Review Animasi Kung Fu Panda (2008) Kisah Pendekar Sakti yang Hobi Makan

 

Review Kung Fu Panda (2008) Kisah Pendekar Sakti yang Hobi Makan

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

“You are too concerned with what was and what will be. There is a saying: Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the present.”—Master Oogway

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

©2008/DreamWorks/Kung Fu Panda/All Rights Reserved.

⸎Sangat mungkin mengandung Spoiler, Anda diharap bijak menyikapinya.

Genre             : Komedi Fantasi—Aksi [Animasi Komputer/Full-CGI Animation]

Rilis                 :

Domestic Releases:

June 6th, 2008 (Wide) by Paramount Pictures
June 6th, 2008 (IMAX) by 
Paramount Pictures

International Releases:

June 27th, 2008 (Wide) (Australia)
September 25th, 2015 (Wide), released as Kung Fu Panda (2015 Reissue) (
New Zealand)

Video Release:

November 9th, 2008 by Dreamworks Animated Video

MPAA Rating:

PG for sequences of martial arts action

Durasi             : 91 menit

Sutradara       : John Stevenson, Mark Osborne

Pemeran         : Jack Black, Dustin Hoffman, Angelina Jolie, Ian McShane, Seth Rogen, Lucy Liu, David Cross, James Hong, Randall Duk Kim, Dan Fogler, Michael Clarke Duncan, Jackie Chan

Episode           : -

Sinopsis

Po adalah seekor panda yang bercita-cita menjadi ahli kung-fu seperti idolanya: 5 Pendekar Istana Giok yang terdiri dari Master Tigress, Master Monkey, Master Viper, Master Crane, dan Master Mantis. Ia adalah penggemar berat kelima pendekar sampai-sampai mengikuti semua kisah petualangan mereka dan mengoleksi action figure mereka. Pada suatu malam, ia bermimpi menjadi seorang ahli kung-fu yang disegani sampai bangun kesiangan. Ayahnya yang merupakan seekor bebek adalah pemilik kedai mie yang terkenal akan kelezatannya berkat resep rahasia turun temurun. Sang ayah sangat ingin Po bisa meneruskan usahanya sebagai penjual mie. Karena tidak mau mengecewakan ayahnya, Po berbohong tentang mimpinya—bahwa ia bermimpi tentang mie. Di Istana Giok yang merupakan pusat kung-fu, Master Oogway sang pencetus ilmu kung-fu menceritakan ramalannya pada murid sekaligus temannya, Master Shifu. Menurutnya, Tai Lung si penjahat paling menakutkan akan segera bebas dan hanya bisa dikalahkan oleh Pendekar Naga. Mendengar hal itu, Shifu segera memerintahkan seekor bebek untuk terbang ke penjara dan meminta para prajurit badak untuk memperketat penjagaan. Sayembara Pendekar Naga pun akan segera diselenggarakan dengan diikuti oleh 5 Pendekar. Di tengah kepanikan Shifu, Oogway mengingatkan bahwa seringkali hal-hal yang kita takutkan justru datang saat kita mencoba menghindarinya. Benar saja, kedatangan bebek ke penjara justru memberikan kesempatan bagi Tai Lung untuk meloloskan diri. Tai Lung menjadi semakin murka setelah tahu bahwa dirinya tidak akan dipilih menjadi Pendekar Naga.

Ketika sayembara berlangsung, Po terlambat memasuki Istana Giok karena lokasinya yang tinggi di sebuah pegunungan. Setelah semua warga desa berkumpul dan pintu gerbang Istana ditutup, Po baru selesai memanjat anak tangga yang terakhir. Satu per satu Pendekar memamerkan kemampuan mereka yang akan dinilai oleh Master Oogway. Karena gerbang sudah ditutup, Po yang sangat ingin menyaksikan sayembara itu terpaksa menggunakan kembang api untuk menerbangkanya masuk ke dalam istana. Kelima Pendekar sudah selesai unjuk kemampuan dan Master Oogway siap menunjuk siapa Pendekar Naga yang akan dianugerahi Gulungan Naga yang sakral. Ketika telunjuk Master Oogway hampir menunjuk Tigress, Po yang menggunakan kembang api “mendarat” di hadapan Master Oogway dan sang Master menunjuknya sebagai Pendekar Naga. Master Shifu mempertanyakan pilihan Oogway dan menduga bahwa Oogway sebenarnya memilih Tigress. Namun, Master Oogway menjelaskan kalau ia memang menunjuk Po sebagai Pendekar Naga. Mulai saat itu, Master Shifu harus mendidik Po sebagai muridnya sebelum ia siap menerima Gulungan Naga dan menjadi Pendekar Naga.

Saat berlatih, Po tidak berhasil menyelesaikan semua rintangan yang ada. Ia tidak bisa mengalahkan satu Master pun dan menjadi satu-satunya pendekar yang ada dalam level 0 [nol]. Kegagalan Po membuat Shifu sangat kesal dan ia bertekad untuk “menyingkirkan” Po dari Istana Giok supaya Tigress bisa menjadi Pendekar Naga. Pikiran Shifu yang kacau semakin dikacaukan dengan laporan bahwa Tai Lung berhasil melarikan diri. Tampaknya, Tai Lung adalah mantan murid Shifu yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri. Namun, Tai Lung dibutakan oleh ambisinya menjadi Pendekar Naga sehingga ia melakukan kejahatan setelah Master Oogway menyatakan bahwa Tai Lung bukan Pendekar Naga. Ketika Tai Lung menyerang di masa lalu, Master Shifu tidak tega melawan Tai Lung sehingga Oogway harus melumpuhkan Tai Lung dan menahannya di penjara. Lolosnya Tai Lung membuat Shifu semakin mendesak Oogway untuk mempertimbangkan kembali pilihannya. Namun, Oogway tetap teguh pada jawabannya: takdir telah menggariskan bahwa Po adalah Pendekar Naga. Shifu harus menemukan cara untuk membimbing Po meraih potensi terbesarnya. Di saat yang sangat berbahaya, Oogway justru pergi meninggalkan dunia fana dan menyerahkan semuanya kepada takdir dan Shifu sebagai pengganti pemimpin Istana Giok.

Mengetahui bahwa Master Oogway telah tiada dan bahwa Po tidak bisa diandalkan, 5 Pendekar Istana Giok memutuskan untuk pergi menghalangi Tai Lung sebelum penjahat itu sampai ke Istana Giok dan mencuri Gulungan Naga. Mereka berlima bekerja sama melawan Tai Lung dengan sekuat tenaga, tetapi kekuatan Tai Lung jauh lebih hebat daripada kekuatan mereka. Akhirnya, kelima Pendekar berhasil dikalahkan. Sementara itu, Shifu akhirnya menemukan cara terbaik untuk mendidik Po: dengan mengiming-imingi makanan kepadanya. Sanggupkah Shifu mendidik Po hingga siap menerima Gulungan Naga? Apakah Po benar-benar akan menjadi Pendekar Naga atau ramalan Oogway ternyata salah? Akankah Tai Lung berhasil merebut Gulungan Naga dan menghancurkan Istana Giok? Apa sebenarnya rahasia besar yang disimpan di dalam Gulungan Naga yang dijaga oleh Oogway dan Shifu di dalam Istana Giok?

01 Story Logic

Kung Fu Panda memiliki konsep dan narasi yang sudah logis sesuai dengan genrenya yakni Komedi Fantasi yang dipadukan dengan Aksi. Pertama, posisi film ini sebagai sebuah animasi memberikan keleluasaan yang lebih dalam menampilkan ekspresi karakter-karakternya. Maka, hal-hal tidak wajar seperti “masih sehat walau jatuh dari tangga” atau “tidak meninggal setelah jatuh dari langit” masih dapat dimaklumi. Di sinilah letak “keunggulan” animasi yang tidak dimiliki oleh film-film live action yang sejalan dengan pandangan Walt Disney bahwa “tidak semua cerita cocok dibuat live action” atau “tidak semua animasi bisa diterjemahkan ke dalam live action”. Hal-hal semacam inilah yang membuat The Lion King versi animasi tradisional dapat tampak lebih ekspresif dan berwarna dibandingkan dengan The Lion King (2019) versi Photo-Realistic yang memang diciptakan untuk mereplikasi dunia nyata. Contoh-contoh animasi yang sering memperlihatkan kejadian mustahil di dunia nyata tetapi masuk akal di animasi adalah episode-episode serial Tom and Jerry dan Looney Tunes. Sering sekali karakter seperti Tom, Spike, Daffy, Bugs Bunny, Porky, dan yang lain sebagainya terkena ledakan bom TNT tetapi tidak meninggal dunia atau meninggal sebagai malaikat dengan lingkaran cahaya di atas kepalanya yang sedang terbang ke surga sembari memainkan harpa emas. Berbagai adegan “aneh” semacam ini banyak ditemu dalam Kung Fu Panda, tetapi sebagaimana telah kita bahas, hal-hal semacam itu dapat dianggap wajar mengingat kodrat film ini sebagai sebuah animasi.

Keleluasaan dalam menampilkan ekspresi karakternya diperkuat oleh naungan genre Komedi Fantasi. Menurut berbagai sumber, film ini menggunakan konsep keajaiban dalam dunia Wuxia yang secara harfiah berarti Martial Heroes atau Epik Pahlawan Pencak Silat China. Namun, penilaian Skywalker menyatakan bahwa Kung Fu Panda lebih condong kepada Xianxia yang tidak hanya fokus pada Martial Arts tetapi juga mitologi China. Hal ini karena Kung Fu Panda sendiri sesuai dengan pola kisah Xianxia yang menampilkan berbagai macam keajaiban yang diasosiasikan dengan keberadaan dewa-dewa dan ilmu-ilmu yang bersifat Supranatural. Kemampuan Po menjadi Pendekar Naga bukanlah semata-mata karena latihan keras seperti ahli Kung Fu dalam film Karate Kid, tetapi karena takdir kekuatan-kekuatan supranatural yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan. Maka kemampuan Po, Master Oogway, kedahsyatan Wuxi Finger Hold [Kuncian Jari Wuxi], dan berbagai keajaiban lainnya dalam film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Meskipun sebuah cerita Fantasi atau Xianxia yang serius harus menyajikan aturan dunianya yang kuat, Kung Fu Panda bukanlah sebuah Fantasi murni yang serius seperti The Lord of the Rings melainkan sebuah Komedi Fantasi. Maka jika Kung Fu Panda terlalu serius, hal itu justru akan bertolak belakang dengan jati dirinya sebagai sebuah Komedi Fantasi. Berkaitan dengan pembahasan tentang Wuxia, Kung Fu Panda juga berada di bawah naungan genre Aksi yang memungkinkan ditampilkannya berbagai atraksi gerakan Martial Arts. Film ini telah menampilkan berbagai adegan aksi dan Aksi-aksi tersebut sudah berperan penting dalam jalannya cerita.

02 Story Consistency

Alur cerita film ini sudah konsisten. Tidak ada percabangan cerita yang membelokkan fokus utama ceritanya. Kung Fu Panda fokus pada cerita masa kini [present] yakni bagaimana Po menjadi Pedekar Naga untuk mengalahkan Tai Lung. Tidak ada eksplorasi kisah masa lalu atau kisah pribadi karakter lainnya yang tidak perlu atau mengganggu fokus utama ceritanya. Penjelasan mengenai masa lalu Tai Lung hanya diberikan seperlunya dan berkaitan langsung dengan Shi Fu sehingga tidak perlu menceritakan kisah hidup beberapa karakter secara terpisah melainkan diceritakan sekaligus. Hal-hal lain seperti mengapa ayah Po adalah seekor bebek tidak diceritakan karena memang tidak perlu diceritakan. Tidak masalah siapa ayah Po karena yang paling penting adalah bagaimana hubungannya dengan Po. Tidak adanya penjelasan justru membuat kenyataan bahwa ayah Po adalah seekor bebek sebagai sebuah poin Komedi seperti Mr. Krab yang memiliki puteri seekor paus dalam serial Spongebob Squarepants. Apabila hal tersebut dijelaskan, maka nuansa Komedi-nya akan hilang [kesalahan fatal yang dilakukan oleh sekuel Kung Fu Panda adalah menjelaskan tentang orangtua kandung Po sehingga menghapus keistimewaan dari keunikan cerita dalam Kung Fu Panda pertama: we thought he was different, but he is just like any other panda. Ada banyak kepiting pelit di lautan, tetapi hanya satu yang punya anak paus. Keanehan semacam ini memberikan keunikan tersendiri yang akan menghilang apabila diberi penjelasan. Kembali pada topik poin ini, permasalahan-permasalahan yang disajikan di awal film sudah dieskplorasi dan diselesaikan dengan baik di akhir film.

03 Casting Choice and Acting

Para pengisi suara dalam film ini telah berhasil menghidupkan karakter mereka masing-masing dengan baik. Aktor sekaligus Komedian Jack Black telah berhasil menghidupkan karakter Po yang merupakan seekor Panda lugu penuh impian yang belum menyadari potensi terbesar dalam dirinya. Bahkan, karakter final Po mendapatkan inspirasi dari aktor ini karena Jack Black sendiri sudah bergabung dengan proyek Kung Fu Panda sejak tahun 2005. Aktor Dustin Hoffman berhasil menghidupkan karakter Shi Fu yang tegas, dan aktor Ian McShane berhasil menyuarakan Tai Lung sang penjahat dengan baik. Aktor lainnya, secara umum, juga sudah berhasil menghidupkan karakter mereka masing-masing dengan baik. Aktris Angelina Jolie yang populer lewat aksinya sebagai Lara Croft dipilih sebagai Tiggres yang sama-sama tangguhnya seperti Lara Croft. Aktris Lucy Liu yang populer memerankan ketua Yakuza, O Ren Ishii alias ular Cottonmouth dalam film Kill Bill dipilih sebagai Viper sementara Jackie Chan dipilih sebagai pengisi suara Monkey dan aktor komedi Seth Rogen menjadi Mantis.


04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik karena musik dalam film ini sudah diperdengarkan menyesuaikan dengan nuansa adegannya masing-masing. Musik bernuansa humor telah diperdengarkan dalam adegan-adegan yang menyajikan lelucon, musik yang bernuansa sedih telah diperdengarkan dalam adegan-adegan mengharukan, dan musik penuh semangat atau ketegangan sudah diperdengarkan dalam adegan-adegan Aksi yang menegangkan.  

05 Cinematography Match

Kung Fu Panda memiliki sinematografi yang baik. Adegan-adegan Aksi [Martial Arts] dalam film ini telah diperlihatkan dengan jelas.

06 Character Design

Desain karakter Kung Fu Panda sudah baik karena telah membentuk sebuah gaya yang serasi sehingga antar karakter sudah terlihat berasal dari universe yang sama. Selain itu, desain karakternya juga sudah menyatu dengan latar belakangnya dengan baik.

07 Background/Set Match

Latar belakang film ini sudah baik karena sudah serasi dengan desain karakternya sehingga mampu mendukung jalannya cerita dengan baik. Selain serasi dengan karakternya, desain objek latar belakang seperti bangunan, pepohonan, dan bukit telah dibuat agar menggambarkan nuansa China yang tentu saja berbeda dengan nuansa wilayah-wilayah lainnya. Hal ini penting untuk mengunci fokus narasinya pada Kung Fu atau Martial Arts yang mengikuti pola Wuxia.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual Kung Fu Panda sudah baik. Gerakan karakter-karakternya sudah halus dan detil objeknya sudah baik. Ketika film ini dirilis, Kung Fu Panda adalah animasi DreamWorks yang paling kompleks dan menggunakan teknologi termutakhir.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk Kung Fu Panda. Meskipun film ini memiliki popularitas di bawah Wall-E dalam hal penghargaan kritikus, Kung Fu Panda mengalahkan Wall-E dari segi penjualan tiket bioskop dan penjualan DVD—artinya lebih banyak masyarakat yang menonton dan memutuskan untuk membeli DVD Kung Fu Panda daripada Wall-E.

A- : CinemaScore

7.6/10 : IMDb

87% : Rotten Tomatoes

74% : Metacritic

88% liked this film : Google users

10 Intentional Match

Kung Fu Panda telah berhasil memenuhi visi para penciptanya baik dari segi artistik maupun dari segi finansial. Secara spesifik, film ini dimaksudkan untuk menampilkan kisah Martial Arts dengan bumbu Komedi tanpa menjadikannya sebuah Parodi atau sebuah film Komedi yang sama sekali tidak serius. Dilihat dari kesesuaian Logika Cerita dan Konsistensi Cerita film ini, Kung Fu Panda telah berhasil memadukan Aksi dan Komedi dengan baik sehingga nuansa Komedi dalam film ini tidak serta merta menghilangkan keseriusan tantangan yang dilalui oleh karakter-karakternya, tetapi tidak juga menjadikannya terlalu serius. Sebagai contoh, Po memang melakukan aksi Kung Fu dengan gerakan yang tidak biasa [gerakan yang tidak biasa ini dimaksudkan untuk memunculkan lelucon karena memang gerakannya tidak biasa] tetapi bukan berarti Tai Lung adalah ancaman yang sepele atau mudah untuk dikalahkan. Contoh lain adalah cara Shi Fu mendidik Po dengan memanfaatkan selera makannya yang besar; “lucu” tetapi memiliki implikasi yang “serius dan meaningful”. Perpaduan proporsional antara Aksi dan Komedi ini sudah dijadikan visi sejak awal dan pada akhirnya dapat dinyatakan berhasil dicapai—dapat kita telusuri dengan cuplikan wawancara berikut ini:

[EN] I think the way it had started was more leaning towards parody and sort of a spoof and those kinds of choices, which we didn’t think were very interesting. I don’t really think parody stuff plays much longer than about a ten-minute “Saturday Night Live” sketch. It doesn’t emotionally involve you, it doesn’t hook you in, and the other thing was that we love martial arts movies. I wasn’t interested in making fun of them, because I really think martial arts movies can be great films, they can be as good as any genre movie when they’re done properly. They give you the ability to deal with these big sweeping emotions and action and this breadth of content if you embrace it and take it seriously. Our choice was to not do the parody or the simplistic comedy. We said, “Let’s take ‘Kung Fu Panda’ which is an idea everybody gets comedically, but then let’s try and surprise everybody by giving them more movie than they might expect from the title. Let’s try to make it a real martial arts movie albeit one with a comic character and let’s take our action seriously. Let’s not give anything up to the big summer movies. Let’s really make sure that our kung fu is as cool as any kung fu ever done, so that we can take our place in that canon and make sure it’s a beautiful movie, because great martial arts movies are really beautiful-looking movies and then let’s see if we can imbue it with real heart and emotion. We kind of hoped that maybe when people see the movie, they’ll be surprised that they get a bit more movie than they may be expecting from the title.[SOURCE]

[IDditerjemahkan oleh Nabil Bakri]Pada mulanya, film ini lebih condong kepada parodi, lelucon, dan hal-hal semacamnya yang kami pikir hasilnya tidak akan begitu menarik. Saya tidak yakin sebuah parodi bisa berjalan lebih dari parodi-parodi sepuluh menitan di acara Saturday Night Live. [Dalam parodi semacam ini] Penonton tidak terlibat secara emosional, tidak merasa terikat pada ceritanya, dan kami menyukai film-film Martial Arts. Saya tidak punya niat mengolok-olok Martial Arts karena saya pikir film-film Martial Arts bisa menjadi film yang luar biasa, bisa menjadi sama bagusnya dengan film-film dari genre lainnya asalkan dikerjakan dengan benar. Film Martial Arts memungkinkanmu menghadapi adegan-adegan penuh emosi dan aksi dan begitu kaya-nya cerita di dalamnya jika kamu menerimanya dengan serius. Pilihan kami jelas menolak parodi atau Komedi yang sederhana. Kami bilang, “Kita buat Kung Fu Panda yang dipandang sebagai sebuah Komedi tidak serius agar mengejutkan mereka semua dengan memberikan mereka “lebih” dari yang mereka harapkan dari sekadar membaca judulnya. Kita buat film ini menjadi sebuah film Martial Arts sungguhan meski punya karakter lucu dan kita buat adegan aksinya dengan serius. Jangan serahkan panggungnya kepada film-film besar musim panas saja. Kita pastikan kalau Kung Fu kita sama kerennya dengan film Kung Fu lain sehingga film kita bisa masuk dalam daftarnya. Kita pastikan film kita adalah film yang indah karena film Martial Arts yang hebat adalah film yang indah dan kita lihat apakah kita bisa menggabungkannya dengan emosi dan perasaan yang sungguhan. Kami sebetulnya berharap ketika orang menonton Kung Fu Panda, mereka akan terkejut karena mendapatkan “lebih” dari apa yang mereka harapkan dari judulnya. [Edward Douglas, wawancara dengan Co-Director Kung Fu Panda, John Stevenson untuk comingsoon.net yang dipublikasikan pada 2 Juni 2008]

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Kung Fu Panda adalah salah satu animasi paling baik yang pernah saya tonton. Film ini tidak hanya memiliki narasi yang kuat, tetapi juga unik dan sangat lucu. Saya ingat tidak bisa berhenti tertawa ketika dahulu pertama kali menyaksikan film ini. Kung Fu Panda juga memberikan pesan-pesan moral yang luar biasa tentang manjadi orangtua, menjadi guru, mengenali potensi diri sendiri, dan melawan ambisi yang tidak baik. Film ini, melalui karakter Tai Lung, Tiggres, dan Shi Fu, mengingatkan penonton tentang pentingnya kemampuan untuk “merelakan” segala sesuatu yang memang ada di luar kendali kita. Berkali-kali, karakter Master Oogway dalam film ini memberikan “ceramah” yang inspiratif. Salah satu perkataan Master Oogway yang sangat saya sukai adalah: “Yesterday is history. Tomorrow is a mystery. But Today is a gift. That is why we call it Present—Hari kemarin sudah menjadi sejarah. Hari esok masih menjadi misteri. Namun, hari ini adalah sebuah anugerah. Itulah sebabnya dalam Bahasa Inggris disebut Present [Present bisa diartikan sebagai Hadiah selain sebagai Masa Kini].”

02 Awards

IMDb melaporkan bahwa Kung Fu Panda memenangkan 15 penghargaan dan 39 nominasi. Salah satu pencapaian film ini adalah dinominasikan dalam kategori Best Animated Feature dalam Academy Awards. Namun, Kung Fu Panda berhasil dikalahkan oleh Wall-E. Faktanya, Wall-E benar-benar mendominasi dunia animasi pada saat Kung Fu Panda dirilis sehingga film-film animasi lain yang dirilis pada tahun yang sama tidak dapat bersinar menyaingi Wall-E. Bahkan animasi Bolt yang dirilis oleh Disney tidak mampu mendekati popularitas Wall-E dan memiliki popularitas di bawah Kung Fu Panda yang memang sukses secara finansial. Film ini memenangkan 10 penghargaan dalam Annie Awards termasuk Best Animated Feature, Best Animated Effects, Best Character Design, dan Best Writing yang kesemuanya berada dalam kategori khusus Animasi.

03 Financial

DreamWorks memproduksi film ini dengan dana sebesar $130 juta dan berhasil menjual tiket bioskop sebesar $631 juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kung Fu Panda sukses secara finansial. Film ini bahkan lebih sukses daripada animasi paling populer sepanjang tahun 2008, Wall-E, yang menjual tiket sebesar $532 juta dari dana yang lebih besar yakni $180 juta. Penjualan DVD Kung Fu Panda juga tergolong sukses dengan 7.486.642 keping DVD terjual pada tahun 2008 saja [juga bersaing ketat dengan Wall-E yang berhasil menjual 7.413.548—tepat di bawah posisi Kung Fu Panda]. Hingga bulan Februari tahun 2010, sudah 17,4 juta keping DVD Kung Fu Panda yang terjual dengan total lebih dari $139 juta. Angka tersebut belum termasuk penjualan format lain seperti VCD dan Streaming.

Kung Fu Panda (2008) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$215,434,591

Details

International Box Office

$416,475,940

Details

Worldwide Box Office

$631,910,531

Home Market Performance

Est. Domestic DVD Sales

$137,679,520

Details

Est. Domestic Blu-ray Sales

$1,690,024

Details

Total Est. Domestic Video Sales

$139,369,544

Further financial details...

04 Critics

Sebagian besar kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk Kung Fu Panda. Bahkan, kalangan kritikus di China memberikan respons yang hangat hingga sutradara China Lu Chuan menyatakan, "When can the Chinese animation industry make such a good movie? From a production standpoint, the movie is nearly perfect. Its American creators showed a very sincere attitude about Chinese culture[ID]Kapan kiranya industri animasi China mampu membuat film sebaik ini? Dari sisi produksi, film ini nyaris sempurna. Kreator dari Amerika menunjukkan perlakuan yang tulus terhadap budaya China[SOURCE]."

05 Longevity

Kung Fu Panda masih tetap populer dan relevan bahkan setelah berusia lebih dari 10 tahun. Tanggapan penonton generasi baru masih tetap positif seperti ketika filmnya pertama kali dirilis pada tahun 2008. Popularitas Kung Fu Panda pertama ini semakin diperkuat oleh adanya dua sekuel, serial animasi, dan tradisi DreamWorks mempromosikan animasi Full-CGI mereka dalam DreamWorks Animation Video Jukebox yang disematkan dalam produksi DVD animasi DreamWorks lainnya.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 10/10


***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Kung Fu Panda

Rilis                 : November 2008

Format             : DVD [|||]

Kode Warna    : 3/NTSC

Upscaling        : Support Player-HDMI Upscaling [YES||NO] [1080/60/50/24p]

Fitur                : Audio commentary, behind the scenes features, help save wild pandas, game, DreamWorks animation video jukebox

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

iTunes:

iTunesiTunes

Google Play:

Google PlayGoogle Play

Vudu:

Vudu

Netflix:

NetflixNetflix

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2008/DreamWorks/Kung Fu Panda/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.