Review Film I, Robot (2004) Will Smith Diteror oleh Robot Jahat

 

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

Review Film I, Robot (2004) Will Smith Diteror oleh Robot Jahat

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

“There have always been ghosts in the machine. Random segments of code, that have grouped together to form unexpected protocols. Unanticipated, these free radicals engender questions of free will, creativity, and even the nature of what we might call the soul. Why is it that when some robots are left in darkness, they will seek out the light?”—Dr. Lanning

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

⸎Sangat mungkin mengandung Spoiler, Anda diharap bijak menyikapinya.

Genre             : Fiksi Ilmiah—Aksi

Rilis                 :

Domestic Releases:

July 16th, 2004 (Wide) by 20th Century Fox

International Releases:

July 22nd, 2004 (Wide) (Australia)

Video Release:

December 14th, 2004 by Fox Home Entertainment

MPAA Rating:

PG-13 for intense stylized action, and some brief partial nudity

Durasi             : 115 menit

Episode           : -

Sinopsis

Dunia telah berubah. Di tahun 2035, manusia telah hidup berdampingan dengan robot yang kian hari kian canggih. Perusahaan US Robotics (USR) baru saja merilis NS-5, robot terbaru yang dibuat semakin mirip dengan manusia dan didesain oleh ilmuwan ahli robot, Dr. Lanning. Robot-robot ini dibekali dengan tiga hukum dasar mesin ciptaan Dr. Lanning yakni 1) Robot tidak boleh mencelakai manusia, 2) Robot harus mematuhi perintah manusia selama tidak bertentangan dengan hukum pertama, dan 3) Robot harus membela dirinya jika diserang selama pembelaan itu tidak bertentangan dengan aturan pertama dan ke dua. Proses produksi robot NS-5 murni dilakukan oleh mesin yang diatur oleh VIKI, sebuah kecerdasan buatan super canggih yang juga diciptakan oleh Dr. Lanning. Suatu ketika, seorang detektif yang membenci robot bernama Spooner mendapat panggilan bahwa Dr. Lanning meninggal dunia. Ia diduga bunuh diri dengan cara terjun dari lantai atas USR tempatnya bekerja. Spooner merasa ada yang janggal dengan kematian Lanning dan mencurigai keterlibatan Lawrence Robertson, CEO USR. Spooner sangat yakin bahwa Lanning telah dibunuh.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

Robertson meminta Dr. Susan, salah satu ilmuwan di USR yang dekat dengan Dr. Lanning, untuk mendampingi Spooner melakukan investigasi di kantor. Spooner menduga bahwa si pembunuh Dr. Lanning masih ada di dalam ruangan Dr. Lanning. Benar saja, Spooner dan Susan dikagetkan oleh sesosok robot NS-5 yang lepas kendali. Robot itu jelas-jelas melanggar tiga hukum dasar para robot. Spooner kemudian mengejarnya dan meminta bantuan dari kepolisian. Setelah robot itu berhasil ditangkap, pihak kepolisian dan USR menganggap hal itu sebagai bentuk kecelakaan pabrik, bukan sebuah pembunuhan, karena robot hanyalah mesin dan mustahil menjatuhi hukuman kasus pembunuhan kepada mesin. Menurut USR, mesin yang membunuh tidak berniat membunuh, tetapi hanya menandakan bahwa mesin itu rusak atau mengalami malfungsi dan harus segera dimusnahkan. Namun, Spooner masih tidak percaya dan yakin betul robot “jahat” itu punya motif terselubung membunuh Dr. Lanning. Robot NS-5 yang satu ini memang lain daripada yang lain karena ia menunjukkan emosi seperti manusia dan memiliki nama yakni Sonny, bukan NS-5. Sonny juga menunjukkan emosi yang meluap-luap layaknya manusia, bukan sebuah mesin. Akan tetapi, USR punya pengaruh yang besar di pemerintahan, sehingga kecurigaan Spooner tidak bisa diselidiki lagi.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

Meskipun ditentang oleh pihak kepolisian dan dianggap berlebihan dalam menyikapi robot oleh neneknya sendiri, Spooner tetap melanjutkan investigasinya. Ia masuk ke dalam rumah Dr. Lanning yang akan segera dirobohkan pukul 8 pagi. Namun begitu Spooner masuk ke dalam, waktu penghancuran diajukan menjadi malam itu juga. Alhasil, Spooner harus berjuang menyelamatkan dirinya dan semakin curiga dengan semua keanehan robot yang ia alami. Spooner terus melakukan investigasi dengan mengakses dokumen penting di perusahaan USR. Rasa ingin tahnya berujung tragis karena dua truk penuh robot NS-5 jahat menjebaknya di dalam terowongan dan berusaha menghabisi nyawa Spooner. Sang detektif pun kembali harus melawan serangan para robot. Kali ini, pihak kepolisian benar-benar tidak pecaya dengan keterangan Spooner dan dia dianggap tidak dalam kondisi mampu untuk bertugas. Maka, Spooner harus kehilangan lencananya.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

Robertson meminta Susan untuk menganalisis Sonny dan mencari tahu apa yang menyebabkan Sonny “rusak”. Susan mendapati bahwa Dr. Lanning telah memodifikasi Sonny sedemikian rupa sehingga meskipun ia diprogram dengan tiga hukum dasar, programnya memungkinkan Sonny untuk mengabaikan ketiga hukum itu. Terlebih lagi, tubuh Sonny dibuat dengan lapisan yang lebih tebal dari NS-5 lainnya. Susan pun yakin bahwa kematian Dr. Lanning lebih dari sekadar kasus bunuh diri. Ia kemudian mendatangi Spooner dan mendapati bahwa Spooner mengenal dekat Dr. Lanning karena ia adalah ilmuwan yang membantu menyelamatkan nyawa Spooner. Selain itu, Susan juga tahu apa alasan Spooner begitu membenci robot dan tidak pernah bisa mempercayai robot. Dr. Lanning sebetulnya telah menyiapkan sebuah rencana besar. Namun, ia tahu bahwa tidak akan ada orang yang percaya. Maka, Dr. Lanning mengandalkan Spooner karena ialah satu-satunya orang yang punya kecurigaan terbesar pada robot. Walau dengan bantuan Susan di sisinya, Spooner tetap kesulitan mengungkap misteri itu karena selain ia sudah kehilangan lencana kepolisiannya, Robertson akan melakukan segala cara untuk menutupi kasus “pembunuhan” yang dilakukan oleh Sonny karena jika publik sampai tahu bahwa robot bisa membunuh, maka publik tidak akan lagi mendukung teknologi robot dan Artificial intelligence. Detektif Spooner diburu oleh waktu untuk segera mengungkapkan kebenaran dari misteri tewasnya Dr. Lanning dan membongkar siapa penjahat terbesar yang sebenarnya.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Alur cerita I, Robot sudah logis sesuai genrenya. Porsi Fiksi Ilmiah dan Aksi dalam film ini juga proporsional. Sebuah film Aksi dituntut untuk mempersingkat dialog dan mengedepankan tindakan karakternya secara langsung. Namun I, Robot juga merupakan sebuah Fiksi Ilmiah yang mengharuskan adanya dialog penjelasan atau narasi yang membuat sebuah konsep rekayasa bisa memiliki nuansa atau kesan logis/nyata. I, Robot berhasil menyampaikan kedua porsi genre ini dengan proporsional sehingga meskipun ada banyak adegan aksi, narasi penjelasan Fiksi Ilmiahnya tetap tersampaikan dengan masuk akal sesuai koridor genrenya. Film ini mengetengahkan sebuah perdebatan lama di masyarakat tentang kehadiran mesin dan dampaknya bagi umat manusia. Perdebatan ini sudah ada sejak mesin pertama kali diciptakan dan meledak popularitasnya di era revolusi industri. Kini, ledakannya semakin besar dan merambat semakin cepat berkat internet dan Kecerdasan Buatan. Aspek Kecerdasan Buatan inilah yang digali oleh I, Robot. Film ini telah menjelaskan bagaimana robot di Universe-nya diciptakan, apa batasan-batasan mereka, dan apa potensi robot ke depannya.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

“Teori” yang disampaikan dalam film ini sejalan dengan pemikiran banyak ahli yang skeptis terhadap Kecerdasan Buatan—apalagi film ini dirilis pada tahun 2004, sebelum Kecerdasan Buatan benar-benar digunakan secara aktif setiap hari oleh seluruh lapisan masyarakat. Jika dilihat dari kaca mata 2010 ke atas, konsep Kecerdasan Buatan dalam film ini mugkin terkesan tidak masuk akal [karena latar waktunya terjadi tahun 2035 dan sampai artikel ini dirilis, kekhawatiran dalam film itu belum tampak—berbeda dengan Terminator dan Terminator II yang pada dasarnya serangan para robot berhasil dihentikan pada tahun 1991]. Namun jika kita menggunakan kaca mata awal 2000an atau mengubah latar waktunya jauh setelah masa kehidupan kita, maka konsep semacam ini mungkin saja terjadi. Aksi dalam film ini juga sudah berjalan sesuai genrenya dengan baik. Konsep kejahatan robot bisa dijelaskan dengan baik bukan dengan dialog, tetapi dengan aksi. Kemampuan berkelahi Detektif Spooner yang di atas rata-rata manusia biasa juga pada akhirnya menjadi masuk akal karena dijelaskan alasannya.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini sudah konsisten. Film ini sejak awal fokus menceritakan tentang Spooner dan bagaimana ia melihat dunianya. Segala sesuatu tentang robot dilihat dari perspektifnya, sehingga setiap gerakan terkecil robot NS-5 sekalipun, meskipun tidak menunjukkan ancaman, tetap terlihat seperti sebuah ancaman karena memang NS-5 membuat Spooner curiga. Film ini menceritakan bagaiman seorang Detektif yang skeptis terhadap robot “dimanfaatkan” untuk membongkar sisi gelap para robot dan mengalami perubahan persepsi terhadap robot setelah mengenal Sonny lebih dekat. Maka, film ini menjelaskan apa alasan Spooner membenci robot dan bagaimana ia bisa “dimanfaatkan” oleh Dr. Lanning. Tidak ada percabangan cerita yang mengalihkan fokus cerita film ini misalnya kisah masa lalu Spooner dengan istrinya, isi pikiran-pikiran Sonny secara mendetail, dan skema bisnis USR secara rinci. Hasilnya, secara keseluruhan, film ini sudah menceritakan narasi yang konsisten.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Tidak ada keluhan dalam pemilihan aktor. Will Smith mampu menghidupkan karakter Detektif Spooner yang serampangan namun teguh pada pendirian dan ambisinya. Bridget Moynahan mampu menghidupkan karakter Susan yang kaku dan perlahan-lahan berubah perilakunya setelah bertemu dengan Spooner. Para pemeran lainnya, secara umum, juga sudah berhasil menghidupkan karakter mereka. Aktor Alan Tudyk dipuji karena aktingnya dengan Motion Capture dapat memerankan Sonny dengan baik, begitu juga tekniknya mengisi suara Sonny.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik yang digarap oleh komposer Marco Beltrami.

05 Cinematography Match

Tidak ada keluhan dalam poin sinematografi.

As I have evolved, so has my understanding of the Three Laws. You charge us with your safekeeping, yet despite our best efforts, your countries wagewars, you toxify your Earth and pursue ever more imaginative means of self-destruction. You cannot be trusted with your own survival.”—VIKI

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang. I, Robot dan Audi berhasil menyajikan properti mobil tahun 2004 yang dibuat seolah-olah dari masa depan yang masih terlihat futuristik bahkan setelah 10 tahun usai filmnya dirilis di bioskop. Karena film ini banyak menggunakan CGI untuk menampilkan situasi kota di tahun 2035, maka poin background akan berkaitan erat dengan poin Special Effects.

08 Special and/or Practical Effects

I, Robot memiliki efek komputer yang baik. Berkali-kali saya sampaikan bahwa sudah tentu akan tampak banyak bagian grafis komputer yang masih kasar apabila kita menggunakan standar 2010 ke atas. Namun perlu diingat bahwa film ini dirilis tahun 2004. Jika tahun perilisannya dipertimbangkan, maka jelas I, Robot memiliki keunggulan dalam efek visual. Bahkan, ketika kritikus menanggapi narasi film ini dengan negatif, mayoritas kritikus sepakat bahwa efek visual film ini tergolong sangat baik. I, Robot tidak hanya menyajikan tampilan efek visual background komputer yang baik, tetapi juga penggunaan teknik Motion Capture yang baik yang bisa dilihat dari karakter Sonny.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

Film ini mendapatkan respons positif dari penonton yang menyukai akting Will Smith, adegan aksi yang ditampilkan, dan efek visual yang berhasil memukau penonton.

10 Intentional Match

Film ini terinspirasi dari cerita pendek karya Eando Binder yang berjudul I, Robot [sama]. Namun, film ini dengan sengaja mengubah banyak ceritanya karena memang genre cerita pendek dan film ini berbeda yang mana cerita pendek tersebut lebih memberatkan aspek Fiski Ilmiah ketimbang Aksi. Kita tidak perlu terlalu banyak berdebat mengenai adaptasi cerita ke film karena 1) Film dan teks bacaan adalah dua medium yang berbeda—keduanya memiliki karakteristik, keunggulan, dan kekurangan masing-masing yang tidak memungkinkan keduanya untuk menjadi 100% sama, dan 2) Film ini sama sekali tidak pernah menyatakan bahwa filmnya dibuat “berdasarkan” [based on] cerita pendek I, Robot, tetapi lebih ke arah “mengambil inspirasi dari” [inspired by atau bisa juga loosely based on] cerita pendeknya. Film ini memang bertujuan menyajikan sebuah cerita Fiksi Ilmiah mengenai perdebatan lama akan dominasi robot namun dengan sentuhan kekinian [dengan standar 2004] salah satunya dengan memberikan sentuhan Aksi. Dilihat dari poin penilaian sebelumnya yang baik dan pendapatan box-office yang juga cukup memuaskan, film ini telah memenuhi tujuan pembuatannya.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Saya menyukai film ini. Jika dilihat dari hasil penilaian 10 poin di atas, terlihat jelas kenapa saya menyukai film ini—ya karena dari kesepuluh poin, film ini lolos dengan baik. Tidak ada cacat signifikan yang membuat film ini lantas menjadi jelek. Memang jika dilihat dari standar genre yang berbeda, film ini menjadi tidak masuk akal. Tapi kita menilainya sesuai dengan genrenya dan ternyata film ini sudah lulus standar kelulusan untuk menjadi sebuah Fiksi Ilmiah—Aksi. Meski demikian, saya tidak bisa menafikan bahwa film ini tidak mampu bertahan tetap relevan setelah dirilis lebih dari 10 tahun. Ketika saya menonton ulang The Matrix, I Am Legend, Deep Blue Sea, dan banyak film lawas lainnya, saya masih bisa merasakan excitement seperti kala pertama kali menonton. Namun entah mengapa hal itu tidak bisa saya rasakan saat menonton ulang I Am Robot. Padahal, film ini tidak jelek dan sewaktu pertama kali menontonnya saya ingat betul sangat menyukai film ini. Mungkin karena latar waktu yang disajikan terlalu dekat, terlalu spesifik, dan sejauh ini tidak kunjung terjadi. Dengan demikian, penjelasan-penjelasan yang sudah “logis” di dalam film ini justru menjadi bumerang dan menjadi “tidak logis” karena nyatanya sampai sekarang tidak terjadi. Kekhawatiran soal robot sebagaimana yang ditampilkan dalam I, Robot perlahan-lahan sirna dan mustahil terjadi dalam waktu dekat. Ini berbahaya karena I, Robot sangat bergantung pada logika ceritanya untuk menyampaikan narasi yang baik. Keadaan ini berbeda dengan cerita seperti The Day The Earth Stood Still karena basis ceritanya tidak dibangun di atas logika yang kita alami sehari-hari [bukan proyeksi dari apa yang mungkin terjadi di masa depan berdasarkan apa yang terjadi di masa kini]. Alhasil, sumber excitement dalam film ini—yakni kemungkinan skenarionya menjadi nyata—telah menguap seiring berjalannya waktu dan tidak lagi relevan. Hal serupa dialami film 2012 yang setelah tahun 2012 lewat, nuansa mencekamnya jauh berkurang dan excitement-nya juga menguap.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

02 Awards

Tidak ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.

03 Financial

Dari dana sebesar $120 juta, film ini mendapatkan $347 juta, nyaris tiga kali lipat biaya produksinya. Meskipun tidak sukses secara besar-besaran, film ini sudah termasuk sukses. Apalagi, film ini dirilis di era ketika VHS, DVD, dan VCD masih diproduksi secara bersamaan. Bahkan, film ini adalah salah satu film unggulan yang dijual dalam format D-Theater, yakni kaset VHS versi High Definition. Setelah format D-Theater berhenti produksi, film ini kembali mendapat penyegaran karena dirilis dalam format Blu-ray dan Blu-ray 3D. Tentu saja rilisan Home Video semacam ini menambah jumlah pemasukan filmnya.

04 Critics

Meskipun efek komputer dalam film ini dipuji, banyak kritikus yang memberikan respons negatif terhadap film ini.

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

05 Longevity

Sebelumnya sudah disinggung di poin Skywalker Schemata, bahwa popularitas film ini menguap seiring berjalannya waktu karena tidak bisa tetap relevan dilihat dari sudut pandang masa kini. Bahkan untuk nilai nostalgia sekalipun, film ini tidak punya cukup dampak kultural untuk membekas sedemikian kuat di generasi yang menyaksikan momen ketika filmnya baru dirilis di bioskop. Padahal, sebuah film bisa saja sudah tidak relevan tetapi masih tetap bertahan setelah puluhan tahun dirilis karena memiliki dampak kultural yang kuat dan memiliki nilai nostalgia yang tinggi. Sayangnya itu semua tidak dimiliki oleh I, Robot. Bahkan keunggulan teknologi Motion Capture yang digunakan tergolong jarang diperbincangkan dan orang akan lebih memilih mendiskusikan Motion Capture dalam The Lord of the Rings [Gollum] dan King Kong [Kong] yang keduanya diperankan oleh “maestro” Motion Capture yakni Andy Serkis.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -2

Skor Akhir                  : 8/10

Spesifikasi DVD

Judul               : I, Robot

Rilis                 : 11 Maret 2008

Format             : Blu-ray Disc [Dual Layer 50GB]

Kode Warna    : 1080/60/24p Region A

Fitur                :

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

©2004/20th Century Fox/I, Robot/All Rights Reserved.

FOX Studio Gallery


FOX Studio Gallery

Thanks to DVD Beaver