Review Film The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008) Kembalinya Anak-Anak Pevensie ke Narnia

 

Review The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008) Kembalinya Anak-Anak Pevensie ke Narnia

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

“Two days ago, I didn't believe in the existence of talking animals... of dwarves or... or centaurs. Yet here you are, in strengths and numbers that we Telmarines could never have imagined.”—Prince Caspian

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

image©2008/Disney, Walden Media/Prince Caspian/All Rights Reserved.

Genre             : Fantasi

Rilis                 :

Domestic Releases:

May 16th, 2008 (Wide) by Walt Disney

Video Release:

December 2nd, 2008 by Walt Disney Home Entertainment, released as Chronicles of Narnia: Prince Caspian, The

MPAA Rating:

PG for epic battle action and violence.

Durasi             : 150 menit

Sutradara       : Andrew Adamson

Pemeran         : Georgie Henley, Skandar Keynes, William Moseley, Anna Popplewell, Ben BarnesPeter DinklageEddie IzzardWarwick Davis

Episode           : -

Sinopsis

1300 tahun setelah kepergian Raja Peter, Raja Edmund, Ratu Susan, dan Ratu Lucy dari Narnia, negeri itu dikuasai oleh kaum Telmarine. Mereka adalah manusia yang dahulu berhasil menemukan portal menuju Narnia, tidak lama setelah anak-anak Pevensie menghilang. Setelah Raja Caspian IX meninggal, Pangeran Caspian akan menduduki takhta kerajaan Telmarine. Namun sebelum ia dinobatkan sebagai Raja, Narnia sebenarnya dikuasai oleh Lord Miraz, paman Caspian yang berambisi menjadi Raja. Caspian berada dalam bahaya besar setelah istri Lord Miraz, Lady Prunaprismia, melahirkan seorang anak laki-laki. Kelahiran anak laki-laki itu membuat Lord Miraz gembira dan memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Caspian agar ia dan keturunannya bisa menjadi penguasa. Sebelum anak buah Lord Miraz berhasil membunuh Caspian, Doctor Cornelius yang merupakan guru Caspian, sudah mengetahui rencana Miraz dan meminta Caspian untuk segera pergi meninggalkan istana menuju ke hutan yang ditakuti oleh orang-orang Telmarine. Doctor Cornelius memberikan terompet Ratu Susan kepada Caspian untuk berjaga-jaga. Berdasarkan buku sejarah Narnia, terompet itu akan mendatangkan bantuan bagi siapa saja yang meniupnya. Caspian akhirnya melarikan diri ke hutan dan terus dikejar oleh anak buah Lord Miraz. Ia terjatuh dari kudanya dan bertemu dengan kurcaci Trumpkin dan Nikabrik. Trumpkin melihat terompet Ratu Susan dan berusaha menghalangi anak buah Lord Miraz sementara Nikabrik membawa Caspian bersembunyi. Namun sebelumnya, Caspian sempat meniup terimpet Ratu Susan dan Nikabrik memukul kepalanya hingga pingsan.

Walau anak-anak Pevensie sudah pergi dari Narnia selama 1300 tahun, mereka hanya pergi selama satu tahun di dunia manusia karena waktu di Narnia dan di dunia manusia memiliki perbedaan yang sangat besar. Anak-anak Pevensie sedang menunggu kereta di stasiun setelah Peter dan Edmund terlibat perkelahian dengan anak-anak lainnya. Saat itulah Caspian meniup terompet yang mengubah stasiun menjadi portal menuju Narnia. Keempat bersaudara itu kembali ke sebuah pantai yang indah di dekat reruntuhan sebuah kastil. Tak berselang lama, mereka akhirnya menyadari bahwa reruntuhan kastil itu adalah Cair Paravel, istana mereka dahulu. Keempatnya memasuki sebuah ruangan rahasia di dalam reruntuhan dan menemukan kembali barang-barang “legendaris” mereka yang merupakan hadiah dari Santa Klaus. Namun, Susan tidak menemukan terompetnya. Mereka semua mengganti seragam sekolah dengan pakaian Narnia dan pergi meninggalkan reruntuhan. Di dalam perjalanan, mereka bertemu dengan anak buah Lord Miraz yang hendak menenggelamkan Trumpkin. Mereka pun menyelamatkan Trumpkin dan kurcaci itu menceritakan situasi terkini negeri Narnia. Menurut Trumpkin, Nania menjadi kacau setelah para Raja dan Ratu menghilang. Telmarine tiba di Narnia dan menghancurkan semuanya—termasuk Cair Paravel. Binatang-binatang serta makhluk fantasi yang dulu hidup bebas dan tersebar di seluruh penjuru Narnia, kini bersembunyi di hutan dan banyak yang menjadi liar.

Sementara Lord Miraz memfitnah penghuni hutan Narnia sebagai penculik Pangeran Caspian, sang Pangeran sibuk melobi untuk bekerja sama dengan para penghuni hutan. Menurutnya, kaum Telmarine dan Narnia seharusnya dapat hidup berdampingan. Ia pun berjanji akan mengembalikan Narnia kepada makhluk-makhluk penghuninya jika mereka bersedia membantu Caspian untuk mengalahkan pamannya. Selama proses negosiasi dan penghimpunan pasukan Narnia, Caspian akhirnya bertemu dengan anak-anak Pevensie, keempat penguasa Narnia yang legendaris dan hanya ia baca dari buku-buku sejarah. Karena penguasa Narnia yang sesungguhnya telah kembali, para penghuni hutan Narnia kini bersedia mengikuti segala perintah Raja Peter. Caspian dan Peter memiliki perbedaan pendapat. Ketika Peter menyarankan pasukan untuk menyerang istana Telmarine secara diam-diam, Caspian menyarankan untuk menunggu lebih lama lagi di Aslan's How, bukit Stone Table yang skaligus menjadi markas besar penghuni Narnia. Lucy menyarankan agar mereka menunjukkan keyakinan kepada Aslan dan mencari Aslan untuk meminta bantuannya. Namun, Peter yakin kalau Aslan tidak akan datang untuk membantu. Mereka pun akhirnya menjalankan rencana Peter. Pasukan Narnia berhasil menyelinap ke dalam istana Telmarine dan siap menjalankan misi untuk mengalahkan Lord Miraz secara langsung. Namun sebelumnya, Doctor Cornelius memberi tahu Caspian bahwa Lord Miraz adalah orang yang membunuh ayahnya. Ketika Caspian memiliki kesempatan untuk mengalahkan Lord Miraz, ia justru memaksa Lord Miraz untuk mengakui perbuatannya. Hal itu memberikan Miraz banyak waktu untuk memanggil pasukannya dan menjadikan serangan itu sebagai alasan agar ia diangkat menjadi Raja Telmarine.

Setelah pasukan Narnia ketahuan, pasukan Telmarine menyerang mereka dengan membabi-buta. Caspian menyalahkan kegagalan serangan itu kepada Peter yang memaksakan rencananya, sementara Peter menyalahkan Caspian yang tidak taat kepada perintah sehingga menghancurkan rencana Peter. Melihat kekecewaan di dalam diri Caspian, Nikabrik memanfaatkan situasi untuk memikat Caspian ke dalam sebuah ritual terlarang. Ritual itu adalah sihir untuk membangkitkan kembali Jadis, sang Penyihir Putih. Akankah Caspian terpengaruh bujukan Nikabrik dan para pengikut Jadis? Sanggupkah Peter dan pasukannya yang hanya berjumlah sedikit melawan pasukan Lord Miraz? Akankah Aslan datang membantu penghuni Narnia yang kesulitan?

01 Story Logic

Dari segi konsep, narasi dalam film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Film ke dua seri Narnia ini masih menyuguhkan sebuah dunia yang sama dengan film sebelumnya dan sudah relatif konsisten. Perbedaan-perbedaan keadaan dunia Narnia telah dijelaskan sehingga logis: misalnya alasan mengapa binatang-binatang di Narnia semakin banyak yang menjadi buas dan pepohonan tidak lagi hidup seperti sediakala. Meskipun secara konsep film ini sudah logis, detail dalam film ini memiliki berbagai poin yang kurang logis. Bagaimana karakter bereaksi terhadap sebuah kejadian masih kurang logis. Permasalahan-permasalahan ini nantinya berpengaruh pada Konsistensi cerita. Terdapat sebuah adegan pertempuran tambahan di dalam kastil Telmarine yang tidak ada di dalam buku sumbernya dan juga tidak ada dalam seri BBC. Sistem penilaian Skywalker dengan tegas menyatakan bahwa adaptasi tidak bisa dibanding-bandingkan dengan bukunya jika adaptasi tersebut mampu memberikan alternatif cerita yang baik. Masalahnya, adegan tambahan ini menampilkan beberapa hal yang kurang logis. Dalam film The Lord of the Rings, terdapat elang raksasa yang tidak bisa membantu Frodo terbang ke Mount Doom karena Sauron akan dengan mudah menemukan Frodo. Dalam Narnia, terdapat Griffin yang bisa membantu pasukan Peter menyelinap masuk ke dalam kastil Telmarine, tetapi hal itu tidak dilakukan. Padahal, diperlihatkan beberapa Griffin yang membantu menyelundupkan Edmund ke salah satu menara kastil. Para Griffin juga diperlihatkan mampu terbang seperti burung hantu: senyap. Tidaklah masuk akal jika Peter memiliki pasukan Griffin tetapi tidak memanfaatkannya sebaik mungkin. Apalagi, Peter sudah berpengalaman memimpin pasukan Griffin di pertempuran melawan Jadis. Ceritanya semakin tidak masuk akal ketika [Spoiler] para Griffin terbang menyelamatkan Edmund melintasi prajurit Narnia yang terjebak di dalam kastil, tetapi sama sekali tidak membantu. Padahal, para Griffin sama sekali tidak dibidik dengan panah oleh prajurit Telmairine.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini tidak konsisten. Dalam dokumenter di balik layar pembuatan Narnia: Prince Caspian, sutradara Andrew Adamson mengaku cukup kesulitan menentukan fokus dari film ini—jauh lebih sulit dibandingkan dengan film pertamanya. Permasalahan yang serupa juga dialami oleh Prince Caspian dalam seri BBC. Tidak jelas siapakah fokus utama film ini, apakah keluarga Pevensie [seperti film pertamanya], atau dinamika kehidupan Caspian dan para Telmarine [seri BBC lebih fokus pada kehidupan Caspian]. Sumber cerita film ini sebenarnya memang memposisikan adaptasi dalam posisi yang sulit. Dalam trilogi The Lord of the Rings, filmnya memang berjumlah 3 tetapi ketiga film itu sebenarnya menceritakan satu cerita yang utuh dalam satu time frame. Dengan demikian, film ke dua jelas-jelas melanjutkan film pertama dan film ke tiga jelas-jelas melanjutkan film pertama dan ke dua. Adaptasi novel fantasi populer lainnya adalah Harry Potter yang harus diakui memiliki posisi sumber cerita yang lebih convenient dibandingkan dengan Prince Caspian. Dalam setiap adaptasi novel Harry Potter [kecuali dua film terakhir yang dibagi menjadi Part 1 dan 2], masing-masing entry menyampaikan sebuah cerita yang utuh. Meskipun musuh utama seri ini adalah Voldemort, tetapi ia dikalahkan dengan cara bertahap dan masing-masing entri dapat diibaratkan sebagai sebuah level video game yang semakin mendekati puncak permainan. Dengan demikian, masing-masing entri dapat seolah-olah berdiri sendiri—sebuah level dalam video game memang saling berkaitan, tetapi masing-masing level juga berdiri sendiri karena memiliki tantangan yang berbeda; Level 1 selesai, lanjut ke level 2, dan seterusnya.

Narnia tidak seperti The Lord of the Rings yang merupakan satu cerita dalam 1 time frame yang dipecah menjadi 3 bagian, bukan juga Harry Potter yang masing-masing entri bisa diselesaikan seperti level permainan video game yang berkesinambungan. Terdapat jeda yang sangat panjang antara film pertama dan ke dua dalam Narnia yang tidak dijelaskan secara rinci. Dengan kata lain, Prince Caspian tidak secara langsung melanjutkan kisah dari film sebelumnya. Disinilah pentingnya peran perspektif. Apabila fokus ceritanya adalah keluarga Pevensie, maka ceritanya jelas melanjutkan film sebelumnya dan kekosongan cerita selama 1300 tahun tidak perlu dieksplorasi karena penonton memposisikan diri sebagai keluarga Pevensie yang sama-sama merasa bahwa film ke dua ini adalah lanjutan langsung dari film sebelumnya. Namun apabila fokus ceritanya adalah negeri Narnia itu sendiri, maka kekosongan selama 1300 tahun ini perlu dieksplorasi. Jeda ini bahkan jauh melebihi jeda antara The Hobbit dengan The Lord of the Rings. Maka, akan sangat sulit untuk menyambungkan cerita dari film pertama ke film ke dua. Karena proses pembuatan film ini memberikan creative license kepada penciptanya, sebetulnya film ini dapat lebih mengeksplorasi apa saja kejadian penting yang terjadi selama 1300 tahun yang mengarah pada intrik perebutan kekuasaan Telmarine dan berhubungan langsung dengan kembalinya anak-anak Pevensie ke Narnia. Bukannya fokus memberikan informasi yang dapat memperdalam wawasan penonton terhadap dunia Narnia, film ini justru menghabiskan banyak waktu memperlihatkan pemandangan alam sehingga sinematografi yang baik tidak digunakan secara efektif.

Perjalanan anak-anak Pevensie menuju lokasi pertemuan Caspian, misalnya, terkesan diperpanjang bukan untuk mengeksplorasi ceritanya tetapi untuk memperlihatkan pemandangan Narnia yang masih sama indahnya dengan ketika anak-anak Pevensie meninggalkannya. [Spoiler] Mimpi Lucy bertemu dengan Aslan juga sebenarnya membuang-buang waktu karena sebelumnya sudah ditampilkan bagaimana Lucy “melihat” Aslan sementara semua saudaranya tidak bisa melihat Aslan—sehingga pada akhirnya mimpi itu sama sekali tidak signifikan karena tidak berpengaruh pada keseluruhan cerita. Adegan yang penting seperti ketika anak-anak Pevensie dan Caspian mencuri senjata dari pasukan Telmarine justru tidak diperlihatkan. Padahal, adegan tersebut penting untuk menghindari kesalahpahaman penonton: apakah senjata Telmarine benar-benar dicuri oleh Caspian, atau sengaja direkayasa oleh Lord Miraz agar mendapat dukungan dari semua Lord untuk berperang melawan Caspian. Berkaitan dengan para Lord Telmarine, kompleksitas perebutan kekuasaan di antara para Lord juga kurang dieksplorasi. Dampaknya, tidak jelas apakah ambisi masing-masing Lord dan apa motivasi atau alasan mereka berkhianat. [Spoiler] Lord Sopespian secara tiba-tiba membunuh Miraz tanpa alasan yang dibangun secara logis sebelumnya. Ia pun membunuh Miraz karena ingin menyerang Caspian dan penghuni Narnia—sebuah keinginan yang bertolak belakang dengan sikapnya di awal film yang tampak lebih memihak kepada Caspian daripada Miraz. Posisi Jenderal Glozel juga kurang dieksplorasi dan kurang konsisten sehingga tidak jelas mengapa ia mengkhianati Miraz dan mengapa ia bertaubat.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam film ini sudah baik. Aktor anak-anak Pevensie telah melanjutkan karakter mereka dengan baik, begitu juga pengisi suara Aslan. Ben Barnes memerankan Pangeran Caspian dengan baik.

Things never happen the same way twice, dear one.”—Aslan

04 Music Match

Sama halnya dengan film pertamanya, tidak ada keluhan dalam pemilihan musik yang sudah sesuai dengan nuansa masing-masing adegan.

Everything I told you, everything I didn't, it was only because I believe in you. You have a chance to become the most noble contradiction in history—the Telmarine who saved Narnia.”—Doctor Cornelius

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini sudah bagus, konsisten dengan film pertamanya. Hanya saja, sinematografi dalam film ini banyak yang tidak ditampilkan secara efektif. Dengan kata lain, pemandangan yang indah dipelihatkan hanya untuk terlihat indah tanpa benar-benar signifikan untuk keseluruhan cerita. Namun secara garis besar, sinematografi film ini benar-benar sudah baik dan permasalahan di dalamnya lebih mengarah pada permasalahan Konsistensi cerita.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

The last time I didn't believe Lucy, I ended up looking pretty stupid.”—Edmund

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang. Sama halnya dengan The Lion, The Witch, and The Wardrobe, film ini banyak direkam di set sungguhan yang benar-benar berhasil menguatkan realisme film ini.

08 Special and/or Practical Effects

Tidak ada keluhan dalam penggunaan efek komputer. Hasil presentasi film ini sudah baik dan pencahayaannya pun sudah baik. Setiap aksi dalam adegan pertempuran di istana Telmarine yang terjadi di malam hari sudah terlihat dengan jelas. Hal ini menunjukkan penggunaan cahaya yang baik dan sinematografi yang baik.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif, meskipun antusiasme mereka lebih kecil dibandingkan dengan film pertamanya.

You get treated like a dumb animal long enough, that's what you become. You may find Narnia a more savage place than you remember.”—Trumpkin

10 Intentional Match

The Chroniscles of Narnia: Prince Caspian dimaksudkan untuk menjadi lebih spektakuler, lebih gelap, dan lebih dewasa dibandingkan film sebelumnya. Tujuan ini sering sekali dibidik oleh pencipta film, seperti yang terlihat dalam Star Wars Episode V: The Empire Strikes Back dan Indiana Jones and the Temple of Doom. The Empire Strikes Back sukses besar dan memenuhi visi penciptanya sementara The Temple of Doom tidak lebih sukses dari film pertamanya tetapi sudah memenuhi visi penciptanya. Prince Caspian lebih menyerupai The Temple of Doom. Film ini tidak sesukses film pertamanya, tetapi telah disajikan sesuai dengan visi penciptanya. Nuansa Prince Caspian sudah lebih gelap dan lebih dewasa dibandingkan dengan Narnia pertama. Skala film ini pun lebih besar: jika Narnia pertama memiliki satu adegan pertempuran sebagai puncak, Prince Caspian menampilkan dua adegan pertempuran. Berbagai permasalahan dalam film ini juga dapat ditemukan dalam seri BBC. Hal ini mengindkasikan bahwa sumber cerita film ini memang menantang untuk diadaptasi dan memerlukan penulisan naskah lintas buku seri Narnia untuk menyajikan The Chronicles of Narnia secara konsisten dalam bentuk film—karena film berbeda dengan buku. Inilah mengapa pencipta film semacam ini harus mengetahui keseluruhan cerita dari keseluruhan bukunya—apabila memungkinkan—sebelum menuliskan naskah untuk filmnya.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Saya tidak menyaksikan Prince Caspian di bioskop, tetapi saya langsung menontonnya begitu Prince Caspian tersedia dalam format VCD dan DVD tidak lama setelah tayang di bioskop. Saya merasa sangat terhibur dan menganggap Prince Caspian sebagai sebuah sekuel yang baik. Saya menyukai efek visualnya, ceritanya, dan kembalinya karakter-karakter Pevensie yang familiar. Namun saya tetap merasakan bahwa film ini tidak lebih spektakuler dibandingkan dengan film sebelumnya. Film ini tidak sebegitu magical dibandingkan dengan film sebelumnya. The Chronicles of Narnia: Prince Caspian adalah sebuah sekuel yang layak untuk film pertamanya karena masih memberikan nuansa berkesinambungan dengan film pertamanya—sesuatu yang sudah tidak dirasakan dalam film ke-tiga-nya, nyaris seperti Harry Potter and the Sorcerer’s Stone dan The Chamber of Secrets dengan The Prisoner of Azkaban [dalam segi nuansa style, bukan segi kualitas].

02 Awards

Prince Caspian tidak menerima penghargaan yang penting untuk disebutkan.

03 Financial

Prince Caspian dibuat dengan dana sebesar $225 juta dan “hanya” mampu menjual tiket sebesar $417 juta. Angka ini tergolong mengecewakan jika dibandingkan dengan film pertamanya yang dibuat dengan dana $180 juta [lebih “murah” daripada Prince Caspian] dan berhasil menjual tiket sebesar $720 juta. Angka penjualan DVD film ini pun jauh di bawah film pertamanya yakni sebesar $90 juta dibandingkan dengan Narnia pertama sebesar $368 juta. Padahal, Prince Caspian dirilis ketika Sony baru saja memasarkan Blu-ray High Definition dan Disney gencar menggunakan Prince Caspian sebagai bagian dari iklan High Definition mereka. Pada masa itu, film-film yang diiklankan untuk Blu-ray adalah film-film yang digunakan sebagai demo atau sebagai presentasi kepada masyarakat tentang bagaimana kualitas gambar High Definition yang maksimal.

The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$141,621,490

Details

International Box Office

$275,719,798

Details

Worldwide Box Office

$417,341,288

Home Market Performance

Est. Domestic DVD Sales

$90,248,278

Details

Total Est. Domestic Video Sales

$90,248,278

Further financial details...

Opening Weekend:

$55,034,805 (38.9% of total gross)

Legs:

2.57 (domestic box office/biggest weekend)

Domestic Share:

33.9% (domestic box office/worldwide)

Production Budget:

$225,000,000 (worldwide box office is 1.9 times production budget)

Theater counts:

3,929 opening theaters/3,929 max. theaters, 5.4 weeks average run per theater

Infl. Adj. Dom. BO

$180,873,124

04 Critics

Sama seperti kalangan penonton, mayoritas kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk film ini tetapi dengan antusiasme yang lebih kecil dibandingkan film pertamanya.

05 Longevity

Setelah berusia lebih dari 10 tahun, popularitas Prince Caspian semakin redup dan tidak mampu bertahan sekuat The Lion, The Witch and The Wardrobe.

Final Score

Skor Asli                     : 8.5

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 8.5

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : The Chronicles of Narnia: Prince Caspian 2 Disc Collector’s Edition

Rilis                 : 31 Oktober 2008

Format             : VCD [|||] DVD [|||] Blu-ray Disc [||]

Kode Warna    : 3/NTSC

Fitur                : Audio commentary, bloopers, behind the scene documentaries

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2008/Disney, Walden Media/Prince Caspian/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.