Pinocchio



LEGACY 1
oleh NABIL BAKRI
referensi utama: Pinocchio (film), dokumenter di balik layar pembuatan Pinocchio (Home Video Platinum Edition), Wikipedia, dan laman resmi Disney
SEMUA GAMBAR ADALAH MILIK DISNEY/ALL PICTURES BELONG TO DISNEY

 Pinocchio
(1940) 

poster film Pinocchio

Pinocchio adalah film animasi yang diproduksi oleh Walt Disney berdasarkan kisah Petualangan Pinocchio ciptaan Carlo Collodi. Film ini adalah film ke-2 dalam seri animasi Disney klasik. Dibuat setelah kesuksesan Snow White and the Seven Dwarfs, Pinocchio dirilis ke bioskop oleh RKO Radio Pictures pada 7 Februari 1940.   Plot film ini melibatkan seorang pemahat kayu tua bernama Geppetto yang membuat sebuah boneka kayu yang diberi nama Pinocchio, yang kemudian dihidupkan oleh Peri Biru, yang mengatakan padanya bahwa ia bisa menjadi manusia sungguhan jika ia membuktikan bahwa dirinya berani, jujur, dan tidak egois. Maka, dimulailah petualangan Pinocchio untuk menjadi manusia sungguhan, yang melibatkan banyak karakter yang membelokkan Pinocchio ke jalan yang salah.  Film ini diadaptasi oleh Aurelius Battaglia, William Cottrell, Otto Englander, Erdman Penner, Joseph Sabo, Ted Sears, dan Webb Smith dari buku karangan Collodi. Penyelia produksi adalah Ben Sharpsteen dan Hamilton Luske, dan adegan film ini disutradari oleh Norman Ferguson, T. Hee, Wilfred Jackson, Jack Kinney, dan Bill Roberts.  Pinocchio memenangkan dua Academy Award, satu untuk Best Original Score, dan satunya lagi untuk Best Original Song „When You Wish upon a Star‟. 

Ringkasan Cerita

The Blue Fairy/Peri Biru

  Jiminy Jangkrik berkelana hingga sampai di rumah seorang pembuat mainan, Geppetto. Di sana ia melihat berbagai macam mainan unik, dan yang menarik perhatiaannya, sebuah boneka yang sedang dalam proses penyelesaian. Geppetto sedang menyempurnakan sebuah boneka anak-anak dengan penuh semangat. Boneka itu kemudian ia namai Pinocchio.    
Setelah Pinocchio selesai dibuat dan Geppetto sudah lelah setelah memainkannya bersama kucingnya, Figaro, dan ikannya, Cleo, ia pergi tidur. Akan tetapi, pikiran tentang Pinocchio terus membayanginya. Ia pun kemudian memohon pada bintang yang bersinar paling terang supaya Pinocchio bisa hidup menjadi manusia sungguhan.  
Tanpa diduga, permohonan Geppetto didengar oleh Peri Biru (The Blue Fairy), yang mengatakan bahwa Geppetto layak mendapatkan apa yang diinginkannya karena ia selalu berbuat baik. Dengan mengucapkan kata “Boneka kecil dari kayu pohon pinus, bangunlah. Berkah kehidupan telah diberikan padamu,” Peri Biru menghidupkan Pinocchio di depan mata kepala Jiminy. Si boneka kayu pun terbangun. Ia dapat bicara dan bergerak tanpa tali! Peri Biru kemudian memperingatkan Pinocchio bahwa dia belum menjadi manusia sungguhan. Yang perlu dilakukan Pinocchio adalah, “Proove yourself brave, truthful, and unselfish...—Buktikan dirimu berani, benar, dan tidak egois...” Biarkan hati nurani membimbing! Tapi Pinocchio tidak tahu apa itu hati nurani.  
Nah, kemudian, muncullah Jiminy Jangkrik ke hadapan Pinocchio untuk menjelaskan apa itu hati nurani. Akan tetapi, Pinocchio justru mengira bahwa Jiminy adalah hati nuraninya. Karena Pinocchio begitu lugu, Peri Biru meminta Jiminy untuk membimbing Pinocchio ke jalan yang benar, dengan janji akan memberinya lencana yang terbuat dari emas. Jiminy mau saja, bahkan pakainnya yang lusuh langsung diubah menjadi setelan jas oleh Peri Biru. Alangkah gembiranya Jiminy sampai-sampai melupakan Pinocchio setelah Peri Biru pergi, karena sibuk dengan penampilan barunya itu.  
Jiminy lalu menerangkan pada Pinocchio tentang apa itu „godaan‟ dan bahaya yang ditimbulkan jika kau tergoda oleh hal buruk. Dengan riang, Jiminy menyanyikan sebuah lagu dengan siulan, isyarat yang harus dilakukan Pinocchio jika ia tergoda atau dalam bahaya. Pinocchio dan Jiminy terlalu asyik bernyanyi sampai-sampai boneka kayu itu terjatuh dan membangunkan Geppetto, Figaro, serta Cleo.  
Pada mulanya, Geppetto tidak percaya. Walau demikian, ia sangat bersyukur dan berterima kasih pada bintang paling terang. Harapannya terkabul! Ia pun menyalakan semua mainan bermusik. Sebuah perayaan „kecil‟ dilangsungkan di dalam pondok kecil itu, sampai saatnya untuk tidur. Pinocchio harus pergi ke sekolah besok pagi.  
Keesokan paginya, Pinocchio berangkat ke sekolah. Tanpa disangka, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Honest John (John Si Jujur) dan temannya, Giddy. Honest John memberikan sebuah penawaran menggiurkan untuk Pinocchio. Ketenaran dalam semalam, pesta, perayaan, serta kekayaan. Pinocchio percaya saja. Ditambah, belum ada tanda-tanda kemunculan Jiminy.  
Honest John dan Gideon


 Dengan tergesa-gesa Jiminy berlari. Ia terlambat di hari pertama! Di tengah perjalanan, ia mendengar nyanyian riang „Aku Akan Jadi Artis!‟ yang ia kira nyanyian sebuah parade. Tapi itu bukan parade, itu nyanyian Pinocchio yang berjalan melenceng jauh dari sekolah bersama Honest John dan Giddy. Jiminy berusaha sekuat tenaga membujuk Pinocchio untuk „menolak‟ tawaran Honest John dan bergegas ke sekolah. Tapi semua peringatan Jiminy diabaikan begitu saja oleh Pinocchio, diikuti suara Honest John, “Langsung menuju teater!” Agaknya, Jiminy menganggap pekerjaan sebagai hati nurani terlalu enteng. 
 Di luar dugaan Jiminy, Pinocchio sukses besar di malam pertama pertunjukannya. Adalah Stromboli, pria gemuk dengan kumis dan janggut panjang, yang menyelenggarakan pertunjukan boneka. Pinocchio berhasil membuatnya untung besar. Stromboli memutuskan untuk segera berangkat melakukan tur pertunjukan. Ia tidak membagi sepeser pun uang pada Pinocchio dan justru mengurungnya di kandang burung. Ternyata, Honest John telah menjualnya pada Stromboli. Ke mana perginya Jiminy? “Jiminy!” panggil Pinocchio. Ia sekarang sadar atas kesalahannya. Tapi bahkan setelah ia bersiulpun Jiminy tak kunjung tiba. Di tengah hujan, kereta kuda yang membawa Pinocchio melintas, melewati geppetto yang susah payah mencarinya. Kereta itu juga melewati Jiminy. Tapi Jiminy ingin sekali mengucapkan salam perpisahan.
  Tanpa pikir panjang, Jiminy langsung menyusup ke dalam kereta kuda dan sangat terkejut melihat Pinocchio yang terkurung. Kurungannya dikunci dan Jiminy tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga kemudian, cahaya di kejauhan tampak semakin mendekat. Itu Peri Biru! Sebelum Sang Peri tiba, Jiminy meminta Pinocchio untuk berkata sejujurnya jika ditanyai nanti. Tapi, setibanya Peri Biru di dalam kereta kuda, Pinocchio menceritakan kebohongan perihal kronologi mengapa ia dimasukkan dalam kurungan. Setiap kebohongan membuat hidunganya semakin panjang. Ia kemudian berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya dan Peri Biru memberi kesempatan terakhir.
  Peri Biru membantu Pinocchio lolos dari Stromboli. Namun dalam perjalanan pulang, Pinocchio kembali bertemu dengan Honest John dan Giddy, yang membujuknya untuk ikut ke Negeri Gembira (Pleasure Island). Sekali lagi, Pinocchio terperdaya. Di Negeri Gembira, Pinocchio berteman dengan Lampwick. Mereka dan banyak anak-anak lainnya kemudian bermain sepuasnya; merokok, minum-minum, berkelahi, merusak barang, dan hal-hal nakal lainnya. Tapi semua itu ada bayarannya. Semua anak berubah menjadi keledai! Itulah bayaran yang harus dilunasi para anak nakal. Untung saja, Pinocchio tidak sepenuhnya berubah menjadi keledai. Hanya telinganya saja yang memanjang dan ia memiliki ekor!
  Kali ini Pinocchio benar-benar jera. Ia berlari ke rumah bersama Jiminy, namun mendapati rumah sudah kosong tanpa penghuni. Geppetto, Figaro, dan Cleo sudah pergi. Kemudian Peri Biru, dalam bentuk seekor merpati, muncul dan menjatuhkan sebuah surat. Di situ dituliskan bahwa Geppetto ditelan oleh paus bernama Monstro. Tapi ia masih hidup. Pinocchio bertekad menyelamatkan ayahnya. Ia terjun ke laut dan mencari keberadaan Monstro.  Si Raja Paus, Monstro, memiliki ukuran luar biasa besar. Ia membuka mulutnya, dan melahap ikan sebanyak mungkin, termasuk Pinocchio. Di dalam perut Monstro, Pinocchio berhasil menemukan ayahnya. Dengan menggunakan asap dari perabotan yang dibakar, mereka berhasil keluar dari perut Monstro. Tapi paus yang murka ini terus mengejar Pinocchio dan Geppetto sampai akhirnya ia menghantam bebatuan dan gelombangnya mendorong Pinocchio, Geppetto, Figaro, dan Cleo ke daratan. Karena telah membuktikan dirinya berani, benar, dan tidak egois, ia pun menjadi manusia seutuhnya seperti yang dikatakan oleh Peri Biru. 

Pengisi Suara 

Dickie Jones saat mengisi suara Pinocchio

1. Dickie Jones sebagai Pinocchio: Boneka kayu ceria buatan Geppetto dan dihidupkan oleh Peri Biru. Jones juga menjadi pengisi suara Alexander, salah satu anak yang diubah menjadi keledai namun masih dapat berbicara sehingga diletakkan di kandang khusus. Pinocchio dianimasikan oleh Milt Kahl, sedang Alexander oleh Eric Larson 

2. Cliff Edwards sebagai Jiminy Cricket (Jiminy Jangkrik): Adalah seekor jangkrik baik hati yang berperan sebagai „hati nurani‟ Pinocchio sekaligus sebagai narator di awal film. Jangkrik yang riang ini digambar oleh Ward Kimball. 


3. Christian Rub sebagai Geppetto: Merupakan seorang pemahat kayu atau pembuat mainan dari kayu yang menciptakan Pinocchio dengan harapan ia akan menjadi manusia sungguhan. Pria tua baik hati ini digambar oleh Art Babbitt. 

4. Eric Larson menggambar Figaro dan Cleo: Figaro adalah kucing jenaka milik Geppetto yang bertingkah layaknya manusia. Sementara Cleo adalah ikan mas kesayangan Geppetto. 

5. Walter Catlett sebagai John Worthington Foulfellow alias Honest John (John Jujur): Dia adalah rubah antagonis yang selalu menipu Pinocchio demi uang. Hal ini ironis karena namanya adalah Honest (jujur). John Worthington digambar oleh John Lounsbery. 

6. Gideon: Merupakan teman „diam‟ (tidak bersuara) Honest John. Pada awalnya ia disuarakan oleh Mel Blanc yang terkenal dalam Looney Tunes. Tapi akhirnya diputuskan bahwa Gideon alias Giddy hanya akan menjadi tokoh „diam‟, seperti Dopey dalam Snow White and the Seven Dwarfs. Gideon digambar oleh John Lounsbery. 

Stromboli marah besar karena dibayar dengan uang kuno
7. Charles Judels sebagai Stromboli: Sosok pemimpin pertunjukan boneka keliling ini besar, sinis, dan berjanggut. Dia memaksa Pinocchio untuk tampil demi uang untuknya. Dia bicara dengan aksen Italia, meskipun dia adalah gipsi. Dia adalah satu-satunya penjahat dalam film ini yang masuk daftar resmi Penjahat-Penjahat dalam Film Disney. Judles juga menyuarakan Coachman, pemilik Negeri Gembira yang mengubah anak-anak nakal menjadi keledai. Stromboli digambar oleh Bill Tytla sedangkan Coachman oleh Charles August Nichols 

8. Evelyn Venable sebagai The Blue Fairy (Peri Biru): Peri cantik ini adalah yang menghidupkan Pinocchio dan menjadikannya manusia sungguhan setelah Pinocchio membuktikan dirinya berani, benar, dan tidak egois. Peri Biru digambar oleh Jack Campbell. 

9. Frankie Darro sebagai Lampwick: Anak nakal ini berteman dengan Pinocchio dalam perjalanan menuju Negeri Gembira, yang juga berubah menjadi keledai seperti anakanak lainnya. Lampwick digambar oleh Fred Moore. 

 
picture belongs to Daniel Arkans
ilustrasi modern Monstro sang Raja Paus oleh Daniel Arkans

10. Thurl Ravenscroft sebagai Monstro: Ikan paus yang menelan Geppetto, Figaro, dan Cleo saat sedang mencari Pinocchio. Kemudian Pinocchio juga ditelan saat Monstro sedang makan. Thurl menyuarakan suara Monstro yang berupa geraman menakutkan akibat kemarahan yang ditimbulkan oleh Pinocchio yang berusaha keluar dari perutnya dengan menyalakan api. Sang Raja Paus ini digambar oleh Wolfgang Reitherman. 

Produksi 

karakter Jimny sengaja dibuat tidak mirip jangkrik

 Bulan September 1937, saat produksi Snow White and the Seven Dwarfs, animator Norman Ferguson membawa sebuah versi terjemahan novel anak-anak Italia tahun 1883 karya Carlo Collodi dengan judul Petualangan Pinocchio, untuk ditunjukkan pada Walt Disney.
  Setelah membaca buku itu, Walt sangat antusias. Pinocchio direncanakan sebagai film ketiga studio Disney setelah Bambi. Namun, Bambi adalah film yang cukup sulit untuk dibuat, jadi Pinocchio didahulukan sementara Bambi disimpan dulu.  Rencana untuk filmnya cukup berbeda dari apa yang ditayangkan. Banyak karakter dan cerita dari novelnya yang dimasukkan dalam rancangan awal film ini. Walt Disney tidak suka dengan pekerjaan yang telah dikerjakan, jadi konsepnya harus dipikirkan ulang dan semua harus diganti, termasuk karakternya harus didesain ulang.
  Aslinya, Pinocchio dijadikan bocah bijaksana, mengimbangi boneka nakal di novelnya. Dia benar-benar tampak seperti boneka kayu sungguhan dengan hidung panjang serta tangan dan kaki seperti boneka kayu asli. Namun, menurut Walt, tidak akan ada yang bersimpati dengan karakter yang seperti itu. Pemimpin animator, Milt Kahl, diberi tugas untuk mendesain ulang Pinocchio dengan menggambar uji coba adegan Pinocchio di bawah air mencari ayahnya. Di  tes adegan ini, dia mendesain ulang Pinocchio dengan menambahkan pribadi yang lugu dan membuatnya terlihat lebih mirip seperti anak sungguhan, dengan hidung yang pas dan topi Tyrolean anak-anak, dan karakter kartun berjari empat standar dengan sarung tangan bergaya seperti milik Mickey Mouse. Milt berkata, “Aku tidak berpikir dia sebuah boneka. Aku memikirkannya sebagai seorang anak laki-laki.” Bagian-bagian yang masih tampak seperti boneka kayu hanyalah tangan dan kakinya.


  Sebagai tambahan, dalam tahap ini peran Jiminy diperluas dan menjadi tokoh sentral dalam film. Aslinya, Jiminy hanyalah tokoh dengan peran sangat kecil yang dibunuh oleh Pinocchio (dipukul dengan palu), dan kemudian Jiminy muncul sebagai hantu. Saat diputuskan untuk memperluas peran Jiminy, karakternya benar-benar mirip jangkrik dengan kaki dan antena yang melambai-lambai. Tapi sekali lagi Walt ingin tokoh yang lebih mudah disukai. Ward Kimball menghabiskan beberapa bulan menggambar adegan „Makan Sup‟ dalam Snow White, yang akhirnya dipotong dari film karena beberapa alasan. Ward memutuskan untuk keluar tapi Walt justru memberinya sebuah „hadiah‟ berupa kenaikan jabatan sebagai penyelia animator tokoh Jiminy Jangkrik. Ward menyulap desain Jiminy menjadi „pria kecil‟ dengan kepala seperti telur dan tanpa telinga. Satu-satunya hal yang menjadikannya Jangkrik adalah karena namanya Jiminy „Jangkrik‟.
  Setelah kesuksesan Snow White, Walt Disney ingin pengisi suara yang lebih terkenal untuk Pinocchio, yang menjadi kali pertama film animasi menggunakan artis sebagai pengisi suara. Mereka termasuk Cliff Edwards (Jiminy), Dickie Jones (Pinocchio), Walter Catlett, Christian Rub (Geppetto, yang mana desain karakter didasari pada dirinya), Frankie Darro, Evelyn Venable, dan Charles Judels.
  Selama produksi Pinocchio, departemen model karakter dikepalai oleh Joe Grant. Departemen model karakter bertanggung jawab untuk membuat model tiga dimensi dari karakter di film (seperti action figure). Para pembuat model juga menciptakan model jam buatan Geppetto dan kereta kuda milik Stromboli dan The Coachman. Walau begitu, menggambar kereta kuda Stromboli yang realistis saat sedang berjalan sangat sulit. Maka, yang difilmkan adalah modelnya dengan set miniatur menggunakan efek stop motion animation. Kemudian setiap frame dipindah ke sel-sel animasi (animation cels) menggunakan versi awal xerox.
  Seperti Sonow White, rekam jejak (referensi manusia sungguhan untuk kemudian diterapkan pada gambar/karakter, untuk memudahkan menganalisis anatomi dan gerakan) juga digunakan dalam Pinocchio, seperti adegan saat Jiminy tiba di rumah Geppetto dan menghangatkan diri di dekat perapian.
  Pinoccio merupakan sebuah pencapaian luar biasa dalam hal efek animasi. Sementara para animator fokus „mengaksikan‟ karakter, animator efek menciptakan segala yang bergerak selain karakter. Jadi, termasuk kendaraan, efek alam seperti salju, cahaya, bayangan, dan air, juga efek  fantasi atau fiksi ilmiah seperti debu peri. Pengaruh dari animator abstrak, Oskar Fischinger, yang paling diketahui dalam Fantasia, berkontribusi dalam efek tongkat Peri Biru. Animator efek, Sandy Strother, menyimpan sebuah catatan mengenai lamanya waktu menggambar efek air dalam Pinocchio, termasuk cipratan, riak, gelembung, ombak, dan ilusi seperti berada di bawah air. Untuk membantu memberi kedalaman pada lautan, sang animator memberikan detil yang lebih mendalam lagi. Setelah animasi dijiplak menjadi sel, mereka akan menjiplaknya lagi dengan lebih banyak warna biru dan hitam sehingga memberi efek lebih jelas dan dalam pada ombaknya. Untuk menghemat waktu dan uang, cipratannya dibuat impresionistis. Hal ini menjadikan Pinocchio menjadi salah satu film animasi pertama yang memiliki efek realistis tinggi.
  Penulis buku anak-anak ternama, Bill Peet, bekerja dalam film ini, namun namanya tidak disertakan dalam kredit film. “Saya menghabiskan hampir dua tahun ikut serta menggarap Pinocchio dan tidak mendapat kredit,” katanya dalam sebuah interview. 

Tanggapan

Walau mendapat tanggapan positif dari kritikus dan memenangkan dua Oscar, film ini tidak bermain ‘panas’ di box office dikarenakan Perang Dunia II. 

  Pinocchio secara umum mendapat tanggapan positif. Archer Winsten, yang mengkritik Snow White menuliskan, “Kesalahan yang ada dalam Snow White sudah tidak ada lagi. Dalam menuliskan Pinocchio, kau dibatasi oleh kekuatanmu sendiri untuk mengekspresikan antusiasme.” Lagu yang dinyanyikan Jiminy Jangkrik, „Ketika Kau Berharap Pada Bintang—When You Wish Upon A Star‟, menjadi hit utama, dan menjadi lekat dengan filmnya. Bahkan, menjadi lagu The Walt Disney Company sendiri (lagu (musik) yang selalu diputar/diperdengarkan  saat simbol „Walt Disney‟ muncul dalam film). Pinocchio juga memenangkan Academy Award untuk Best Original Song dan Best Original Score, menjadikannya film Disney pertama yang tidak hanya memenangkan Oscar , tapi lebih dari satu Oscar sekaligus. Ini tidak terjadi lagi sampai rilis Mary Poppins (1964) dan The Little Mermaid (1989).  

Secara finansial, bagaimanapun, Pinocchio tidak terlalu sukses. Hasil perilisan berada di bawah hasil Snow White dan di bawah harapan studio. Dari biaya $2.289 juta (dua kali lipat biaya Snow White), Disney hanya mendapat $1 juta di akhir 1940, dengan laporan studio bahwa penghasilan akhir film ini berkisar $1.4 juta sampai $1.9 juta. Ini bisa dikarenakan Perang Dunia II yang menyebabkan terbatasnya pemasaran di Eropa dan Asia. Joe Grant menyebutkan bahwa Walt Disney „amat sangat‟ depresi dengan penghasilan Pinocchio di tangga box office. RKO mencatat kerugian $94,000 untuk film ini.  Meski mengalami „kemunduran‟ (gagal) di box office, serangkaian rilis ulang yang dilaksanakan setelah Perang Dunia II membuktikan kesuksesan besar, dan menyediakan keuntungan. Di tahun 1973, film ini sudah menghasilkan $13 juta dari rilis perdana dulu dengan empat kali rilis ulang. Kemudian hasil total dari rilis ulang berikutnya adalah $84,254,167 di tangga box office (sejauh ini, tidak menutup kemungkinan rilis ulang kembali)  

Pada 1994, Pinocchio ditambahkan ke United States National Film Registry. Pembuat film Terry Gilliam memilihnya sebagai satu dari sepuluh animasi terbaik sepanjang masa dalam artikel yang ditulis untuk The Guardian di tahun 2001 serta di tahun 2005, Time.com menyebutnya sebagai salah satu dari 100 film terbaik dalam 80 tahun terakhir. Banyak ahli sejarah film menyebutkan bahwa Pinocchio adalah film yang bisa „paling menunjukkan‟ kesempurnaan teknis dari seluruh film Disney. 

 Pada bulan Juni tahun 2008, Institut Perfilman Amerika menunjukkan daftar „Ten top Ten‟—sepuluh film terbaik dalam sepuluh genre film klasik Amerika—setelah pengambilan suara lebih dari 1.500 orang dari komunitas kreatif. Pinocchio ditempatkan di posisi ke dua dari genre film animasi di bawah Snow White. Juni 2011, TIME menyebutnya sebagai animasi terbaik dari 25 Film Animasi Terbaik Sepanjang Masa.  Di Rotten Tomatoes, sebuah website yang mengagregasikan tanggapan terhadap suatu film, Pinocchio mendapatkan rating tertinggi dari 100%, menunjukkan semua tanggapan atau ulasan tentang film ini, mulai dari yang lawas hingga baru, menunjukkan tanggapan positif. Konsensus umum Pinocchio di situs itu adalah, “Ambisius, penuh petualangan, dan terkadang menakutkan, Pinocchio menampilkan puncak dari maha karya Disney, yang secara menawan dituangkan menggetarkan emosi.” 

*** 

RUJUKAN DVD:
teks yang Anda baca diambil dari: