Snow White and the Seven Dwarfs

Snow White and the Seven Dwarfs
(1937)
Oleh Nabil Bakri

referensi utama: Snow White and the Seven Dwarfs (film), dokumenter di balik layar pembuatan Snow White (Home Video Diamond Edition), Wikipedia, dan laman resmi Disney
SEMUA GAMBAR ADALAH MILIK DISNEY/ALL PICTURES BELONG TO DISNEY


Snow White and the Seven Dwarfs tayang perdana di Carthay Circle Theatre pada 21 Desember 1937, diikuti dengan pemutaran nasionalnya pada 4 Februari 1938. Jadilah pendapatan total $8 juta di penayangan pembukaan. Film ini ditambahkan ke United States National Film Registry pada 1989. Film ini adalah satu dari dua animasi yang masuk dalam jajaran Daftar 100 Film Amerika Paling Agung Sepanjang Masa dari Institut Perfilman Amerika di tahun 1997 (animasi lainnya adalah Fantasia, film Disney lainnya), berada di posisi 49. Kemudian di daftar versi 2007 film ini mencapai urutan 34, dan kali ini menjadi satu-satunya film animasi tradisional yang masuk daftar. AFI (American Film Institute/ Institut Perfilman Amerika) menyebutnya sebagai film animasi Amerika yang paling hebat sepanjang masa di tahun 2008.

Snow White and the Seven Dwafs merupakan sebuah film animasi (layar lebar pertama) yang diproduksi oleh Walt Disney dan dirilis oleh RKO Radio Pictures. Film ini didasari pada dongeng ternama karya Grimm bersaudara (Jerman). Film ini adalah film animasi panjang pertama, film animasi pertama yang diproduksi secara full color, juga merupakan film pertama produksi Walt Disney, dan menjadi kredit paling awal (pertama) jajaran seri Disney klasik. Ceritanya sendiri diadaptasi oleh storyboard artist Dorothy Ann Blank, Richard Creedon, Merrill De Maris, Otto Englander, Earl Hurd, Dick Rickard, Ted Sears, dan Webb Smith. David Hand sebagai supervising director, sementara William cottrell, Wilfred Jackson, Larry Morey, Perce Pearce, dan Ben Sharpsteen menyutradarai adegan individu dari film tersebut.

Ringkasan Cerita



Snow White (Puteri Salju) tinggal di sebuah istana megah bersama ibu tirinya, Sang Ratu. Akan tetapi, Sang Ratu berhati jahat. Snow White dipaksa berpakaian jelek dan dijadikan pembantu. Sang Ratu yang merasa dirinya paling cantik dan tidak suka disaingi kecantikannya ini setiap hari bertanya pada cermin ajaib, “Cermin ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?” Selama cermin menjawab bahwa Ratu-lah yang tercantik, Snow White aman dari kedengkian Sang Ratu.

Dalam filmnya sendiri, Ratu, pada adegan awal, mengucapkan mantra sebelum Cermin muncul:

The Queen: Slave in the magic mirror. Come from the farthest space. Through wind and darkness I summon thee. Speak! Let me see thy face!
(Sang Ratu: Abdi dalam cermin ajaib. Datang dari ruang terjauh. Melalui angin dan kegelapan aku memanggilmu. Bicaralah! Perlihatkanlah wajahmu!) Kemudian sesosok wajah (seperti topeng) muncul di dalam cermin.

Akan tetapi, suatu hari, cermin menjawab lain. Ia mengatakan ada seorang wanita yang lebih cantik dengan bibir semerah mawar, rambut sehitam kayu eboni, dan kulit seputih salju. Sang Ratu tahu bahwa yang dimaksud adalah Snow White dan ia sangat murka, ditambah dengan kedekatan Snow White dengan seorang pangeran tampan semakin menambah kecemburuan Sang Ratu.



Ratu kemudian memerintahkan seorang pemburu setianya untuk mengajak Snow White pergi ke hutan. Di sana, ia diperintahkan untuk membunuh Snow White dan membawa pulang jantungnya di dalam sebuah kotak yang telah disiapkan Sang Ratu sebagai bukti bahwa Snow White sudah benar-benar mati.

Si Pemburu memang mengajak Snow White masuk ke dalam hutan dan menunggunya memetik bunga. Ia sudah mengacungkan belati ke arah Snow White sebelum akhirnya ia jatuhkan belati itu karena tak kuasa melakukan perintah keji tersebut. Ia kemudian memberi tahu Snow White yang ketakutan bahwa Sang Ratu menginginginkannya mati karena cemburu. Pemburu baik itu kemudian meminta Snow White untuk lari jauh ke dalam hutan dan jangan pernah kembali. Snow White segera melaksanakannya. Ia terus berlari di tengah hutan yang gelap dengan ketakutan, sehingga seolah-olah hutan itu ‘hidup’ dan mengerikan. Puteri yang ketakutan itu terus berlari hingga tak kuasa dan menangis. Namun, muncullah binatang-binatang hutan yang kemudian membawanya ke sebuah pondok kecil.

Snow White masuk ke dalam rumah yang tak berpenghuni itu dan kaget sekali mendapati rumah yang tidak karuan! Sangat berantakan! Ia kemudian berniat baik dengan membersihkan pondok itu bersama teman-teman binatangnya. Setelah rumah bersih dan sembari menunggu supnya matang, Snow White beristirahat di lantai atas, tempat di mana kasur-kasur kecil yang berjumlah tujuh buah tersusun. Saat itulah, penghuni rumah yang sesungguhnya, para kurcaci, tiba di rumah.



Sementara Snow White dan para kurcaci mulai saling mengenal dan mengadakan sebuah pesta kecil, Sang Ratu kembali murka setelah cermin kepercayaannya memberitahukan bahwa Snow White belum mati dan bukti itu palsu, karena sebenarnya hanya jantung babi. Ia kemudian memutuskan untuk membunuh Snow White dengan tangannya sendiri melalui sebuah apel beracun. Sebelumnya, ia meminum ramuan untuk mengubahnya menjadi seorang nenek tua.

Bukan main kagetnya para kurcaci saat melihat keadaan rumah mereka yang sudah bersih dan adanya aroma sedap sup. Ternyata, di lantai dua rumah mereka, tidurlah seorang puteri cantik. Mereka tak kuasa mengusirnya. Snow Wite terbangun dan memohon untuk diizinkan tinggal. Ia sangat gembira melihat tingkah para kurcaci, bahkan bisa menyebutkan nama mereka; Doc, Sneezy, Sleepy, Bashful, Happy, Grumpy, dan tentu saja Dopey.

Sementara Snow White dan para kurcaci mulai saling mengenal dan mengadakan sebuah pesta kecil, Sang Ratu kembali murka setelah cermin kepercayaannya memberitahukan bahwa Snow White belum mati dan bukti itu palsu, karena sebenarnya hanya jantung babi. Ia kemudian memutuskan untuk membunuh Snow White dengan tangannya sendiri melalui sebuah apel beracun. Sebelumnya, ia meminum ramuan untuk mengubahnya menjadi seorang nenek tua.


Di pondok, Snow White tinggal sendiri bersama teman-teman binatangnya yang membantunya membuat kue pai, kejutan untuk Grumpy, sepulang dari menambang berlian nanti. Tanpa diduga, datanglah seorang nenek tua penjual apel. Karena berhati baik dan berbelas kasih tinggi, Snow White tak sampai hati melihat nenek tua tersebut dan menolongnya, mempersilakan masuk, dan memberinya minum. Padahal, para binatang sudah punya firasat buruk. Nah, sebagai balas budi, nenek tua itu memberi Snow White apel yang paling baik, yang katanya ‘bisa mengabulkan permintaan’. Namun, semua itu hanya tipuan. Tapi, Snow White yang lugu, percaya begitu saja dan memakan apel yang penuh racun itu.

Para binatang sudah keburu berlari secepat mungkin ke tambang tempat para kurcaci menggali berlian sebelum Snow White memakan apel. Para kurcaci tiba di pondok tepat saat Sang Ratu (dengan fisik nenek tua) akan meninggalkan pondok. Pengejaran pun terjadi, hingga nenek tua itu terpojok di jurang. Tak kehabisan akal, ia berusaha menggelindingkan sebongkah batu besar agar menimpa para kurcaci. Namun malang, pijakannya tersambar petir hingga batu-batu hancur dan runtuh ke jurang, membawa serta nenek tua dan bongkahan besar batu itu. Semuanya runtuh ke jurang. Sepertinya masalah sudah selesai, tapi tidak! Para kurcaci bingung harus bagaimana menyelamatkan hidup Snow White.

Ketujuh kurcaci yakin bahwa Snow White sudah meninggal. Namun karena kecantikannya tetap terpancar, mereka tidak mampu menguburkannya. Akhirnya, mereka membuat sebuah peti mati dari kaca beralaskan emas yang diukir. Walau dalam keadaan meninggal, kecantikannya masih sama dan ia terlihat seperti tertidur. Waktu berlalu dan datanglah seorang pangeran tampan dengan kudanya yang gagah, pangeran yang ditemui Snow White di kastil saat ia sedang bersih-bersih. Pangeran itu adalah cinta pertama dan sejati Snow White. Sang Pangeran kemudian mencium Snow White, dan di luar dugaan, Snow White terbangun. Ternyata racun apel bisa ditangkal dengan ciuman pertama cinta sejati. Para kurcaci bersorak kegirangan dan pangeran membawa Snow White ke istananya untuk hidup bahagia selamanya.

Pengisi Suara


1. Adriana Caselotti sebagai Snow White (Puteri Salju): Adalah seorang puteri muda yang merupakan puteri tunggal dari seorang raja agung yang isterinya telah meninggal. Tak lama, sang raja memiliki ratu baru dan tak lama kemudian ia meninggal. Snow White kemudian dipaksa menjadi pembantu oleh ibu tirinya (Ratu). Walau demikian, Snow White tetap baik hati, bergembira, dan lugu.


2. Lucille La Verne sebagai Ratu Grimhilde: Adalah ibu tiri Snow White. Ia memiliki cermin ajaib yang kemudian memberi tahunya bahwa Snow White lebih cantik darinya. Kemudian ia mengutus Humbert si pemburu untuk membunuhnya di hutan. Setelah tahu bahwa Snow White belumlah mati, ia menyamar sebagai wanita tua penjual apel yang mana sebuah apel telah ia beri racun untuk menyingkirkan Snow White tanpa harus membunuhnya.


3. Harry Stockwell sebagai Pangeran Tampan: Pangeran pertama kali bertemu Snow White di istana saat ia sedang bersenandung di ‘sumur harapan’. Mendengar nyanyian merdu itu, Pangeran menghampiri Snow White dan jatuh hati padanya. Pangeran kemudian menjadi orang yang berhasil menyelamatkan nyawa Snow White.

4. Roy Atwell sebagai Doc: Dia adalah pemimpin dari enam kurcaci lainnya. Ciri khasnya adalah kacamata yang ia kenakan dan tampang yang terlihat paling sepuh/bijaksana, padahal sebenarnya mudah tergagap.

5. Pinto Colvig sebagai Grumpy: Kurcaci yang satu ini selalu marah dan menggerutu (dari situlah asal nama Grumpy). Dia paling skeptis saat Snow White memohon untuk tinggal, tapi kemudian hatinya mencair karena kebaikan Snow White. Tercatat, ia memiliki hidung paling besar di antara kurcaci lain dan terkadang terlihat dengan satu matanya menutup.

6. Otis Harlan sebagai Happy: Happy ini kurcaci yang selalu tampak ceria, positif, dan berbahagia.

7. Pinto Colvig sebagai Sleepy: Kerjaan kurcaci yang satu ini adalah tidur. Ia selalu mengantuk dan menguap hampir di segala situasi.

8. Scotty Mattraw sebagai Bashful: Kurcaci yang satu ini adalah yang paling pemalu.

9. Billy Gilbert sebagai Sneezy: Ia adalah kurcaci yang terkenal dengan bersin-nya. Kekuatan bersin dari Sneezy bahkan bisa meniup banyak benda di sekitarnya.

10. Eddie Collins sebagai Dopey (hanya sebagai referensi gerakan dan efek suara saja): Dopey adalah satu-satunya kurcaci yang tidak berjanggut dan tidak bisa bicara. Happy mengatakan bahwa Dopey tidak pernah mau mencoba bicara.

11. Moroni Olsen sebagai Cermin Ajaib: Dia adalah sosok dalam cermin yang menampakkan diri sebagai sebuah topeng berwarna hijau di antara asap di dalam cermin. Ratu selalu berkonsultasi padanya perihal siapa wanita tercantik di seluruh negeri.

12. Stuart Buchanan sebagai Humbert Si Pimburu: Walaupun ia adalah pembunuh bayaran kepercayaan Sang Ratu, ia tetap tidak tega membunuh Snow White dan rela menanggung semua hukuman yang akan dijatuhkan padanya. Ia menipu Sang Ratu dengan membawakan bukti jantung babi, untuk meyakinkan kematian Snow White.

Produksi


Produksi Pengembangan film Snow White and the Seven Dwarfs dimulai pada awal 1934. Kemudian pada Juni 1934, Walt Disney sendiri mengumumkan tentang produksi ini, yang merupakan animasi panjangnya yang pertama, ke New York Times. Sebelum Snow White and the Seven Dwarfs, studio Disney sudah memulai produksi animasi pendek yakni Mickey Mouse dan Silly Symphony. Disney sangat berharap untuk mengembangkan studionya dengan beralih ke pembuatan film layar lebar berdurasi panjang, dan diperkirakan Snow White and the Seven Dwarfs akan makan biaya sekitar $250,000,- Amerika, yang jumlah ini berarti sepuluh kali lipat biaya Silly Symphony.

Walt Disney harus berjuang agar film ‘besar’ ini bisa diproduksi. Kakak sekaligus partner bisnisnya, Roy, dan istri tercinta Walt, Lillian, ingin sekali meminta Walt untuk mengurungkan niatnya dan industri perfilman Hollywood menganggapnya bodoh sementara filmnya sedang diproduksi. Walt Disney bahkan harus menjadikan rumahnya sebagai hipotek (jaminan kredit) untuk membantu membiayai produksi Snow White, yang bahkan mencapai total anggaran $1,488,422.74,-, sebuah angka fantastis untuk ukuran film animasi di tahun 1937.

Pengembangan Cerita

Pada 9 Agustus 1934, sebuah catatan 21 halaman berjudul “Saran-saran untuk Snow White” diberikan oleh Richard Creedon (staf penulis), menyarankan bagaimana karakter-karakternya, juga situasi dan komedi untuk cerita Snow White. Sebagaimana sudah Disney nyatakan di awal tahap produksi bahwa atraksi utamanya adalah ketujuh kurcaci, dan kemampuan mereka melakukan tingkah menggelikan, tiga pertemuan yang membahas tentang cerita untuk film Snow White diadakan di bulan Oktober dan dihadiri oleh Disney, Creedon, Larry Morey, Albert Hunter, Ted Sears dan Pinto Colvig. Disney merasa bahwa ceritanya harus diawali dengan Snow White yang menemukan keberadaan pondok tujuh kurcaci. Sejak awal, Walt sudah menyarankah bahwa masing-masing kurcaci, yang sebenarnya nama dan kepribadian masing-masingnya tidak dijabarkan di dalam buku dongeng, haruslah memiliki kepribadian masing-masing. Nama para kurcaci dipilih dari banyak pilihan yang jumlahnya sekitar lima puluh, termasuk Jumpy, Deafy, Dizzey, Hickey, Wheezy, Baldy, Gabby, Nifty, Sniffy, Swift, Lazy, Puffy, Stuffy, Tubby, Shorty, dan Burpy. Ketujuh nama terpilih adalah nama yang telah dipilih melalui proses seleksi. Pemimpin para kurcaci haruslah sok ngatur, egois, dan sebagaimana yang kita lihat dalam karakter Doc; Kurcaci lain dinamai sesuai sifat dan tingkah laku mereka. Sampai akhir Oktober, baru Doc, Grumpy, Bashful, Sleepy, dan Happy yang menjadi keputusan akhir sementara Sneezy dan Dopey diganti dengan Jumpy dan kurcaci ketujuh yang tidak dinamai.


Pada mulanya, para kurcaci akan menjadi fokus utama cerita, dan banyak adegan ditulis untuk ketujuh karakter. Bagaimanapun, dalam poin tertentu, diputuskan bahwa keutamaan cerita adalah hubungan antara Ratu dengan Snow White. Untuk alasan ini, beberapa adegan yang menampilkan para kurcaci dipotong. Yang pertama adalah adegan di mana Doc dan Grumpy berdebat apakah Snow White boleh tinggal di pondok mereka atau tidak. Adegan lainnya adalah ketika ditunjukkan saat para kurcaci makan sup dengan ribut dan berantakan; Snow White (tidak berhasil) ingin mengajari para kurcaci bagaimana makan seperti seorang pria baik-baik. Kemudian ada adegan di mana ketujuh kurcaci mengadakan pertemuan untuk memikirkan kado terbaik untuk Snow White; adegan ini kemudian dilanjutkan dengan adegan ‘membuat ranjang’, di mana para kurcaci dan binatang-binatang hutan membuat sebuah ranjang yang diukir untuk Sang Puteri. Adegan ini juga dipotong karena bisa ‘melambatkan’ jalan cerita. Adegan makan sup dan membuat ranjang (yang dihapus) dibuat oleh Ward Kimball, yang kemudian memutuskan untuk meninggalkan studio. Akan tetapi Disney membujuknya untuk tetap bekerja dengannya dengan cara mempromosikannya untuk menjadi penyelia animator karakter Jiminy Jangkrik untuk film Disney yang selanjtnya, Pinocchio.

Desain

Semua desain yang digunakan dalam film, mulai dari fisik karakter sampai tampilan bebatuan di latar, harus mendapat persetujuan Albert Hurter sebagai pemegang wewenang dalam bidang desain, sebelum dibuat hasil akhirnya. Dua seniman konsep yang juga mengkontribusikan gaya visual Snow White and the Seven Dwarfs: Ferdinand Hovarth (yang walaupun desainnya sering tidak menjadi pilihan akhir tapi memproduksi sejumlah konsep ‘gelap’ untuk film ini) dan Gustaf Tenggren, yang menguasai kualitas ilustrasi Eropa yang disukai oleh Walt. Tenggren kebanyakan diminta sebagai color stylist dan menentukan suasana dan latar dari banyak adegan dalam film ini. Dia juga mendesain poster film ini dan mengilustrasi buku cetaknya. Walau bagaimanapun, hanya Hurter yang menerima kredit di film ini, sebagai desainer karakter. Seniman lain yang juga bekerja untuk film ini termasuk Joe Grant, yang kontsibusi paling signifikannya adalah desain sosok penyihir dari Sang Ratu.

Art Babbit, seorang animator yang bergabung dengan studio Disney pada 1932, mengundang tujuh koleganya (yang bekerja dalam ruangan yang sama dengannya) untuk datang dengannya ke sebuah kelas seni yang ia buat sendiri di rumahnya di Hollywood Hills. Walau tidak ada guru, Babbit telah merekrut seorang model untuk berpose dan digambar oleh teman-temannya. Kelas-kelas ini diadakan mingguan; tiap minggunya, semakin banyak anomator yang datang. Setelah tiga minggu, Walt Disney memanggil Babbit ke kantornya dan menawarinya untuk menyediakan ruang kerja dan para model yang dibutuhkan jika sesi kelas pindah ke studio. Babbit menjalankan sesi tersebut selama sebulan sampai animator Hardie Gramatky menyarankan mereka untuk merekrut Don Graham; guru seni dari Institut Chouinard, yang mengajar kelas pertamanya di studio pada 15 November 1932, dan kemudian diikuti oleh Phil Dike beberapa minggu kemudian. Kelas ini fokus pada anatomi dan gerakan manusia, meskipun kemudian ada instruksi untuk memasukkan analisa aksi/gerakan, anatomi binatang, dan acting.

"Tugas utama kartun bukanlah untuk menggambarkan atau meniru aksi nyata atau hal-hal yang sungguh-sungguh terjadi, tapi untuk memberikan kehidupan dan aksi pada karakter; untuk menampilkan di layar , hal-hal yang telah berlarian melintasi imajinasi para penonton dan untuk menghidupkan fantasi mimpi dan imajinasi yang pernah kita pikirkan selama hidup kita...Saya sepenuhnya merasa bahwa kita tidak bisa melakukan hal-hal yang fantastis berdasarkan yang nyata, kecuali kita tahu kenyataan lebih dulu. Hal ini haruslah diusung dengan sangat jelas pada semua orang muda, dan bahkan yang lebih tua."
Walt Disney, 1935

Walau pada mulanya kelas ini digambarkan sebagai sebuah ‘pertarungan brutal’, antusiasme dan energi dari para peserta membuat kelas menjadi menstimulasi dan menguntungkan bagi semua yang terlibat. Graham sering kali terlibat dalam film pendek Disney, bersama para animator, menyediakan kritik baik kelebihan maupun kekurangan. Sebagai contoh, Graham mengkritik animasi Abner si tikus karya Babbit dalam The Country Cousin.


Sedikit sekali animator di studio Disney yang pernah mengikuti palatihan seni (kebanyakan pernah menjadi kartunis surat kabar); sementara hanya sedikit yang terlatih seperti Grim Natwick, yang berlatih di Eropa. Kesuksesan sang animator dalam mendesain Betty Boop untuk Studio Fleischer menunjukkan pemahaman daripada anatomi manusia, dan ketika Walt Disney meminta Natwick untuk bergabung, ia diberi karakter perempuan untuk dianimasikan hampir secara eksklusif. Terdorong untuk menganimasikan Persephone, peran utama wanita dalam The Goddess of Spring, telah membuktikan kesuksesan besar; animasi Natwick yaitu seorang pahlawan wanita dalam Cookie Carnival menunjukkan talenta yang lebih menjanjikan, dan sang animator diberi tugas untuk menggambar desain Snow White.

Musik

Lagu-lagu dalam film Snow White and the Seven Dwarfs dikomposisikan oleh Frank Churchill dan Larry Morey. Lagu populer dari film ini termasuk ‘Heigh-Ho’, ‘Some Day My Prince Will Come—Suatu Hari Pangeranku ‘kan Datang’, dan ‘Whistle When You Work—Bersiul-lah Saat Kau Bekerja’. Karena pada waktu itu Disney tidak punya distributor musik sendiri, maka hak edar/siar melalui Bourne Co. Music Publishers, yang tetap memegang hak edarnya. Di tahun-tahun berikutnya, studio berhasil mendapatkan kembali hak-hak atas musik untuk film-film lainnya, kecuali Snow White and the Seven Dwarfs. Film ini juga merupakan film Amerika pertama yang memiliki album musiknya sendiri dengan judul Snow White and the Seven Dwarfs (sama dengan judul filmnya).

Rilis

(atas) Aktor sekaligus sutradara kawakan film bisu, Charlie Chaplin (The Kid, The Gold Rush, The Great Dictator, City Lights), turut menyaksikan penayangan perdana Snow White dan memberi apresiasi positif.

Snow White and the Seven Dwarfs diputar perdana di Cathay Circle Theatre pada 21 Desember 1937, menjadi gebrakan bagi para penikmat film, bahkan diakui kehebatannya oleh mereka yang pada awalnya meragukan proyek ‘raksasa’ pertama Disney ini. Film ini mendapat sambutan meriah dan penghormatan dalam perilisannya di mana disaksikan oleh mega bintang saat itu termasuk Charlie Chaplin dan Paulette Goddard, Shirley Temple, Mary Pickford, Douglas Fairbanks, Jr., Judy Garland, Ginger Rogers, Jack Benny, Fred MacMurray, Clark Gable dan Carole Lombard, Burns dan Allen, Ed Sullivan, dan banyak lagi. Enam hari kemudia, Walt disney dan tujuh kurcaci muncul di sampul majalah Time. The New York Times bahkan mengatakan, “Terima kasih banyak, Tn. Disney.”

Mengikuti kesuksesan di Radio City Music Hall di New York dan sebuah teater di Miami pada januari 1938, RKO Radio Pictures merilis film ini secara umum pada 4 Februari. Snow White and the Seven Dwarfs langsung menjadi sukses di tangga box-office, menghasilkan uang empat kali lipat dari seluruh film yang dirilis di tahun 1938. Pada rilisan perdana ini, Snow White menghasilkan $3.5 juta di Amerika dan Kanada serta di bulan Mei 1939, total pendapatan dari peredaran internasionalnya mencapai $6.5 juta, menjadikannya film bersuara (dialog) tersukses sepanjang masa, menggeser The Singing Fool (1928) (Posisi Snow White nantinya akan digeser oleh Gone With the Wind, 1940). Hingga akhir masa pemutarannya, film ini sudah mendapatkan $7,846,000 dalam perolehan box office internasional. Hal ini memberikan laba pada RKO sebesar $380,000,-.

Film yang berkisah tentang puteri yang cantik jelita ini pertama kali dirilis ulang pada 1944, dengan tujuan untuk meningkatkan pemasukan bagi studio Disney selama Perang Dunia II. Perilisan ulang ini menjadi sebuah tradisi/kebiasaan untuk kembali merilis (rilis ulang) film-film animasi panjang Disney setiap tujuh sampai sepuluh tahun, dan Snow White sendiri dirilis ulang di bioskop pada 1952, 1958, 1967, 1975, 1983, 1987, dan 1993.

Di tahun 1993, Snow White and the Seven Dwarfs menjadi film pertama yang di-scan total ke file digital, dimanipulasi, lalu kemudian direkam ulang menjadi film. Proyek restorasi menggunakan resolusi 4K sepenuhnya dan kedalaman warna 10-bit menggunakan sistem Cineon untuk menghilangkan kotoran dan goresan secara digital dan memperbaharui warna yang pudar.
Snow White and the Seven Dwarfs telah mencatatkan penghasilan $416 juta melalui rilisan perdana dan beberapa rilisan ulang.

Tanggapan

[atas] Aktris cilik Sherly Temple menyertai Disney menerima penghargaan

Film Snow White and the Seven Dwarfs memenangkan sebuah Academy Honorary Award untuk Walt Disney “sebagai sebuah inovasi dunia sinema yang telah membius banyak orang dan mengawali generasi baru dunia hiburan.” Disney menerima sebuah piala Oscar berukuran asli dan tujuh buah miniaturnya yang diserahkan oleh aktris berusia sepuluh tahun, Shirley Temple. Film ini juga dinominasikan sebagai Best Musical Score. Lagu ‘Some Day My Prince Will Come’ telah menjadi standar musik jazz yang telah dinyanyikan oleh banyak seniman, termasuk Buddy Rich, Lee Wiley, Oscar Peterson, dan Miles Davis.

Pembuat film tenar seperti Sergei Eisenstein dan Charlie Chaplin menyebut film ini sebagai sebuah pencapaian penting dalam dunia sinema; Eisenstein bahkan menyebutnya sebagai film terhebat yang pernah diciptakan. Snow White memberi ilham pada Metro Goldwyn Meyer (M.G.M) untuk menciptakan film fantasi The Wizard of Oz di tahun 1939. Pionir animasi lainnya, Max Fleischer, memutuskan untuk membuat film animasi layar lebar, Gulliver’s Travels, untuk menandingi Snow White. Selain itu juga dibuat parodi-parodi Snow White; Ball of Fire (1941) dan satu lagi di tahun 1943 Coal Black and de Sebben Dwarfs oleh Bob Clampett.

Kesuksesan Snow White membuat Disney kembali menciptakan lebih banyak film animasi layar lebar. Walt Disney menggunakan banyak dari keuntungan Snow White untuk membiayai studio baru sebesar $4.5 juta di Burbank. Kemudian studio menyelesaikan Pinocchio dan Fantasia, dan memulai produksi untuk film-film lain yang akan menyusul; Dumbo, Bambi, Alice in Wonderland, dan Peter Pan.
***