©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Review dan Sinopsis Pinocchio (1940) Petualangan Bocah Kayu Menjadi Manusia [When You Wish Upon A Star]
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
“Prove
yourself brave, truthful, and unselfish, and someday, you will be a real boy.”—The
Blue Fairy
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Petualangan—Fantasi—Musikal
[Animasi tradisional/hand-drawn animation]
Rilis : 7 Februari 1940
Durasi : 88 menit
Sutradara :
Supervising Directors
Sequence Directors
- Bill Roberts
- Norman
Ferguson
- Jack Kinney
- Wilfred Jackson
- T. Hee
Pemeran : Cliff Edwards, Dickie Jones, Christian Rub, Walter Catlett, Charles Judels, Evelyn Venable, Frankie Darro
Episode : -
Lebih lanjut: Pelajari tentang di balik layar pembuatan Pinocchio
Lebih lanjut: Daftar animasi Disney klasik
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Geppetto
adalah seorang lelaki tua pembuat mainan yang tinggal seorang diri bersama
kucing peliharaannya, Figaro, dan seekor ikan mas bernama Cleo. Ia sangat ingin
memiliki seorang anak laki-laki dan akhirnya membuat sebuah boneka kayu yang
diberi nama Pinocchio. Ketika bintang di langit bersinar sangat terang,
Geppetto berharap boneka Pinocchio bisa menjadi anak lelaki sungguhan.
Permohonan Geppetto didengarkan oleh Peri Biru (The Blue Fairy) yang merasa
bahwa Geppetto layak mendapatkan anugerah karena ia adalah manusia yang baik.
Ketika Geppetto, Figaro, dan Cleo sudah tertidur lelap, Peri Biru datang dan
menghidupkan boneka Pinocchio. Boneka itu kini bisa bergerak dan berbicara.
Namun, Pinocchio belum sepenuhnya menjadi manusia dan tubuhnya masih terbuat
dari kayu. Menurut Peri Biru, Pinocchio bisa menjadi manusia sungguhan jika ia
membutikan diri sebagai anak yang pemberani, jujur, dan berperilaku baik. Agar
bisa menjadi anak yang baik, Pinocchio perlu mendengarkan hati nuraninya.
Karena Pinocchio masih polos, ia tidak tahu artinya hati nurani dan mengira
kalau seekor jangkrik bernama Jiminy Cricket adalah hati nuraninya. Peri Biru
kemudian meminta Jiminy Cricket untuk membantu menuntun Pinocchio agar menjadi
anak yang baik. Setelah Peri Biru pergi, Pinocchio terjatuh dan menimbulkan
suara bising yang membangunkan Geppetto dan Figaro. Pria tua itu sangat
terkejut ketika mengetahui bahwa boneka kayu yang ia buat bisa bicara dan hidup
seperti anak lelaki sungguhan. Geppetto merasa gembira dan merayakan anugerah
tersebut dengan menyalakan semua kotak musik yang ada di dalam rumahnya.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Keesokan
harinya, Pinocchio berangkat sekolah untuk pertama kali. Di tengah perjalanan,
Pinocchio dihentikan oleh rubah Honest John dan temannya, si kucing Giddy.
Honest John berencana menjual Pinocchio ke pemilik pertunjukan boneka, Mr.
Stromboli. Agar dapat mengelabuhi Pinocchio, Honest John menyatakan bahwa
Pinocchio tidak perlu pergi ke sekolah dan lebih baik pergi menyaksikan
pertunjukan teater. Menurutnya, Pinocchio bisa menjadi artis yang terkenal jika
ikut pergi bersamanya menemui Mr. Stromboli. Menyaksikan hal itu, Jiminy
Cricket berusaha meyakinkan Pinocchio untuk menolak tawaran Honest John dan
melanjutkan perjalanan ke sekolah. Namun, rayuan Honest John berhasil memikat
Pinocchio. Mereka pun pergi menuju teater yang akan menjadikan Pinocchio
sebagai artis terkenal. Benar saja, Mr. Stromboli menjadikan Pinocchio tokoh
utama dalam pertunjukan bonekanya. Pinocchio adalah boneka ajaib yang bisa
bergerak tanpa menggunakan tali. Ketika berdansa di atas panggung, Pinocchio
mendapatkan sambutan dan tepuk tangan yang meriah dar penonton. Pertunjukan Mr.
Stromboli pun sukses menghasilkan banyak uang. Jiminy Cricket merasa tidak
perlu lagi mendampingi Pinocchio yang kini telah sukes menjadi selebriti
pertunjukan. Namun, Jiminy memutuskan untuk mengucapkan perpisahan kepada Pinocchio.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Setelah
pertunjukan selesai, Stromboli sibuk menghitung keuntungan pertunjukan
bonekanya. Ia sudah merencanakan pertunjukan yang berikutnya dan ke negara mana
saja mereka akan pergi. Pinocchio akan menjadi aktor utama seluruh pertunjukan
dan akan menghasilkan banyak sekali uang untuk Stromboli. Maka, Stromboli tidak
mengizinkan Pinocchio untuk pulang ke rumah. Ketika Pinocchio ingin pulang,
Stromboli mengurungnya di sebuah sangkar dan segera memberangkatkan karavan
pertunjukan boneka miliknya. Geppetto yang cemas menanti Pinocchio akhirnya
memutuskan untuk pergi mencari Pinocchio. Untungnya, Jiminy Cricket datang ke
dalam karavan dan berusaha membantu Pinocchio keluar dari sangkar. Saat itulah
Peri Biru muncul dan menanyakan kronologi kejadian hari itu kepada Pinocchio.
Jiminy Cricket menyarankan Pinocchio untuk bicara jujur, tetapi boneka kayu itu
justru mengarang cerita bahwa dirinya ditangkap oleh monster dan dijebloskan ke
penjara untuk dijadikan kayu bakar. Semakin banyak kebohongan yang diucapkan
oleh Pinocchio, semakin panjang hidungnya sampai membentuk batang pohon yang
dijadikan sarang burung. Peri Biru menjelaskan bahwa hidung Pinocchio akan
senantiasa bertambah panjang jika ia berkata bohong. Pinocchio berjanji tidak
akan berbohong lagi dan akan segera pulang ke rumah. Boneka kayu itu juga
berjanji tidak akan mudah tergoda oleh kesenangan lagi. Akhirnya, Peri Biru
mengembalikan hidung Pinocchio sepeti semula dan membebaskannya dari dalam
sangkar.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Kali
ini, Pinocchio benar-benar bertekad akan pulang ke rumah dan tidak akan tergoda
oleh apapun lagi. Sayangnya, ia sekali lagi bertemu dengan Honest John. Kali
ini, rubah licik itu mendapatkan tugas dari Coachman yang jahat untuk menculik
anak-anak nakal ke Pleasure Island [Negeri Gembira]. Semua anak yang malas,
suka membolos, dan nakal, akan diiming-imingi untuk datang ke Pleasure Island
dan berbuat sesuka hati mereka. Honest John berpura-pura menjadi seorang dokter
yang memeriksa kesehatan Pinocchio. Berdasarkan diagnosisnya, Honest John
menyimpulkan bahwa Pinocchio memiliki alergi dan harus beristirahat di negeri
yang penuh dengan kegembiraan. Setelah Pinocchio melarikan diri dari Strombol,
sudah sepantasnya ia mengistirahatkan badan dan pikirannya di negeri gembira.
Sekali lagi, Pinocchio terbujuk rayuan Honest John. Ia dan ratusan anak lainnya
diantar menuju Pleasure Island, sebuah pulau yang membebaskan anak-anak untuk
berbuat sesuka hati mereka. Semua anak boleh merokok, merusak rumah, menyobek
buku, minum alkohol, dan perbuatan nakal apapun yang mereka inginkan. Namun,
mereka semua tidak tahu bahwa negeri gembira itu adalah jebakan Coachman yang
jahat untuk menculik mereka dan mengubah anak-anak menjadi keledai lalu dijual.
Sementara Pinocchio dan sahabat barunya Lampwick, bersenang-senang di negeri
gembira, Geppetto mengarungi lautan untuk mencari Pinocchio hingga perahunya
ditelan oleh Raja Paus, Monstro. Mampukah Pinocchio keluar dari negeri gembira
dan menyelamatkan ayahnya dari perut Monstro si paus? Akankah Pinocchio menjadi
seorang anak manusia sungguhan?
“Pretty, huh? Ill bet a lot of you folks dont
believe that, about a wish comin true, do ya? Well, I didnt, either. Of course,
Im just a cricket singing my way from hearth to hearth, but let me tell you
what made me change my mind.”—Jiminy Cricket
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Pinocchio
sudah logis sesuai dengan genrenya. Tentu saja, kemunculan Peri, ramuan
pengubah anak menjadi keledai, dan Raja Paus Monstro tidak ada di dunia nyata
dan tidak logis di dalam genre Drama. Namun, semua itu menjadi logis dalam
Pinocchio karena film ini merupakan sebuah film Fantasi. Meskipun tidak
diangkat dari cerita rakyat yang hanya terdiri dari beberapa paragraf seperti Snow White and the
Seven Dwarfs atau Sleeping Beauty, Pinocchio tetap tidak memberikan detil dunia Fantasi
seperti film-film atau kisah Fantasi yang ideal seperti The Chronicles of Narnia. Sebagai sebuah karya yang berbentuk
series atau periodical, Pinocchio tetap lebih menyerupai cerita rakyat
dibandingkan dengan kisah Fantasi yang mendetil. Maka, karakteristik cerita
rakyat yang sudah lebih dulu ditegaskan dalam Snow White and the Seven Dwarfs kembali diperlihatkan dalam
Pinocchio: it is what it is—ya memang seperti itu. Bagaimana bisa Peri
Biru mengabulkan permintaan Geppetto dan mengubah Pinocchio menjadi sungguhan?
Bagaimana bisa Paus menelan sebuah kapal dan Geppetto masih hidup? Bagaimana
bisa Figaro dan Cleo tidak hilang di tengah laut? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tidak
logis ini sangatlah sederhana: it is what it is—ya memang seperti
itu, tidak perlu dipertanyakan.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Logika
yang serupa kembali diulang dengan sangat jelas dalam film Sleeping Beauty: kenapa Pangeran Philip dan kudanya Samson tidak
tertusuk duri? Jika pertanyaan semacam ini dipikirkan, jawabannya tidak akan
ditemukan dan justru menimbulkan berbagai pertanyaan baru. Beauty and the Beast versi live action tahun 2017 mencoba menjawab
berbagai pertanyaan yang ditinggalkan oleh Beauty and the
Beast versi animasi 1991 dan hasilnya
justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan lagi. Misalnya, dikisahkan bahwa
Pangeran Adam bersikap kasar karena ia tidak mendapat kasih sayang dari
ayahnya. Hal ini berusaha menjelaskan sikap kasar Beast dari film animasinya.
Dalam animasi, sifat Beast yang kasar adalah it is what it is.
Penjelasan dalam versi live action bukannya menyelesaikan masalah, tetapi
justru menambah masalah: mengapa para pelayan ikut disalahkan atas kesalahan
ayah Pangeran Adam? Jika memang semua itu disebabkan oleh sang ayah, mengapa
Pangeran Adam yang mendapatkan hukuman? Kalau para pelayan atau perabotan
merasa bersalah dan tahu kalau sikap Pangeran Adam sangatlah kasar, mengapa
mereka tidak mencoba menasihatinya sewaktu mengusir nenek tua—padahal kala itu
ayah Pangeran Adam sudah meninggal sehingga tidak ada lagi alasan bagi para
pelayan untuk tidak menasihati Pangeran. Inilah yang terjadi jika kita mencoba
terlalu keras untuk menjawab berbagai pertanyaan dalam dongeng yang memang
sifatnya it is what it is—ya memang seperti itu, tidak perlu
dipertanyakan.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Selain
sudah logis berdasarkan genre Fantasi dan ditinjau dari sumber ceritanya, film
ini juga sudah sesuai dengan koridor genre Petualangan. Pinocchio harus melalui
berbagai rintangan yang membawanya ke berbagai lokasi yang berbeda yang pada
akhirnya akan mengubah karakternya. Petualangan dalam kisah petualangan
haruslah signifikan terhadap keseluruhan cerita dan perkembangan karakternya.
Pangeran Philip dalam Sleeping Beauty
memang bertualang di hutan, tetapi Petualangannya bukanlah poin yang penting
dari cerita sehingga film tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah film
bergenre Petualangan. Bagaimana Pangeran Philip dan Aurora berinteraksi adalah
poin yang penting dan menggerakkan ceritanya. Dalam Pinocchio, setiap poin
Petualangan selalu mengubah setidaknya sedikit kepribadian dari Pinocchio.
Ketika pertama kali dibujuk pergi menonton teater oleh Honest John, Pincchio
dengan mudahnya terperdaya karena ia masih polos dan sama sekali tidak memiliki
pengalaman. Ketika Honest John membujuknya lagi untuk mengunjungi negeri
gembira, kali ini Pinocchio memberikan penolakan yang lebih tegas karena
sebelumnya sudah berpengalaman menghadapi Stromboli yang jahat dan telah
mendapat nasihat dari Peri Biru. Namun, Honest John sangat pintar memanipulasi
sehingga Pinocchio dapat ditipu kembali. Perbedaannya adalah di kali ke dua ini
Pinocchio tidak menerima tawaran Honest John dengan hati terbuka, tetapi karena
berhasil diyakinkan bahwa Pinocchio sedang sakit dan perlu “beristirahat” di
negeri gembira. Dari dua poin Petualangan ini terlihat jelas perkembangan
karakter Pinocchio yang tidak mungkin berkembang tanpa adanya Petualangan. Berbagai
lagu yang dinyanyikan oleh karakter dalam film ini juga tidak terlalu
berlebihan karena Pinocchio memang merupakan sebuah film Musikal.
“Well... guess he wont need me anymore. What
does an actor want with a conscience, anyway?”—Jiminy Cricket
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Permasalahan
yang disajikan di awal film telah dieksplorasi dan diselesaikan di akhir film.
Maka, sekilas film ini sudah tampak konsisten alur ceritanya. Namun, film ini
memiliki sedikit masalah yang serupa dengan Snow
White and the Seven Dwarfs yakni terdapat pengalihan fokus yang membuat
alur ceritanya kurang konsisten. Dalam film Snow
White, kemunculan tujuh kurcaci justru sering mengalihkan fokus cerita dari
Snow White. Dalam Pinocchio, ceritanya beberapa kali mengeksplorasi adegan yang
tidak berkaitan langsung dengan Pinocchio seperti dalam adegan awal yang
menghabiskan banyak waktu memperlihatkan kerajinan tangan Geppetto dan
memperkenalkan penonton kepada Jiminy, Figaro, serta Cleo. Akibatnya, tidak ada
banyak waktu bagi Geppetto untuk berinteraksi dengan Pinocchio karena keesokan
harinya boneka kayu itu sudah harus berangkat ke sekolah. Tidak diperlihatkan
juga bagaimana Pinocchio berinteraksi dengan anak-anak lainnya dan cerita film
ini langsung memasuki babak ketika Honest John mengajak Pinocchio menuju teater
Stromboli. Ajakan ini pun ditampilkan dalam sebuah adegan Musikal yang cukup
panjang sehingga seketika Pinocchio langsung menjadi bintang pertunjukan tanpa
persiapan. Bagaimana Geppetto berjuang mencari Pinocchio dan ditelan oleh
Monstro pun tidak dapat dieksplorasi dan tiba-tiba saja Peri Biru datang dalam
wujud burung merpati yang menyampaikan sepucuk surat tentang keberadaan
Pinocchio. Aimator Disney, Andreas Deja, berbicara dalam dokumenter Pinocchio
edisi Platinum [periksa bagian Spesifikasi Home Video setelah Skor] bahwa
konsistensi cerita dalam Pinocchio memang dipermasalahkan oleh animator Disney.
Namun sekali lagi, secara umum film ini sudah menyajikan sebuah cerita yang
utuh dan jelas.
“A boy who won’t be good might just as well
be made of wood.”—The Blue Fairy
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
pengisi suara dalam Pinocchio sudah baik. Cliff Edwards menyuarakan Jiminy
Cricket dengan baik beserta lagu When You
Wish Upon A Star yang kemudian menjadi “lagu kebangsaan” Disney. Dickie
Jones yang kala itu merupakan seorang aktor cilik berhasil memberikan “hidup”
pada karakter Pinocchio—salah satunya adalah karena sang pengisi suara memang
masih kana-kanak dan memiliki kualitas “innocence” dalam suaranya yang umum
dimiliki oleh anak-anak—ketimbang meminta pengisi suara dewasa untuk
“menirukan” suara anak-anak. Karakter Geppetto disuarakan oleh Christian Rub
yang tidak hanya menyumbangkan suaranya, tetapi juga tampilan fisiknya menginspirasi
animator Disney dalam mengembangkan desain karakter Geppetto. Charles Judles
berhasil memberikan dua suara yang berbeda dengan kontras yang jelas antara
Stromboli dan Coachman; ia pun berhasil membagi karakter Stromboli menjadi dua
bagian yakni Stromboli yang garang dan mudah marah serta Stromboli yang
manipulatif dan mampu mengubah intonasi perkataannya dalam sekejap. Pengisi
suara lainnya telah berperan dengan baik, termasuk penata suara yang menyajikan
“auman” kemarahan Monstro sang paus.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik. Lagu dalam Pinocchio terbukti memiliki kualitas
yang baik dan populer. Lagu When You Wish
Upon A Star telah menjadi “lagu kebangsaan” atau “anthem” untuk perusahaan
Disney serta memenangkan penghargaan Best Original Song dalam Academy Awards.
Album soundtrack film ini memenangkan penghargaan Oscar untuk Best Original
Score. Penilaian Skywalker tidak menggunakan pencapaian lagu dalam film ini
sebagai acuan penilaian, tetapi kesesuaian penggunaan lagu-lagu tersebut di
dalam masing-masing adegan. Musik dalam Pinocchio telah diperdengarkan pada
momen adegan yang tepat dan memenuhi kegunaannya sebagai alat mendukung
jalannya cerita karena Pinocchio merupakan sebuah film Musikal. Lagu Hi-Diddle-Dee-Dee, misalnya, tidak
diperdengarkan untuk sebatas mengiringi proses Honest John merayu Pinocchio,
tetapi lagu itulah yang menjadi cara Honest John menyampaikan tipu dayanya
kepada Pnocchio.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
05 Cinematography Match
Sinematografi
dalam film ini sudah baik. Penggunaan kamera Multiplane, sama dengan Snow White, telah berhasil menampilkan
“depth” dalam latar belakang film ini, memberikan ilusi 3 dimensi dalam
rangkaian gambar 2 dimensi. Bagaimana Lampwick menjadi keledai difilmkan dengan
sebatas memperlihatkan bayangan anak itu berubah menjadi keledai, tetapi
terbukti efektif dalam memperlihatkan seberapa mengerikannya adegan tersebut.
Hal ini karena yang paling penting dari adegan tersebut bukanlah bagaimana
Lampwick berubah menjadi keledai, tetapi bagaimana Pinocchio bereaksi menyaksikan
temannya berubah menjadi keledai dan kemungkinan besar dirinya juga akan
berubah menjadi keledai. Sinematografi dalam adegan kemuculan monstro juga
sudah baik.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
06 Character Design
Desain
karakter dalam Pinocchio sudah baik karena sudah membentuk sebuah bahasa desain
yang serasi antar karakternya dan dengan latar belakangnya. Karakter-karakter
dalam film ini tidaklah didesain serealistis karakter manusia dalam Snow White, tetapi lebih menyerupai
karakter kurcaci dalam Snow White.
Dengan demikian, karakter dalam film ini dapat menjadi lebih ekspresif
dibandingkan dengan karakter dalam Snow
White.
“This will be your home - where I can find
you always! To me, you are a belonging. We will tour the world: Paris, London,
Monte Carlo, Constantinopolee. We start tonight! You will make lots of money...
for me! And when you are growing too old, you will make good firewood!”—Stromboli
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
07 Background/Set Match
Latar
belakang film ini sudah menyatu baik dengan karakter-karakternya. Dengan
demikian, Pinocchio sudah membentuk sebuah universe gaya desain yang tunggal.
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual Pinocchio sudah baik. Teknik-teknik pembuatan animasi yang sudah baik
dalam Snow White dikembangkan lagi
untuk Pinocchio. Dengan demikian, terjadi peningkatan kualitas efek visual
dalam Pinocchio. Gerakan karakternya sudah halus dan implementasi kamera
Multiplane disempurnakan sehingga ilusi 3 dimensi dalam film ini terlihat lebih
jelas dibandingkan dengan ilusi 3 dimensi dalam Snow White. Efek lainnya dalam detil seperti cahaya Peri Biru,
percikan air laut ketika Monstro muncul ke permukaan, dan guratan pantulan
cahaya di dasar laut yang diperlihatkan dalam film ini sudah baik sehingga
“laut” di film ini sudah benar-benar terlihat seperti “laut”. Efek lain yang
juga sudah baik adalah karavan milik Stromboli yang merupakan pahatan asli yang
direkam kemudian digabungkan dengan latar belakang dan karakter animasi.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Ketika
Bambi dirilis, film tersebut dilihat oleh lebih sedikit penonton
karena Perang Dunia II sedang berlangsung. Namun dari penonton yang sedikit
itu, banyak yang memberikan tanggapan negatif. Pinocchio yang dirilis pada
tahun 1940 mengalami hal yang serupa yakni mengalami penurunan jumlah penonton.
Meski demikian, penonton yang jumlahnya “sedikit” itu memberikan respons yang
positif.
10 Intentional Match
Pinocchio
benar-benar gagal dalam memenuhi ekspektasi Disney dari segi finansial. Namun,
film ini sudah sesuai dengan ekspketasi atau visi artistik Disney. Pinocchio
merupakan wujud “penyempurnaan” teknik animasi yang sebelumnya digunakan dalam
membuat Snow White. Apa saja yang
mustahil dilakukan di Snow White,
pada akhirnya dapat dilakukan dalam Pinocchio karena Disney memiliki keuntungan
besar dari Snow White [Disney had
cash to burn]. Film ini harus mampu menampilkan sesosok boneka kayu yang sama
sekali tidak terlihat seperti boneka, tetapi tidak juga terlihat seperti
manusia sungguhan. Cerita, musik, gaya animasi, dan efek visual film ini sudah
berhasil memenuhi visi penciptanya.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Pinocchio
merupakan salah satu film Disney dengan adegan klimaks yang paling spektakuler
yakni kemunculan Monstro sang raja paus. Pinocchio adalah sebuah animasi yang
diracik dengan metode-metode terbaik oleh seniman-seniman terbaik di studio
Disney. Secara keseluruhan, saya lebih menyukai Pinocchio dibandingkan dengan Snow White dan lagu When You Wish Upon A Star adalah lagu yang menurut saya benar-benar
bagus. Saya berterima kasih kepada Disney yang merilis versi lagu ini dengan
penyanyi Meaghan Martin untuk merayakan ulang tahun Pinocchio yang ke-70 dalam
Edisi Platinum—versi tersebut menjadi versi favorit saya. Film ini juga menampilkan
berbagai adegan komedi yang terlihat kontemporer atau dapat dikatakan tidak
lekang oleh zaman: bagaimana Stromboli marah besar ketika mendapatkan “uang
palsu” dan memberikannya pada Pinocchio, bagaimana burung-burung camar terhisap
masuk ke mulut Monstro, dan lain sebagainya. Pinocchio is pure fun! It’s purely adventurous! It’s climax sequence
will leave you wowed!
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
02 Awards
Pinocchio
mendapatkan dua penghargaan yang penting yakni Best Original Score dan Best
Original Score dari Academy Awards.
03 Financial
Dari
dana sebesar $2.6 juta, Pinocchio mengalami kerugian dengan hanya berhasil
menjual tiket sebesar $1.9 juta. Film ini dibuat dengan dana dua kali lipat
lebih banyak dari Snow White dan
mendapatkan keuntungan yang jauh di bawahnya—bahkan merugi. Barulah setelah
Perang Dunia usai dan film ini dirilis ulang, Pinocchio menghasilkan keuntungan
untuk studio Disney. Pada akhirnya, film ini berhasil menghasilkan uang
sebanyak lebih dari $160 juta dan penjualan DVD-nya
pun melebihi angka $100 juta.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
04 Critics
Sejak
film ini pertama kali dirilis, kritikus film memberikan tanggapan yang positif.
Secara umum, kritikus memuji keberhasilan Disney dalam “meningkatkan” kualitas
animasi menjadi lebih baik lagi setelah Snow
White.
05 Longevity
Pinocchio
masih tetap relevan, populer, dan menerima tanggapan yang konsisten positif
bahkan setelah berusia lebih dari 10 tahun. Terlebih lagi, lagu film ini yang
berjudul When You Wish Upon A Star
telah menjadi anthem perusahaan Disney yang sering diputar di awal film-film
Disney bersama dengan munculnya logo perusahaan Walt Disney.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Final Score
Skor
Asli : 9.5
Skor
Tambahan : -
Skor Akhir : 9.5/10
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : Pinocchio [Platinum Edition]
Rilis : 10 Maret 2009
Format : DVD [|||]
Kode
Warna : 3/NTSC
Fitur : Behind the scenes, music
videos, games, documentaries
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
STREAMING
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Perhatian: Selama
Tersedia. Nabil Bakri Platinum tidak menjamin ketersediaan film dalam link yang
telah dicantumkan.
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved.
©Nabil Bakri Platinum.
Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.
Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari
link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video
atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri
Platinum.
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |
©1940/Disney/Pinocchio/All Rights Reserved. |