mengadakan sebuah pesta yang paling meriah
karena akan memberikan sebuah “kejutan besar”. Salah satu tamu yang hadir
adalah Gandalf, sang Penyihir Kelabu yang dikenal memiliki berbagai jenis
kembang api yang spektakuler.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
Di
malam pesta, Bilbo benar-benar mengejutkan semua Hobbit penghuni Shire karena
ia menggunakan cincin Sauron yang bisa membuatnya menghilang. Bilbo berkata
kepada Gandalf bahwa dirinya akan menghilang untuk bertualang dan mewariskan
seluruh hartanya kepada Frodo Baggins, keponakannya. Gandalf mencurigai adanya kekuatan
jahat dalam cincin yang dikenakan oleh Bilbo dan mendesak Bilbo untuk
meninggalkan cincin itu di tangan Frodo dan meminta Frodo menyimpannya
rapat-rapat. Gandalf bergegas menyelidiki tentang cincin itu dan mengungkapkan
bahwa cincin itu adalah cincin utama [One Ring/Ruling Ring] yang bisa menguasai
seluruh cincin kekuatan [Rings of Power] yang dimiliki oleh manusia, Elf, dan
kurcaci. Ia juga mengetahui bahwa pengikut Sauron telah bersatu dan berhasil
menangkap Gollum yang membocorkan informasi bahwa Baggins dari Shire telah
mengambil cincin itu. Gandalf kemudian meminta Frodo untuk segera meninggalkan
Shire bersama dengan tukang kebun sekaligus sahabatnya, Samwise Gamgee. Dalam
perjalanan, mereka bertemu dengan dua sepupu Frodo yakni Merry dan Pippin.
Mereka berempat terpaksa pergi ke Bree karena mereka dikejar oleh para
penunggang hitam [The Black Riders] atau Nazgul yang merupakan pelayan setia
Sauron. Sesampainya di Bree, mereka berempat bertemu dengan Aragorn yang
menyelamatkan mereka dari kejaran para Nazgul. Mereka seharusnya bertemu dengan
Gandalf di Bree, namun Gandalf tidak kunjung datang. Sebelum pergi ke Bree,
Gandalf lebih dulu mengunjungi Penyihir Putih Saruman, seniornya, untuk
membicarakan tentang kebangkitan Sauron. Tanpa diduga, ternyata Saruman telah
menjadi jahat dan berpihak kepada Sauron. Karena Gandalf menolak untuk ikut
bergabung dengan Sauron, Saruman menahan Gandalf di menara Isengard.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
Aragorn
menuntun Frodo dan teman-temannya menuju Rivendell, kerajaan Elf di bawah
kepemimpinan Lord Elrond yang merupakan sekutu mereka dan dulu ikut bertempur
melawan Sauron. Sayangnya, mereka dihadang oleh Nazgul yang berhasil melukai
Frodo dengan Morgul Blade, sebuah pedang gaib, yang memiliki racun berbahaya
untuk mengubah Frodo menjadi mayat hidup budak Sauron. Satu-satunya yang dapat
menyelamatkan Frodo adalah Lord Elrond dengan obat-obatan Elf. Di tengah upaya
melarikan diri dari para Nazgul, puteri Lord Elrond yang bernama Arwen datang
dan menawarkan bantuan. Ia akan berkuda dengan cepat membawa Frodo ke Rivendell.
Namun kondisi Frodo sudah sangat lemah dan Arwen memberikan anugerah keabadian
yang ia miliki kepada Frodo. Akhirnya, Aragorn dan keempat Hobbit dari Shire
berhasil sampai ke Rivendell dan bertemu kembali dengan Gandalf yang berhasil
melarikan diri dari Isengard dengan bantuan burung elang raksasa. Di Rivendell,
Lord Elrond mengumpulkan orang-orang penting untuk membicarakan mengenai cincin
Sauron. Cincin itu tidak bisa dihancurkan dengan senjata atau sihir apapun dan
hanya bisa dihancurkan dengan dilempar ke dalam kawah Mount Doom—asal mula
dibuatnya cincin itu. Masalahnya, Mount Doom telah dijadikan markas besar
Sauron dan pengikutnya. Kekuatan Sauron masih terkunci di dalam cincinnya,
sehingga kini ia muncul sebagai sosok sebuah mata besar yang mengawasi
segalanya dari Mount Doom. Agar Frodo bisa membawa cincin itu ke Mount Doom,
dibentuklah aliansi manusia, Elf, kurcaci, dan Hobbit yang berjumlah sembilan
anggota untuk bekerja sama membawa cincin itu ke Mout Doom dan
menghancurkannya. Masalahnya, perjalanan ke Mount Doom penuh dengan mara bahaya
baik dari luar [pengikut Sauron] maupun dari dalam anggota pembawa cincin itu
sendiri.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
The
Fellowship of the Ring diangkat dari novel berjudul sama karangan JRR Tolkien.
Apabila pada tahun 2011 dunia digegerkan oleh serial dari HBO berjudul Game of Thrones yang diangkat dari novel
karangan George RR Martin, maka sebetulnya The Lord of the Rings sudah lebih
dulu menggegerkan dunia literatur Fantasi jauh sebelum Game of Thrones dirilis—bahkan menjadi literatur yang membentuk
standar genre Fantasi. Sistim penilaian Skywalker menggunakan The Lord of the
Rings sebagai acuan standar genre Fantasi dengan melihat karakteristik karya
ini dan mengamatinya di karya-karya yang lebih baru—apakah sudah memiliki
karakteristik yang serupa dengan The Lord of the Rings. Salah satu
karakteristiknya adalah genre Fantasi boleh menyajikan cerita yang tidak logis
selama cerita itu memiliki aturan tersendiri. Dalam The Lord of the Rings, JRR
Tolkien menuliskan ceritanya seperti sebuah catatan sejarah. Maka, hal-hal
Fantasi dalam kisah ini memiliki aturan tersendiri yang dijabarkan dengan
lengkap—bahkan dengan bahasa-bahasa yang diciptakan sendiri oleh penulisnya.
Dengan demikian, The Lord of the Rings telah menegaskan bahwa alur ceritanya
tidak akan logis dari kaca mata realita karena narasinya tidak terjadi di dunia
nyata melainkan sebuah dunia bernama Middle Earth dan sudah logis dari kaca
mata dunia Middle Earth. Film The Fellowship of the Ring secara garis besar mengikuti
novelnya dengan setia sehingga film itu pun sudah logis sesuai dengan genrenya.
Film ini telah menjabarkan sebuah dunia dengan aturan-aturannya sendiri dan
aksi serta reaksi para karakternya sudah logis sesuai genrenya.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini sudah mengikuti novelnya dengan baik sehingga sudah runtut dan
konsisten. Bagian penutup dalam film ini pun sama dengan bagian penutup di
dalam novelnya yang berbunyi, “Maka Frodo dan Sam mengawali tahap terakhir
Pencarian bersama-sama. Frodo mendayung menjauhi pantai, dan Sungai itu membawa
mereka dengan cepat…” (Tolkien, edisi 2004:500-501). The Fellowship of the Ring
telah membangun narasi yang konsisten dalam artian film ini telah fokus menjadi
dasar cerita yang kuat untuk film-film lanjutannya. Karena merupakan film
pertama, The Fellowship of the Ring belum banyak membahas mengenai Sauron dan
ekspansi dunia Fantasi Middle Earth, namun fokus mengeksplorasi kehidupan para
Hobbit yang kondisinya paling serupa dengan para penonton: mereka sama-sama
hidup dalam ketidaktahuan akan munculnya bahaya Sauron. Maka, narasi film ini
perlahan-lahan mengeksplorasi seberapa besar bahaya Sauron sampai Frodo sadar
betul seberapa pentingnya misi membawa cincin tersebut. Sebelumnya, memang
sudah disinggung kekuatan Sauron di masa lalu. Namun, Sauron telah membentuk
kekuatan baru dengan bantuan Penyihir Putih. Seberapa besar dan kuatnya pasukan
Sauron yang baru ini belum dieksplorasi dalam The Fellowship of the Ring—dari
judulnya saja sudah jelas bahwa kisahnya akan berpusat pada Fellowship atau
Persatuan kelompok pembawa cincin. Film ini dengan konsisten menceritakan
landasan cerita, bagaimana Fellowship terbentuk, beraksi, dan bagaimana
Fellowship berakhir.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Aktor
yang dipilih dalam film ini sudah baik karena mampu menghidupkan karakter
mereka dengan baik. Kate Blanchett, Liv Tyler, dan Orlando Bloom yang kala itu
banyak dipuji atas fisik mereka yang menawan dipilih untuk memerankan Lady
Galadriel, Arwen, dan Legolas [respectively] yang merupakan bangsa Elf yang
memang digambarkan sebagai makhluk-makhluk rupawan dalam Middle Earth. Hugo
Weaving yang lebih kaku dan mengintimidasi sebelumnya dipuji dalam perannya
sebagai Agen Smith di film The Matrix, dipilih dengan baik sebagai Lord Elrond. Aktor yang paling
dikenal bahkan hingga menjadi icon adalah Sir Ian McKellen yang berperan
sebagai Gandalf dan hingga artikel ini diterbitkan, masih sering diparodikan.
Aktor Christopher Lee juga sesuai untuk memerankan karakter jahat yang penuh
wibawa dan kesombongan seperti karakternya sebagai Count Dooko dalam seri Star
Wars Prequels.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Musik
dalam film ini sudah baik karena serasi dengan narasi dan
pemandangan-pemandangan yang disajikan. Ketika adegan Shire tempat tinggal
Hobbit dieksplorasi, musik Sound of the Shire diputar dan menguatkan rasa damai
dan tenteram kehidupan pedesaan para Hobbit. Alunan musik berubah lebih
mencekam ketika Saruman memerintahkan pasukannya mengejar Frodo dan
teman-temannya. Dengan demikian, pemilihan musik dalam film ini sudah sesuai
dengan aura adegan yang berlangsung. Musik dalam The Fellowship of the Ring
benar-benar sesuai dengan filmnya sampai-sampai menjadi iconic dan senantiasa
diasosiasikan dengan filmnya [seperti musik-musik dalam Star Wars, Indiana Jones,
atau Braveheart]
05 Cinematography Match
Sinematografi
film ini sudah baik karena tidak hanya menampilkan keindahan bentang alam sungguhan
[bukan CGI] tetapi juga mendukung jalannya cerita.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
07 Background/Set Match
Latar
belakang dan properti dalam film ini sudah baik. Film ini telah direkam di
lokasi-lokasi yang sesuai dengan alur ceritanya dan sejalan dengan deskripsi
wilayahnya di dalam novel.
08 Special and/or Practical Effects
Keunggulan
yang benar-benar memukau penonton umum dari film ini adalah efek komputernya
yang mumpuni—untuk standar film tahun 2001. Bahkan hingga 20 tahun setelah film
ini dirilis, efek komputer yang digunakan secara umum masih tampak nyata [tidak
terlihat terlalu kasar]. Selain menyuguhkan efek komputer yang baik, film ini
juga berkontribusi dalam kemajuan efek komputer dalam dunia sinema. Tercatat,
film ini [termasuk sekuelnya karena difilmkan secara
berkelanjutan/back-to-back] telah “bereksperimen” menggunakan “Artificial
Intelligence” dalam animasi pertempuran besar. Terdapat ribuan karakter animasi
dalam adegan pertempuran, dan masing-masing digerakkan oleh komputer—artinya
program komputer belajar sendiri menggerakkan para karakter untuk saling
menyerang. Hal semacam ini wajar sekali digunakan setelah tahun 2010.
Masyarakat baru ramai memperbincangkan Artificial Intelligence di dekade ke-dua
abad 21. Jika dilihat dari perspektif waktu dan sejarah, film ini menjadi
sebuah pionir atau sebuah karya yang “ahead
of its time” dalam hal teknologi komputer.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton baik yang merupakan penggemar novel The Lord of the Rings atau bukan,
memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
10 Intentional Match
Film
ini telah sesuai dengan visi penciptanya yang ingin benar-benar setia kepada
novelnya. Dalam buku The Magical Worlds
of the Lord of the Rings (2006:9-11) jelas sekali bahwa, dari kaca mata
penggemar dan pengamat novel The Lord of the Rings, film ini sudah memenuhi
visi penciptanya karena sudah sangat setia terhadap novelnya [tentu saja dengan
pengubahan-pengubahan yang wajar karena mustahil sebuah novel diterjemahkan
100% sama dalam film].
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker,
maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif
Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Tidak
ada yang sempurna di dunia ini, termasuk film. Namun, sebuah film bisa tampil
dengan nyaris sempurna sampai-sampai ketidaksempurnaannya masih bisa diabaikan
sebagai masalah minor atau bahkan bukan masalah sama sekali. Jika ada seorang
perempuan jelita atau lelaki rupawan yang baik hati dan penuh pengertian telah
jatuh hati kepada kita, maka kebiasaan anehnya seperti gemar makan es krim
menggunakan kuah Rendang [ice cream with
Rendang curry] menjadi tidak penting dan tidak perlu dipermasalahkan. Hal
semacam inilah yang dimiliki oleh The Lord of the Rings. Film in dirilis dari
sumber cerita yang pas, sutradara yang pas, dan momen yang pas ketika proses
pembuatan film masih mengutamakan efek nyata ketimbang efek komputer.
Kesempurnaan dalam hal seni pembuatan film semacam ini cukup jarang diraih oleh
sebuah film yang mana seluruh racikan bumbunya sangat pas. Gone with the Wind, The Lion
King, The Godfather, dan Titanic, adalah beberapa contoh film
yang meraih kesempurnaan setara [tentu saja sesuai genrenya masing-masing].
Saya pribadi memng menyukai kisah-kisah Fantasi dan sangat menyukai The Lord of
the Ring. Khusus untuk The Fellowship of the Ring, saya selalu merasa diseret
kembali ke tahun 2001 setiap kali menontonnya. Terdapat banyak hal dalam bumbu
racikan film tersebut yang tidak akan ditemui lagi dalam film-film baru
[perhatikan saja film Titanic 1997
yang menggunakan set kapal asli—jika Titanic
dibuat tahun 2021, mustahil menggunakan set asli dan akan menggunakan efek
komputer secara total]. Bagi saya, The Fellowship of the Ring merupakan sebuah
petualangan yang benar-benar bisa menenggelamkan penonton ke dalam Middle
Earth. It is more than just a movie, it
is a journey right up your alley—you
could not help but ask for more.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
02 Awards
The
Fellowship of the Ring menerima 13 nominasi piala Oscar dan memenangkan 4 untuk
kategori Best Cinematography, Best Makeup, Best Original Score, dan Best Visual
Effects. Selain itu, film ini menerima berbagai nominasi dan penghargaan
bergengsi terutama penghargaan untuk efek visual terbaik.
03 Financial
Dari
dana sebesar $93 juta, film ini menjual tiket sebesar $897 juta. Film ini juga
laku keras ketika dipasarkan dalam format VHS, VCD, DVD, Blu-ray, dan Blu-ray
4K.
Opening Weekend: |
$47,211,490 (15.0% of total gross) |
Legs: |
6.68 (domestic box office/biggest weekend) |
Domestic Share: |
35.4% (domestic box office/worldwide) |
Production Budget: |
$93,000,000 (worldwide box office is 9.6 times production
budget) |
Theater counts: |
3,359 opening theaters/3,381 max. theaters, 11.6 weeks average
run per theater |
Infl. Adj. Dom. BO |
$505,760,093 |
Latest Ranking on Cumulative
Box Office Lists
Record |
Rank |
Amount |
78 |
$315,544,750 |
|
69 |
$575,672,074 |
|
64 |
$891,216,824 |
See the Box Office tab
(Domestic) and International tab
(International and Worldwide) for more Cumulative Box Office Records.
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved. |
04 Critics
Mayoritas
kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
05 Longevity
The
Fellowship of the Ring masih tetap populer dan dinilai relevan bahkan setelah
berumur lebih dari 10 tahun. Tanggapan umum mengenai film ini dari penonton
generasi baru pun tetap positif seperti ketika film ini dirilis pada tahun
2001.
Final Score
Skor
Asli : 10
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 10/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : The Lord of the Rings: The
Fellowship of the Ring [Extended Edition]
Rilis : 28 Juni 2011
Format : Blu-ray [||]
Kode
Warna : Full High Definition
1080/24-60hz
Fitur : Trailers, behind the scenes
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
Weekly US
Blu-ray Sales
Date |
Rank |
Units |
% Change |
Total |
Spending |
Total |
Weeks |
16 |
5,815 |
|
5,815 |
$90,072 |
$90,072 |
424 |
|
8 |
127,774 |
|
150,284 |
$2,043,113 |
$2,400,134 |
434 |
|
16 |
37,585 |
-71% |
187,869 |
$600,985 |
$3,001,119 |
435 |
|
16 |
19,955 |
|
309,747 |
$198,754 |
$4,214,981 |
544 |
***
Spesifikasi Buku
Judul : The
Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring [Sembilan Pembawa Cincin]
Penulis : JRR
Tolkien
Terbit : April
2004 [Cetakan 6]
Halaman : 512
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Spesifikasi Buku
Judul : The Magical World of The Lord of the Rings
Penulis : David Colbert
Terbit : Mei 2006
Halaman : 200
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk
menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar
yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil
Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©2001/New Line Cinema/The Fellowship of the Ring/All Rights Reserved.