©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Review Spider-Man (2002) Awal Mula Sang Manusia Laba-Laba [The
Origin of Spider-Man]
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
“Peter...
these are the years when a man changes into the man he's going to be for the
rest of his life. Just be careful who you change into. This guy, Flash
Thompson, he probably deserved what happened. But just because you can beat him
up, doesn't give you the right to. Remember: With great power...comes great
responsibility.”—Uncle Ben
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Aksi—Fiksi
Ilmiah—Superhero
Rilis :
Domestic Releases: |
May 3rd, 2002 (Wide) by Sony Pictures |
International Releases: |
June 6th, 2002 (Wide) (Australia) |
November 1st, 2002 by Sony Pictures Home Entertainment |
|
MPAA Rating: |
PG-13 for
stylized violence and action. |
Durasi : 121 menit
Sutradara : Sam
Raimi
Pemeran : Tobey
Maguire, Willem Dafoe, Kirsten Dunst, James Franco, Cliff Robertson, Rosemary Harris
Episode : -
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Peter
Parker adalah seorang siswa senior SMA cupu [unpopular nerd] yang selalu
diremehkan dan ditindas oleh teman-teman sekolahnya. Ia tinggal bersama paman
dan bibinya; Paman Ben dan Bibi May. Rumah Peter berada tepat di sebelah rumah
Mary Jane alias MJ, gadis cantik teman sekelasnya yang sangat Peter sukai.
Namun, Peter tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya kepada MJ dan gadis
itu berpacaran dengan Flash, siswa yang senantiasa menindas Peter. Ketika kelas
Peter melakukan karya wisata ke laboratoium genetik Columbia University,
sahabat Peter yang bernama Harry Osborne tidak berangkat bersama-sama dan
diantar oleh ayahnya, Norman Osborne yang merupakan pendiri perusahaan Oscorp.
Norman berkenalan dengan Peter dan Harry menganggap Peter akan cocok menjadi
anak Norman Osborn karena ia sama-sama jenius dalam pelajaran sains. Di dalam
laboratorium, Harry menyarankan Peter untuk bicara dengan MJ. Karena Peter
enggan melakukannya, maka Harry yang mengajak MJ bicara. Harry “berpura-pura”
jenius dengan menggunakan informasi ilmiah yang didapatnya dari Peter. Melihat
hal itu, Peter merasa sangat menyesal dan mencoba mencari alasan untuk bisa
mendekati MJ. Karena ia adalah fotografer koran sekolah, Peter meminta MJ
berfoto di depan perlengkapan ilmiah dengan alasan untuk foto koran sekolah.
Saat itulah seekor laba-laba hasil rekayasa genetika menggigit tangan Peter.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Sepulang
dari sekolah, Peter merasa tidak enak badan dan sangat lemas. Ia buru-buru
pergi ke kamarnya sebelum makan malam. Paman dan Bibinya mencemaskan kesehatan
Peter. Di waktu yang sama, Norman Osborn sedang melakukan uji coba eksperimen
serum penambah kekuatan pada dirinya sendiri. Karena jajaran direksi Oscorp dan
perwakilan pemerintah mengancam untuk menyingkirkannya dari kontrak kerja,
Norman memaksakan untuk mencoba serum penambah kekuatan meskipun serum itu
belum siap. Setelah menghirup gas serum, kekuatan Norman menjadi luar biasa
tetapi ia juga berubah menjadi sosok jahat Green Goblin. Pada keesokan harinya,
Peter merasa badannya sudah sehat. Tidak hanya itu, penglihatannya sudah sembuh
sehingga ia tidak perlu lagi memakai kaca mata dan tubuhnya yang kurus dalam
semalam berubah menjadi kekar. Di sekolah, ia merasa seluruh panca inderanya
menjadi lebih tajam dan pergelangan tangannya bisa menembakkan jaring
laba-laba. Tanpa sengaja, jaring laba-labanya melemparkan senampan makanan ke
pundak Flash. Akhirnya, terjadilah perkelahian antara mereka berdua. Kali ini,
Peter dapat dengan mudah mengalahkan Flash. Kemenangan itu membuat Peter
penasaran dengan kekuatan barunya. Ia pun mencoba melakukan berbagai atraksi
yang kini bisa ia lakukan berkat gigitan laba-laba percobaan.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Agar
dapat memikat hati MJ, Peter ingin membeli sebuah mobil. Kebetulan, sedang
diadakan sebuah kontes gulat berhadiah uang tunai $3 ribu yang cukup untuk
membeli sebuah sedan bekas. Peter kemudian membuat sebuah kostum laba-laba
untuk ikut berpartisipasi dalam kontes tersebut. Paman Ben dan Bibi May melihat
perubahan sikap Peter yang lebih agresif hingga akhirnya Paman Ben memutuskan
untuk bicara kepada Peter. Sang paman membahas tentang perkelahian Peter di
sekolah dan menasihatinya untuk menggunakan kekuatan yang ia miliki dengan
bijaksana—semakin besar kekuatan yang dimiliki, semakin besar tanggung
jawabnya. Peter berbohong dan mengatakan ia akan pergi ke perspustakaan. Paman
Ben mengantarkan Peter dan berjanji akan menjemputnya. Bukannya ke perpustakaan,
Peter justru mendaftar kontes gulat dan berhasil memenangkan kontes itu. Ketika
hendak mengambil uang hadiahnya, pihak penyelenggara berbuat curang dan hanya
memberi Peter $100. Seorang pencuri kemudian masuk dan mengambil seluruh uang
penyelenggara kontes. Untuk membalas dendam pada penyelenggara, Peter
membiarkan pencuri itu kabur. Sayangnya, pencuri itu mencuri mobil milik Paman
Ben dan menembaknya. Peter pun bergegas mengejar pencuri itu dan memojokkannya
hingga si pencuri terjungkal dari sebuah bangunan kosong dan tewas.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Kematian
Paman Ben membuat Peter introspeksi diri dan menjalankan nasihat Paman Ben, “With great power, comes great responsibility.”
Peter kemudian menjadi Spider-Man yang senantiasa membantu masyarakat yang
mengalami kesulitan. Belum terlihat tanda-tanda kemunculan Green Goblin karena
Norman Osborn belum menggunakan serum berbahayanya lagi. Setelah ia
menyingkirkan produk dari perusahaan saingannya, perusahaan Oscorp meraih
keuntungan yang besar. Walau begitu, jajaran direksi Oscorp terlihat tidak suka
kepada Norman dan memutuskan untuk memecatnya—padahal Norman adalah pendiri
perusahaan dan telah berhasil mendatangkan kesuksesan bagi perusahaan. Sikap
jajaran direksi membuat Norman kesal dan kembali menggunakan serum penambah
kekuatan untuk mengubah dirinya menjadi Green Goblin. Ia pun membunuh seluruh
jajaran direksi Oscorp dan kali ini ia menarik perhatian Spider-Man. Bagaimana
Spider-Man mengalahkan Green Goblin yang merupakan ayah Harry dan sudah seperti
ayah Peter sendiri?
“If we can get a picture of Julia Roberts in
a thong, we can certainly get a picture of this weirdo!”—J. Jonah Jameson.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Spider-Man
merupakan sebuah film Aksi—Fiksi Ilmiah yang masuk dalam jajaran film
Superhero. Konsep dan narasi dalam film ini sudah logis sesuai dengan genrenya.
Sebuah film Aksi akan menampilkan berbagai adegan atraksi fisik atau kekerasan
yang tidak rasional dalam genre Drama, tetapi rasional dalam genre Aksi.
Perkelahian yang ditampilkan dalam sebuah film Aksi memang seharusnya
dilebih-lebihkan, tetapi tetap harus memerhatikan konsep ceritanya agar tidak
terlalu mengada-ada. Film ini sudah menyajikan adegan Aksi yang sesuai dengan
konsep ceritanya dan tidak terlalu mengada-ada. Dua karakter utama yang
bertikai dalam film ini, Spider-Man dan Green Goblin, mampu berkelahi dan
menerima pukulan lebih dahsyat dibandingkan dengan manusia biasa. Adegan aksi
ini sudah logis karena dijelaskan oleh aspek Fiksi Ilmiah film ini yakni baik
Spider-Man maupun Green Goblin mendapat pengaruh percobaan ilmiah sehingga
tubuh mereka menjadi jauh lebih kuat dibandingkan dengan manusia biasa.
Kekuatan yang dimiliki Peter sudah logis karena merupakan atribut yang dimiliki
oleh laba-laba, bukan oleh buaya, elang, atau binatang lainnya. Maka, Peter tidak
bisa terbang atau berendam selama berjam-jam di dalam laut. Meskipun Peter
sangat kuat, ia tetap memiliki batasan yang jelas dan masih bisa terluka bila
mendapat serangan senjata tajam. Sikap Green Goblin yang sedikit konyol
menyerupai Joker juga telah dijelaskan melalui unsur Fiksi Ilmiah film ini:
salah satu efek samping serum Green Goblin adalah membuat subjek mengalami
gangguan kejiwaan.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Film
ini tidak hanya logis dari segi konsep, tetapi juga sudah logis dari segi detil
cerita. Motivasi masing-masing karakter dalam film ini telah diperlihatkan
dengan jelas. Alasan mengapa Mary Jane tetap berpacaran dengan Flash, alasan
mengapa Peter akhirnya menjadi Spider-Man, alasan mengapa Norman Osborn menjadi
Green Goblin, hingga alasan mengapa Harry membenci Spider-Man telah
diperlihatkan dengan jelas. Ketika menjadi Green Goblin, Norman Osborn memiliki
motivasi yang jelas dan kuat sehingga setelah ambisi itu terwujud, ia tidak
lagi merasa perlu menjadi Green Goblin. Barulah setelah ia dikhianati, Norman
terbujuk untuk kembali menjadi Green Goblin. Tentu saja aksi dan reaksi
karakter dalam film ini tegolong berlebihan jika dibandingkan dengan film Drama
atau film Aksi saja. Namun perlu diingat bahwa film ini merupakan sebuah film
Superhero. Harrison Ford tidak akan bergelantungan dari gedung ke gedung dalam
film The Fugitive dan Air Force One, perkelahian John McClane
dan Hans Gruber dalam Die Hard tidak
akan menimbulkan ledakan dan mendorong musuh sampai menjebol tembok—itu karena
film-film tersebut hanya menampilkan Aksi, bukan termasuk film Superhero. Sikap
polisi dan pemerintahan yang tidak kompeten juga merupakan hal yang wajar dalam
film-film Superhero.
“Join me! Imagine what we could accomplish
together... what we could create. Or we could destroy! Cause the deaths of
countless innocents in selfish battle again and again and again until we're
both dead! Is that what you want? Think about it, hero!”—Green Goblin
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini sudah konsisten. Spider-Man 2002 ini merupakan sebuah film
Origin alias film yang fokus menceritakan proses terbentuknya atau awal mula
dari sebuah cerita atau sebuah karakter. Spider-Man fokus mengeksplorasi
masalah-masalah yang dialami oleh Peter Parker dan apa yang menyebabkannya
mendapatkan kekuatan super. Tentu saja seseorang tidak seketika menjadi
Superhero sesaat setelah mendapatkan kekuatan. Maka, film ini mengeksplorasi
apa saja yang terjadi kepada Peter setelah ia digigit oleh laba-laba rekayasa
genetika sehingga mendorongnya mengabdikan diri sebagai Superhero. Motivasi-motivasi
Peter telah ditampilkan dengan runtut dan jelas sehingga film ini memberikan
sebuah landasan yang kuat mengenai sosok Spider-Man sebagai seorang Superhero.
Walau fokus film ini adalah Peter Parker dan bagaimana ia menjadi Superhero,
eksplorasi kehidupan villain dan motivasi-motivasinya juga sudah dieksplorasi
dengan jelas sehingga masuk akal dan secara langsug memengaruhi perasaan Peter
Parker yang membantu menjadikan karakter ini unik dibandingkan dengan
kebanyakan karakter Superhero. [Spoiler] Pada bagian akhir, Peter mengabulkan
permintaan Norman Osborn untuk merahasiakan kejahatannya sebagai Green Goblin.
Peter pun harus rela menjadikan dirinya dibenci oleh sahabatnya sendiri demi
mengabulkan permintaan Norman Osborn.
“Well, to each his own. I chose my path, you
chose the way of the hero. And they found you amusing for a while, the people
of this city. But the one thing they love more than a hero is to see a
herofail, fall, die trying. In spite of everything you've done for them,
eventually they will hate you. Why bother?”—Green Goblin
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
aktor dalam film ini secara umum sudah baik. Apabila diperhatikan, para pemeran
siswa SMA dalam film ini [termasuk Peter, MJ, dan Harry] terlihat terlalu tua
dan lebih cocok menjadi siswa universitas. Meski begitu, mereka tetap berhasil
menghadirkan nuansa siswa SMA dengan baik. Dilihat dari tahun perilisannya,
contoh film dengan karakter SMA yang lebih proporsional adalah film Disney The Princess Diaries dan Final Destination.
Namun perlu diingat juga bahwa siswa SMA di era 1990-an mungkin “telihat” lebih
tua dibandingkan dengan siswa SMA tahun 2010 ke atas. Maka tidak jarang
karakter SMA di film-film 2010 ke bawah diperankan oleh aktor yang terlihat
lebih tua. Beberapa yang iconic adalah karakter dalam film American Pie dan Scream.
Perlu diingat pula bahwa ilustrasi sosok Peter Parker sendiri, pada masa itu
[misalnya dalam seri animasi Spider-Man vs Doc
Ock], terlihat lebih “dewasa”
dibandingkan dengan Peter Parker yang dirilis oleh Disney dan Marvel dalam seri
Ultimate
Spider-Man. Meski demikian,
masing-masing aktor dalam film ini telah berhasil menghidupkan karakter mereka
dengan baik. Bahkan, seiring berjalannya waktu, pemilihan aktor dalam trilogy
Spider-Man yang disutradarai oleh Sam Raimi ini telah menjadi iconic.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Musik
ciptaan Danny Elfman dalam film ini sudah baik karena masing-masing potongan
musik telah disisipkan dalam adegan yang nuansanya sesuai.
05 Cinematography Match
Sinematografi dalam film ini sudah baik. Setiap adegan Aksi telah ditampilkan secara utuh dan sejelas mungkin sehingga penonton dapat melihat detil aksi Spider-Man. Bagaimana Peter menyesuaikan diri dengan kekuatan panca inderanya yang meruncing juga telah diperlihatkan dengan baik. Salah satu nilai jual film Superhero adalah “pengalaman menonton” atau “spectacle” sehingga penting untuk membuat penonton tidak merasa “ditipu” dengan adegan-adegan yang sulit disaksikan dengan jelas atau sengaja untuk disembunyi-sembunyikan.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
06 Costume Design
Kostum
dalam film ini sudah baik. Pakaian sehari-hari masing-masing karakter sudah
sesuai dengan gaya busana standar akhir 1990-an. Kostum Spider-Man sendiri
dinilai sudah baik karena telah menampilkan ciri khas Spider-Man. Kostum
karakter yang sempat menuai kritik adalah kostum Green Goblin yang dinilai kurang
mampu menunjukkan emosi aktornya. Namun secara umum, tidak ada keluhan yang
berarti dalam kostum di film ini.
07 Background/Set Match
Latar
belakang dan properti yang digunakan dalam film ini sudah baik. Latar belakang
rumah Peter Parker dan Mary Jane telah menunjukkan kondisi perekonomian mereka
dengan baik. Secara umum latar belakang dan set asli [bukan CGI] dalam film ini
sudah baik. Khusus untuk latar belakang CGI, akan dibahas dalam poin Special
and Practical Effects.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
08 Special and/or Practical Effects
Apabila
kita menilai efek komputer film ini dengan standar 2010 ke atas, maka kita akan
dengan mudah menemukan berbagai efek komputer yang masih terlihat kasar dalam
film ini. Tidak lama sebelum artikel ini ditulis, penulis tanpa sengaja melihat
sebuah video TikTok yang mengolok-olok karakter CGI di film Titanic [ketika kapal berlayar dan
kapten mengatakan, “Take Her to sea, Mr.
Murdoch”] yang dinilai terlihat kasar seperti karakter game PlayStation 3.
Hal semacam ini membuat penulis heran sekaligus prihatin karena ternyata
masyarakat umum tidak memiliki kemampuan untuk menilai sesuatu berdasarkan
konteksnya. Untuk standar film tahun 1997, efek CGI semacam itu adalah sebuah
terobosan. Berbagai adegan dalam Spider-Man juga menampilkan CGI karakter yang
mirip sekali dengan karakter CGI dalam Titanic.
Kita tidak bisa menilainya menggunakan standar tahun 2020—tidak adil. Kita
harus bisa memposisikan diri di tahun film tersebut dirilis. Pada tahun 2002,
efek komputer Spider-Man sudah baik dan berhasil mendukung sinematografi serta
latar belakang filmnya.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
10 Intentional Match
Spider-Man
dimaksudkan sebagai sebuah film Origin yang menyampaikan kisah awal mula Peter
Parker menjadi Spider-Man. Pada akhirnya, Spider-Man 2002 ini telah berhasil
menjadi sebuah Origin atau sebuah landasan yang kuat untuk film-film berikutnya
dan berhasil memberikan gambaran yang ideal mengenai awal mula Peter Parker
menjadi Spider-Man. Film ini tidak menjanjikan eksposisi yang berbelit-belit
tentang dunia Superhero dan benar-benar fokus mengkeksplorasi kehidupan Peter
Parker dan apa saja kejadian yang memberinya motivasi untuk menjadi Spider-Man
dengan susunan cerita yang logis dan konsisten. Film ini pun sukses secara
finansial dan mendapatkan tanggapan positif dari kalangan penonton maupun
kritikus film pada umumnya.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Spider-Man
[dan sekuelnya] bisa jadi merupakan film Superhero terbaik yang pernah saya
saksikan. Film ini benar-benar berbeda dari kebanyakan film Superhero yang
fokus menampilkan spectacle saja tetapi tipis dalam hal Drama yang mengikat
ceritanya dan logika yang “cukup” alias tidak terlalu berlebihan atau
mengada-ada. Mungkin, Spider-Man adalah sebuah film Superhero yang ideal,
sebuah film yang benar-benar mengeksplorasi ceritanya dengan dinamika kehidupan
manusia yang bisa ikut dirasakan oleh penonton [relatable]. Spider-Man
adalah sebuah film Aksi Superhero dengan sentuhan Perasaan—it is a Superhero movie with a heart. Tindakan-tindakan yang
diambil oleh karakter dalam film ini benar-benar memiliki motivasi yang jelas
dan seringkali dapat dimaklumi. Mengapa Peter Parker sangat ingin membeli mobil
untuk memikat hati MJ? Rasa suka Peter kepada MJ dalam film ini jelas-jelas
melebihi eksplorasi rasa cinta Peter kepada Gwen dalam The Amazing Spider-Man. Sikap Paman Ben dana film ini pun sangat
konsisten; ia adalah seorang pria tua yang baik hati dan bijaksana. Tidak
pernah sekalipun ia menyindir Peter atau memarahi peter dengan membentak atau
bahkan sekadar menyampaikan kritik sarkasme kepada Peter. Kecintaan Mary Jane
pada dunia teater dan keinginannya untuk memperbaiki nasib juga dieksplorasi
dengan baik dalam film ini. Sikap Harry yang “merebut” Mary Jane dari Peter
juga dapat dijelaskan dalam adegan ketika Norman Osborn tampak sangat akrab dengan
Peter dan seperti berharap Peter adalah puteranya, bukan Harry. Bahkan alasan
Norman Osborn menjadi Green Goblin pun dapat dimaklumi tanpa penonton perlu
bersimpati: tindakan yang ia lakukan adalah tindak kejahatan, tetapi dapat
dimengerti mengapa Norman bertindak demikian.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Keseluruhan
film ini benar-benar dapat disimpulkan dalam perkataan sederhanan Paman Ben, “With great power, comes great responsibility.”
Perasaan, Drama, atau “Heart” semacam inilah yang sudah berkurang dalam
adaptasi Spider-Man yang berikutnya, dan benar-benar hilang dalam Spider-Man Tom Holland. Dari sekian
banyaknya Superhero, mungkin Spider-Man adalah sedikit yang dapat benar-benar
dipahami oleh penonton karena Peter pada dasarnya adalah seorang anak “biasa”
yang mengalami banyak masalah dan ia harus menyelesaikan masalah-masalah itu
seorang diri untuk menuju kedewasaan. Ia bukanlah anak orang kaya dan tidak
populer. Peter tidak memanfaatkan kekuatannya demi keuntungan pribadi dan
benar-benar hidup atas perkataan bijak Paman Ben. Peter harus membuat kostum
sendiri—dalam The Amazing Spider-Man
setidaknya diperlihatkan bagaimana Peter menggunakan kemampuan terbaiknya dalam
hal sains dengan menciptakan alat pendukung kostumnya. Spider-Man adalah
Superhero yang tidak akan mengandalkan orang lain dan akan berjuang sekuat
tenaga untuk melakukan hal yang benar. Dalam Spider-Man: Home-Coming, ia hanyalah versi kecil Iron-Man. Maka
saya sering membuat lelucon kalau Spider-Man
Tom Holland bukan benar-benar Spider-Man,
tetapi Spiron-Man. Hilang
sudah ciri khas Peter Parker yang membedakannya dari Superhero lainnya. Peter
bukanlah Captain America yang dipuji-puji dunia—dia dibenci dan selalu difitnah
dalam surat kabar! Peter bukanlah jenius kaya hasil warisan yang bisa dengan
mudah membeli bahan untuk membuat kostum besi Iron Man. Dia juga bukan dokter
bedah sukses yang memiliki kekuatan membuka portal seperti Doctor Strange.
Peter Parker adalah tetangga kita semua yang ramah, our friendly neighborhood Spider-Man. Kepada sutradara Sam Raimi,
saya ucapkan Well Done.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
02 Awards
Berdasarkan
laporan IMDb, film ini
menerima 16 penghargaan dan 63 nominasi. Spider-Man dinominasikan untuk Best Visual Effects dan Best
Sound dalam Academy Awards. BMI Film and TV Awards dan Saturn Awards memberikan
penghargaan untuk musik dalam film ini. Kristen Dunst memenangkan penghargaan
sebagai Best Actress Empire Awards dan MTV Movie Awards.
03 Financial
Spider-Man
dibuat dengan dana sebesar $139 juta dan berhasil menjual tiket sebesar $821
juta. Hal ini menunjukkan bahwa Spider-Man sukses besar secara finansial.
Sampai tahun 2004 saja, penjualan DVD serta kaset VHS film ini sudah
menghasilkan uang sebesar $428 juta—padahal angka tersebut hanya untuk
penjualan DVD di Amerika Serikat.
Spider-Man (2002) Theatrical
Performance |
||
Domestic
Box Office |
$403,706,375 |
|
International
Box Office |
$418,000,000 |
|
Worldwide
Box Office |
$821,706,375 |
|
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
04 Critics
Sebagian
besar kritikus film memberikan tanggapan yang postif untuk film ini.
05 Longevity
Spider-Man
masih tetap populer dan relevan bahkan setelah berusia lebih dari 10 tahun.
Penonton generasi baru tetap memberikan respons yang secara umum positif untuk
film ini. Popularitas Spider-Man 2002 ini bahkan lebih kuat dibandingkan dengan
The Amazing Spider-Man yang dirilis
10 tahun setelahnya.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Final Score
Skor
Asli : 10
Skor
Tambahan : -
Skor Akhir : 10/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : Spider-Man
Rilis : 3 April 2007 [2002 DVD
Edition, Indonesia—Boxset], 2011
[Blu-ray]
Format : DVD [|||] Blu-ray
Disc [||]
Kode
Warna : 3/NTSC [DVD], A [Blu-ray Disc]
Fitur : Character files, Music Videos,
The Mythology of the 21st Century [a documentary], Goblin’s Lair
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
Amazon VOD: |
|
iTunes: |
|
Google Play: |
|
Netflix: |
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
©2002/Marvel, Sony, Columbia/Spider-Man/All Rights Reserved. |
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers