Review Film The Evil Dead (1981) Pondok Tua Sarang Iblis [The Original Fear for Cabin in the Woods]

 

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Review dan Sinopsis The Evil Dead (1981) Pondok Tua Sarang Iblis [The Original Fear for Cabin in the Woods]

Oleh Skywalker HunterNabil Bakri

“I have seen the dark shadows moving in the woods and I have no doubt that whatever I have resurrected through this book is sure to come crawling... for me.”—Archeologist Raymond Knowby

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Horror [Supranatural] | Film kelas B

Rilis                 : 15 Oktober 1981

Durasi             : 85 menit

Sutradara       : Sam Raimi

Pemeran         : Bruce Campbell, Ellen Sandweiss, Richard DeManincor, Betsy Baker, Theresa Tilly

Episode           : -

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Sinopsis

Ash Williams dan saudarinya Cheryl Williams, pergi bersama Linda yang merupakan kekasih Ash, dan dua orang teman mereka dari Michigan State University; Scott dan kekasihnya Shelly untuk mengunjungi sebuah pondok tua yang terpencil. Pondok terbengkalai yang baru saja dibeli itu letaknya sangat terpencil dan hanya dapat dilalui dengan jembatan yang rapuh. Di tengah-tengah jembatan, roda belakang mobil yang mereka tumpangi sempat terperosok akubat kayu jembatan yang sudah lapuk. Namun mereka akhirnya berhasil menyeberangi jembatan tersebut. Sesampainya di depan pondok yang sudah tua dan tampak tidak terawat itu, mereka semua melihat ayunan yang bergerak dengan sendirinya. Hal tersebut cukup wajar karena hembusan angin cukup kuat. Begitu Scott meraih kunci untuk membuka pintu pondok itu, ayunan yang tadinya berayun sendiri tiba-tiba berhenti. Kelima sahabat itu merasakan keanehan, tetapi mereka tidak terlalu memikirkannya dan melanjutkan rencana liburan mereka bermalam di pondok itu. Ketika malam tiba, sebelum makan malam siap, Cheryl menghabiskan waktu dengan menggambar jam yang ada di pondok tersebut. Namun tiba-tiba, tangannya bergerak sendiri dan menggambar sebuah benda yang berbentuk seperti sebuah buku yang aneh. Ketika tengah menyantap makan malam, kelima orang itu dikejutkan oleh pintu ruang bawah tanah yang terbuka dengan sendirinya. Scott pergi untuk menyelidikinya, diikuti oleh Ash. Di ruang bawah tanah, Ash dan Scott menemukan barang-barang milik penghuni pondok sebelumnya, yakni seorang arkeolog. Mereka berdua menemukan sebuah rekaman suara si arkeolog dan sebuah buku yang aneh bentuknya.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Ash dan Scott membawa rekaman dan buku itu ke atas. Buku itu berbentuk seperti gambar aneh yang dibuat oleh Cheryl secara gaib. Sampai sejauh ini, hanya Cheryl yang sudah mengalami kejadian mistis sehingga ialah satu-satunya yang merasa takut dengan temuan Ash dan Scott. Ketika rekaman itu diputar, mereka akhirnya tahu bahwa pondok itu digunakan oleh seorang arkeolog bersama istrinya untuk meneliti buku gaib yang bernama Naturom Demonto. Menurut sang arkeolog, sampul buku tersebut dibuat dari kulit manusia dan ditulis dengan tinta dari darah manusia. Ia kemudian menjelaskan jika buku tersebut memiliki kekuatan untuk memanggil makhluk gaib dari dimensi lain jika mantra di dalamnya dibaca—yang tentu saja dibaca oleh sang arkeolog. Rekaman tersebut kemudian berlanjut pada rekaman sang arkeolog membacakan mantra dari Naturom Demonto. Hal tersebut kemudian membangkitkan kekuatan-kekuatan jahat yang bertujuan untuk membunuh kelima sahabat tersebut, sebagaimana mereka membunuh arkeolog dan istrinya. Meskipun keanehan-keanehan cuaca terus terjadi, para penghuni pondok tidak menganggapnya dengan serius—kecuali Cheryl yang sangat ketakutan. Tak lama kemudian, ketika Cheryl hanya seorang diri, ia ditangkap oleh hutan yang menjadi hidup; ranting dan tumbuhan rambat yang telah dirasuki oleh iblis dari Naturom Demonto menyekapnya dan memperkosanya. Dengan susah payah, Cheryl akhirnya berhasil meloloskan diri dan kembali ke pondok. Lagi-lagi, teman-temannya tidak percaya dengan perkataannya. Cheryl bersikeras untuk diantarkan kembali ke kota. Akhirnya, Ash mengantarkan Cheryl untuk kembali ke kota. Namun, mereka tidak bisa kembali karena jembatan yang menjadi satu-satunya akses telah rusak parah, seperti dengan sengaja dihancurkan. Ash dan Cheryl pun tidak punya pilihan kecuali kembali ke pondok.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Sesampainya di pondok, Ash kembali mendengarkan rekaman suara arkeolog untuk mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang sebelumnya terjadi. Arkeolog tersebut menyatakan bahwa iblis dari Naturom Demonto dapat merasuki apapun termasuk manusia, dan satu-satunya cara mengalahkan manusia yang dirasuki adalah dengan memutilasinya. Liburan yang semestinya menyenangkan tersebut mulai terasa mencekam. Linda dan Shelly mengisi waktu dengan bermain tebak kartu. Secara tiba-tiba, suara Cheryl menjadi serak dan secara ajaib berhasil menebak seluruh kartu yang ada di tangan Shelly. Cheryl telah dirasuki iblis dari Naturom Demonto dan kini memiliki kekuatan yang luar biasa. Dengan suara yang menakutkan, Cheryl mempertanyakan alasan mereka membangunkan iblis yang sedang beristirahat dan mengancam akan membunuh mereka semua. Ia menyerang Linda dengan menancapkan sebuah pensil di dekat mata kaki Linda. Cheryl dapat dengan mudah melawan Ash dan Scott karena kini ia memiliki kekuatan yang luar biasa. Scott akhirnya berhasil mendesak Cheryl masuk ke dalam ruang bawah tanah dan menutup pintunya serta mengunci pintu tersebut dengan rantai. Meskipun pintu itu tidak bisa lagi dibuka oleh Cheryl, namun pintu itu tidak tertutup rapat sehingga Cheryl masih bisa melihat keluar dan teman-temannya masih bisa melihatnya berubah menjadi sosok yang mengerikan, yang tidak berhenti mendengus seperti monster. Teman-teman Cheryl mulai berdebat soal apa yang harus mereka lakukan. Rencananya, mereka akan mencoba bertahan sampai matahari terbit, tetapi iblis dari buku Naturom Demonto tidak akan membiarkan mereka hidup sampai matahari terbit. Sanggupkah mereka keluar dari pondok terpencil dan terisolasi itu hidup-hidup?

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

01 Story Logic

The Evil Dead adalah sebuah film Horror Supranatural yang termasuk dalam kategori film Kelas B. Dengan mempertimbangkan posisi atau kodrat film ini sebagai sebuah film hantu dengan dana alakadarnya, maka sudah jelas kita tidak bisa menyamakannya dengan film-film Kelas A yang disokong oleh rumah produksi, sutradara, atau artis terkenal Hollywood—seperti The Omen (1976), misalnya, yang juga sama-sama masuk dalam genre Horror Supranatural. Secara umum, logika dalam The Evil Dead sudah baik. Film ini menceritakan tentang kekuatan gaib yang muncul di lokasi terpencil dan hanya melibatkan segelintir orang yang benar-benar terlibat saja. Seringkali, cerita Horror Supranatural memunculkan sosok hantu yang meneror semua orang, meskipun orang tersebut sama sekali tidak ada sangkut-pahutnya dengan si hantu. Dalam film The Grudge (2004), misalnya, narasinya menjadi kurang logis ketika hantu Kayako Seiki menghantui siapa saja yang pernah masuk ke dalam rumahnya, meski hanya masuk untuk menengok atau mengirimkan sesuatu. Ceritanya akan lebih logis apabila Kayako akan menyerang siapa saja yang mengubah, mengambil, atau memindahkan sesuatu di dalam rumahnya—karena jika ia harus membunuh setiap orang yang pernah masuk ke rumahnya, maka seluruh warga kota bisa tewas dibunuhnya. Hal yang tidak logis semacam ini tidak ditemui dalam The Evil Dead.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Sedari awal, film ini menegaskan bahwa orang yang diserang hanyalah mereka yang terlibat secara langsung, yakni kelima sahabat yang secara tidak langsung membacakan mantra dari buku Naturom Demonto. Sebelumnya, buku itu dibaca oleh Profesor Raymond Knowby yang tewas diserang iblis dari Naturom Demonto. Ketika kelima sahabat itu datang ke pondok terpencil, mereka tidak langsung dibunuh oleh para iblis karena mereka tidak membacakan mantra dari Naturom Demonto. Hanya saja, Naturom Demonto sendiri memang “mengarahkan” mereka untuk membacanya—tetapi semua itu tetap sepenuhnya keputusan mereka. Sebelum para pemuda ini berlibur di pondok, tentunya lokasi itu sudah pernah ditempati orang lain sebelum dijual. Namun, tidak ada kejadian yang mengancam nyawa karena tidak ada yang membaca buku Naturom Demonto. Pemilihan lokasi yang terpencil juga membuat ceritanya menjadi semakin logis karena kemunculan iblis mengerikan di tengah kota atau di dalam Internet Café [WarNet] tentu saja akan tampak konyol—coba saja bandingkan dengan hantu Kayako yang muncul di kota dan rumahnya ada di sebuah pemukiman yang cukup padat. Dengan demikian, The Evid Dead telah menyediakan konsep dengan batasan-batasan dan aturan yang jelas sehingga masuk akal sesuai genrenya.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Meskipun sudah baik dari segi konsep dan gambaran cerita secara umum, film ini memiliki permasalahan logika pada detil cerita. Pertama, buku Naturom Demonto sudah pernah dibaca oleh Profesor Raymond yang membuka pintu gaib bagi iblis untuk masuk ke alam manusia. Karena profesor dan istrinya tewas diserang iblis, seharusnya iblis tersebut masih berkeliaran di sekitar pondok. Maka, seharusnya iblis itu menyerang para pemuda secara langsung ketika mereka memutuskan untuk menginap di sana [kekuatan iblis Naturom Demonto melemah ketika siang hari]. Namun, mereka hanya diganggu oleh buku Naturom Demonto itu sendiri yang menuntun mereka agar membacanya. Hal ini dibuktikan dengan kemarahan iblis yang mempertanyakan alasan para pemuda itu “membangunkannya” dengan membacakan mantra Naturom Demonto. Padahal, ia seharusnya sudah “dibangunkan” sejak lama oleh Profesor Raymond. Poin narasi ini akan lebih logis jika Ash mengetahui bahwa sang Profesor berhasil melakukan sesuatu untuk “menidurkan” iblis tersebut untuk sementara waktu sebelum ia tewas.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Permasalahan detil lainnya datang dari Cheryl, saudari Ash. Ia adalah satu-satunya anggota kelompok pemuda tersebut yang datang tanpa kekasih. Ia adalah anggota yang pertama kali mengalami kejadian gaib ketika tangannya bergerak sendiri [digerakkan oleh Naturom Demonto] dan menggambar buku Naturom Demonto. Dengan demikian, Cheryl tahu betul bahwa kawasan tersebut angker dan berbahaya. Cheryl juga merupakan anggota yang paling ketakutan terhadap pondok itu dan memaksa Ash segera mematikan rekaman Profesor Raymond. Namun ketika iblis itu akhirnya bangkit, justru Cheryl berani keluar dari pondok menuju hutan untuk menyelidikinya sendiri. Dalam film Horror, wajar sekali jika karakternya melakukan hal yang tidak logis seperti membahayakan dirinya sendiri—seperti yang dilakukan oleh Cheryl. Namun, ceritanya akan lebih logis jika karakter yang berani masuk ke dalam hutan untuk menyelidiki adalah karakter lain yang belum mengalami hal gaib dan tidak percaya pada hal-hal gaib. Dengan demikian, tidak muncul pertanyaan, “Kenapa dia tiba-tiba menjadi pemberani?”. Masih terdapat beberapa kejanggalan lagi dalam film ini, tetapi sifatnya tidak sampai merusak Logika Cerita sepenuhnya.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Kekurangan dalam Konsistensi Cerita di film ini berkaitan dengan poin Logika Cerita. Proses munculnya iblis Naturom Demonto masih kurang konsisten, begitu juga batasan kekuatannya dan bagaimana caranya merasuki manusia—karena tampaknya berbeda-beda tergantung karakternya. Namun permasalahan konsistensi yang paling besar bukanlah terletak pada detil cerita, tetapi pada konsepnya. The Evil Dead senantiasa mengalami perubahan konsep cerita dari Horror Supranatural yang serius menjadi Horror Supranatural—Komedi. Bahkan, terdapat adegan-adegan yang tidak memiliki signifikansi dalam keseluruhan cerita seperti adegan Cheryl yang diperkosa oleh pohon; sikap Cheryl terlalu “biasa saja” setelah dirinya diperkosa pohon, dan tidak diketahui apa ambisi iblis Naturom Demonto ini, kenapa ia bernafsu sekali untuk berhubungan seksual dengan manusia. Apabila sang iblis hanya ingin memuaskan nafsunya, mengapa ia membunuh perempuan dalam film ini dan tidak dijadikan budak seks saja? Berkaitan erat dengan Logika Cerita yang seharusnya mengatur tentang detil aturan dari Universe The Evil Dead, kekuatan iblis ini senantiasa berubah-ubah. Cheryl yang kerasukan iblis bisa menjadi sangat kuat—bahkan bisa menjebol pintu—tetapi tidak bisa mendobrak pintu ruang bawah tanah dan dalam adegan berikutnya ia ternyata bisa mendobrak pintu tersebut. Meski terdapat permasalahan-permasalahan semacam ini, secara umum alur cerita film ini sudah konsisten.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Salah satu ciri khas film Kelas B adalah aktor yang bermain merupakan pendatang baru atau aktor yang tidak terkenal. Bruce Campbell yang berperan sebagai Ash dan Sam Raimi yang menyutradarai film ini adalah nama-nama populer di industri perfilman sejak era 1990-an. Sam Raimi semakin populer setelah menyutradari trilogi Spider-Man. Namun di kala The Evil Dead dirilis, mereka belum menjadi orang-orang terkenal. Untuk film-film Kelas B, karena keterbatasan aktor, wajar sekali jika akting mereka berada di bawah aktor-aktor ternama Hollywood. Namun untuk ukuran sebuah film kelas B, performa aktor dalam film ini sudah baik.

04 Music Match

Musik yang digunakan dalam film ini sudah baik karena sudah sesuai dengan nuansa Horror filmnya alias tidak terkesan “tidak pada tempatnya”.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

05 Cinematography Match

Karena keterbatasan dana untuk menyediakan kamera profesional, pembuat film ini harus berpikir lebih kreatif agar peralatan seadanya yang mereka miliki bukan menjadi halangan, tetapi justru menjadi penunjang film ini. Ketiadaan alat untuk menstabilkan kamera membuat berbagai adegan tampak goyang dan sengaja direkam dengan posisi miring. Namun, getaran kamera dan posisinya yang miring justru mendukung jalannya cerita karena menguatkan nuansa Horror dalam filmnya—misalnya ketika iblis tak kasat mata bergerak dengan cepat untuk mengintai para pemuda di dalam pondok. Iblis ini bergerak bagaikan angin karena memang tidak memiliki wujud. Sehingga, layar yang bergoyang-goyang membuat adegan tersebut tampak mencekam seolah-olah penonton ada dalam posisi si iblis dan bertanya-tanya apa yang akan iblis ini lakukan kepada para pemuda tersebut.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang. Pondok yang menjadi set utama sudah sesuai dengan narasinya dan lingkungan pepohonan di sekitarnya telah membuat pondok itu tampak terisolasi dari keramaian kota.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

08 Special and/or Practical Effects

The Evil Dead, karena dirilis pada 1981, mengandalkan efek nyata dalam berbagai adegannya: adegan tubuh yang membusuk secara cepat, tubuh yang dimutilasi, buku Naturom Demonto yang hidup, dan lain sebagainya. Efek nyata ini tentu saja akan terlihat “murah” dan palsu jika dinilai menggunakan standar abad 21. Namun jika kita menggunakan standar 1981 dan mempertimbangkan kenyataan bahwa film ini dibuat dengan dana yang sangat rendah, maka efek visual film ini sudah sangat baik. Apalagi jika dibandingkan dengan film-film Kelas B pada masanya, efek visual dalam The Evil Dead tampak jauh lebih nyata dan stands-out. Bahkan, efek nyata dalam film ini tampak lebih baik ketimbang efek nyata film-film Kelas B yang dirilis setelah The Evil Dead. Selain efek visual dalam hal properti yang sudah baik, presentasi film ini juga baik dengan pencahayaan yang cukup sehingga penonton tetap dapat menyaksikan detil kejadian di layar. Penggunaan pencahayaan yang minim serta menjadikan seluruh adegan terlihat sangat gelap tentu akan lebih sesuai dengan realita [di hutan tidak ada lampu], tetapi film bukanlah realita dan pencahayaan yang baik diperlukan karena nilai jual film ini bukan pada kengerian yang “disembunyi-sembunyikan” tetapi justru kengerian yang “dipamerkan”.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

10 Intentional Match

The Evil Dead dimaksudkan untuk membuktikan kapasitas Sam Raimi sebagai sutradara sekaligus untuk menuangkan kecintaannya, pada kala itu, dengan kisah-kisah horror. Sam Raimi dan Bruce Campbell sebelumnya telah membuat film pendek berjudul Within the Woods agar menarik investor yang mau memberi mereka dana untuk membuat film panjang [film bioskop, bukan film pendek] serupa Within the Woods dengan kualitas yang lebih baik. Dengan berbagai keterbatasan yang menghambat dalam proses pembuatan The Evil Dead, pada akhirnya film tersebut telah berhasil menyajikan visi sang sutradara dengan baik. Tidak hanya itu, The Evil Dead menjadi salah satu film Horror terbaik [film ini disukai oleh penulis Stephen King yang membantu agar film tersebut menjadi sukses] dan melejitkan nama Sam Raimi sebagai sutradara dan Bruce Campbell sebagai aktor.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

The Evil Dead menjadi semacam mimpi saat demam [fever dream] dalam hidup saya karena saya merasa bahwa film ini pernah ditayangkan di salah satu satisun TV di sore hari—yes, bukan malam hari, padahal film ini dikhususkan untuk penonton 17 tahun ke atas. Samar-samar saya ingat pernah menonton film dengan karakter Ash yang menghadapi iblis dari sebuah buku dan akhirnya terlempar ke dimensi lai di masa lalu. Ternyata, yang saya tonton itu adalah Evil Dead II yang secara kasar [loosely] menceritakan kembali kejadian di film pertama [karena permasalahan hak cipta, Raimi tidak bisa melanjutkan cerita dari film pertama] dan melanjutkannya dengan menghadirkan anak perempuan Profesor Raymond yang datang ke pondok untuk menyelidiki kasus menghilangnya sang ayah. Karena reka ulang The Evil Dead dalam Evil Dead II inilah saya merasa “I’ve seen this before—udah pernah lihat, deh, kayaknya,” selama saya menonton The Evil Dead. Padahal, saya baru menonton film ini untuk pertama kalinya pada tahun 2020. Masa pandemi Corona adalah awal mula saya lebih banyak Streaming film ketimbang membeli DVD—bukan karena saya lebih suka Streaming, tetapi memang terkendala akses dan kondisi finansial yang merosot tajam sehingga saya menyimpulkan bahwa Streaming lebih ekonomis untuk saat ini. Salah satu alasan saya akhirnya menonton The Evil Dead adalah karena saya ingin sekali membuktikan apakah film yang ditonton sewaktu kecil dulu adalah fever dream atau sungguhan, dan kebetulan film ini tersedia lewat Streaming. Akhirnya saya download film ini dan saya tonton seserius mungkin.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Saya dapat simpulkan bahwa The Evil Dead adalah salah satu film Horror Supranatural terbaik yang pernah dibuat—apalagi untuk ukuran sebuah film Horror kelas B. Alur cerita film ini benar-benar sederhana dan sisi Horror yang dijanjikan sudah ditampilkan sejak awal sampai akhir. Tidak ada hesitance atau hambatan/penghalang yang sengaja ditampilkan untuk menggoda [tease] penonton seperti dalam kebanyakan film Horror. The Evil Dead adalah sebuah film Horror yang tidak banyak basa-basi, no bullshitstraight to the point. Dengan dana yang Minimal, Sam Raimi berhasil menyajikan sebuah film Horror yang Maksimal. Efek visual dalam film ini pun tergolong luar biasa. Bahkan ketika efek itu terlihat palsu, tetapi tetap berhasil menakut-nakuti penonton—atau setidaknya membuat penonton merasa jijik. Saya semakin terpukau kepada film ini dan kepada sutradara Sam Raimi yang berhasil membuat The Evil Dead ketika baru berusia 20 tahun. Saya sendiri belum bisa menciptakan apa-apa yang berarti bahkan setelah hampir menginjak usia 30 tahun. Jujur saja saya sebenarnya iri kepada orang-orang hebat yang berhasil berkontribusi besar kepada dunia di usia yang begitu muda. I give my utmost respect for Sam Raimi and for The Evil Dead—I admire the process and the team’s persistance in presenting one of the best horror films of all time. Well done, very well done indeed.

02 Awards

Tidak ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.

03 Financial

The Evil Dead meraih sukses besar karena dari dana sebesar $375 ribu, film ini berhasil menjual tiket sebesar $29 juta. Penjualan kaset video film ini juga sukses, dengan penjualan sebesar £100 ribu hanya dalam minggu pertama penjualan kaset, mengalahkan penjualan kaset dari film The Shining yang merupakan film Kelas A.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

04 Critics

Mayoritas kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

05 Longevity

Banyak kalangan yang menyatakan bahwa The Evil Dead merupakan sebuah film Cult-Classic. Namun sebenarnya, film ini sudah populer sejak awal dirilis dan tetap populer hingga berusia lebih dari 10 tahun. Sampai artikel ini dirilis, tanggapan penonton masih tetap positif. Ini menandakan bahwa The Evil Dead mampu bertahan melawan perubahan zaman.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Final Score

Skor Asli                     : 9

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 9/10

***

STREAMING

iTunes:

iTunesiTunes

Google Play:

Google Play

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©1981/Renaissance Pictures, New Line Cinema/The Evil Dead/All Rights Reserved.