Review Film Batman (1989) Awal Permusuhan Batman dan Joker

 

Review Film Batman (1989) Awal Permusuhan Batman dan Joker

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Edisi Review Singkat+PLUS

Periksa index

“You IDIOT! You made me. Remember? You dropped me into that vat of chemicals. That wasn't easy to get over, and don't think that I didn't try.”—Joker

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©1989/WarnerBros./Batman/All Rights Reserved.

Genre             : Aksi—Superhero

Rilis                 :

Domestic Releases:

June 23rd, 1989 (Wide) by Warner Bros.

International Releases:

August 25th, 1989 (Wide) (Australia)
May 17th, 2019 (Wide), released as Batman (4K Restoration) (
United Kingdom)

Video Release:

October 7th, 1997 by Warner Home Video

MPAA Rating:

PG-13

Durasi             : 126 menit

Sutradara       : Tim Burton

Pemeran         : Jack Nicholson, Michael Keaton, Kim Basinger, Robert Wuhl, Pat Hingle, Billy Dee Williams, Michael Gough, Jack Palance

Episode           : -

Sinopsis

Kota Gotham adalah sebuah kota yang senantiasa diliputi oleh kejahatan. Mulai dari para pencuri hingga mafia yang menguasai kota Gotham. Belakangan ini, Gotham digegerkan dengan berita adanya sosok menyerupai kelelawar yang berkeliaran di malam hari untuk menumpas kejahatan. Ketika sebuah keluarga tersesat di gang yang kumuh dan diserang oleh dua orang penjahat, Batman datang untuk menegakkan keadilan. Dengan tegas ia menyatakan kepada para penjahat bahwa ia ingin namanya dikenal luas agar semua penjahat takut kepadanya. Meskipun sejauh ini Batman hanya menyerang orang-orang jahat, pihak kepolisian masih belum menentukan posisi mereka terhadap Batman dan fokus menyelesaikan kasus yang lebih besar: memberantas mafia. Kepala polisi Gordon dan Jaksa Wilayah Harvey Dent perlahan-lahan berhasil mengungkapkan aktivitas mafia di perusahaan Axis Chemicals. Karena Gotham akan segera merayakan ulang tahunnya yang ke-200, Walikota Borg mendesak agar kepolisian harus segera meyelesaikan semua masalah agar pesta perayaan bisa berjalan dengan lancar. Keberhasilan polisi mengendus kejahatan di Axis Chemicals diketahui oleh pemimpin mafia, Carl Grissom, yang sudah membayar salah satu anggota polisi yang bernama Letnan Eckhardt. Salah satu bawahan Grissom, Jack Napier, memberikan sebuah solusi agar mereka menghancurkan semua barang bukti yang ada di Axis Chemicals. Grissom yang geram karena Jack selingkuh dengan kekasihnya, memerintahkan Jack untuk melaksanakan proses penghancuran. Sesampainya di lokasi, Jack sadar bahwa dirinya telah dijebak oleh Grissom yang sengaja memojokkannya di Axis Chemicals lalu memanggil polisi Eckhardt untuk menembak mati Jack.

Pengusaha Gotham yang kaya raya, Bruce Wayne, sebenarnya adalah Batman. Ia mengadakan sebuah acara amal untuk mendukung dana pesta ulang tahun Gotham. Dalam acara tersebut, orang-orang penting Kota Gotham datang termasuk kepala polisi Gordon. Dua orang lain yang hadir adalah Vicki Vale, seorang fotografer profesional, dan seorang jurnalis koran bernama Alexander Knox. Mereka berdua bekerja sama untuk mengungkap misteri Batman dan memutuskan untuk mewawancarai orang-orang penting yang hadir di acara amal tersebut. Ketika Vicki akhirnya bertemu dengan Bruce Wayne, Alfred memberi tahu Bruce bahwa Gordon akan segera pergi karena ada urusan yang mendesak. Bruce lantas pergi menuju Batcave untuk memeriksa lebih lanjut. Tampaknya, Gordon segera pergi untuk ikut menangkap Jack Napier di Axis Chemicals. Mengetahui hal itu, Bruce segera mengenakan kostumnya dan ikut mendatangi lokasi penyergapan di Axis Chemicals. Di tengah baku tembak antara Jack Napier beserta anak buahnya dengan anggota kepolisian Gotham, Batman muncul untuk menangkap Jack Napier. Ketika hendak melawan Batman, Jack menembakkan pistolnya yang menghantam bagian pelindung kostum Batman. Proyektil peluru itu justru berbalik melukai Jack hingga akhirnya ia terjatuh ke dalam kuali berisi cairan kimia yang berbahaya.

Meski telah terluka parah, Jack Napier ternyata berhasil selamat. Namun, wajahnya terluka parah dan syarafnya mengalami kerusakan sehingga bibirnya harus dijahit dan terlihat seperti orang yang selalu tersenyum lebar-lebar. Selain itu, cairan kimia di Axis Chemicals membuat seluruh tubuhnya berwarna putih. Jack Napier mengganti namanya menjadi Joker dan menyalahkan semua kejadian itu kepada Grissom yang menjebaknya hanya karena masalah perempuan. Ia pun membunuh Grissom dan menuntut semua pengikut Grissom untuk mengikuti perintahnya sebagai ketua mafia yang baru. Ketika para anggota mafia lainnya justru menunjuk orang lain sebagai pemimpin baru, Joker mulai melakukan teror di Kota Gotham. Meskipun masuk dalam tajuk berita, media masih saja memberitakan tentang Batman. Hal itu membuat Joker geram dan ingin menciptakan sebuah teror besar-besaran yang akan membuat orang lupa kepada Batman dan memusatkan perhatian kepadanya. Maka, Joker menyebarkan berbagai produk sehari-hari yang sudah dilumuri dengan racun Smylex—senyawa kimia yang dapat membuat korbannya tertawa hingga tewas. Mampukah Batman menghentikan aksi kejahatan Joker?

Tell me something, my friend. You ever dance with the devil in the pale moonlight?”—Joker

01 Story Logic

Batman merupakan sebuah film Aksi Superhero. Secara konsep, film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Film ini telah memperlihatkan berbagai adegan Aksi yang ditampilkan agar terlihat “cool” yang berkaitan dengan sosok Superhero. Berbagai Aksi yang dilakukan oleh sosok Sperhero tidak harus memiliki realisme yang sama dengan film-film Aksi non-Superhero atau Aksi dalam film-film Spionase atau Kriminal. Kemampuan-kemampuan luar biasa Batman dan berbagai peralatan canggih yang dimilikinya merupakan karakteristik standar Superhero yang tidak perlu dipermasalahkan logikanya secara konsep. Film ini juga sudah dengan tegas menyatakan bahwa Batman adalah Superhero dan memberikan latar belakang yang membuat Bruce Wayne akhirnya menjadi Batman. Permasalahan logika dalam film ini bukan berada pada tataran konsep, tetapi pada detil ceritanya. Hal-hal yang menyangkut aksi dan reaksi karakternya seringkali kurang logis karena bertolak belakang dengan penggambaran karakter-karakternya di dalam adegan-adegan awal. Sebagai contoh, tindakan-tindakan Alfred terlihat kurang logis karena saling bertolak belakang dengan karakteristiknya sendiri. Di awal film, diperlihatkan bahwa Alfred tahu betul cara kerja Batman dan ia sudah sangat ahli dalam membantu Batman menjalankan misinya. Alfred bisa tahu kalau Gordon buru-buru meninggalkan pesta dan mengerti kalau kemungkinan besar sedang terjadi masalah sehingga Alfred bisa memberi isyarat kepada Bruce Wayne tanpa terlihat mencurigakan. Namun ketika Bruce berbohong kepada Vicky bahwa ia akan melakukan perjalanan bisnis, Alfred sama sekali tidak menyadari kalau Bruce berbohong kepada Vicky untuk menghindarinya—apalagi Bruce berbohong di hari yang sangat penting bagi diriya dan bagi Alfred [Spoiler: Hari kematian orangtua Bruce]. Kecerobohan Alfred membuat Vicky curiga kepada Bruce dan menimbulkan perselisihan yang tidak perlu antara Bruce dengan Vicky.

Dalam kesempatan lain, Alfred terlihat sangat ahli dalam mengumpulkan data yang sangat sulit didapatkan: data mengenai Jack Napier dan mengenai Smylex. Lagi-lagi hal ini menunjukkan seberapa hebatnya Alfred dalam menjalankan tugasnya. Namun, [Spoiler] Alfred dengan sengaja dan tanpa seizin Buce Wayne membocorkan identitas rahasinya kepada Vicki Vale. Apapun alasannya, tanpa kejadian yang teramat mendesak, keputusan Alfred tentu dipertanyakan dan dipermasalahkan. Dari semua orang yang kenal dengan Bruce, Alfred seharusnya menjadi orang yang paling bisa menjaga rahasia—bukan malah sebaliknya. Keputusan Alfred memperlihatkan kecerobohannya dan kenyataan bahwa dirinya tidak berpkir panjang. Permasalahan detil lain datang dari posisi Vicki sebagai fotografer: bagaimana ia bisa mendapatkan undangan pesta amal di rumah Bruce Wayne dan apa yang mendorongnya untuk bekerja sama dengan Knox, seorang jurnalis yang dipertanyakan kredibilitasnya. Knox sendiri dalam beberapa adegan digambarkan sebagai jurnalis yang sangat ahli dan dikenal oleh banyak orang tetapi di adegan lain diperlihatkan sebagai jurnalis yang tidak berkompeten dan dipandang sebelah mata oleh rekan-rekan jurnalis. Terdapat masalah-masalah lain yang berkaitan dengan logika detil ceritanya, tetapi secara umum konsep film ini sudah logis sesuai dengan genrenya.

I'm only laughing on the outside / My smile is just skin deep / If you could see inside I'm really crying / You might join me for a weep.”—Joker

02 Story Consistency

Alur cerita film ini masih belum konsisten. Dalam menuliskan sinopsis singkat film ini, terlihat jelas bahwa Batman fokus membicarakan tentang kejahatan Joker. Namun, ada banyak sekali hal penting yang tidak bisa disebutkan karena mengganggu aliran ceritanya: dalam sinopsis singkat belum terlihat adanya hubungan asmara antara Batman dengan Vicki yang memang memerlukan sebuah tempat narasi tersendiri. Belum jelas apakah film ini fokus menceritakan tentang asal mula Batman, asal mula Joker, atau proses jatuh cinta antara Bruce Wayne dengan Vicki. Apabila film ini ingin fokus menceritakan kisah asal mula Batman, eksplorasi poin tersebut masih sangat kurang. Apabila fokus cerita dalam film ini adalah Joker, mengapa tajuk utamanya adalah Batman? Film ini memiliki beban menceritakan kisah asal usul Batman dan Joker, serta harus menanggung beban eksplorasi seluk beluk Gotham dan hubungan asmara antara Bruce Wayne dengan Vicki. Dalam kisah Superman, Lois Lane adalah rekan kerja Clark Kent di Daily Planet. Dalam film Spider-Man, Mary Jane adalah teman sekaligus tetangga Peter Parker, dan dalam film Iron Man Pepper Potts adalah pegawai di Stark Industries. Semua kisah Superhero yang disebutkan memang menceritakan percintaan tokoh utmanya, tetapi mereka sudah lama kenal dengan calon pasangannya sehingga tidak perlu ada proses warming up yang cukup panjang. Hal ini berbeda dengan Bruce Wayne dan Vicki Vale dalam Batman karena status keduanya sama-sama orang yang tidak saling kenal. Maka, film ini memiliki beban menemukan cara untuk mempertemukan keduanya dan entah bagaimana membuat keduanya jatuh cinta.

Posisi Batman dalam film ini sebenarnya masih kurang jelas: Apa misinya? Siapa tokoh jahat yang menjadi incaran awalnya? Apa pentingnya karakter Harvey Dent dimasukkan ke dalam cerita? Di dalam film The Dark Knight, keberadaan Harvey Dent sangat penting karena dirinya menjadi “versi lain” dari Batman yang lebih efektif dan efisien dalam menangkap penjahat. Harvey Dent dalam Batman 1989 dikisahkan sangat ahli dalam menangkap penjahat, tetapi semua itu hanya sebatas kisah seolah-olah “isapan jempol” belaka. Apabila Harvey Dent memang benar-benar penting dalam proses bergulirnya cerita, maka seharusnya ia memiliki lebih banyak peran dalam film ini. Selain tujuan Batman yang masih kurang jelas, ambisi Joker juga masih kurang jelas. Seketika setelah ia dijebak oleh rekan-rekannya sendiri, Joker langsung membalas dendam kepada semua mantan rekannya—lalu apa lagi ambisinya? Film ini bisa saja fokus mengeksplorasi upaya Joker untuk membalas dendam musuh-musuhnya satu per satu. Karena musuh-musuhnya sama-sama musuh Kota Gotham [berarti musuh Harvey Dent dan Gordon] dan sama-sama musuh Batman, tindakan Joker tentu akan bersinggungan dengan tindakan Harvey Dent dan Batman. Karena adanya konflik kepentingan inilah terjadi pertikaian di antara ketiga kubu: Joker yang ingin membunuh musuhnya, Baman yang ingin menangkap Joker sekaligus para mafia dengan caranya tanpa melalui prosedur, dan Harvey Dent ingin menangkap semua penjahat menggunakan sistem hukum dan menganggap Batman mencederai sistem karena bertindak semaunya sendiri. Di sinilah peran Vicki Vale memiliki potensi menjadi penting karena jika ketiga kekuatan bertikai, opini publik bisa jadi tidak menguntungkan bagi Batman—persis seperti yang terjadi dalam The Dark Knight.

Berbicara soal Vicky, tujuan awalnya diperkenalkan dalam film ini pun pada akhirnya tidak dilaksanakan. Hal itu membuat dinamika hubungan pertemanan antara Vicky dengan Knox menjadi tidak begitu berarti karena pada akhirnya tidak dieksplorasi lebih lanjut dan tidak memengaruhi jalannya cerita. Pada mulanya, Vicki diperlihatkan memerlukan bantuan dari Knox. Namun selama keduanya beraksi, Vicki tampak tidak memerlukan Knox, menjadikan karakter tersebut pada dasarnya tidak berfungsi secara signifikan. Film ini menampilkan kekacauan kota Gotham di bagian awal dan menutupnya tanpa menyinggung kembali soal kekacauan tersebut: apakah kekacauan sudah berhasil dikendalikan atau belum. Apa yang terjadi setelah Joker dikalahkan? Apakah tingginya angka kriminalitas yang diperlihatkan di awal film akhirnya bisa ditekan? Lagipula, kriminalitas yang meraja lela di Gotham, pada mulanya, bukan disebabkan oleh Joker. Jack Napier juga pada mulanya tidak tertarik dengan Batman dan lebih fokus membalas dendamnya kepada para anggota mafia. Apabila Batman memang telah beraksi sebelum Jack menjadi Joker, maka seharusnya Jack sudah tahu akan keberadaan Batman dan sudah berselisih dengan Batman sejak lama. Namun sayangnya poin-poin penting yang mampu mengikat ceritanya itu tidak dieksplorasi dalam film ini.

"I've Been Dead Once Already. It's Very Liberating. You Should Think Of It As Therapy!"—Joker

03 Casting Choice and Acting

Proses pembuatan film ini mendapatkan sorotan publik karena penonton merasa bahwa Michael Keaton tidak akan cocok memerankan karakter Batman. Hal ini dikarenakan citra Keaton sebagai aktor dalam film-film yang penuh humor. Apalagi, Keaton sebelumnya sukses dalam film Beetlejuice yang juga disutradarai oleh Tim Burton. Keputusan untuk memilih aktor komedi sebagai Batman dikhawatirkan akan menegasi “janji” awal film ini untuk mengembalikan mitologi Batman “ke jalur yang benar”—yakni jalur yang lebih serius. Posisi Michael Keaton sebagai Batman, kurang lebih, dikhawatirkan akan mengulang kembali posisi Adam West dalam serial televisi Batman yang, meskipun populer dan sangat berpengaruh, dinilai terlalu konyol. Pada akhirnya, Michael Keaton berhasil membuktikan bahwa dirinya memang sesuai memerankan sosok Batman khas era 1980-an. Kostum yang didesain dengan baik berhasil mendukung kuatnya citra Keaton sebagai sosok Batman yang baru dan definitive pada masanya. Kalangan penonton dan kritikus pun akhirnya memberikan pujian kepada Keaton—pujian yang justru tidak didapatkan oleh Val Kilmer dalam Batman Forever dan George Clooney dalam Batman and Robin setelah Keaton tidak lagi memerankan Batman selepas Batman Returns. Sanjungan kepada aktor pemeran Batman baru diberikan kembali ketika Christian Bale menggantikan posisi karakter Batman dalam Batman Begins, The Dark Knight, dan The Dark Knight Rises.

Aktor Jack Nicholson mendapatkan pujian atas perannya sebagai Joker—bahkan tidak sedikit penonton dan kritikus yang merasa posisi Nicholson sebagai Joker “mencuri” perhatian dari tokoh utamanya sendiri. Jack Nicholson, sama halnya dengan Keaton, juga berhasil mengubah citra Joker dari serial televisinya menjadi karakter yang benar-benar baru dan lebih serius. Aktor lainnya seperti Kim Bassinger sebagai Vicki, Pat Hingle sebagai Gordon, Jack Palance sebagai Grissom, dan aktor lainnya telah memerankan karakter mereka dengan baik. Michael Gough juga dinilai baik memerankan karakter Alfred. Adapun keluhan atas karakter Alfred umumnya ada pada permasalahan logika ceritanya, bukan pada kemampuan berakting dari aktornya.

“[in TV ad] New and improved Joker products! With the new secret ingredient--Smylex! Now, let's go over to our blind taste test. Uh-oh. He don't look happy. He's been using Brand X! [extends X sound as a hiss] But with new and improved Joker brand...I get a grin, again and again! That luscious tan! Those ruby lips! And hair color so natural, only your undertaker knows for sure! I know what you're saying: 'Where can I get these fine new items?' Well, that's the gag. Chances are, you've bought 'em already! So remember, put on a happy face!”—Joker

04 Music Match

Musik yang digunakan dalam film ini, tidak diragukan lagi, memiliki kualitas yang baik. Album soundtrack Batman menerima berbagai pujian dan mendapatkan nilai yang positif dari berbagai kritikus khususnya kritikus musik yang lebih memahami tentang kualitas komposisi musik ketimbang kritikus film. Sistem penilaian Skywalker tidak dapat digunakan untuk menilai bagus atau tidaknya musik dalam sebuah film, tetapi dapat digunakan untuk menilai sesuai atau tidaknya musik yang digunakan di dalam sebuah film. Meskipun musik dalam Batman memiliki kualitas yang baik, implementasinya masih kurang baik. Dalam beberapa adegan yang sangat serius, film ini justru memperdengarkan lagu yang sangat ceria atau bernuansa Komedi.

Professional ratings [Batman, 1989]

Review scores

Source

Rating

AllMusic

4.5/5

Filmtracks

5/5

Movie Music UK

5/5

Movie Wave

4/5

Music From The Movies

favorable

Score Sounds

9.5/10

Soundtrack Express

5/5

SoundtrackNet

4.5/5

Static Mass Emporium

4/4

05 Cinematography Match

Sebagai sebuah film Aksi Superhero, Batman harus menampilkan berbagai adegan aksinya dengan sejelas-jelasnya. Jangan sampai penonton yang sudah meluangkan waktu untuk menyaksikan film Aksi justru “dicurangi” oleh sutradara dengan cara menutup-nutupi adegan aksinya seperti dengan menggunakan pencahayaan yang terlalu gelap. Meskipun Batman versi Tim Burton ini bernuansa gelap dan lebih suram, berbagai adegan aksinya telah diperlihatkan dengan baik dan didukung oleh pencahayaan yang baik sehingga penonton tetap dapat menangkap detilnya dengan jelas. Bagaimana Batmobil direkam, bagaimana kemuculan pertama Joker diperlihatkan [“You can call me Joker”], bagaimana Batplane [pesawat jet Batman] diperlihatkan, secara umum sudah disajikan dengan baik sehingga mendukung nuansa cerita dan jalannya cerita.

06 Costume Design

Kostum dalam film ini sudah baik. Desain pakaian para karakter di versi Tim Burton ini tampak jelas menjadi peningkatan dibandingkan dengan entry Batman yang sebelumnya dan, sekali lagi, menjadi landasan bagi film-film Batman yang berikutnya [termasuk film animasi].

07 Background/Set Match

Latar belakang dan properti yang digunakan dalam film ini secara umum sudah baik. Sutradara Tim Burton telah mengimplementasikan visi artistiknya dengan baik dalam menciptakan kota Gotham yang lebih suram daripada penggambaran-penggambaran sebelumnya. Kebetulan sekali, sutradara ini memang dikenal menyukai pilihan artistik yang cenderung bernuansa gelap. Properti kendaraan yang digunakan oleh Batman juga sudah didesain dengan baik dan dianggap sebagai sebuah peningkatan desain dibandingkan dengan yang pernah ditampilkan sebelumnya. Batmobil, misalnya, bukan hanya sebuah kendaraan yang mencirikan Batman secara estetika tetapi juga memiliki fungsi yang benar-benar mampu menunjang aksi Batman. Perihal Batmobil versi Tim Burton ini, Adele Ankers menuliskan dalam artikelnya “The Evolution of the Batmobile: Batman’s Live-Action Movie Rides Through the Years” sebagai berikut:

[EN]“Keaton’s classic car was built upon the framework of two Chevy Impalas. It was designed by Burton, together with Keith Short, Anton Furst, Terry Ackland-Snow, and John Evans, who turned the vehicle’s blueprint into a gothic masterpiece, with a muted black body and a stretched outer shell.—Seated low to the ground, this stealth-like Batmobile is armed with hook launchers, disc projectile launchers, and bomb dispensers, along with twin M1919 Browning machine guns. Plus, its jet turbine-powered engine and back booster launches it forward at a maximum speed of 530 km/h.—Ultimately, this Batmobile was brought out of the Batcave for a new era, but it had an enduring power that transcended generations. In fact, its influential design has been replicated, reproduced, and revised for a legion of other Batman movie motors.”



[ID]“Batmobil [Michael] Keaton dibangun di atas rangka dua unit Chevrolet Impala. Kendaraan tersebut didesain oleh [Tim] Burton bersama dengan Keith Short, Anton Furst, Terry Ackland-Snow, dan John Evans yang mengubah cetak biru kendaraan itu menjadi sebuah mahakarya bergaya Gothic, dengan cat body muted black dan eksterior yang dimelarkan.—Dengan ground clearance yang rendah, Batmobile yang tampak seperti kendaraan siluman ini dipersenjatai dengan tembakan pengait, cakram yang bisa menembakkan peluru, dan pelontar bom, bersama dengan senjata otomatis M1919 Browning ganda. Ditambah lagi, mesin dengan turbin jet dan roket pendorong mobil ini dapat memacu Batmobile hingga kecepatan tertinggi 530 km/jam.—Pada akhirnya, Batmobile ini digantikan oleh desain yang baru, tetapi versi ini memiliki daya tarik lintas generasi. Faktanya, desain kendaraan ini telah direplikasi, diproduksi ulang, dan dimodifikasi sebagai Batmobile untuk berbagai film Batman.[diterjemahkan oleh Nabil bakri]

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual dalam Batman sudah baik. Kita perlu mengingat bahwa film ini dirilis pada tahun 1989, maka wajar jika ada berbagai aspek yang sudah terlihat palsu seperti penggunaan miniatur yang bahkan tidak serapih dalam film-film tahun 1990-an seperti Congo dan Titanic. Meski demikian, Batman telah menampilkan segala keunggulan teknologi efek visual yang memungkinkan di era 1980-an. Selain itu, ada banyak sekali efek visual “palsu” yang sebenarnya memang disengaja atau merupakan pilihan artistik. Sebagai contoh, di adegan pembukaan film ini diperlihatkan sosok Batman dengan kamera yang menyorot dari atas. Ketika berbalik dan berjalan, jubah Batman diperlihatkan melambai-lambai tetapi lambaian itu terlihat sekali seperti hasil animasi. Selain itu, adegan ketika Batman mengaktifkan fungsi Shield/Perisai pada Batmobil, perisai yang menyelubungi Batmobil jelas sekali seperti hasil animasi 2 dimensi. Efek-efek animasi ini diimplementasikan dengan baik bukan karena keterbatasan teknologi, tetapi lebih kepada pilihan artistik. Pilihan-pilihan artistik tersebut menguatkan nuansa film ini sebagai sebuah [adaptasi] buku komik yang lebih gelap dan tetap ekspresif walau berbentuk live-action.

09 Audience Approval

Sebelum film ini dirilis, para penonton khususnya penggemar karakter Batman mengkritik pemilihan aktor Michael Keaton sebagai Batman. Namun setelah film ini ditayangkan di bioskop, mayoritas penonton [termasuk penggemar komik Batman] memberikan tanggapan yang positif untuk film ini. Akting Keaton dan Jack Nicholson mendapatkan pujian walaupun banyak detil ceritanya yang masih menjadi perdebatan di kalangan penggemar Batman. Nuansa film ini yang lebih serius dibandingkan produk Batman yang pernah dirilis sebelumnya juga menuai pujian dari publik.

Platform

Score

IMDb

7.5/10

Rotten Tomatoes

72%

Metacritic

69%

Cinemascore

A

Google User

85%

10 Intentional Match

Sebelum film ini dirilis, karakter Batman sudah terlanjur diingat sebagai karakter serial televisi yang “rendah” kualitasnya karena benar-benar tidak serius [campy]. Ketika hak cipta Batman dibeli oleh Benjamin Melniker dan Michael E. Uslan pada 3 Oktober 1979, keduanya benar-benar ingin menghilangkan image Batman yang penuh kekonyolan dan mengembalikan citra Batman kepada aslinya; yang lebih gelap dan lebih serius. Merosotnya popularitas Batman di era 1970-an membuat berbagai studio enggan membiayai produksi film Batman dan kalaupun ada, studio menginginkan produksi Batman yang familiar—yakni mengikuti kekonyolan serial televisi Batman era 1960-an yang dibintangi oleh Adam West. Batman “baru” ini dimaksudkan untuk mengembalikan popularitas Batman, membawanya ke arah artistik yang baru, tetapi tetap mengembalikan jati diri karakter Batman yang gelap dan serius. Film ini dimaksudkan menjadi sebuah film Superhero yang gelap dan lebih dewasa, bahkan lebih derawa dibandingkan dengan Superman yang populer pada masanya dengan aktor Christopher Reeve. Batman karya Tim Burton ini awalnya dikhawatirkan tidak akan mampu menegaskan keseriusan mitologi Batman dan hanya akan mengulang kekonyolan serial televisi 1960-an. Namun pada akhirnya, film karya Tim Burton ini berhasil mengembalikan popularitas Batman yang meredup, mengembalikan nuansa gelap dan serius pada mitologi Batman, dan menentukan standar baru bagi film-film superhero yang dirilis setelahnya. Meskipun sutradara Tim Burton merasa film ini tidak benar-benar berhasil mewujudkan visinya, secara umum Batman telah berhasil memenuhi tujuan-tujuan pokoknya baik dari segi artistik maupun dari segi finansial.

[EN]“As a young child, I absolutely loved the 60s “BATMAN” TV series which starred Adam West in the title role. I thought it was serious, dead serious. Of course, this when I was around five - give or take a few years. As I’ve said previously, I credit this old TV show with being the reason that I’ve been such a big Batman fan my entire life. Also, it led to my fascination with the live-action depiction of the character.

As the 1970s arrived, I became a serious comic book reader. And by far, the majority of my comic books were those starring The Batman - “BATMAN,” “DETECTIVE,” “BRAVE AND THE BOLD,” “BATMAN FAMILY,” and others. The Batman I cut my teeth on in the comic books of the 70s was not the same character that was featured in the 60s TV series. I preferred this dark and serious Batman - The Dark Knight - compared to the campy, pot-bellied, Adam West version. (Michael Uslan, 2005)



[ID]“Ketika masih kanak-kanak, saya sangat menyukai serial Batman tahun 60-an yang dibintangi oleh Adam West. Waktu itu saya pikir serialnya sangat serius. Tidak heran, saya waktu itu masih berusia sekitar 5 tahun. Seperti yang sudah saya bilang, saya menganggap serial tersebut sebagai alasan yang menjadikan saya penggemar Batman seumur hidup saya. Selebihnya, serial itu mengarahkan kepada ketakjuban saya terhadap perwujudan karakter Batman secara live-action.

Pada dekade 1970-an, saya menjadi pembaca komik yang serius. Dan sejauh itu, sebagian besar komik yang saya baca adalah komik Batman—“BATMAN”, “DETECTIVE”, “BRAVE AND THE BOLD”, “BATMAN FAMILY” dan yang lainnya. Batman yang saya sukai dalam komik 70-an berbeda dengan karakter di dalam serial era 1960-an. Saya lebih menyukai Batman yang lebih gelap dan serius ini—Sang Ksatria Malam/The Dark Knight—dibandingkan dengan versi Adam West yang lebih konyol. (Michael Uslan, 2005diterjemahkan oleh Nabil Bakri)

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Saya tidak terlalu menyukai Batman dan jauh lebih merasa terhibur ketika menonton sekuelnya, Batman Returns. Saya cukup terkejut ketika mengetahui bahwa sutradara Tim Burton pun merasa bahwa Batman Returns memiliki kualitas yang lebih baik, atau setidaknya hasil akhirnya lebih disukai oleh Tim Burton, ketimbang Batman. Saya tidak punya masalah dengan pemilihan aktor dan gaya artistik film ini. Menurut saya, gaya penuh kegelapan dari Tim Burton sangatlah unik dan sebetulnya saya menyukainya. Akting Jack Nicholson sebagai Joker pun sangat memukau dan musik utama film ini The Batman Theme adalah musik yang sangat saya sukai karena sangat iconic dan cocok sekali untuk Batman. Desain Batmobil dalam film ini pun saya sukai dan cara Burton menggabungkan animasi ketika Batman mengaktifkan mode perisai Batmobil sangat saya apresiasi. Permasalahan terbesar saya dari film ini adalah konsistensi ceritanya yang kurang baik sehingga saya bingung harus fokus kepada karakter yang mana. Pada akhirnya, saya merasa cenderung mudah bosan ketika menonton film ini. Tim Burton’s Batman is no doubt a brave and unique film.

02 Awards

Berdasarkan laporan IMDb, Batman mendapatkan 9 penghargaan dan 26 nominasi. Film ini memenangkan penghargaan Best Art Direction-Set Decoration dalam Academy Awards dan BMI Film Music Award dalam BMI Film & TV Awards.

03 Financial

Batman diproduksi dengan biaya sebesar $35 juta [beberapa sumber menyatakan kemungkinan biaya mencapai $40-an juta]. Dari biaya produksi tersebut, film ini berhasil menjual tiket sebesar $411 juta. Artinya, Batman sukses secara finansial. Ketika Batman dirilis, film ini menjadi adaptasi komik DC terlaris dan rekor tersebut baru digantikan oleh The Dark Knight pada tahun 2008. Selain sukses di bioskop, Batman juga sukses di pasar DVD dengan penjualan paket home video lebih dari $150 juta.

Batman (1989) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$251,188,924

Details

International Box Office

$160,160,000

Details

Worldwide Box Office

$411,348,924

Further financial details...

Opening Weekend:

$40,489,746 (16.1% of total gross)

Legs:

6.20 (domestic box office/biggest weekend)

Domestic Share:

61.1% (domestic box office/worldwide)

Production Budget:

$35,000,000 (worldwide box office is 11.8 times production budget)

Theater counts:

2,194 opening theaters/2,201 max. theaters, 13.3 weeks average run per theater

Infl. Adj. Dom. BO

$576,664,292

04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan respons yang positif untuk film ini. Beberapa aspek yang dinilai negatif adalah perubahan latar belakang Joker dan hubungannya dengan kasus pembunuhan orangtua Bruce Wayne, kecerobohan Alfred, dan penggunaan lagu dari Prince yang dinilai kurang tepat. Selebihnya, film ini mendapatkan berbagai pujian khususnya dalam pemilihan aktor dan keberhasilan film ini menjadikan kisah Batman lebih serius dibandingkan dengan adaptasi sebelumnya.

05 Longevity

Batman masih tetap populer walau berusia lebih dari 10 tahun. Sebelum Christopher Nolan merilis Batman Begins dan The Dark Knight, Batman versi Tim Burton ini menjadi standar film Superhero DC yang ideal. Sutradara Tim Burton sendiri menyatakan bahwa film ini sebetulnya tidak terlalu bagus dalam hal kualitas, tetapi dampaknya secara kultural memang sangat besar. Ketika Batman Begins dirilis dan muncul standar baru untuk Batman, juga standar baru untuk Joker ketika The Dark Knight dirilis, popularitas film-film Nolan tersebut tidak serta merta meredupkan popularitas Batman versi Burton dan kedua versi itu justru dapat berdiri secara berdampingan sebagai dua versi yang dinilai ideal menurut pendekatan artistik masing-masing yang memang berbeda. Kesuksesan Christian Bale memerankan Batman tidak lantas menjadikan Michael Keaton sebagai “lebih buruk”, begitu pula keberhasilan Heath Ledger memerankan Joker tidak lantas menjadikan Jack Nicholson “lebih buruk” karena masing-masing membentuk gayanya sendiri [new Batman movies do not render Burton’s original film obsolete or somehow become less]. Secara umum, penonton generasi baru dapat memahami pendekatan artistik Tim Burton dan memberikan tanggapan yang positif untuk film ini, meskipun tanggapan-tanggapan yang positif dari kalangan generasi baru tidaklah se-positif ketika film ini pertama kali dirilis.

Final Score

Skor Asli                     : 8

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 8/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Batman

Rilis                 : 2009

Format             : Blu-ray Disc [||]

Kode Warna    : A

Upscaling        : Support Player-HDMI Upscaling [YES||NO] [1080/60/50/24p]

Fitur                : Behind the scenes documentary

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

iTunes:

iTunesiTunes

Google Play:

Google Play

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©1989/WarnerBros./Batman/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.