Sleeping Beauty



(Poster asli)

oleh NABIL BAKRI

referensi utama: Sleeping Beauty(film), dokumenter di balik layar pembuatan Sleeping Beauty (Home Video Special Anniversary Edition), Wikipedia, dan laman resmi Disney



SEMUA GAMBAR ADALAH MILIK DISNEY/ALL PICTURES BELONG TO DISNEY
Sleeping Beauty
(1959)

Berdasarkan dongeng La Belle au bois dormant karya Charles Perrault, Sleeping Beauty diangkat ke layar lebar pada 1956. Film ini diproduseri oleh Walt Disney dan merupakan animasi layar lebar Disney yang ke-16. Sleeping Beauty dirilis pada 1956. Film yang dirilis oleh Buena Vista ini merupakan animasi layar lebar bertemakan dongeng terakhir semasa hidup Walt Disney, hingga kemudian kemunculan The Little Mermaid pada 1989, yang merupakan film yang didasarkan pada dongang karya Hans Christian Andersen. Gagalnya film ini memenuhi ekspektasi perolehan di tangga box office, menyebabkan studio enggan kembali mengangkat dongeng ke layar lebar.

Pada 1890, Pyotr Ilyich Tchaikovsky menyuguhkan para penonton sebuah balet yang menjadi sukses, yakni Sleeping Beauty. Musik-musik dari baletnya-lah yang menghiasi film Sleeping Beauty Disney, dengan permainan musik Berlin Symphony Orchestra. Film ini disutradarai oleh Wolfgang Reitherman, Les Clark, dan Eric Larson. Sleeping Beauty merupakan animasi pertama yang dibuat melalui proses layar lebar Technirama, kemudian dipertontonkan dengan Super Technirama 70 dalam penayangan perdananya. Dalam sejarah Disney, hanya Sleeping Beauty dan The Black Cauldron (1985) yang direkam dalam Technirama, yang menjanjikan layar yang lebih lebar.

Ringkasan Cerita


Raja Stefan dan permaisurinya sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Akhirnya, lahirlah seorang putri. Mereka menamainya Aurora yang berarti fajar karena ia mengisi hidup mereka bagaikan cahaya matahari. Maka, dilakukanlah sebuah pesta besar-besaran untuk menyambut kelahiran putri Aurora. Semua orang bergembira, hari libur diumumkan di seluruh negeri.

Raja Stefan dan sahabatnya, raja Hubert, sangat ingin agar suatu saat nanti kerajaan mereka bersatu. Maka, putra Hubert, pangeran Philip yang masih kecil, dijodohkan dengan putri Aurora. Tiga peri baik hati yakni peri Flora, Fauna, dan Merryweather, hadir untuk memberi berkat pada Aurora. Peri Flora memberkati Aurora dengan kecantikan. Peri Fauna memberkati Aurora dengan suara yang merdu. Namun, ketika Merruweather hendak memberikan berkatnya, peri jahat Maleficent, penguasa kejahatan, muncul dan mengatakan betapa kecewa dirinya karena tidak mendapat undangan perayaan. Ia kemudian memutuskan untuk turut memberikan berkat pada Aurora. Maleficent mengutuk Aurora akan mati di ulang tahun-nya yang ke-16 karena tertusuk jarum pada mesin pintal. Merryweather beruaha semampunya, tapi sihir Maleficent terlalu kuat. Ia hanya mampu memberikan harapan bagi Aurora, bahwa ia takkan mati melainkan hanya tertidur sampai cinta sejati memberinya ciuman yang akan membangunkannya.


Karena masih cemas, raja Stefan memerintahkan untuk membakar semua mesin pintal di kerajaannya malam itu juga. Demi keselamatan Aurora, ketiga peri baik hati membawanya berembunyi di hutan, hidup sederhana layaknya manusia biasa dan memanggil Aurora dengan nama Briar Rose (Mawar Hutan) atau lebih sering dipanggil Rose.

Ketika hari ulang tahun Aurora semakin dekat, Maleficent semakin murka karena ia belum juga mengetahui di mana Aurora berada. Ia marah besar pada para anak buahnya karena tidak becus mencari putri Aurora. Ia pun meminta burung gagak peliharaannya untuk mencari keberadaan Aurora.

Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-16, Aurora mendapat kejutan dari ketiga ibu perinya, yakni sebuah gaun indah dan roti ulang tahun. Namun, proses pembuatan gaun yang dilakukan dengan bantuan tongkat ajaib justru mengungkap keberadaan mereka. Burung gagak Maleficent mendapati ketiga peri menjelaskan yang sebenarnya pada Aurora bahwa ia sebenarnya adalah seorang putri. Bukannya senang, Aurora malah sedih karena ia harus menikahi seorang pangeran padahal ia telah jatuh hati pada seorang pemuda asing yang ditemuinya di hutan, yang akan berkunjung ke pondok mereka sore nanti. Aurora tidak ahu kalau sebenarnya pemuda itu adalah pangeran Phillip, begitu pula sebaliknya.


Sekembalinya Aurora ke istana, Maleficent menuntunnya ke sebuah mesin pintal dan memerintahkan Aurora untuk menyentuh jarumnya. Aurora pun seketika tertidur. Kutukan Maleficent telah terjadi. Agar tidak ada yang mengetahui kejadian ini, Flora, Fauna, dan Merryweather membuat seisi istana tertidur dan akan terbangun jika Aurora sudah terbangun. Para peri pun akhirnya mengetahui bahwa pemuda yang akan datang ke pondok mereka di hutan sebenarnya adalah pangeran Phillip. Mereka pun bergegas ke sana. Tapi terlambat, Maleficent telah menculiknya. Pangeran Phillip ditahan di penjara bahwa tanah di kastil Maleficent di gunung terlarang. Para peri baik hati pun berusaha menyelamatkannya.


Usaha penyelamatan ini diketahui oleh Maleficent yang kemudian menumbuhkan tumbuhan berduri di sekeliling istana raja Stefan agar Phillip tidak dapat memasukinya. Namun ia menebas tumbuh-tumbuhan itu dengan pedang kebenaran yang membuat Maleficent sangat murka. Maleficent mengerahkan seluruh kekuatannya—kekuatan neraka—dan berubah menjadi seekor naga yang menyeramkan, yang menyemburkan api berwarna hijau. Dengan bantuan ketiga peri yang baik hati, ia pun berhasil menumpas sang naga dan membangunkan sang putri dari kutukan tersebut.

Pengisi Suara


1. Mary Costa sebagai Putri Aurora/Briar Rose (Mawar Hutan): Putri dari Raja Stefan dan Ratu Leah. Ia berparas cantik, bersuara indah, dan memiliki sifat yang secantik parasnya. Ia telah mendapat berkah dari dua peri baik hati yakni Flora dan Fauna. Namun, ia dikutuk oleh Maleficent di mana ketika umurnya menginjak 16 tahun ia akan mati karena jarinya tertusuk jarum mesin pintal. Peri ke-3, Merryweather, berusaha menolong dengan mengubah kutukan tersebut, bukannya mati, tetapi hanya tertidur sampai cinta sejati memberinya ciuman pertama yang akan membangunkannya. Ia merupakan seorang gadis ramah yang penuh rasa ingin tahu. Ia selalu memimpikan kehadiran seorang pangeran tampan yang akan hidup bahagia bersamanya.


2. Bill Shirley sebagai Pangeran Phillip: Pangeran tampan yang merupakan putra kesayangan raja Hubert. Ia tidak benar-benar setuju dengan perjodohannya dengan Aurora. Ia memiliki seekor kuda kesayangan bernama Samson yang sebenarnya sedikit penakut. Ia bertemu dengan Aurora di hutan tetapi ia tidak mengetahui bahwa dialah Aurora, putri yang sudah dijodohkan dengannya. Yang ia tahu adalah bahwa gadis itu merupakan seorang gadis dari golongan biasa yang sangat cantik dengan hati lembut, yang akan ia nikahi. Pangeran Phillip merupakan sosok yang gagah dan pemberani, sangat pas dengan kriteria pria idaman Aurora.


3. Verna Felton sebagai Peri Flora sekaligus Ratu Leah: Verna sudah dikenal lama dalam dunia animasi Disney. Ia telah mengisi suara si gajah egois nan sombong dalam Dumbo, Ibu Peri dalam Cinderella, hingga Ratu Hati dalam Alice in Wonderland. Peri Flora adalah peri yang paling suka mengatur (sok ngatur) dan selalu merasa paling pintar dan bijaksana. Ia selalu membuat keputusan tanpa persetujuan peri lain, dan sering bertengkar dengan Peri Merryweather karenanya. Ia adalah peri yang paling banyak perannya dalam film ini. Ratu Leah adalah ibu dari Aurora, merupakan istri dari Raja Stefan. Ia hanya berbicara di awal film ketika Maleficent datang ke istananya.

4. Barbara Luddy sebagai Merryweather: Peri yang paling ‘modern’ dan hampir selalu tidak setuju dengan pendapat Flora. Ia tidak segan-segan mengkritik pilihan-pilihan Flora sementara Fauna diam saja dan terima segala kemauan Flora walaupun itu tidak masuk akal. Ia sangat menyukai warna biru sementara Flora menyukai merah muda. Keduanya terlibat perang warna dalam proses pembuatan gaun untuk Aurora, yang pada akhirnya menyebabkan Maleficent tahu di mana keberadaan mereka.

5. Barbara Jo Allen sebagai Fauna: Adalah peri yang paling kalem dan tidak menyukai perdebatan. Ia tidak pernah ikut campur dalam perdebatan antara Flora dan Merryweather. Ia hanya sesekali memberikan masukan dengan suara lembut. Tapi ia juga sangat lunak dan selalu menerima apa saja yang dikatakan oleh Flora, tidak seperty Merryweather yang terang-terangan membantah apabila ia tidak setuju dengan Flora. Fauna adalah peri yang paling pengertian dan tahu bahwa sebenarnya Aurora sedang jatuh cinta.

Eleanor Audley

6. Eleanor Audley sebagai Maleficent: Sebelumnya pernah mengisi suara Lady Tremaine dalam Cinderella, sosok ibu tiri yan jahat, begitu pula tokoh Maleficent yang tidak kalah jahatnya. Ia kesal karena tidak memperoleh undangan penyambutan kelahiran putri Aurora. Ia turut memberi berkat pada Aurora, sebagaimana peri-peri baik hati. Namun, bukannya berkat indah yang ia berikan, ia malah memantrai Aurora dengan sebuah kutukan yang akan membuatnya mati di usia 16 tahun akibat jarinya tertusuk jarum sebuah mesin pintal. Ia tinggal di gunung terlarang, di sebuah kastil yang gelap dengan anak buah yang banyak dan seekor burung gagak yang menjadi pengintainya. Ia memiliki sebuah tongkat berkekuatan luar biasa. Ilmu sihirnya sangat kuat sehingga para peri baik hati (Flora, Fauna, dan Merryweather) sekalipun tidak dapat mematahkan mantranya. Maleficent selalu diliputi frustasi, kemarahan, dan kebencian selama 16 tahun, sebelum keberadaan Aurora ditemukan. Maleficent juga dapat mengubah dirinya menjadi seekor naga yang menyemburkan api berwarna hijau. Ia akhirnya dikalahkan oleh pangeran Phillip dengan bantuan tiga peri baik hati dan sebuah Pedang Kebenaran.


7. Bill Thompson sebagai Raja Hubert: Ayah Pangeran Philip yang juga merupakan sahabat Raja Stefan. Ia adalah raja bertubuh gemuk yang agak suka memaksakan kehendak. Ia selalu bertingkah semaunya sendiri tanpa pertimbangan orang lain. Ia sudah membangun sebuah istana untuk Aurora dan Phillip bahkan sebelum Raja Stefan mengetahui rancangannya. Ia pun sudah merencanakan pesta pernikahan untuk Aurora dan Phillip sementara Raja Stefan belum tenang sebelum Aurora kembali ke istana.

8. Taylor Holmes sebaga Raja Stefan: Ayah dari Aurora, sahabat Raja Hubert, serta suami dari Ratu Leah. Ia bertubuh tinggi kurus. Raja Stefan adalah pecinta damai dan lebih memilih menghindari adanya konflik dengan sahabatnya, Raja Hubert. Ia sering tidak setuju dengan Raja Hubert, namun pada akhirnya ia lebih memilih untuk mengalah.

9. Marvin Miller sebagai Narator: Narator berbicara di awal cerita, ia seolah tengah membacakan sebuah buku dongeng. Ia menceritakan tentang seberapa gembiranya seisi kerajaan menyambut kelahiran putri Aurora. Ia kemudian menjelaskan cerita hingga tiba pada adegan di mana Maleficent marah besar pada anak buahnya karena selama 16 tahun mencari, mereka gagal menemukan Aurora.

Produksi

Marc Davis dan Mary Costa

Produksi Sleeping Beauty sebenarnya sudah dimulai sejak 1951, diawali dengan pengembangan ide cerita. Pada 1952, sesi rekaman suara dimulai. Pembuatan animasinya sendiri berlangsung sejak 1953 sampai 1958. Proses perekaman musik, dalam stereophonic, berlangsung pada 1957. Maka, walau Walt Disney pernah mengatakan, “Enam tahun proses pembuatan dan biaya enam juta dolar,” sebenarnya pembuatan Sleeping Beauty berlangsung hampir satu dekade 1950-an.

Walt Disney sangat menyukai gaya Mary Blair, yang telah menciptakan latar untuk Alice in Wonderland. Walau demikian, ia sedikit kecewa dengan hasil akhir, ketika gaya tersebut ditampilkan di layar lebar. Dalam Sleeping Beauty, Walt menginginkan animasinya tampak nyata, yang terinspirasi dari gaya lukisan abad pertengahan yang sangat detil dan mengandung unsur gotik. Hal ini sangat berseberangan dengan gaya Disney yang biasanya. Setelah Disney mengangkat dua kisah putri dari dongeng, yakni Snow White dan Cinderella, Walt menginginkan agar Sleeping Beauty berbeda dari dua animasi putri yang sebelumnya, yakni dengan mengubah gaya visualnya. Dengan penggunaan Technirama 70, latar untuk film bisa dibuat lebih lebar sehingga memungkinkan untuk membuat latar yang lebih detil dan kompleks, yang belum pernah dilakukan dalam dunia animasi sebelumnya. Seniman Disney, Eyvind Earle, membuat sebagian besar latar Sleeping Beauty sendiri. Satu lukisan latar bisa memakan waktu tujuh sampai sepuluh hari untuk diselesaikan. Padahal, lukisan latar yang biasa hanya memakan waktu sekitar satu hari untuk diselesaikan.

Eyvind Earle

Nama Aurora adalah bahasa Latin untuk fajar, nama yang diberikan oleh kedua orangtuanya karena ia mengisi hidup mereka dengan sinar matahari. Nama tersebut sama dengan nama dalam versi balet Tchaikovsky. Nama Aurora juga muncul dalam dongeng Perrault, hanya saja bukan nama sang putri melainkan nama anak perempuannya. Dalam persembuanyiannya di hutan, para peri memanggilnya dengan nama Mawar Hutan (Briar Rose), yang mana merupakan nama aslinya dalam dongeng Grimm Bersaudara. Karakter Aurora, walaupun merupakan tokoh sentral, hanya muncul kurang dari 18 menit dalam film. Mary Costa, pengisi suara Aurora, sebenarnya masih berusia 19 tahun ketika ia mengisi suara sang putri. Kala itu ia masih bersekolah di Sekolah Menegah Glendale, California.

Pangeran Phillip merupakan pangeran pertama dalam animasi Disney berdasarkan dongeng yang diberi nama. Baru kemudian ada Pangeran Erik dalam The Little Mermaid. Nama Phillip terinspirasi dari Duke of Edinburgh, Pangeran Phillip, suami dari Ratu Elizabeth II. Ada 20 orang penyanyi pria yang diaudisi untuk mengisi suara Phillip hingga akhirnya jatuh pada Bill Shirley. Mary Costa dan Bill kemudian melakukan sebuah uji coba untuk mengetahui apakah suara mereka cocok satu sama lain sebagai Aurora dan Phillip (apakah serasi atau tidak).

(Proses pembuatan Sleeping Beauty sangatlah rumit, termasuk adanya adegan-adegan live-action yang direkam untuk kemudian dicontoh atau digambar oleh para seniman Disney. Terlihat Eleanor Audley memakai kostum Maleficent lengkap sedang memainkan adegan di mana dirinya menangkap Pangeran Philip)

Dalam Snow White, nama Sang Ratu yang jahat tidak disebutkan, namun nama sebenarnya adalah Ratu Grimhilde. Dalam Cinderella, ibu tiri yang jahat bernama Lady Tremaine, dan dalam Sleeping Beauty ada Maleficent, peri jahat yang namanya dapat diartikan sebagai Petaka. Nama tersebut berasal dari bahasa Latin.

Ketiga peri baik hati awalnya ingin dibuat layaknya trio Huey, Dewey, dan Louie dari animasi Donald Duck. Namun, animator senior, Frank Thomas dan Ollie Johnston, keberatan dengan ide Walt Disney ini. Mereka berpendapat bahwa tiga peri yang tampak serupa tidak akan cukup menghibur. Mereka memilih untuk menciptakan karakter peri yang memiliki kepribadian yang berbeda, penampilan yang berbeda, dan warna kesukaan yang berbeda. Awalnya akan dibuat tujuh ibu peri, sebagaimana yang ada dalam dongeng karya Perrault. Namun, jumlahnya kemudian diubah menjadi tiga saja. Ketiga peri ini awalnya bernama Tranquility (Peri Mimpi), Fernandell (Peri Hutan), dan Merryweather (Peri Elemen). Hanya nama Merryweather saja yang dipertahankan dari ide penamaan di awal 1951 tersebut. Para peri ini pun awalnya akan ditunjukkan memiliki kekuatan masing-masing yang berbeda satu sama lain.

Dalam menentukan karakteristik tokoh Maleficent, gambaran tentang penyihir dengan karakteristik yang sama dengan penyamaran Sang Ratu menjadi nenek tua dalam Snow White, dihindari. Animator Marc Davis menginginkan karakter yang jauh lebih elegan. Sosok Maleficent tidak seperti sosok penyihir jahat, melainkan seperti penguasa kejahatan sejati karena sosoknya yang sangat elegan dan cukup ‘berkelas’ untuk ukuran tokoh jahat. Dalam film Sleeping Beauty, pada akhirnya terlihat bahwa tiga peri baik hati dan sosok Maleficent sebagai tokoh jahat menjadi bagian cerita yang paling kuat dan menonjol.


Ada beberapa ide yang tidak jadi dipakai dalam animasi Snow White dan Cinderella yang kemudian dimasukkan dalam Sleeping Beauty. Seharusnya ada adegan Sang Ratu menangkap pangeran dan memenjarakannya di penjara bawah tanah dalam film Snow White, tapi adegan itu dihapus. Adegan ini kemudian dimasukkan dalam Sleeping Beauty di mana Maleficent menangkap Phillip dan menjebloskannya ke penjara bawah tanah. Rencana adegan di mana Cinderella dan Pangeran Tampan ‘menari di atas awan’ dihilangkan dari film Cinderella, tetapi dimasukkan dalam Sleeping Beauty, di mana Aurora dan Phillip menari di atas awan di adegan akhir.

Rilis


Selama penayangan perdananya, Sleeping Beauty menghasilkan sekitar $7.7 juta. Dana pembuatan yang mencapai $6 juta telah menjadikannya animasi Disney yang termahal sampai saat itu. Besarnya biaya pembuatan yang tidak sepadan dengan total pemasukan sekali lagi mengakibatkan kerugian finansial terhadap perusahaan Disney.

Pada awalnya, film ini mendapat kritikan beragam. Seringkali kritikus menganggapnya lambat dan kurangnya pengembangan karakter. Akan tetapi, kini Sleeping Beauty dianggap sebagai salah satu animasi terbaik yang pernah dibuat, berkat ilustrasi mengagumkan yang dibuat oleh Eyvind Earle.
Sleeping Beauty, layaknya Alice in Wonderland, yang tidak terlalu sukses, tidak pernah dirilis ulang selama hidup Walt Disney. Namun, film ini kembali dirilis pada 1970, 1979, 1986, 1993, dan 1995. Berkat penayangan perdananya yang sukses, Sleeping Beauty menjadi film tahun 1959 terlaris ke-2 setelah Ben Hur.

Sleeping Beauty dirilis dalam format Laserdisc, VHS, dan Betamax pada tahun 1986 dalam seri Koleksi Klasik, yang menjadikannya video animasi DIsney pertema dengan kualitas Hi-Fi Stereo yang diproses secara digital. Film ini kemudian direstorasi pada 1997. Versi restorasi ini dirilis dalam Laserdisc dan VHS. Sebuah booklet disertakan dalam edisi VHS 1997 ini, yang berisi fakta-fakta di balik pembuatan Sleeping Beauty. Sleeping Beauty kembali dirilis dalam format DVD pada 2003, yang menyuguhkan dua keping DVD Edisi Spesial. Pada 7 Oktober 2008, Edisi Platinum Ulang Tahun Ke-50 Sleeping Beauty dirilis di Amerika dalam format DVD (dua keping), dan Blu-Ray untuk pertama kalinya. Sleeping Beauty menjadi animasi Disney pertama yang direstorasi dalam HD (High Definition) dalam jajaran Edisi Platinum. Edisi Platinum Sleeping Beauty ini juga merupakan animasi Disney semasa hidup Walt Disney yang pertama kali dirilis dalam format Blu-Ray.


***
INDEKS DVD

***