©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
Review Kill Bill Volume 1 (2003) Balas Dendam Seorang Pengantin
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
“Bitch!
You can stop right there. Just because I have no wish to murder you before the
eyes of your daughter does not mean that parading her around in front of me is
gonna inspire sympathy. You and I have unfinished business and not a God damn
f**king thing you've done in the subsequent four years including getting
knocked up is gonna change that.”—The Bride
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre :
Aksi—Kekerasan/Eksploitasi—Komedi
Rilis :
Domestic Releases: |
October 10th, 2003 (Wide) by Miramax |
International Releases: |
October 16th, 2003 (Wide), released as Kill Bill: Vol. 1 (Australia) |
April 13th, 2004 by Miramax Video |
|
MPAA Rating: |
R for strong bloody
violence, language and some sexual content |
Durasi : 111 menit
Sutradara : Quentin Tarantino
Pemeran : Uma
Thurman, Lucy Liu, Vivica A. Fox, Michael Madsen, Daryl Hannah, David Carradine, Sonny Chiba, Julie Dreyfus, Chiaki Kuriyama, Gordon Liu, Michael Parks
Episode : -
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Beatrix
Kiddo beserta tunangan dan teman-temannya dibunuh oleh Bill dan anggota
kelompok Deadly Viper Assassination
Squad di sebuah gereja di Texas. Beatrix yang sedang melangsungkan latihan
pernikahan telah diincar oleh Bill yang sakit hati karena Beatrix keluar dari
kelompok Deadly Viper Assassination
Squad dan meninggalkannya untuk hidup bersama laki-laki lain. Meskipun Beatrix
memohon ampun kepada Bill dan mengaku bahwa ia sedang mengandung bayi Bill,
lelaki itu tetap menembakkan peluru ke kepala Beatrix. Ketika pihak kepolisian
tiba di lokasi kejadian, mereka terkejut mengetahui bahwa sang pengantin wanita
masih hidup meski telah dihajar habis-habisa dan ditembak kepalanya. Karena
tidak ada yang mengetahui identitas Beatrix yang sebenarnya, ia hanya dijuluki
sebagai The Bride (Sang Pengantin). Luka yang dialami Beatrice sangatlah parah
sehingga ia tidak sadarkan diri di rumah sakit selama 4 tahun. Dalam kurun
waktu tersebut, pasangan Bill yang bernama Elle Driver alias California
Mountain Snake, mencoba untuk membunuh Beatrix dengan menyuntikkan racun ke
dalam infusnya. Namun, Bill melarangnya demi menjaga harga diri kelompok
mereka.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
Ketika
terbangun 4 tahun kemudian, Beatrix mengetahui bahwa dirinya telah dijadikan
Pekerja Seks Komersial [Sex Worker] oleh seorang pegawai rumah sakit yang cabul
selama dirinya tidak sadarkan diri. Ia akhirnya menyerang pegawai tersebut dan mencuri
mobil pick-up Pussy Wagon miliknya. Beatrix sudah sepenuhnya sadar dan dapat
menggerakkan separuh tubuhnya dengan baik. Masalahnya, ia belum bisa
menggerakkan separuh bagian bawah tubuhnya dan memerlukan waktu belasan jam
untuk bisa berdiri dan berjalan kembali. Setelah pulih, ia membuat daftar nama
pelaku pembunuhan yang telah menyiksanya dan membunuh orang-orang yang ia
sayangi. Nama-nama orang itu adalah:
1. O-Ren Ishii [codename Cottonmouth]
2. Vernita Green [codename Copperhead]
3. Budd [codename Sidewinder]
4. Elle Driver [codename California Mountain Snake]
5. Bill [codename Snake Charmer]
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
Kill
Bill tidak diceritakan secar runtut. Maka, musuh pertama yang ditampilkan dalam
film ini justru musuh ke dua di dalam daftar, Vernita Green. Setelah “membunuh”
Beatrix, Vernita pensiun dari dunia kriminal dan kini menjadi seorang ibu rumah
tangga. Ketika Beatrix mendatangi rumahnya, Vernita sangat terkejut dan mereka
berdua berkelahi hingga membuat seisi rumah berantakan. Tak lama kemudian, anak
perempuan Vernita yang baru berusia 4 tahun pulang dan menanyakan penyebab
rumah mereka berantakan. Vernita menjelaskan bahwa rumah itu dikacaukan oleh
seekor anjing dan meminta puterinya untuk segera pergi ke dalam kamar sementara
ia menyambut “sahabatnya”, Beatrix. Beatrix menyatakan enggan membunuh Vernita
di hadapan puterinya. Maka, ia menawarkan untuk bertarung di sebuah lokasi yang
telah ditentukan. Namun, Vernita hanya mengulur waktu untuk menembak Beatrix.
Beruntung, tembakan itu meleset dan Beatrix berhasil membunuh Vernita—tepat di
hadapan puterinya.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
Setelah
target ke dua tewas dan sebelum Beatrix menyerang target ke tiga, alur cerita
film ini berjalan mundur untuk menceritakan tentang target pertama Beatrix,
O-Ren Ishii yang berada di Jepang. Ia juga sebenarnya bertujuan untuk menemui
Hattori Hanzo, sang pembuat pedang legendaris yang kini telah pensiun dan
menjadi koki. Karena Bill dulunya merupakan murid Hattori, Beatrix menuntut
Hattori untuk membuatkan sebuah pedang yang akan digunakan untuk membalaskan
dendamnya. Dengan berat hati, Hattori menyanggupi tuntutan tersebut. Setelah
mendapatkan pedangnya, Beatrix mulai mengamati gerak-gerik O-Ren. Ia
menceritakan kisah masa lalu O-Ren yang menjadikannya sebagai musuh yang tidak
bisa dianggap remeh. O-Ren merupakan seorang anak yatim piatu yang tumbuh besar
dengan penuh dendam kepada boss Yakuza yang telah membunuh orangtuanya. Di usia
20-an, O-Ren sudah menjadi pembunuh bayaran yang handal dan bergabung dengan
Bill. Setelah selesai “membunuh” Beatrix, ia pergi ke Jepang dan mengambil alih
kekuasaan sebagai pemimpin Yakuza yang paling dihormati dan ditakuti.
Sanggupkah Beatrix menyelesaikan misi balas dendamnya melawan 5 bekas rekan
kerjanya sendiri?
“As I said before, I've allowed you to keep
your wicked life for two reasons. And the second reason is so you can tell him
in person everything that happened here tonight. I want him to witness the
extent of my mercy by witnessing your deformed body. I want you to tell him all
the information you just told me. I want him to know what I know. I want him to
know I want him to know. And I want them all to know they'll all soon be as
dead as O-Ren.”—The Bride
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Kill
Bill Volume 1 merupakan sebuah film Aksi Martial Arts yang kental dengan unsur
Kekerasan/Eksploitasi berbumbu Komedi. Konsep film ini sudah logis sesuai
dengan genrenya. Sebagai sebuah film Aksi, Kill Bill boleh menampilkan berbagai
adegan kekerasan yang tidak masuk akal terjadi di dunia nyata atau di dalam
genre Drama. Hal inilah yang menyebabkan kenapa banyak sekali karakter film
Aksi masih sanggup berkelahi walau sudah berkali-kali dipukuli dengan
senjata—atau bahkan sudah terkena luka tembakan. Meski demikian, film Aksi
masih harus menjaga logika perkelahiannya senyata mungkin [sebisa mungkin
membuat adegan kekerasan yang tidak logis menjadi logis]. Dalam film The Fugitive, misalnya, aktor Harrison
Ford tidak berkelahi seekstrim Arnold Schwarzenegger dalam film Predator karena keduanya memiliki latar belakang yang berbeda dan
konsep Aksinya juga berbeda. Karena The
Fugitive mengeksplorasi adegan Aksi yang paling mendekati realita, maka
berbagai adegan Aksinya jauh lebih logis dibandingkan dengan Predator. Kemampuan Schwarzenegger dalam
melawan alien masih dapat dimaklumi karena latar belakang tokohnya memang
seorang agen khusus yang sangat ahli dalam menjalankan berbagai misi berbahaya.
Ceritanya tidak akan logis jika Harrison Ford dari film The Fugitive yang berhasil melawan alien karena latar belakangnya
adalah seorang dokter. Dalam film Kill Bill, latar belakang Beatrix Kiddo sudah
sangat jelas: ia adalah mantan pembunuh bayaran yang sangat mahir dalam
bertarung baik secara fisik atau menggunakan senjata. Musuh yang ia lawan pun
sudah dijelaskan latar belakangnya masing-masing: mereka semua sama-sama
merupakan pembunuh yang ahli dan berdarah dingin.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
Meskipun
Kill Bill sudah menyajikan konsep Aksi yang baik, film ini menyajikan terlalu
banyak adegan tidak logis bahkan untuk standar film Aksi. Misalnya, bagaimana
Beatrix Kiddo bisa melawan sekelompok mafia dengan cara yang tidak wajar dan
bagaimana reaksi anggota mafia ketika kehilangan anggota tubuh mereka juga
terlalu mengada-ada. Aksi dan reaksi perkelahian dalam film ini sangat tidak
realistis, bahkan lebih tidak realistis dibandingkan dengan The Expendables. Namun, film ini sejak
awal bukanlah sebuah film Aksi murni. Kill Bill menggunakan unsur
Kekerasan/Eksploitasi yang umum digunakan dalam film-film Martial Arts di era
1980-an yang terkesan “murah” karena memang film-film semacam ini dulunya
seringkali merupakan film-film Kelas B dan dengan sengaja [atau tidak sengaja,
karena keterbatasan] menggunakan unsur Komedi. Bahkan, penggabungan konsep film
serius seperti Horror dengan Komedi umum sekali dijumpai di era 1980-an seperti
dalam film Evil Dead (1981) dan A Nightmare
on Elm Street (1984). Dengan demikian, [Spoiler] adanya tangan dan kaki
yang ditebas dan darah mengucur seperti water shower yang terlihat tidak masuk
akal untuk standar film Aksi seperti The
Fugitive, John Wick, atau Exit Wounds, sudah masuk akal untuk film
Kill Bill karena memang genrenya mengizinkan film ini untuk tampil lebih
ekspresif dan membelokkan logika secara lebih ekstrem.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Film
ini memang tidak diceritakan secara urut. Bahkan, Chapter One dari film ini
memiliki judul Two/2. Pemberian judul ini memberikan sebuah kontras yang
sekaligus menampilkan konsep Komedi: cukup menggelikan ketia judul Pertama
adalah ‘Kedua’. Meski tidak diceritakan secara urut, alur cerita film ini masih
tetap konsisten. Sebuah film yang konisten tidak harus menampilkan urutan
ceritanya dalam satu garis waktu yang jelas ke depan, tetapi bisa juga
menghadirkan kilas balik atau berjalan mundur. Waktu kejadian di dalam sebuah
film bukanlah hal yang menentukan konsisten atau tidaknya cerita film tersebut.
Konsistensi cerita bergantung pada konsisten atau tidaknya sebuah film
mengeksplorasi masalah dalam sebuah film dan memecahkannya. Kill Bill fokus
pada permasalahan Beatrix Kiddo yang bertekad membalas dendam kepada
orang-orang yang telah berbuat jahat kepadanya. Alur cerita film ini tidaklah
urut, tetapi kesemuanya memiliki peran mengeksplorasi masalah Beatrix Kiddo
yang penting untuk menghantarkan ceritanya kepada pemecahan masalah. Tidak ada
percabangan cerita yang tidak penting untuk dieskplorasi sehingga mengganggu
fokus cerita dan membuat alur ceritanya menjadi tidak konsisten.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan aktor dalam film ini sudah baik. Masing-masing dari mereka telah memerankan karakter mereka sesuai deskripsinya dengan baik.
04 Music Match
Musik
dan lagu yang disajikan dalam film ini sudah baik karena menyesuaikan dengan
nuansa adegan yang ditampilkan. Album soundtrack Kill Bill Volume 1 pun
mendapatkan tanggapan yang positif dari kalangan pengamat musik dan berada di
posisi yang tinggi dalam berbagai daftar album terlaris.
Professional ratings [Kill
Bill Volume 1 Soundtrack Album] |
|
Review scores |
|
Source |
Rating |
|
|
(8.0/10)[2] |
|
A−[3] |
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
05 Cinematography Match
Sinematografi
dalam film ini sudah baik karena telah menampilkan adegan Aksi dengan
sejelas-jelasnya. Selain itu, berbagai adegan kekerasan yang “berlebihan” juga
diperlihatkan dengan sangat jelas sehingga menguatkan nuansa Martial Arts
1980-an yang artinya sinematografi dalam film ini sudah mendukung logika
ceritanya. Dalam sebuah adegan yang mengeksplorasi masa lalu O-Ren Ishii, film
Kill Bill beralih dari live action menjadi animasi. Selain merupakan sebuah
pilihan artistik, perubahan format film ini berhasil mendukung logika ceritanya
untuk menampilkan berbagai adegan kekerasan dengan jauh lebih ekspresif lagi.
Dengan menggunakan format animasi, sutradara film ini dapat menentukan dengan
lebih leluasa sudut pengambilan gambar karakter-karakternya sehingga kembali
lagi pada poin sebelumnya, memperkuat [amplify] seberapa ekspresif-nya setiap
gerakan [baik manusia atau benda] di dalam adegan tersebut.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
06 Costume Design
Kostum
yang digunakan dalam film in sudah baik karena sesuai dengan masing-masing
karakter dan lokasi [serta waktu] sebuah adegan. Beatrix Kiddo dan Vernita
Green [Copperhead] mengenakan pakaian kasual ketika bertemu di area perumahan
Amerika di siang hari. Ketika berkendara di Jepang, Beatrix mengenakan jaket
yang serasi dengan sepeda motor yang ia kendarai dan jaket berwarna kuning
tersebut menjadi “icon” yang sangat diingat dalam film ini. Karakter O-Ren
Ishii menggunakan pakaian yang sangat berbeda antara ketika ia masih menjadi
anggota Deadly Viper dan setelah menjadi pemimpin Yakuza. Di balik kemampuan
bertarung yang luar biasa dalam diri O-Ren, dirinya juga senantiasa menjaga
sebuah “image” sebagai pemimpin sebuah organisasi yang ditakuti di Jepang dan
menikmati posisinya. Karakter ini sebetulnya mirip sekali dengan karakter
Professor Ratigan dalam animasi Disney The
Great Mouse Detective. Aktor legendaris Vincent Price [pengisi suara
Ratigan] menyatakan bahwa karakter semacam ini bukan hanya senang “menjadi”
villain, tetapi senang “berperan” sebagai villain—seolah-olah dirinya sedang
memerankan sosok villain dengan “image” yang harus dijaga baik-baik.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang. Lokasi pengambilan gambar sudah
berhasil mengakomodasi narasi dalam film ini sehingga setiap adegan dapat
ditampilkan dengan baik. Latar belakang restoran di Jepang, misalnya, memiliki
banyak ruangan tertutup, tangga, dan koridor yang mendukung adegan pertarungan
antara Beatrix Kiddo dengan anak buah O-Ren yang memerlukan berbagai atraksi
termasuk berjumpalitan di tangga.
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual Kill Bill sudah baik. Dalam adegan anggota tubuh yang dipotong, film ini
menyajikan efek darah yang menyembur dengan lebih ekspresif dibandingkan
realita. Dengan demikian, efek visual dalam adegan-adegan tersebut telah
mendukung logika ceritanya. Meski terlihat berlebihan, darah yang mengucur
sudah terlihat seperti darah. Hasil presentasi film ini pun sudah baik—bahkan
dalam kondisi latar belakang yang gelap, penonton tetap bisa menyaksikan detil
adegan Aksi yang dtampilkan.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Sebagian
besar penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
91% liked this film Google users |
10 Intentional Match
Sutradara
Quentin Tarantino menginginkan agar Kill Bill menjadi seperti Indiana Jones bagi Steven Spielberg dan
Geroge Lucas. Indiana Jones lahir
dari kecintaan penciptanya terhadap serial petualangan di era 1930-an. Mereka
mengambil berbagai aspek yang menarik dari film dan serial yang mereka sukai
semasa kecil dan mengubahnya menjadi sebuah film yang profesional dan [kala
itu] kontemporer. Quentin Tarantino mengaku sangat menyukai film-film Martial
Arts Jepang di era 1980-an dan ingin menggunakan aspek-aspek yang menarik dari
film-film tersebut untuk dibuat dengan lebih serius dan mampu menghibur
penonton era 2000-an. Dengan kata lain, segala bentuk kekonyolan, lelucon, dan
ekspresi yang berlebihan dalam film ini bukan terjadi karena sutradara Quentin
Tarantio tidak sadar dengan apa yang ia buat atau tidak mampu membuat sebuah
film Aksi, tetapi semua itu benar-benar disengaja dan memiliki alasan-alasan
logis yang dapat ditelusuri. Apabila alasan-alasan tersebut sudah ada sejak
awal dan dapat ditelusuri, itu artinya aspek artistik film ini tidaklah Pretentious.
Kill Bill Volume 1 telah berhasil mempopulerkan kembali pecahan genre Aksi yang
sempat populer di era 1980-an dan “menyempurnakannya” sehingga berhasil memukau
kalangan penonton dan kritikus film.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Saya
bingung, kira-kira kata apa yang paling tepat untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan film ini. Saya benar-benar dibuat terpukau oleh film ini. Para
pemainnya sangat bagus dalam berakting, sinematografi dan koreografinya sangat
memukau, lagunya sangat sesuai dengan nuansa filmnya, dan konsep ceritanya
sendiri menurut saya terkesan “Baru”—ada beberapa film yang menggunakan konsep
serupa, tetapi kesemuanya tidak mampu memberikan kesan “Baru” atau “Segar”
seperti yang diberikan oleh Kill Bill Volume 1. Entah berapa kali saya
bergumam, “Keren!” selama menonton film ini. Bahkan ketika menonton film ini
untuk yang ke sekian kalinya, saya masih bisa merasa terhibur dan tetap
menganggap berbagai adegannya “Keren”. Implementasi animasi [anime] dalam film
ini pun sangat unik dan sangat saya apresiasi. Seri The Matrix memunculkan seri Animatrix
yang mengeksplorasi dunia The Matrix
dengan animasi sehingga eksplorasi universe-nya dapat menjadi lebih ekspresif
dan tetap terkesan menyatu dengan film live-action-nya. Sequence animasi dalam
Kill Bill Volume 1 diracik dengan pas dan benar-benar menguatkan keunikan film
ini—tetapi tetap terasa masih menjadi bagian dari film, tidak terkesan seperti
dua bagian yang terpisah. Kill Bill
Volume 1 is amazing—it is an Action Feast you wish never to come to an end!
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
02 Awards
Berdasarkan
laporan IMDb, Kill Bill Volume
1 memenangkan 29 penghargaan dan menerima 103 nominasi. Film ini memenangkan penghargaan untuk kategori Best Actress
dan Best Director dalam Empire Awards.
03 Financial
Dari
dana sebesar $30 juta, film ini berhasil menjual tiket bioskop sebesar $176
juta. Maka, Kill Bill Volume 1 dinyatakan sukses secara finansial.
Kill Bill Volume 1 (2003) Theatrical
Performance |
||
Domestic
Box Office |
$70,098,138 |
|
International
Box Office |
$106,371,290 |
|
Worldwide
Box Office |
$176,469,428 |
|
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
04 Critics
Mayoritas
kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
05 Longevity
Kill
Bill Volume 1 masih tetap populer dan relevan bahkan setelah berusia lebih dari
10 tahun. Tanggapan generasi baru terhadap film ini secara umum tetap positif seperti
ketika film ini pertama kali dirilis pada tahun 2003.
Final Score
Skor
Asli : 10
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 10/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : Kill Bill Volume 1
Rilis : September 2008
Format : Blu-ray Disc [||]
Kode
Warna : -
Fitur : The Making of Kill Bill
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
STREAMING
iTunes: |
|
Google Play: |
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |
©Nabil Bakri Platinum.
Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.
Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari
link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video
atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri
Platinum.
©2003/Miramax/Kill Bill Volume 1/All Rights Reserved. |