Review Animasi The Book of Life (2014) Mengejar Cinta Sampai ke Alam Baka

 

Review dan Sinopsis The Book of Life (2014) Mengejar Cinta Sampai ke Alam Baka [On to the Afterlife for Love]

Oleh Skywalker HunterNabil Bakri

“The world keeps spinning, and the tales keep turning, and people come and people go, but they're never forgotten. And the one truth we know, it held true one more time... That love, true love, the really, really good kind of love never dies.”—La Muerte

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©2014/20th Century Fox/The Book of Life/All Rights Reserved.

Genre             : Fantasi—Musikal [Full CGI Animation]

Rilis                 :

Domestic Releases:

October 17th, 2014 (Wide) by 20th Century Fox

International Releases:

February 20th, 2015 (Wide) (Spain)
February 27th, 2015 (Wide) (
Russia (CIS))
April 2nd, 2015 (Wide) (
Australia)
June 5th, 2015 (Wide) (
Turkey)

Video Release:

January 27th, 2015 by Fox Home Entertainment

MPAA Rating:

PG for mild action, rude humor, some thematic elements and brief scary images.
(Rating bulletin 2333, 7/30/2014)

Durasi             : 95 menit

Sutradara       : Jorge R. Gutierrez

Pemeran         : Diego LunaZoe SaldanaChanning Tatum, Christina ApplegateIce CubeRon Perlman, and Kate del Castillo

Episode           : -

Sinopsis

Sekelompok anak sekolah menerima hukuman dan harus mengikuti kunjungan ke museum. Mereka dipandu oleh Mary Beth yang kemudian menceritakan sebuah kisah dari The Book of Life. Di dalam buku itu terdapat sebuah kisah tentang tiga sahabat di kota San Angel. Mary pun menceritakan kisah itu sambil memperagakannya dengan berbagai miniatur kayu. Menurut cerita, dahulu hidup tiga orang sahabat yang bernama Manolo Sánchez, Joaquín Mondragon, dan María Posada. Manolo adalah putera seorang matador yang terkenal sementara Joaquin adalah anak yatim piatu. Ayah Joaquin dulunya merupakan seorang pahlawan yang terpandang. Di hari perayaan Day of the Dead, semua orang mengunjungi makam keluarga mereka. Ayah Manolo bercerita kepadanya bahwa para arwah masih akan terus hidup di Land of the Remembered jika keluarga yang hidup masih terus mengingat mereka. Maka, Manolo tidak perlu bersedih mengingat ibunya yang telah meninggal dunia. Melihat persahabatan Manolo dan Joaquin, Xibalba sang penguasa Land of the Forgotten atau tempat para arwah yang sudah dilupakan, menantang La Muerta untuk melakukan taruhan. La Muerta adalah penguasa Land of the Remembered. Xibalba bertaruh bahwa Joaquin nantinya akan menikahi Maria sementara La Muerta bertaruh bahwa Manolo adalah lelaki yang akan menikahi Maria di masa depan. Jika Xibalba benar, maka La Muerta harus menyerahkan Land of the Remembered kepadanya.

Persahabatan Manolo, Joaquin, dan Maria berantakan karena masing-masing dari mereka memiliki jalan hidup yang berbeda. Xibalba berbuat curang dengan memberikan Medal of Everlasting Life [Medali Keabadian] kepada Joaquin, yang akan membuatnya tak terkalahkan dan kebal akan apapun. Joaqin kemudian dididik menjadi seorang pahlawan seperti ayahnya dahulu. Meskipun Manolo sangat mencintai musik, ayahnya tidak mau Manolo menjadi musisi. Ia ingin Manolo meneruskan tradisi dan menjaga nama besar Sanchez sebagai keluarga matador yang terpandang. Maka, ayahnya mulai mendidik Manolo dengan disiplin untuk menjadi matador. Sementara itu, Maria dikirim ke Spanyol untuk menjalani pendidikan agar ia menjadi seorang wanita terhormat. Ketika mereka sudah dewasa, mereka kembali dipertemukan dalam arena matador. Manolo telah menjadi seorang matador yang terkenal, tetapi ia memiliki sebuah “kekurangan” yakni ia tidak pernah bersedia membunuh banteng yang dia kalahkan. Joaquin telah kembali ke San Angel sebagai seorang pahlawan yang disegani. Ia sukses menumpas kejahatan berkat medali yang diberikan kepadanya oleh Xibalba. Manolo dan Joaquin sama-sama terpesona melihat kecantikan Maria ketika gadis itu akhirnya kembali ke San Angel dan ikut menyaksikan pertunjukan matador Manolo.

Ketika seluruh penonton kecewa dengan sikap Manolo yang menolak menghabisi nyawa banteng, Maria adalah satu-satunya orang yang memuji pilihan Manolo. Meskipun Maria sebenarnya lebih menyukai Manolo, ayahnya yang juga seorang Mayor/Wali Kota, General Ramiro Posada, mendesak Maria agar menikahi Joaquin. Menurutnya, kota San Angel akan terus diteror oleh para bandit pimpinan Chakal jika Maria tidak menikah dengan Joaquin. Apabila mereka menikah dan Joaquin menetap di San Angel, kota itu akan senantiasa aman tanpa ancaman. Joaquin berusaha memikat hati Maria dengan kegagahannya sedangkan Manolo memikat hati Maria dengan ketulusan hatinya lewat musik. Pada akhirnya, Maria benar-benar jatuh cinta kepada Manolo. Namun sebelum mereka bisa bersatu, Xibalba mengirimkan seekor ular berbisa yang menggigit Maria hingga tewas. Kematian Maria membuat Manolo merasa bersalah dan rela melakukan apa saja demi menghidupkan kembali Maria. Xibalba kemudian membuat perjanjian dengan Manolo: dia akan menghidupkan Maria jika Manolo tewas menggantikannya. Akhirnya, Manolo digigit oleh dua ekor ular berbisa dan meninggal dunia. Ternyata, semua itu adalah rencana licik Xibalba. Maria sebenarnya tidak meninggal karena hanya digigit oleh satu ekor ular. Gigitan itu hanya membuatnya tertidur sampai mendapatkan sentuhan dari Medal of Everlasting Life. Di sisi lain, Manolo telah digigit oleh dua ekor ular sehingga ia benar-benar sudah meninggal. Perbuatan curang Xibalba membuatnya berhasil merebut Land of the Remembered.

Di Land of the Remembered, Manolo bertemu dengan keluarganya yang sudah meninggal. Mereka semua mengantarkannya untuk menemui La Muerta agar dapat membantu Manolo menemukan Maria di Land of the Remembered. Namun mereka terkejut ketika mengetahui bahwa Maria sudah tersingkir ke Land of the Forgotten dan digantikan oleh Xibalba. Penguasa yang baru itu menjelaskan bahwa Maria tidak ada di Land of the Remembered karena Maria belum meninggal. Saat itulah Manolo tahu bahwa Xibalba telah berbuat curang dan ia bertekad untuk menemukan La Muerta dan memintanya membantu Manolo hidup kembali. Misi cinta Manolo menjadi semakin penting karena Chakal telah mengetahui tentang Medal of Everlasting Life. Jika Chakal berhasil mendapatkan medali itu, ia akan membunuh seluruh penduduk San Angel. Jika itu sampai terjadi, tidak ada lagi keluarga yang akan mengingat para arwah di Land of the Remembered. Manolo pun dibantu oleh keluarganya untuk menyeberang ke Land of the Forgotten dan meminta bantuan La Muerta. Akankah mereka kembali tepat pada waktunya?

01 Story Logic

Cerita dalam The Book of Life masih belum logis sesuai dengan genrenya. “Tidak logis” di sini bukan dalam hal ekspresi karakter yang dilebih-lebihkan seperti gerakan tubuh yang mustahil terjadi di dunia nyata, tetapi konsep dasar yang mengikat keseluruhan ceritanya dalam sebuah genre. Karena The Book of Life merupakan sebuah animasi, berbagai ekspresi konyol dan tidak logis yang dilakukan oleh karakternya masih dapat dikatakan logis; misalnya Manolo yang masih hidup setelah tertindih tiga penyanyi gemuk dan banteng yang ikut mempertanyakan martabat Manolo sebagai seorang matador. Dengan kata lain, film animasi memiliki keleluasaan yang lebih dalam menampilkan ekspresi-ekspresi yang tidak logis dalam film live action. Kembali pada permasalahan genre, film ini merupakan sebuah Fantasi. Pada dasarnya, Fantasi tidaklah logis, sehingga sebuah cerita Fantasi perlu membangun aturan tersendiri yang mengikat konsep Fantasinya agar menjadi logis. Misalnya dalam film The Lord of th Rings, dijelaskan bahwa umat manusia terlalu mudah dipengaruhi oleh cincin Sauron sedangkan Hobbit tidak. Maka, sudah logis ketika regu pembawa cincin memercayakan cincin Sauron kepada Frodo yang merupakan Hobbit dan Frodo merasa cemas ketika Boromir berambisi untuk merebut cincin itu karena Boromir adalah manusia. Dalam The Book of Life, aturan-aturan semacam ini tidak diberikan sehingga berbagai keajaiban di dalamnya terlihat arbiter tanpa aturan: bagaimana cara kerja dunia arwah, apa syaratnya seseorang bisa hidup kembali, seberapa batasan kekuatan La Muerte dan Xibalba, bagaimana arwah bisa bebas muncul di dunia nyata, dan lain sebagainya. Dalam film animasi Sinbad: Legend of the Seven Seas, Dewi Eris digambarkan memiliki kekuatan yang luar biasa. Namun film itu telah memberikan batasan yang jelas, yakni Eris juga terikat pada janji para Dewa. Sekuat apapun Eris, ia tidak bisa melanggar janji atau sumpah para Dewa. Yang paling penting dari penjelasan mengenai batasan kekuatan Eris adalah batasan tersebut konsisten di sepanjang film dan berpengaruh pada jalannya cerita. Di sisi lain, aturan-aturan dalam The Book of Life senantiasa berubah-ubah, bahkan dapat saling bertolak belakang.

La Muerte adalah pemimpin Land of the Remembered, tetapi ia dengan mudahnya mempertaruhkan dunia arwah tersebut dengan Xibalba—entah karena cinta atau sebatas berbuat iseng karena bosan. Keputusannya tentu tidak masuk akal dan menegasi pola yang serupa dalam kisah Fantasi. Di film Clash of the Titans [2010], Zeus memerintahkan Hades untuk melepaskan Kraken. Tentu saja keputusan Zeus tidak logis karena Kraken akan menghancurkan manusia sedangkan Zeus dalam cerita ini seharusnya melindungi manusia. Maka, diperlukan alasan yang kuat mengapa Zeus sampai memberikan perintah yang begitu ekstrem kepada Hades. Alasan semacam ini tidak diberikan oleh La Muerte. Terlebih lagi, [spoiler] diperlihatkan bahwa La Muerte kecewa setelah kalah taruhan [as a ruler she should know better—sebagai penguasa alam gaib ia seharusnya tidak mempertaruhkan kekuasaannya]. La Muerte juga [spoiler] terkejut saat mengetahui bahwa Xibalba berbuat curang, tetapi kemudian ia mengatakan bahwa sudah biasa bagi Xibalba untuk berbuat curang—she should know better than this (seharusnya ia sudah mengantisipasi kecurangan Xibalba karena Xibalba sudah berkali-kali curang). Ceritanya akan logis jika itu adalah pertama kalinya Xibalba berbuat curang.

Selain bermasalah dalam konsep Fantasinya, film ini juga kurang jelas apakah ingin fokus menjadi sebuah Komedi atau sebuah Fantasi saja. Rise of the Guardians memiliki unsur Komedi—semua film, bahkan film Horror sekalipun memiliki setidaknya satu adegan yang lucu—tetapi Rise of the Guardians adalah film Fantasi, bukan Komedi Fantasi. Di dalam momen-momen yang seharusnya serius, The Book of Life justru menampilkan Komedi sehingga tantangan yang dialami tokoh utamanya yang seharusnya berisiko tinggi menjadi sepele atau trivial. Permasalahan lain datang dari posisi film ini sebagai sebuah Musikal. Film Musikal tidak boleh hanya menyajikan lagu untuk mengiringi adegan, tetapi lagu-lagu itu harus menjadi bagian dari adegan—bisa jadi bagian dari dialog—dan ikut melanjutkan estafet ceritanya. Permasalahan ini tidak hanya memengaruhi Logika cerita The Book of Life, tetapi juga memengaruhi Music Match yang melihat kesesuaian antara lagu yang dipilih dengan nuansa dan genre filmnya.

02 Story Consistency

Alur cerita dalam film ini tidak konsisten. Ada terlalu banyak fokus pada terlalu banyak karakter sehingga menciptakan terlalu banyak percabangan cerita. Tokoh utama film ini seharusnya adalah Manolo, tetapi perannya tergolong sangat kecil secara keseluruhan. The Book of Life mencoba mengkeksplorasi isu persahabatan [antara Manolo, Joaquin, dan Maria], isu hubungan kekeluargaan [antara Manolo dengan ayahnya], isu percintaan [adanya cinta segi tiga antara Manolo, Joaquin, dan Maria, serta adanya cinta yang rumit antara La Muerte dan Xibalba]. Film ini juga memiliki terlalu banyak villain atau karakter jahat sebagai pusat perhatian penonton. Dalam serial film Harry Potter, ada banyak karakter jahat tetapi semua bermuara kepada Lord Voldemort. Dalam The Lord of the Rings, para Orc dan Saruman adalah sosok jahat tetapi semuanya bermuara pada Sauron. Sejak awal hingga mendekati puncak The Book of Life, sosok jahat yang utama adalah Xibalba. Namun ia tidak benar-benar jahat dan tiba-tiba penjahat utama berganti menjadi Chakal sang raja bandit. Peralihan karakter jahat ini tidak hanya mencederai konsistensi cerita dalam The Book of Life, tetapi juga Logika ceritanya: dari mana Chakal tahu tentang lencana [medal] Everlasting Life yang dimiliki oleh Xibalba dan diberikan kepada Joaquin? Siapakah Chakal sebenarnya—apakah ia manusia biasa? Jika ia hanya manusia, kenapa Xibalba dan La Muerte tidak menggunakan kekuatan mereka untuk menghentikannya? Bagaimana bisa La Muerte membawa para arwah ke dunia manusia? Siapakah yang menentukan aturan dunianya? Masih banyak hal lain yang tidak logis dan tidak konsisten di dalam film ini. Hasilnya, adegan-adegan yang seharusnya dieksplorasi justru tidak dieksplorasi. Maka, permasalahan-permasalahan yang diajukan tidak diselesaikan sama sekali dan/atau tidak diselesaikan dengan baik [abrupt].

03 Casting Choice and Acting

Secara umum, pengisi suara dalam film ini sudah baik. Meski demikian, ketiga tokoh utama [Manolo, Joaquin, dan Maria] sesekali masih terdengar kaku atau suara mereka tidak terdengar benar-benar menyatu dengan karakternya—terutama untuk Diego Luna [Manolo] dan  Channing Tatum [Joaquin]. Dalam proses pembuatan animasi, umumnya animator akan melihat gerak-gerik pengisi suaranya agar antara karakter dan pengisi suara memiliki keserasian yang baik. Penonton bisa mengamatinya dari cara pengisi suara menjelaskan karakter mereka [harus mengamati berbagai remakan behind the scenes dan interview]. Aktor Chris Pine misalnya, menjelaskan tentang karakternya sebagai Jack Frost dalam Rise of the Guardians seperti ia menjadi Kapten Kirk yang cenderung sombong dan tidak suka diperintah. Karakteristik ini sesuai dengan deskripsi karakter Jack Frost sehingga suara Chris Pine menyatu dengan baik dalam karakter Jack Frost.

04 Music Match

Penilaian Skywalker tidak bisa menilai apakah sebuah lagu memiliki kualitas yang bagus atau tidak. Namun, penilaian ini menilai apakah sebuah lagu sudah sesuai dengan nuansa dan genre filmnya. Lagu-lagu dalam The Book of Life mendapat pujian—bahkan film ini menggunakan lagu Can’t Help Falling in Love yang dipopulerkan oleh Elvis Presley. Namun, film ini adalah sebuah Musikal yang mengharuskan penggunaan lagu sebagai alat untuk menjalankan ceritanya. Lagu-lagu yang diperdengarkan dalam film ini umumnya bersifat sebagai pengiring saja, belum menjadi bagian dari cerita atau dialog.

05 Cinematography Match

Tidak ada keluhan dalam poin sinematografi.

06 Character Design

Desain karakter dalam film ini sudah baik karena sudah menyatu dengan desain latar belakangnya. Namun, desain karakter The Book of Life masih tetap bermasalah karena antar karakter tidak dibuat dengan bahasa desain yang sama sehingga terlihat dari universe yang berbeda. Sebenarnya, perbedaan desain karakter dapat digunakan untuk mengkontraskan tiga latar belakang yang berbeda dalam film ini: dunia modern di sebuah museum, kisah masa lalu Manolo, dan dunia para arwah. Apabila demikian, seharusnya desain karakter di tiap-tiap latar memiliki bahasa desain yang berbeda-beda. Secara umum, ketiganya memang sudah tampak berbeda dan dikontraskan. Namun, di dalam masing-masing latar yang berbeda masih terdapat ketidakcocokan desain karakter. Di dalam latar modern, manusia terlihat “normal” tetapi ada beberapa karakter yang didesain seperti karakter di dalam latar masa lalu. Pada latar masa lalu, karakternya didesain menyerupai boneka kayu marionette, tetapi masih ada banyak karakter yang tidak didesain dengan cara yang sama. Selain itu, tidak ada konsistensi dalam hal anatomi tubuh karakternya dan bagian apa saja yang harus ditonjolkan.

Di dalam film Bambi, semua binatang digambar menggunakan gaya yang sama: Realistis dengan anatomi se-proporsional mungkin. Terdapat satu bagian yang sangat ditonjolkan dalam Bambi yang tidak realistis tetapi diimplementasikan pada semua karakter: ukuran bola mata mereka sangatlah besar—bahkan menginspirasi gaya ilustrasi mata karakter Manga. Keserasian desain karakter yang semacam ini masih belum kuat di dalam The Book of Life. Pada tahun 2017 Pixar merilis film Coco yang memiliki tema serupa dengan The Book of Life. Apabila diamati, desain karakter dalam Coco masih lebih konsisten antar karakter dan dengan latar belakang: karakternya sudah terlihat berasal dari Universe yang sama. Keserasian gaya animasi di dalam sebuah film animasi adalah hal yang sangat penting dan berkali-kali ditekankan oleh Walt Disney: meskipun setiap seniman memiliki gaya masing-masing, mereka harus belajar bekerja sama menyatukan sebuah gaya dalam membuat film.

07 Background/Set Match

Latar belakang dalam film ini sudah baik karena menyatu dengan desain karakternya.

08 Special and/or Practical Effects

Efek animasi The Book of Life sudah baik. Gerakan masing-msing karaker sudah halus dan life-like, serta detil animasi seperti detil kulit kayu karakter marionette sudah diperhatikan dengan baik.

09 Audience Approval

The Book of Life mendapatkan tanggapan yang beragam dari kalangan penonton. Tema dalam film ini menjanjikan sebuah cerita yang kompleks dan lebih “dewasa” sehingga tidak terlalu berhasil memikat anak-anak, tetapi eksekusi ceritanya kurang baik sehingga cerita yang kompleks itu menjadi terlalu sederhana dan mengada-ada untuk orang dewasa. Sebagian besar penonton memuji animasi dalam film ini, tetapi mengeluhkan ceritanya yang kurang kuat. Pada akhirnya, film ini bahkan tidak berhasil mendapatkan uang dua kali lipat biaya pembuatannya dari hasil penjualan tiket.

10 Intentional Match

Meskipun masih banyak kekurangan dalam hal cerita, desain karakter, dan implementasi musik, film ini sebenarnya sudah sesuai dengan visi penciptanya. The Book of Life tampak menjanjikan sebuah cerita yang kompleks, tetapi sejak awal film ini tidak pernah dimaksudkan menjadi film yang kompleks. The Book of Life sengaja diciptakan seolah menjadi sebuah pesta hidangan besar-besaran di mana semua orang—terutama keluarga—dapat menikmatinya bersama-sama. Sutradara film ini, Jorge, dan produser Guillermo del Toro menyatakan kepuasan mereka terhadap hasil akhir The Book if Life.

Well I mean it’s 14 years to make so I’m really overwhelmed. My heart just ready to burst from the… I cannot be more proud to be able to show it to my son, I mean that’s been the biggest thing. And to my father, honestly, it’s been quite the journey but I feel like a thousand birthday parties for me have happened now. This is all the…all of the same time.”— Jorge Gutierrez

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

The Book of Life memiliki banyak sekali kekurangan, tetapi saya tetap menyukainya. Saya memperlakukan film seperti hidangan yang disajikan. The Book of Life benar-benar mengacaukan tatanan pola Fantasi dan Musikal yang baik sesuai dengan genrenya. Saya rasa kita semua pernah menikmati sebuah hidangan yang tidak sesuai dengan buku masak—mungkin terlalu matang, sedikit kurang matang, terlalu banyak gula, terlalu banyak garam, teksturnya tidak baik, dan lain sebagainya—tetapi rasanya masih lezat dan kita menyantapnya sampai habis. Rasanya cukup aneh menikmati hidangan yang “gagal” mengikuti resep, tetapi rasanya nikmat dan tidak kita permasalahkan. Seperti itulah rasanya menyaksikan The Book of Life dan banyak film “salah” lainnya. Saya pun berpikir kalau inilah yang menyebabkan kita memiliki kesukaan yang berbeda-beda terhadap film—sama halnya dengan terhadap makanan.

Gethuk ꦒꦼꦛꦸꦏ꧀ [foto diambil dari resepspesial.id] oleh Wawa Wiyati

Di Jawa khususnya Yogyakarta, ada makanan yang bernama Gethuk [in Java, especially in The Special Region of Yogyakarta, there is a popular traditional food called “Gethuk”] dengan warna-warni yang membuat orang ingin memakannya. Gethuk ini rasanya manis dan ditaburi dengan parutan kelapa. Namun, saya tidak menyukai Gethuk begitu saja. Meskipun sudah sesuai dengan resep, saya selalu merasa Gethuk itu kurang manis dan saya tidak suka dengan parutan kelapanya. Maka, saya akan membeli Gethuk yang terpisah dari kelapanya, dan mengolesi Gethuk itu dengan susu kental manis atau selai cokelat yang manis. Perbuatan saya ini merusak resep Gethuk yang khas, tetapi saya justru menyukainya. Namun, saya tidak akan pernah mengklaim bahwa cara saya menikmati Gethuk adalah cara yang benar karena pada kenyataannya cara tersebut tidak sesuai dengan resep nenek moyang. Sama halnya dengan film. Proses penilaian Skywalker mencoba menjadi objektif dengan melihat kesesuaian sebuah film dengan Resep genrenya. Inilah mengapa Anda mungkin tidak setuju dengan nilai Skywalker, sama seperti sekarang saya tahu kalau The Book of Life tidak bagus sesuai resep, tetapi saya akan memberikan satu nilai tambahan karena saya menyukai film ini secara pribadi.

02 Awards

Film ini menerima banyak sekali nominasi penghargaan, tetapi sedikit sekali yang dimenangkan. IMDb mencatat ada 29 nominasi yang diterima oleh The Book of Life, dan hanya 3 yang dimenangkan.

03 Financial

The Book of Life dibuat dengan dana $50 juta dan “hanya” berhasil menjual tiket sebesar $97 juta—tidak sampai dua kali lipatnya. Akan tetapi, penjualan DVD film ini cukup sukses dengan total penjualan sebesar $23 juta di Amerika Serikat saja.

The Book of Life (2014) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$50,151,543

Details

International Box Office

$47,500,000

Details

Worldwide Box Office

$97,651,543

Home Market Performance

Est. Domestic DVD Sales

$14,411,699

Details

Est. Domestic Blu-ray Sales

$9,116,609

Details

Total Est. Domestic Video Sales

$23,528,308

Further financial details...

Opening Weekend:

$17,005,218 (33.9% of total gross)

Legs:

2.95 (domestic box office/biggest weekend)

Domestic Share:

51.4% (domestic box office/worldwide)

Production Budget:

$50,000,000 (worldwide box office is 2.0 times production budget)

Theater counts:

3,071 opening theaters/3,113 max. theaters, 4.6 weeks average run per theater

Infl. Adj. Dom. BO

$56,199,980

04 Critics

Film ini mendapatkan tanggapan yang beragam dari kritikus. Sebagian besar memberikan pujian untuk animasi film ini, tetapi memberikan tanggapan negatif untuk alur ceritanya.

05 Longevity

[Pending—karya masih berusia di bawah 10 tahun]

Final Score

Skor Asli                     : 6

Skor Tambahan           : +1

Skor Akhir                  : 7/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : The Book of Life

Rilis                 : Februari 2015

Format             : Blu-ray Disc [||]

Kode Warna    : A

Fitur                : Behind the scenes, audio commentary, music video

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

Amazon VOD:

Amazon

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google PlayGoogle Play

Vudu:

VuduVudu

Disney+:

Disney+

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2014/20th Century Fox/The Book of Life/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.