Review Film Spider-Man 2 (2004) Ketika Peter Kehilangan Kekuatannya [When Spidey is No More]

 

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Review Spider-Man 2 (2004) Ketika Peter Kehilangan Kekuatannya [When Spidey is No More]

Oleh Skywalker HunterNabil Bakri

“I believe there's a hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble, and finally allows us to die with pride.”—Bibi May

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Aksi—Superhero

Rilis                 :

Domestic Releases:

June 30th, 2004 (Wide) by Sony Pictures

International Releases:

June 30th, 2004 (Wide) (Australia)

Video Release:

November 30th, 2004 by Sony Pictures Home Entertainment, released as Spider-man 2

MPAA Rating:

PG-13 for stylized action violence.

Durasi             : 127 menit

Sutradara       : Sam Raimi

Pemeran         : Tobey Maguire, Kirsten Dunst, James Franco, Alfred Molina, Rosemary Harris, Donna Murphy

Episode           :

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Sinopsis

Menjalani hidup sebagai Spider-Man tidaklah mudah. Peter terpaksa berkali-kali berganti pekerjaan setelah dipecat karena dianggap tidak disiplin. Padahal, waktu Peter sebenarnya banyak disita oleh kegiatannya menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan bantuan Spider-Man. Hal itu membuat Peter kesulitan secara finansial dan terpaksa tinggal di sebuah apartemen kumuh—yang itu pun tidak sanggup ia bayar dan hutang sewanya sampai menumpuk. Bibi May, Mary Jane, dan Harry mengadakan sebuah pesta ulang tahun sederhana untuk Peter. Dalam kesempatan itu, Harry menyinggung soal masalahnya dengan Spider-Man. Harry yakin bahwa Spider-Man adalah orang yang telah membunuh ayahnya. Ia kesal kepada Peter karena Peter adalah “fotografer” Spider-Man yang menolak untuk memberi tahu identitas asli pahlawan super itu kepada Harry. Pada akhirnya, Harry dapat memaklumi sikap Peter dan menyarankannya untuk segera menyatakan perasaannya kepada MJ. Kini, MJ adalah seorang bintang teater yang terkenal dan menjadi bintang iklan yang wajahnya menghiasi seluruh kota. Peter adalah satu-satunya teman dekat MJ yang sama sekali belum pernah menyaksikan satu pun teater MJ. Malam itu, Peter berjanji akan menyaksikan pentas MJ.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Pada hari pementasan, Peter tidak bisa datang tepat waktu karena ia harus menangkap penjahat di tengah perjalanannya. Keterlambatannya itu membuat Peter dilarang memasuki gedung teater dan batal menyaksikan pentas MJ. Gadis itu merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk tidak lagi menggantungkan harapan cintanya kepada Peter. Pemuda itu hendak menghampiri MJ setelah selesai pentas, tetapi MJ sudah dihampiri lebih dulu oleh John Jameson, seorang astronot yang merupakan anak dari editor koran Daily Bugle, J. Jonah Jameson. Peter mencoba untuk berkata jujur kepada MJ dan menjelaskan bahwa ia tidak bisa hidup bersama MJ karena dirinya adalah Spider-Man. Namun, Peter tidak bisa mengakuinya. Karena memiliki beban menjadi Spider-Man, Peter gagal dalam urusan asmara dan Dr. Connor, dosennya, mengancam akan membuat Peter tidak lulus kelasnya karena sering membolos dan tidak mengerjakan tugas. Satu-satunya kesempatan Peter untuk lulus adalah dengan menyelesaikan makalah tentang penelitian Dr. Otto Octavius, teman Dr. Connor sekaligus ilmuwan perusahaan Oscorp yang kini dipimpin oleh Harry. Karena Peter adalah sahabatnya, Harry menawarkan Peter untuk bertemu secara langsung dengan Dr. Octavius. Sang ilmuwan tampaknya sedang mengerjakan proyek fusion power yang akan menjadi sumber energi yang tidak terbatas seperti matahari. Dr. Octavius dan istrinya mengundang Peter untuk datang ke acara presentasi alat ciptaan Dr. Octavius itu. Selain membicarakan penelitian, sang ilmuwan menyarankan agar Peter tidak lagi memendam rasa cintanya dan mencoba membacakan puisi untuk perempuan yang ia cintai.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Pada hari presentasi, Dr. Otto Octavius menyalakan alat ciptaannya dengan bantuan empat lengan robot yang memiliki kecerdasan bauatan. Keempat lengan itu bekerja seperti tentakel gurita dan akan membantu Octavius mengoperasikan alat ciptaannya. Karena keempat lengan itu memiliki kecerdasan buatan, besar risikonya kecerdasan buatan mengendalikan pikiran Octavius. Maka, sang ilmuwan memasang chip khusus untuk menghalangi kecerdasan buatan lengannya untuk mengendalikan pikirannya. Pada mulanya, alat fusion power yang menggunakan daya tritium bekerja dengan baik. Namun, terjadi lonjakan daya dan alat tersebut menjadi tidak stabil. Fusion power menjadi medan magnet yang kuat dan menyeret seluruh benda logam hingga Harry meminta Octavius untuk mematikan mesinnya. Namun, Octavius menolak. Karena alat itu semakin tidak terkendali, Peter berubah menjadi Spider-Man dan berusaha mematikan alat Octavius. Sang ilmuwan mencegah Spider-Man dengan menggunakan lengan robotnya hingga alat ciptaannya semakin tidak terkendali dan membuatnya tersengat aliran listrik yang kuat. Medan magnet menyeret besi penyokong bangunan dan serpihan kaca yang bertaburan melayang membunuh istri Octavius. Peter mematikan alat dengan paksa yakni dengan memutus semua kabelnya. Hal itu membuat Octavius tak sadarkan diri dan Harry menjadi semakin kesal kepada Spider-Man.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Di rumah sakit, dokter bedah bersiap melepas lengan robot Octavius dengan cara memotongnya. Namun, keempat lengan itu menjadi hidup dan membunuh semua petugas medis di ruangan. Keempat lengan Octavius kini bisa mengendalikan pikiran sang ilmuwan dan meyakinkannya untuk membangun kembali fusion power yang sebelumnya digagalkan oleh Spider-Man. Agar dapat membangun kembali mesinnya, Otto Octavius memutuskan untuk mencuri uang dari bank. Kebetulan sekali saat itu Peter sedang mendampingi Bibi May mengurus rumah Pama Ben yang akan disita oleh bank. Peter berubah menjadi Spider-Man dan berusaha menghentikan Otto Octavius. Pada akhirnya, Octavius berhasil mencuri uang dan J. Jonah Jameson menuduh Spider-Man bersekongkol dengan Dr. Otto Octavius—yang kini dikenal dengan julukan Doc Ock. Peter berusaha memperbaiki hubungannya dengan MJ dan meminta maaf karena tidak bisa datang menyaksian pertunjukannya. Namun, MJ menyatakan bahwa dirinya sudah bertunangan dengan John Jameson. Beban psikologis Peter diperparah dengan keputusannya mengaku kepada Bibi May bahwa ia bertanggung jawab atas kematian Paman Ben karena berbohong akan pergi ke perpustakaan dan sengaja melepaskan kriminal yang nantinya membunuh Paman Ben. Semua beban pikiran itu membuat Peter kehilangan kekuatannya. Ketika mendatangi dokter di universitas, sang dokter menjelaskan bahwa tubuh Peter masih sehat secara fisik, tetapi mentalnya yang sedang terganggu. Ia menyarankan agar Peter tidak terlalu memaksakan dirinya karena ia selalu punya pilihan. Pada akhirnya, Peter memilih untuk tidak mengikuti nasihat Paman Ben: semakin besar kekuatan yang dimiliki, semakin besar tanggung jawabnya. Dengan menghilangnya kekuatan Spider-Man, Peter menjalani hidup layaknya manusia biasa dan merasa lebih bahagia. Sayangnya, Doc Ock meneror keamanan kota dan mengancam keselamatan MJ. Akankah Peter tinggal diam? Akankah kekuatan Spider-Man kembali?

Sometimes to do what's right we must be steady and give up the things we desire the most, even our dreams.”—Peter Parker

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Konsep film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Berbeda dengan film pertamanya, Spider-Man 2 tidak lagi masuk ke dalam genre Fiksi Ilmiah karena tidak diperlukan lagi narasi yang menjelaskan secara logis proses Peter berubah menjadi Spider-Man. Maka, penjelasan mengapa Otto Octavius berubah menjadi Doc Ock juga tidak perlu dieksplorasi selogis mungkin sebagaimana proses Peter menjadi Spider-Man. Penjelasan perubahan Peter menjadi Spider-Man dalam film pertamanya sudah baik karena 1) laba-laba yang menggigit Peter merupakan hasil rekayasa genetika di sebuah universitas sehingga Norman Osborne tidak dapat melacak asal usulnya dengan mudah—bandingkan dengan laba-laba yang menggigit Peter dalam The Aazing Spider-Man yang diciptakan di Oscorp, dan 2) laba-laba tersebut masih menyimpan misteri dan hanya satu-satunya di dunia sehingga kemampuan Spider-Man tidak dapat direplikasi—bandingkan dengan laba-laba yang menggigit Peter dalam The Amazing Spider-Man yang jumlahnya sangat banyak dan sudah diteliti oleh Oscorp sehigga besar kemungkinan musuh Peter bisa dengan mudah mereplikasinya.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Spider-Man 2 telah mengikuti logika genre film Aksi dan Superhero dengan baik. Permasalahan logika dalam film ini ada pada detilnya yang tidak sekuat film pertamanya. Sebagai contoh, Peter mendapatkan kekuatan super setelah digigit oleh laba-laba. Salah satu kekuatan itu adalah ia mampu mendeteksi gerakan objek secepat apapun dengan seketika. Namun, Peter diperlihatkan berkali-kali dengan mudah terkantuk kepalanya oleh tas orang-orang yang berlalu lalang ketika Peter terjatuh. Padahal, seharusnya Peter bisa dengan mudah menghindar. Kejanggalan in berkali-kali terjadi, termasuk dalam adegan ketika Peter terlambat menyadari adanya mobil penjahat yang hendak menabrak sepeda motornya sehingga ia terlambat menghadiri pentas MJ. Dengan kemampuan panca inderanya [Spider Senses] seharusnya Peter dapat lebih dulu menghindar dan sepeda motornya tidak akan ditabrak—apalagi Peter sedang kesulitan ekonomi, sehingga ia tidak bisa menanggung [he cannot afford] biaya perbaikan kendaraannya. Pada bagian akhir film ini, permasalahan ini kembali terjadi ketika Peter tidak sadar kalau MJ masuk ke dalam kamarnya. Padahal, suara derap sepatu MJ seharusnya terdengar, atau suara pintu yang dibuka juga seharusnya terdengar. Dalam film ini, Peter memang kehilangan kekuatannya dan kehilangan Spider Senses semacam ini seharusnya wajar. Namun masalahnya, contoh-contoh yang sudah disebutkan ini terjadi ketka Peter masih memiliki kekuatannya.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Peter juga beberapa kali menggunakan jaringnya dengan cara yang kurang logis; seperti tiba-tiba bergelantungan tanpa ada gedung yang dipakai untuk menahan jaringnya. Bagaimana Peter dapat mengeluarkan banyak jaring sekaligus dalam adegan kereta juga kurang logis. Detil-detil semacam inilah yang menurun kekuatannya dibandingkan dengan film pertamanya. Dalam Spider-Man, Peter memang memiliki kekuatan super tetapi kekuatan itu tidak sebesar Superman. Dalam Spider-Man 2, kekuatan Peter seperti meningkat drastis dan ia bisa sekuat Mr. Incredibles. Hal ini mempelihatkan masalah detil logika yang bertolak belakang dengan standar yang ditampilkan dalam film pertamanya. [Spoiler] Proses bagaimana Harry menjadi Green Goblin juga kurang logis karena ia mengalami gejala halusinasi seperti ayahnya. Padahal, ayahnya mengalami halusinasi karena menghirup serum penambah kekuatan yang memang memiliki efek samping mengacaukan kejiwaan. Harry dalam Spider-Man 2 tidak menghirup serum tersebut tetapi anehnya memiliki halusinasi seperti Norman Osborn. Pada akhirnya, meskipun detil film ini memiliki lebih banyak masalah dibandingkan film pertamanya, secara umum Spider-Man 2 sudah logis sesuai dengan genrenya.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita dalam Spider-Man 2 sudah konsisten. Permasalahan yang ditampilkan di awal telah dieksplorasi dan diselesaikan. Film ini juga sudah konsisten dengan film pertamanya sehingga terjalin sebuah rajutan cerita yang mengalir dinamis antara film pertama dan film ke dua. Apabila Spider-Man pertama mengeksplorasi awal mula Peter Parker menjadi seorang pahlawan super, Spider-Man 2 mengeksplorasi apa konsekuensinya menjadi seorang pahlawan super. Berbagai permasalahan serius dari berprofesi sebagai superhero baru benar-benar dirasakan oleh Peter dalam film ke dua ini. Apabila Peter memutuskan untuk menolak cinta MJ di film pertama, konsekuensi dari keputusannya baru akan dirasakan dalam film ke-2. Konflik yang terjadi antara Peter, MJ, Harry, dan Bibi May pun tidak muncul secara tiba-tiba dan dengan jelas melanjutkan permasalahan yang sebelumnya diperlihatkan dalam film pertamanya. Karena film ini memiliki konsistensi yang baik dengan narasi film pertamanya, logis jika disimpulkan bahwa Spider-Man 2 adalah sebuah sekuel yang ideal. Film ini pun struktur ceritanya sudah konsisten dan tidak ada percabangan cerita yang terlalu mengalihkan perhatian dari fokus cerita film ini.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Karena film ini melanjutkan cerita [konflik] dari film pertamanya, maka banyak pemeran film perama yang kembali hadir. Masing-masing aktor telah berhasil melanjutkan peran mereka dengan akting yang konsisten sesuai dengan perilaku karakter mereka di film pertama. Aktor Alfred Molina dipuji oleh berbagai kalangan dalam memerankan sosok Doc Ock. Aktor ini memang berkali-kali [sejak awal kariernya] sudah sering memerankan karaker yang mengalami perubahan sifat atau berkhianat seperti dalam Indiana Jones: Raiders of the Lost Ark dan kemudian dalam dua film Disney Prince of Persia dan The Sorcerer’s Apprentice.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

04 Music Match

Musik dalam film ini sudah baik. Selain kembali menggunakan soundtrack yang telah menjadi Signature Spider-Man dari film sebelumnya, musik dalam film ini telah diperdengarkan pada momen-momen yang sesuai dengan nuansa adegannya.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam Spider-Man 2 sudah baik. Sebagai sebuah film Aksi—Superhero, film ini harus benar-benar mempelihatkan berbagai adegan aksi dengan sebaik-baiknya sehingga setiap detil aksi dapat dilihat dengan jelas oleh penonton. Spider-Man 2 telah menyajikan adegan aksi dengan sudut pengambilan gambar yang baik sehingga mampu menampilkan adegan yang terlihat spektakuler tetapi sekaligus “wajar” [believable].

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

06 Costume Design

Sama halnya dengan film Spider-Man pertama, tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum. Desain lengan robot Doc Ock pun sudah baik karena sudah terlihat mengancam sekaligus memiliki kegunaan yang luar biasa.

07 Background/Set Match

Latar belakang dan set dalam film ini secara umum sudah baik.

08 Special and/or Practical Effects

Efek nyata dalam film ini sudah baik. Hasil presentasi film ini pun sudah baik [rendering, pencahayaan dan ukuran layar]. Untuk efek CGI, terdapat banyak objek yang sudah terlihat kasar jika dinilai dengan standar teknologi komputer 2010 ke atas. Tidak terlihat ada peningkatan yang signifikan dalam hal teknologi CGI dibandingkan dengan film pertamanya. Namun jika kita bersikap adil dan menilai film ini sebagaimana mestinya [sesuai dengan standar ketika film ini dirilis] maka sebenarnya efek komputer dalam Spider-Man 2 sudah baik.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

10 Intentional Match

Spider-Man 2 dimaksudkan untuk menjadi sebuah sekuel yang secara langsung melanjutkan konflik dari film pertamanya. Film ini dimaksudkan untuk lebih mengeksplorasi pergulatan batin Peter Parker dan apa saja pro dan kontra dari keputusannya menjadi Spider-Man. Spider-Man 2, pada dasarnya, dimaksudkan menjadi sebuah sekuel yang menyeimbangkan antara eksplorasi aksi khas Superhero dan eksplorasi pengembangan karakter yang lebih mendalam khas kisah Drama. Pada akhirnya, film ini memang berhasil menyeimbangkan porsi kedua tujuan besarnya dengan tetap menyampaikan cerita yang konsisten dan dengan jelas menyambung cerita dari film pertamanya. Film ini tidak hanya berhasil memenuhi visi penciptanya dari segi artistik, tetapi juga dari segi finansial dan dari tanggapan penonton serta kritikus film pada umumnya.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Sulit sekali bagi saya untuk tidak terbawa suasana setiap kali menyaksikan Spider-Man 2. Film ini benar-benar mengingatkan saya pada masa kecil saya ketika menyaksikan film ini bersama teman-teman Sekolah Dasar (Grade School). Saya tidak benar-benar menonton film ini lagi sampai 10 Juni 2013 ketika saya membeli paket Boxset Spider-Man Trilogy. Seiring berjalannya waktu, saya pikir Spider-Man 2 tidaklah sekuat Spider-Man pertama dalam menyampaikan detil, tetapi Spider-Man 2 adalah sebuah sekuel yang sangat ideal. Spider-Man 2 berhasil melanjutkan sisi kemanusiaan seorang Superhero yang ada dalam film pertamanya. Lagi-lagi, film ini menampilkan karakteristik Spider-Man berupa sebuah film Superhero yang memiliki hati [a Superhero movie with a heart]. Film ini tidak hanya menjual aksi dan efek visual untuk memukau penonton, tetapi juga memberikan porsi narasi yang cukup kompleks sehingga penonton bersimpati kepada Peter Parker dan dapat merasakan atau setidaknya memahami perasaan Peter Parker.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

02 Awards

Berdasarkan laporan IMDb, Spider-Man 2 menerima 25 penghargaan dan 60 nominasi. Film ini memenangkan Oscar untuk Best Achievement in Visual Effects dan dinominasikan untuk Best Achievement in Sound Mixing serta Best Achievement in Sound Editing. Dalam penghargaan Academy of Science Fiction, Fantasy & Horror Films, USA, film ini memenangkan piala untuk kategori Best Fantasy Film, Best Director, Best Actor, Best Writer, dan Best Special Effects.

03 Financial

Dari dana sebesar $200 juta, Spider-Man 2 berhasil menjual tiket bioskop sebesar $794 juta. Angka penjualan tiket ini jelas-jelas menunjukkan bahwa Spider-Man 2 sukses secara finansial. Namun, pendapatan film ini mengalami penurunan dibandingkan dengan film sebelumnya yang dibuat dengan dana sebesar $139 juta dan berhasil menjual tiket sebesar $821 juta.

Spider-Man 2 (2004) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$373,524,485

Details

International Box Office

$421,173,072

Details

Worldwide Box Office

$794,697,557

Further financial details...

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

04 Critics

Mayoritas kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

05 Longevity

Spider-Man 2 masih tetap relevan dan mendapatkan tanggapan yang konsisten positif bahkan setelah filmnya berusia lebih dari 10 tahun. Meskipun film ini meraih keuntungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan film pertamanya, seiring berjalannya waktu Spider-Man 2 justru dinilai lebih unggul dari segi kualitas dibandingkan dengan film pertamanya. Tidak sedikit kalangan yang menyandingkan Spider-Man 2 dengan Terminator II dan Aliens, dua film sekuel yang umumnya dinilai memiliki kualitas yang lebih baik dari film pertamanya. Spider-Man 2 terus dipuji sebagai sebuah film Aksi Superhero yang tidak hanya menjual Aksi, tetapi juga menyajikan kompleksitas narasi-manusiawi yang seringkali tidak dimiliki oleh kebanyakan film Aksi Superhero.

Final Score

Skor Asli                     : 9.5

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 9.5/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Spider-Man 2 [2.1]

Rilis                 : 13 Juli 2012

Format             : DVD [|||]

Kode Warna    : 3/PAL

Fitur                : -

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]


STREAMING

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google PlayGoogle Play

Vudu:

Vudu

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.

©2004/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man 2/All Rights Reserved.