Review Film The Lord of the Rings: The Return of the King (2003) Pertempuran Paling Besar Sepanjang Sejarah Fantasi [The Greatest Battle in the World of Fantasy]
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Review The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)
Pertempuran Paling Besar Sepanjang Sejarah Fantasi [The Greatest Battle in the
World of Fantasy]
Oleh Skywalker Hunter Nabil Bakri
“A fourth age of middle-earth began. And the fellowship of the ring, though eternally bound by friendship and love, was ended. Thirteen months to the day since Gandalf sent us on our long journey... we found ourselves looking upon a familiar sight. We were home.” —Frodo
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
⸎Sangat mungkin mengandung Spoiler, Anda diharap bijak
menyikapinya.
Genre : Fantasi
Rilis :
Domestic Releases: |
December 17th, 2003 (Wide) by New Line |
International Releases: |
December 17th, 2003 (Wide), released as El Señor De Los
Anillos: El Retorno del Rey (Mexico) |
December 14th, 2004 by New Line Home Video,
released as Lord of the Rings, The: The Return of the King |
|
MPAA Rating: |
PG-13 for
intense epic battle sequences and frightening images |
Durasi : 201 menit
Sutradara : Peter Jackson
Pemeran : Elijah Wood, Ian McKellen, Liv
Tyler, Viggo Mortensen, Sean Astin, Cate Blanchett, John Rhys-Davies, Bernard Hill, Billy Boyd, Dominic Monaghan, Orlando Bloom, Hugo Weaving, Miranda Otto, David Wenham, Karl Urban, John Noble, Andy Serkis, Ian Holm
Episode : -
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Film
ini dibuka dengan kilasan masa lalu yang menjelaskan asal-usul Gollum.
Dikisahkan bahwa dahulu Gollum sebenarnya adalah Hobbit biasa bernama Smeagol.
Suatu ketika, sahabatnya yang bernama Deagol tanpa sengaja menemukan cincin
Sauron ketika memancing. Cincin itu merasuki pikiran Deagol dan Smeagol,
membuat mereka berdua sama-sama terobsesi dengan cincin itu. Terjadilah
perkelahian di antara mereka. Akhirnya, Smeagol berhasil merebut cincin itu
setelah membunuh Deagol. Kejadian tersebut menghancurkan hidup Smeagol,
memaksanya hidup menyendiri jauh dari tempat tinggal para Hobbit. Cincin Sauron
yang sakti terus meracuni pikiran Smeagol dan membuatnya hidup sangat panjang.
Smeagol pun perlahan-lahan berubah menjadi sosok mengerikan yang dikenal
sebagai Gollum. Hobbit yang mengenaskan tersebut seperti mengidap penyakit
kepribadian ganda (Multiple Personality Disorder) yang parah karena ia memiliki
dua kepribadian yakni sebagai Smeagol yang masih sama dengan dirinya sebelum
menemukan cincin, dan sebagai Gollum yang licik dan tidak segan membunuh apa
pun yang menghalangi jalannya. Di sepanjang perjalanan menuju Mordor, Gollum
senantiasa meyakinkan Smeagol untuk menghabisi nyawa Frodo dan Sam agar bisa
merebut kembali cincin Sauron. Mengetahui gerak-gerik Gollum yang mencurigakan,
Sam tidak segan menyerang Gollum. Namun, Gollum berhasil memanipulasi Frodo
sehingga Frodo melindunginya dari Sam. Gollum telah berhasil menghasut Frodo
untuk senantiasa curiga kepada Sam dan bukan kepadanya.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Setelah
Gandalf, Legolas, Aragorn, dan Gimli memenangkan pertempuran di Helm’s Deep,
mereka menuju ke isengard yang kini diduduki oleh Treebeard dan para Ents.
Merry dan Pippin diminta oleh Treebeard untuk ikut menjaga Isengard. Setelah
Gandalf tiba di Isengard, Treebeard melaporkan bahwa Saruman terkurung di dalam
menaranya. Gandalf yang kini telah menjadi Gandalf the White menjelaskan bahwa
kekuatan Saruman perlahan-lahan telah sirna dan ia sudah tidak lagi berdaya
melawan mereka. Di antara sisa-sisa perang yang terendam banjir, Pippin
menemukan bola kristal ajaib—Palantir—milik Sauron. Gandalf buru-buru merebut
Palantir dari tangan Pippin dan menyimpannya. Tindakan Gandalf itu membuat
Pippin semakin penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya disembunyikan oleh
Gandalf atau oleh bola ajaib tersebut. Akhirnya, Pippin nekat mengambil bola
itu dan melihat ke dalamnya. Tampaknya, bola kristal itu merupakan alat
komunikasi Sauron yang membuat Pippin tersiksa. Merry yang tidak bisa berbuat
apa-apa segera memanggil Gandalf untuk membantu. Gandalf tahu bahwa Sauron
memanfaatkan kecerobohan Pippin untuk mengiterogasinya. Sauron ingin tahu
keberadaan cincinnya, tetapi beruntung Pippin berhasil menahan siksaan Sauron
dan tidak memberi tahunya tentang misi Frodo yang sedang berjalan menuju Mordor
untuk menghancurkan cincin Sauron di Mount Doom. Komunikasi antara Pippin
dengan Sauron tidak sepenuhnya buruk karena Pippin mengetahui rencana Sauron
untuk menyerang ibu kota Gondor yakni Minas Tirith. Maka, Gandalf segera pergi
menuju Minas Tirith bersama Pippin untuk memperingatkan pengurus kerajaan,
Denethor, akan kedatangan musuh dan untuk meminta bantuan kepada Theoden.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Denethor
adalah ayah Boromir dan Faramir. Setelah mendengar kabar kematian Boromir,
Denethor menunjukkan sikap tidak waras yang berpotensi menghancurkan Gondor.
Meskipun pasukannya tidak dapat menghalau serangan musuh, Denethor menyalahkan
Faramir sebagai pemimpin yang tidak becus dan tidak sehebat kakaknya, Boromir.
Faramir merasa bahwa ayahnya lebih memilih Faramir yang tewas daripada Boromir.
Maka, ia bertekad membuktikan kemampuannya dengan kembali menyerang musuh yang
jelas-jelas lebih kuat. Gandalf meminta Denethor untuk bersikap waras dan
segera meminta bantuan kepada Theoden. Namun, Denethor menolak. Gandalf pun
secara paksa mengambil alih kendali atas Minas Tirith ketika pasukan Sauron
tiba dan menyerang kerajaan. Sang penyihir putih harus mampu mempertahankan
Minas Tirith sembari menunggu pasukan Theoden datang membantu. Sebelum Theoden
sampai di Minas Tirith, Lord Elrond datang ke perkemahan pasukannya untuk
menemui Aragorn dan memberikan pedang Anduril—pedang Narsil yang telah
disatukan kembali setelah dulu dipatahkan oleh Sauron dan akhirnya digunakan
oleh Isildur untuk mengalahkan Sauron. [Dugaan
penulis: Karena dalam The Fellowship of the Ring Arwen menyembuhkan luka
beracun Frodo dengan “menyerahkan anugerah keabadiannya”] Lord Elrond
mengabarkan bahwa Arwen kini sekarat dan nyawanya bergantung pada hasil dari
pertempuran [apabila Sauron berhasil dikalahkan, racun tersebut akan hilang].
Menurutnya, pasukan gabungan Gondor dan Rohan tidak akan cukup untuk
mengalahkan pasukan Sauron. Ia menyarankan Aragorn untuk menerima posisinya
sebagai keturunan Isildur dan Raja Gondor yang sah. Dengan demikian, Aragorn
dapat meminta bantuan arwah-arwah gentayangan para prajurit pengkhianat
Dunharrow yang dikutuk oleh Isildur karena melarikan diri ketika perang besar
melawan Sauron berlangsung. Aragorn dapat memerintahkan para arwah untuk
membantunya berperang dengan janji akan membebaskan mereka dari kutukan.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Ketika
pertahanan Gondor berhasil dihancurkan oleh musuh, pasukan Theoden tiba untuk
membantu. Terjadilah pertempuran dahsyat yang melibatkan tentara manusia, Orc,
Nazgul, hingga gajah-gajah raksasa Oliphaunt. Keponakan perempuan Theoden yang
dilarang ikut berperang, Eowyn, turut berpartisipasi dalam pertempuran bersama
Merry yang juga dilarang berperang oleh Theoden. Ketika perang terus berlanjut
di Minas Tirith, Frodo terus melanjutkan misinya menuju ke Mordor. Gollum telah
berhasil menghasut Frodo hingga Frodo mengusir Sam. Tanpa keberadaan Sam,
Gollum memanfaatkan situasi dengan menuntun Frodo masuk ke dalam sarang Shelob,
seekor laba-laba raksasa. Frodo harus berhasil melaksanakan misinya
menghancurkan cincin Sauron karena nyawa seluruh makhluk Middle Earth
bergantung padanya. Pada akhirnya, Frodo tidak hanya harus melawan berbagai
musuh yang menghalanginya, tetapi juga hasrat dalam dirinya yang terobsesi
dengan cincin tersebut. Sanggupkah Sang Pembawa Cincin menghancurkan cincin
Sauron?
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
The
Lord of the Rings: The Return of the King sudah logis sesuai dengan genrenya. The
Fellowship of the Ring, The
Two Towers, dan The Retun of the King memiliki logika cerita yang sama
dan konsisten. Dunia Fantasi yang dibangun dalam The
Fellowship of the Ring diikuti dengan baik oleh The Return of the King.
Walaupun seri ini dibagi menjadi tiga atau sebuah trilogi, namun pada dasarnya
ketiga film ini menyampaikan satu cerita yang utuh dalam satu rentang kejadian
saja. Hal ini berbeda dengan seri Fantasi lainnya seperti Harry Potter, The Chronicles
of Narnia, atau The Golden Compass
[discontinued] yang masing-masing entry (kecuali Harry Potter and the Deathly Hallows Part I dan II) menceritakan kisah yang berbeda
dalam rentang waktu yang berbeda. Trilogi ini terpisah dari kisah The Hobbit karena diceritakan dalam
rentang waktu yang berbeda, namun tetap membentuk sebuah cerita yang utuh
karena pada dasarnya seri ini menceritakan bagaimana The Fellowship of the Ring
[aliansi 9 pembawa cincin] terbentuk, terpecah, dan misi mereka diselesaikan.
Faktanya, trilogi The Lord of the Rings
memang ditulis sebagai satu cerita saja, tetapi karena terlalu panjang, maka
ceritanya harus dibagi menjadi tiga. Namun karena posisinya yang membentuk
Trinitas (Trinity)—Tiga yang Satu,
maka logika cerita yang sudah dibentuk dengan baik di entri pertamanya berimbas
pada baiknya logika cerita pada dua entry berikutnya.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Karena
terdapat banyak poin cerita yang harus disampaikan, The Return of the King
memiliki alur cerita yang cenderung tidak konsisten dibandingkan dengan The
Fellowship of the Ring dan The
Two Towers. Beberapa poin cerita dalam film ini seharusnya dapat
dieksplorasi dalam film-film sebelumnya atau dipersingkat agar beban cerita
film ini tidak terlalu besar. Misalnya, kompleksitas hubungan Denethor dengan
anak-anaknya dan kompleksitas hubungan asmara Aragorn dengan Arwen—yang memang
tidak ada di dalam novelnya. Meski
demikian, secara umum alur cerita film ini sudah konsisten. The Return of the
King tidak hanya telah konsisten sebagai sebuah film, tetapi juga sudah
konsisten dengan dua film sebelumnya sehingga mengakhri kisah The Lord of the Rings dengan baik karena
masalah besar yang diajukan telah dieksplorasi dan diselesaikan sehingga
membentuk satu kisah yang utuh.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
aktor dan akting dalam film ini sudah baik karena sudah konsisten dengan
film-film sebelumnya yang memang dinilai sudah baik.
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik.
05 Cinematography Match
Sinematografi
dalam The Return of the King telah berhasil menegaskan kebesaran skala film
ini, terutama dalam adegan pertempuran yang memang seharusnya disajikan sebagai
pertempuran paling dahsyat dari ketiga film The
Lord of the Rings.
06 Costume Design
Pemilihan
kostum dalam film ini, sama halnya dengan dua film sebelumnya, sudah baik.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
07 Background/Set Match
Latar
belakang dalam film ini sudah berhasil memvisualisasikan dunia Middle Earth
dari dalam novel J.R.R. Tolkien. Desain bangunan yang digunakan pun sudah
sesuai dengan latar belakang bentang alam dan deskripsi keadaan pada tahun
kejadian. Berbagai properti seperti ketapel, pedang, dan perisai juga telah
serasi dengan pihak-pihak yang menggunakan mereka dan mendukung jalannya cerita
karena berhasil menunjukkan seberapa seriusnya kerusakan yang dapat ditimbulkan
oleh senjata-senjata tersebut.
08 Special and/or Practical Effects
Sama
seperti The Fellowship of the Rings
dan The Two Towers, efek visual dalam
The Return of the King mendapatkan pujian yang luar biasa dari mayoritas
penonton dan kritikus. Bahkan pihak yang mengkritik narasi atau gaya artistik
penyutradaraan film ini, umumnya tetap mengakui bahwa efek visual film ini
sudah sangat baik—terlebih jika kita mempertimbangkan fakta bahwa film ini dirilis
pada tahun 2003. Apabla kita mengamati film-film yang dirilis pada tahun yang
sama, maka dapat disimpulkan bahwa film ini memang memiliki keunggulan dalam
hal efek visual.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini. Popularitas The Lord of the Rings telah menjadi
begitu besar setelah The Fellowship of
the Ring dan The Two Towers
dirilis dengan pencapaian box office yang tinggi dan tanggapan penonton serta
kritikus yang positif. Maka, perilisan The Return of the King telah sangat
dinanti oleh publik. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan penghasilan box office
yang cukup signifikan hingga menjadikan film ini sebagai film ke dua di dunia,
setelah Titanic, yang berhasil
menjual tiket di atas $1 miliar.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
10 Intentional Match
Maksud-maksud
pembuatan film ini pada dasarnya sama dengan film pertama dan ke dua. Hal ini
dikarenakan trilogi The Lord of the Rings,
meskipun dibagi menjadi tiga film, ditulis dan dibuat secara back-to-back atau simultan/serentak
layaknya sebuah cerita yang panjang. Berbagai adegan pertempuran dalam The
Return of the King tampak jelas lebih spektakuler dari film-film sebelumnya
karena memang film ini merupakan puncak dari kisah mengenai perjalanan sembilan
pembawa cincin. The Return of the King telah berhasil melanjutkan narasi dari
dua film sebelumnya dan menjadi sebuah penutup yang telah membuat inti
ceritanya selesai sebagai sebuah cerita yang utuh.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Jujur
saja, saya merasa bahwa narasi dalam The Return of the King ini adalah yang
paling “lemah” dalam trilogi The Lord of
the Rings. Saya merasa cukup dipusingkan dengan fokus cerita yang
meloncat-loncat antara perjalanan Frodo dengan pertempuran Minas Tirith yang
kurang rapih. Menurut saya, ada cukup banyak poin cerita yang sebenarnya tidak
diperlukan sehingga dapat dipersingkat atau digunakan untuk mengeksplorasi poin
cerita yang lebih penting. Dari segi artistik, saya juga merasa terdapat
berbagai adegan close-up yang tidak
perlu atau berlebihan misalnya dalam adegan pertempuran dan dalam adegan
pertemuan kembali Frodo dengan para anggota pembawa cincin. Namun secara
keseluruhan, saya tidak dapat memungkiri bahwa film ini merupakan sebuah
penutup yang baik untuk trilogi The Lord
of the Rings dan memberikan sebuah tontonan Fantasi yang memukau. If you have to end an epic story, THIS is
how you did it! Forth Eorlingas!
©2003-2004/New Line Cinema, Vanity Fair, abc, AMPAS/The Return of the King/All Rights Reserved. |
02 Awards
The
Lord of the Rings: The Return of the King meraih berbagai penghargaan penting
dunia sinema. Film ini adalah salah satu film yang memenangkan piala Oscar
terbanyak yakni memenangkan 11 nominasi Oscar dari total 11 nominasi. Posisi
ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa mengingat hanya ada tiga film
sepanjang sejarah (sampai artikel ini dirilis) yang memenangkan 11 piala Oscar
yakni Ben Hur, Titanic, dan The Return of
the King.
03 Financial
The
Retun of the King meraih kesuksesan besar secara finansial. Dari dana sebesar
$94 juta, film ini mampu menjual tiket sebesar $1.1 miliar. Pencapaian ini
menjadikan The Return of the King sebagai entry terlaris seri The Lord of the Rings, film terlaris
untuk tahun 2003, dan film ke dua di dunia yang berhasil menjual tiket di atas
$1 miliar setelah Titanic.
The Lord of the Rings: The
Return of the King (2003)
Theatrical Performance |
||
Domestic
Box Office |
$377,845,905 |
|
International
Box Office |
$742,368,141 |
|
Worldwide
Box Office |
$1,120,214,046 |
|
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Mayoritas
kritikus memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
05 Longevity
The
Return of the King masih tetap populer dan relevan bahkan setelah filmnya
berusia lebih dari sepuluh tahun. Tanggapan dari penonton generasi baru secara
umum masih positif dan efek visual yang disajikan masih berhasil memukau banyak
kalangan lebih dari satu dekade kemudian. Selain itu, hingga artikel ini
dirilis, The Return of the King memegang rekor piala Oscar terbanyak sepanjang
sejarah yang hanya dipegang oleh tiga film. Maka tidak mengherankan apabila
film ini masih umum diperbincangkan bertahun-tahun setelah kali pertamanya ditayangkan
di bioskop. Faktor pendukung lain datang dari trilogi novelnya sendiri yang
juga masih sangat populer hingga puluhan tahun setelah diterbitkan untuk
pertama kalinya.
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Final Score
Skor
Asli : 10
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 10/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : The Lord of the Rings: The
Retun of the King
Rilis : September 2010
Format : Blu-ray Disc [||]
Kode
Warna : A/Full HD 1080p
Fitur : Behind the scenes, trailers
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
***
Spesifikasi Buku
Judul : The
Lord of the Rings: the Return of the King (Kembalinya Sang Raja)
Penulis : J.R.R.
Tolkien
Terbit : April
2004
Halaman : 520
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
***
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved. |
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All
Rights Reserved.
©Nabil Bakri Platinum. |
Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.