Review Film Harry Potter and the Order of the Phoenix (2007) Konspirasi Menutupi Kebangkitan Voldemort [Harry’s New Alliance to Combat Voldemort]
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Review Harry Potter and the Order of the Phoenix (2007)
Konspirasi Menutupi Kebangkitan Voldemort [Harry’s New Alliance to Combat
Voldemort]
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
Edisi Review Singkat+PLUS
“Facing this stuff in real life is not like school. In school, if you make a mistake, you can just try again tomorrow, but out there, when you're a second away from being murdered or watching a friend die right before your eyes, you don't know what that's like.”—Harry Potter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Genre : Fantasi
Rilis :
Domestic Releases: |
July
11th, 2007 (Wide) by Warner Bros. |
International Releases: |
July
11th, 2007 (Wide) (Australia) |
December
11th, 2007 by Warner Home Video |
|
MPAA Rating: |
PG-13 for
sequences of fantasy violence and frightening images |
Durasi : 138 menit
Sutradara : David
Yates
Pemeran : Daniel Radcliffe, Rupert
Grint, Emma Watson, Helena Bonham Carter, Robbie Coltrane, Warwick Davis, Ralph Fiennes, Michael Gambon, Brendan
Gleeson, Richard Griffiths, Jason Isaacs, Gary
Oldman, Alan Rickman, Fiona Shaw, Maggie Smith, Imelda Staunton, David Thewlis, Emma Thompson, Julie Walters
Episode : -
Read the complete
over-70-pages-long Reviews divided into 8 parts:
Harry
Potter and the Sorcerer’s Stone [2001]
Harry
Potter and the Chamber of Secrets [2002]
Harry
Potter and the Prisoner of Azkaban [2004]
Harry
Potter and the Goblet of Fire [2005]
Harry
Potter and the Order of the Phoenix [2007]
Harry
Potter and the Half-Blood Prince [2009]
Harry
Potter and the Deathly Hallows Part 1 [2010]
Harry
Potter and the Deathly Hallows Part 2 [2011]
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Setelah
Voldemort bangkit, kalangan penyihir pada umumnya tidak percaya kepada Harry
dan Dumbledore yang terang-terangan bersaksi bahwa Lord Voldemort telah
kembali. Bahkan, pihak kementerian sihir senantiasa berusaha membangun narasi
untuk memutarbalikkan fakta dengan menyatakan bahwa Voldemort sudah tewas dan
tidak akan kembali. Kejadian mengenaskan yang membunuh Cedric Diggory
mengacaukan pikiran Harry hingga membuatnya sering mengalami mimpi buruk.
Dudley yang sering mendengar Harry mengigau menyebut nama Cedric, mengolok-olok
Harry hingga akhirnya mengolok-olok ibunya. Sebelum Harry sempat membalas
Dudley, mereka berdua diserang oleh dua Dementor sehingga Harry terpaksa
menggunakan mantra Patronus untuk menyelamatkan nyawa mereka berdua. Kejadian
itu disaksikan oleh Mrs. Figg yang diberi tugas oleh Dumbledore untuk senantiasa
mengawasi Harry. Karena Harry menggunakan sihir di hadapan Muggle dan ia masih
berstatus di bawah umur, pihak kementerian memutuskan untuk mengeluarkan Harry
dari sekolah Hogwarts. Namun, Harry dijemput oleh anggota kelompok rahasia
bernama The Order of the Phoenix—kelompok perlawanan Voldemort yang digagas
oleh Dumbledore—yang menjelaskan bahwa Dumbledore berhasil menunda keputusan
mengeluarkan Harry sebelum keputusan pengadilan ditentukan. The Order of the
Phoenix berkumpul di rumah Sirius Black dan beberapa anggota kelompok itu
diantaranya adalah Sirius Black, RJ Lupin, keluarga Weasley, dan Mad Eye Moody.
Pada mulanya, tujuan pembentukan kelompok itu dirahasiakan dari Harry, tetapi
pada akhirnya Harry bersikeras untuk ikut bergabung dalam kelompok untuk turut
melawan Lord Voldemort.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Dalam
persidangan, menteri sihir Cornelius Fudge menuduh Harry bersalah karena telah
mengucapkan mantra di depan Muggle. Untungnya, Dumbledore telah meminta Mrs. Figg
untuk mengawasi Harry sehingga ia memiliki saksi untuk membela Harry. Menurut
hukum, seorang penyihir diperbolehkan menggunakan sihir di hadapan Muggle
apabila memang terpaksa. Karena jelas-jelas Harry diserang oleh Dementor, maka
wajar jika Harry menggunakan sihir. Dumbledore kemudian mempertanyakan teknis
pengadilan yang tidak sah karena Harry masih di bawah umur untuk diseret ke
pengadilan. Meskipun Cornelius Fudge merasa keberatan, ia terpaksa membebaskan
Harry dari segala tuntutan. Dumbledore sekali lagi meminta Fudge untuk bersikap
logis dan menerima kenyataan bahwa Voldemort telah kembali. Namun lagi-lagi
Fudge menolak mempercayai kesaksian Harry dan Dumbledore. Meskipun gagal
“menyingkirkan” Harry Potter, Cornelius Fudge tetap merasa perlu untuk
mengawasi dan mengatur segala sesuatu yang terjadi di Hogwarts. Maka, seorang
sekretaris yang setia kepada Fudge yang bernama Dolores Umbridge diminta untuk
menjadi guru Ilmu Pertahanan di Hogwarts. Menurut menteri sihir, kehadiran
Dolores sangat dibutuhkan karena kualitas pendidikan di Hogwarts telah merosot
tajam. Sementara itu, Hagrid yang telah menjadi guru Ilmu Hewan Ajaib terpaksa
cuti tahun ini.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Selama
mengajar, Dolores Umbridge hanya meminta semua siswa untuk mempelajari
teori-teori Ilmu Pertahanan tanpa ada satu pun pelajaran yang penting untuk
diimplementasikan di dunia nyata. Pada hari pertama kelas Ilmu Pertahanan,
Harry berdebat dengan Umbridge karena menurutnya para siswa harus diajari
caranya mempertahankan diri di tengah situasi dunia sihir yang sedang mencekam
setelah Voldemort bangkit. Perdebatan itu membuat Harry dihukum untuk menulis
kalimat pernyataan berulang-ulang bahwa dia tidak akan berkata bohong—karena
Harry dianggap berbohong tentang kebangkitan Voldemort. Hukuman yang diberikan
oleh Umbridge merupakan hukuman kuno yang sudah ditinggalkan: meskipun Harry
menulis kalimat pernyataan di atas kertas, kalimat itu perlahan digoreskan secara
ajaib di tangannya sehingga menimbulkan luka. Harry bukan satu-satunya “korban”
Dolores Umbridge. Banyak siswa yang menerima hukuman hingga Hermione pun
memutuskan untuk tidak lagi mengerjakan tugas dari Umbridge—meskipun ia dikenal
sangat rajin dan belum pernah absen mengumpulkan tugas. Cara mendidik Doloes
ditentang oleh Profesor McGonagal. Namun, tentangan dari guru Hogwarts justru
dijadikan alasan bagi Dolores untuk dinaikkan jabatannya sebagai pengawas yang
diberi wewenang untuk menilai kinerja seluruh guru Hogwarts dan memiliki hak
untuk memecat guru Hogwarts.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Ketika
Umbridge menjadi pengawas, ia menciptakan aturan-aturan baru yang sangat ketat
dan pendidikan para siswa justru semakin buruk karena mereka hanya diajari
teori yang tidak berguna. Maka, Ron dan Hermione meyakinkan Harry untuk membuat
sebuah “kelompok belajar” di mana Harry akan menjadi guru untuk mengajari
siswa-siswa lainnya, secara rahasia, untuk menggunakan sihir yang penting
seperti Expeliarmus, Reducto, dan Patronus. Agar kegiatan mereka tidak diketahui, para siswa yang
tergabung dalam Dumbledore’s Army (Pasukan Dumbledore) pimpinan Harry Potter
melakukan kegiatan mereka di Room of Requirements (Kamar Kebutuhan). Meskipun
awalnya kegiatan mereka berjalan dengan lancar, Umbridge mencurigai mereka dan
berhasil menangkap para anggota kelompok. Nama kelompok tersebut, Dumbledore’s
Army, digunakan sebagai alat untuk menuduh Dumbledore sebagai penghianat yang
ingin menguasai kementerian—meskipun Dumbledore sama sekali tidak pernah
meminta Harry untuk membentuk kelompok menggunakan namanya. Tuduhan itu
dijadikan kesempatan untuk mengangkat Dolores Umbridge menjadi kepala sekolah
Hogwarts yang baru menggantikan Dumbledore. Satu demi satu peristiwa
mengejutkan pun terjadi sementara Voldemort semakin memperkuat pasukannya.
Akankah kementerian sihir membuka mata dan menerima kenyataan bahwa Lord
Voldemort telah bangkit?
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Secara
garis besar, konsep film ini sudah logis sesuai dengan genrenya: Fantasi.
Namun, terdapat beberapa detil penting yang kurang logis baik itu murni kurang
logis, kurang dieksplorasi, atau bertolak belakang dengan aturan-aturan yang
sudah dibentuk dalam film-film sebelumnya. Film ini dimulai dengan kemunculan
Dementor yang memaksa Harry menggunakan mantra sihir. Kementerian sihir
menggunakan kejadian tersebut untuk mengeluarkan Harry dari sekolah Hogwarts
karena Harry telah menggunakan sihir sebelum ia cukup umur dan dilakukan di hadapan
Muggle. Muggle yang dimaksud adalah Dudley yang merupakan sepupu Harry sendiri.
Apabila Harry menggunakan sihir di hadapan Muggle lainnya, mungkin tuduhan
tersebut dapat dimaklumi. Namun jika Muggle itu adalah saudara Harry sendiri,
maka tuduhan dari kementerian menjadi tidak logis karena Dudley sudah tahu
tentang kemampuan sihir Harry. Selain itu, pihak kementerian juga menggunakan
sihir di hadapan Muggle dengan mengirimkan surat yang bisa bicara sendiri
(surat pemberitahuan bahwa Harry dikeluarkan dari Hogwarts bisa bicara sendiri
di hadapan keluarga Dursley—padahal mereka adalah Muggle). Akan lebih logis
jika Harry sebatas dituduh menggunakan mantra di luar Hogwarts sebelum cukup
usia tanpa harus menggunakan alasan mantra tersebut digunakan di hadapan
Muggle. Setelah menerima surat dari kementerian, Harry diharuskan menjalani
sidang. Ia ditemani oleh Arthur Weasley, ayah Ron, yang berperilaku aneh ketika
menggunakan teknologi Muggle. Tidak logis melihat Arthur bersikap konyol karena
ia bekerja di departemen yang khusus menyelidiki teknologi Muggle, sehingga ia
seharusnya sudah tahu tentang kereta bawah tanah dan eskalator. Apalagi,
terdapat banyak sekali alat di dunia sihir yang fungsinya mirip dengan
teknologi-teknologi Muggle. Berkurangnya sikap serius Arthur dalam film ini
juga bertolak belakang dengan sikapnya yang sudah menjadi lebih serius semenjak
Harry
Potter and the Prisoner of Azkaban (dalam The
Chamber of Secrets, Arthur Weasley masih berperilaku konyol dengan
menanyakan rasanya mengemudikan mobil terbang dan apa gunanya bebek karet).
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Film
ini memperkenalkan makhluk ajaib baru yakni Thestrals yang tidak kasat mata.
Menurut cerita, semua murid Hogwarts mengira bahwa mereka bepergian menggunakan
kereta kuda yang bisa berjalan sendiri. Padahal, kereta itu ditarik oleh makluk
menyerupai kuda yang bernama Thestrals. Luna menjelaskan bahwa makhluk itu
hanya bisa diluhat oleh orang yang sudah pernah melihat kematian. Namun,
penjelasan Luna menimbulkan pertanyaan baru dalam segi detil cerita yakni makhluk
yang tembus pandang tidak serta merta dapat menembus apa saja—Thestrals bukan
hantu. Bahkan, jubah ajaib milik Harry hanya bisa membuatnya tidak kelihatan,
bukan membuatnya mampu menembus dinding. Jika demikian, keberadaan Thestrals
sangat berbahaya karena bisa saja ada siswa yang tidak sengaja menabrak
Thestrals karena tidak bisa melihat hewan yang menarik kereta kuda.
Permasalahan detil semacam ini cukup banyak muncul dalam film ini—meskipun
tidak lantas membuat alur ceritanya menjadi tidak logis. Hal-hal kurang logis
lainnya muncul dari kurangnya eksplorasi dalam pembahasan tentang poin-poin
kunci narasi film ini. Misalnya, perihal ramalan yang diincar oleh Voldemort
masih kurang dieksplorasi sehingga alur ceritanya menjadi kurang logis karena
penonton tidak mengetahui alasan kenapa sebuah bola ramalan menjadi bahan
permasalahan. Hal ini sebenarnya sudah dijelaskan dalam novelnya, namun tidak
dijelaskan di dalam film. Review Skywalker dengan tegas memisahkan antara buku
dengan film. Dalam kasus ini, seharusnya poin penting tersebut tetap dijelaskan
karena membuat semua usaha dari dua pihak mengincar ramalan tersebut dapat
dimaklumi (logis). Detil ini berkaitan erat dengan detil konsistensi cerita.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita dalam film ini masih kurang konsisten. Ada cukup banyak poin certa yang
disajikan tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut hingga tuntas. Poin mengenai
ramalan, misalnya, sama sekali tidak dieksplorasi sehingga penonton yang belum
pernah membaca novelnya akan bertanya-tanya. Meskipun judul film ini adalah
Harry Potter and the Order of the Phoenix, namun bagian puncak film ini
berpusat pada sebuah ramalan yang diincar oleh Voldemort. Karena ramalan inilah
Harry beserta kawan-kawannya pergi ke kementerian sihir dan disusul oleh para
Death Eaters hingga Voldemort pun datang ke kementerian. Dalam Harry
Potter and the Sorcerer’s Stone, telah dijelaskan mengapa Voldemort
mengincar Sorcerer’s Stone dan mengapa Dumbledore menyembunyikannya. Dalam The
Chamber of Secrets, telah dijelaskan apa itu Chamber of Secrets dan apa
hubungannya dengan Voldemort. Harry
Potter and the Prisoner of Azkaban telah menjelaskan siapa sebenarnya
sang Prisoner of Azkaban, begitu pula Harry
Potter and the Goblet of Fire telah menjelaskan signifikansi Goblet of
Fire dalam keseluruhan cerita. Sayang sekali, seberapa pentingnya ramalan dalam
The Order of the Phoenix tidak dieksplorasi lebih dalam lagi. Selain ramalan,
ada beberapa hal yang juga tidak dijelaskan sehingga membuat posisinya
dipertanyakan: penting atau tidak disertakan dalam film ini. Harry Potter and
the Order of the Phoenix belum begitu mendalami tentang The Order of the
Phoenix itu sendiri yang sebenarnya dapat dikaitkan juga dengan ramalan yang
diincar oleh Voldemort. Dikisahkan bahwa Hagrid ditugasi oleh Dumbledore untuk
membentuk aliansi dengan para raksasa—lantas apa signifikansinya Hagrid
memperkenalkan Grawp kepada Harry dan teman-temannya? Pada dasarnya, alur
cerita film ini sudah membentuk sebuah cerita yang utuh. Hanya saja, masih
terdapat detil-detil yang dapat dipangkas untuk mendalami detil lainnya yang
lebih penting sehingga alur ceritanya dapat menjadi lebih logis.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
para tokoh utama dalam film ini sudah baik. Pujian terbesar ditujukan kepada
aktris Imelda Staunton yang berhasil memerankan sosok Dolores Umbridge dengan
baik. Kekurangan-kekurangan akting para tokoh utama umumnya disebabkan oleh
dialog yang kurang baik karena kurang logis dan kurang konsisten. Misalnya,
Tonks bersikap agresif ketika menolak dipanggil “Nymphadora”, tetapi tidak
jelas apa alasannya sehingga bagian tersebut menjadi tidak terlalu signifikan
dalam mendukung jalannya cerita. Permasalahan utama datang dari para aktor
figuran seperti teman-teman Dudley, orang-orang di kementerian, dan para siswa
Hogwarts yang belum berakting dengan baik karena mereka masih terlihat
bersandiwara [tidak natural, seperti sadar akan adanya kamera] sehingga belum
mampu berimprovisasi agar akting mereka tampak natural. Untuk memahami
permasalahan ini, kita harus memahami sedikit mengenai seni peran. Dalam teater
Realis, naskah mungkin akan menandakan dialog “Harry sedang makan steak di
dapur”—tidak ada penjelasan mendetil mengenai kursi-kursi, perabotan, dan detil
benda-benda lain di dalam ruangan. Sang aktor harus berakting natural yang logis
sebagaimana seseorang memasuki ruang makan untuk menyantap makanan. Apabila
karakternya adalah seorang bangsawan, maka ia harus bisa menggeser kursi
layaknya bangsawan. Jenis steak yang dimakan juga harus dipahami untuk mengerti
bagaimana cara memakannya: apakah harus dikunyah lebih perlahan atau dengan
kekuatan karena teksturnya yang tidak lembut. Kesadaran untuk “mengisi
kekosongan penjelasan dialog” semacam ini masih belum dimiliki oleh para
pemeran pendukung: petugas lift di kementerian, para siswa yang membeli
peralatan Weasley, cara teman-teman Dudley bereaksi, serta lainnya.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Musik
dalam film ini sudah baik karena tetap menggunakan musik utama dari seri Harry
Potter sebelumnya dan tambahan-tambahan yang disajikan sudah disajikan sesuai
dengan nuansa adegan ceritanya.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi. Hanya saja, film ini terlalu sering fokus
pada karakter figuran yang bermasalah dalam akting (lihat poin nomor 3, Casting
Choice).
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum. Meskipun kostum dalam film ini berbeda
jauh dari konsep yang sudah dibentuk oleh Harry
Potter and the Sorcerer’s Stone, namun kostum dalam film ini sudah
mengikuti ubahan gaya artistik busana (menjadi lebih kontemporer) yang pertama
kali dilakukan oleh Harry
Potter and the Prisoner of Azkaban.
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual dalam film ini sudah baik. Terdapat beberapa efek visual yang cenderung
menjadi lebih buruk seperti dalam adegan Sirius Black di dalam api. Dalam Harry
Potter and the Goblet of Fire, api yang membentuk Sirius Black terlihat
lebih nyata karena pijar api membentuk wajah Black sedangkan dalam The Order of
the Phoenix, wajah Black hanya muncul seperti bayangan di dalam kobaran api dan
terlihat lebih palsu. Efek visual lain seperti kemunculan kawanan Centaur,
meskipun tidak buruk, juga tidak menunjukkan adanya kemiripan desain atau
pengembangan teknologi yang signifikan dari Harry
Potter and he Sorcerer’s Stone. Perbedaan-perbedaan artistik dalam detil
semacam ini sebenarnya sangat disayangkan karena membuat nuansa filmnya tidak
konsisten dengan film-film sebelumnya. Meski demikian, film ini tetap
menyajikan efek visual yang baik—terlihat jelas pada adegan duel besar antara
Voldemort dan Dumbledore yang jauh mengalami peningkatan dibandingkan dengan
duel Harry melawan Voldemort dalam The
Goblet of Fire. Hasil presentasi film ini berbeda dengan film pertama, ke
dua, dan ke tiga Harry Potter yang memiliki gaya presentasi yang khas, namun
lebih konsisten dengan gaya presentasi The
Goblet of Fire yang lebih “mainstream”.
Warna, pencahayaan, dan aspek rasio dalam film ini sudah baik.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Harry
Potter and the Order of the Phoenix mendapatkan tanggapan yang lebih negatif
dibandingkan film-film sebelumnya. Namun secara umum, film ini tetaplah
diterima dengan baik oleh penonton terutama yang belum pernah membaca novelnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa meskipun respons positif penonton berkurang, film
ini tetaplah mendapatkan respons yang positif.
93% liked this film Google users |
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
10 Intentional
Match
Dengan
beberapa hasil karya sutradara David Yates sebelumnya yang membahas isu
politik, Harry Potter and the Order of the Phoenix dikerjakan dengan fokus yang
kuat pada isu politik di dunia sihir: birokrasi dalam kementerian, konspirasi,
pemerintah yang sewenang-wenang, hingga pemberontakan generasi muda. Sisi
politik ini telah disajikan dengan baik dan tetap melanjutkan narasi dalam seri
Harry Potter. Pada akhirnya, Harry Potter and the Order of the Phoenix telah
memenuhi visi dari penciptanya dan dapat dengan baik melanjutkan seri Harry
Potter tanpa ada kesan “perbedaan” yang terlalu besar dari film sebelumnya
sehingga film ini tidak tampak “out of
place” dalam jajaran seri Harry Potter.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Menurut
saya, keterlibatan David Yates dalam seri Harry Potter adalah salah satu
bencana yang benar-benar membuat seri Harry Potter kehilangan pesonanya. Saya
benar-benar kebingungan mengikuti alur cerita film ini karena ada banyak sekali
kekurangan dalam hal logika, konsistensi, dan pemilihan pemain. Untung saja,
film ini memberikan sajian efek visual yang memukau dalam duel Voldemort
melawan Dumbledore yang membuat saya masih bisa memaafkan kekurangan-kekurangan
dalam film ini. Saya tidak begitu mempermasalahkan perbedaan artistik dalam
film ini karena toh film ini disajikan mengikuti gaya artistik The Goblet of Fire—meskipun tidak sama
persis. Namun keterlibatan David Yates akan semakin menghancurkan pesona Harry
Potter dalam film selanjutnya yakni Harry
Potter and the Half-Blood Prince. Pada akhirnya, saya memahami tentang
pentingnya ramalan Harry yang diincar Voldemort—namun itu karena saya mencari
tahu di luar filmnya hingga mencari tahu sejarah hidup Voldemort dan bagaimana
dahulu sebuah ramalan yang dimanipulasi oleh Severus Snape berhasil membuat
Voldemort dikalahkan. Meskipun informasi-informasi semacam ini tersedia di
dalam buku atau di berbagai forum, sebuah film haruslah berdiri sendiri sebagai
sebuah film yang baik, bukan sebagai sebuah adaptasi yang baik. Menghilangkan
penjelasan-penjelasan kunci yang mengikat kisah masa lalu dan masa depan Harry
bukan hanya menjadikan film ini sebagai adaptasi yang kurang baik, tetapi juga
sebuah film yang kurang baik. I do not hate
it—as a matter of fact I enjoyed the movie quite well. It’s different and fun, I guess. It moves the story forward and gives
you Dolores Umbridge. That’s all I have to say, nothing more.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
02 Awards
Data IMDb menyebutkan bahwa
film ini memenangkan 16 penghargaan dan 47 nominasi. Hal ini merupakan pencapaian yang baik dan merupakan
peningkatan dibandingkan dengan Harry
Potter and the Goblet of Fire.
03 Financial
Dari
dana sebesar $200 juta, Harry Potter and the Order of the Phoenix berhasil
menjual tiket sebesar $940 juta. Film ini terkena skandal manipulasi keuangan
perusahaan ketika dilaporkan bahwa The Order of the Phoenix mengalami kerugian
sebesar $167 juta padahal berhasil menjual tiket dengan angka yang besar. Terlepas
dari permasalahan tersebut, apabila kita melihat jumlah biaya pembuatan dengan
jumlah penjualan tiket, maka dapat disimpulkan bahwa The Order of the Phoenix
merupakan sebuah film yang sukses secara finansial. Lagipula, apabila film ini
memang benar-benar merugi, maka Warner Bros mungkin tidak akan melanjutkan seri
Harry Potter. Angka penjualan DVD film ini juga tergolong baik yakni sebanyak
11 juta kopi DVD berhasil dijual ketika DVD film ini pertama kali dirilis.
Angka penjualan itu belum digabungkan dengan penjualan VCD, HD-DVD, dan
Blu-ray. DVD yang dijual di Amerika saja sudah menghasilkan uang sebesar lebih
dari $230 juta.
Harry Potter and the Order of
the Phoenix (2007) Theatrical
Performance |
||
Domestic
Box Office |
$292,137,260 |
|
International
Box Office |
$648,606,680 |
|
Worldwide
Box Office |
$940,743,940 |
|
Home Market Performance |
||
Est.
Domestic DVD Sales |
$230,705,546 |
|
Est.
Domestic Blu-ray Sales |
$5,225,629 |
|
Total
Est. Domestic Video Sales |
$235,931,175 |
|
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
04 Critics
Sama
halnya dengan mayoritas penonton, kalangan kitikus memberikan tanggapan yang
semakin negatif untuk Harry Potter and the Order of the Phoenix. Tanggapan
positif yang diterima oleh film pertama, ke dua, dan ke tiga mulai menurun
dalam The Goblet of Fire dan semakin
turun dalam The Order of the Phoenix. Meski begitu, film ini masih
dikategorikan sebagai film yang “Favorable”
atau tetap disukai oleh para kritikus.
05 Longevity
Film
ini memiliki masa hidup yang baik karena masih tetap populer bahkan setelah
berusia lebih dari 10 tahun. Bahkan, tanggapan negatif yang dahulu dilayangkan
kepada film ini berangsur-angsur menjadi lebih positif—meskipun tidak
signifikan.
Final Score
Skor
Asli : 8.5
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 8.5/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : Harry Potter and the Order of
the Phoenix
Rilis : 2007
Format : VCD [|||] Blu-ray
Disc [||]
Kode
Warna : PAL [VCD], Full-HD
1080p/24-60hz [Blu-ray Disc]
Fitur : [khusus Blu-ray Disc] Following
Natalia Tena/Nymphadora Tonks, in-movie experience/focus, trailers, games
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
Amazon VOD: |
|
iTunes: |
|
Google Play: |
|
Vudu: |
***
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
Spesifikasi Buku
Judul : Harry
Potter and the Order of the Phoenix
Penulis : J.K.
Rowling
Terbit : 21
Juni 2003
Halaman : 766
(versi UK), 870 (versi Amerika)
Penerbit : Scholastic
(UK), Bloomsbury (Amerika)
Bonus Trivia :
Dilihat dari jumlah halamannya, buku ini merupakan novel terpanjang dalam seluruh
seri Harry potter. Dalam waktu 24 jam, buku ini sudah terjual sebanyak 5 juta
kopi. Sehari sebelum bukunya dijual yakni pada tanggal 20 Juni, terdapat ribuan
orang yang mengantre di toko-toko buku untuk mendapatkan cetakan pertama novel
ini. Dua pnghargaan yang penting untuk disebutkan diraih oleh novel ini adalah
American Library Association Award dan Oppenheim Toy portfolio 2004 Gold Medal.
Read the complete
over-70-pages-long Reviews divided into 8 parts:
Harry
Potter and the Sorcerer’s Stone [2001]
Harry
Potter and the Chamber of Secrets [2002]
Harry
Potter and the Prisoner of Azkaban [2004]
Harry
Potter and the Goblet of Fire [2005]
Harry
Potter and the Order of the Phoenix [2007]
Harry
Potter and the Half-Blood Prince [2009]
Harry
Potter and the Deathly Hallows Part 1 [2010]
Harry
Potter and the Deathly Hallows Part 2 [2011]
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©2007/Warner Bros/Harry
Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved.
©2007/Warner Bros/Harry Potter and the Order of the Phenix/All Rights Reserved. |