Review Film Jumanji (1995) Ular Tangga Ajaib Pembawa Bencana [When Robin Williams Played a Cursed Board Game]
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
Review dan Sinopsis Jumanji (1995) Ular Tangga Ajaib Pembawa Bencana [When
Robin Williams Played a Cursed Board Game]
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
“Jumanji. A game for
those who seek to find a way to leave their world behind. You roll the dice to
move your token. Doubles gets another turn. And the first player to reach the
end wins.”—Alan Parrish
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Fantasi—Petualangan
[Keluarga]
Rilis : 15 Desember 1995
Durasi : 104 menit
Episode : -
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Pada
tahun 1869 di Brantford, New Hampshire, dua remaja tampak tergesa-gesa mengubur
sebuah peti misterius. Peti itu mengeluarkan suara tabuhan genderang yang
membuat kedua remaja itu ketakutan. Isi dari peti itu telah menyebabkan masalah
besar dan harus disembunyikan. Kedua remaja itu berharap peti itu tidak akan
pernah ditemukan, dan mendoakan yang terbaik kepada siapa saja yang tertimpa
kemalangan karena menemukan peti itu. 100 tahun kemudian, pada 1969, Brantford
menjadi sebuah kota yang makmur dan dikenal sebagai penghasil sepatu yang
berkualitas berkat keberadaan pabrik sepatu milik keluarga Parrish. Pabrik itu
dikelola oleh Samuel Parrish, pengusaha kaya raya dan merupakan sosok yang
terpandang. Samuel memiliki seorang putera yang bernama Alan Parrish. Meskipun
lahir di keluarga yang terpandang, Alan justru sering ditindas oleh teman-teman
sekolahnya. Seorang anak bernama Billy Jessup mengumpulkan teman-temannya untuk
menindas Alan karena berani berteman dengan Sarah, ‘kekasih’ Billy. Alan lantas bersembunyi di pabrik sepatu ayahnya
sementara Billy dan teman-temannya mencuri sepeda Alan. Bukannya mendapat
dukungan dari ayahnya, Alan malah mendapat teguran dari ayahnya. Hal itu
membuat Alan kesal dan dengan ceroboh meletakkan sebuah sepatu di dalam mesin
pembuat sepatu hingga mesin itu rusak.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
Dalam
perjalanan pulang, Alan mendengar suara tabuhan genderang dari area proyek
bangunan/konstruksi. Ia kemudian menggali tanah proyek dan menemukan sebuah
peti misterius yang senantiasa mengeluarkan suara genderang. Ia membuka peti
itu dan menemukan sebuah papan permainan bertuliskan ‘Jumanji’. Kemudian, Alan
membawa papan itu pulang. Di rumah, Alan kembali bertengkar dengan ayahnya
hingga Alan memutuskan untuk kabur dari rumah. Malam harinya, Sarah datang ke
rumah Alan untuk mengembalikan sepedanya yang dicuri oleh Billy. Sarah juga
mendengar suara tabuhan genderang yang berasal dari papan permainan Jumanji
[menurut aktor Robin Williams, Jumanji adalah bahasa Zulu yang berarti
“bermacam-macam dampaknya”]. Tanpa sengaja, Sarah memulai permainan itu setelah
dadunya ia lemparkan. Bidak permainan Sarah bergerak dengan sedirinya dan
sebuah pesan muncul yang menyatakan bahwa Sarah harus segera lari karena ada
makhluk bersayap yang akan mengejarnya. Sarah dan Alan tidak percaya dengan
pesan itu sampai terdengar suara aneh dari dalam perapian. Suara itu
mengejutkan Alan hingga ia juga tanpa sengaja melemparkan dadu dan memulai
permainan. Bidak permainan Alan berjalan dan sebuah pesan kembali muncul. Kali
ini, pesan itu menyatakan bahwa Alan akan terjebak di sebuah hutan sampai ada
orang lain yang bermain dan menjatuhkan dadu di angka lima atau delapan.
Seketika itu juga, Alan lenyap secara ajaib dan Sarah melarikan diri dikejar
sekawanan kelelawar.
©twitter user, added to the image/All Rights Reserved. |
26
tahun kemudian, pada tahun 1995, rumah keluarga Parrish sudah terbengkalai dan
dibeli oleh Nora Shepherd yang akan menjadikan rumah itu sebagai tempat
penginapan. Nora pindah ke kediaman Parrish bersama dua keponakannya, Peter dan
Judy, yang baru saja kehilangan kedua orangtua mereka akibat kecelakaan lalu
lintas. Peter dan Judy sama-sama mendengar suara tabuhan genderang misterius
dari loteng. Mereka berdua menemukan papan permainan Jumanji dan memainkannya.
Judy melempar dadu lebih dulu dan mendapat pesan bahwa sekumpulan serangga
beracun akan menyerang mereka. Setelah serangga-serangga itu keluar dari rumah,
Peter melempar dadunya yang menyebabkan sekawanan monyet muncul secara ajaib di
dalam dapur. Menurut permainan Jumanji, Peter mendapat giliran dua kali. Pada
gilirannya yang ke dua, dadu Peter menunjukkan angka 5—yang artinya Alan bisa
kembali. Jumanji mengirimkan seekor singa bersamaan dengan kembalinya Alan
Parrish yang kini sudah dewasa. Alan menyelamatkan Judy dan Peter dari terkaman
singa itu. Selama 26 tahun, Alan terjebak di dalam hutan rimba dan baru kembali
setelah rumah dan bisnis keluarganya hancur. Alan mencari-cari keberadaan
orangtuanya dan mendapat kabar bahwa keduanya telah meninggal dunia. Rumah dan
bisnis Samuel Parrish terbengkalai setelah Alan “hilang”. Samuel menduga Alan
melarikan diri dan menghabiskan seluruh kekayaannya untuk mencari Alan sampai
akhir hayatnya.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
Kemunculan
monyet dan serangga beracun dari dalam Jumanji mulai menimbulkan kekacauan di
kota. Seorang polisi bernama Carl Bentley yang merupakan mantan pegawai di
perusahaan sepatu Parrish, curiga dengan kemunculan pria misterius di rumah tua
keluarga Parrish. Carl tidak tahu bahwa pria itu adalah Alan Parrish yang
menghilang selama 26 tahun. Ia menduga kekacauan di kota ada hubungannya dengan
pria misterius itu. Agar kekacauan bisa dihentikan, permainan Jumanji harus
diselesaikan. Alan pun memberi tahu bahwa untuk menyelesaikan permainan
Jumanji, mereka memerlukan satu orang pemain lagi yakni Sarah. Namun, Sarah
yang mengalami trauma berat akibat kejadian menghilangnya Alan menolak dengan
tegas untuk melanjutkan permainan Jumanji. Semakin lama mereka menunggu, seisi
kota menjadi semakin kacau. Pada akhirnya, Alan, Sarah, Peter, dan Judy harus
terus memainkan Jumanji agar dunia kembali seperti semula meskipun kengerian
baru muncul setiap kali mereka melemparkan dadu. Mulai dari terjangan kawanan
binatang hingga kemunculan pemburu Van Pelt, para pemain Jumanji harus berusaha
keras memenangkan permainan sembari menghindari mara bahaya yang dimunculkan
oleh permainan Jumanji.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
“I've seen things
you've only seen in your nightmares. Things you can't even imagine; things you
can't even see. There are things that haunt you in the night; then something
screams, and you hope to god you will not meet the same fate. Afraid? You don't
even know what afraid is.”—Alan Parrish
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Jumanji
diangkat dari buku cerita bergambar karangan Chris Van Allsburg. Buku setebal
32 halaman tersebut berada dalam genre Fantasi dan memang dimaksudkan untuk
dinikmati oleh kalangan anak-anak. Dengan demikian, sangat wajar jika terdapat
bagian-bagian yang tampak tidak masuk akal bagi orang dewasa namun tergolong “magical” untuk anak-anak. Jika kita
melihat kepada buku dan film anak-anak populer lainnya seperti Alice in Wonderland, Charlie and the Chocolate Factory, serta
Where the Wild Things Are—meskipun Where the Wild Things Are pada akhirnya
diadaptasi menjadi sebuah film yang sangat menakutkan—kesemuanya memiliki
konsep cerita Fantasi yang terjadi begitu saja tanpa penjelasan yang jelas.
Mengapa The Mad Hatter bertingkah seperti orang gila? Mengapa Ratu Hati gemar
memenggal kepala dan memiliki pasukan kartu? Di manakah letak Wonderland
sebenarnya? Dari mana Willy Wonka mendapatkan cara melatih para tupai untuk
menjadi pegawai di pabrik cokelat? Bahkan, makna nama Jumanji sendiri sama
sekali tidak pernah dijelaskan. Satu-satunya pernyataan yang tersedia adalah
pertnyataan dari Robin Williams, aktor film Jumanji, yang menyatakan bahwa
Jumanji berarti “bermacam-macam dampaknya”. Jika dilihat dari naungan genrenya,
sumber ceritanya, serta sasaran penikmat filmnya, maka logika film ini sudah
masuk akal. Selain merupakan sebuah film Fantasi, Jumanji merangkap sebagai
sebuah film Petualangan. Pada umumnya, film Petualangan akan menempatkan tokoh
utamanya di sebuah daerah terpencil seperti padang pasir atau hutan belantara.
Dalam Jumanji, kebiasaan tersebut dibalik yang mana papan Jumanji membawa hutan
belantara ke tengah kota. Maka, meskipun adegan-adegan dalam Jumanji terjadi di
satu kota kecil saja, namun para tokohnya harus melakukan petualangan ke
berbagai titik di kota tersebut untuk bisa menyelesaikan masalah.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Meskipun
logika film ini sudah baik, namun alur ceritanya kurang konsisten. Reaksi para
tokohnya yang cenderung lambat dalam melanjutkan permainan tidak sebanding
dengan cepatnya ancaman yang merajalela. Berbagai ketegangan seperti monyet
yang menguasai kantor polisi, kawanan gajah, badak, serta zebra yang
berkeliaran di kota, dan kemunculan pemburu semestinya membuat para tokoh utama
bertindak lebih cepat. Namun, Jumanji memecah fokus ceritanya ke beberapa hal
sehingga satu waktu kejadian [time frame] perlu diceritakan dari lebih dari
satu perspektif. Walaupun hal-hal ini terjadi di waktu yang kita anggap
[presumably] bersamaan, namun eksekusi filmnya menjadikan seolah-olah waktu yang
bersamaan ini adalah dua waktu yang berbeda [different time frames]. Misalnya,
ketika Peter menjadi korban serbuan kawanan hewan liar dan Van Pelt berhasil
merebut papan Jumanji dari tangannya. Van Pelt kemudian menculik Judy supaya
Alan datang menyelamatkan Judy. Namun di waktu yang bersamaan, Alan sedang
ditahan oleh polisi Carl Bentley. Permasalahan cerita dalam adegan ini tidak
hanya pada kenyataan bahwa Alan sedang ditahan ketika Judy diculik, tetapi juga
bahwa Alan memiliki kisah masa lalu dengan Carl yang juga dieksplorasi—membuat
ketegangan ceritanya harus ditunda terlebih dahulu.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Aktor
yang dipilih untuk memerankan karakter-karakter dalam Jumanji sudah baik.
Bahkan, pemilihan aktornya bisa dikatakan lebih dari baik karena telah menjadi
“iconic”—yakni pemilihan aktor Robin Williams sebagai Alan Parrish. Robin
Williams dikenal luas sebagai aktor sekaligus komedian yang mampu membuat
karakter-karakter yang ia perankan terlihat sangat berbeda [stands-out] dari
karakter lainnya sehingga dikenang [memorable]. Sebelumnya, Robin sukses dalam
film Good Morning Vietnam, Dead Poets Society, dan Disney’s Aladdin sebagai Genie. Saking
iconic-nya peran Robin sebagai Genie, Disney menerima banyak sekali keluhan
negatif dari pengguna internet saat Aladdin
versi live-action dirilis tanpa Robin Williams [yang memang telah meninggal
dunia] dengan mencoba meniru gaya Robin Williams. Pada akhirnya, konsep Genie
dalam Aladdin versi live-action
ditulis ulang dan banyak diubah yakni dengan menciptakan gaya sendiri.
Pemilihan aktor lainnya dalam film ini juga sudah baik. Kedua aktor cilik
Kristen Dunst [yang kemudian lebih populer sebagai Mary Jane dalam Spider-Man Trilogy] dan Bradley Pierce
yang memerankan Judy dan Peter [respectively] mampu menghidupkan karakter
mereka dengan baik. Komedian David Alan Grier berhasil menghidupkan karakter
polisi yang serius namun di saat bersamaan juga bertindak konyol. Aktor
Jonathan Hyde mampu memerankan Samuel Parrish sekaligus Van Pelt dengan baik.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Musik
dalam Jumanji berhasil mendukung nuansa konsep dan genre filmnya dengan baik.
Dengan kata lain, musik dalam film ini tidak terkesan “tidak pada tempatnya”.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi.
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual adalah salah satu keunggulan Jumanji dan merupakan satu-satunya
keunggulan yang dipuji oleh kritikus yang tidak menyukai konsep ceritanya. Jika
disaksikan di atas tahun 2000, maka banyak adegan efek visual yang terlihat
sangat kasar. Namun perlu diingat bahwa Jumanji dirilis pada tahun 1995.
Mempermasalahkan CGI yang buruk dalam Jumanji sama saja dengan mempermasalahkan
internet yang lambat pada Internet Explorer yang di-install di sebuah komputer
Windows 95 yang menggunakan teknologi dial-up. Sama halnya dengan internet
dalam komputer itu sudah dianggap cukup dan wajar pada tahun 1995, efek visual
dalam Jumanji tergolong baik untuk film tahun 1995. Keunggulan lain efek visual
film ini adalah penggunaan animatronik yang mendukung kesan nyata pada binatang
yang ditampilkan. Satu-satunya efek komputer yang benar-benar terlihat sangat
kasar adalah efek para monyet. Selain memang teknologi di kala itu belum
memungkinkan untuk membuat binatang berambut tampak realistis, animasi para
monyet secara artistik sebenarnya sudah mendekati ilustrasi Chris Van
Allsburg—monyet-monyet ini tidak terlihat seperti monyet pada umumnya.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
10 Intentional Match
Jumanji
telah berhasil memenuhi cita-cita para penciptanya—termasuk pengarang bukunya
yakni Chris Van Allsburg. Film ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah film
Fantasi—Petualangan Keluarga yang menonjolkan sisi “keseruan” [fun] dan
mendorong penggunaan teknologi lebih maju lagi.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Ketika
pertama kali menonton Jumanji semasa kanak-kanak, saya benar-benar dipikat oleh
film tersebut. Hal paling utama dari film ini, bagian yang menonjolkan sisi
“fun”, adalah konsep ketika sebuah papan permainan mampu mengeluarkan berbagai
macam makhluk yang membuat kekacauan di dunia nyata. Film ini benar-benar
bergulat dengan esensi sebuah cerita Fantasi: menghadirkan hal-hal yang hanya
mungkin muncul di dalam angan-angan kita, terutama angan-angan seorang anak
kecil. Tidak ada penjelasan aturan dunia Fantasi seperti The
Lord of the Rings atau drama percintaan seperti Twilight.
Semua yang terjadi dalam Jumanji murni berdasarkan kekacauan yang timbul dari
benda imajinatif. Tidak ada aturan yang jelas mengenai kekacauan itu. Dari mana
papan itu berasal? Bagaimana papan itu bisa memunculkan berbagai macam hewan
hingga mempermainkan garis waktu [time continuum]? Tidak ada penjelasannya.
Bagaimana seorang anak kecil memunculkan teman imajinasi yang dapat diajak bermain
seolah-olah nyata? Bahkan istilah Jumanji sendiri tidak diketahui artinya.
Singkat cerita, saya sangat menyukai Jumanji. Bahkan efek visualnya yang masih
tampak kasar tetap mampu memberikan sebuah tontonan yang spektakuler dan
menghibur.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
02 Awards
Tidak
ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.
03 Financial
Jumanji
mendapatkan kesuksesan. Dari dana sebesar $65 juta, Jumanji mendapatkan $263
juta.
04 Critics
Mayoritas
kritikus, ketika Jumanji pertama kali dirilis, memberikan tanggapan negatif
untuk film ini.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
05 Longevity
Meskipun
efek visualnya telah ketinggalan zaman [dated], Jumanji tetap digemari bahkan
setelah lebih dari dua pulu tahun filmnya dirilis. Bahkan, Jumanji telah
berubah menjadi bagian dari budaya sebagai salah satu film keluarga yang
digemari dan wajib ditonton bersama keluarga saat liburan. Posisi semacam ini
ditempati juga oleh Home Alone yang
kini telah berubah bukan hanya sebagai tontonan, tetapi sebagai sebuah tradisi.
Minat masyarakat terhadap Jumanji masih tetap tinggi sampai pada 2017 Jumanji Welcome to the Jungle dirilis
dan meraih kesuksesan besar.
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
Final Score
Skor
Asli : 9.5
Skor
Tambahan : -1/2, -1
Skor
Akhir : 8/10
***
Spesifikasi DVD
Judul : Jumanji
Rilis : 17 Februari 2011
Format : Blu-ray Disc
Kode
Warna : Full HD 1080 60-24p [ABC]
Fitur : Behind the scenes documentary,
Audio commentary, Virtual Board Game
Support : Windows 98-10 [VLC Media
Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4],
4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All Rights Reserved. |
©1995/Columbia, TriStar, Sony/Jumanji/All
Rights Reserved.