©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
Review Film Cruella (2021) Kisah Masa Lalu Psikopat Pembunuh Anjing Tergila-Gila dengan Fashion
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Kriminal—Komedi
Rilis : 28 Mei 2021
Durasi : 134 menit
Sutradara : Craig Gillespie
Pemeran : Emma Stone, Emma
Thompson, Joel Fry, Paul Walter Hauser, Emily Beecham, Kirby Howell-Baptiste, Mark Strong
Episode : -
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Estella
adalah anak yang lain daripada yang lain. Ia terlahir dengan separuh rambut
berwarna hitam dan separuhnya lagi berwarna putih. Perbedaan itu membuat
dirinya menjadi pusat perhatian negatif. Sejak kecil, Estella memiliki sifat
keras kepala dan cenderung liar—berbanding terbalik dengan ibunya yang lembut
dan senantiasa mendorong Estella untuk berbuat baik dan bersikap ramah. Ibunya
berkali-kali mengingatkan Estella bahwa namanya adalah Estella, bukan Cruella [Cruel dalam bahasa Inggris berarti jahat atau kejam]. Estella berusaha untuk bersikap baik, namun ia selalu
terlibat masalah di sekolah karena anak-anak lain selalu mengganggunya.
Meskipun Estella biasanya hanya membela diri atas perlakuan buruk
teman-temannya, namun Estella selalu membalas dan justru dialah yang mendapat
hukuman. Satu-satunya teman yang ia miliki di sekolah adalah Anita Darling yang
bersikap ramah kepada Estella dan mendukungnya untuk tidak memedulikan ejekan
murid-murid di sekolah. Namun Estella selalu terlibat masalah hingga ia harus
meninggalkan sekolah dan pindah ke London. Kepindahan itu membuat ibunya
kesulitan karena ia tidak memiliki biaya untuk memulai hidup baru di London.
Maka, ia pergi ke kediaman temannya untuk meminta bantuan. Setibanya di sana,
ia meminta Estella untuk menunggu di mobil sementara ia pergi menemui temannya.
Agar Estella tidak memaksa turun, ibunya memberikan kalung warisan
turun-temurun keluarganya dan meminta Estella menjaga kalung itu. Tampaknya, di
sana sedang diadakan pesta gaun. Karena Estella senantiasa tertarik dengan
busana, ia tidak bisa menahan diri dan keluar dari mobil. Di tengah pesta,
kemunculan Estella membuat tiga ekor anjing dalmatian mengamuk dan mengejarnya
keluar rumah. Ketiga anjing itu terus berlari hingga menghantam ibu Estella
yang berdiri di pinggir jurang hingga jatuh dan meninggal dunia. Melihat
kejadian itu, Estella menyalahkan dirinya sendiri dan melarikan diri. Kalung
pemberian ibunya tanpa sengaja tertinggal di lokasi kejadian.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
Akhirnya,
Estella sampai di London. Ia bertemu dengan dua anak jalanan bernama Jasper dan
Horace yang berprofesi sebagai pencopet. Estella bergabung dengan mereka dan
ikut melakukan rutinitas mencuri sehari-hari. Setelah beranjak dewasa, mereka
semakin pandai mencuri dan mampu mencuri barang-barang berharga dari rumah,
hotel, bahkan mencuri mobil. Walau mereka bertiga adalah pencuri yang sukses,
Jasper dan Horace paham betul bahwa Estella sangat berbakat merancang dan
membuat busana. Terlebih lagi, Estella sebenarnya sangat ingin bekerja di dunia
mode dan tidak lagi mencuri supaya bisa membanggakan mendiang ibunya. Oleh
karena itu, Jasper menyabotase daftar lamaran kerja agar Estella dapat diterima
bekerja di sebuah butik. Sayangnya, Estella diterima bekerja di butik tersebut
bukan sebagai perancang melainkan sebagai petugas kebersihan. Berkali-kali
Estella meminta diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya namun selalu
ditolak. Puncaknya, Estella merasa sangat geram kepada atasannya dan mencuri
minuman beralkohol milik atasannya. Di bawah pengaruh alkohol, Estella menata
ulang display busana milik butik tersebut. Estella dituduh melakukan kejahatan
berupa vandalisme, namun aksinya justru menarik perhatian Baroness von Hellman
yang menganggap aksi vandalisme Estella justru membuat display butik tersebut
menjadi lebih baik.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
Baroness
kemudian mempekerjakan Estella sebagai perancang busana untuknya. Estella
menunjukkan bakat yang luar biasa dalam merancang dan berhasil menarik perhatian
Baroness. Lantas, Estella merasa sangat gembira karena menurutnya ia akan
sukses dan membanggakan ibunya—meskipun Baroness senantiasa bersikap
semena-mena dan tidak mau memberikan pujian secara tulus kepada perancang yang
ia pekerjakan. Kegembiraan Estella berubah seketika setelah ia melihat Baroness
mengenakan kalung peninggalan keluarga dari ibunya yang tertinggal sewaktu ia
melarikan diri. Estella kemudian menyadari bahwa Baroness adalah orang yang
telah membunuh ibunya. Sejak saat itu, Estella memantapkan hati untuk membalas
dendam. Untuk melancarkan aksinya, ia menyamar sebagai Cruella, perancang
busana modern yang menantang popularitas Baroness. Semakin Cruella ingin
menghancurkan Baroness, satu per satu misteri masa lalu terungkap, termasuk apa
alasan Baroness membunuh ibu Estella.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Sebenarnya,
film ini sudah mengikuti logika genrenya dengan cukup baik. Hanya saja, film
ini tidak bisa hanya mengikuti pakem genre Kriminal—Komedi karena film ini
secara terang-terangan mengaku dibuat berdasarkan 101 Dalmatians dari Disney dan menceritakan bagaimana Estella
menjadi Cruella, salah satu karakter jahat paling terkenal dalam dunia Disney.
Tidak dijelaskan apakah Cruella 2021 adalah prequel untuk 101 Dalmatians atau penulisan ulang secara besar-besaran seperti Maleficent
yang pada akhirna menegasi film aslinya. Dalam kasus Marvel dan DC, seringkali
ceritanya berubah-ubah dari satu versi ke versi lainnya. Namun, DC dan Marvel
telah terang-terangan menyebutkan perbedaan itu yang dibagi berdasarkan
seri/edisi hingga dengan ditambahkannya penjelasan mengenai Multiverse.
Penjelasan semacam ini belum ada dalam dunia Disney sehingga Cruella otomatis
dihubungkan dengan 101 Dalmatians.
Apalagi, Cruella dirilis dalam masa “demam remake” yang diprakarsai oleh
Disney. Apabila Maleficent
(2014) berada dalam universe yang sama dengan Sleeping
Beauty, maka tidak hanya cerita dalam Maleficent
itu bertolak belakang dengan Sleeping
Beauty, tetapi juga menafikan narasi yang sudah dibangun (established)
dalam Sleeping
Beauty. Dengan sangat berani, Maleficent
(2014) “menghina” Sleeping
Beauty yang merupakan salah satu bagian Disney
Classics yang dibuat di bawah kepemimpinan Walt Disney secara langsung
sebagai sebuah cerita yang “salah” atau penuh tipu daya—sementara versi yang
benar adalah versi 2014.
©1961/Disney/101 Dalmatians/All Rights Reserved. |
Dalam
kasus Alice in Wonderland versi live
action karya Tim Burton, filmnya dianggap oleh masyarakat sebagai “remake” dari
Alice
in Wonderland buatan Disney, tetapi sebetulnya film itu adalah “sekuel”
karena melanjutkan cerita dari film animasinya—yang artinya film live action
tersebut tidak menafikan film animasinya, tetapi justru mengakui keberadaannya
[acknowledges the animated feature]
dan melanjutkan ceritanya. Posisi Cruella 2021 masih kurang jelas apakah memang
membentuk sebuah universe baru atau menjadi sebuah prequel. Memang ada banyak
karya Disney yang menampilkan karakter-karakter dari 101 Dalmatians seperti dalam Mickey's
House of Villains (2002) hingga Descendants
(2015), namun tidak begitu dipermasalahkan karena tidak benar-benar dianggap “Canon” sehingga keberadaannya tidak akan
mengubah keutuhan cerita film aslinya. Namun, posisi Cruella 2021 yang
disejajarkan dengan Disney Remake kemungkinan besar menjadikan film ini Canon
dan berpotensi besar mengacak-acak susunan cerita dalam film aslinya.
©2015/Disney/Descendants/All Rights Reserved. |
Logika
film ini menjadi kurang jelas karena posisinya sendiri juga kurang jelas. Ada
beberapa tindakan tidak logis seperti rambut Cruella yang bisa dengan rapih
memiliki dua warna [terlahir memiliki warna rambut yang berbeda memang mungkin,
namun tidak mungkin simetris dan rata] jika ditinjau dari kacamata genre
Kriminal—Komedi, tetapi bisa dianggap logis jika Cruella 2021 dianggap satu
Universe dengan 101 Dalmatians yang
mengandung unsur Fantasi [meskipun bukan bergenre Fantasi] karena kodrat
filmnya sebagai sebuah fabel animasi. Maka, apabila Cruella 2021 dianggap
sebagai film yang berdiri sendiri [terpisah dari animasinya] logikanya masih
kurang baik terutama dari segi detil cerita. Di sisi lain, apabila Cruella 2021
dianggap sebagai prequel dari 101
Dalmatians, maka logika ceritanya juga kurang baik karena berlawanan dengan
konsep cerita dalam 101 Dalmatians.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Berkaitan
dengan poin logika cerita, sangat sulit menimbang konsistensi cerita dalam film
ini. Pada dasarnya, sebagai sebuah film yang berdiri sendiri, alur cerita
Cruella 2021 sudah konsisten. Film ini sudah menjelaskan bagaimana Estella
menjadi Cruella yang mencakup kisah masa lalunya dan kejadian kunci yang
mengubah karakternya. Hanya saja, kebingungan terkait posisi film ini dalam
jajaran katalog film Disney membuat konsistensinya dipertanyakan. Masalahnya,
jika film ini adalah prequel dari 101
Dalmatians [baik versi animasi maupun live-action], film ini tidak
konsisten dengan Universe yang sudah dibangun. Inkonsistensi terletak pada
latar waktu kejadian, sifat para karakternya, hubungan antar karakternya,
hingga ras/warna kulit dari karakternya. Dalam film Descendants, Cruella DeVil digambarkan sebagai seorang berkulit
hitam. Hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan karena posisi Descendants tidak mengubah tatanan
cerita dalam 101 Dalmatians. Dalam
Cruella 2021, Anita yang seharusnya berkulit putih diganti menjadi seorang
berkulit hitam. Hal ini bukan soal rasis menentang orang kulit hitam untuk
bermain film, tetapi soal konsistensi. Selain itu, mengubah ras karakter atas
dasar keberagaman [diversity] dalam sebuah film untuk melawan rasisme
sebetulnya justu
tindakan yang rasis karena menghapus peran ras tertentu dari sebuah peran
kunci dalam film. Bayangkan saja jika ras Princess Tiana dari film The Princess and the Frog yang berkulit
hitam diganti menjadi berkulit putih, atau Mulan yang merupakan gadis China
diganti dengan gadis Mesir. Tentu saja penguabahan semacam ini adalah tindakan
yang rasis—apabila definisi rasis itu berlaku untuk semua golongan manusia dan
manusia dianggap setara.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
Hubungan
Cruella dengan Roger juga dijelaskan di film ini sehingga tidak konsisten
dengan 101 Dalmatians yang mana Roger
baru mengenal Cruella setelah menikah dengan Anita. Terdapat inkonsistensi
profesi dalam 101 Dalmatians dengan 101 Dalmatians live action—namun sifat
Roger dan posisinya dalam film terbilang konsisten. Dalam Cruella 2021,
inkonsistensi yang terjadi bukan hanya pada profesi Roger, tetapi juga pada posisi
dan kepribadiannya yang dibuat bertolak belakang dengan Roger yang asli.
Karakter Jasper dan Horace juga tidak konsisten dengan 101 Dalmatians dan dalam film Cruella 2021 sendiri. Jasper dan
Horace digambarkan sebagai pencuri amatir yang “kurang pintar” dalam 101 Dalmatans. Dalam Cruella 2021,
mereka digambarkan sebagai pencuri yang lihai—bahkan Jasper adalah lelaki yang
cerdas. Namun seiring beranjak dewasa, kecerdasan Jasper seolah menurun dengan
tajam.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Permasalahan
paling mencolok dalam pemilihan aktor dalam film ini ada pada
penggantian-penggantian ciri-ciri fisik karakternya—paling mencolok adalah
pengubahan ras Anita dan Roger. Namun secara keseluruhan, aktor yang dipilih
untuk karakter kunci sudah mampu menghidupkan karakternya dengan baik. Emma
Stone berakting dengan baik sebagai Cruella di masa transisi yang harus
menampilkan dua kepribadian yang berbeda. Akting yang paling meyakinkan datang
dari aktris senior Emma Thompson yang memerankan karakter Baroness. Karakter
wanita penuh otoritas memang telah menjadi keahlian tersendiri aktris
ini—seperti sebagai Kapten Amelia dalam Treasure
Planet dan P.L. Travers dalam Saving
Mr. Banks.
Anita Darling SEHARUSNYA berkulit putih ©1961/Disney/101 Dalmatians/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Lagu-lagu
yang dipilih dalam film ini tidak jelek. Hanya saja, lagu yang dipilih kurang
mampu menguatkan nuansa dekade 1960 sampai 1970-an. Bahkan lagu-lagu yang
memang populer di dua dekade tersebut disajikan dengan aransemen yang tidak
menguatkan nuansa dekadenya dengan maksimal.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi.
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum. Walau film ini berlatar dekade
1970-an, namun film ini berfokus dalam dunia fashion sehingga kostum-kostum
yang ditampilkan tidak harus selalu sama persis dengan desain dekade tersebut.
Hal yang terpenting adalah menampilkan busana-busana yang menawan dari kaca
mata dunia mode—dan film ini telah mencapainya dengan baik.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
07 Background/Set Match
Masalah
kostum mungkin saja dapat dimaklumi ketika kostum yang ditampilkan kurang
begitu mencirikan dekade 1970-an. Hal ini karena film ini memang bercerita
mengenai dunia fashion yang imajinatif. Namun, film ini berlatar tempat di
London pada dekade 1970-an—London sungguhan, bukan London imajinatif.
Sayangnya, latar yang digunakan tidak berhasil menghidupkan nuansa dekade
1970-an. Salah satu film yang dapat digunakan sebagai pembanding adalah
bagaimana film Flipped mampu menghidupkan nuansa 1960-an dengan sukses.
08 Special and/or Practical Effects
Memang
terdapat beberapa adegan yang menampilkan efek komputer yang masih terlihat
kasar [perlu diingat, ini adalah Disney sehingga ekspektasi mengenai efek
komputer seharusnya profesional] seperti adegan Estella tercebur ke sungai dan
detil gerakan para anjing CGI. Namun, secara umum tidak ada keluhan dalam
penggunaan efek komputer.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Ada
banyak sekali spekulasi negatif yang mewarnai dirilisnya trailer film ini,
apalagi mengingat kebiasaan “buruk” Disney membuat remake yang berkualitas
rendah dan mayoritas penonton baru saja dikecewakan oleh film live action Mulan yang mendapat respons negatif. Namun
setelah dirilis, tampaknya tanggapan publik berubah lebih positif. Memang jika
film ini dinilai sebagai sebuah prequel, akan terdapat banyak sekali kekurangan
karena bertolak belakang dengan 101
Dalmatians. Namun bagi penonton awam yang menganggap Cruella 2021 sebagai
sebuah film yang berdiri sendiri atau bahkan sebuah reboot, film ini memberikan hiburan yang memuaskan.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
10 Intentional Match
Apabila
film ini dimaksudkan sebagai sebuah prequel, maka film ini gagal menjadi
prequel yang baik untuk 101 Dalmatians—bahkan
berpotensi merusak tatanan narasi 101
Dalmatians. Namun tampaknya, film ini lebih dimaksudkan untuk membentuk
sebuah Universe yang baru yang lebih mencirikan dekade 2020-an.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
©2000/Disney/102 Dalmatians/All Rights Reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Terus
terang, saya tidak menyukai sikap Disney yang terus menerus merusak “sejarah”
yang sudah dibuat sendiri oleh Disney. Saya sebetulnya senang dengan ide
“remake” atau sekuel—karena saya menyukai 101
Dalmatians live action dan Tim
Burton’s Alice in Wonderland.
Namun, momen dibuatnya remake dan sekuel haruslah terasa natural. Di masa dekade 2010-an, pembuatan remake dan sekuel terasa
“dipaksakan” semata-mata untuk meraup keuntungan dari sebuah tren yang booming. Dengan demikian, ada kesan “tergesa-gesa” dari sebagian
besar remake yang dirilis oleh Disney sepanjang dekade 2010-an. Saya merasakan
kemarahan yang luar biasa setelah Maleficent
dirilis karena bagi saya, film itu seperti “meludahi” film Sleeping Beauty karya Walt Disney. Penonton awam yang bukan
penggemar atau pengamat animasi Disney umumnya menganggap perubahan cerita
dalam Maleficent sebagai tindakan
yang kreatif, namun bagi pihak yang sudah lama mengamati Disney seperti saya,
film itu jelas-jelas merusak warisan [legacy]
dari Sleeping Beauty. Walt Disney,
sang pendiri perusahaan Disney, secara khusus ingin sosok Maleficent menjadi penjahat yang paling spektakuler [The Ultimate Villain] yang lebih
spektakuler ketimbang Ratu Grimhilde yang jahat dalam Snow
White dan Lady Tremaine dalam Cinderella.
Namun generasi penerus Disney secara sadar dan sengaja menghancurkan visi sang
pendiri perusahaan. Bahkan, film itu menggunakan formula cinta sejati yang sama
dengan Frozen yang dirilis hanya satu
tahun sebelumnya sehingga kelihatan sekali bahwa Maleficent hanya menjiplak Frozen.
Saya benar-benar merasa Disney harus berhenti membuat film berdasarkan film
mereka sendiri dan kembali membuat film-film baru.
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
Dengan
schemata seperti itu, jelas sekali
kalau saya menentang dibuatnya Cruella 2021 [schemata saya ini tidak berubah
bahkan setelah menonton Cruella 2021]. Bagi saya, Cruella 2021 adalah sebuah
film yang “tidak perlu”. Namun, pandangan saya yang teramat negatif terhadap
film ini perlahan melunak setelah saya menonton filmnya. Saya masih menganggap
film ini tidak perlu, tidak kreatif, dan berpotensi “meludahi” pendahulunya
seperti Maleficent, tetapi saya tidak
bisa memungkiri kenyataan bahwa film ini disajikan dengan baik. Sejujurnya,
Cruella 2021 adalah sebuah film Kriminal—Komedi yang baik namun sebuah prequel yang buruk. Apabila Cruella adalah film yang
benar-benar diangkat dari konsep baru, saya mungkin akan memberikan tanggapan
yang sangat positif. Saya sangat membenci pemaksaan diversity dalam
film apapun. Maka, cukup sulit bagi saya menonton film ini [saya sempat
memutuskan untuk tidak jadi menonton dan tidak jadi membuat reviewnya setelah
tahu bahwa Anita diganti berkulit hitam—saya sudah muak dengan permainan
gonta-ganti ras dan gender karakter]. Namun, harus saya akui bahwa akting para
pemeran dalam film ini sudah sangat baik terutama Emma Thompson yang berakting
dengan memukau. Andai saja Cruella 2021 adalah film baru yang tidak ada
kaitannya dengan 101 Dalmatians atau
dibuat bukan oleh Disney melainkan oleh divisi lain seperti Touchstone atau
Miramax, maka saya mungkin akan benar-benar menyukai film ini [Mulan versi Mandarin yang dirilis tahun
2009 tidak bisa dibanding-bandingkan dengan Mulan
1998 karena dibuat oleh studio yang berbeda, sedangkan Mulan 2020 justru dibanding-bandingkan karena memang remake dari Mulan 1998 dan dibuat oleh studio yang
sama].
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved. |
02 Awards
Sampai
artikel ini dirilis, belum ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.
03 Financial
Biaya
pembuatan film ini “dikabarkan” mencapai angka $200 juta. Sampai artikel ini
dipublikasikan, Cruella memperoleh keuntungan sebesar $159 juta. Hal ini
sebetulnya dapat dimaklumi karena Cruella dirilis pada masa pandemi COVID dan
di tengah situasi ekonomi yang lesu.
©2001/Disney/101 Dalmatians II/All Rights Reserved. |
04 Critics
Film
ini mendapatkan tanggapan beragam dari kritikus.
05 Longevity
[Pending—karya
masih berusia di bawah 10 tahun]
Final Score
Skor
Asli : 7
Skor
Tambahan : -1
Skor
Akhir : 6/10
***
Watch Now
On
Disney+: |
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©2021/Disney/Cruella/All Rights Reserved.
©1961/Disney/101 Dalmatians/All Rights Reserved. |