Review Film The Lord of the Rings: The Return of the King (2003) Pertempuran Paling Besar Sepanjang Sejarah Fantasi [The Greatest Battle in the World of Fantasy]

 

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

Review The Lord of the Rings: The Return of the King (2003) Pertempuran Paling Besar Sepanjang Sejarah Fantasi [The Greatest Battle in the World of Fantasy]

Oleh Skywalker Hunter Nabil Bakri

“A fourth age of middle-earth began. And the fellowship of the ring, though eternally bound by friendship and love, was ended. Thirteen months to the day since Gandalf sent us on our long journey... we found ourselves looking upon a familiar sight. We were home.” —Frodo

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

⸎Sangat mungkin mengandung Spoiler, Anda diharap bijak menyikapinya.

Genre             : Fantasi

Rilis                 :

Domestic Releases:

December 17th, 2003 (Wide) by New Line
June 28th, 2011 (Special Engagement) by 
Warner Bros.
February 12th, 2021 (IMAX) by 
Warner Bros.

International Releases:

December 17th, 2003 (Wide), released as El Señor De Los Anillos: El Retorno del Rey (Mexico)
December 17th, 2003 (Wide) (
United Kingdom)
December 18th, 2003 (Wide) (
New Zealand)
December 26th, 2003 (Wide) (
Australia)
January 16th, 2004 (Wide), released as Pán prstenů: Návrat krále (
Czech Republic)

Video Release:

December 14th, 2004 by New Line Home Video, released as Lord of the Rings, The: The Return of the King

MPAA Rating:

PG-13 for intense epic battle sequences and frightening images

Durasi             : 201 menit

Sutradara       : Peter Jackson

Pemeran         : Elijah Wood, Ian McKellen, Liv Tyler, Viggo Mortensen, Sean Astin, Cate Blanchett, John Rhys-Davies, Bernard Hill, Billy Boyd, Dominic Monaghan, Orlando Bloom, Hugo Weaving, Miranda Otto, David Wenham, Karl Urban, John Noble, Andy Serkis, Ian Holm

Episode           : -

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

Sinopsis

Film ini dibuka dengan kilasan masa lalu yang menjelaskan asal-usul Gollum. Dikisahkan bahwa dahulu Gollum sebenarnya adalah Hobbit biasa bernama Smeagol. Suatu ketika, sahabatnya yang bernama Deagol tanpa sengaja menemukan cincin Sauron ketika memancing. Cincin itu merasuki pikiran Deagol dan Smeagol, membuat mereka berdua sama-sama terobsesi dengan cincin itu. Terjadilah perkelahian di antara mereka. Akhirnya, Smeagol berhasil merebut cincin itu setelah membunuh Deagol. Kejadian tersebut menghancurkan hidup Smeagol, memaksanya hidup menyendiri jauh dari tempat tinggal para Hobbit. Cincin Sauron yang sakti terus meracuni pikiran Smeagol dan membuatnya hidup sangat panjang. Smeagol pun perlahan-lahan berubah menjadi sosok mengerikan yang dikenal sebagai Gollum. Hobbit yang mengenaskan tersebut seperti mengidap penyakit kepribadian ganda (Multiple Personality Disorder) yang parah karena ia memiliki dua kepribadian yakni sebagai Smeagol yang masih sama dengan dirinya sebelum menemukan cincin, dan sebagai Gollum yang licik dan tidak segan membunuh apa pun yang menghalangi jalannya. Di sepanjang perjalanan menuju Mordor, Gollum senantiasa meyakinkan Smeagol untuk menghabisi nyawa Frodo dan Sam agar bisa merebut kembali cincin Sauron. Mengetahui gerak-gerik Gollum yang mencurigakan, Sam tidak segan menyerang Gollum. Namun, Gollum berhasil memanipulasi Frodo sehingga Frodo melindunginya dari Sam. Gollum telah berhasil menghasut Frodo untuk senantiasa curiga kepada Sam dan bukan kepadanya.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

Setelah Gandalf, Legolas, Aragorn, dan Gimli memenangkan pertempuran di Helm’s Deep, mereka menuju ke isengard yang kini diduduki oleh Treebeard dan para Ents. Merry dan Pippin diminta oleh Treebeard untuk ikut menjaga Isengard. Setelah Gandalf tiba di Isengard, Treebeard melaporkan bahwa Saruman terkurung di dalam menaranya. Gandalf yang kini telah menjadi Gandalf the White menjelaskan bahwa kekuatan Saruman perlahan-lahan telah sirna dan ia sudah tidak lagi berdaya melawan mereka. Di antara sisa-sisa perang yang terendam banjir, Pippin menemukan bola kristal ajaib—Palantir—milik Sauron. Gandalf buru-buru merebut Palantir dari tangan Pippin dan menyimpannya. Tindakan Gandalf itu membuat Pippin semakin penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Gandalf atau oleh bola ajaib tersebut. Akhirnya, Pippin nekat mengambil bola itu dan melihat ke dalamnya. Tampaknya, bola kristal itu merupakan alat komunikasi Sauron yang membuat Pippin tersiksa. Merry yang tidak bisa berbuat apa-apa segera memanggil Gandalf untuk membantu. Gandalf tahu bahwa Sauron memanfaatkan kecerobohan Pippin untuk mengiterogasinya. Sauron ingin tahu keberadaan cincinnya, tetapi beruntung Pippin berhasil menahan siksaan Sauron dan tidak memberi tahunya tentang misi Frodo yang sedang berjalan menuju Mordor untuk menghancurkan cincin Sauron di Mount Doom. Komunikasi antara Pippin dengan Sauron tidak sepenuhnya buruk karena Pippin mengetahui rencana Sauron untuk menyerang ibu kota Gondor yakni Minas Tirith. Maka, Gandalf segera pergi menuju Minas Tirith bersama Pippin untuk memperingatkan pengurus kerajaan, Denethor, akan kedatangan musuh dan untuk meminta bantuan kepada Theoden.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

Denethor adalah ayah Boromir dan Faramir. Setelah mendengar kabar kematian Boromir, Denethor menunjukkan sikap tidak waras yang berpotensi menghancurkan Gondor. Meskipun pasukannya tidak dapat menghalau serangan musuh, Denethor menyalahkan Faramir sebagai pemimpin yang tidak becus dan tidak sehebat kakaknya, Boromir. Faramir merasa bahwa ayahnya lebih memilih Faramir yang tewas daripada Boromir. Maka, ia bertekad membuktikan kemampuannya dengan kembali menyerang musuh yang jelas-jelas lebih kuat. Gandalf meminta Denethor untuk bersikap waras dan segera meminta bantuan kepada Theoden. Namun, Denethor menolak. Gandalf pun secara paksa mengambil alih kendali atas Minas Tirith ketika pasukan Sauron tiba dan menyerang kerajaan. Sang penyihir putih harus mampu mempertahankan Minas Tirith sembari menunggu pasukan Theoden datang membantu. Sebelum Theoden sampai di Minas Tirith, Lord Elrond datang ke perkemahan pasukannya untuk menemui Aragorn dan memberikan pedang Anduril—pedang Narsil yang telah disatukan kembali setelah dulu dipatahkan oleh Sauron dan akhirnya digunakan oleh Isildur untuk mengalahkan Sauron. [Dugaan penulis: Karena dalam The Fellowship of the Ring Arwen menyembuhkan luka beracun Frodo dengan “menyerahkan anugerah keabadiannya”] Lord Elrond mengabarkan bahwa Arwen kini sekarat dan nyawanya bergantung pada hasil dari pertempuran [apabila Sauron berhasil dikalahkan, racun tersebut akan hilang]. Menurutnya, pasukan gabungan Gondor dan Rohan tidak akan cukup untuk mengalahkan pasukan Sauron. Ia menyarankan Aragorn untuk menerima posisinya sebagai keturunan Isildur dan Raja Gondor yang sah. Dengan demikian, Aragorn dapat meminta bantuan arwah-arwah gentayangan para prajurit pengkhianat Dunharrow yang dikutuk oleh Isildur karena melarikan diri ketika perang besar melawan Sauron berlangsung. Aragorn dapat memerintahkan para arwah untuk membantunya berperang dengan janji akan membebaskan mereka dari kutukan.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

Ketika pertahanan Gondor berhasil dihancurkan oleh musuh, pasukan Theoden tiba untuk membantu. Terjadilah pertempuran dahsyat yang melibatkan tentara manusia, Orc, Nazgul, hingga gajah-gajah raksasa Oliphaunt. Keponakan perempuan Theoden yang dilarang ikut berperang, Eowyn, turut berpartisipasi dalam pertempuran bersama Merry yang juga dilarang berperang oleh Theoden. Ketika perang terus berlanjut di Minas Tirith, Frodo terus melanjutkan misinya menuju ke Mordor. Gollum telah berhasil menghasut Frodo hingga Frodo mengusir Sam. Tanpa keberadaan Sam, Gollum memanfaatkan situasi dengan menuntun Frodo masuk ke dalam sarang Shelob, seekor laba-laba raksasa. Frodo harus berhasil melaksanakan misinya menghancurkan cincin Sauron karena nyawa seluruh makhluk Middle Earth bergantung padanya. Pada akhirnya, Frodo tidak hanya harus melawan berbagai musuh yang menghalanginya, tetapi juga hasrat dalam dirinya yang terobsesi dengan cincin tersebut. Sanggupkah Sang Pembawa Cincin menghancurkan cincin Sauron?

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

01 Story Logic

The Lord of the Rings: The Return of the King sudah logis sesuai dengan genrenya. The Fellowship of the Ring, The Two Towers, dan The Retun of the King memiliki logika cerita yang sama dan konsisten. Dunia Fantasi yang dibangun dalam The Fellowship of the Ring diikuti dengan baik oleh The Return of the King. Walaupun seri ini dibagi menjadi tiga atau sebuah trilogi, namun pada dasarnya ketiga film ini menyampaikan satu cerita yang utuh dalam satu rentang kejadian saja. Hal ini berbeda dengan seri Fantasi lainnya seperti Harry Potter, The Chronicles of Narnia, atau The Golden Compass [discontinued] yang masing-masing entry (kecuali Harry Potter and the Deathly Hallows Part I dan II) menceritakan kisah yang berbeda dalam rentang waktu yang berbeda. Trilogi ini terpisah dari kisah The Hobbit karena diceritakan dalam rentang waktu yang berbeda, namun tetap membentuk sebuah cerita yang utuh karena pada dasarnya seri ini menceritakan bagaimana The Fellowship of the Ring [aliansi 9 pembawa cincin] terbentuk, terpecah, dan misi mereka diselesaikan. Faktanya, trilogi The Lord of the Rings memang ditulis sebagai satu cerita saja, tetapi karena terlalu panjang, maka ceritanya harus dibagi menjadi tiga. Namun karena posisinya yang membentuk Trinitas (Trinity)—Tiga yang Satu, maka logika cerita yang sudah dibentuk dengan baik di entri pertamanya berimbas pada baiknya logika cerita pada dua entry berikutnya.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Karena terdapat banyak poin cerita yang harus disampaikan, The Return of the King memiliki alur cerita yang cenderung tidak konsisten dibandingkan dengan The Fellowship of the Ring dan The Two Towers. Beberapa poin cerita dalam film ini seharusnya dapat dieksplorasi dalam film-film sebelumnya atau dipersingkat agar beban cerita film ini tidak terlalu besar. Misalnya, kompleksitas hubungan Denethor dengan anak-anaknya dan kompleksitas hubungan asmara Aragorn dengan Arwen—yang memang tidak ada di dalam novelnya.  Meski demikian, secara umum alur cerita film ini sudah konsisten. The Return of the King tidak hanya telah konsisten sebagai sebuah film, tetapi juga sudah konsisten dengan dua film sebelumnya sehingga mengakhri kisah The Lord of the Rings dengan baik karena masalah besar yang diajukan telah dieksplorasi dan diselesaikan sehingga membentuk satu kisah yang utuh.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dan akting dalam film ini sudah baik karena sudah konsisten dengan film-film sebelumnya yang memang dinilai sudah baik.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam The Return of the King telah berhasil menegaskan kebesaran skala film ini, terutama dalam adegan pertempuran yang memang seharusnya disajikan sebagai pertempuran paling dahsyat dari ketiga film The Lord of the Rings.

06 Costume Design

Pemilihan kostum dalam film ini, sama halnya dengan dua film sebelumnya, sudah baik.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

07 Background/Set Match

Latar belakang dalam film ini sudah berhasil memvisualisasikan dunia Middle Earth dari dalam novel J.R.R. Tolkien. Desain bangunan yang digunakan pun sudah sesuai dengan latar belakang bentang alam dan deskripsi keadaan pada tahun kejadian. Berbagai properti seperti ketapel, pedang, dan perisai juga telah serasi dengan pihak-pihak yang menggunakan mereka dan mendukung jalannya cerita karena berhasil menunjukkan seberapa seriusnya kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh senjata-senjata tersebut.

08 Special and/or Practical Effects

Sama seperti The Fellowship of the Rings dan The Two Towers, efek visual dalam The Return of the King mendapatkan pujian yang luar biasa dari mayoritas penonton dan kritikus. Bahkan pihak yang mengkritik narasi atau gaya artistik penyutradaraan film ini, umumnya tetap mengakui bahwa efek visual film ini sudah sangat baik—terlebih jika kita mempertimbangkan fakta bahwa film ini dirilis pada tahun 2003. Apabla kita mengamati film-film yang dirilis pada tahun yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa film ini memang memiliki keunggulan dalam hal efek visual.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini. Popularitas The Lord of the Rings telah menjadi begitu besar setelah The Fellowship of the Ring dan The Two Towers dirilis dengan pencapaian box office yang tinggi dan tanggapan penonton serta kritikus yang positif. Maka, perilisan The Return of the King telah sangat dinanti oleh publik. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan penghasilan box office yang cukup signifikan hingga menjadikan film ini sebagai film ke dua di dunia, setelah Titanic, yang berhasil menjual tiket di atas $1 miliar.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Maksud-maksud pembuatan film ini pada dasarnya sama dengan film pertama dan ke dua. Hal ini dikarenakan trilogi The Lord of the Rings, meskipun dibagi menjadi tiga film, ditulis dan dibuat secara back-to-back atau simultan/serentak layaknya sebuah cerita yang panjang. Berbagai adegan pertempuran dalam The Return of the King tampak jelas lebih spektakuler dari film-film sebelumnya karena memang film ini merupakan puncak dari kisah mengenai perjalanan sembilan pembawa cincin. The Return of the King telah berhasil melanjutkan narasi dari dua film sebelumnya dan menjadi sebuah penutup yang telah membuat inti ceritanya selesai sebagai sebuah cerita yang utuh.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Jujur saja, saya merasa bahwa narasi dalam The Return of the King ini adalah yang paling “lemah” dalam trilogi The Lord of the Rings. Saya merasa cukup dipusingkan dengan fokus cerita yang meloncat-loncat antara perjalanan Frodo dengan pertempuran Minas Tirith yang kurang rapih. Menurut saya, ada cukup banyak poin cerita yang sebenarnya tidak diperlukan sehingga dapat dipersingkat atau digunakan untuk mengeksplorasi poin cerita yang lebih penting. Dari segi artistik, saya juga merasa terdapat berbagai adegan close-up yang tidak perlu atau berlebihan misalnya dalam adegan pertempuran dan dalam adegan pertemuan kembali Frodo dengan para anggota pembawa cincin. Namun secara keseluruhan, saya tidak dapat memungkiri bahwa film ini merupakan sebuah penutup yang baik untuk trilogi The Lord of the Rings dan memberikan sebuah tontonan Fantasi yang memukau. If you have to end an epic story, THIS is how you did it! Forth Eorlingas!

©2003-2004/New Line Cinema, Vanity Fair, abc, AMPAS/The Return of the King/All Rights Reserved.

02 Awards

The Lord of the Rings: The Return of the King meraih berbagai penghargaan penting dunia sinema. Film ini adalah salah satu film yang memenangkan piala Oscar terbanyak yakni memenangkan 11 nominasi Oscar dari total 11 nominasi. Posisi ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa mengingat hanya ada tiga film sepanjang sejarah (sampai artikel ini dirilis) yang memenangkan 11 piala Oscar yakni Ben Hur, Titanic, dan The Return of the King.

03 Financial

The Retun of the King meraih kesuksesan besar secara finansial. Dari dana sebesar $94 juta, film ini mampu menjual tiket sebesar $1.1 miliar. Pencapaian ini menjadikan The Return of the King sebagai entry terlaris seri The Lord of the Rings, film terlaris untuk tahun 2003, dan film ke dua di dunia yang berhasil menjual tiket di atas $1 miliar setelah Titanic.

The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)

Theatrical Performance

Domestic Box Office

$377,845,905

Details

International Box Office

$742,368,141

Details

Worldwide Box Office

$1,120,214,046

Further financial details...

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.
04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

05 Longevity

The Return of the King masih tetap populer dan relevan bahkan setelah filmnya berusia lebih dari sepuluh tahun. Tanggapan dari penonton generasi baru secara umum masih positif dan efek visual yang disajikan masih berhasil memukau banyak kalangan lebih dari satu dekade kemudian. Selain itu, hingga artikel ini dirilis, The Return of the King memegang rekor piala Oscar terbanyak sepanjang sejarah yang hanya dipegang oleh tiga film. Maka tidak mengherankan apabila film ini masih umum diperbincangkan bertahun-tahun setelah kali pertamanya ditayangkan di bioskop. Faktor pendukung lain datang dari trilogi novelnya sendiri yang juga masih sangat populer hingga puluhan tahun setelah diterbitkan untuk pertama kalinya.

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 10/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : The Lord of the Rings: The Retun of the King

Rilis                 : September 2010

Format             : Blu-ray Disc [||]

Kode Warna    : A/Full HD 1080p

Fitur                : Behind the scenes, trailers

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

***

Spesifikasi Buku

Judul               : The Lord of the Rings: the Return of the King (Kembalinya Sang Raja)

Penulis             : J.R.R. Tolkien

Terbit               : April 2004

Halaman          : 520

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

***

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2003/New Line Cinema/The Return of the King/All Rights Reserved.


©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.