Review Animasi Dumbo (1941) Penderitaan Anak Gajah yang Cacat

 

Review Film Dumbo (1941) Penderitaan Anak Gajah yang Cacat

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

“The very things that held you down are gonna carry you up!”—Timothy Q. Mouse

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©1941/Disney/Dumbo/All Rights Reserved.

⸎Sangat mungkin mengandung Spoiler, Anda diharap bijak menyikapinya.

Genre             : Drama (Fabel)—Musikal [Animasi 2D/Hand-drawn Animation]

Rilis                 :

Domestic Releases:

October 23rd, 1941 (Wide)

International Releases:

May 11th, 2012 (Wide), released as Dumbo (re:12) (Australia)

Video Release:

October 27th, 1993 by Walt Disney Home Entertainment

MPAA Rating:

G Rating is for 1972 Re-Issue

Durasi             : 64 menit

Sutradara       :

Supervising Director

Sequence Directors

Pemeran         : Edward Brophy, Verna Felton, Cliff Edwards, Herman Bing, Sterling Holloway, Margaret Wright, Hall Johnson Choi

Episode           : -

Lebih lanjut: Pelajari tentang di balik layar pembuatan Dumbo

Lebih lanjut: Daftar animasi Disney klasik

Sinopsis

Ibu Jumbo (Mrs. Jumbo), seekor gajah sirkus, sangat gelisah karena bayinya belum juga datang ke sirkus. Padahal, para burung bangau sudah mengantarkan anak-anak binatang sirkus lainnya dari surga dan Ibu Jumbo semakin khawatir karena sirkus akan segera pergi melanjutkan perjalanan. Hingga sirkus berangkat menggunakan kereta Casey Jr, tidak ada tanda-tanda kedatangan burung bangau yang bertugas mengantarkan bayi Ibu Jumbo. Namun, burung bangau yang bertugas mengantar bayi gajah sedang mencari keberadaan Ibu Jumbo karena sang bangau tertinggal oleh kelompok bangau sebelumnya—bayi gajah lebih berat untuk diangkat dibandingkan dengan bayi binatang lainnya. Karena Ibu Jumbo sudah berangkat bersama kelompok sirkus menggunakan kereta, Tuan Bangau (Mr. Stork) mendarat di Casey Jr dan mengantarkan bayi gajah dari surga kepada Ibu Jumbo. Setelah menerima bayi itu, Ibu Jumbo memberinya nama Jumbo Junior dan gajah lain dari kelompok sirkus ikut merasa gembira atas kedatangan si bayi gajah. Namun, tak lama kemudian si bayi gajah bersin yang membuat telinganya berkibar. Semua gajah sirkus terkejut karena Jumbo Junior memiliki telinga yang tidak normal: telinganya sangat besar menyerupai sayap. Telinga yang tidak normal itu menjadi perbincangan gajah lainnya yang membuat Ibu Jumbo kesal. Akhirnya, Ibu Jumbo memisahkan diri dari gajah lainnya dan Jumbo Junior kini dipanggil Dumbo (Dumb berarti Bodoh).

Setelah sampai di lokasi tujuan, para gajah dipekerjakan untuk mendirikan tenda. Dumbo kecil yang ceria pun ikut membantu—meskipun baginya tugas itu lebih seperti sebuah permainan. Keesokan harinya, kelompok sirkus melakukan pawai berkeliling kota. Dumbo ikut berbaris di dalam kawanan gajah dan ia merasa sangat gembira. Ia sama sekali tidak mmikirkan tentang telinganya yang tidak normal dan tetap ceria bahkan setelah telinganya mengakibatkan Dumbo jatuh dan tercebur ke dalam lumpur. Ibu Jumbo pun tidak peduli dengan telinga Dumbo dan tetap menyayanginya sebagai anak yang sudah lama dinanti-nanti. Karena Dumbo dianggap “cacat” dan “aneh” (freak), ia dipamerkan di sirkus sebagai salah satu keanehan di dunia. Orang-orang yang melihat Dumbo sama sekali tidak takjub, tetapi mereka justru menghina Dumbo. Ketika seorang anak pengunjung sirkus menindas Dumbo, Ibu Jumbo marah besar karena ingin melindungi Dumbo. Namun, kemarahan Ibu Jumbo membuat sirkus menjadi kacau dan pemimpin sirkus mengurung Ibu Jumbo di sebuah gerbong khusus karena Ibu Jumbo dianggap sebagai seekor gajah gila (mad elephant). Para gajah sirkus menganggap kejadian itu adalah kesalahan Dumbo—Ibu Jumbo tidak akan dipenjara kalau tidak ada Dumbo. Sejak saat itu, Dumbo diasingkan dari kelompok gajah. Beruntung, Dumbo bertemu dengan seekor tikus baik hati bernama Timothy. Tikus itu merasa kasihan kepada Dumbo dan tidak menganggap telinga Dumbo “cacat”. Timothy memutuskan untuk berteman dengan Dumbo dan membantunya melewati berbagai kesulitan di sirkus.

Setelah Ibu Jumbo “dipenjara”, Dumbo tidak memiliki status yang jelas di sirkus. Timothy merasa kalau Dumbo harus tampil di sebuah pertunjukan. Saat itulah Timothy mendengar pembicaraan pemimpin sirkus tentang sebuah atraksi baru yaitu Piramida Gajah. Namun, pemimpin sirkus masih belum tahu siapa yang akan berada di puncak piramida. Maka, Timothy membisikkan nama Dumbo ke telinga pemimpin sirkus saat pemimpin itu tidur. Bisikan itu memengaruhi pikiran pemimpin sirkus dan ia pun mendapat ide untuk menjadikan Dumbo sebagai puncak Piramida Gajah. Saat atraksi Piramida Gajah berlangsung dan tiba giliran Dumbo untuk naik ke puncak tumpukan gajah, terjadi sebuah masalah. Dumbo tanpa sengaja menginjak telinganya sendiri hingga dirinya terpental menghantam Pramida Gajah. Akibatnya, tumpukan gajah itu runtuh dan seluruh sirkus menjadi kacau. Kelompok sirkus akhirnya melanjutkan perjalanan dan Dumbo kini dijadikan badut sirkus. Ketika tampil sebagai badut, Dumbo mendapatkan penindasan yang membuat para penonton tertawa. Kesedihan Dumbo berhasil membuat atraksi badut menjadi sukses. Akhirnya, para badut berencana untuk lebih “menyiksa” Dumbo agar mereka semakin disukai oleh penonton. Ketika salah seorang badut menasihati badut lainnya untuk tidak melukai Dumbo, badut lain tidak memerhatikannya dan menyatakan bahwa gajah terbuat dari karet sehingga tidak merasakan sakit.

Kesuksesannya sebagai badut justru membuat Dumbo semakin sedih. Timothy sama sekali tidak berhasil menghibur Dumbo. Akhirnya, Timothy mengantar Dumbo ke gerbong tempat ibunya dipenjara. Pertemuan Dumbo dengan ibunya membuat hati Dumbo lebih cerah dan gajah kecil itu tidak lagi tenggelam dalam kesedihan—meskipun ia hanya bertemu sebentar dengan ibunya dari balik jeruji besi. Ketika kembali ke barisan tenda sirkus, Dumbo mengalami cegukan dan Timothy menyarankannya untuk minum air dari ember. Mereka tidak tahu bahwa air dalam ember itu sudah tercampur dengan minuman beralkohol. Akhirnya, Dumbo dan Timothy menjadi sangat mabuk setelah meminum air dari ember dan mereka berhalusinasi tentang atraksi para gajah berwarna pink. Setelah itu, mereka tidak sadarkan diri. Keesokan harinya, Dumbo dan Timothy ditemukan oleh sekelompok gagak. Anehnya, Dumbo dan Timothy berada di atas pohon. Mereka sama sekali tidak ingat dengan apa yang terjadi dan bagaimana mereka bisa sampai di atas pohon. Para gagak mengatakan kemungkinan Dumbo terbang sampai ke atas pohon. Pada mulanya, Timothy sama sekali tidak percaya kalau Dumbo bisa terbang sampai ke atas pohon. Namun ketika mengingat telinga Dumbo yang sangat lebar, Timothy merasa yakin kalau Dumbo bisa terbang. Apakah Dumbo benar-benar bisa terbang? Apakah para badut benar-benar akan memaksa Dumbo untuk tampil dalam atraksi yang membahayakan nyawanya? Bagaimanakah nasib Ibu Jumbo yang masih berada di dalam “penjara”?

They're giving him the cold shoulder. Poor little guy. There he goes, without a friend in the world. Nobody to turn to.”—Timothy Q. Mouse

01 Story Logic

Dumbo merupakan sebuah animasi Musikal yang termasuk ke dalam kategori Fabel. Dalam sistem penilaian Skywalker, tidak semua cerita tentang binatang dapat dikategorikan sebagai Fabel. Cerita-cerita Fabel haruslah menampilkan dinamika hubungan antara manusia dan hewan atau fakta bahwa karakter di dalam ceritanya adalah hewan merupakan poin yang penting dalam keseluruhan cerita. The Lion King, misalnya, menceritakan tentang kawanan singa dan binatang-binatang liar di Afrika, tetapi tidak ada dinamika hubungan antara binatang dengan manusia atau penekanan pada kenyataan bahwa karakternya adalah binatang yang berperilaku seperti manusia. Pengertian yang diformulasikan oleh Skywalker Hunter ini memang cukup rumit. Untuk itu, kita dapat melihat film-film lain sebagai contoh. Cerita Fabel yang ideal dan populer adalah Animal Farm, Chicken Run, dan Barnyard. Hal ini karena film-film tersebut menampilkan dinamika hubungan antara manusia dan binatang tanpa unsur Fantasi (sihir atau keajaiban) dan fakta bahwa para binatang adalah binatang sungguhan merupakan poin yang penting (dalam Animal Farm, penting sekali ditegaskan bahwa karakter yang mengambil alih peternakan adalah para binatang). Maka, film The Wild Thornberry’s yang mengisahkan tentang Eliza yang bisa berbicara dengan hewan tidak dikategorikan sebagai Fabel karena melibatkan unsur-unsur Fantasi. Binatang dalam The Wild Thornberry’s pun tidak berperilaku layaknya manusia sebagaimana diperlihatkan oleh Napoleon, Snowball, dan Otis dalam Animal Farm dan Barnyard—hanya Eliza yang memahami para hewan sehingga bagi karakter manusia lainnya, para hewan berperilaku layaknya hewan pada umumnya.

Dumbo memenuhi kriteria sebagai sebuah Fabel karena dinamika hubungan atau konflik antara manusia dan binatang menjadi fokus yang yang penting. Dombo dan para binatang sirkus—bahkan kereta Casey Junior—bukan sekadar barang “milik” sirkus, tetapi mereka “bekerja” di sirkus. Hal ini dapat dilihat dari perilaku para binatang: bagaimana gorilla yang “tidak sengaja” mencungkil jeruji kandangnya segera “memasang kembali” jeruji tersebut. Binatang-binatang sirkus pun bekerja seperti manusia dan memiliki jenjang karier layaknya manusia pegawai sirkus. Setelah Dumbo menjadi gajah yang terkenal (Spoiler), ia menjadi “artis/star”, memiliki gerbong kereta eksklusif, dan Timothy Mouse menjadi manager untuk Dumbo. Berdasarkan pengertian Fabel dalam penilaian Skywalker Hunter, Dumbo sudah logis sesuai dengan genrenya: tidak perlu dipertanyakan bagaimana bisa seekor tikus menjadi manager. Selain merupakan sebuah Fabel, Dumbo juga merupakan sebuah Animasi Musikal. Berkali-kali dibicarakan dalam review Skywalker seputar film Animasi, bahwa Animasi memiliki keleluasaan yang “lebih” dibandingkan film live-action dalam memperlihatkan ekspresi karakternya. Dengan demikian, banyak adegan dalam Animasi yang tidak logis dalam live action—tetapi sudah logis sesuai pola Animasi. Keleluasaan Dumbo dalam menampilkan ekspresi karakternya kembali diperkuat oleh posisinya sebagai sebuah Musikal: film Musikal memang bisa menampilkan hal-hal yang kurang logis seperti sekelompok orang yang tiba-tiba bernyanyi di tengah jalan. Tidak logis jika Morgan Freeman tiba-tiba bernyanyi dalam The Shawshank Redemption, tetapi logis ketika Danny Trejo menyanyi dalam penjara di film Muppets Most Wanted. Berdasarkan pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa narasi Dumbo sudah logis sesuai dengan genrenya.

02 Story Consistency

Alur cerita dalam Dumbo sudah konsisten. Permasalahan-permasalahan yang diperlihatkan di awal film sudah dieksplorasi dan diselesaikan di akhir film. Secara keseluruhan, Dumbo menampilkan cerita yang sederhana dan langsung (straightforward). Meskipun terdapat banyak unsur yang memiliki potensi adanya eksplorasi dari perspektif cerita Fantasi (misalnya para bangau yang datang dari surga membawa bayi dan telinga Dumbo yang bisa digunakan sebagai sayap), Dumbo tidak membentuk percabangan cerita untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan itu karena memang tidak akan berpengaruh pada keseluruhan ceritanya. Tidak penting bagaimana bisa Dumbo memiliki telinga yang sangat besar, poin ceritanya adalah bagaimana gajah lain memandang dan memperlakukan Dumbo karena telinganya yang “cacat”. Satu-satunya adegan yang muncul secara “random” dan bisa saja dihilangkan adalah adegan Pink Elephant. Namun, random dan absurd-nya adegan tersebut dapat dikaitkan dengan poin cerita ketika Dumbo tanpa sengaja meminum alkohol dan berhalusinasi.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan pengisi suara dalam film ini sudah baik. Masing-masing aktor sudah mampu menghidupkan karakter dengan baik sesuai deskripsinya. Dengan demikian, suara masing-masing karakter secara umum sudah terdengar natural atau tidak kaku.

I know how you feel, Dumbo, but you'll have to pull yourself together. What would your mother think of you, if she saw you crying like this? Remember, you come from a proud race.”—Timothy Q. Mouse

04 Music Match

Karena merupakan sebuah film Musikal, lagu-lagu dalam Dumbo tidak boleh hanya menjadi lagu pengiring. Lagu-lagu ersebut harus menjadi bagian dari cerita dan mendukung jalannya cerita: lagu yang dinyanyikan secara langsung menjadi cara penyampaian cerita. Secara umum, musik dan lagu dalam Dumbo sudah baik karena diperdengarkan pada momen yang sesuai dan dan lagu-lagunya sudah menjadi alat penyampaian cerita.

Your ma ain't crazy. She's just broken-hearted. And it ain't nobody's fault you got them big ears. Dumbo, I think your ears are beautiful! As a matter of fact, I think they're very decorative. Lots of people with big ears are famous!”—Timothy Q. Mouse

05 Cinematography Match

Secara umum, tidak ada keluhan dalam poin sinematografi.

We will now present for your entertainment the most stupendous, magnificent, super-colossal spectacle! On this tiny, little, insignificant ball, we will construct for you a pyramid! Not of wood, not of stone... pyramid, of ponderous, pulsating, pulchritudinous pachyderms!”—The Ringmaster

06 Character Design

Desain karakter dalam Dumbo jauh lebih sederhana dibandingkan dengan film-film Disney sebelumnya: Snow White, Pinocchio, dan Fantasia. Namun, penilaian Skywalker tidak bisa digunakan untuk menilai apakah desain karakter memiliki gaya yang bagus, tetapi apakah desain karakternya sudah serasi antara satu sama lain dan menyatu baik dengan latar belakangnya. Desain karakter dalam Dumbo, antara desain manusia dan binatang, sudah serasi dan membentuk sebuah gaya yang seragam. Dengan demikian, binatang dan manusia dalam film ini tidak terlihat berasal dari “universe atau dunia yang berbeda”. Apabila manusia dalam Dumbo dimasukkan dalam film Bambi, maka desainnya menjadi tidak serasi, begitu juga bila desain binatang dimasukkan dalam Snow White akan terlihat tidak serasi karena memang didesain dengan gaya yang berbeda. Selain sudah serasi antar karakternya, desain karakter dalam Dumbo juga sudah serasi dengan desain objek dan latar belakangnya.

07 Background/Set Match

Mengulang pembahasan dalam poin Desain Karakter, Desain Latar Belakang dalam film ini juga jauh lebih sederhana dibandingkan dengan film-film Disney sebelumnya (maupun sesudahnya hingga Walt Disney tutup usia). Dalam dokumenter yang disertakan pada DVD edisi spesial tahun 2006, seorang komentator bahkan menyatakan bahwa latar belakang dalam Dumbo sangatlah sederhana—bentuk tenda sirkusnya pun hanya seperti sapuan kuas satu warna. Namun sekali lagi, penilaian Skywalker tidak bisa digunakan untuk menilai “bagus atau tidaknya” lukisan dalam sebuah animasi, tetapi apakah lukisan latar belakang itu sudah menyatu baik dengan karakternya dan mendukung jalannya cerita. Karena karakter dalam Dumbo sudah dibuat dengan sederhana, maka sudah wajar jika latar belakangnya pun sederhana—kecuali ada pesan tertentu yang ingin disampaikan atau ada maksud tertentu dengan mempertegas perbedaan desain karakter dengan latar belakang. Dalam film Bambi, misalnya, desain latar belakang dibuat lebih sederhana dan menjadi kontras dengan desain karakternya yang realistis. Namun, hal tersebut diimplementasikan dengan sengaja untuk menonjolkan karakter binatangnya dan tidak membuat penonton kebingungan karena memang sulit melihat rusa di hutan sungguhan yang sangat lebat dan detil. Singkatnya, desain latar belakang dalam Dumbo sudah baik karena berhasil menangkap semua karakternya sehingga mendukung jalannya cerita.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual dalam Dumbo tidaklah se-spektakuler tiga animasi sebelumnya. Dumbo juga tidak menjadi sebuah terobosan besar dalam proses animasi. Namun secara umum, efek visual film ini sudah tidak bermasalah. Konsistensi desain karakter dalam film ini sering berubah-ubah, tetapi secara umum masih dapat diterima karena menyesuaikan dengan desain keseluruhannya yang memang “sederhana, ringkas, cepat”—terlihat sekali bahwa para seniman menghabiskan waktu lebih sedikit dalam mengerjakan Dumbo dibandingkan dengan tiga animasi sebelumnya. Gerakan karakter dalam film ini pun secara umum sudah baik karena sudah halus dan tidak terlihat “kurang frame gambar”. Hanya saja, berkurangnya intensitas dan keseriusan dalam mengerjakan Dumbo dibandingkan Snow White atau Pinocchio membuat Dumbo terlihat lebih seperti salah satu episode serial Mickey Mouse yang dipanjangkan daripada sebuah animasi layar lebar penerus Snow White. Dalam proses pembuatan serial animasi, sudah dianggap wajar jika aspek teknis dari film tersebut tidaklah diperhatikan sedetil film-film bioskop.

09 Audience Approval

Ketika pertama kali dirilis, mayoritas penontin memberikan tanggapan yang positif kepada Dumbo, berbanding terbalik dengan Fantasia. Walt Disney berharap Fantasia mampu memberikan pengalaman menonton yang lebih menyenangkan karena kompleksitas cara penyampaiannya dan teknik animasinya. Namun, Dumbo yang dibuat dengan dana yang lebih rendah dan waktu yang lebih singkat, justru mampu memikat hati penonton. Menurut beberapa kritikus, Dumbo yang “ringan dan kaya warna” merupakan film yang paling pas dan dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang tertekan di tengah Perang Dunia. Fantasia yang sangat gelap justru membuat penonton semakin tertekan, belum lagi keluhan banyak orang tua mengenai segmen Iblis Chernabog di Bald Mountain yang membuat anak-anak ketakutan. Maka tidak mengherankan ketika majalah Time memutuskan untuk memajang Dumbo di sampul depan sebagai Mammal of the Year—meskipun rencana tersebut tidak terealisasikan.

Platform

Score ⸙

IMDb

7.2/10

Rotten Tomatoes

70%

Metacritic

7.7/10

Google User

87%

Nilai pada tabel di atas mungkin berbeda dengan nilai yang dikemukakan oleh masing-masing platform. Pada platform penilaian film yang menampilkan penilaian kritikus, nilai yang ditampilkan pada tabel di atas adalah nilai yang diberikan oleh penonton non-kritikus/user. Nilai yang ditampilkan mengacu pada data termutakhir saat artikel ini dipublikasikan. Maka, nilai yang ditampilkan pada masing-masing platform dapat berubah seiring berjalannya waktu.

10 Intentional Match

Pada mulanya, Dumbo dimaksudkan menjadi sebuah film pendek. Namun, Walt Disney merasa bahwa kisah Dumbo lebih ideal jika disampaikan dalam bentuk sebuah film panjang (full-length/film bioskop). Karena studio sedang mengalami kesulitan finansial setelah kegagalan Pinocchio dan Fantasia yang dibuat dengan dana sangat mahal, Dumbo tidak bisa dibuat dengan berbagai fasilitas ekstra yang diberikan kepada pembuatan Pinocchio dan Fantasia—belum lagi Disney sudah memulai produksi Bambi yang dirilis pada tahun 1942. Dumbo memang direncanakan oleh Disney, tetapi Dumbo bukan merupakan animasi yang mendapatkan tuntutan ekstra dari Walt Disney—Dumbo sudah “diserahkan” kepada tim animator sementara Walt Disney fokus pada masalah finansial, kelanjutan produksi Bambi, dan masalah internal perusahaan ketika terjadi mogok kerja para animator. Walt Disney sendiri sebenarnya tidak terlalu senang dengan hasil akhir Dumbo, tetapi film tersebut justru memenuhi ekspektasi Disney dari segi finansial dan tanggapan masyarakat. Bahkan tidak sedikit kritikus yang menyatakan bahwa Disney yang “salah jalur” ketika merilis Fantasia sudah “kembali ke jalur yang benar” dengan merilis Dumbo. Pada akhirnya, Dumbo merupakan arena ekspresi para animator—mereka tidak lagi dituntut untuk menampilkan animasi yang sempurna, tetapi animasi yang menghibur baik dari segi narasi maupun dari segi proses pembuatannya. Dengan demikian, Dumbo telah berhasil memenuhi visi artistik para animator dan visi finansial Walt Disney.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Saya sebetulnya tidak terlalu menyukai Dumbo pertama-tama karena saya tidak menyukai gaya animasinya. Saya adalah orang yang lebih menyukai desain animasi yang lebih realistis dan cenderung lebih suka Bambi, Lady and the Tramp, Sleeping Beauty, dan film-film Disney lain yang memiliki desain karakter lebih realistis dan proporsional. Ketika pertama kali menyaksikan Dumbo, kesan pertama saya adalah kekecewaan karena adanya penurunan “kualitas” animasi dari Snow White, Pinocchio, dan Fantasia. Namun, saya masih lebih menyukai Dumbo secara keseluruhan dibandingkan dengan Fantasia. Sebagai sebuah pengalaman menonton, Dumbo memberikan pengalaman yang lebih jelas dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan Fantasia. Meski demikian, saya tidak menyukai adegan Pink Elephant yang menurut saya terlalu aneh dan terlalu “random”. Saya mengerti kalau adegan tersebut bertujuan menampilkan sebuah hal yang sureal karena Dumbo dan Timothy tanpa sengaja meminum alkohol. Namun, saya merasa adegan itu sebenarnya tidak diperlukan dan terlalu berlebihan. Meskipun tidak se-absurd adegan-adegan dalam Fantasia, adegan Pink Elephant tetaplah absurd dan terus terang saja cukup menakutkan. Saya curiga kalau adegan Pink Elephant itu ditambahkan hanya untuk membuat durasi Dumbo lebih panjang—karena ceritanya sendiri sangat singkat dan secara keseluruhan filmnya hanya berdurasi 64 menit. Jika adegan Pink Lephant dihilangkan, maka durasinya akan menjadi lenih singkat lagi.

Dumbo feels more like an extended episode of Silly Simphony rather than a full-length animation—it is fast, simple, charming, fun, and nothing more—it does not break any new ground nor become a unique masterpiece as its predecessors, it never tries to exceed expectations, it is a simple form of entertainment that works very well and that is all.

02 Awards

Dumbo dirilis pada masa di mana animasi belum sepopuler live-action—atau setidaknya belum sepopuler animasi di era 1990-an ke atas. Maka, wajar sekali jika Dumbo tidak menerima banyak penghargaan karena memang belum banyak penghargaan yang penting untuk animasi pada era 1940-an (penghargaan Animasi Terbaik Oscar baru diberikan pertama kali di tahun 2002). Apalagi, Dumbo dirilis di kala Perang Dunia sehingga minat publik terhadap acara penghargaan tidaklah terlalu besar. Meski demikian, IMDb mencatat bahwa Dumbo memenangkan sebuah penghargaan yang penting yakni Best Music—Scoring of a Musical Picture dari Academy Awards. Selain itu, Dumbo juga memenangkan penghargaan Best Animation Design dari Cannes Film Festival 1947, dan pemenang Top Ten Film dari National Board of Review pada tahun 1941.

03 Financial

Dari dana sebesar $950.000, Dumbo berhasil menjual tiket sebesar $1.3 juta. Dumbo dibuat dengan biaya yang jauh lebih “murah” dibandingkan dengan Snow White, Pinocchio, dan Fantasia. Ketika Pinocchio dan Fantasia mengalami kerugian karena pasar bioskop terhalang Perang Dunia II, Dumbo tetap berhasil mencetak keuntungan. Hal ini menjadikan Dumbo sebagai animasi Disney yang paling menguntungkan selama perang, dan Disney baru akan kembali sukses di tahun 1950 dengan Cinderella.

Suppose you was torn away from your mother when you was just a baby. Nobody to tuck you in at nights. No warm, soft, caressing trunk to snuggle into. How would you like being left out alone, in a cold, cruel, heartless world?”—Timothy Q. Mouse

04 Critics

Ketika pertama kali dirilis, Dumbo mendapatkan tanggapan yang positif dari kalangan kritikus. Setelah banyaknya tanggapan negatif untuk Fantasia, banyak kritikus yang menganggap Dumbo sebagai momen kembalinya Disney ke “jalan yang benar”. Bahkan, majalah Time berencana untuk merilis majalah dengan sampul Dumbo sebagai Mammal of the Year pada 8 Desember 1941—tetapi tidak terealisasi karena Jepang menyerang Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember.

Just because he's got those big ears, they call him a freak. The laughing stock of the circus. And when his mother tried to protect him, they threw her into the clink.”—Timothy Q. Mouse

05 Longevity

Popularitas Dumbo masih tinggi bahkan setelah filmnya berusia lebih dari 10 tahun. Salah satu “keistimewaan” film ini adalah berada dalam daftar Disney Classics yang senantiasa dipromosikan oleh Disney dan secara rutin dirilis ulang. Pada 1981, Dumbo dirilis dalam format VHS serta Betamax dan pada tahun 1982 dirilis dalam format Laserdisc dan CED—menjadikannya salah satu film Disney yang paling awal dirilis dalam home video. Pada tahun 1985, film ini kembali dirilis dalam format VHS dan Laserdisc, kemudian sekali lagi di tahun 1994. Dumbo dirilis dalam format DVD untuk pertama kali pada tahun 2001 untuk memperingati ulang tahun Dumbo yang ke-60. Edisi spesial film ini kembali dirilis pada tahun 2006 dan versi Blu-ray dirilis pad tahun 2011 untuk memperingati ulang tahun Dumbo ke 70, lalu sekali lagi pada tahun 2016 untuk memperingati ulang tahunnya yang ke 75. Tidak semua film memiliki kesempatan untuk dirilis ulang, apalagi dirilis ulang berkali-kali. Fenomena ini merupakan sebuah indikasi bahwa Dumbo tetap populer meskipun zaman telah berubah. Tanggapan masyarakat generasi baru pun secara umum masih tetap positif.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -2

Skor Akhir                  : 8/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Dumbo (Special Edition)

Rilis                 : 20 Oktober 2006

Format             : DVD [|||]

Kode Warna    : 3/NTSC

Upscaling        : Support Player-HDMI Upscaling [YES||NO] [1080/60/50/24p]

Fitur                : DisneyPedia, Storybook, music video, behind the scenes, bonus short, gallery

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google Play

 

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Edisi Review Singkat+ULTRA

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+ULTRA di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Mei 2022 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 5.000 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©1941/Disney/Dumbo/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.