Review Film The Matrix (1999) Kudeta Robot Mengubah Manusia Menjadi Baterai

 

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

Review The Matrix (1999) Kudeta Robot Mengubah Manusia Menjadi Baterai

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Fiksi Ilmiah—Aksi [Post-Apocalyptic]

Rilis                 : 31 Maret 1999

Episode           :

Sinopsis

Mr. Anderson adalah seorang pegawai perusahaan software ternama. Namun, ia memiliki identitas ganda sebagai Neo di dunia maya. Mr. Anderson sering melakukan kegiatan jual beli data dan software ilegal. Ia lebih sering menghabiskan waktu di depan komputer ketimbang bersosialisasi. Ia ingin mencari tahu tentang sebuah hal yang bernama The Matrix. Untuk mengungkapnya, ia harus mencari Morpheus yang misterius. Ternyata, Morpheus sedang mencarinya. Morpheus meminta Trinity, pengikutnya, untuk menemui Neo di sebuah klub malam. Trinity menjelaskan pada Neo bahwa dirinya dalam bahaya dan ia akan segera bertemu dengan Morpheus. Keesokan harinya, ada beberapa agen rahasia yang mendatangi kantor Neo dan mencarinya dengan dalih Neo telah melakukan berbagai kegiatan ilegal secara online. Para agen tahu bahwa Neo telah melakukan kontak dengan Morpheus dan timnya. Morpheus adalah buronan paling diincar oleh para agen rahasia terutama agen yang bernama Agen Smith. Karena Neo menolak untuk menceritakan tentang pertemuannya dengan Trinity ataupun pengetahuannya tentang sosok Morpheus yang masih misterius, para agen menanamkan sebuah robot pelacak ke dalam tubuh Neo. Proses penanaman robot itu tergolong mengerikan, namun Neo tiba-tiba terbangun di dalam kamarnya seolah semua itu hanya mimpi.


(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

Trinity meminta Neo untuk menemuinya. Ia bersama dua orang pengikut Morpheus yang lain menjelaskan bahwa Neo telah dipasangi alat pelacak. Trinity kemudian mengeluarkan alat pelacak itu, yang membuat Neo kaget bukan main karena ternyata kejadian mengerikan di kantor para agen bukanlah sebuah mimpi. Trinity membawa Neo menemui Morpheus di sebuah bangunan terbengkalai. Morpheus mengatakan kepada Neo bahwa untuk mengetahui tentang apa itu Matrix yang sesungguhnya, Neo harus melihatnya sendiri karena Matrix tidak bisa sekadar dijelaskan dengan kata-kata. Morpheus memberi Neo dua pilihan berupa pil warna biru dan pil warna merah. Pil warna biru akan mengembalikan Neo ke tempat asalnya dan semua itu seolah tidak pernah terjadi. Sementara pil merah akan memberikan Neo jawaban yang selama ini ia cari-cari. Namun Morpheus menegaskan kalau pilihan ini sangat serius dan tidak bisa dibatalkan. Akhirnya Neo memutuskan untuk menelan pil merah.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

Ternyata, pil itu berfungsi untuk mengetahui lokasi Neo “yang sebenarnya” supaya Morpheus dan timnya bisa “menyelamatkan” Neo dari dalam Matrix. Neo yang asli berada di dalam sebuah tabung di antara jutaan tabung manusia lainnya di sebuah ladang manusia milik para robot. Setelah Neo yang asli diselamatkan, Morpheus menjelaskan kebenarannya kepada Neo. Dahulu, terjadi perang besar antara manusia dan robot yang digerakkan oleh Artificial Intelligence. Di ambang kekalahan, manusia meledakkan langit sehingga bumi senantiasa diliputi kegelapan yang menghalangi sinar matahari menyentuh permukaan bumi. Niat awalnya adalah supaya para robot kehabisan tenaga karena sumber energi matahari sudah dihalangi. Namun para robot jauh lebih pintar dari manusia. Mereka tahu bahwa tubuh manusia bisa menghasilkan listrik yang mampu menggantikan sumber energi matahari mereka. Alhasil, para robot “memanen” manusia untuk dimasukkan dalam tabung dan dijadikan baterai sumber kehidupan robot. Tubuh yang dikurung dalam tabung tidak sadar bahwa dirinya sedang dikurung arena pikiran mereka disalurkan ke sistim realitas virtual, sebuah program super bernama The Matrix—Matrix adalah program komputer yang memerangkap pikiran manusia seolah-olah mereka hidup normal di abad 20.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

Alasan Morpheus menyelamatkan Neo adalah karena Morpheus mengikuti petunjuk dari Oracle, sebuah program di dalam Matrix yang berpihak pada manusia. Sang Oracle meramalkan bahwa akan ada seorang manusia—The One—yang akan mengakhiri perseteruan antara manusia dan robot, serta menyelamatkan keberlangsungan hidup baik umat manusia maupun robot. Neo akhirnya bertemu dengan Oracle yang mengatakan bahwa ia bukanlah The One. Oracle kemudian memberi tahu bahwa Neo punya kendali atas hidup Morpheus yang dengan buta percaya bahwa Neo adalah The One. Sebelum Neo bisa menyelesaikan pergulatan pikirannya, para agen sudah mengincar mereka. Agen-agen ini dirancang khusus untuk menghentikan orang-orang seperti Morpheus yang merusak tatanan sistim dengan membebaskan orang-orang yang memiliki bakat untuk “mendistorsi” sistim komputer The Matrix. Sergapan para agen berhasil membuat Morpheus tertangkap. Para agen menyiksa Morpheus untuk memberitahukan lokasi dan kode rahasia Zion, kota bawah tanah yang tersembunyi dan merupakan satu-satunya pertahanan manusia yang masih berdiri. Perkataan Oracle telah terwujud: Neo punya pilihan untuk membiarkan Morpheus mati mengorbankan diri, atau mengabaikan ramalan dan tetap menyelamatkan Morpheus. Pertarungan yang lebih sengit dengan para agen pun sudah di depan mata. Situasinya semakin berbahaya karena para agen dibantu oleh manusia yang berkhianat.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

01 Story Logic

Logika film ini sudah sejalan dengan logika fiksi ilmiah yang dipadukan dengan aksi. The Matrix telah memberikan penjelasan yang masuk akal sesuai koridor genrenya mengenai bagaimana manusia bisa terjebak di dalam Matrix dan bagaimana orang-orang tertentu bisa memelintir kode program Matrix. Film ini berhasil menjelaskan fenomena yang umum terjadi di kehidupan nyata dengan menggunakan sudut pandang fiksi ilmiahnya. Misalnya, kejadian déjà vu adalah indikasi adanya kode yang diubah atau ditulis ulang di dalam program Matrix. Dalam animasi suplemen Animatrix, penjelasan semacam ini diperdalam lagi dengan contoh lain adanya hantu dan kekuatan sihir yang merupakan anomali atau error di dalam program. Logika yang dipakai oleh Matrix sudah mengekor logika realitas simulasi [simulated reality] yang meyakini [atau mempertanyakan kemungkinan] bahwa manusia hidup dalam sebuah simulasi—bagaimana kalau kita benar-benar hidup di dalam sebuah simulasi komputer dan déjà vu, hantu, sihir, serta berbagai kejadian aneh yang tidak bisa dijelaskan sebenarnya adalah glitch atau error pada beberapa bagian kode dari program simulasi yang memerangkap kita? Tidak hanya konsepnya yang dibuat selogis mungkin sesuai koridor fiksi ilmiah dan filsafat, namun tindakan para karakternya sudah logis. Bahkan alasan kenapa salah satu manusia berkhianat sudah dijelaskan dengan logis dan dapat “dimaklumi” bukan dalam artian “dimaafkan” tetapi bisa dipahami kenapa dia sampai berbuat demikian sehingga tidak mengherankan atau membuat penonton bertanya-tanya soal motivasinya berkhianat pada kaumnya sendiri.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini sudah konsisten. Permasalahan yang dimunculkan di awal sudah dijawab di akhir film. Cerita film ini juga sudah fokus kepada Neo dan perjalanannya mencapai potensi terbesarnya. Meskipun ada banyak poin cerita yang bisa dieksplorasi misalnya kisah hidup Morpheus dan Trinity yang merupakan dua sosok legendaris di kalangan para hacker di dalam Matrix, kisah hidup Tank dan Dozer yang lahir bebas di Zion sehingga tidak pernah terperangkap dalam Matrix, dan tentang kota Zion itu sendiri, tetapi film ini telah mengambil keputusan tepat dengan fokus pada apa yang “sedang terjadi” dan konsisten menceritakan tentang perkembangan karakter Neo. The Matrix kemudian berkembang menjadi franchise dan poin-poin potensial tadi akhirnya dieksplorasi dalam animasi supplementary yakni Animatrix. Keputusan tersebut sudah sangat tepat karena benar-benar bisa membuat film aslinya fokus dan konsisten. Dengan demikian, beban konsep cerita yang sangat berat [karena selain menyinggung konsep simulated reality juga menyinggung filsafat eksistensi manusia] tetap bisa disampaikan dengan mengalir karena dikupas perlahan dan runtut. Kebenaran tentang The Matrix sebagai sebuah program, misalnya, tidak “ujug-ujug” langsung ditampilkan di awal tetapi perlahan diceritakan sehingga penonton benar-benar mengalami sendiri sebagaimana Neo akhirnya mengalami sendiri realita yang sebenarnya dan melihat sendiri perbedaan Matrix dengan dunia nyata.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam film ini sudah tepat. Masing-masing aktor mampu menghidupkan karakter mereka dengan baik. Keanu Reeves memang bukan aktor yang mumpuni dalam film yang mengandalkan dialog. Misalnya saja dalam film Dracula dan Johnny Mnemonic, aktingnya terlihat masih sangat kurang dan sangat kaku—bahkan kalau bicara terang-terangan, tergolong jelek. Namun itu justru sangat pas untuk karakter Neo yang memang jarang bicara dan gerak-geriknya memang kaku. Tak mengherankan jika kemudian Reeves sangat cocok memerankan sosok John Wick yang juga kaku dan sedikit bicara. Porsi narasi dalam film ini didominasi oleh aktor lain. Misalnya Laurence Fishburne sebagai Morpheus telah mampu menjelaskan tentang apa itu The Matrix. Hal serup berlaku untuk Gloria Foster sebagai Oracle. Hugo Weaving mampu menghidupkan sosok Agen Smith yang dingin dan ambisius—bahkan dalam film Weaving yang berikutnya yakni The Lord of the Rings, ia berperan sebagai Lord Elrond yang juga sikapnya cenderung dingin meskipun bukan antagonis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemilihan aktor untuk film ini sudah baik dan sesuai dengan kemampuan terbaik para pemainnya.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

04 Music Match

Musik yang dipakai dalam film ini telah mengalun sejalan dengan ceritanya sehingga tidak ada nuansa nada yang seperti “keluar jalur” dari narasi dan genrenya. Selain itu, musik yang digunakan dalam film ini mendapat tanggapan positif dari kritikus musik. Album soundtrack-nya pun berhasil menduduki posisi atas berbagai daftar musik dan lagu seperti posisi 7 dalam Billboard 200, posisi 2 dalam Austrian Albums Ö3 Austria, dan posisi 2 dalam Norwegian Album VG-lista.

05 Cinematography Match

Sinematogrfi dalam film ini mendapat pujian dari berbagai kalangan karena menampilkan sudut-sudut pengambilan gambar yang dirasa spektakuler, “keren” dan tergolong masih “baru” di kala perilisannya tahun 1999. Karena saya adalah seorang reviewer, saya diharuskan untuk menyelidiki lebih lanjut ke segmen behind-the-scenes film ini supaya saya bisa lebih memahami filmnya dan mengerti proses pembuatannya untuk jadi bahan pertimbangan saat memberikan penilaian. Dalam dokumenter pembuatan film ini yang disertakan dalam rilisan DVD-nya, dijelaskan bagaimana adegan dalam film ini direkam dan dengan mengimplementasikan teknologi apa sehingg tercapai keinginan sutradaranya menampilkan sinematografi sebagaimana yang ada di dalam film atau produk akhirnya. Sinematografi dalam film ini tidak hanya menguatkan unsur cyberpunk dan inspirasi dari manga, tetapi juga menjadi pionir dalam sinematografi dan koreografi slow-motion yang melibatkan perputaran kamera 360o dengan mengimplementasikan jajaran kamera yang memang disusun sedemikian rupa untuk menangkap gambar secara individual dari berbagai sudut yang diinginkan secara bersamaan.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum. Pemilihan kostum dalam film ini telah benar-benar mampu menunjukkan kontras antar pengelompokan karakternya sehingga membuat jalannya cerita mengalir lebih lancar. Kostum para agen berbeda dengan kostum tim Morpheus—dan kostum tim Morpheus di dalam Matrix berbeda jauh dengan kostumnya di dunia nyata. Maka, antara kostum Agen, manusia di dalam Matrix, tim Morpheus di dalam Matrix, dan tim Morpheus di dunia nyata, memiliki perbedaan yang menyolok dan mudah sekali diidentifikasi.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang. Penggunaan latar belakang CGI dalam film ini sudah sangat baik untuk ukuran film tahun 1999. Poin ini erat hubungannya dengan poin Special Effects.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

08 Special and/or Practical Effects

Efek yang digunakan dalam film ini sudah baik. Jika disejajarkan dengan film-film seangkatan, The Matrix merupakan salah satu yang terbaik dan stands out. Itu karena film ini bukan hanya menggunakan teknologi dan teknik yang sudah ada, tetapi juga mengembangkan teknologi dan teknik yang baru. Implementasi teknologi dalam mendukung sinematografi film ini adalah salah satu keunggulan The Matrix. Efek untuk robot, ledakan, serta keadaan dunia nyata sudah sangat baik. Keunggulan lain dari film ini adalah penggunaan efek nyata/practical effects sehingga benar-benar bisa memperkuat kesan spektakuler film ini dan memang menunjukkan seberapa “nyata” film ini karena memang masih menggunakan efek nyata sehingga tidak terlihat ketinggalan jaman bahkan setelah dua puluh tahun dari waktu film ini pertama kali dirilis. Hasil presentasi format gambar dan warna dalam film ini juga sudah baik, terutama karena setiap adegan aksi ditampilkan sejelas mungkin ketimbang dibuat terlalu gelap.

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan respons yang positif untuk film ini. Tidak mengherankan jika film ini meraih keuntungan besar dari penjualan tiket. Film ini juga ramai dibicarakan dalam online chatroom dan blog yang memang sedang populer pada masanya. Bahkan animo masyarakat terhadap film ini difasilitasi oleh Warner Bros. lewat perilisan DVD-nya yang memiliki fitur online berlimpah termasuk akses menuju situs The Matrix dan ruang diskusi online yang alamatnya diukir secara permanen di dalam DVD-ROM The Matrix—meskipun sekarang support untuk fitur tersebut sudah dihentikan.

10 Intentional Match

Film ini telah memenuhi ekspektasi pembuatnya. Visi The Wachowski’s telah disampaikan dengan baik oleh The Matrix.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Saya adalah satu dari banyak orang yang menonton The Matrix saat masih SD dan sama sekali tidak paham dengan alur ceritanya. Maka saya beranjak dewasa meyakini bahwa The Matrix adalah sebuah film yang “tidak bagus”. Namun saat kuliah, saya memutuskan untuk menonton film ini sekali lagi dan benar-benar memfokuskan diri. Akhirnya, setelah menonton ulang, pandangan saya tentang film ini berubah total. The Matrix adalah salah satu film terbaik yang pernah saya saksikan dan memberikan saya wawasan baru tentang simulated reality dan bagaimana dunia bekerja. Saya pun cenderung meyakini bahwa dunia ini merupakan sebuah program komputer raksasa karena toh dunia ini diciptakan dengan ketepatan matematika dan nyaris tidak ada yang terbentuk secara kebetulan dan tiba-tiba. Maka hal-hal yang tidak bisa dijelaskan seperti kemunculan hantu, UFO, dan kasus seperti Missing 411 menjadi bisa dipahami dengan argumen bahwa hal-hal supranatural itu adalah glitch di dalam sistem—bahwa memang ada anomali yang tidak bisa dijelaskan secara nalar karena memang keberadaannya di luar algoritma yang sudah ditentukan. Film ini pun membuat saya yakin betul bahwa 1) saya masih terlalu kecil saat menonton film ini untuk pertama kali sehingga saya belum paham, dan 2) Terkadang kita perlu menonton ulang sebuah film untuk benar-benar yakin soal kualitasnya karena siapa tahu saat pertama kali menonton itu kita-nya yang kurang paham, kelelahan, atau sedang bad-mood. Hal serupa saya alami dengan Watchmen dan The Tree of Life yang keduanya saya tonton dua kali baru benar-benar paham dan pandangan saya yang negatif berubah positif. Dalam kasus Watchmen, saya-nya yang memang kurang wawasan, sedangkan The Tree of Life saya sedang kelelahan sehingga tidak fokus menontonnya. Pada akhirnya, saya hanya bisa memberikan tanggapan sederhana namun tulus ntuk The Matrix, Well done

(C) 1999/Warner Bros. Pictures/Warner Home Video [Captured Images]/allrights reserved.

02 Awards

The Matrix meraih berbagai penghargaan termasuk 4 piala Oscar. Sebagian besar peghargaan yang diterima adalah apresiasi tertinggi untuk efek, sinematografi, dan penataan musik film ini yang memang fenomenal dan masih menjadi pengaruh atau inspirasi untuk banyak film aksi hingga lebih dari dua dekade setelah filmnya dirilis.

03 Financial

Film ini sukses besar secara finansial. Dari dana sebesar $63 juta, The Matrix mampu mendapatkan $465 juta. Film ini dirilis di era VHS, VCD, dan berada di momen strategis DVD-boom ketika penjualan DVD sedang tinggi-tingginya. DVD original film ini saja telah terjual lebih dari 30 juta keping. The Matrix juga dirilis ulang dalam format Blu-ray serta Blu-ray 4K yang berarti semakin menambah keuntungan film ini.

04 Critics

Mayoritas kritikus film memberikan tanggapan positif untuk film ini.

05 Longevity

Film ini masih tetap populer setelah lebih dari 10 tahun dirilis. Tanggapan publik dan kritikus tetap mayoritas positif dan film ini masih sering diperbincangkan.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 10/10

Spesifikasi DVD

[Gunakan Open Image in New Tab atau Unduh gambar informasi ini untuk diperbesar]

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95

***

Edisi Review SingkatPLUS+

[PLUS+ Lebih dari jumlah halaman standar Review Singkat yang berjumlah 6 halaman]

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.