Review Animasi Sleeping Beauty (1959) Animasi Paling Sempurna yang Pernah Dibuat [The Animated Movie that Defines Perfection]

 

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

Review dan Sinopsis Sleeping Beauty (1959) Animasi Paling Sempurna yang Pernah Dibuat [The Animated Movie that Defines Perfection]

Oleh Skywalker HunterNabil Bakri

Edisi Review Singkat+PLUS

“The princess shall indeed grow in grace and beauty, beloved by all who know her. But, before the sun sets on her sixteenth birthday, she shall prick her finger on the spindle of a spinning wheel and die.”—Maleficent

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

Genre             : Fantasi—Musikal

Rilis                 :

Domestic Releases:

January 29th, 1959 (Wide) by Walt Disney
March 21st, 1986 (Limited) by 
Walt Disney

Video Release:

September 9th, 2003 by Walt Disney Home Entertainment
November 2nd, 2010 by 
MGM Video, released as Sleeping Beauty / Hansel Gretel / Rumpelstiltskin

MPAA Rating:

G Rating is for 1970 Re-Issue of film from Buena Vista Dist. Co. & Walt Disney Productions

Durasi             : 75 menit

Sutradara       : [Supervising Director] Clyde Geronimi [Sequence Directors] Eric Larson, Wolfgang Reitherman, Les Clark

Pemeran         : Mary Costa, Bill Shirley, Eleanor Audley, Verna Felton, Barbara Luddy, Barbara Jo Allen, Taylor Holmes, Bill Thompson

Episode           : -

Lebih lanjut: Pelajari tentang di balik layar pembuatan Sleeping Beauty

Lebih lanjut: Daftar animasi Disney klasik

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

Sinopsis

Raja Stefan dan Ratu Leah telah lama menginginkan kehadiran seorang anak. Suatu ketika, harapan mereka terwujud. Mereka dikarunia seorang puteri yang diberi nama Aurora—karena ia ibarat cahaya yang menyinari hidup Raja dan Ratu. Untuk merayakan kelahiran Puteri Aurora, Raja Stefan mengundang seluruh lapisan masyarakat di kerajaannya untuk ikut memberikan sambutan kepada Puteri Aurora. Salah satu tamu undangan perayaan adalah Raja Hubert, sahabat Stefan, dan puteranya, Pangeran Philip yang akan dijodohkan dengan Aurora saat sudah dewasa nanti. Raja Stefan juga kehadiran tamu istimewa yakni tiga peri baik hati yang bernama Peri Flora, Peri Fauna, dan Peri Merryweather. Masing-masing dari mereka akan memberikan berkat kepada Aurora. Flora memberikan berkat berupa kecantikan, sedangkan Fauna memberikan berkat berupa suara yang merdu. Sebelum Merryweather sempat memberikan berkatnya, seisi istana digemparkan oleh kedatangan Peri jahat yang bernama Maleficent—nama Maleficent artinya adalah Malapetaka. Peri Jahat itu merasa tersinggung karena ia adalah satu-satunya penghuni wilayah tersebut yang tidak diundang menghadiri pesta. Meskipun Ratu Leah memohon agar Maleficent tidak merasa tersinggung, tetapi Maleficent tetap melampiaskan amarahnya dengan mengutuk Puteri Aurora. Maleficent menyatakan sebuah kutukan yang akan membunuh Puteri Aurora setelah ia berusia 16 tahun yakni dengan cara menusukkan jarinya ke jarum mesin tenun. Beruntung, Merryweather masih belum memberikan berkatnya dan dapat mengubah kutukan Maleficent. Berkat Merryweather adalah bahwa jarum mesin tenun itu hanya akan membuat Aurora tertidur sampai ia dibangunkan oleh ciuman cinta sejati. Meski begitu, Raja Stefan masih tetap menghkhawatirkan nyawa Aurora dan memerintahkan seluruh mesin tenun di wilayah kerajaannya untuk segera dimusnahkan.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

Untuk menghindari kutukan Maleficent, Peri Flora menyarankan agar ia dan teman-temannya menyembunyikan dan merawat Aurora di hutan yang terpencil. Setelah mendapat restu dari Raja Stefan, ketiga peri baik hati membawa Aurora pergi ke dalam hutan. Sejak saat itu, Aurora dipanggil dengan nama Briar Rose, seorang gadis desa yang biasa tetapi memiliki paras dan suara yang menawan. Menghilangnya Aurora dari istana membuat Maleficent murka. Ia khawatir kutukannya bisa gagal terlaksana. Setelah semua anak buahnya gagal menemukan Aurora, Maleficent meminta burung gagak peliharaannya untuk mencari keberadaan Aurora. Tepat pada hari ulang tahun Aurora yang ke-16, para ibu Peri yang menyamar sebagai Bibi Aurora menyiapkan kejutan ulang tahun untuk Aurora. Maka, mereka meminta Auora untuk pergi memetik buah berry di hutan. Sembari menyusuri hutan, Aurora menyenandungkan lagu dengan suara yang sangat indah. Suara itu didengar oleh Pangeran Philip yang kebetulan sedang berkuda di dalam hutan. Keduanya pun bertemu, tetapi tidak ada yang tahu jati diri mereka yang sebenarnya. Philip menduga bahwa Aurora adalah Rose, gadis desa biasa, sedangkan Aurora menduga bahwa Philip adalah pemuda biasa yang sedang berkelana. Mereka berdua janji akan bertemu malam itu juga di rumah Aurora. Namun setelah pulang ke rumah, Aurora mendapat kejutan ulang tahun berupa kue, gaun, dan penjelasan dari Bibi-Bibinya. Para Peri menjelaskan bahwa Rose sebenarnya adalah Puteri Aurora yang sudah dijodohkan dengan Pangeran Philip. Jadi, Aurora tidak bisa lagi bertemu dengan pemuda yang baru saja ia jumpai dan mereka harus segera pergi ke istana. Sayang sekali, keberadaan mereka telah diketahui oleh Maleficent.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

Pangeran Philip menemui ayahnya dan menolak untuk menikah dengan Puteri Aurora karena ia telah jatuh cinta pada seorang gadis biasa di hutan. Meskipun ayahnya melarang, Philip tetap pergi meninggalkan istana dan tidak menghadiri upacara penyambutan Puteri Aurora. Sang puteri pun sebenarnya justru sangat sedih karena yang ia tahu, ia tidak akan pernah bertemu dengan pujaan hatinya lagi. Karena sudah mengetahui keberadaan Aurora, Maleficent membujuknya untuk menyentuh jarum mesin tenun yang membuatnya tertidur. Agar mantra Merryweather tidak terlaksana, Maleficent menangkap pemuda di hutan yang ternyata adalah Pangeran Philip. Sang pangeran lantas dipenjara dalam penjara ruang bawah tanah Forbidden Mountain yang merupakan wilayah kekuasaan Maleficent. Setelah mendengarkan keterangan Raja Hubert, barulah Merryweather curiga bahwa pemuda yang merupakan cinta sejati Aurora sebenarnya adalah Pangeran Philip. Ia dan peri lainnya bergegas kembali ke rumah mereka di hutan, tetapi sudah terlambat. Maleficent telah menculik Philip. Ketiga Peri itu harus pergi ke Forbidden Mountain untuk menyelamatkan Pangeran Philip agar ia dapat memusnahkan kutukan Maleficent. Namun, misi tersebut merupakan misi yang penuh bahaya karena Maleficent adalah sosok penguasa kejahatan dengan kekuatan yang luar biasa.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Sleeping Beauty merupakan sebuah film Fantasi yang diangkat dari dongeng populer yang diceritakan kembali oleh Charles Perrault. Karena genrenya yang merupakan Fantasi dan diangkat dari dongeng, maka wajar sekali jika ada banyak bagian tidak masuk akal yang tidak bisa dijelaskan dalam film ini. Misalnya, tidak dijelaskan mengapa Maleficent menjadi marah karena tidak diundang pesta dan apa kedudukan Maleficent dibandingkan dengan tiga Peri baik hati. Kita tidak bisa menyamakan bobot cerita film ini dengan film-film fantasi yang memang diangkat dari novel-novel yang kompleks atau mitologi yang lengkap seperti The Lord of the Rings atau Beowulf. Kita perlu mempertimbangkan sumber cerita film ini yang hanya terdiri dari beberapa paragraf—jauh lebih sedikit dibandingkan dengan film-film Fantasi populer yang diangkat dari novel. Karena posisi Sleeping Beauty sebagai sebuah Fairy Tale, film ini diperbolehkan menunjukkan cerita yang kurang logis asalkan inti ceritanya disampaikan dengan baik. Sleeping Beauty memang berlatar di sebuah dunia Fantasi, namun eksplorasi dunia Fantasinya tidak penting asalkan inti ceritanya dapat disampaikan yakni seorang puteri yang dikutuk oleh penyihir jahat dan diselamatkan oleh seorang pangeran. Tema di dalamnya juga tidak perlu terlalu dipermasalahkan karena memang pada dasarnya pakem Fairy Tale hanya berputar di masalah-masalah serupa dengan variasi detil yang berbeda saja—it’s a fairy tale, what do you expect? Maka dapat disimpulkan bahwa logika film ini sudah baik sesuai dengan genrenya.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini sudah konsisten. Karena Sleeping Beauty pada dasarnya adalah sebuah dongeng, film ini tidak perlu mengeksplorasi kisah masa lalu Maleficent, orang-orang di istana, atau dunia ajaib tempat tinggal para Peri. Film ini menyampaikan cerita dengan seperlunya dan fokus pada masa kini (present). Berbeda dengan Snow White dan Cinderella yang memiliki adegan musikal berisi aksi lucu para binatang yang sebenarnya tidak memengaruhi jalannya cerita (kecuali pada bagian puncak), kemunculan para hewan dalam Sleeping Beauty lebih terbatas dan memiliki dampak langsung pada berjalannya cerita. Para binatang inilah yang tanpa sengaja menuntun Pangeran Philip sampai kepada Aurora. Bahkan adegan yang tampaknya tidak perlu yakni adegan tiga ibu Peri gagal menyiapkan pesta, sebenarnya diperlukan karena adegan inilah kunci Maleficent mengetahui keberadaan Aurora.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Para pengisi suara dalam film ini telah berhasil menghidupkan karakter mereka masing-masing. Sleeping Beauty dirilis pada masa ketika proses pengisian suara masih mengutamakan kemampuan pengisi suaranya, bukan sekadar kepopuleran pengisi suaranya. Aktris Eleanor Audley telah memerankan Maleficent dengan baik, mengikuti gayanya dalam memerankan Lady Tremaine di Cinderella pada 1950. Verna Felton yang dipilih untuk memerankan Peri Flora merupakan pilihan yang baik mengingat karakteristik suaranya yang cocok memerankan karakter pemimpin yang cenderung semaunya sendiri. Kecocokan ini telah dibuktikan secara berulang lewat perannya sebagai pemimpn gajah betina dalam film Dumbo dan sebagai Ratu Hati dalam film Alice in Wonderland. Namun di balik suaranya yang “bossy” itu terdapat kelembutan seperti yang sudah pernah ia perankan dalam film Cinderella sebagai The Fairy Godmother. Peri Flora merupakan kombinasi dari karakter-karakter pemimpin yang pernah disuarakan oleh Felton dengan karakter The Fairy Godmother. Karakter Merryweather disuarakan oleh Barbara Luddy yang sebelumnya mengisi suara Lady dalam film Lady and the Tramp—karakternya pun memiliki kemiripan yakni penuh kelembutan tetapi bisa juga bersikap keras.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

04 Music Match

Musik yang digunakan dalam film ini adalah musik-musik dari balet The Sleeping Beauty karya komposer ternama Pyotr Ilyich Tchaikovsky dan telah dipilih dengan sesuai. Tidak ada musik yang digunakan pada momen cerita yang tidak sesuai.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini sudah baik karena sudah menyesuaikan dengan teknologi presentasi yang digunakan (berkaitan erat dalam poin Special Effects) yakni ukuran layar Technirama 70 yang lebih lebar dibandingkan dengan film-film Disney sebelumnya. Selain itu, sinematografi dalam film ini telah berhasil menonjolkan kekuatan desain latar belakang film ini yang memang sejak awal ingin ditonjolkan (stands-out).

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

06 Character Design

Desain karakter dalam film ini sudah baik karena serasi dengan desain latar belakangnya. Animasi Sleeping Beauty adalah standar tertinggi yang diacu oleh sistim penilaian Skywalker dalam menilai kesesuaian antara desain karakter dengan latar belakang. Film ini dengan jelas memperlihatkan bagaimana desain karakter harus dibuat satu desain/gaya dengan latar belakangnya. Dalam sebuah segmen dari Disney berjudul 4 Artist Paint 1 Tree, Walt Disney menjelaskan bahwa masing-masing orang atau seniman memiliki gaya atau bahasa desain masing-masing. Gaya yang berbeda ini membuat setiap individu menjadi unik dan menarik. Maka, sebagai seniman, kita harus mendorong masing-masing individu untuk mengekspresikan diri mereka dengan gaya seni masing-masing. Namun, Walt Disney juga memberi catatan tegas bahwa itu semua merupakan cara untuk mengekspresikan diri secara pribadi—bukan cara yang tepat untuk bekerja dalam sebuah tim dalam proses pembuatan film. Ketika membuat film, semua pihak yang terlibat harus menentukan gaya apa yang akan digunakan dan gaya ini harus diikuti oleh semua anggota pembuatan animasi. Dalam 4 Artists Paint 1 Tree, terlihat jelas bahwa para seniman Sleeping Beauty sebenarnya memiliki gaya lukisan yang berbeda-beda; ada yang realis, ada yang abstrak. Namun begitu mereka mengerjakan Sleeping Beauty, mereka harus menyamakan persepsi dan menggunakan satu gaya yang telah disepakati bersama.

©Nickelodeon/Spongebob Squarepants/All Rights Reserved.

Desain karakter ini dibuat bukan hanya dari kesepakatan para seniman soal gambar mana yang paling bagus, tetapi desain mana yang paling sesuai dengan gaya yang diputuskan, paling sesuai dengan desain latar belakang, dan paling baik saat digambar secara 3 dimensi. Ketika merilis film Winnie the Pooh, Disney sebenarnya tidak ingin terlalu mengubah sketsa karakter dari buku A.A. Milne. Namun, sketsa karakter-karakter tersebut tidak cocok jika dijadikan animasi karena tidak memiliki atribut 3 dimensi—coba bandingkan karakter Spongebob Squarepants dengan DoodleBob. Pada episode Frankendoodle, SpongeBob menemukan sebuah pensil dan menggunakannya untuk menggambar dirinya sendiri. Gambar itu kemudian menjadi hidup. Meskipun SpongeBob dan DoodleBob itu sama-sama 2 dimensi, tetapi desain SpongeBob memiliki atribut 3 dimensi atau memungkinkan untuk digambar secara 3 dimensi dan lebih ekspresif. Hal inilah yang membuat Disney harus mengubah desain karakter dari sketsa ke layar lebar. Desain karakter dalam Sleeping Beauty tidak hanya “baik” karena “serasi” antar karakter dan dengan latar belakangnya, tetapi menyatu dengan “sempurna”. Salah satu alasannya adalah karena desain animasi dalam film ini diawasi oleh seniman Eyvind Earle yang benar-benar serius dalam menggarap desain bergaya Gothic yang penuh detil dan tidak mau berkompromi dengan seniman lainnya—mereka semua harus memiliki visi yang sama. Perbedaan visi dalam diri animator sudah pernah “dibiarkan” oleh Walt Disney dalam pembuatan Alice in Wonderland dan hasilnya mengecewakan Walt karena film tersebut tidak terlihat memiliki jati diri desain yang jelas. Desain karakter Sleeping Beauty benar-benar telah baik sehingga dapat dijadikan acuan atau pertimbangan dalam menilai karakter animasi atau memberi contoh desain yang baik: coba ambil karakter-karakter dari Sleeping Beauty dan tempelkan pada latar belakang film The Lion King, Alice in Wonderland, atau Dumbo—maka akan tampak ketidakcocokan yang jelas. Dari sinilah Skywalker melihat pola desain karakter dan latar belakang animasi agar dapat mengetahui apakah karakter dan latar belakangnya telah memiliki kesesuaian desai atau belum.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

07 Background/Set Match

Menyambung pembahasa pada Character Design, desain latar belakang dalam film ini sudah baik karena berhasil menyatu sempurna dengan karakternya. Sleeping Beauty memiliki beberapa latar berbeda yang mencolok: istana Raja Stefan, hutan, dan istana Maleficent. Meskipun latar-latar tersebut berbeda, namun kesemuanya memiliki bahasa desain yang sama. Film ini mengedepankan background yang dibuat seperti “karpet antik berjalan” (a moving tapestry) yang memiliki detil yang tegas dan kompleks (meticulous details). Latar belakang yang berbeda akan dikerjakan oleh animator yang berbeda namun tetap dalam pengawasan Eyvind Earle sehingga kesemuanya memiliki bahasa desain yang sama. Hal ini memberikan kesan “satu dunia” (single universe) yang sangat kuat, bahkan lebih kuat dari film-film animasi yang pernah dibuat sebelumnya. Muncul pernyataan bahwa satu background dalam film Sleeping Beauty bisa memerlukan waktu hingga satu minggu untuk selesai; jauh lebih lama dibandingkan dengan kartun Silly Symphonies yang satu background bisa saja diselesaikan dalam waktu satu hari. Melihat proses pembuatan dan hasil akhir Sleeping Beauty, rasanya pernyataan tersebut tidaklah terlalu melebih-lebihkan. Dalam dokumenter Picture Perfect: The Making of Sleeping Beauty, disebutkan bahwa ada banyak desain 2 dimensi dalam film ini yang tampak seperti dibuat menggunakan komputer—padahal animasi ini sepenuhnya dibuat dengan tangan manusia tanpa campur tangan komputer.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual dalam film ini sudah baik. Salah satu efek hasil gambar tangan yang tampak seperti hasil buatan komputer adalah efek “serbuk peri” (fairy dust) pada Flora, Fauna, dan Merryweather. Selain pada detil gambar, film ini memiliki hasil prsentasi yang baik dengan memanfaatkan teknologi presentasi Technirama 70 secara maksimal yang membuat ukuran layar menjadi lebih lebar dibandingkan dengan film (di masa itu) pada umumnya.

09 Audience Approval

Sleeping Beauty mendapatkan tanggapan yang positif dari kalangan penonton umum.

7.2/10  IMDb

85%    Metacritic

89%    Rotten Tomatoes

86%    liked this film Google users

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Sleeping Beauty dibuat dengan tujuan yang jelas: Disney ingin menciptakan sebuah animasi yang benar-benar baru, sangat berbeda dari film-film sebelumnya, dan menunjukkan kompleksitas atau kesempurnaan yang tinggi. Disney sadar betul bahwa ambisi tersebut akan mnguras banyak sekali waktu, tenaga, dan dana—namun proyek Sleeping Beauty tetap dilanjutkan. Meskipun film ini tidak berhasil mengembalikan modal dan akhirnya membuat studio Disney rugi (tentu saja “mengalami kerugian” bukanlah tujuan/intention dari pembuatnya—akan dibahas lebih lanjut pada bagian Financal), tetapi secara artistik film ini telah memenuhi visi penciptanya. Sleeping Beauty adalah sebuah animasi Disney yang berbeda dari film-film sebelumnya—lebih kompleks dari segi desain, lebih spektakuler, dan lebih ambisius. Film ini pun seolah berdiri sendiri (stands-out) karena belum ada lagi animasi yang dibuat mengikuti besarnya ambisi Sleeping Beauty dan berhasil menjadi sukses.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Sejak pertama kali menonton Sleeping Beauty, saya benar-benar terpukau dengan visual yang disajikan. Benar sekali bahwa setiap frame dalam film ini dibuat dengan sangat bagus. Saking bagusnya, adegan bisa di-pause/freeze kemudian dicetak dan dipajang layaknya sebuah lukisan. Saya mencoba melihat screen captures dari keseluruhan film Sleeping Beauty dan saya terkejut karena masing-masing screen capture (screen shot) menunjukkan karya seni yang baik. Latar belakangnya tampak jelas dengan detil yang luar biasa, karakternya pun menyatu sempurna dengan latar belakangnya. Saya jadi bingung sediri ketika memilih screen capture mana yang mau ditampilkan dalam review ini karena semuanya terlihat sangat bagus. Sleeping Beauty bukanlah sebuah animasi untuk semata-mata dinikmati alur ceritanya, tetapi sebuah animasi yang menuntut penonton untuk melakukan observasi pada keseluruhan adegan yang ditampilkan di layar. Film ini bukan seperti buku komik yang disusun agar pembaca cepat membaca dialognya, tetapi seperti pameran lukisan yang mengharuskan pengunjung mengamati satu per satu lukisannya agar bisa keluar dari pameran dengan rasa puas. Maka, saya setuju dengan pendapat yang diutarakan dalam dokumenter Picure Perfect: The Making of Sleeping Beauty yakni Sleeping Beauty adalah sebuah film animasi yang menegaskan kepada dunia bahwa “Animasi adalah Seni”.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

Tampaknya, pernyataan ini telah kembali dilupakan oleh perusahaan Disney sendiri yang pada era 2010-an merilis ulang animasi-animasinya menjadi live-action. Hal tersebut merupakan sebuah evolusi mundur atau kemunduran besar karena mengembalikan persepsi primitif bahwa film live-action jauh lebih unggul ketimbang film animasi, bahwa film animasi hanya lelucon serta bukan seni sungguhan. Namun sebagaimana telah dibuktikan oleh Sleeping Beauty—dan oleh film-film yang dirilis ulang oleh Disney, animasi tidak sama dengan live-action. Ada banyak sekali atribut animasi yang mustahil dilakukan oleh live action—bukan karena alasan teknis karena teknologi sudah mampu mereplikasi nyaris apapun, tetapi dari nuansa dan persepsi berbeda yang menyertai kedua medium film ini. Inilah alasan saya menggunakan Sleeping Beauty sebagai standar tertinggi dalam menilai film-film animasi—apabila Snow White and the Seven Dwarfs membuktikan bahwa animasi memiliki level yang setara dengan live-action, Sleeping Beauty-lah yang memproklamasikan posisi animasi tidak hanya sebagai produk yang setara dengan live-action dalam hal production value dan impact, tetapi juga sebagai maha karya seni—Animation is Art.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

02 Awards

Tidak ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.

03 Financial

Dari dana sebesar $6 juta, Sleeping Beauty “hanya” mampu menjual tiket sebesar $5.3 juta ketika pertama kali rilis di bioskop. Jika dilihat dengan cara seperti itu, maka jelas sekali bahwa Sleeping Beauty merupakan sebuah kegagalan finansial. Padahal jika dilihat dari perspektif yang berbeda, Sleeping Beauty adalah film terlaris ke-dua pada tahun 1959 di bawah Ben-Hur. Salah satu alasan mengapa film ini sukses namun merugi adalah kenyataan bahwa biaya produksi film ini benar-benar sangat besar, setara dua kali lipat dari biaya produksi film-film Disney sebelumnya yakni Alice in Wonderland, Peter Pan, dan Lady and the Tramp. Sleeping Beauty baru mulai memperoleh keuntungan di tahun-tahun berkutnya setelah dirilis ulang dan didistribusikan dalam format DVD. Meskipun pada akhirnya film ini memperoleh uang sebesar $51 juta (atau setara dengan $690 juta jika disesuaikan dengan angka inflasi sampai artikel ini dirilis), namun penilaian Skywalker tetap akan melihatnya dengan perspektif yang paling dasar yakni besaran biaya dibandingkan dengan hasil penjualan tiket. Hasilnya, dapat dikatakan bahwa Sleeping Beauty gagal dalam hal finansial.

Sleeping Beauty (1959) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$9,464,608

Details

Further financial details...

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

Weekly US DVD Sales

Date

Rank

Units
this
Week

% Change

Total
Units

Spending
this
Week

Total
Spending

Weeks
in
Release

Oct 12, 2008

1

1,161,057

 

1,161,057

$17,404,244

$17,404,244

266

Oct 19, 2008

3

332,614

-71%

1,493,671

$4,985,884

$22,390,128

267

Oct 26, 2008

6

176,633

-47%

1,670,304

$2,647,729

$25,037,857

268

Nov 2, 2008

8

119,113

-33%

1,789,417

$1,785,504

$26,823,361

269

Nov 9, 2008

10

92,572

-22%

1,881,989

$1,387,654

$28,211,015

270

Nov 16, 2008

19

69,584

-25%

1,951,573

$1,043,064

$29,254,079

271

Nov 30, 2008

9

421,719

 

2,393,531

$5,777,550

$35,335,012

273

Apr 4, 2010

21

71,588

 

2,594,006

$1,073,104

$38,443,168

343

Sep 9, 2012

29

21,186

 

2,662,154

$419,106

$39,859,425

470

Sep 23, 2012

30

13,552

 

2,696,158

$274,283

$40,526,732

472

Oct 7, 2012

29

8,477

 

2,712,869

$180,885

$40,879,727

474

Oct 14, 2012

28

13,987

+65%

2,726,856

$302,311

$41,182,038

475

Nov 18, 2012

28

21,013

 

2,829,642

$537,660

$43,646,429

480

Feb 17, 2013

24

36,164

 

3,153,219

$771,154

$50,425,387

493

Apr 28, 2013

29

23,266

 

3,318,044

$429,053

$53,778,956

503

May 26, 2013

30

24,186

 

3,383,444

$495,791

$55,095,892

507

Jun 30, 2013

22

27,171

 

3,466,582

$589,630

$56,833,115

512

Jul 7, 2013

28

26,201

-4%

3,492,783

$575,631

$57,408,746

513

Jul 14, 2013

23

27,798

+6%

3,520,581

$614,347

$58,023,093

514

Jul 21, 2013

21

28,141

+1%

3,548,722

$588,938

$58,612,031

515

Aug 18, 2013

20

32,210

 

3,631,975

$618,393

$60,216,552

519

Sep 1, 2013

28

17,497

 

3,668,295

$350,547

$60,931,763

521

Sep 29, 2013

23

12,147

 

3,723,745

$208,688

$62,029,894

525

Oct 6, 2013

18

14,804

+22%

3,738,549

$279,289

$62,309,183

526

Oct 13, 2013

28

13,754

-7%

3,752,303

$275,579

$62,584,762

527

Oct 20, 2013

26

14,458

+5%

3,766,761

$290,990

$62,875,752

528

Oct 27, 2013

28

14,860

+3%

3,781,621

$286,135

$63,161,887

529

Nov 10, 2013

25

7,948

 

3,804,187

$166,434

$63,622,929

531

Nov 17, 2013

28

13,384

+68%

3,817,571

$297,028

$63,919,957

532

Dec 15, 2013

30

20,250

 

3,891,301

$339,524

$65,351,047

536

May 25, 2014

22

15,686

 

4,200,086

$580,202

$74,605,642

559

Jun 8, 2014

25

11,198

 

4,222,099

$368,345

$75,361,888

561

Jun 22, 2014

30

7,172

 

4,238,512

$252,757

$75,941,091

563

Jul 20, 2014

28

11,789

 

4,282,438

$356,195

$77,378,663

567

Jul 27, 2014

21

13,994

+19%

4,296,432

$391,678

$77,770,341

568

Aug 3, 2014

20

13,101

-6%

4,309,533

$365,781

$78,136,122

569

Aug 10, 2014

25

12,454

-5%

4,321,987

$345,701

$78,481,823

570

Aug 24, 2014

30

10,287

 

4,332,841

$301,464

$78,800,072

572

Aug 31, 2014

30

12,226

+19%

4,345,067

$333,283

$79,133,355

573

Sep 7, 2014

26

11,846

-3%

4,356,913

$318,067

$79,451,422

574

Sep 14, 2014

23

6,425

-46%

4,363,338

$176,565

$79,627,987

575

Sep 21, 2014

22

5,891

-8%

4,369,229

$177,422

$79,805,409

576

Sep 28, 2014

27

11,408

+94%

4,380,637

$332,362

$80,137,771

577

Oct 12, 2014

4

86,591

 

4,468,697

$1,842,267

$82,025,670

579

Oct 19, 2014

9

38,680

-55%

4,507,377

$758,612

$82,784,282

580

Oct 26, 2014

17

25,700

-34%

4,533,077

$537,883

$83,322,165

581

Nov 2, 2014

18

29,170

+14%

4,562,247

$620,749

$83,942,914

582

Nov 9, 2014

18

19,018

-35%

4,581,265

$399,093

$84,342,007

583

Nov 16, 2014

22

14,682

-23%

4,595,947

$305,938

$84,647,945

584

Nov 30, 2014

21

143,703

 

4,755,655

$2,743,736

$87,712,205

586

Dec 14, 2014

27

36,964

 

4,824,808

$739,624

$89,105,877

588

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

04 Critics

Secara umum, Sleeping Beauty mendapatkan tanggapan yang positif dari kritikus. Cerita dalam film ini mendapat keluhan karena kurangnya keceriaan khas Disney, namun tampilan visual/artistik film ini mendapatkan pujian dari kritikus.

05 Longevity

Sleeping Beauty masih tetap relevan bahkan setelah berusia lebih dari 60 tahun. Tanggapan penonton secara umum masih tetap positif—terutama pujian untuk tampilan artistik film ini masih tetap sangat positif.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.
Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 10/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Sleeping Beauty (Platinum Edition)

Rilis                 : 22 September 2008

Format             : DVD [|||]

Kode Warna    : 3/NTSC [support upscaling hingga 1080/60 dan 24hz]

Fitur                : Behind the scenes documentaries, music videos, games/activities, trailers, supplementary films

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.
STREAMING

iTunes:

iTunesiTunes

Google Play:

Google PlayGoogle PlayGoogle Play

Vudu:

VuduVuduVudu

 

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.

NOTE| Skywalker Hunter menolak untuk memposisikan Maleficent (2014) sebagai sebuah sekuel dan/atau remake dari Sleeping Beauty (1959) dikarenakan posisi film tersebut yang secara terang-terangan mendiskreditkan Sleeping Beauty (1959) dengan melakukan 1) Menjadikan Maleficent lebih dari sekadar Protagonis, tetapi sekaligus sebagai tokoh baik atau pahlawan, dan 2) Menyatakan secara jelas bahwa Sleeping Beauty (1959) adalah versi Sleeping Beauty yang salah berdasarkan narasi Aurora pada bagian penutup film Maleficent (2014). Tindakan-tindakan ini menentang visi Walt Disney selaku pendiri (founder) perusahaan tersebut dan merendahkan visi beliau dengan menulis ulang inti narasi yang menjadi poin paling penting dari Sleeping Beauty. Maleficent sepantasnya diperlakukan sebagai film Fantasi yang berdiri sendiri tanpa ada sangkut pautnya dengan Sleeping Beauty (1959) sebagaimana The Lion King 11/2 tidak dapat dinyatakan serumpun dengan The Lion King (berada dalam klasifikasi yang berbeda) dan tidak memengaruhi posisi The Lion King sebaga sebuah karya populer yang Canon—bahkan posisi Maleficent (2014) tidak dapat disetarakan dengan remake populer seperti The Lion King (2019), Cinderella (2015), dan The Jungle Book (2016) yang meskipun menuai tanggapan negatif, tetapi lebih menghargai dengan bersikap lebih setia kepada sumber atau rujukan ceritanya.

©1959 [2008 Platinum Edition]/Disney/Sleeping Beauty/All Rights Reserved.