Review Film SuckSeed: Huay Khan Thep (2011) ห่วยขั้นเทพ Band Payah Asal Thailand

 

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

Review SuckSeed: Huay Khan Thep (2011) ห่วยขั้นเทพ Band Payah Asal Thailand

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Drama PuBer—Komedi

Rilis                 : 17 Maret 2011

Durasi             : 130 menit

Sutradara       : Chayanop Boonprakob

Pemeran         : Jirayu Laongmanee, Pachara Chirathivat, Thawat Pornrattanaprasert, Nattasha Nauljam

Episode           : -

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

Sinopsis

Ketika masih SD, Ped adalah murid yang tidak pandai bernyanyi dan bermain musik. Sewaktu diminta untuk maju bernyanyi di depan kelas, Ped kesulitan bernyanyi karena ia tidak tahu apa yang harus dinyanyikan dan bagaimana caranya bernyanyi. Seorang gadis teman sekelasnya yang bernama Ern lantas membisikkan lirik lagu untuk dinyanyikan oleh Ped. Namun, Ped tetap gagal menyanyikannya. Guru yang mengetahui sikap Ern lantas memintanya maju ke depan untuk bernyanyi. Ern mampu bernyanyi dengan sangat baik dan memukau seluruh kelas—terutama Ped yang begitu terpesona melihat Ern. Sepulang sekolah, Ped diminta oleh gurunya untuk memanggil Ern karena sudah dijemput oleh neneknya. Ketika Ped bertemu dengan Ern, gadis itu berbagi tentang lagu yang disukainya. Orangtua Ern memiliki sebuah toko kaset dan Ern bermimpi jika suatu hari nanti ia akan menjual albumnya sendiri di tokonya. Ern meminjamkan sebuah kaset berisi lagu-lagu favoritnya dan meminta Ped untuk berlatih. Jika sudah berlatih, Ern meminta Ped untuk memberikan kabar kepadanya. Tetapi, Ped harus bergegas karena Ern akan segera pindah ke luar kota.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

Setibanya di rumah, Ped mendengarkan lagu-lagu favorit Ern dan bertekad untuk belajar bermain gitar dan bernyanyi. Ia kemudian meminjam gitar dari sahabatnya, Koong, dan merekam suaranya menyanyikan sebuah lagu untuk Ern. Dengan jantung berdebar, Ped buru-buru ingin menunjukkan rekaman itu kepada Ern—walau hari sudah larut. Toko kaset milik keluarga Ern sudah tutup, namun Ped tetap bersikeras untuk menghubungi Ern. Maka, ia menggunakan telepon umum untuk menelepon rumah Ern. Sayangnya, Ern sudah tidur dan telepon itu diangkat oleh Ayah Ern yang kesal karena Ped menelepon setelah larut malam. Ped merasa ketakutan sehingga ia tidak mengakui nama aslinya dan mengaku bahwa dirinya adalah Koong. Berita bahwa Koong menelepon Ern tersebar di sekolah. Koong dan Ern diolok-olok oleh teman sekelas dan dituduh menjalin hubungan asmara. Koong sangat kebingungan karena ia tidak menelepon Ern sementara Ern menjadi sedih karena merasa Koong telah mempermainkannya.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

Di SMA, Ped kembali satu sekolah bersama Koong dan saudara kembarnya, Kay, yang populer dan memiliki sebuah band. Ternyata, Ern telah kembali dan bersekolah di SMA yang sama. Koong memiliki sifat labil dan senantiasa bertindak semaunya sendiri. Ia berkali-kali memaksa Ped untuk ikut mencoba hobi baru namun segera menganggap hobi itu buruk setelah ia gagal atau merasa bosan. Kali ini, Koong ingin membentuk sebuah band bernama Koong and Friends. Selain “memaksa” Ped untuk bergabung, Koong juga mengajak Ex yang pandai bermain basket untuk bergabung sebagai pemain drum. Tanpa meminta persetujuan dari Ped maupun Ex, Koong sudah mendaftarkan band mereka untuk tampil di acara kesenian anak-anak dan menyebarkan jadwal pentas mereka ke seluruh sekolah. Mereka akhirnya tampil di acara kesenian anak-anak namun membuat keributan karena mereka memainkan lagu Rock sambil menghancurkan hasil kesenian anak-anak. Pentas Koong and Friends menjadi bahan olok-olok di sekolah, namun Koong tidak menyerah. Setelah mendengar Ern bernyanyi dengan merdu dan memainkan gitar dengan lihai, Koong langsung menyeret Ern bergabung dengan band-nya. Mereka lantas mendaftarkan diri untuk mengikuti kompetisi musik Hotwave yang mengharuskan peserta membuat lagu cinta tanpa menggunakan kata “cinta” dalam liriknya. Menurut Koong, Ped harus menulis liriknya—namun Ped menyatakan bahwa ia tidak sedang jatuh cinta. Padahal, ia sangat menyukai Ern namun menyembunyikan perasaannya. Di saat yang sama, Koong bercerita pada Ped bahwa ia menyukai Ern dan akan segera menyatakan perasaannya. Ketika Koong akhirnya menyatakan cinta kepada Ern, persahabatan Koong and Friends mulai hancur berantakan.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

01 Story Logic

SuckSeed memiliki masalah di logika cerita yang membuat alur cerita film ini tidak masuk akal dan nantinya akan memengaruhi konsistensi cerita. Film ini masuk dalam kategori Drama PuBer yang artinya akan membahas dinamika kehidupan remaja yang labil dan dalam proses pencarian jati diri. Jika dilihat dari sudut pandang Drama PuBer, maka seharusnya SuckSeed menyajikan cerita yang serius dan mendalam [penuh makna] dengan aksi dan reaksi karakternya yang sesuai dengan realita. Namun, perlu diingat bahwa film ini juga masuk dalam kategori Komedi, sehingga ada banyak adegan tidak masuk akal yang tetap dianggap masuk akal sesuai genre Komedi. Secara keseluruhan, SuckSeed seharusnya menyajikan narasi yang logis dan mendalam namun dikemas dengan Komedi. Sebagai contoh, Thuang yang merupakan karakter yang dekat dengan gadget, menjelaskan tentang grup band The Arena besutan Kay dengan konsep buku komik: konsep buku komik ini tidak logis, tetapi narasi yang disampaikan tetap logis [Drama PuBer yang dikemas dalam Komedi]. Sayang sekali, banyak poin tidak logis dalam film ini tidak hanya sebatas cara penyajiannya (seperti contoh Thuang dan gaya komik-nya), namun juga dalam jalan ceritanya.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

[Spoiler, lewati langsung ke Story Consistency] Sebagai contoh, kegagalan Ex dalam mendekati wanita pujaannya adalah hal yang logis dan lumrah terjadi di kalangan remaja, namun disajikan dengan Komedi sehingga membentuk kombinasi sempurna antara Drama PuBer dengan Komedi. Namun dalam adegan puncak kompetisi Hotwave, keputusan yang diambil oleh para karakternya tidak dapat dikatakan masuk akal. Untuk perbandingan, coba kita melihat pada film Lemonade Mouth yang walau berbeda, namun memiliki konsep yang sama. Dalam Lemonade Mouth, kekacauan di kompetisi terjadi dengan lebih masuk akal karena personil Lemonade Mouth baru saja “tertimpa musibah” dan “tidak siap” untuk tampil. Dalam SuckSeed, kekacauan kompetisi terjadi terlalu tiba-tiba dan mengada-ada yakni karena Koong kesal Ped berpacaran dengan Ern dan membuatkan lagu untuk Ern. Kemarahan Koong akan masuk akal jika sebelumnya kisah asmara antara Koong dan Ern lebih dieksplorasi sehingga terdapat garis cerita yang logis mengapa Koong sebegitu marahnya hingga menghancurkan kesempatan band-nya tampil dan dikenal. Seseorang bisa saja menolak tawaran uang sebesar $10 juta, namun tentu saja harus ditelusuri lagi apa alasannya menolak tawaran tersebut. Koong digambarkan sebagai orang yang masa bodoh, cepat bosan, dan semaunya sendiri, tetapi ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan. Maka ketika ia jelas-jelas menyia-nyiakan kesempatan, keputusannya menjadi tidak logis. Bahkan, akan lebih logis jika misalnya Ern menjalin cinta dengan pria lain sampai membuat Ped marah besar karena memang Ped punya alasan yang kuat untuk marah—berdasarkan kisah asmaranya dengan Ern yang sudah dieksplorasi sebelumnya. Selain bermasalah dari segi logika Drama PuBer, film ini juga bermasalah dalam konsep Komedinya karena terkesan tanggung hanya digunakan dalam gaya artistik filmnya saja namun alur ceritanya sendiri tidak benar-benar menyuguhkan cerita-cerita lucu atau ceria.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Seperti biasa, jika sebuah film bermasalah dalam hal Logika, maka besar kemungkinan akan bermasalah dalam hal Konsistensi juga. Sebagai sebuah Drama PuBer, film ini beberapa kali membelokkan genrenya sendiri menjadi Komedi Romantis karena porsi Komedi Romantis-nya yang besar. Pada dasarnya, SuckSeed bercerita mengenai persahabatan antara Koong, Ped, dan Ex. Namun, film ini terlalu banyak mengeksplorasi latar belakang beberapa karakternya. Seiring berjalannya cerita, fokus film ini yang semestinya membahas mengenai persahabatan tiga anggota band, berubah menjadi sebuah cerita romantis yang fokusnya ada pada Ped dan Ern—maka SuckSeed kurang konsisten apakah bertujuan mengeksplorasi masalah percintaan di tengah persahabatan atau masalah persahabatan di tengah percintaan. Terlebih lagi, ada banyak percabangan cerita yang tidak benar-benar memengaruhi jalannya cerita secara keseluruhan. Dalam film Lemonade Mouth, memang ada kisah percintaan yang disisipkan, namun porsinya tetap di bawah kisah persahabatan. Eksplorasi kehidupan pribadi masing-masing karakter dalam Lemonade Mouth menjadi konsisten dengan alur ceritanya karena penting untuk menjelaskan proses para anggota band Lemonade Mouth untuk menyatukan prinsip mereka yang berbeda-beda. [Spoiler] Bagian puncak SuckSeed juga tidak konsisten dengan cerita yang sudah dibangun sebelumnya karena tindakan Koong tidak masuk akal—karena terjadi secara tiba-tiba [out of the blue] yang bukan merupakan sebuah kejutan [spoof]. Sebuah kejutan haruslah tetap masuk akal dan dapat ditelusuri ke belakang [coba perhatikan bagaimana George Lucas membangun Prequel Star Wars untuk menjelaskan kenyataan bahwa Anakin adalah ayah dari Luke Skywalker].

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Akting dari beberapa karakter—terutama karakter pendukung—dalam film ini beberapa kali masih tampak kaku. Namun, secara umum tidak ada keluhan dari segi akting. Para aktor yang dipilih sudah mampu menghidupkan karakter mereka dengan baik. Pachara Chirathivat [Koong] dan Thawat Pornrattanaprasert [Ex] yang lebih ekspresif menjadi pusat kelucuan dalam film ini, sedangkan Jirayu La-ongmanee yang lebih kaku dan “cool” bersikap lebih serius.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini sudah baik dan mendukung konsep Komedi untuk menyajikan Drama PuBer dalam film ini.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.

08 Special and/or Practical Effects

Tidak ada keluhan dalam penggunaan efek komputer termasuk presentasi film ini yang menampilkan kecerahan yang baik sehingga warna-warni dalam film ini dapat benar-benar ditonjolkan.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

10 Intentional Match

Film ini dimaksudkan untuk memberikan sebuah tontonan yang bernuansa Komedi namun tetap memiliki makna yang dalam. Sayangnya, makna dalam film ini belum benar-benar dalam karena bermasalah dalam hal Logika dan Konsistensi. Namun, film ini sudah memenuhi visi penciptanya dari segi artistik dan telah berhasil menyuguhkan sebuah film yang unik dan mendapat respons positif.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Ketika pertama kali menonton SuckSeed, terus terang saya tidak bisa berhenti membandingkannya dengan Lemonade Mouth sampai-sampai kala itu saya menuliskan artikel komentar di blog. Saya sudah lebih dulu menonton Lemonade Mouth dan menurut saya film Disney itu jauh lebih unggul ketimbang SuckSeed. Alur cerita dalam Lemonade Mouth lebih logis sesuai genrenya dan lebih konsisten. Selain itu, selera musik saya lebih condong kepada Lemonade Mouth ketimbang SuckSeed. Karena konsep film ini mirip dengan Lemonade Mouth namun disajikan untuk kalangan yang lebih “dewasa”, saya berharap banyak pada film ini. Saya berharap film ini mampu memberikan narasi dengan makna yang jauh lebih dalam ketimbang Lemonade Mouth sembari tetap menonjolkan berbagai adegan lucu. Sebelum menonton SuckSeed, saya lebih dulu menonton ATM dan tertawa terpingkal-pingkal. Jadi, lagi-lagi saya berharap banyak pada SuckSeed: Se-awesome Lemonade Mouth, se-kocak ATM, dan se-meaningful The Billionaire. Namun pada akhirnya, film ini gagal memikat saya dari lagu-lagunya, adegan lucunya, hingga makna ceritanya. Jika diperhatikan dalam kartu penilaian Skywalker, saya menghilangkan dua tanda bintang saya untuk film ini yang bisa diartikan saya “tidak menyukai” film ini. Namun, saya juga tidak mau mengurangi poin film ini yang berarti saya tidak sepenuhnya tidak menyukai film ini dan mengakui keunggulan lain dari film ini. Ketidaksukaan saya terhadap film ini, pada akhirnya, lebih dikarenakan rasa kecewa yang luar biasa melihat potensi besar film ini untuk menyajikan cerita yang benar-benar dalam maknanya dan/atau benar-benar kocak disia-siakan [downgraded] menjadi sebuah film yang “fancy” namun biasa saja [mediocre].

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

Lantas, apakah saya menikmati film ini? Walaupun saya menyayangkan hasil akhirnya, saya sangat mengapresiasi nilai-nilai artistik yang dipakai dalam film ini. Nilai-nilai ini mencakup cara berbagai adegan ditampilkan dengan cara yang unik [seperti adegan melintasi sebuah pasar dan para penjual ikut bernyanyi, adegan perkenalan anggota band Arena, dan adegan latihan musik di studio untuk pertama kalinya]. Selain itu, saya mengapresiasi format presentasi film ini yang penuh warna sehingga film ini benar-benar terlihat cerah dan “simply pleasing the eyes” alias “memanjakan mata”. Sebagai manusia yang merasakan hidup di era kaset dan CD, saya pun merasa ada kedekatan tersendiri antara film ini dengan generasi saya yang mungkin tidak akan dipahami oleh generasi-generasi sesudah saya. Bahkan, saya lahir di tahun yang sama dengan aktor pemeran Ped dan masih ingat betul bagaimana saya merekam suara saya dengan kaset hingga tanpa sengaja merekam di dalam kaset yang sudah terisi lagu [overwrite] sehingga suara yang sudah tersimpan di dalam kaset [pre-recorded] hilang tertimpa hasil rekaman. Saya masih ingat masa-masa ketika mendengarkan kaset sembari membaca novel berangan-angan tentang gadis impian atau menghabiskan waktu menelepon pujaan hati sampai pulsa habis. Film ini juga dirilis pada masa saya SMA dan saya tonton sesaat sebelum kuliah. Tentu saja hal-hal subjektif semacam ini membuat saya merasa sentimental terhadap SuckSeed. Meski film ini tidak begitu saya sukai [karena kecewa terlanjur berharap lebih] dan saya lebih menyarankan Lemonade Mouth, SuckSeed akan selalu memiliki posisi istimewa di hati saya. SuckSeed, here we are again, boys!

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

02 Awards

Film ini meraih beberapa penghargaan nasional Thailand, namun tidak ada penghargaan yang teramat penting untuk disebutkan.

03 Financial

Film ini dinyatakan sukses, namun sampai artikel ini dipublikasikan belum ada data konkret yang melaporkan besaran biaya pembuatan untuk dibandingkan dengan hasil penjualan tiket.

04 Critics

Mayoritas kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

05 Longevity

Bahkan setelah berusia 10 tahun, film ini masih populer dan sering dibicarakan terutama di kalangan penonton Asia. Selain memang film ini menuai pujian, SuckSeed juga merupakan satu dari “sedikit” daftar film produksi studio GTH dan dirilis tidak lama sebelum studio tersebut ditutup dan berganti menjadi GDH 559. Maka tidak heran jika film ini akan umum didiskusikan dalam pembahasan mengenai studio GTH [seperti Terminator II akan dibicarakan dalam diskusi mengenai studio Carolco yang bangkrut]. Cerita yang ditawarkan oleh film ini pun tampaknya masih relevan setelah 10 tahun karena tanggapan penonton generasi baru setelah 10 tahun masih konsisten positif.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

Final Score

Skor Asli                     : 7.5

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 7.5

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : SuckSeed

Rilis                 : 5 September 2013

Format             : DVD-5 [Single-Layered]

Kode Warna    : 0/PAL [support upscaling hingga 1080/50hz]

Fitur                : -

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.

©2011/GTH/SuckSeed ห่วยขั้นเทพ/All Rights Reserved.