Review Film The Mummy Returns (2001) Kembalinya Mumi Membangkitkan Pasukan Anubis [The Return of Imhotep to Control The Scorpion King’s Army of Anubis]

 

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

Review The Mummy Returns (2001) Kembalinya Mumi Membangkitkan Pasukan Anubis [The Return of Imhotep to Control The Scorpion King’s Army of Anubis]

Oleh Skywalker Hunter

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Horror (Supranatural)—Petualangan

Rilis                 : 4 Mei 2001

Durasi             : 129 menit

Sutradara       : Stephen Sommers

Pemeran         : Brendan Fraser, Rachel Weisz, John Hannah, Arnold Vosloo, Oded Fehr, Patricia Velásquez, Freddie Boath, Alun Armstrong, The Rock

Episode           : -

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

Sinopsis

Pada tahun 3067 SM, Scorpion King meminta bantuan Dewa Anubis untuk mengalahkan musuh-musuhnya dan menguasai dunia. Apabila Anubis bersedia mengabulkan permintaannya, maka Scorpion King bersedia menyerahkan jiwanya untuk mengabdi kepada Anubis. Sang dewa mengabulkan permintaan Scorpion King. Ketika Scorpion King nyaris tewas karena sengatan terik padang pasir, Anubis menciptakan Ahm Shere, sebuah Oasis dengan piramida megah di tengah padang pasir. Oasis tersebut menyelamatkan nyawa Scorpion King yang kini memiliki kekuatan dahsyat dan sebuah pasukan gaib pemberian Dewa Anubis. Berkat bantuan sang Dewa, Scorpion King berhasil menyapu habis pihak-pihak yang dianggapnya sebagai musuh. Setelah keinginannya terpenuhi, Scorpion King harus menepati janjinya. Maka, Dewa Anubis mengambil jiwa Scorpion King. Namun, sisa-sisa peninggalan Scorpion King tetap ditinggalkan dan menciptakan sebuah legenda: barang siapa berhasil membunuh Scorpion King, akan mewarisi pasukan Anubis dan berhak memerintahkan pasukan Anubis sesuka hati. Untuk memanggil Scorpion King, diperlukan artefak berupa gelang Anubis (The Bracelet of Anubis) yang telah ditemukan oleh Rick dan Evelyn. Setelah selamat dari serangan Imhotep, Rick dan Evelyn menikah dan memiliki seorang putera bernama Alex. Mr. Hafez, seorang kurator museum yang juga merupakan kenalan Evelyn, berniat menghidupkan kembali Imhotep dan memberinya kesempatan untuk mengalahkan Scorpion King agar pasukan Anubis dapat dikendalikan oleh Imhotep. Ia pun memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi keluarga O’Connell dan mengambil The Bracelet of Anubis.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

Mr. Hafez bekerja sama dengan Meela Nais untuk membangkitkan kembali Imhotep. Meela adalah reinkarnasi dari Anck-Su-Namun.  Karena anak buahnya gagal mengabil The Bracelet of Anubis, Mr. Hafez dan Meela datang sendiri ke London untuk mengambil gelang tersebut. Rencana mereka diketahui oleh Ardeth Bay sang pemimpin orang-orang Medjai yang bergegas membantu keluarga O’Connell. Alex yang penasaran dengan Bracelet of Anubis tanpa sengaja mengaktifkan gelang tersebut yang terpasang di tangannya dan tidak bisa dilepas. Maka, anak buah Mr. Hafez menculik Alex. Gelang Anubis akan memberi tahu lokasi Ahm Shere kepada siapapun yang memakainya. Imhotep lantas menggunakan Alex sebagai penunjuk jalan. Agar kedua orangtuanya tidak kehilangan jejak, Alex selalu meninggalkan petunjuk setiap kali pasukan Imhotep berhenti. Rick O’Connell meminta bantuan teman lamanya, Izzy Buttons, untuk mengatarnya beserta Evelyn, Jonathan, dan Ardeth untuk menyusul Imhotep. Izzy mengantarkan mereka menggunakan sebuah balon udara yang telah dimodifikasi. Ketika O’Connell nyaris mencapai lokasi puteranya, Imhotep mengetahui rencana O’Connell dan menggunakan kekuatannya untuk menciptakan tsunami untuk menenggelamkan O’Connell. Balon udara Izzy lantas terdampar dan mengalami kerusakan parah. Beruntung, mereka terdampar tepat di lokasi Oasis Ahm Shere. Mereka kini harus segera menemukan Alex sebelum matahari terbit tepat pada hari keramat kebangkitan Scorpion King, karena apabila gelang Anubis tidak dikembalikan ke dalam piramida sebelum tersentuh cahaya matahari, maka gelang itu akan membunuh siapa saja yang memakainya. O’Connell juga harus bergegas menghentikan Imhotep sebelum ia membangunkan Scorpion King dan melawannya untuk mengambil alih paskan Anubis. Untuk berjaga-jaga, Ardeth telah memerintahkan orang-orang Medjai untuk bersiap menghalau kebangkitan pasukan Anubis. Berhasilkah Rick menghalangi kebangkitan sebuah pasukan gaib yang memiliki kekuatan tanpa batas?

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Berbeda dengan The Mummy, narasi dalam The Mummy Returns tidak logis sesuai genrenya. Sama halnya dengan film pertamanya, film ini merupakan sebuah Horror Supranatural yang dipadukan dengan Petualangan. Namun, sisi Horror Supranatural dalam film ini tidak lagi sekuat film pertamanya. Penjelasan-penjelasan mengenai The Scorpion King dan kebangkitan Imhotep dalam The Mummy Returns tidak lagi disajikan dalam koridor Horror Supranatural tetapi lebih mendekati Genre Fantasi. The Mummy Returns menceritakan sebuah sejarah Fantasi dengan dunia yang baru, kekuatan sihir, dan monster yang identik dengan genre Fantasi. Bahkan, balon udara yang ditumpangi Rick O’Connell juga tidak masuk akal dalam genre Horror Supranatural yang berlatar waktu 1930-an, namun bisa jadi logis dalam sebuah film Fantasi. Walaupun The Mummy Returns jelas-jelas melanjutkan cerita dari The Mummy, namun logika cerita dalam film ini justru lebih menyerupai Clash of the Titans dari segi genre. Detil cerita dalam film ini juga banyak yang tidak logis, misalnya kemampuan orang-orang Medjai membantai musuh Supranatural tanpa satu korban jiwa pun dan kemunculan Mummy di tengah-tengah kota London. Dalam film Horror An American Werewolf in London, kemunculan manusia serigala di kota London menyebabkan kegemparan besar. Hal serupa dapat dijumpai dalam The Wolfman, bahkan kejahatan Death Eater dalam Harry Potter and the Half-Blood Prince juga menggemparkan dunia Muggle karena kejadian-kejadian tidak wajar itu memengaruhi kehidupan manusia.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

Unsur Petualangan dalam The Mummy Returns, walau tetap kuat, terlalu ditutupi (overwhelmed) oleh unsur Komedi yang membuat ketegangan Petualangan dalam film ini menjadi jauh berkurang. Dalam The Mummy, terdapat unsur Komedi yang kuat tetapi tidak sampai menutupi ketegangan unsur Horror dan Petualangan dalam filmnya. Sebagai contoh, Hassan si penjaga penjara dalam The Mummy berperilaku konyol dan gegabah saat memungut kumbang pemakan daging yang ia sangka sebagai emas biru. Namun, kekonyolan Hassan tidak lantas mengurangi seberapa seriusnya ancaman dari kumbang pemakan daging di keseluruhan film tersebut. Sebaliknya, kemunculan kumbang ini seolah hanya menjadi tambahan tidak penting dalam The Mummy Returns sekadar untuk memperkuat koneksi antara The Mummy Returns dengan The Mummy. Para Mummy dalam The Mummy juga tidak lepas dari sentuhan Komedi, namun mereka tetap memberikan ancaman yang nyata dan tidak menghilangkan nuansa Horror filmnya. Dalam The Mummy Retuns, sentuhan Komedi benar-benar membuat para Mummy dan sosok misterius “kejam” penghuni Oasis Ahm Shere menjadi tidak begitu mengancam bagi tokoh utama. Hanya para pasukan Anubis yang muncul sebagai ancaman yang serius sehingga adegan pertempuran terakhir dalam film ini adalah satu-satunya adegan yang benar-benar serius—pun (Spoiler) tidak ada satu pun orang Medjai yang ditampilkan tewas melawan pasukan Anubis sehingga terlihat bahwa pasukan ini tidak begitu mengancam. Bahkan dengan jumlah banyak sekalipun, pasukan gabungan dari seluruh dunia bisa menggunakan bom untuk memusnahkan pasukan Anubis sembari menunggu The Scorpion King dikalahkan. Selain itu, terdapat terlalu banyak kemiripan dengan The Mummy yang disengaja untuk mengundang tawa (pilar yang runtuh seperti rak buku, ketidaktahuan akan cara membaca lambang burung bangau) dan kebetulan-kebetulan yang tidak wajar namun dijadikan wajar sebagai “Takdir”.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini tidak konsisten. The Mummy Returns terlalu banyak membahas mengenai The Scorpion King yang pada akhirnya tidak benar-benar berdampak pada keseluruhan ceritanya terutama di bagian akhir filmnya. Dalam eksplorasi sejarah Scorpion King, kisah tersebut hanya membahas bagaimana Scorpion King memiliki pasukan Anubis, tetapi tidak dijelaskan bagaimana ia bisa memiliki bentuk menyerupai monster dan apa saja kekuatannya—dua hal yang akan sangat penting untuk dipelajari oleh Rick dan Imhotep supaya dapat mengalahkan Scorpion King di bagian akhir The Mummy Returns. Detil seperti tombak Osiris (Spear of Osiris) yang dapat digunakan untuk membunuh Scorpion King bahkan tidak dieksplorasi di awal dan jatuh ke tangan tokoh penting dalam film ini secara kebetulan. Dalam film The Mummy, semua artefak yang ditemukan oleh karakter kunci bukan didapatkan secara “kebetulan”. Rick memiliki kunci untuk membuka peti Imhotep karena ia menemukannya di Hamunaptra. Kunci itu jatuh ke tangan Jonathan karena ia mencurinya dari Rick yang membuat Evelyn berkeinginan untuk mencari Hamunaptra. Kejelasan semacam ini tidak ditemukan dalam The Mummy Returns.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

Terdapat beberapa percabanan cerita yang dieksplorasi dalam The Mummy Retuns. Film ini membahas mengenai hubungan masa lalu Evelyn dengan dirinya sebagai puteri Seti I di masa lalu. Pengungakapan ini, walau menarik, sebetulnya sama sekali tidak diperlukan untuk melanjutkan narasi dalam film ini. Evelyn adalah seorang ahli sejarah dan telah mempelajari berbagai teks kuno untuk mengetahui seluk-beluk dunia Mesir Kuno dan Mumi. Apalagi, ia telah memiliki pengalaman mengalahkan Mummy dalam The Mummy. Sehingga, penjelasan bahwa Evelyn adalah “reinkarnasi” puteri Mesir menjadi tidak diperlukan. Apabila seluruh adegan Evelyn masa lalu dihilangkan dan digantikan dengan adegan Evelyn menerjemahkan naskah kuno, maka inti ceritanya tidak akan berubah dan justru membuat alur ceritanya lebih masuk akal dan konsisten dengan film pertama. Ada juga poin cerita mengenai ambisi Imhotep untuk menguasai pasukan Anubis. Padahal, dalam film pertama dan dalam adegan akhir The Mummy Returns, jelas sekali bahwa ambisi Imhotep sebenarnya adalah membangkitkan Anck-su-namun. Ketika Anck-su-namun telah dibangkitkan, maka sebenarnya tidak ada lagi alasan bagi Imhotep untuk mengejar kekuasaan yang lebih besar karena toh dirinya sudah memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Ambisi besar Imhotep dipertegas di bagian akhir The Mummy Returns ketika (Spoiler) akhirnya Imhotep melepaskan semua ambisi hidupnya karena menyadari bahwa cinta Anck-su-namun tidak sebesar cintanya. Akan lebih logis dan konsisten apabila Imhotep tidak bisa membangkitkan Anck-su-namun karena sebuah alasan (misalnya karena yang akan dibangkitkan bukan berupa jasad, tetapi jiwanya dimasukkan ke tubuh orang lain dan menukar poisi jiwa kedua orang tersebut) dan harus memiliki kekuatan Scorpion King untuk membangkitkannya. Ketika poin-poin cerita seperti kisah masa lalu Evelyn yang sejak dulu berseteru dengan Anck-su-namun “dipaksakan”, maka ada sebuah keharusan untuk mengeksplorasinya dan menjadikan alur cerita film ini tidak konsisten. Konsep besar Petualangan dalam film ini menegasi konsep di film pertama sekaligus dalam genre Petualangan itu sendiri. Keberhasilan yang diraih oleh Rick dan Evelyn ternyata bukan berkat kemampuan mereka sendiri, tetapi karena “takdir”. Tentu saja hal semacam ini tidak sesuai dengan standar genre Petualangan karena Indiana Jones berhasil mengalahkan musuhnya bukan karena “takdir” tetapi karena “tekad”.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

Lantas, bagaimana menjelaskan kemunculan Meela Nais yang merupakan reinkarnasi Anck-su-namun serta bagaimana ia bertemu dengan Mr. Hafez? Kemudian, apa sebenarnya ambisi Mr. Hafez? Mengapa ia ingin membangkitkan Imhotep? Bagaimana ia bisa kenal dengan Evelyn dan memiliki hubungan baik dengannya tetapi seolah tidak kenal dengan Evelyn? Masalah-masalah seperti ini banyak ditemui dalam The Mummy Returns.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam film ini sebenarnya sudah baik. Namun, akting masing-masing pemeran terlihat kaku atau menurun dari film sebelumnya. Seringkali akting seorang aktor menjadi buruk bukan karena dirinya tidak pandai akting tetapi karena dialog dan narasi yang lemah atau bermasalah. Dalam kasus The Mummy Returns, telah kita bahas bahwa narasi dalam film ini memiliki banyak masalah. Permasalahan narasi tersebut berdampak pada akting para pemerannya karena mereka harus menampilkan dialog yang kurang baik dan tidak natural. Akting Patricia Velásquez, misalnya, tidak berubah antara ketika dirinya menjadi Meela Nais ataupun Anck-Su-Namun. Padahal, “perbedaan” di dalam diri mereka inilah yang membuat Imhotep tetap ingin membangkitkan kembali jiwa Anck-Su-Namun karena Meela hanyalah serupa dalam hal fisik. Kesamaan akting Paticia di sini bukan karena aktingnya jelek, tetapi karena memang konsep perbedaan sifat ini tidak dieksplorasi dalam The Mummy Returns.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

05 Cinematography Match

Tidak ada keluhan dalam poin sinematografi.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

08 Special and/or Practical Effects

Sebenarnya jika dibandingkan dengan banyak film seangkatan, efek visual dalam The Mummy Returns sudah baik secara umum. Namun, film ini akan dibandingkan dengan The Mummy dan film-film besar Hollywood. Memang, 2001 sudah lama berselang, namun perlu diingat bahwa The Lord of the Rings dirilis pada tahun 2001, Harry Potter and the Sorcerer’s Stone pun dirilis pada tahun yang sama. Maka, tidak heran jika terdapat ekspektasi besar terhadap efek visual film ini. Jika diamati, masih banyak adegan komputer yang tampak kasar. Memang, banyak dari adegan ini sudah dibuat “semaksimal mungkin”, tetapi seharusnya keterbatasan teknologi tidak dipaksakan dan dapat disiasati dengan menggunakan efek praktis. Sebagai conton pada proses pembuatan Jurassic Park, Steven Spielberg melihat potensi besar teknologi komputer dan menggunakannya untuk mengganti teknologi Stop-Motion yang merupakan teknik tradisional dalam mempertontonkan adegan monster. Namun, ia juga menyadari bahwa teknologi robot atau animatronic masih memiliki keunggulan dalam adegan-adegan tertentu. Maka, adegan yang dapat direkam menggunakan animatronik akan direkam menggunakan animatronik. Apabila seluruh adegan dipaksakan menggunakan efek komputer, maka Jurassic Park tidak akan memiliki realisme efek visual yang memukau hingga puluhan tahun setelah filmnya dirilis. Dalam The Mummy Returns, ada banyak adegan yang seharusnya bisa direkam menggunakan properti sungguhan, tetapi justru direkam menggunakan efek komputer. Sosok Scorpion King, misalnya, seharusnya dapat direkam dengan aktor asli menggunakan sebuah kostum. Coba kita perhatikan kembali sosok monster robot dalam film The Relic atau bahkan pasukan monster milik Jadis dalam The Chronicles of Narnia yang banyak menggunakan efek nyata (make-up)—padahal Narnia dirilis 4 tahun setelah The Mummy Returns dengan teknologi komputer yang sudah lebih canggih. Film-film 2005 ke bawah yang terlalu memaksakan menggunakan efek komputer terlalu banyak berisiko besar tampak ketinggalan jaman setelah melewati tahun 2010. Mengapa Jurassic Park masih tampak sangat nyata? Itu karena sutradaranya paham betul keterbatasan teknologi komputer dan menempatkan teknologi komputer dan teknologi praktis pada tempat dan porsinya masing-masing.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

The Mummy Returns mendapatkan tanggapan yang positif dari mayoritas penonton. Meskipun narasi film ini tidak sekuat film pertamanya, namun sebagian besar penonton masih merasa terhibur dengan aksi dalam film ini dan dapat melihat adanya hubungan cerita yang jelas antara The Mummy dengan The Mummy Returns.

6.4/10 IMDb

47% Rotten Tomatoes

48% Metacritic

89% liked this film Google users

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Sudah menjadi hal yang wajar bahwa nyaris setiap sekuel dibuat untuk menjadi “serba lebih” dari film pertamanya. Hasrat untuk menjadi lebih ini seringkali membuat pencipta terbawa suasana dan “semuanya ingin dijejalkan dalam satu film”. Melihat dari kisah George Lucas, Steven Spielberg, bahkan Walt Disney, mereka beberapa kali menjejalkan konsep-konsep lama yang mustahil disertakan dalam film sebelumnya karena berbagai alasan. Ada konsep-konsep yang tidak dipakai dalam Cinderella yang dipakai dalam Sleeping Beauty, konsep-konsep tidak terealisasikan dalam Indiana Jones Raider of the Lost Ark yang ditampilkan dalam Indiana Jones and the Temple of Doom, dan konsep-konsep terkendala teknis dalam Star Wars Episode IV yang baru bisa ditampilkan dalam Star Wars Episode V. Salah satu kutipan pembuat film ini yang disertakan dalam dokumenter behind the scenes di paket DVD-nya adalah, “Bagaimana kita “melampaui” diri kita sendiri.” Meskipun pada akhirnya The Mummy Returns tidak mampu “melampaui” The Mummy dari segi kualitas, namun film ini telah menampilkan apa yang diinginkan oleh penciptanya: lebih banyak aksi, lebih banyak komedi, lebih banyak efek komputer, dan lokasi Petualangan yang lebih beragam. Pusat nilai jual The Mummy Returns tidak lagi berada pada Narasi, namun pada Aksi.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Setelah menonton The Mummy kemudian menonton The Mummy Returns, saya bisa dengan jelas merasakan berkurangnya kadar Horror secara signifikan. Misteri dan kemuculan Imhotep dalam The Mummy, walaupun tidak semenakutkan film-film hantu seperti Nightmare on Elmstreet atau Evil Dead, tetapi tetap memiliki nuansa Horror yang cukup membuat saya merinding di beberapa adegan. Sensasi semacam ini tidak lagi saya rasakan dalam The Mummy Returns. Namun, saya tetap menyukai The Mummy Returns karena film ini tetap berhasil memberikan tontonan yang menyenangkan (epic). Efek komputernya, bagi saya dahulu ketika pertama kali menontonnya, sudah sangat bagus dan adegan aksinya sangat menarik disandingkan dengan berbagai aksi lucu para karakternya. Film ini juga tetap melanjutkan narasi dari film pertamanya dengan cukup baik sehingga The Mummy dan The Mummy Returns seperti berada dalam satu Universe yang sama—kesamaan yang tidak saya jumpai dalam The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor, seperti perbedaan nuansa antara trilogi Jurassic Park dengan Jurassic World.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

Adegan pertempuran orang-orang Medjai dengan pasukan Anubis adalah sebuah adegan yang spektakuler. Saya mengapresiasi film ini karena menyelesaikan cerita Imhotep dengan baik: setelah film ini, tidak ada lagi alasan bagi Imhotep untuk bangkit kembali. Saya berterima kasih pada semua film yang bersedia mengakhiri ceritanya setelah cerita itu memang benar-benar selesai alih-alih terus dipanjang-panjangkan. Sebagai seorang penggemar, saya terus terang tidak suka kepada penggemar lain yang senantiasa merengek meminta sebuah film atau seri untuk “dilanjutkan”. Ketika sebuah cerita telah usai, maka sudah usai dan tidak perlu diperpanjang lagi—move on. Terbukti banyak sekali film yang alur ceritanya menjadi tidak masuk akal bahkan berseberangan dengan film-film pertamanya karena sebatas menuruti kemauan penggemar (fan-service). Apa jadinya kalau kisah-kisah penggemar (fanfiction) Harry Potter yang penuh narasi erotis seperti Dobby menjadi Elf yang gila seks itu diangkat ke layar lebar?

02 Awards

Tidak ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

03 Financial

Dari dana sebesar $89 juta, The Mummy Returns menjual tiket sebesar $435 juta. Berikut tabel pemasukan (Box Office) dibandingkan dengan biaya pembuatan (Production Budget) setiap entry seri The Mummy.

Release
Date

Title

Production
Budget

Opening
Weekend

Domestic
Box Office

Worldwide
Box Office

Aug 1, 2008

The Mummy: Tomb of the Drag…

$175,000,000

$40,457,770

$102,491,776

$405,760,225

Apr 19, 2002

The Scorpion King

$60,000,000

$36,075,875

$90,580,000

$165,890,634

May 4, 2001

The Mummy Returns

$98,000,000

$68,139,035

$202,007,640

$435,040,395

May 7, 1999

The Mummy

$80,000,000

$43,369,635

$155,385,488

$416,385,488

 

Averages

$103,250,000

$47,010,579

$137,616,226

$355,769,186

Totals

4

$413,000,000

$550,464,904

$1,423,076,742

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.

04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan tanggapan yang negatif untuk film ini terutama dari segi narasi.

05 Longevity

The Mummy Returns tetap disukai oleh penonton karena tetap melanjutkan cerita dalam The Mummy dan menyajikan tontonan yang menyenangkan. Namun, efek komputer dalam film ini—walau secara umum sudah baik untuk sebuah film tahun 2001—telah berubah menjadi bahan olok-olok banyak kalangan masyarakat.

Final Score

Skor Asli                     : 7

Skor Tambahan           : 1/2

Skor Akhir                  : 7.5/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : The Mummy Returns (Special Edition)

Rilis                 : 2001

Format             : DVD-9 [Dual-Layered]

Kode Warna    : 3/NTSC [support upscaling hingga 1080/24 dan 60hz]

Fitur                : Filmmaker commentary, trailer, behind the scenes, outtakes, exclusive previews on The Scorpion King, music video, DVD-ROM

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2001/Universal Pictures/The Mummy Returns/All Rights Reserved.