poster asli |
LEGACY 1
oleh NABIL BAKRI
referensi utama: Alice in Wonderland(film), dokumenter di balik layar pembuatan Alice in Wonderland (Home Video Special Anniversary Edition), Wikipedia, dan laman resmi Disney
SEMUA GAMBAR ADALAH MILIK DISNEY/ALL PICTURES BELONG TO DISNEY
Alice in Wonderland
(1951)
Alice in Wonderland dirilis pada 1951 dan merupakan sebuah film yang
mengusung tema komedi petualangan fantasi dari Walt Disney yang didasarkan pada
karya populer Lewis Carroll, Alice’s
Adventures in Wonderland dengan tambahan-tambahan dari buku Through the Looking-Glass. Film ini
dirilis tepatnya pada 26 Juli 1951 di London dan New York, menjadikannya
animasi Disney yang ke-13 (dalam jajaran Seri Disney Klasik).
Ringkasan Cerita
Kakak perempuan Alice tengah membacakan buku sejarah
untuknya. Ia meminta Alice untuk mendengarkan dengan saksama. Namun, pikiran
Alice terus saja teralihkan. Ia tidak menyukai pelajaran sejarah. Ia benci buku
yang penuh dengan tulisan. Ia menginginkan dunianya sendiri, di mana buku
berisi gambar-gambar, binatang bisa berbicara, dan bunga-bunga bisa bernyanyi.
Lalu seketika pusat perhatiannya tertuju pada seekor
kelinci yang aneh. Aneh karena kelinci ini mengenakan pakaian dan membawa jam
saku. Kelinci itu terlihat sangat tergesa-gesa. Karena penasaran, Alice
langsung mengikuti kelinci putih itu. Karena rasa ingin tahu yang tinggi, ia
bahkan sampai masuk ke sebuah liang. Ternyata, liang itu sangat dalam. Alice
terjatuh ke dalamnya. Ia tidak seketika mencapai dasar. Saking jauhnya dasar
lubang itu, Alice sampai berpikir bahwa sepertinya ia jatuh ke perut bumi.
Setelah mencapai dasar lubang itu, ia melihat sebuah
pintu berukuran kecil. Melalui lubang kunci, yang juga merupakan mulut dari si
gagang pintu, Alice melihat si kelinci putih. Ia berniat membuka pintu itu tapi
ukuran tubuh Alice terlalu besar untuk muat melewati pintu itu. Maka, ia minum
sebuah minuman yang ternyata bisa mengubahnya menjadi kecil. Setelah ukurannya
mengecil, ia berusaha membuka pintu, tapi ternyata pintu terkunci dan kuncinya
berada di atas meja yang sangat tinggi. Alice kemudian memakan sepotong roti yang
bisa membuat dirinya besar guna meraih kunci tersebut. Tapi ia jadi terlalu
besar dan ia mulai menangis, mengakibatkan banjir di dalam ruangan. Si gagang
pintu yang tidak menyukai banjir itu karena ia bisa terendam, meminta Alice
untuk meminum sebotol minuman seperti yang tadi. Tapi Alice malah menjadi
sangat kecil hingga muat masuk ke dalam botol itu, yang juga muat melewati
lubang kunci si gagang pintu.
Seketika saja Alice berada di laut dan bertemu dengan si
Burung Dodo. Langkahnya kembali terhenti oleh Tweedle Dee dan Tweedle Dum, yang
bersemangat sekali menceritakan beragam kisah dan puisi pada Alice. Salah
satunya adalah kisah mengenai si Walrus dan si Tukang Kayu beserta tiram-tiram
kecil yang dijebak oleh si Walrus karena terlalu ingin tahu (sebagaimana Alice
terlalu ingin tahu mengenai si kelinci putih). Namun, Alice menyelinap pergi.
Alice berhenti di depan sebuah rumah. Ternyata itu rumah
milik si kelinci putih. Si kelinci malah mengira bahwa Alice adalah Mary Ann,
pembantu rumah tangganya, dan memintanya mengambilkan barang yang diperlukan.
Di lantai atas, Alice memakan roti-roti pengubah ukuran lagi. Ia menjadi sangat
besar hingga membuat si kelinci kalang kabut. Alice terjebak di dalam rumah,
tidak bisa ke mana-mana. Si Burung Dodo malah menyarankan untuk membakar rumah
itu guna mengusir ‘monster’ yang berada di dalamnya. Namun, Alice segera meraih
sebuah wortel di pekarangan si kelinci dan memakannya. Wortel itu membuat ia
mengecil drastis.
Ketika melanjutkan perjalanan, ia bertemu dengan
bunga-bunga yang bisa menyanyi, yang awalnya menyambut Alice dengan hangat hingga
mengajaknya bernyanyi. Namun ia diusir karena mereka mengira Alice adalah tanaman
benalu. Alice kemudian bertemu dengan si ulat, yang kemudian memberi tahu Alice
bahwa salah satu sisi jamur bisa membuatnya jadi besar, sisi satunya lagi akan
membuatnya mengecil.
Petualangan Alice menjadi semakin aneh ketika ia bertemu
dengan kucing misterius, The Ceshire Cat. Ia kemudian bertemu dengan trio
‘gila’, Mad Hatter, March Hare, dan Dormouse, yang sedang melangsungkan pesta
‘tidak-ulangtahun’ yang pada akhirnya membuat Alice jengkel.
Alice kini justru merasa sedih dan menyesali
perbuatannya. Ia tidak ingin berada di dunia ajaib itu, ia ingin kembali pulang
ke rumah, dunia yang tidak asing baginya. Dalam kesedihan, Chesire Cat kembali
muncul. Ia memberi tahu Alice jalan menuju istana Ratu Hati.
Ratu Hati ini sangat mudah marah dan suka sekali memberi
hukuman penggal pada siapa saja secara semena-mena. Karena suatu alasan, ia
marah besar pada Alice, memerintahkan seluruh pasukan kartu untuk menangkapnya.
Dalam pengejaran itulah Alice benar-benar ingin kembali pulang ke rumahnya.
Pengisi Suara
1.
Kathryn Beaumont sebagai Alice:
Seorang gadis yang memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dan cenderung
menyukai kebebasan (tidak suka dikekang). Ia menginginkan sebuah dunia yang
menyenangkan bagi dirinya, bukan dunia yang membosankan sebagaimana yang ia
tinggali saat ini. Ia menginginkan dunia yang ia kehendaki, di mana hal-hal
aneh menjadi wajar sementara hal-hal wajar menjadi aneh.
2. Ed Wynn sebagai Mad Hatter: Karakter pembuat topi yang
tidak waras ini disuarakan oleh Ed Wynn yang juga kemudian bermain dalam Mary Poppins sebagai tokoh yang gemar
tertawa. Ia berteman dengan tokoh-tokoh yang sama konyolnya yakni March Hare
dan Dormouse. Ia dan teman-temannya ini kerap kali membuat Alice jengkel.
3. Jerry Colonna sebagai March Hare: Si kelinci maret yang juga
‘gila’ seperti Mad Hatter.
4. Verna Felton sebagai Ratu Hati: Sosok ratu yang gemuk dengan
sifat arogan dan semaunya sendiri. Ia suka mengatur dan paling gemar memberikan
hukuman untuk memenggal kepala siapapun yang membuatnya tersinggung, kalah
dalam permainan, apalagi membuatnya marah. Ia bahkan lebih dihormati ketimbang
Raja. Ratu Hati ini juga sering kali bertingkah plin plan dengan terkadang
bersifat sangat ramah dan seketika meluap-luap kemarahannya.
5. Sterling Holloway sebagai Chesire Cat: Pengisi
suara bangau dalam Dumbo ini nantinya
juga akan mengisi suara Pooh si beruang dalam Winnie the Pooh, menyuarakan kucing misterius yang dipertanyakan
oleh Alice mengenai keberpihakannya. Di suatu waktu ia membantu Alice, di waktu
lainnya ia membuat Alice terjebak dalam masalah besar. Ia adalah kucing gemuk
yang bisa membuat dirinya menghilang dan bisa berada di mana saja.
6. Richard Haydn sebagai Si Ulat Bulu: Ia adalah ulat yang
memberi tahu cara mengubah ukuran tubuh pada Alice dengan memakan jamur. Ia
sangat bangga akan ukuran tubuhnya yang kecil dan sangat marah ketika Alice
mengatakan bahwa bertubuh kecil (3 inci) itu menyusahkan.
7. Bill Thompson sebagai Si Kelinci Putih sekaligus Pat si Burung Dodo: Si Kelinci Putih
(The White Rabbit) ini selalu terlihat terburu-buru dan kehabisan waktu. Pat si
Burung Dodo (Pat the Dodo) merupakan burung Dodo penting yang sok tahu dan sok
penting. Ia selalu berlagak sok pintar dan memiliki akal untuk menyelesaikan
masalah.
8. J. Pat O’Malley sebagai Si Walrus dan Si Tukang Kayu sekaligus Tweedledee
dan Tweedeldum serta Ibu Tiram: Si Walrus merupakan sosok
yang ingin menang sendiri dan memiliki banyak akal untuk mendapatkan apa yang
ia inginkan sementara Si Tukang Kayu selalu menurut apa perkataan Walrus hingga
pada akhirnya ia marah pada Walrus. Tweedledee dan Tweedledum adalah si kembar
yang suka membacakan puisi atau cerita pada Alice. Ibu Tiram sangatlah
bijaksana, meminta anak-anaknya untuk tidak terpikat oleh jebakan Walrus, tapi
nasihatnya tidak didengar.
9. Heather Angel sebagai Matilda: Adalah kakak perempuan Alice.
Ia mengajari Alice pelajaran sejarah di awal cerita.
Produksi
Sebenarnya hubungan antara Disney dengan kisah Alice in Wonderland (Alice di Negeri
Ajaib) sudah dimulai sejak lama sebelum film animasi layar lebarnya dirilis.
Selain semenjak kecil Walt sudah mengenal kisah Alice, sebenarnya Walt juga
sudah pernah mengangkat Alice ke dalam filmnya. Pada tahun 1923, ketika bekerja
di Laugh-O-Gram di Kansas, ia membuat
kartun serial yang tidak begitu sukses dengan nama Newman Laugh-O-Grams. Seri yang terakhir dinamai Alice’s Wonderland. Film pendek ini
menampilkan seorang gadis nyata (live action) yang berada di dunia kartun.
Walau demikian, akibat masalah finansial yang serius, Laugh-O-Gram akhirnya
bangkrut di bulan Juli tahun 1923. Film tersebut tidak pernah dipertontonkan
pada publik. Disney kemudian menuju Hollywood dan menggunakan film tersebut
untuk ditunjukkan pada distributor-distributor potensial. Margaret J. Winkler
dari Winkler Pictures setuju untuk
mendistribusikan Komedi Alice dan
Disney lantas bekerja sama dengan kakaknya, Roy, dan menyewa jasa Ub Iwerks,
Rudolph Ising, Hugh Harman, Friz Freleng, serta
Carman Maxwell untuk bekerja pada mereka guna mendirikan Disney Bros. (Disney Bersaudara, yang
nantinya menjadi Walt Disney Productions, kini The Walt Disney Company). Serial tersebut dimulai pada 1924 hingga
1927.
Pada tahun 1932, Walt mulai memikirkan ide untuk membuat
animasi layar lebar dan berulang kali terbersit pikiran untuk menciptakan
animasi layar lebar bercampur live-action tentang Alice, dengan bintang ternama
Mary Pickford (foto dapat dilihat pada bab Snow
White and the Seven Dwarfs). Namun,
ide tersebut tidak terealisasikan dan animasi layar lebar pertama Disney adalah
Snow White. Walau demikian, ide
tersebut tidak seketika dilupakan, dan pada 1936 ia membuat kartun Mickey Mose, Thru the Mirror (dalam Alice seharusnya Through the Looking-Glass).
Setelah sukses dengan Snow
White, Walt Disney memunculkan kembali ide tentang patualangan Alice.
Judulnya sudah ditentukan, yakni Alice in
Wonderland. Art director David S. Hall dan storybioard artist Al Perkins
telah diminta untuk mengembangkan cerita dan konsep awal untuk Alice in Wonderland. Namun Walt tidak
puas dengan hasilnya dan mendapat kesimpulan bahwa dengan konsep awal yang ada,
film ini sangat sulit untuk dibuat. Maka, lagi-lagi keinginan untuk
merealisasikan Alice in Wonderland tertunda. Hal ini juga dikarenakan berlangsungnya
Perang Dunia II dan dimulainya produksi film berikutnya, Pinocchio, Fantasia,
serta Bambi, yang sudah direncanakan.
gambar konsep karya Mary Blair |
Begitu perang usai, pada 1945, sekali lagi keinginan
untuk memfilmkan Alice muncul. Penulis Inggris, Aldous Huxley, diminta untuk
menulis ulang naskan Alice in Wonderland. Namun Walt tidak terlalu menyukai
hasilnya. Kemudian seorang seniman latar (background artist) berbakat, Mary
Blair, menunjukkan beberapa konsep yang digambarnya pada Walt. Walt Disney
menyukai karya Mary Blair dan kemudian memutuskan untuk mengubah naskah,
memfokuskannya pada musik dan komedi. Disney kemudian berpikir kembali untuk
mencampurkan animasi dengan live-action untuk Alice in Wonderland. Tetapi kemudian Walt menyadari bahwa langkah
paling benar adalah membuat film tersebut sepenuhnya animasi. Maka, pengerjaan
animasi Alice in Wonderland dimulai
pada 1946 (namun Cinderella lebih
duli dirilis dan berhasil menyelamatkan perusahaan).
Tanggapan
Film ini banyak dikritik oleh penggemar Lewis Carroll,
kritikus literatur, serta British film. Muncul tuduhan pada Disney, bahwa
Disney telah ‘Meng-Amerika-kan’ mahakarya literatur Inggris. Disney tidak
terlalu terkejut dengan tanggapan maupun kritikan tersebut karena memang Alice
sendiri dibuat untuk kalangan keluarga yang lebih luas, bukan semata-mata untuk
para kritikus literatur. Walau demikian, hasil yang mampu ditorehkan oleh Alice in Wonderland cukup mengecewakan.
Walaupun torehannya bukanlah sebuah kehancuran bagi studio, namun Walter Disney
tidak pernah merilis ulang film tersebut. Namun, Alice in Wonderland sering kali disiarkan di jaringan televisi.
Film ini bahkan ditayangkan sebagai episode ke-2 acara TV Disney, Disneyland, pada 1954, dengan banyaknya
adegan yang dipotong hingga durasinya kurang dari satu jam. Animator Ward
Kimball merasa bahwa film itu gagal karena terlalu banyak sutradara. Kelima
sutradara ingin jadi lebih baik dari yang lainnya dan ingin adegan garapannya
menjadi yang paling besar dan heboh dalam film. Lebih lanjut, Walt Disney
sendiri merasa bahwa film ini gagal dikarenakan tokoh Alice tidak
sungguh-sungguh memiliki hati.
Pada 1974, perusahaan Walt Disney (sepeninggal Walter
Disney, karena ia tidak perna berniat untuk merilis ulang Alice) memutuskan
untuk merilis ulang Alice in Wonderland untuk pertama kali. Hasil
rilis ulang ini cukup sukses dan diputuskan untuk kembali merilisnya pada 1981.
Dengan dimulainya pasar video rumah (home video/video
rumah untuk kepentingan pribadi), The Walt Disney Company memutuskan bahwa Alice in Wonderland harus menjadi salah
satu animasi paling awal yang akan dirilis.
Pada 15 Oktober 1981, film tersebut dirilis dalam VHS, CED, Videodisc,
serta Betamax. Mei 1986, Alice in Wonderland kembali dirilis dalam format
Laserdisc, VHS, serta Betamax sebagai Seri Walt Disney Klasik. Alice kembali
dirilis beberapa kali lagi dalam format-format tersebut sampai kemudian pada 4
Juli tahun 2000, DVD dengan kode regional 1 (DVD serta Blu-Ray dibagi ke dalam
beberapa kode regional (wilayah), yang mana menentukan di mana saja DVD
tersebut bisa diputar. DVD Player (pemutar DVD, maupun program komputer semisal
Windows Media Player ayau Power DVD) dengan kode regional 1 tidak bisa memutar
DVD dengan kode regional 3 tanpa adanya pengubahan pengaturan dasar. Walau
demikian, ada beberapa tipe player (dan program komputer semisal VLC) yang
dapat memutar DVD segala kode regional dan ada pula DVD dengan kode regional 0,
yang berarti dapat diputar di mana saja) dirilis sebagai Gold Classic Collection DVD. Pada 27 Januari 2004, edisi Masterpiece dengan dua keping DVD yang
menyuguhkan film yang telah diperbaharui, dirilis dengan beragam fitur
tambahan. Kemudian Alice kembali dirilis pada 30 Maret 2010 sebaga Edisi Tidak Ulang Tahun guna mendampingi
Alice in Wonderland garapan Tim Burton.
Alice in Wonderland kemudian kembali
dirilis dalam Blu-Ray dan DVD edisi Ulang Tahun ke-60 pada 1 Februari 2011.
Alice in Wonderland memegang rating yang cukup tinggi di
Rotten Tomatoes. Filmnya sendiri mendapat nominasi Academy Awards untuk Best
Scoring of a Musical Picture.
***