Review Animasi Sausage Party (2016) Pesta Seks Makanan di Supermarket

 

Review Film Sausage Party (2016) Pesta Seks Makanan di Supermarket

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Edisi Review Singkat+PLUS

Periksa index

“Before us, everyone knew the awful truth. [flashbacks] Ohhhh, how they screamed. It was a living nightmare. So, we the Non-Perishables created a story, the story of the Great Beyond. A place where the Gods care for you, and all your wildest and wettest dreams would come true. They would go out those doors happy, instead of shitting themselves.”—Firewater

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©2016/Sony Pictures/Sausage Party/All Rights Reserved.

Genre             : Dark Comedy [Animasi Full CGI]

Rilis                 :

Domestic Releases:

August 12th, 2016 (Wide) by Sony Pictures

International Releases:

August 10th, 2016 (Wide) (Trinidad)
August 11th, 2016 (Wide) (
Aruba)
August 11th, 2016 (Wide) (
Curacao)
August 11th, 2016 (Wide) (
Dominican Republic)
August 11th, 2016 (Wide) (
Israel)
... Show all releases

Video Release:

November 1st, 2016 by Columbia Pictures Home Entertainment

MPAA Rating:

R for strong crude sexual content, pervasive language, and drug use.
(Rating bulletin 2427 (Cert #49738), 6/1/2016)

Durasi             : 85 menit

Sutradara       : Conrad Vernon, Greg Tiernan

Pemeran         : Michael Cera, James Franco, Bill Hader, Salma Hayek, Jonah Hill, Anders Holm, Nick Kroll, David Krumholtz, Danny McBride, Edward Norton, Craig Robinson, Seth Rogen, Paul Rudd, Kristen Wiig

Episode           : -

Sinopsis

Setiap pagi sesaat sebelum supermarket Shopwell’s buka, semua makanan menyanyikan lagu sembahyang The Great Beyond. Lagu itu berisi harapan-harapan semua produk makanan dan perkakas untuk menyongsong hidup yang lebih baik di luar toko. Dalam lagu tersebut, dijelaskan bahwa para “Dewa” (manusia, pelanggan) akan memilih mereka dan menyediakan surga terindah untuk mereka semua. Setelah dipilih oleh Dewa, mereka semua dijamin hidup penuh kenikmatan dan bahagia selama-lamanya. Frank adalah salah satu dari sekantung sosis yang dipajang di sebelah sekantung roti hot dog (buns). Salah satu roti itu adalah Brenda, kekasih Frank. Para sosis ingin segera dipilih oleh Dewa bersama dengan roti agar bisa segera bersatu—pada dasarnya berhubungan seksual karena “sosis” menjadi penis dan “roti” menjadi vagina. Namun sebelum dipilih, Frank dan Brenda menahan nafsu mereka karena melakukan hubungan seks sebelum sampai di The Great Beyond adalah sebuah dosa besar. Pada akhirnya, kemasan Frank dan Brenda dibeli oleh seorang wanita. Di dalam keranjang belanja wanita itu, ada berbagai macam makanan lainnya dan sebuah Douche—alat semprot untuk membersihkan vagina. Karena Douche adalah satu-satunya alat semprot yang belum terjual, ia sangat bersemangat dan ingin segera digunakan (dimasukkan ke dalam area kewanitaan milik pembelinya). Namun, terjadi sebuah masalah. Sebotol honey mustard yang sudah pernah mengunjungi The Great Beyond bertekad untuk tidak pernah kembali ke Great Beyond. Setelah ia dikembalikan oleh pembeli sebelumnya karena salah ambil, honey mustard menceritakan semua kengerian The Great Beyond. Menurutnya, Great Beyond adalah ladang penyiksaan dan mereka semua telah ditupu. Para Dewa bukanlah makhluk penuh kasih sayang melainkan para monster yang akan memakan mereka. Karena tidak ingin kembali ke Great Beyond, honey mustard melompat keluar keranjang dan mengakibatkan keranjang milik wanita pembelinya tumpah ruah.

Dalam kekacauan itu, ada banyak makanan yang tumpah dan sobek atau pecah. Bagi manusia, semua itu hanyalah makanan yang tumpah. Namun bagi para makanan, itu terlihat seperti ladang pertempuran di mana para makanan terluka parah, bagian tubuh mereka tercerai berai, dan tewas. Akibat kecelakaan tersebut, Frank, Brenda, dan Douche tertinggal di supermarket. Douche mengalami kebocoran dan menyimpan dendam kepada Frank. Ia menyalahkan semua kejadian buruk tersebut kepada Frank dan bertekad untuk membalas dendam kepada si sosis. Frank dan Brena pergi untuk mencari minuman alkohol bernama Firewater. Sebelum bunuh diri, honey mustard memberi tahu Frank untuk mencari Firewater karena minuman alkohol itu tahu segalanya tentang kebenaran di The Great Beyond. Douche yang terluka tidak bisa mengejar Frank. Tubuhnya yang bocor membuat dirinya lemas karena cairannya senantiasa mengalir keluar. Ketika menemukan sekotak jus yang sekarat, Douche menyedot semua isi jus melalui “kemaluan” jus tersebut. Sejak saat itu, Douche rutin mengkonsumsi cairan dari produk lainnya untuk bertahan hidup dan menjadi semakin kuat. Dengan demikian, ia bisa terus memburu Frank dan Brenda. Akankah Frank berhasil menemui Firewater dan mengetahui semua kebenaran tentang The Great Beyond? Bagaimana nasib teman-teman sosis Frank yang sudah terlanjur dibeli dan dibawa pulang menuju The Great Beyond? Akankah Frank dan Brenda selamat dari kejaran Douche?

They're ain't gods! They're monsters, horrible, ugly, disgusting monsters! They ain't gonna get Honey Mustard twice...FUCK YOU, GODS! I've got a date with oblivion.”—Honey Mustard

01 Story Logic

Sebuah kisah Komedi, dalam penilaian Skywalker, secara default akan mengacu pada Drama Komedi. Artinya, film Komedi atau Dark Comedy yang lebih ekstrem akan menyajikan cerita-cerita penuh humor, sindiran, atau hinaan yang didasari oleh kejadian-kejadian di dunia nyata yang dipelintir—tetapi tidak sampai mengubah aturan-aturan kehidupan seperti Fantasi, Horror, Fiksi Ilmiah atau yang lainnya karena kesemuanya berbeda genre kecuali memang terdapat beberapa genre yang sengaja disatukan. The Hangover (2009), misalnya, adalah sebuah Komedi yang tidak rasional jika dinilai dari perspektif sebuah Drama yang serius. Namun film itu sudah baik dari perspektif Komedi dan semua yang terjadi dalam The Hangover adalah hal-hal yang ada di dunia nyata tetapi dipelintir agar sesuai dengan koridor genre Komedi. Seberapapun gilanya The Hangover atau American Pie, tidak ada naga, goblin, hantu dari dimensi lain, atau pegasus dan makhluk-makhluk Fantasi atau Horror lainnya. Di sinilah letak permasalahan Sausage Party: terdapat unsur-unsur dari berbagai genre lainnya yang saling bertolak belakang dalam film ini sehingga tidak begitu jelas jati dirinya. Sebagai sebuah Animasi, tentunya Sausage Party memiliki lebih banyak privilege dibandingkan dengan The Hangover, Due Date (2010), American Pie, The Dictator, dan film-film Komedi dewasa lainnya. Hal ini karena Animasi memang memiliki keunggulan dalam membuat karakter-karakternya lebih ekspresif tetapi tetap masuk akal. Maka setiap gerakan atau ekspresi karakternya yang berlebihan (misalnya produk makanan yang terluka parah karena kemasan mereka “terbuka” seolah-olah seperti manusia yang tubuhnya tercerai berai) masih dapat dimaklumi.

[Mohon maaf sebelumnya, pembahasan berikut akan cukup rumit dengan frasa yang run-on seolah tak berujung so buckle up, make sure you have taken the anti-brain-melt medicine!] Yang menjadi masalah dalam Sausage Party adalah ketidakjelasan apakah film ini meminjam atribut Fantasi untuk menjelaskan bagaimana makanan-makanan dalam film ini bisa hidup, murni menceritakan kisahnya dari perspektif para makanan tanpa kesadaran manusia sehingga tidak perlu menjelaskan bagaimana makanan bisa hidup dan hanya fokus menyampaikan lelucon atau sindiran saja, psychological untuk menjelaskan bahwa sebetulnya Sausage Party adalah dampak dari konsumsi narkoba, petualangan untuk menunjukkan bagaimana Frank mengalami perubahan sifat melalui sebuah perjalanan panjang, Fiksi Ilmiah untuk menjelaskan adanya dimensi keempat yang merupakan pembatas antara kesadaran manusia dan makanan, Drama Romantis yang mengeksplorasi lika-liku asmara Frank dan Brenda, atau yang lainnya. Ketidakjelasan jenis kelamin film ini nantinya berpengaruh besar dalam poin Konsistensi ceritanya karena penggabungan sekian banyaknya unsur genre film membuat intonasi keseriusan film ini senantiasa berubah-ubah. Bahkan film yang secara umum menampilkan aksi liar yang hanya mencakup dunia makanan ini (Spoiler) turut menampilkan kekerasan berupa kepala manusia yang dipenggal hingga cipratan potongan tubuh manusia yang diledakkan. Sausage Party berubah dari Dark Comedy menjadi sebuah Thriller dalam sekejap dan menjelang akhir kembali berubah menjadi sebuah cerita psychological yang sureal. Dalam kisah Beloved karya Toni Morrison, terdapat dua kemungkian tentang Beloved: apakah ia sungguh-sungguh ada atau hanya ilusi yang timbul dari permasalahan psiologis ibunya. Dalam Sausage Party, ada terlalu banyak kemungkinan sehingga pencarian posisi genre film ini untuk menentukan jenis kelaminnya menjadi teramat sulit. Maka, Sausage Party adalah sekumpulan lelucon dari berbagai genre yang disatukan tanpa satu konsep yang jelas dengan tujuan utama untuk menampilkan kegilaan tanpa memedulikan logika ceritanya.

PS: aturan mengenai “benda” apa saja yang “hidup” juga tidak logis karena tidak konsisten. Di awal film, “benda-benda” yang dapat hidup adalah makanan yang senantiasa dihantui oleh pegawai supermarket yang akan membuang mereka jika sudah kedaluwarsa sebelum dibeli oleh pelanggan. Namun ternyata benda-benda lain yang merupakan perkakas juga ada yang bisa hidup seperti tisu toilet dan kondom. Masalahnya, tidak ada aturan yang jelas mengenai hal ini sehingg perlatan lain seperti pisau, piring, mobil, dan yang lainnya tidak bisa “hidup”. Akan lebih baik jika film ini menentukan apa saja yang bisa hidup dan apa yang tidak. Ketakutan para “makanan” untuk dimakan juga seringkali berbanding terbalik dengan para “perkakas” non-makanan. Douche, misalnya, justru ingin segera digunakan karena itulah tujuan hidupnya. Seluruh makanan seharusnya tahu bahwa tujuan mereka adalah untuk digunakan manusia karena itu sudah ada di dalam diri mereka—sehingga ketakutan mereka bukanlah takut dimakan, tetapi takut menjadi kedaluwarsa sebelum bisa dimakan sehingga hidup mereka sia-sia. Jika mereka sebegitu takutnya dengan “dimakan” dan merasa “ngeri” melihat makanan lainnya dimakan, bagaimana mereka menjelaskan makanan-makanan yang terbuat dari racikan makanan lainnya? Bukankah keripik kentang (bisa) dibuat dari kentang dan meggunakan bumbu lain yang berasal dari tumbuhan lainnya? Bagaimana dengan sosis, sarden, biskuit, dan lain sebagainya? Apakah mereka tidak tahu kalau mereka berarti kanibal karena hidup dari makanan lainnya?

I am sorbitol, maltitol, xylitol, mannitol, calcium, carbonite, soy lecithin, vegetable, triglyceride, and talc. But, for expediency's sake. You can call me...Gum.”—Gum

02 Story Consistency

Narasi dalam Sausage Party masih belum konsisten. Dalam pembahasan poin Logika, sudah dibicarakan mengenai upaya Sausage Party untuk menampilkan berbagai lelucon dari berbagai genre sehingga membuat genre film ini menjadi tidak jelas. Bahkan, genrenya masih lebih tidak jelas dibandingkan dengan film-film parodi seperti Epic Movie, Superhero Movie, Scary Movie, dan yang lainnya. Berbeda dengan Scary Movie yang tujuannya adalah memparodikan berbagai film Horror yang dipadukan dengan kejadian-kejadian yang sedang populer di masanya, Sausage Party memiliki terlalu banyak tujuan yang pada akhirnya tidak ada satu pun tujuan yang benar-benar dieksplorasi dengan baik. Pada permulaannya, film ini tampak memiliki tujuan untuk mengkritik atau menyindir realita khususnya memberi komentar terhadap keyakinan umat beragama yang belum tentu ada kebenarannya. Sausage Party seperti ingin mengomentari bagaimana antar kelompok saling membenci (dengan memperlihatkan kebencian antar produk makanan yang dimirip-miripkan dengan kelompok tertentu di dunia nyata), adanya kemunafikan kelompok umat beragama tertentu (dengan memperlihatkan roti Nasrani yang ingin menjaga kesucian seksualnya tetapi sebetulnya gila seks dan lavash Timur Tengah yang dimiripkan dengan orang Muslim yang terobsesi dengan janji kumpulan bidadari perawan di surga tetapi memendam hasrat homoseksual, taco bijaksana lesbian, dan lain sebagainya). Sindiran-sindiran terhadap berbagai golongan ini membuat Sausage Party mendapatkan berbagai tanggapan negatif. Namun, 10 penilaian Skywalker tidak dapat digunakan untuk menilai moral konten di dalam filmnya (nilai-nilai yang diperlihatkan) tetapi bagaimana konten itu ditampilkan dan apakah perlu untuk ditampilkan sesuai dengan koridor genrenya. Sindiran-sindiran yang sudah disebutkan tadi bisa saja lebih dieksplorasi, tetapi Sausage Party seketika mengubah kembali fokus ceritanya sehingga sindiran-sindiran tadi tidak benar-benar memiliki kekuatan untuk memaksa penonton berpikir.

Sausage Party mengeksplorasi proses para makanan mengetahui realita bahwa mereka pada akhirnya akan dikonsumsi oleh manusia. Tidak hanya berhenti di situ, film ini masih ingin mengeksplorasi bagaimana para makanan melakukan kudeta terhadap manusia dan dinamika pertikaian di dalam dunia makanan itu sendiri. Dengan demikian, karakter antagonis dalam film ini menjadi teramat banyak jumlahnya yang terdiri dari manusia dan produk makanan atau barang lainnya di dalam supermarket. Apakah Sausage Party bertujuan mengeksplorasi perselisihan antara Frank dengan Douche? Atau, perselisihan antara Frank dengan kebenaran yang disembunyikan? Di atas permasalahan-permasalahan yang coba dieksplorasi itu, Sausage Party masih mengeksplorasi masalah asmara antara Frank dan Brenda. Film ini juga membagi perhatiannya antara berbagai kejadian rumit yang bermunculan di supermarket dan berbagai kejadian di rumah seorang pecandu narkoba yang dibuntuti oleh sosis cacat sahabat Frank, Barry. Douche memiliki tujuan-tujuan jahatnya sendiri dan para manusia memiliki kepentingan mereka sendiri. Penggabungan konsep cerita acak ini semakin diperparah oleh bagian penutup yang mengindikasikan adanya konsep surealisme (semua itu tidak nyata) yang dipadukan dengan Metafiction/Metacinema (pelajari lebih lanjut konsep ini dalam Review Scream) yang mengingatkan penonton bahwa mereka sedang menonton film dan ditambahkan dengan unsur genre Fantasi. Berkaitan erat dengan kekurangan poin Logika cerita, tidak jelas apakah Sausage Party ingin menampilkan sebah sindiran yang serius atau sekadar sebuah Komedi sureal yang all-out tanpa memikirkan sindiran terhadap relita sama sekali.

03 Casting Choice and Acting

Para pengisi suara dalam film ini telah dpilih dengan baik karena masing-masing aktor berhasil menghidupkan karakter mereka masing-masing. Proses pengisian suara Sausage Party telah mengedepankan kualitas suara aktor dan kesesuaiannya dengan deskripsi karakternya ketimbang siapa aktor yang mengisi suaranya. Maka tidak sedikit aktor populer non-komedian yang berpartisipasi dalam film ini tidak dikenali oleh penonton. Dalam berbagai rekaman dokumentasi proses pengisian suara, terlihat jelas antusiasme para pengisi suara dan adanya proses kreatif yang terjadi secara terus menerus dalam memodifikasi dialog dalam film ini sehingga suara para pengisi suara bisa benar-benar menyatu dengan desain karakter masing-masing dan terdengar natural atau tidak kaku.

04 Music Match

Musik-musik dan lagu yang disajikan dalam film ini sudah baik. Meski pada mulanya film ini terlihat seperti sebuah Musikal dengan adanya lagu The Great Beyond, Sausage Party bukanlah sebuah Musikal sehingga tidak memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan lagu sebagai bagian dari dialog. Khusus lagu The Great Beyond, lagu tersebut disajikan seperti sebuah nyanyian Gospel atau lagu keagamaan yang memang rutin dinyayikan setiap pagi oleh para penghuni supemarket. Maka, posisi lagu tersebut berbeda dari posisi lagu-lagu pembuka animasi Musikal Disney seperti Belle dalam Beauty and the Beast atau One Song dalam Snow White yang sekaligus berfungsi untuk menjadi dialog yang menggerakkan ceritanya untuk terus bergulir ke depan. Fakta menarik seputar musik dalam film ini adalah keterlibatan musisi Alan Menken yang menulis lagu The Great Beyond—Alan Menken adalah musisi populer yang dikenal menciptakan musik-musik legendaris Disney dalam film The Little Mermaid, Beauty and the Beast, Aladdin, hingga Home on the Range.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini secara umum sudah baik.

I begged them to stop, but then they just went. First, the gods stretched me till it hurt, then they went inside me, and then... And then... SPLOOGE! Look at me! LOOK AT ME!”—Used Condom

06 Character Design

Desain karakter dalam film ini sudah baik. Desain antara satu karakter dengan karakter lainnya sudah serasi sehingga seluruh karakter dalam film ini sudah terlihat memiliki bahasa desain yang seragam dan berasal dari satu universe yang sama. Keserasian bahasa desain tidak hanya berhasil dicapai oleh desain karakter makanan (baik itu makanan mentah seperti sosis, makanan kemasan seperti keripik, buah-buahan seperti jagung, hingga produk non-makanan seperti kondom dan tisu toilet) tetapi juga desain karakter manusia—baik itu keserasian antara desain manusia dengan makanan maupun keserasian antara desain satu karakter manusia dengan karakter manusia yang lainnya.

07 Background/Set Match

Latar belakang film ini memiliki desain yang baik. Hal ini karena latar belakang dalam Sausage Party sudah terlihat menyatu serasi dengan karakter-karakternya—baik dari perspektif para makanan yang menyerupai dunia Fantasi penuh warna maupun dari perspektif manusia yang lebih realistis dan memiliki warna yang lebih gelap.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual dalam film ini sudah baik. Detil objek sudah baik, gerakan karakter sudah halus, dan format presentasi film ini secara umum sudah tidak bermasalah—apalagi jika dikaitkan dengan biaya produksi sebesar $19 juta yang jauh di bawah biaya produksi animasi-animasi besar dari Disney atau DreamWorks.

09 Audience Approval

Meskipun mendapatkan tanggapan yang positif dari kalangan kritikus film dan sukses secara finansial, Sausage Party mendapatkan tanggapan yang beragam—cenderung positif—dari kalangan penonton. Tidak sedikit penonton yang mempertanyakan logika cerita film ini dan masih banyak penonton yang belum dapat menerima kenyataan bahwa animasi yang kaya warna seperti Sausage Party bisa jadi penuh dengan konten dewasa. Beberapa kalangan menyatakan konten-konten dewasa dalam film ini terlalu berlebihan, membelokkan dari inti ceritanya, dan membuat banyak kalangan tersinggung. Namun, justru di sinilah letak nilai jual Sausage Party: memprovokasi dengan lelucon, membawa animasi ke ranah yang paling ekstrem. Ada banyak pula keluhan dari orang tua yang menyayangkan kurangnya penjelasan tentang sasaran penonton film ini karena Sausage Party memang, sekilas, benar-benar terlihat seperti sebuah film animasi keluarga. Penonton yang memahami Sausage Party sebagai sebuah Dark Comedy memberikan tanggapan yang jauh lebih positif, memberikan pujian untuk keberanian film ini dalam menampilkan kegilaan (khususnya yang bernuansa seksual) dan lelucon yang berkaitan dengan topik-topik yang berpotensi menyinggung berbagai kalangan. Namun, ada pula penonton yang menyayangkan lelucon yang bernuansa satir dalam film ini menjadi tidak terlalu bermakna karena Sausage Party semakin fokus pada kegilaan ketimbang narasi yang kuat menjelang akhir filmnya.

Platform

Score

IMDb

6.1/10

Rotten Tomatoes

50%

Metacritic

5.6/10

Cinemascore

B

Google User

61%

10 Intentional Match

Sausage Party telah berhasil memenuhi visi dari para penciptanya baik dari segi finansial maupun artistik. Pencipta film ini menyatakan bahwa Sausage Party memang dimaksudkan untuk menjadi sebuah film yang penuh dengan kegilaan. Bahkan, Sausage Party memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pencarian dana pembuatan karena sebagian besar studio menganggap konten dari film ini terlalu berisiko. Dalam potongan artikel dari Variety berikut ini, penonton dapat melihat sendiri kesesuaian antara pernyataan tim kreatif Sausage Party dengan hasil akhir filmnya:

[EN]As for lessons in telling the story, Rogen’s co-writer Evan Goldberg told the crowd: “Everyone should f— everyone.” That prompted Rogen to instruct the audience to disrobe right there. Rogen added that his desire to tell the story came from a simple place, as a fan of cartoons growing up. “We would look at what animated movies did,” he said. “People project emotions on things around them — onto their toys, onto their cars, onto their pets. That’s what Pixar has done for the last 20 years. We thought what would it be like if our food had feelings. We very quickly realized that would be f—ed up, because we eat it.” (Ramin Setoodeh for Variety, SXSW: Seth Rogen’s ‘Sausage Party’ Is the R-Rated ‘Inside Out’, March 15 2016)

[ID]Sebagai pelajaran dari menceritakan kisahnya, co-writer dari Seth Rogen, Evan Goldberg, menyatakan kepada penonton: “Semua orang harus pesta seks.” Pernyataan itu memicu Rogen untuk meminta penonton segera melepas baju mereka. Rogen menambahkan bahwa hasrat untuk menyampaikan cerita ini muncul dari alasan yang sederhana yakni sebagai penggemar film kartun sejak kanak-kanak. “Kita melihat apa saja yang ada di film kartun,” katanya. “Orang menyalurkan emosi mereka pada benda-benda di sekitar—pada mainan mereka, mobil, pada binatang peliharaan. Itulah yang sudah dilakukan Pixar selama 20 tahun terakhir. Kami berpikir apa jadinya kalau makanan punya perasaan. Dengan cepat kami sadar kalau itu pasti kacau sekali karena mereka akan kita makan.” (Ramin Setoodeh for Variety, SXSW: Seth Rogen’s ‘Sausage Party’ Is the R-Rated ‘Inside Out’, March 15 2016)

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Sausage Party adalah salah satu film paling gila yang pernah saya tonton. Kalau film ini bukan animasi, bisa jadi Sausage Party adalah film paling gila yang pernah saya tonton. Meskipun saya adalah seorang pengamat film, saya tergolong sangat lambat dalam mengikuti perkembangan informasi terbaru soal film. Karena masih banyak daftar film “lawas” yang masih harus saya tonton dan selesaikan reviewnya, saya seringkali tertinggal berita tentang film-film baru. Dalam banyak kasus, ketertinggalan saya merupakan sebuah nilai positif karena saya bisa benar-benar menilai film terlepas dari euforia penonton. Apalagi di masa kini, film-film berkualitas “biasa saja” aau bahkan “buruk” bisa menjadi sangat populer, viral, dan membutakan orang-orang termasuk kritikus tentang kualitas filmnya yang sebenar-benarnya [inilah salah satu ketidaksukaan saya dengan dunia sinema 2010+, banyak film-film berkualitas buruk menjadi sangat populer dan ditanggapi secara positif-berlebihan karena viral di media sosial—salah satunya yang saya review adalah film Tusk yang viral di TikTok pada tahun 2021. Saya tidak habis pikir bagaimana bisa film dengan kualitas seburuk Tusk menjadi viral padahal di masa lalu, film “viral” seperti Cannibal Holocaust ternyata memang baik kualitasnya].

Dalam kasus Sausage Party, saya mendengar bahwa film tersebut sangatlah “liar” dari beberapa komentar di media sosial, tetapi saya tidak menduga filmnya akan “seliar ini”. Tidak terhitung berapa kali saya ikut menyumpah, “holy f— sh—” karena melihat kegilaan yang ditampilkan dalam Sausage Party. Saya memahami apa saja pesan yang bersifat sindiran yang ingin disampaikan oleh film ini, tetapi menurut saya nilai jual film ini tetaplah pada kegilaan yang ditampilkan. Meskipun membahas tentang isu kehidupan bermasyarakat (sosial) dan jelas-jelas menyindir ajaran agama, saya pikir Sausage Party justru lebih memberatkan permasalahan psikologis mengenai nafsu manusia. Karena saya meneliti menggunakan Psikoanalisis untuk undergraduate thesis dan thesis saya, film ini justru menguatkan keyakinan bahwa pikiran manusia adalah sebuah palung tanpa dasar yang sangat gelap: semakin diselami, semakin gelap dan semakin sulit untuk kembali.

Jika ingin menonton Sausage Party, rasanya saya perlu menegur penonton untuk tidak berharap terlalu banyak soal isu-isu serius yang coba disajikan oleh film ini—karena toh penciptanya sendiri menyatakan bahwa inspirasi pembuatan film ini sebenarnya sangat sederhana (periksa kembali poin Intentional Match). Penonton tidak perlu terlalu memikirkan sindiran-sindiran dalam film ini dan hanya perlu menikmati kegilaan yang ditampilkan di layar. Sausage Party is a fucking messed up movie; it is wild, kinky, perverted, fun, gay, straight, high, shitty, but gorgeous at times, and above all hilariously fucked up. Buckle up and enjoy the ride to The Great Beyond! PS: Meskipun film ini secara visual kaya akan warna dan terlihat seperti film keluarga dari Disney/Pixar, Sausage Party adalah sebuah film dewasa. Jadi, jangan biarkan anak di bawah umur ikut menontonnya. Saya perlu menyampaikan ini karena ternyata banyak orang tua yang “tertipu” oleh poster film ini dan mengizinkan anak-anak mereka menontonnya sampai mereka sadar bahwa Susage Party adalah film dewasa. Memang, pada umumnya animasi untuk orang dewasa sekalipun tetap memiliki poster yang “berbeda” dari film-flm kartun keluarga dan memiliki rona yang lebih “gelap”—tetapi Sausage Party adalah sebuah kasus yang berbeda. Bahkan ketika saya mengunjungi sebuah toko DVD di tahun 2016 lalu (defunct), DVD Sausage Party disusun dalam deretan film-film animasi keluarga dan saya tidak bisa berhenti memikikan apa jadinya kalau ada anak atau orangtua yang membeli film itu dan menontonnya bersama-sama.

02 Awards

Sungguh disayangkan bahwa (berdasarkan laporan IMDb) dari puluhan nominasi yang diterima oleh Sausage Party, film ini hanya berhasil memenangkan 1 penghargaan—itu pun penghargaan untuk trailer film ini, bukan untuk filmnya sendiri.

03 Financial

Sausage Party dibuat dengan dana sebesar $19 juta dan berhasil menjual tiket bioskop sebesar $141 juta. Angka penjualan tiket tersebut menunjukkan bahwa Sausage Party sukses secara finansial. Selain itu, film ini berhasil menjual DVD hingga mencapai total lebih dari $16 juta di Amerika Serikat saja.

Sausage Party (2016) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$97,670,358

Details

International Box Office

$43,673,897

Details

Worldwide Box Office

$141,344,255

Home Market Performance

Est. Domestic DVD Sales

$8,655,402

Details

Est. Domestic Blu-ray Sales

$7,427,405

Details

Total Est. Domestic Video Sales

$16,082,807

Further financial details...

Opening Weekend:

$34,263,534 (35.1% of total gross)

Legs:

2.85 (domestic box office/biggest weekend)

Domestic Share:

69.1% (domestic box office/worldwide)

Production Budget:

$19,000,000 (worldwide box office is 7.4 times production budget)

Theater counts:

3,103 opening theaters/3,135 max. theaters, 5.5 weeks average run per theater

Infl. Adj. Dom. BO

$103,541,863

04 Critics

Berbeda dengan kalangan peonton yang memberikan tanggapan beragam, sebagian besar kritikus film profesional memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

05 Longevity

[Pending—karya masih berusia di bawah 10 tahun]

Final Score

Skor Asli                     : 7.5

Skor Tambahan           : -1/2

Skor Akhir                  : 7/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Sausage Party

Rilis                 : 8 November 2016

Format             : Blu-ray Disc [||]

Kode Wilayah : A

Upscaling        : Support Player-HDMI Upscaling [YES||NO] [1080/60/50/24p]

Fitur                : Gag reels, behind the scenes, previews

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

Amazon VOD:

Amazon VODAmazon VOD

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google Play

Vudu:

Vudu

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2016/Sony Pictures/Sausage Party/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.