Review Film Spider-Man 3 (2007) Babak Terakhir Trilogy Spider-Man

 

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Review Spider-Man 3 (2007) Babak Terakhir Trilogy Spider-Man

Oleh Skywalker HunterNabil Bakri

“It's me, Peter Parker. Your friendly neighborhood--you know. I've come a long way since I was the boy bit by a spider. Back then, nothing seemed to go right for me. Now people really like me. The city is safe and sound. Guess I had a little something to do with that. My uncle Ben would be proud. I still go to school. Top of my class. And I'm in love, with the girl of my dreams.”—Peter Parker

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Aksi—Superhero

Rilis                 :

Domestic Releases:

May 4th, 2007 (Wide) by Sony Pictures
May 4th, 2007 (IMAX) by 
Sony Pictures

Video Release:

October 15th, 2007 by Sony Pictures
October 30th, 2007 by 
Sony Pictures Home Entertainment

MPAA Rating:

PG-13 for sequences of intense action violence

Durasi             : 139 menit

Sutradara       : Sam Raimi

Pemeran         : Tobey Maguire, Kirsten Dunst, James Franco, Thomas Haden Church, Topher Grace, Bryce Dallas Howard, James Cromwell, Rosemary Harris, J. K. Simmons

Episode           : -

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Sinopsis

Peter Parker dan Mary Jane telah resmi menjalin hubungan. Kini, Peter tidak lagi melewatkan pementasan teater Mary Jane dan senantiasa duduk di barisan yang paling depan. Setelah MJ selesai pentas, ia merasa tidak enak karena tepuk tangan penontoh tidak meriah. MJ khawatir jika penampilannya membawakan lagu telah mengecewakan penonton. Peter meyakinkan MJ bahwa penampilannya sangat memukau seperti biasanya. Mereka berdua pun pergi berkencan dengan menghabiskan waktu berdua memandangi bintang. Tanpa mereka sadari, sebuah benda asing jatuh ke bumi tak jauh dari lokasi mereka berdua. Benda asing itu merupakan alien berwarna hitam yang mengikuti Peter dengan menempel di sepeda motornya. Sebelum pulang ke rumah, Peter lebih dulu mengunjungi rumah Bibi May dan menceritakan niatnya untuk melamar MJ. Bibi May mendukung keputusan Peter dan memberinya cincin pernikahan yang dulu diberikan oleh Paman Ben. Dalam perjalanan pulang ke apartemennya, Peter diserang oleh Harry Osborne. Setelah mengetahui identitas asli Spider-Man dan menemukan ruangan rahasia milik ayahnya, Harry kini menjadi Green Goblin untuk membalaskan kematian ayahnya. Peter dan Harry pun bertarung dengan sengit sampai akhirnya kepala Harry menghantam pipa dengan sangat keras yang menyebabkan Harry hilang ingatan. Ia tidak lagi ingat semua kejadian setelah kematian ayahnya. Maka, ia tidak ingat kalau Peter adalah Spider-Man dan dia telah menjadi Green Goblin. Peter dan Harry pun dapat kembali menjadi sahabat.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Flint Marko, seorang narapidana, berhasil kabur dari penjara. Ia memutuskan untuk bersembunyi di rumahnya sekaligus menemui anak satu-satunya yang sangat ia sayangi. Namun, istrinya yang kecewa akhirnya mengusir Marko. Ketika polisi sudah memojokkannya, ia nekat memasuki kawasan percobaan particle accelerator dan terjebak di dalam mesinnya. Setelah mesin itu bekerja, tubuh Marko berubah menjadi pasir dan ia kini menjadi Sandman. Satu-satunya keinginan Marko adalah mengobati anaknya yang sakit-sakitan. Untuk itu, dia memerlukan banyak uang. Maka, Marko memanfaatkan kemampuannya berubah menjadi pasir untuk mencuri uang dari truk milik bank. Setelah menyelamatkan Gwen Stacy dari gedung yang amblas akibat hantaman crane, Spider-Man diundang untuk menghadiri sebuah festival untuk menghormati jasa-jasanya. Agar membuat para penonton bersorak, Spider-Man mencium Gwen Stacy dan disaksikan oleh MJ. Kekasih Peter itu sedang mengalami kesulitan karena dipecat dari posisinya sebagai aktris dan kini harus menyaksikan kekasihnya mencium wanita lain.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Sebelum festival berakhir, muncul sebuah badai pasir yang ditimbulkan oleh Sandman. Spider-Man pun segera melawan Sandman yang sedang mencuri uang. Namun, Sandman berhasil melarikan diri. Pertarungan antara Spider-Man dan Sandman didokumentasikan oleh Eddie Brock yang berniat menggantikan posisi Peter di Daily Bugle. Kapten polisi Stacy menghubungi Bibi May dan Peter untuk memberi tahu mereka bahwa pembunuh paman Ben yang sesungguhnya adalah Flint Marko yang kini menjadi buronan dan telah berubah menjadi Sandman. Pernyataan polisi membuat pikiran Peter kacau dan ingin segera menghabisi Flint Marko. Ketika ia berbaring di kasurnya, alien hitam yang mengikutinya segera menyelubungi sekujur tubuh Peter, menjadikannya Spider-Man berkostum hitam. Kostum alien itu membuat Peter lebih agresif dan jauh lebih kuat. Ketika Eddie Brock menginginkan posisi pegawai tetap di Daily Bugle, J. Jonah Jameson meminta Eddie dan Peter untuk medokumentasikan Spider-Man ketika melakukan kejahatan. Siapa di antara mereka yang berhasil memotret Spider-Man melanggar hukum, akan mendapatkan posisi pegawai tetap Daily Bugle.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Harry Osborne akhirnya mendapatkan kembali ingatannya dan bersiap untuk membalas Peter Parker. Ia memaksa MJ untuk memutus hubungan dengan Peter. Hal tersebut membuat pikiran Peter semakin kacau dan ia semakin menyukai kostum aliennya dibandingkan dengan kostum buatannya sendiri. Setelah Peter mengetahui bahwa Eddie Brock berbuat curang dengan memanipulasi foto Spider-Man, Peter melaporkannya pada editor Daily Bugle agar Eddie tidak bisa lagi menjadi fotografer. Ia kemudian mendekati Gwen Stacy untuk mempermalukan MJ yang kini bekerja sebagai penyanyi sekaligus pelayan restoran. Semakin lama Peter menggunakan kostum aliennya, semakin kuat pengaruh jahat alien Venom tersebut. Orang-orang terdekat Peter pun merasa bahwa Peter telah berubah menjadi lebih “jahat”. Selain harus berjuang melawan emosinya sendiri dan pengaruh buruk Venom, Peter harus bersiap untuk melawan Harry yang sangat membencinya, Sandman yang menganggap Peter sebagai penghalang, dan Eddie yang menyimpan dendam kepada Peter. Sanggupkah Peter melawan mereka semua dan menyelamatkan hubungannya dengan orang-orang terdekat?

Whatever comes our way... whatever battle is raging inside us, we always have a choice. My friend Harry taught me that. He chose to be the best of himself. It's the choices that make us what we are... and we can always choose to do what's right.”—Peter Parker

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Secara umum, konsep film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Namun, terdapat cukup banyak detil yang kurang logis dalam film ini. Kekuatan logika trilogi Spider-Man sebenarnya sudah mengalami penurunan sejak Spider-Man 2, dan semakin melemah dalam Spider-Man 3. Kompleksitas hubungan Peter dan MJ dalam film ini umumnya hanya mengulang permasalahn di film sebelumnya yang seharusnya sudah diselesaikan di film sebelumnya. Permasalahan ini lebih memberatkan poin Konsistensi Cerita, yang membuat detil aksi dan reaksi dalam film ini kurang logis. Bagaimana MJ merespons perilaku Peter dan sebaliknya, serta bagaimana karakter lain saling merespons. Dalam Spider-Man 3, diperlihatkan bahwa J. Jonah Jameson belum menjadikan Peter sebagai pegawai tetapi langsung menawarkan posisi pegawai pada fotografer baru, Eddie Brock. Ceritanya akan lebih logis jika Eddie menawarkan hasil pekerjaan yang sangat luar biasa sehingga Peter terlihat tidak ada apa-apanya sehingga wajar jika Jameson langsung menawarinya posisi pegawai tetap. Atau, akan lebih logis jika Peter sudah menjadi pegawai tetap dan diancam akan digantikan oleh Eddie. Dalam adegan puncak film ini, J. Jonah Jameson menyaksikan pertarungan antara Spider-Man dan musuh-musuhnya tetapi ia tidak bisa menemukan seorang fotografer. Siapakah nama fotografer yang pertama kali dipanggil oleh Jameson di tengah situasi mendesak? Peter. Sepenting itulah Peter bagi Daily Bugle sehingga tidak wajar jika Peter belum mendapatkan posisi sementara tokoh lain langsung ditawari posisi tersebut.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Apabila adegan Spider-Man menghentikan kereta dalam Spider-Man 2 secara detil kurang logis karena konstruksi rel kereta yang tidak mungkin ada di dunia nyata, konstruksi rel kereta dalam Spider-Man 3 lebih tidak logis lagi. Film ini menampilkan konstruksi rel kereta bawah tanah seperti arena roller coaster dalam film-film Animasi—Petualangan. Proses Flint Marko menjadi Sandman di permulaan film ini terlalu mengada-ada jika dibandingkan dengan proses Norman Osborne menjadi Green Goblin dan Otto Octavius menjadi Doc Ock. Pertama, tidak masuk akal jika Marko bisa dengan mudahnya memasuki kawasan percobaan ilmiah yang berbahaya karena tidak masuk akal jika para ilmuwan membiarkan lokasi penelitian mereka mudah dimasuki manusia. Kemudian, sikap para ilmuwan ketika menerima laporan anomali juga terlalu mengada-ada: mereka jelas-jelas membiarkan alat percobaan mereka terkontaminasi objek asing dan menduga bahwa objek itu adalah seekor burung merpati. Entah itu merpati, kera, atau seekor katak sekalipun, seharusnya para ilmuwan tidak gegabah dalam menjalankan percobaan mereka. Ceritanya akan lebih logis jika Marko memasuki alat percobaan setelah alat tersebut diaktifkan dan para ilmuwan tidak bisa lagi mematikannya. Terdapat lebih banyak lagi detil kurang logis dalam film ini, seperti bagaimana crane menghancurkan sebuah gedung.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini tidak konsisten. Spider-Man 3 mencoba mengekplorasi terlalu banyak percabangan cerita yang tidak memungkinkan untuk dieksplorasi secara tuntas hanya dalam waktu dua jam. Spider-Man 3 mecoba mengeksplorasi konflik antara Harry dengan Peter/Spider-Man, masalah hubungan asmara Peter dengan Mary Jane, hubungan Peter dengan Gwen Stacy, dan ada 3 villain yang harus dieksplorasi. Berbagai permasalahan antara Peter dengan MJ seharusnya tidak perlu dieksplorasi kembali karena persoalan hubungan mereka sudah dieksplorasi dan dipecahkan masalahnya dalam dua film sebelumnya. Konflik yang terjadi antara Peter dengan MJ dalam film ini pun terlalu banyak. Pertama, persoalan waktu atau quality time antara Peter dengan MJ. Permasalahan ini seharusnya sudah selesai di film Spider-Man 2 karena MJ seharusnya sudah paham tentang kehidupan Peter sebagai Spider-Man. Dalam film ke-2, MJ dengan sadar dan tanpa paksaan memilih untuk meninggalkan calon suaminya demi Peter Parker. Pada saat itu, MJ sadar betul bahwa Peter tidak akan bisa memiliki banyak waktu luang untuk dihabiskan dengannya. Hal itu adalah pilihan sekaligus pengorbanan yang rela dilakukan oleh MJ. Masalah yang benar-benar bisa dieksploasi seharusnya adalah masalah MJ yang cemburu kepada Gwen karena hal ini belum dipermasalahkan di dua film sebelumnya—tetapi hal ini pun seharusnya tidak menjadi masalah besar karena MJ seharusnya sadar betul bahwa Spider-Man adalah public figure dan “kedekatannya” dengan Gwen semata-mata untuk konsumsi publik, bukan benar-benar perasaan cinta. Apa jadinya jika setiap pasangan artis memiliki pemikirn mudah cemburu seperti MJ?

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Berbicara soal artis, Spider-Man 3 membahas tentang karier MJ yang gagal di Broadway. Perjuangan MJ mencari pekerjaan seharusnya sudah selesai di film pertama dan ke dua, tidak perlu lagi dipermasalahkan dalam Spider-Man 3. Hal ini memperlihatkan formula cerita yang hanya diulang-ulang. Selain tidak perlu, kegagalan MJ menjadi aktris juga kurang logis mengingat seberapa besar kesuksesan MJ dalam Spider-Man 2. MJ adalah seorang aktris Broadway yang sangat terkenal dan memiliki koneksi yang kuat sehingga tidak logis jika dirinya langsung kesulitan mencari pekerjaan dan menjadi pelayan sekaligus penyanyi kafe. Dalam dua film sebelumnya, kisah Spider-Man memilih untuk mengeksplorasi satu sosok villain sebagai kunci. Dengan demikian, film-film tersebut dapat mengeksplorasi para villain dengan porsi yang pas dan penonton tidak merasa “ada yang hilang atau janggal” dari kehidupan atau motivasi para penjahatnya. Dalam Spider-Man 3, ada 3 villain yang dieksplorasi secara bersamaan dan tentu saja waktu atau durasi film ini tidak cukup untuk mengeksplorasi semuanya ditambah eksplorasi Drama kehiduan Parker yang lainnya.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Para aktor yang sudah bermain sejak Spider-Man pertama dan kembali bermain dalam film ini sudah berhasil memerankan karakter mereka dengan baik. Apabila terdapat kekurangan dalam akting mereka, umumnya hal tersebut dikarenakan naskah yang memang kurang baik dari segi Logika dan Konsistensi. Untuk karakter-karakter baru, ada banyak pemeran yang kurang mampu menghidupkan karakter mereka sehingga terlihat kurang natural memerankan deskripsi masing-masing karakter. Bryce Dallas Howard dan James Cromwell kurang berhasil menghidupkan deskripsi karakter mereka dan membentuk persona yang kuat sebagai Gwen Stacy dan Kapten Stacy. Bahkan, pemeran figuran dalam film ini banyak yang terlihat terlalu kaku—seperti anak-anak yang bereaksi melihat Spider-Man beraksi memiliki respons yang jauh lebih kaku dibandingkan dengan anak-anak figuran dalam dua film sebelumnya.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

05 Cinematography Match

Secara umum, sinematografi dalam film ini sudah baik. Meski demikian, adegan-adegan Aksi dalam film ini diperlihatkan dengan kurang maksimal karena ada terlalu banyak fokus yang harus ditampilkan. Dalam adegan pertarungan besar antara Spider-Man, Venom, Sandman, dan Green Goblin, kamera bergerak terlalu cepat untuk berusaha menangkap semua Aksi—tetapi tentu saja tidak berhasil sehingga adegan Aksinya terlihat kurang maksimal [apalagi jika dibandingkan dengan dua film sebelumnya yang sudah baik sinematografinya].

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

07 Background/Set Match

Latar belakang film ini secara umum sudah baik. Adapun kekurangan dalam beberapa adegan aksi adalah kekurangan dalam poin Efek Visual. Adegan pertarungan di rel kereta bawah tanah menampilkan latar belakang yang tidak logis karena konstruksi rel seperti yang diperlihatkan dalam film ini tidaklah memungkinkan—sama konyolnya dengan adegan “roller coaster” dalam film Indiana Jones and the Temple of Doom. Adegan pertarungan di area konstruksi gedung juga kurang baik karena penggabungan efek komputer dengan miniatur atau set asli msih terlihat kasar.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

08 Special and/or Practical Effects

Efek komputer dalam film ini, jika dinilai sebagai sebuah film pertama yang berdiri sendiri, sudah baik. Namun sebagai sebuah sekuel dari film-film yang telah menampilkan efek komputer yang baik, Spider-Man 3 memiliki banyak kekurangan. Film ini bukanlah sebuah film dengan biaya rendah: skala film ini sangatlah besar. Maka, wajar sekali jika penonton mengharapkan efek komputer yang spektakuler. Permasalahan efek komputer dalam film ini bukan berarti efeknya buruk, tetapi tidak tampak peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan Spider-Man 2 yang dirilis pada tahun 2004. Maka, Spider-Man 3 akan terlihat spektakuler jika dinilai menggunakan standar tahun 2004 dengan disandingkan di antara film-film besar yang dirilis tahun 2004. Spider-Man 3 dirilis pada tahun yang sama dengan Transformers, Pirates of the Caribbean: At World’s End, Eragon, dan The Golden Compass. Transformers dibuat dengan dana sebesar $200 juta sementara Spider-Man 3 dibuat dengan dana sebesar $300 juta. Namun pada akhirnya, efek komputer dalam Transformers terlihat lebih nyata dibandingkan dengan Spider-Man 3 setelah keduanya berusia lebih dari 10 tahun. Adegan pertarungan Spider-Man dengan Sandman di rel kereta bawah tanah masih terlihat sama kasarnya dengan adegan Spider-Man menghentikan kereta dalam Spider-Man 2. Selain itu, meskipun detil pasir Sandman sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan teknologi akhir 1990-an, tetapi pada akhirnya monster Sandman tidak terlihat jauh lebih baik dari pasir monster dalam film The Mummy yang dirilis pada tahun 1999.

09 Audience Approval

Apabila Spider-Man dan Spider-Man 2 menerima tanggapan yang secara umum positif, Spider-Man 3 menerima tanggapan yang beragam dan cenderung negatif ketika dirilis dan dibanding-bandingan dengan dua film sebelumnya. Walau demikian, banyak masyarakat yang tetap antusias menyaksikan film ini; terbukti Spider-Man 3 sukses secara finansial.

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Spider-Man 3 memang tidak dimasudkan untuk menjadi film Spider-Man yang terakhir karena studio membuka lebar peluang untuk membuat sekuel lanjutannya. Meski begitu, film ini dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang belum diselesaikan dalam dua film sebelumnya—khususnya permasalahan antara Peter Parker/Spider-Man dengan Harry Osborne. Film ini ingin memperlihatkan bagaimana pahlawan super tidak selamanya suci dan penjahat tidak selamanya murni jahat. Khusus untuk poin ini, Spider-Man 3 telah merealisasikannya—tetapi masalahnya, hal ini sudah pernah dieksplorasi sebelumnya dalam Spider-Man dan Spider-Man 2. Karakter Peter sebagai Spider-Man sendiri sudah mempertanyakan posisi seorang pahlawan: Peter juga pernah melakukan tindakan yang tidak terpuji. Dalam Spider-Man 2, karakter Doc Ock sudah mempertanyakan posisi seorang villain: Otto Octavius adalah seorang villain yang masih memiliki sisi kemanusiaan. Dengan adanya pengulangan tema semacam ini, visi untuk menyajikan sebuah konsep atau kompleksitas yang “baru” dalam Spider-Man 3 gagal dicapai karena temanya hanya mengulang film sebelumnya [too repetitive]. Permasalahan semacam ini terjadi dalam film keluarga Spy Kids yang memperlihatkan bahwa sosok jahatnya adalah orang yang kurang mendapat perhatian—berlaku dalam semua film Spy Kids, mulai dari film pertama hingga film ke-4.

The most important thing Peter right now has to learn is that this whole concept of him as the avenger or him as the hero, he wears this red and blue outfit, with each criminal he brings to justice he's trying to pay down this debt of guilt he feels about the death of Uncle Ben. He considers himself a hero and a sinless person versus these villains that he nabs. We felt it would be a great thing for him to learn a little less black and white view of life and that he's not above these people.”—Sam Raimi.

[ID]“Yang paling penting, kali ini Peter harus mencoba memahami konsep antara dirinya sebagai tukang balas dendam [avenger] atau sebagai seorang pahlawan. Dengan mengenakan kostum Spider-Man, setiap penjahat yang ia tangkap menunjukkan upaya Peter untuk menghilangkan rasa bersalahnya atas kematian Paman Ben. Peter menganggap dirinya sebagai pahlawan tanpa dosa melawan para penjahat yang penuh dosa. Kami rasa akan bagus jika Peter tidak hanya memahami konsep kehidupan sebagai Hitam [jahat] dan Putih [baik] [bahwa ada Grey Area] dan bahwa dia bisa jadi tidak lebih baik dari para penjahat.”

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

Spider-Man 3 tidak berhasil menyajikan konsep yang benar-benar baru dari dua film sebelumnya dan tidak berhasil menyelesaikan atau menyimpulkan berbagai masalah yang diajukan dalam film sebelumnya. Akibat alur cerita yang tidak konsisten, eksplorasi konflik antara Peter dan Harry menjadi kurang dieksplorasi. Hal tersebut membuat banyak aksi dan reaksi satu sama lain antara Harry dan Peter menjadi kurang logis [misalnya, Harry sangat marah kepada Peter dalam Spider-Man 2, tetapi ia terlihat terlalu biasa saja dalam Spider-Man 3 sehingga keputusannya menjadi Green Goblin memiliki motivasi yang lemah dan terlalu gegabah]. Film ini juga sebenarnya gagal menyajikan konsep Grey Area dalam diri karakter kuncinya. Kompelsitas sifat karakter yang manusiawi [penjahat bisa berbuat baik sementara pahlawan bisa berbuat jahat] merupakan karakteristik kisah-kisah pahlawan Asia terutama dalam kisah Hindu seperti Epos Mahabharata dan Ramayana. Para pahlawan dalam kisah-kisah tersebut juga memiliki nafsu dan berulang kali melakukan tindak kejahatan atas dasar dorongan kepribadian mereka sendiri. Dalam Spider-Man 3, Peter umumnya melakukan “kejahatan” bukan karena dorongan kepribadiannya sendiri, melainkan karena dorongan pengaruh makhluk asing Venom. Dalam film pertama, Peter justru sudah diperlihatkan memiliki sisi gelap ketika ia membiarkan penjahat kabur dan memojokkannya hingga terjungkal dan tewas. Hal yang juga “keji” terjadi dalam Spider-Man 2 ketika Peter merusak hubungan asmara Mary Jane dan John Jameson. Dalam film tersebut, diperlihatkan bagaimana John Jameson yang tidak bersalah “dipermainkan” dan dirugikan oleh Peter yang merebut Mary Jane. Adegan tersebut menunjukkan bahwa karakter baik seperti Peter dan MJ juga bisa berperilaku egois.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Wow, saya masih ingat betul hype masyarakat pada waktu Spider-Man 3 akan tayang di bioskop. Saya ingat orang benar-benar terpukau melihat poster Spider-Man yang mengenakan kostum berwarna hitam dan diskusi dengan tema “Eh, Spider-Man jadi jahat!” menjadi “Trending Topic” di kalangan penikmat film ‘offline’ [karena pada masa itu pengguna media sosial belum sebanyak di era 2010 ke atas]. Bahkan seingat saya, hype untuk film ini lebih besar dibandingkan dengan Spider-Man 2. Spider-Man 3 terlihat sangat keren, lebih “fresh”, dan lebih “epic” dibandingkan dengan dua film sebelumnya. Karena ekspektasi publik memang sebegitu besarnya, rasa kecewa mereka pun tidak kalah besarnya ketika menyadari bahwa Spider-Man 3 tidak sebaik Spider-Man 2 dari segi kualitas narasi. Ketika pertama kali menyaksikan film ini, saya merasa sangat terhibur dan tidak mengeluhkan ceritanya sama sekali. Saya hanya berpikir kalau film ini keren dan merupakan sebuah penutup yang baik untuk trilogi Spider-Man. Tentu saja setelah dewasa dan menyaksikan ulang film ini, saya dapat menilainya dengan lebih kritis dan dapat mengidentifikasi berbagai kekurangannya. Terlepas dari semua kekurangannya, Spider-Man 3 tetaplah sangat menghibur dan menutup trilogi Spider-Man dengan rapih: tidak dengan spektakuler atau memorable, tetapi juga tidak memalukan. Ingatan saya tentang popularitas film ini menjadikan Spider-Man 3 sebagai salah satu film yang meiliki posisi istimewa di hati saya. The Spider-Man Trilogy is a good trilogy; it is a superhero film with a heart as it reminds us always that with great power, comes great responsibility.

02 Awards

Spider-Man 3 mendapatkan berbagai nominasi penghargaan yang penting. Sayangnya, dari sekian banyaknya penghargaan, film ini tidak memenangkan satu pun penghargaan yang sangat penting untuk disebutkan.

03 Financial

Dari dana sebesar $300 juta, Spider-Man 3 berhasil menjual tiket sebesar $894 juta. Angka ini menunjukkan bahwa Spider-Man 3 sukses secara finansial. Penjualan DVD film ini pun sukses dengan total penjualan sebesar $127 juta. Padahal, angka $127 juta ini dinilai di bawah potensi terbesarnya karena Spider-Man 3 dirilis pada masa Fomat War antara Blu-ray dan HD-DVD sehingga konsumen banyak yang menunda pembelian. Apalagi, Sony selaku pemilik lisensi film ini sekaligus perusahaan pemilik teknologi Blu-ray hanya mau menjual versi Blu-ray yang pada waktu itu harganya lebih mahal dibandingkan dengan HD-DVD.

Spider-Man 3 (2007) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$336,530,303

Details

International Box Office

$558,329,927

Details

Worldwide Box Office

$894,860,230

Home Market Performance

Est. Domestic DVD Sales

$126,432,729

Details

Est. Domestic Blu-ray Sales

$823,659

Details

Total Est. Domestic Video Sales

$127,256,388

Further financial details...

04 Critics

Spider-Man 3 merupakan entri Spider-Man Trilogy dengan respons kritikus yang paling negatif. Film ini mendapatkan respons yang beragam dan cenderung negatif. Sebagian besar kritikus mengeluhkan terlalu banyaknya fokus cerita yang ingin dieksplorasi oleh film ini.

05 Longevity

Spider-Man dan Spider-Man 2 masih populer dan relevan setelah berusia lebih dari 10 tahun. Meskipun tanggapan penonton utuk Spider-Man 3 lebih negatif, tetapi film ini masih tetap populer karena merupakan bagian dari Spider-Man Trilogy.

Final Score

Skor Asli                     : 6

Skor Tambahan           : +1/2

Skor Akhir                  : 6.5/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Spider-Man 3

Rilis                 : 13 Juli 2012

Format             : DVD [|||]

Kode Warna    : 3/PAL

Fitur                : -

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

Amazon VOD:

Amazon

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google PlayGoogle PlayGoogle Play

Vudu:

Vudu

Netflix:

Netflix UK

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2007/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 3/All Rights Reserved.