©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Review Spider-Man 3 (2007) Babak Terakhir Trilogy Spider-Man
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
“It's
me, Peter Parker. Your friendly neighborhood--you know. I've come a long way
since I was the boy bit by a spider. Back then, nothing seemed to go right for
me. Now people really like me. The city is safe and sound. Guess I had a little
something to do with that. My uncle Ben would be proud. I still go to school.
Top of my class. And I'm in love, with the girl of my dreams.”—Peter Parker
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Aksi—Superhero
Rilis :
Domestic Releases: |
May 4th, 2007 (Wide) by Sony Pictures |
October 15th, 2007 by Sony Pictures |
|
MPAA Rating: |
PG-13 for
sequences of intense action violence |
Durasi : 139 menit
Sutradara : Sam
Raimi
Pemeran : Tobey
Maguire, Kirsten Dunst, James Franco, Thomas Haden Church, Topher Grace, Bryce Dallas Howard, James Cromwell, Rosemary Harris, J. K. Simmons
Episode : -
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Peter
Parker dan Mary Jane telah resmi menjalin hubungan. Kini, Peter tidak lagi
melewatkan pementasan teater Mary Jane dan senantiasa duduk di barisan yang
paling depan. Setelah MJ selesai pentas, ia merasa tidak enak karena tepuk
tangan penontoh tidak meriah. MJ khawatir jika penampilannya membawakan lagu
telah mengecewakan penonton. Peter meyakinkan MJ bahwa penampilannya sangat
memukau seperti biasanya. Mereka berdua pun pergi berkencan dengan menghabiskan
waktu berdua memandangi bintang. Tanpa mereka sadari, sebuah benda asing jatuh
ke bumi tak jauh dari lokasi mereka berdua. Benda asing itu merupakan alien
berwarna hitam yang mengikuti Peter dengan menempel di sepeda motornya. Sebelum
pulang ke rumah, Peter lebih dulu mengunjungi rumah Bibi May dan menceritakan
niatnya untuk melamar MJ. Bibi May mendukung keputusan Peter dan memberinya
cincin pernikahan yang dulu diberikan oleh Paman Ben. Dalam perjalanan pulang
ke apartemennya, Peter diserang oleh Harry Osborne. Setelah mengetahui
identitas asli Spider-Man dan menemukan ruangan rahasia milik ayahnya, Harry
kini menjadi Green Goblin untuk membalaskan kematian ayahnya. Peter dan Harry
pun bertarung dengan sengit sampai akhirnya kepala Harry menghantam pipa dengan
sangat keras yang menyebabkan Harry hilang ingatan. Ia tidak lagi ingat semua
kejadian setelah kematian ayahnya. Maka, ia tidak ingat kalau Peter adalah
Spider-Man dan dia telah menjadi Green Goblin. Peter dan Harry pun dapat
kembali menjadi sahabat.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Flint
Marko, seorang narapidana, berhasil kabur dari penjara. Ia memutuskan untuk
bersembunyi di rumahnya sekaligus menemui anak satu-satunya yang sangat ia
sayangi. Namun, istrinya yang kecewa akhirnya mengusir Marko. Ketika polisi
sudah memojokkannya, ia nekat memasuki kawasan percobaan particle accelerator dan terjebak di dalam
mesinnya. Setelah mesin itu bekerja, tubuh Marko berubah menjadi pasir dan ia
kini menjadi Sandman. Satu-satunya keinginan Marko adalah mengobati anaknya
yang sakit-sakitan. Untuk itu, dia memerlukan banyak uang. Maka, Marko
memanfaatkan kemampuannya berubah menjadi pasir untuk mencuri uang dari truk
milik bank. Setelah menyelamatkan Gwen Stacy dari gedung yang amblas akibat hantaman
crane, Spider-Man diundang untuk menghadiri sebuah festival untuk menghormati
jasa-jasanya. Agar membuat para penonton bersorak, Spider-Man mencium Gwen
Stacy dan disaksikan oleh MJ. Kekasih Peter itu sedang mengalami kesulitan
karena dipecat dari posisinya sebagai aktris dan kini harus menyaksikan
kekasihnya mencium wanita lain.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Sebelum
festival berakhir, muncul sebuah badai pasir yang ditimbulkan oleh Sandman.
Spider-Man pun segera melawan Sandman yang sedang mencuri uang. Namun, Sandman
berhasil melarikan diri. Pertarungan antara Spider-Man dan Sandman
didokumentasikan oleh Eddie Brock yang berniat menggantikan posisi Peter di
Daily Bugle. Kapten polisi Stacy menghubungi Bibi May dan Peter untuk memberi
tahu mereka bahwa pembunuh paman Ben yang sesungguhnya adalah Flint Marko yang
kini menjadi buronan dan telah berubah menjadi Sandman. Pernyataan polisi
membuat pikiran Peter kacau dan ingin segera menghabisi Flint Marko. Ketika ia
berbaring di kasurnya, alien hitam yang mengikutinya segera menyelubungi
sekujur tubuh Peter, menjadikannya Spider-Man berkostum hitam. Kostum alien itu
membuat Peter lebih agresif dan jauh lebih kuat. Ketika Eddie Brock
menginginkan posisi pegawai tetap di Daily Bugle, J. Jonah Jameson meminta
Eddie dan Peter untuk medokumentasikan Spider-Man ketika melakukan kejahatan.
Siapa di antara mereka yang berhasil memotret Spider-Man melanggar hukum, akan
mendapatkan posisi pegawai tetap Daily Bugle.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Harry
Osborne akhirnya mendapatkan kembali ingatannya dan bersiap untuk membalas
Peter Parker. Ia memaksa MJ untuk memutus hubungan dengan Peter. Hal tersebut
membuat pikiran Peter semakin kacau dan ia semakin menyukai kostum aliennya
dibandingkan dengan kostum buatannya sendiri. Setelah Peter mengetahui bahwa
Eddie Brock berbuat curang dengan memanipulasi foto Spider-Man, Peter
melaporkannya pada editor Daily Bugle agar Eddie tidak bisa lagi menjadi
fotografer. Ia kemudian mendekati Gwen Stacy untuk mempermalukan MJ yang kini
bekerja sebagai penyanyi sekaligus pelayan restoran. Semakin lama Peter
menggunakan kostum aliennya, semakin kuat pengaruh jahat alien Venom tersebut.
Orang-orang terdekat Peter pun merasa bahwa Peter telah berubah menjadi lebih
“jahat”. Selain harus berjuang melawan emosinya sendiri dan pengaruh buruk
Venom, Peter harus bersiap untuk melawan Harry yang sangat membencinya, Sandman
yang menganggap Peter sebagai penghalang, dan Eddie yang menyimpan dendam
kepada Peter. Sanggupkah Peter melawan mereka semua dan menyelamatkan
hubungannya dengan orang-orang terdekat?
“Whatever comes our way... whatever battle is
raging inside us, we always have a choice. My friend Harry taught me that. He
chose to be the best of himself. It's the choices that make us what we are...
and we can always choose to do what's right.”—Peter Parker
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Secara
umum, konsep film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Namun, terdapat cukup
banyak detil yang kurang logis dalam film ini. Kekuatan logika trilogi
Spider-Man sebenarnya sudah mengalami penurunan sejak Spider-Man 2, dan semakin melemah dalam Spider-Man 3. Kompleksitas
hubungan Peter dan MJ dalam film ini umumnya hanya mengulang permasalahn di
film sebelumnya yang seharusnya sudah diselesaikan di film sebelumnya.
Permasalahan ini lebih memberatkan poin Konsistensi Cerita, yang membuat detil
aksi dan reaksi dalam film ini kurang logis. Bagaimana MJ merespons perilaku
Peter dan sebaliknya, serta bagaimana karakter lain saling merespons. Dalam
Spider-Man 3, diperlihatkan bahwa J. Jonah Jameson belum menjadikan Peter
sebagai pegawai tetapi langsung menawarkan posisi pegawai pada fotografer baru,
Eddie Brock. Ceritanya akan lebih logis jika Eddie menawarkan hasil pekerjaan
yang sangat luar biasa sehingga Peter terlihat tidak ada apa-apanya sehingga
wajar jika Jameson langsung menawarinya posisi pegawai tetap. Atau, akan lebih
logis jika Peter sudah menjadi pegawai tetap dan diancam akan digantikan oleh
Eddie. Dalam adegan puncak film ini, J. Jonah Jameson menyaksikan pertarungan
antara Spider-Man dan musuh-musuhnya tetapi ia tidak bisa menemukan seorang
fotografer. Siapakah nama fotografer yang pertama kali dipanggil oleh Jameson
di tengah situasi mendesak? Peter. Sepenting itulah Peter bagi Daily Bugle
sehingga tidak wajar jika Peter belum mendapatkan posisi sementara tokoh lain
langsung ditawari posisi tersebut.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Apabila
adegan Spider-Man menghentikan kereta dalam Spider-Man
2 secara detil kurang logis karena konstruksi rel kereta yang tidak mungkin
ada di dunia nyata, konstruksi rel kereta dalam Spider-Man 3 lebih tidak logis
lagi. Film ini menampilkan konstruksi rel kereta bawah tanah seperti arena
roller coaster dalam film-film Animasi—Petualangan. Proses Flint Marko menjadi
Sandman di permulaan film ini terlalu mengada-ada jika dibandingkan dengan
proses Norman Osborne menjadi Green Goblin dan Otto Octavius menjadi Doc Ock.
Pertama, tidak masuk akal jika Marko bisa dengan mudahnya memasuki kawasan
percobaan ilmiah yang berbahaya karena tidak masuk akal jika para ilmuwan
membiarkan lokasi penelitian mereka mudah dimasuki manusia. Kemudian, sikap
para ilmuwan ketika menerima laporan anomali juga terlalu mengada-ada: mereka
jelas-jelas membiarkan alat percobaan mereka terkontaminasi objek asing dan
menduga bahwa objek itu adalah seekor burung merpati. Entah itu merpati, kera,
atau seekor katak sekalipun, seharusnya para ilmuwan tidak gegabah dalam
menjalankan percobaan mereka. Ceritanya akan lebih logis jika Marko memasuki
alat percobaan setelah alat tersebut diaktifkan dan para ilmuwan tidak bisa
lagi mematikannya. Terdapat lebih banyak lagi detil kurang logis dalam film
ini, seperti bagaimana crane menghancurkan sebuah gedung.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini tidak konsisten. Spider-Man 3 mencoba mengekplorasi terlalu
banyak percabangan cerita yang tidak memungkinkan untuk dieksplorasi secara
tuntas hanya dalam waktu dua jam. Spider-Man 3 mecoba mengeksplorasi konflik
antara Harry dengan Peter/Spider-Man, masalah hubungan asmara Peter dengan Mary
Jane, hubungan Peter dengan Gwen Stacy, dan ada 3 villain yang harus
dieksplorasi. Berbagai permasalahan antara Peter dengan MJ seharusnya tidak
perlu dieksplorasi kembali karena persoalan hubungan mereka sudah dieksplorasi
dan dipecahkan masalahnya dalam dua film sebelumnya. Konflik yang terjadi
antara Peter dengan MJ dalam film ini pun terlalu banyak. Pertama, persoalan
waktu atau quality time antara Peter dengan MJ. Permasalahan ini seharusnya sudah
selesai di film Spider-Man 2 karena MJ seharusnya sudah paham tentang kehidupan
Peter sebagai Spider-Man. Dalam film ke-2, MJ dengan sadar dan tanpa paksaan
memilih untuk meninggalkan calon suaminya demi Peter Parker. Pada saat itu, MJ
sadar betul bahwa Peter tidak akan bisa memiliki banyak waktu luang untuk
dihabiskan dengannya. Hal itu adalah pilihan sekaligus pengorbanan yang rela
dilakukan oleh MJ. Masalah yang benar-benar bisa dieksploasi seharusnya adalah
masalah MJ yang cemburu kepada Gwen karena hal ini belum dipermasalahkan di dua
film sebelumnya—tetapi hal ini pun seharusnya tidak menjadi masalah besar
karena MJ seharusnya sadar betul bahwa Spider-Man adalah public figure dan
“kedekatannya” dengan Gwen semata-mata untuk konsumsi publik, bukan benar-benar
perasaan cinta. Apa jadinya jika setiap pasangan artis memiliki pemikirn mudah
cemburu seperti MJ?
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Berbicara
soal artis, Spider-Man 3 membahas tentang karier MJ yang gagal di Broadway.
Perjuangan MJ mencari pekerjaan seharusnya sudah selesai di film pertama dan ke
dua, tidak perlu lagi dipermasalahkan dalam Spider-Man 3. Hal ini
memperlihatkan formula cerita yang hanya diulang-ulang. Selain tidak perlu,
kegagalan MJ menjadi aktris juga kurang logis mengingat seberapa besar
kesuksesan MJ dalam Spider-Man 2. MJ
adalah seorang aktris Broadway yang sangat terkenal dan memiliki koneksi yang
kuat sehingga tidak logis jika dirinya langsung kesulitan mencari pekerjaan dan
menjadi pelayan sekaligus penyanyi kafe. Dalam dua film sebelumnya, kisah
Spider-Man memilih untuk mengeksplorasi satu sosok villain sebagai kunci.
Dengan demikian, film-film tersebut dapat mengeksplorasi para villain dengan
porsi yang pas dan penonton tidak merasa “ada yang hilang atau janggal” dari
kehidupan atau motivasi para penjahatnya. Dalam Spider-Man 3, ada 3 villain
yang dieksplorasi secara bersamaan dan tentu saja waktu atau durasi film ini
tidak cukup untuk mengeksplorasi semuanya ditambah eksplorasi Drama kehiduan
Parker yang lainnya.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Para
aktor yang sudah bermain sejak Spider-Man pertama dan kembali bermain dalam
film ini sudah berhasil memerankan karakter mereka dengan baik. Apabila
terdapat kekurangan dalam akting mereka, umumnya hal tersebut dikarenakan
naskah yang memang kurang baik dari segi Logika dan Konsistensi. Untuk
karakter-karakter baru, ada banyak pemeran yang kurang mampu menghidupkan
karakter mereka sehingga terlihat kurang natural memerankan deskripsi
masing-masing karakter. Bryce Dallas Howard dan James Cromwell kurang berhasil
menghidupkan deskripsi karakter mereka dan membentuk persona yang kuat sebagai
Gwen Stacy dan Kapten Stacy. Bahkan, pemeran figuran dalam film ini banyak yang
terlihat terlalu kaku—seperti anak-anak yang bereaksi melihat Spider-Man
beraksi memiliki respons yang jauh lebih kaku dibandingkan dengan anak-anak
figuran dalam dua film sebelumnya.
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
05 Cinematography Match
Secara umum, sinematografi dalam film ini sudah baik. Meski demikian, adegan-adegan Aksi dalam film ini diperlihatkan dengan kurang maksimal karena ada terlalu banyak fokus yang harus ditampilkan. Dalam adegan pertarungan besar antara Spider-Man, Venom, Sandman, dan Green Goblin, kamera bergerak terlalu cepat untuk berusaha menangkap semua Aksi—tetapi tentu saja tidak berhasil sehingga adegan Aksinya terlihat kurang maksimal [apalagi jika dibandingkan dengan dua film sebelumnya yang sudah baik sinematografinya].
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
07 Background/Set Match
Latar
belakang film ini secara umum sudah baik. Adapun kekurangan dalam beberapa
adegan aksi adalah kekurangan dalam poin Efek Visual. Adegan pertarungan di rel
kereta bawah tanah menampilkan latar belakang yang tidak logis karena
konstruksi rel seperti yang diperlihatkan dalam film ini tidaklah
memungkinkan—sama konyolnya dengan adegan “roller coaster” dalam film Indiana Jones and the Temple of Doom.
Adegan pertarungan di area konstruksi gedung juga kurang baik karena
penggabungan efek komputer dengan miniatur atau set asli msih terlihat kasar.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
08 Special and/or Practical Effects
Efek
komputer dalam film ini, jika dinilai sebagai sebuah film pertama yang berdiri
sendiri, sudah baik. Namun sebagai sebuah sekuel dari film-film yang telah
menampilkan efek komputer yang baik, Spider-Man 3 memiliki banyak kekurangan.
Film ini bukanlah sebuah film dengan biaya rendah: skala film ini sangatlah
besar. Maka, wajar sekali jika penonton mengharapkan efek komputer yang
spektakuler. Permasalahan efek komputer dalam film ini bukan berarti efeknya
buruk, tetapi tidak tampak peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan Spider-Man 2 yang dirilis pada tahun
2004. Maka, Spider-Man 3 akan terlihat spektakuler jika dinilai menggunakan
standar tahun 2004 dengan disandingkan di antara film-film besar yang dirilis
tahun 2004. Spider-Man 3 dirilis pada tahun yang sama dengan Transformers, Pirates of the
Caribbean: At World’s End, Eragon, dan The Golden Compass. Transformers
dibuat dengan dana sebesar $200 juta sementara Spider-Man 3 dibuat dengan dana
sebesar $300 juta. Namun pada akhirnya, efek komputer dalam Transformers terlihat lebih nyata
dibandingkan dengan Spider-Man 3 setelah keduanya berusia lebih dari 10 tahun.
Adegan pertarungan Spider-Man dengan Sandman di rel kereta bawah tanah masih
terlihat sama kasarnya dengan adegan Spider-Man menghentikan kereta dalam Spider-Man 2. Selain itu, meskipun detil
pasir Sandman sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan teknologi akhir
1990-an, tetapi pada akhirnya monster Sandman tidak terlihat jauh lebih baik
dari pasir monster dalam film The Mummy yang dirilis pada tahun 1999.
09 Audience Approval
Apabila
Spider-Man dan Spider-Man 2 menerima tanggapan yang secara umum positif,
Spider-Man 3 menerima tanggapan yang beragam dan cenderung negatif ketika
dirilis dan dibanding-bandingan dengan dua film sebelumnya. Walau demikian,
banyak masyarakat yang tetap antusias menyaksikan film ini; terbukti Spider-Man
3 sukses secara finansial.
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
10 Intentional Match
Spider-Man
3 memang tidak dimasudkan untuk menjadi film Spider-Man yang terakhir karena studio membuka lebar peluang untuk
membuat sekuel lanjutannya. Meski begitu, film ini dimaksudkan untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang belum diselesaikan dalam dua film
sebelumnya—khususnya permasalahan antara Peter Parker/Spider-Man dengan Harry
Osborne. Film ini ingin memperlihatkan bagaimana pahlawan super tidak selamanya
suci dan penjahat tidak selamanya murni jahat. Khusus untuk poin ini,
Spider-Man 3 telah merealisasikannya—tetapi masalahnya, hal ini sudah pernah dieksplorasi
sebelumnya dalam Spider-Man dan Spider-Man 2. Karakter Peter sebagai
Spider-Man sendiri sudah mempertanyakan posisi seorang pahlawan: Peter juga
pernah melakukan tindakan yang tidak terpuji. Dalam Spider-Man 2, karakter Doc Ock sudah mempertanyakan posisi seorang
villain: Otto Octavius adalah seorang villain yang masih memiliki sisi
kemanusiaan. Dengan adanya pengulangan tema semacam ini, visi untuk menyajikan
sebuah konsep atau kompleksitas yang “baru” dalam Spider-Man 3 gagal dicapai
karena temanya hanya mengulang film sebelumnya [too repetitive]. Permasalahan
semacam ini terjadi dalam film keluarga Spy Kids yang memperlihatkan bahwa sosok jahatnya adalah orang yang
kurang mendapat perhatian—berlaku dalam semua film Spy Kids, mulai dari film pertama hingga film ke-4.
“The most important
thing Peter right now has to learn is that this whole concept of him as the
avenger or him as the hero, he wears this red and blue outfit, with each
criminal he brings to justice he's trying to pay down this debt of guilt he
feels about the death of Uncle Ben. He considers himself a hero and a sinless
person versus these villains that he nabs. We felt it would be a great thing
for him to learn a little less black and white view of life and that he's not
above these people.”—Sam Raimi.
[ID]“Yang paling penting, kali ini Peter harus mencoba memahami
konsep antara dirinya sebagai tukang balas dendam [avenger] atau sebagai
seorang pahlawan. Dengan mengenakan kostum Spider-Man, setiap penjahat yang ia
tangkap menunjukkan upaya Peter untuk menghilangkan rasa bersalahnya atas
kematian Paman Ben. Peter menganggap dirinya sebagai pahlawan tanpa dosa
melawan para penjahat yang penuh dosa. Kami rasa akan bagus jika Peter tidak
hanya memahami konsep kehidupan sebagai Hitam [jahat] dan Putih [baik] [bahwa
ada Grey Area] dan bahwa dia bisa jadi tidak lebih baik dari para penjahat.”
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
Spider-Man 3 tidak berhasil menyajikan konsep yang benar-benar baru dari dua film sebelumnya dan tidak berhasil menyelesaikan atau menyimpulkan berbagai masalah yang diajukan dalam film sebelumnya. Akibat alur cerita yang tidak konsisten, eksplorasi konflik antara Peter dan Harry menjadi kurang dieksplorasi. Hal tersebut membuat banyak aksi dan reaksi satu sama lain antara Harry dan Peter menjadi kurang logis [misalnya, Harry sangat marah kepada Peter dalam Spider-Man 2, tetapi ia terlihat terlalu biasa saja dalam Spider-Man 3 sehingga keputusannya menjadi Green Goblin memiliki motivasi yang lemah dan terlalu gegabah]. Film ini juga sebenarnya gagal menyajikan konsep Grey Area dalam diri karakter kuncinya. Kompelsitas sifat karakter yang manusiawi [penjahat bisa berbuat baik sementara pahlawan bisa berbuat jahat] merupakan karakteristik kisah-kisah pahlawan Asia terutama dalam kisah Hindu seperti Epos Mahabharata dan Ramayana. Para pahlawan dalam kisah-kisah tersebut juga memiliki nafsu dan berulang kali melakukan tindak kejahatan atas dasar dorongan kepribadian mereka sendiri. Dalam Spider-Man 3, Peter umumnya melakukan “kejahatan” bukan karena dorongan kepribadiannya sendiri, melainkan karena dorongan pengaruh makhluk asing Venom. Dalam film pertama, Peter justru sudah diperlihatkan memiliki sisi gelap ketika ia membiarkan penjahat kabur dan memojokkannya hingga terjungkal dan tewas. Hal yang juga “keji” terjadi dalam Spider-Man 2 ketika Peter merusak hubungan asmara Mary Jane dan John Jameson. Dalam film tersebut, diperlihatkan bagaimana John Jameson yang tidak bersalah “dipermainkan” dan dirugikan oleh Peter yang merebut Mary Jane. Adegan tersebut menunjukkan bahwa karakter baik seperti Peter dan MJ juga bisa berperilaku egois.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Wow,
saya masih ingat betul hype masyarakat pada waktu Spider-Man 3 akan tayang di
bioskop. Saya ingat orang benar-benar terpukau melihat poster Spider-Man yang
mengenakan kostum berwarna hitam dan diskusi dengan tema “Eh, Spider-Man jadi
jahat!” menjadi “Trending Topic” di kalangan penikmat film ‘offline’ [karena
pada masa itu pengguna media sosial belum sebanyak di era 2010 ke atas]. Bahkan
seingat saya, hype untuk film ini lebih besar dibandingkan dengan Spider-Man 2. Spider-Man 3 terlihat
sangat keren, lebih “fresh”, dan lebih “epic” dibandingkan dengan dua film
sebelumnya. Karena ekspektasi publik memang sebegitu besarnya, rasa kecewa
mereka pun tidak kalah besarnya ketika menyadari bahwa Spider-Man 3 tidak
sebaik Spider-Man 2 dari segi
kualitas narasi. Ketika pertama kali menyaksikan film ini, saya merasa sangat
terhibur dan tidak mengeluhkan ceritanya sama sekali. Saya hanya berpikir kalau
film ini keren dan merupakan sebuah penutup yang baik untuk trilogi Spider-Man. Tentu saja setelah dewasa
dan menyaksikan ulang film ini, saya dapat menilainya dengan lebih kritis dan
dapat mengidentifikasi berbagai kekurangannya. Terlepas dari semua
kekurangannya, Spider-Man 3 tetaplah sangat menghibur dan menutup trilogi
Spider-Man dengan rapih: tidak dengan spektakuler atau memorable, tetapi juga
tidak memalukan. Ingatan saya tentang popularitas film ini menjadikan
Spider-Man 3 sebagai salah satu film yang meiliki posisi istimewa di hati saya.
The Spider-Man Trilogy is a good trilogy;
it is a superhero film with a heart as it reminds us always that with great
power, comes great responsibility.
02 Awards
Spider-Man
3 mendapatkan berbagai nominasi penghargaan yang penting. Sayangnya, dari
sekian banyaknya penghargaan, film ini tidak memenangkan satu pun penghargaan
yang sangat penting untuk disebutkan.
03 Financial
Dari
dana sebesar $300 juta, Spider-Man 3 berhasil menjual tiket sebesar $894 juta.
Angka ini menunjukkan bahwa Spider-Man 3 sukses secara finansial. Penjualan DVD
film ini pun sukses dengan total penjualan sebesar $127 juta. Padahal, angka
$127 juta ini dinilai di bawah potensi terbesarnya karena Spider-Man 3 dirilis
pada masa Fomat War antara Blu-ray dan HD-DVD sehingga konsumen banyak yang
menunda pembelian. Apalagi, Sony selaku pemilik lisensi film ini sekaligus
perusahaan pemilik teknologi Blu-ray hanya mau menjual versi Blu-ray yang pada
waktu itu harganya lebih mahal dibandingkan dengan HD-DVD.
Spider-Man 3 (2007) Theatrical
Performance |
||
Domestic
Box Office |
$336,530,303 |
|
International
Box Office |
$558,329,927 |
|
Worldwide
Box Office |
$894,860,230 |
|
Home Market Performance |
||
Est.
Domestic DVD Sales |
$126,432,729 |
|
Est.
Domestic Blu-ray Sales |
$823,659 |
|
Total
Est. Domestic Video Sales |
$127,256,388 |
|
04 Critics
Spider-Man
3 merupakan entri Spider-Man Trilogy
dengan respons kritikus yang paling negatif. Film ini mendapatkan respons yang
beragam dan cenderung negatif. Sebagian besar kritikus mengeluhkan terlalu
banyaknya fokus cerita yang ingin dieksplorasi oleh film ini.
05 Longevity
Spider-Man dan Spider-Man 2 masih populer dan relevan
setelah berusia lebih dari 10 tahun. Meskipun tanggapan penonton utuk
Spider-Man 3 lebih negatif, tetapi film ini masih tetap populer karena
merupakan bagian dari Spider-Man Trilogy.
Final Score
Skor
Asli : 6
Skor
Tambahan : +1/2
Skor
Akhir : 6.5/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : Spider-Man 3
Rilis : 13 Juli 2012
Format : DVD [|||]
Kode
Warna : 3/PAL
Fitur : -
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
STREAMING
Amazon VOD: |
|
iTunes: |
|
Google Play: |
|
Vudu: |
|
Netflix: |
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers