Review Film Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009) Ketenangan Hogwarts Sebelum Bencana [Magical Calm Before the Storm]

 

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

Review Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009) Ketenangan Hogwarts Sebelum Bencana [Magical Calm Before the Storm]

Oleh Skywalker HunterNabil Bakri

“I'm not afraid of the name, Professor. I'm going to tell you something, something others have only guessed at. It's true. I am the Chosen One. Only I can destroy him. But in order to do so, I need to know what Tom Riddle asked you that night in your office all those years ago. And I need to know what you told him. Be brave, Professor, be brave like my mother. Otherwise, you disgrace her. Otherwise, she died for nothing. Otherwise, the bowl will remain empty forever.”—Harry Potter

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Edisi Review Singkat+PLUS

Genre             : Fantasi

Rilis                 :

Domestic Releases:

July 15th, 2009 (Wide) by Warner Bros.
July 15th, 2009 (IMAX) by 
Warner Bros.
September 2nd, 2018 (Limited), released as Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009) (Re-Release)

International Releases:

July 15th, 2009 (Wide) (Australia)
July 15th, 2009 (Wide), released as Harry Potter en de halfbloed prins (
Netherlands)
July 15th, 2009 (Wide) (
New Zealand)
July 15th, 2009 (Wide) (
United Kingdom)
July 17th, 2009 (Wide), released as Harry Potter a polovičný princ (
Slovakia)
... Show all releases

Video Release:

December 8th, 2009 by Warner Home Video

MPAA Rating:

PG for scary images, some violence, language and mild sensuality

Durasi             : 153 menit

Sutradara       : David Yates

Pemeran         : Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson, Jim Broadbent, Helena Bonham Carter, Robbie Coltrane, Warwick Davis, Michael Gambon, Alan Rickman, Maggie Smith, Timothy Spall, David Thewlis, Julie Walters

Episode           : -

Read the complete over-70-pages-long Reviews divided into 8 parts:

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone [2001]

Harry Potter and the Chamber of Secrets [2002]

Harry Potter and the Prisoner of Azkaban [2004]

Harry Potter and the Goblet of Fire [2005]

Harry Potter and the Order of the Phoenix [2007]

Harry Potter and the Half-Blood Prince [2009]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 1 [2010]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 [2011]

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

Sinopsis

Kembalinya Voldemort membuat seluruh dunia sihir menjadi kacau. Tidak hanya itu, kekacauan yang ditimbulkan oleh Voldemort juga memengaruhi kehidupan para Muggle. Para Death Eaters senantiasa melakukan teror menghancurkan properti Muggle dan menculik banyak penyihir yang dianggap musuh Voldemort. Para pelahap maut bahkan menculik Ollivander, sang pemilik toko tongkat ajaib. Di tengah semua kekacauan itu, Harry hidup menyendiri dan melakukan berbagai perjalanan. Sebelum Harry sempat berkencan dengan gadis yang ia sukai, Dumbledore datang dan memintanya untuk ikut menemui Profesor Horace Slughorn. Dumbledore ingin meminta Profesor Slughorn untuk kembali mengajar Ilmu Ramuan di Hogwarts. Ia mengajak Harry karena ia tahu bahwa Slughorn senang dan merasa bangga bisa mengajar murid-murid yang terkenal atau sukses. Karena Harry adalah seorang siswa yang populer, Slughorn bersedia kembali menjadi guru di Hogwarts. Harry kemudian diantar menuju kediaman Weasley oleh Dumbledore dan ia bertemu dengan Ron serta Hermione. Mereka bertiga membicarakan mengenai situasi dunia sihir yang semakin mencekam. Menurut Harry, mereka semua tidak perlu merasa takut selama Dumbledore masih hidup. Kepala sekolah Hogwarts itu adalah satu-satunya penyihir yang ditakuti oleh Lord Voldemort. Sebelum berangkat menuju Hogwarts, Harry curiga bahwa Malfoy telah direkrut menjadi Death Eaters. Untuk memastikan, Harry menggunakan jubah menghilang miliknya untuk memata-matai Malfoy di dalam kereta. Sayangnya, Malfoy mengetahui keberadaan Harry dan berhasil menyerangnya. Harry pun gagal menggali informasi yang ia cari.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

Sesampainya di Hogwarts, Harry mendapat perintah dari Dumbledore untuk mendekati Profesor Slughorn dan menggali informasi darinya mengenai Lord Voldemort. Menurtnya, Slughorn mengetahui sebuah rahasia yang bisa membantu mereka mengalahkan Voldemort. Profesor Slughorn menyambut kedatangan Harry di kelas ramuannya. Ia mengizinkan Harry dan Ron mengambil buku pelajaran yang disimpan di dalam lemari. Karena mereka berdua terlambat masuk ke dalam kelas, hanya tinggal tersisa dua buku cetak: satu masih dalam keadaan bagus, sedangkan yang satunya sudah lusuh. Harry dan Ron berebut mendapatkan buku yang masih bagus tetapi akhirnya buku itu berhasil didapatkan oleh Ron. Profesor Slughorn memberikan tugas pertama kepada semua siswa untuk membuat sebuah ramuan. Sebagai imbalannya, siswa yang berhasil membuat ramuan dengan sempurna akan mendapatkan ramuan Felix Felicis atau Liquid Luck (cairan keberuntungan). Buku cetak lusuh yang dipegang oleh Harry tampaknya milik seseorang bernama Half-Blood Prince. Buku itu penuh dengan coretan dan catatan yang mengoreksi kesalahan-kesalahan informasi yang ada di dalam buku. Ketika teman-teman sekelasnya mengikuti petunjuk salah yang ada di dalam buku, Harry adalah satu-satunya yang berhasil membuat ramuan dengan mengikuti petunjuk yang ditulis oleh Half-Blood Prince. Ia pun mendapatkan Felix Felicis yang kemudian ia simpan untuk berjaga-jaga.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

Karena Harry Potter adalah seorang siswa berprestasi dalam bidang ramuan (berkat buku cetak milik Half-Blood Prince), ia pun menjadi murid kebanggaan Profesor Slughorn dan ikut diundang ke berbagai acara perjamuan khusus siswa-siswa unggulan yang diadakan oleh Slughorn. Salah satu siswa unggulan Hogwarts yang pernah diundang dalam jamuan-jamuan semacam itu oleh Slughorn adalah Tom Riddle alias Lord Voldemort. Dumbledore ingin mengetahui apa pembicaraan penting di antara Slughorn dan Voldemort di salah satu acara perjamuan. Harry secara terang-terangan meminta Profesor Slughorn untuk menceritakan yang sebenarnya, namu Slughorn menolaknya. Agar berhasil menggali informasi dari Slughorn, Harry akhirnya meminum Felix Felicis. Ia pun berhasil mendapatkan informasi lengkap dari Slughorn yang mengungkapkan bahwa Voldemort membuat alat-alat ajaib bernama Horcrux yang digunakan untuk menyimpan bagian jiwa Voldemort yang bisa membuatnya abadi. Dari perbincangan antara Voldemort dan Slughorn, dapat disimpulkan bahwa Voldeort memiliki 7 Horcrux. Harry dan Dumbledore pun harus segera menemukan Horcrux-horcrux itu agar bisa mengalahkan Voldemort. Selama Harry bersekolah di Hogwarts, sudah ada dua Horcrux yang berhasil dihancurkan yakni buku harian Tom Riddle dan cincin milik ibu Tom. Harry dan Dumbledore bergegas mencari Horcrux berikutnya yang berupa sebuah liontin. Namun, misi mereka menjadi misi yang sangat berbahaya dan pada akhirnya mengakhiri nyawa seorang penyihir yang sangat dekat dengan Harry.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Harry Potter and the Half-Blood Prince seharusnya merupakan sebuah film Fantasi. Namun pada kenyataannya, film ini mencoba untuk membagi konsep Fantasi dengan konsep Drama Romantis. Pada akhirnya, ada banyak detil cerit yang tidak logis, terutama pada detil konsep Drama Romantis yang disajikan dan berakibat langsung kepada Konsistensi cerita film ini. Sama seperti Drama Romantis pada umumnya, perasaan cinta seseorang adalah sebuah hal yang tidak masuk akal dan tidak dapat dijelaskan. Namun, proses seseorang jatuh cinta haruslah dapat dijelaskan secara runtut agar proses percintaan seseorang dengan pujaan hatinya menjadi logis. Perasaan cinta seorang pemuda miskin kepada gadis kaya adalah perasaan yang tidak logis dan terlalu mengada-ada. Jika perasaan itu diterima dan keduanya benar-benar menjadi pasangan, maka perlu ada sebuah penjelasan yang masuk akal karena secara logis hubungan mereka tidak akan berhasil: cinta kepada seorang artis saja tidak menjamin akan bisa hidup bersama dengan dirinya. Maka dalam film Titanic, misalnya, perasaan yang tidak dapat dijelaskan ini prosesnya dijelaskan secara rinci: bagaimana Jack bisa bertemu dengan Rose dan mengapa Rose tertarik kepada Jack. Apabila Jack tidak memenangkan tiket kapal Titanic, dia bukan seorang seniman, Rose tidak sedang depresi dan cinta kepada tunangannya, maka perasaan cinta Jack hanya sebatas rasa cinta saja. Penjelasan yang runtut dan logis semacam ini sama sekali tidak ada dalam Harry Potter and the Half-Blood Prince. Padahal, kisah percintaan karakter-karakter utama dalam film ini penting dalam keseluruhan narasi Harry Potter: Hermione dan Ron akan menikah, sedangkan Harry dan Ginny akan menikah. Tentunya posisi mereka sebagai tokoh utama memerlukan eksplorasi cerita yang lebih mendalam dan serius.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

Review Skywalker dengan tegas memisahkan film dari bukunya dan menganggap bahwa sebuah film tidak bisa dinyatakan buruk hanya karena tidak sesuai dengan bukunya—dengan catatan ketidaksesuaian itu sendiri sudah baik. Apabila buku itu menyediakan penjelasan yang lebih kuat dan berpengaruh pada kisah ke depannya, maka tidak ada alasan untuk mengubahnya kecuali penulis skenario bisa benar-benar menjustifikasi perubahan tersebut. Permasalahan dalam film ini muncul karena bukunya telah menyediakan penjelasan-penjelasan yang baik mengenai proses percintaan tokoh-tokoh utamanya, tetapi diabaikan atau tidak dieksekusi dengan baik dalam filmnya. Proses percintaan Harry dengan Ginny, misalnya, terjadi tanpa adanya rajutan kejadian yang jelas-jelas membuat keduanya semakin dekat. Selain masalah logika drama percintaan yang dipaksakan, film ini juga sebenarnya masih memiliki masalah pada detil konsep Fantasinya yang diperlihatkan dari tindakan-tindakan para karakternya. Film ini menceritakan keadaan mencekam setelah Voldemort bangkit dan menimbulkan kekacauan di seluruh negeri sampai membuat kementerian sihir kewalahan. Namun di awal film, Harry justru berkelana seorang diri seolah-olah tidak ada masalah besar. Posisinya dalam persatuan perlawanan Voldemort juga tidak jelas—padahal tidak ada lagi alasan menyembunyikan informasi-informasi penting dari Harry. Ketika Harry menceritakan kecurigaannya terhadap Malfoy, Lupin meragukannya. Keraguan tersebut tentu saja kurang logis mengingat bahwa kecurigaan itu berasal dari Harry (dalam The Prisoner of Azkaban, Lupin pernah meragukan Harry ketika melihat Peter Pettigrew di dalam Marauder’s Map). Bahkan, Ron dan Hermione meragukan kecurigaan Harry bahwa Malfoy kemungkinan direkrut menjadi Death Eater. Apabila mereka berdua adalah “satu-satunya” teman Harry yang percaya ketika Harry menyatakan bahwa Voldemort telah bangkit, maka kurang logis jika mereka tidak percaya kepada Harry bahwa Malfoy sedang terlibat dalam rencana besar Voldemort. Meskipun konsep Fantasi dalam film ini secara umum sudah baik, masih ada cukup banyak masalah logika dalam hal detil cerita.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini tidak konsisten. Harry Potter and the Half-Blood Prince mengalami kebingungan dalam fokus cerita: apakah melanjutkan pokok cerita Harry Potter yakni mengenai seberapa seriusnya kebangkitan Voldemort, atau drama percintaan remaja. Bahkan, misteri yang dijanjikan dalam judul filmnya sendiri sama sekali tidak dieksplorasi dan tidak memiliki dampak apapun pada keseluruhan cerita. Dalam Harry Potter and the Sorcerer’s Stone, jelas sekali bahwa Sorcerer’s Stone adalah sebuah benda yang sangat penting—sampai dijadikan judul. Naturally, Sorcerer’s Stone memang menjadi pusat perhatian dalam keseluruhan cerita. Pada entry Harry Potter berikutnya yakni The Chamber of Secrets, The Prisoner of Azkaban, dan The Goblet of Fire, misteri yang disajikan dalam judul filmnya selalu dieksplorasi dengan baik karena berpengaruh besar pada keseluruhan cerita. Eksplorasi ini mulai dihilangkan dalam Harry Potter and the Order of the Phoenix yang disutradarai oleh sutradara yang sama dengan The Half-Blood Prince. Di dalam The Order of the Phoenix, keberadaan kelompok perlawanan dan bola ramalan merupakan hal yang sangat penting karena menjadi alasan kuat bagi Voldemort dan Harry untuk kembali dipertemukan secara langsung. Sayangnya, kedua hal itu tidak dieksplorasi dengan baik: apa signifikansinya kelompok perlawanan dan bola ramalan? Jika logika pertanyaan ini digunakan untuk The Half-Blood Prince, maka pertanyaannya menjadi “Apa signifikansinya nama Half-Blood Prince disebutkan di judul film?—mengapa sosok ini penting sekali dan apa pengaruhnya pada keseluruhan cerita?”

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

Harry Potter and the Half-Blood prince tidak konsisten karena tidak lagi melanjutkan narasi dari film sebelumnya secara langsung dan memilih mengalihkan cerita (detour) pada drama percintaan tokoh-tokohnya. Bukannya mengeksplorasi lebih jauh kisah masa lalu Tom Riddle yang berpengaruh pada masa lalu Severus Snape—yang berpotensi menjelaskan apa signifikansinya nama Half-Blood Prince, atau kisah-kisah kekacauan dan perjuangan antar dua kubu penyihir yang bertikai, film ini justru banyak berfokus pada kisah cinta Ron dengan Lavender Brown. Bahkan, kisah percintaan yang disajikan pun tidak konsisten; bukannya mengeksplorasi kisah cinta Harry dan Ginny atau Hermione dan Ron yang benar-benar berpengaruh pada kisah selanjutnya, film ini malah “bermain-main” menceritakan kisah cinta yang dull di antara pemain-pemainnya. Drama Romantis dalam film yang memasuki babak serius ini diturunkan “derajatnya” menjadi sebuah Komedi Romantis yang sangat bertolak belakang dengan tataran narasi yang semakin genting—it is not the time for such explorations. Tambahan-tambahan atau pengalihan cerita ini selain membuat alur ceritanya tidak konsisten, juga membuat durasi film ini menjadi terlalu panjang tetapi hanya sedikit saja poin narasi penting yang diceritakan—dragged.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Tidak ada keluhan dalam pemilihan aktor. Permasalahan dalam akting figuran yang ada pada The Order of the Phoenix sudah diperbaiki dalam The Half-Blood Prince. Adapun permasalahn akting dalam film ini kemungkinan besar bukan dikarenakan aktor yang tidak pandai berakting, tetapi dari dialog dengan logika dan konsistensi yang kurang baik.

04 Music Match

Harry Potter merupakan sebuah film serial yang telah memiliki musik khasnya sendiri (signature score). Namun, memiliki signature score saja tanpa implementasi yang tepat tetap tidak cukup untuk mendukung jalannya cerita melalui musik. Permasalahan dalam film ini adalah katalog musik yang sudah dimiliki oleh franchise Harry Potter tidak diimplementasikan dengan baik dan film ini seolah-olah ingin melepaskan nuansa musik khas Harry Potter untuk membentuk nuansa sendiri. Hal semacam ini merupakan langkah yang perlu diapresiasi apabila The Half-Blood Prince bukanlah bagian dari sebuah seri atau merupakan sebuah remake/reboot. Karena film ini adalah bagian dari sebuah seri, maka setiap detil yang dapat mengikat posisinya di dalam seri sangatlah diperlukan dan memang seharusnya disajikan. Musik khas Harry Potter yang disajikan belum mampu mengingatkan penonton pada nuansa film-film Harry Potter sebelumnya, musik dalam adegan romantis belum berhasil menguatkan aura romantis, dan musik dalam adegan mendebarkan belum mampu mempertegas keseriusan permasalahan yang dihadapi oleh karakter-karakternya.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

05 Cinematography Match

Secara umum, sinematografi dalam film ini sudah baik. Namun, ada beberapa masalah besar yang menganggu jalannya cerita dan berkaitan dengan poin Special Effects. Seringkali karakter dan lokasi dalam film ini direkam dari jarak yang jauh sehingga sulit bagi penonton untuk mengetahui siapa saja yang terlibat. Kesulitan semacam ini tentunya berpengaruh pada jalannya cerita. Sebagai contoh, film ini dibuka dengan penculikan Ollivander. Namun, kejadian tersebut direkam dari jarak yang jauh sehingga penonton akan kesulitan mengetahui bahwa yang diculik adalah Ollivander. Bisa saja film ini menyembunyikan identitas Ollivander, tetapi setidaknya film ini bisa memperlihatkan toko tongkat sihir Ollivander’s dengan jelas sehingga penonton mengerti. Penculikan ini sangat penting dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows. Berbagai adegan dengan dialog yang intim juga seringkali disajikan dari jarak yang jauh sehingga penonton kesulitan mengamati ekspresi para tokohnya. Pengambilan-pengambilan gambar yang lebih mengutamakan tampilan seluruh set ketimbang tampilan yang lebih variatif ini merupakan ciri yang umum dijumpai dalam serial televisi atau sinetron—dalam sinetron yang berjumlah 4 orang tokoh, kamera akan berusaha menampilkan semua tokoh di dalam layar. Gaya semacam ini dapat dimaklumi karena sutradara David Yates memang sebelumnya berkiprah di dunia televisi. Namun, gaya ini tidak begitu berhasil menunjukkan emosi dari para pemerannya—apalagi film ini dimaksudkan untuk mengeksploitasi emosi para karakternya. Selain itu, ada banyak adegan yang ditampilkan terlalu gelap (berkaitan dengan poin Special Effects) dan adegan aksi yang terlalu cepat atau tidak terarah. Gaya pergerakan kamera yang bergetar dan tidak tentu arah semacam ini merupakan gaya yang cocok digunakan dalam film Horror, tetapi tidak cocok dalam film Fantasi khususnya Harry Potter karena penonton menjadi kesulitan untuk melihat adegan aksi yang sedang terjadi.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual film ini seperti objek yang ditambahkan secara digital (CGI) secara umum sudah baik. Namun, sajian visual presentasi film ini masih kurang baik. Adegan-adegan dalam film ini diberi sentuhan warna yang terlalu gelap dan kabur sehingga 1) memisahkan film ini dari karakteristik pencahayaan seri Harry Potter (segelap-gelapnya kejadian, penonton masih tetap bisa menyaksikan semua detil dengan jelas), dan 2) membuat adegan-adegan yang disajikan sulit dilihat yang akibatnya mengganggu poin sinematografi dan mengaburkan peranan penting pemilihan latar belakang. Selama proses pembuatan, lokasi pengambilan gambar memiliki pencahayaan yang sangat baik dan lebih konsisten dengan gaya pencahayaan film-film Harry Potter sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa efek warna gelap dalam film ini murni dilakukan selama proses editing yang disengaja oleh penciptanya. Salah satu ciri khas film Fantasi yang umum adalah kenyataan bahwa genre ini bukanlah genre Horror. Maka, bukannya ingin menyembunyikan misteri yang penuh kengerian seperti dalam genre Horror, genre Fantasi justru ingin menampilkan segala wujud keajaiban yang dapat disajikan. Pola ini terjadi berulang-ulang dalam genre Fantasi pada umumnya, bahkan dalam film-film Harry Potter yang sebelum [dan sesudah]-nya.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

Film Harry Potter and the Goblet of Fire cukup disukai oleh penonton umum meskipun cukup dibenci oleh penggemar novelnya—kasus sebaliknya terjadi pada Harry Potter and the Order of the Phoenix. Namun untuk pertama kalinya, Harry Potter and the Half-Blood Prince berhasil membuat penonton umum maupun penggemar bukunya sepakat memberikan tanggapan yang, meskipun secara umum masih positif, jauh lebih negatif dibandingkan dengan film-film sebelumnya.

7.6/10  IMDb

84%    Rotten Tomatoes

78%    Metacritic

93%    liked this film Google users

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Harry Potter and the Half-Blood Prince dimaksudkan untuk melanjutkan entry Harry Potter sebelumnya. Sejak awal, sutradara David Yates sengaja mengalihkan fokus film ini dari sebuah Fantasi menjadi sebuah Drama Romantis. Pada akhirnya, film ini tidak berhasil melanjutkan narasi dari film sebelumnya secara langsung dan upaya mengalihkan fokus cerita Fantasi menjadi Drama Romantis juga tidak berhasil karena kisah percintaan dalam film ini memiliki banyak sekali masalah (seperti yang sudah disebutkan dalam poin Logika dan Konsistensi cerita). Film ini bahkan tidak berhasil membahas signifikansi penyebutan nama Half-Blood Prince dalam judulnya sendiri.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Harry Potter and the Half-Blood Prince merupakan entry Harry Potter paling buruk bagi saya. Film ini sama sekali tidak terkesan seperti sebuah film Harry Potter yang sebelumnya berhasil menyeimbangkan kadar misteri, fantasi, drama, dan aksi menjadi sebuah film yang setidaknya menyenangkan untuk ditonton. Selain alur ceritanya yang memang tidak jelas, presentasi film ini benar-benar membuat mata saya sakit karena pilihan artistik pencahayaan pasca-produksi yang saya anggap sebagai sebuah keputusan yang salah. Apa signifikansinya membuat seluruh adegan tampak lebih gelap dan kabur? Dalam mengamati sebuah film, saya selalu bertanya “Kenapa?” dalam berbagai aspek. Apabila sudut pengambilan gambar yang digunakan berhasil menyajikan tampilan pemandangan yang indah, maka saya akan bertanya, “Apa signifikansinya pada jalannya cerita?”—sinematografi yang indah dalam film seharusnya tidak berfungsi sebatas sebagai tontonan yang indah, tetapi harus memiliki tujuan yang jelas dan merangkap sebagai alat untuk melanjutkan cerita. Seseorang bisa saja memotret pemandangan sebuah taman dengan alasan, “Taman ini indah,” tetapi sinematografi sebuah film harus memiliki konsep yang lebih jelas dan praktis: “Apa signifikansinya pemandangan taman ini direkam dan dimasukkan dalam adegan film?”. Permasalahan artistik semacam ini berkaitan erat dengan masalah teknis sebuah film yakni durasi. Karena durasi sebuah film terbatas, maka setiap adegan yang disajikan harus sebisa mungkin meaningful. Apabila tidak ada alasan yang praktis untuk menyajikan The Half-Blood Prince dengan penuh kegelapan, mengapa dilakukan? Apa yang ingin disembunyikan? Nuansa apa yang ingin digali? Harry Potter and the Prisoner of Azkaban tetap mampu menunjukkan kegelapan walau filmnya sendiri penuh dengan warna-warni yang cerah. Terlebih lagi, The Half-Blood Prince memiliki bobot drama percintaan dan komedi yang cukup besar—dua hal yang bertolak belakang dengan nuansa kelam. Harry Potter and the Half-Blood Prince is that kind of a movie in a series—that its only connection to the series lies on its title but nothing more.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

02 Awards

Berdasarkan data yang disediakan oleh IMDb, Harry Potter and the Half-Blood Prince menerima 9 penghargaan dan 39 nominasi. Angka ini merupakan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan film-film sebelumnya—bahkan lebih buruk dibandingkan dengan Harry Potter and the Goblet of Fire yang sebelumnya umum dinyatakan sebagai entry Harry Potter yang paling lemah.

03 Financial

Film ini dibuat dengan dana sebesar $250 juta dan berhasil menjual tiket sebesar $930 juta. Penjualan DVD film ini juga fantastis: 840 ribu keping DVD terjual dalam hitungan jam setelah dirilis di Inggris, dan menjadi DVD terlaris tahun 2009 di Amerika dengan total penjualan sebanyak 4,199,622 keping.

Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$302,089,278

Details

International Box Office

$628,583,889

Details

Worldwide Box Office

$930,673,167

Home Market Performance

Est. Domestic DVD Sales

$126,175,535

Details

Est. Domestic Blu-ray Sales

$51,280,060

Details

Total Est. Domestic Video Sales

$177,455,595

Further financial details...

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

04 Critics

Film ke-6 Harry Potter ini mendapatkan tanggapan beragam yang cenderung negatif dari kritikus film. Meski demikian, entah mengapa seiring berjalannya waktu tanggapan kritikus menjadi lebih positif terutama penilaian yang disampaikan melakui platform online seperti Rotten Tomatoes dan Metacritic. Setelah mencuat skandal manipulasi penilaian kritikus dari film Captain Marvel, maka perubahan-perubahan semacam ini tidak lagi mengagetkan. Karena kritikus film profesional sebagian besar—dare I say—tidak dapat diandalkan, maka sistim Skywalker sejak awal sengaja hanya menjadikan penilaian kritikus sebagai tambahan pertimbangan, tidak lebih. Terlalu banyak kritikus yang terlampau subjektif dan terlampau mudah berubah-ubah cara pandangnya mengikuti arah uang atau politik.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

05 Longevity

Berkat posisi seri Harry Potter yang secara umum masih kuat dan populer, film ini pun masih tetap populer bahkan setelah berusia lebih dari 10 tahun. Tanggapan-tanggapan kritikus dan penonton yang sebelumnya lebih negatif pun, pada tahun 2021, mulai mengarah pada tanggapan yang positif.

Final Score

Skor Asli                     : 5.5

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 5.5/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Harry Potter and the Half-Blood Prince

Rilis                 : 2009

Format             : VCD [|||] Blu-ray Disc [||]

Kode Warna    : PAL [VCD], Full HD 1080p/60 dan 24hz [Blu-ray Disc]

Fitur                : [khusus Blu-ray Disc] Maximum feature mode—behind the scenes access

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

Amazon VOD:

Amazon VODAmazon VOD

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google Play

Vudu:

Vudu

***

Spesifikasi Buku

Judul               : Harry Potter and the Half-Blood Prince

Penulis             : J.K. Rowling

Terbit               : 16 Juli 2005

Halaman          : 607 (UK), 652 (US)

Penerbit           : Scholastic (UK), Bloomsbury (US)

Bonus Trivia    : Sebelum bukunya dijual di toko-toko buku, pengguna Amazon sudah banyak yang melakukan pre-order. Tercatat ada 1,4 juta kopi yang dipesan secara preorder di situs Amazon saja. Dalam waktu 24 jam, buku ini sudah terjual sebanyak 9 juta kopi. Audio Book entry ini juga laris, 165 ribu kopu telah terjual hanya dalam waktu dua hari.

Read the complete over-70-pages-long Reviews divided into 8 parts:

Harry Potter and the Sorcerer’s Stone [2001]

Harry Potter and the Chamber of Secrets [2002]

Harry Potter and the Prisoner of Azkaban [2004]

Harry Potter and the Goblet of Fire [2005]

Harry Potter and the Order of the Phoenix [2007]

Harry Potter and the Half-Blood Prince [2009]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 1 [2010]

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 [2011]

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2009/Warner Bros/Harry Potter and the Half Blood Prince/All Rights Reserved.