©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Review Film Alien
(1979) Teror Makhluk Asing [In Space No One Can Hear You Scream]
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
Edisi Review Singkat+PLUS
“Oh
God! It's Moving Right Towards You! Move! Get Out Of There! Behind You! Move!”—Lambert
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Fiksi
Ilmiah—Horror
Rilis :
Domestic Releases: |
May 25th, 1979 (Wide) by 20th Century Fox |
International Releases: |
December 7th, 1979 (Wide) (Australia) |
December 7th, 1992 by Fox Home Entertainment |
|
MPAA Rating: |
Sutradara : Ridley Scott
Pemeran : Tom
Skerritt, Sigourney Weaver, Veronica Cartwright, Harry Dean Stanton, John Hurt, Ian Holm, Yaphet Kotto
Episode : -
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Pesawat
komersil ruang angkasa, Nostromo, membawa muatan berupa mineral suling dan
sedang dalam perjalanan menuju bumi. Pesawat ini dioperasikan oleh 6 orang awak
yang terdiri dari Kapten Dallas yang memimpin pesawat, Eksekutif Kane yang
memimpin operasi, Petugas Ripley, Navigator Lambert, Pakar Ilmiah Ash, dan dua
orang ahli mesin Brett dan Parker. Selama perjalanan menuju ke bumi, seluruh
awak pesawat berada dalam posisi stasis—artinya,
mereka tidur di dalam sebuah alat yang menghentikan waktu seperti orang yang
ditidurkan/dibekukan dalam Cryogenics. Sistim komputer pesawat yang bernama Mother akan otomatis
membangunkan para awak jika mereka sudah hampir sampai di bumi. Mother akhirnya
membangunkan para awak pesawat dan mereka semua bersiap-siap untuk kembali ke
bumi dan menerima uang hasil kerja keras mereka. Brett dan Parker, dua ahli
mesin Nostromo, tidak bisa berhenti mengeluhkan soal bayaran mereka dan merasa
tidak adil jika gaji mereka hanya setengah dari gaji awak lainnya. Ketika
Lambert, Ripley, dan Kane mengoperasikan pesawat untuk mendarat di bumi, mereka
terkejut karena ternyata mereka belum sampai di bumi. Nostromo baru separuh
jalan menuju ke bumi. Mereka pun bingung kenapa Mother sudah membangunkan
mereka sebelum sampai di bumi. Mother menyampaikan instruksi khusus untuk
Kapten Dallas. Tampaknya, pesawat mendeteksi adanya sinyal yang dikirimkan dari
sebuah bulan. Berdasarkan kebijakan perusahaan, mereka semua wajib mendarat
untuk menyelidiki sumber sinyal tersebut. Apabila instruksi ini dilanggar,
mereka semua terancam tidak akan dibayar sesampainya di bumi.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Parker
menentang keputusan Dallas untuk mendarat di bulan tersebut. Setelah mendarat,
pesawat itu mengalami kerusakan yang cukup berat dan memperberat tugas Parker
dan Brett. Dallas, Kane, dan Lambert pergi ke luar pesawat untuk menyelidiki
asal sinyal yang mengharuskan mereka untuk mendarat. Sementara ketiganya
menjalankan ekspedisi, Ripley kini bertanggung jawab penuh atas pesawat
Nostromo sampai Dallas dan Kane kembali. Ketiga kru ekspedisi menemukan sebuah
objek aneh yang berukuran raksasa—sebuah pesawat asing yang terdampar. Mereka
memasuki objek tersebut dan menemukan bangkai makhluk luar angkasa. Dilihat dari
jasadnya, tubuh makhluk luar angkasa itu tewas karena mengalami luka berat pada
bagian dada. Sementara itu, Ripley menganalisis sinyal yang diterima oleh
Nostromo dan menyimpulkan bahwa sinyal itu bukanlah sebuah SOS, melainkan
sebuah peringatan. Namun, Ripley tidak bisa menelusurinya lebih lanjut untuk
mengetahui apa isi peringatan itu. Menuru pakar ilmiah Ash, usaha Ripley
hanyalah sia-sia.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Di
dalam pesawat asing yang terdampar itu, Kane berpisah dari dua rekannya dan
menemukan sebuah ruang yang dipenuhi dengan telur. Ia pun terus mendekati
telur-telur itu untuk menyelidikinya. Ketika ia berada sangat dekat dengan
salah satu telur itu, seekor alien keluar dari dalam telur dan menempel ke
wajah Kane. Dallas dan Lambert membawa Kane yang tak sadarkan diri kembali ke
Nostromo. Setibanya di depan pintu pesawat, Dallas meminta Ripley untuk segera
membukakan pintu. Namun, Ripley menolak karena mereka bertiga telah terpapar
oleh makhluk asing dan berpotensi membahayakan seluruh awak Nostromo.
Berdasarkan prosedur, ketiga awak yang melakukan ekspedisi memang tidak
diperbolehkan memasuki pesawat sebelum menjalani karantina. Namun, Ash
mengabaikan prosedur tersebut dan membiarkan ketiga rekannya masuk ke dalam
pesawat. Perbuatan Ash membuat Ripley curiga dan ketegangan yang berpotensi
membawa perselisihan di antara kru Nostromo menjadi semakin kuat. Dengan
mengabaikan kekhawatiran Ripley, Ash dan Dallas mencoba melepaskan cengkeraman
alien dari wajah Kane. Tampaknya, semakin mereka mencoba melepaskannya, alien
itu menggenggam Kane semakin erat. Terlebih lagi, mereka tidak bisa memotong
alien itu karena darahnya adalah zat asam yang bisa merusak pesawat.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Tanpa
diduga, alien itu melepaskan diri dari wajah Kane dengan sendirinya dan mati.
Setelah alien itu mati, Kane akhirnya sadar dan bisa kembali beraktivitas.
Seluruh kru Nostromo memutuskan untuk melupakan kejadian itu dan kembali
menjalankan kegiatan seperti biasanya sebelum kembali ke posisi stasis menuju ke bumi. Ketika sedang
makan malam bersama, Kane tiba-tiba mengalami kejang-kejang yang hebat. Seluruh
awak Nostromo menjadi panik dan berusaha menenagkan Kane. Namun, usaha mereka
sia-sia dan seekor alien kecil menjebol keluar dari tubuh Kane. Pria itu pun
tewas seketika dan alien kecil yang keluar dari tubuhnya langsung melarikan
diri bersembunyi di dalam kapal. Rencana mereka untuk kembali ke bumi terpaksa
ditunda untuk menangkap alien itu. Namun, upaya menangkap sang alien menjadi
semakin sulit dan berbahaya karena alien itu tumbuh besar dengan sangat cepat dan
menjadi makhluk pembunuh yang mengerikan. Sanggupkah para awak Nostromo
menangkap alien yang haus darah tersebut?
“Yes! I say that we abandon this ship! We get the shuttle and just get
the hell out of here! We take our chances and... just hope that somebody will
pick us up!”—Lambert
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Alien
merupakan sebuah film Fiksi Ilmiah—Horror. Dari perpaduan dua genre yang
berbeda tersebut, Fiksi Ilmiah lebih dominan dibandingkan dengan Horror karena
segi Fiksi Ilmiah lebih dieksplorasi dalam film ini dibandingkan dengan segi
Horror—pun ketakutan [Horror] yang ditampilkan adalah ketakutan dari sebuah
konsep Fiksi Ilmiah. Apabila latar belakang luar angkasa dan keberadaan alien
dalam film ini dihilangkan dan diganti dengan salah satu lokasi di bumi dan salah
satu hantu yang menakutkan, maka film ini hanya sebatas menjadi sebuah film
Horror—Supranatural. Secara konsep, Alien sudah logis sesuai dengan genrenya.
Penjabaran latar belakang ruang angkasa, pesawat Nostromo, makhluk asing, dan
berbagai teknologi di dalam film ini sudah disajikan sesuai dengan koridor
genre Fiksi Ilmiah. Kemunculan alien dan bagaimana sosok ini mengeksploitasi
rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui [fear of the unknown] sudah
sejalan dengan logika genre Horror. Meski begitu, terdapat banyak detil cerita
yang masih tidak logis dan sifatnya fatal karena mengurangi keseriusan dalam
film ini.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Keputusan-keputusan
yang diambil oleh Kapten Dallas umumnya tidak logis dan membuatnya tidak cocok
menjadi seorang kapten. Di kehidupan nyata, memang ada kapten yang tidak
kompeten, tetapi ketika kapten ini mengambil keputusan yang tidak masuk akal,
seharusnya ada penjelasan yang membuat sang kapten mengambil keputusan yang
salah. Dalam film Aliens, sekuel film
ini, pemimpin pasukan terus menerus mengambil keputusan yang salah. Hal
tersebut tidaklah aneh karena ternyata sang kapten memang masih kurang
berpengalaman. Dalam film animasi dewasa penuh kekerasan, Dead Space: Downfall, kapten kapal mengambil keputusan yang tidak masuk akal karena dirinya
tertekan dan paranoid. Hal serupa terjadi pada Letnan Payton dalam film Pandorum. Di
dalam cerita yang lebih tua yakni Treasure
Island—yang kemudian diadaptasi oleh Disney menjadi Treasure Planet, John Silver mengambil keputusan yang tidak masuk
akal yakni [Spoiler] melepaskan sebuah kapal berisi harta karun untuk
menyelamatkan Jim Hawkins. Namun, keputusan tersebut masih dapat dimaklumi
karena penonton telah melihat sebuah proses yang mengarahkan John Silver pada
pilihannya yang sebenarnya tidak sesuai dengan sifat aslinya di awal film.
Apabila kapten Dallas mengambil keputusan tidak logis setelah alien memasuki
pesawat, maka kesalahannya dapat ditelusuri dan dapat dimaklumi. Namun yang
terjadi dalam film ini justru sebaliknya. Kapten Dallas justru semakin baik
dalam mengambil keputusan setelah mereka dihadapkan dengan alien pembunuh. Hal
ini tentu saja tidak logis dan tidak konsisten karena pada awalnya ia terlanjur
digambarkan sebagai kapten yang tidak pandai memimpin—Ripley terlihat lebih
pandai memimpin. Apabila sejak awal dia digambarkan sebagai kapten yang
kompeten, maka wajar jika ia bersikap layaknya seorang kapten setelah
alien menyerang mereka [sikapnya konsisten].
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Kapten
Dallas menerima pesan rahasia yang berpotensi membahayakan tidak hanya dirinya,
tetapi seluruh awak pesawat Nostromo. Namun, ia memilih untuk menjalankan
perintah dari pesan tersebut tanpa memberi tahu awak lainnya tentang pesan yang
sebenarnya bahwa [Spoiler] seluruh awak pesawat boleh dikorbankan. Pilihannya
akan logis jika ia adalah kapten yang akan diuntungkan; misalnya ia hanya diam
di ruangannya dan memerintahkan orang lain untuk menjalankan tugas. Namun, ia
justru membahayakan dirinya sendiri sekaligus orang lain. Istilah “A Captain
should know better—seorang Kapten seharusnya sudah paham” pantas dialamatkan
kepada Dallas. Ia tidak hanya membahayakan dirinya sebagai kapten dan rekannya
dengan pergi meninggalkan pesawat, tetapi ia juga memaksa Ripley untuk
mengizinkannya masuk kembali ke dalam peswat meskipun ia seharusnya sudah tahu
prosedur yang benar. Lagi-lagi perilaku kapten ini tidak logis dan tidak
konsisten karena ia terlihat dengan santai melanggar peraturan karantina,
padahal ia tidak mau melanggar peraturan perintah untuk memeriksa sumber
transmisi. Terdapat permasalahan logika lain dalam film ini, salah satunya
dapat diilustrasikan sebagai berikut [mengandung Spoiler]:
Di
dalam ilustrasi tersebut, terlihat jelas bahwa Dallas telah diserang oleh
alien. Parker kemudian memeriksa lokasi kejadian dan memberikan laporan yang
lengkap kepada teman-temannya. Adegan ini tidak logis karena adegan ketika
Parker memeriksa lokasi kejadiannya sama sekali tidak diperlihatkan.
Permasalahan ini nantinya berhubungan erat dengan sinematografi. Ketika ada
tiga bagian yang penting dalam satu poin cerita dan bagian tengahnya
dihilangkan, maka akan terjadi adegan yang melompat [jumping scene] seperti
sebuah DVD error yang melompati [skipping] satu chapter. Parker yang bisa
dengan mudahnya berkeliling di pesawat Nostromo untuk memeriksa lokasi kejadian
[beberapa kali, tidak hanya satu kali] tanpa diserang oleh alien tampak tidak
logis. Jika hanya terjadi satu kali, masih dapat dimaklumi sebagai sebuah
keberuntungan. Namun jika terjadi berkali-kali, maka menjadi tidak logis—bahkan
untuk standar film Horror. Permasalahan dalam detil cerita semacam ini banyak
terjadi di sepanjang film.
●Ash: Ripley, for God's
sake, this is the first time that we've encountered a species like this. It has
to go back. All sorts of tests have to be made.
●Ripley: Ash, are you
kidding? This thing bled acid. Who knows what it's gonna do when it's dead.
●Ash: I think it's safe
to assume it isn't a zombie.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita dalam film ini masih kurang konsisten. Pada dasarnya, film ini sudah
menyajikan sebuah latar belakang masalah, krisis, dan bagaimana pemecahan
masalahnya. Namun, ketiga poin tersebut masih kurang dieksplorasi karena ada
masalah dalam logika cerita dan [nantinya] sinematografi. Berkaitan dengan
sinematografi, Alien masih ragu apakah ingin menceritakan sebuah kisah Fiksi
Ilmiah yang menegangkan, atau membuat kompilasi rekaman pemandangan. Karena
film ini terlalu banyak merekam keadaan sekitar dengan perlahan-lahan, maka
lajur alur ceritanya menjadi lebih lambat dari yang seharusnya. Sebagai film
yang menjanjikan alien dari judulnya, sosok alien [nantinya disebut Xenomorph]
dalam film ini masih kurang dieksplorasi. Film ini menghabiskan terlalu banyak
waktu merekam keadaan ruangan-ruangan kosong di dalam pesawat Nostromo, tetapi
tidak meluangkan sedikit waktu untuk “mengintip” apa saja yang dilakukan oleh
Xenomorph selama para awak pesawat menyusun rencana. Memperlihatkan sosok
Xenomorph di antara adegan demi adegan yang hanya berisi dialog manusia
sebenarnya penting untuk kembali mengingatkan penonton tentang sumber masalah
dalam film ini—alasan utama cerita Alien menjadi ada. Contoh film yang cukup
baik dalam “mengingatkan” penonton tentang sosok monster yang bersembunyi
adalah The Relic. Monster Kothoga
dalam film ini jarang ditampilkan—seperti Xenomorph, ditampilkan secara jelas
di puncak hingga akhir film—tetapi tetap “sesekali” diperlihatkan, meskipun
hanya sekilas bayangannya saja: it’s not dead, it’s somewhere out there, it
must be doing something. Selama karakter dalam film The Relic berdialog dan menyusun
rencana, The Relic meluangkan waktu
sejenak untuk mengingatkan kepada penonton
soal bahaya yang mengancam. Hal ini tidak akan merusak nuansa fear of the
unknown; para karakter dalam The Relic
pun tidak tahu akan apa yang sedang mereka hadapi.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
The Relic memberikan contoh
yang ideal dalam mengeksplorasi monster Kothoga. Karakter Dr. Green yang
merupakan seorang ahli biologi, perlahan-lahan mempelajari Kothoga hingga
akhirnya memecahkan misteri terbesar dari si monster yang dapat digunakan untuk
mengalahkannya. Meskipun Nostromo adalah sebuah pesawat dagang, di dalam film
ini diperlihatkan bahwa Nostromo tetap memiliki alat yang canggih untuk
membantu Ripley dan yang lainnya memahami Xenomorph. Ridley Scott sendiri
berani membuat sebuah prequel yang menampilkan pesawat super canggih jauh
sebelum Ripley mendarat di planet alien. Pesawat yang lebih “modern” seharusnya
diasumsikan lebih canggih—bahkan memiliki program komputer Mother yang sangat
canggih. Selain sosok Xenomorph ini kurang dieksplorasi, karakter manusia-nya
pun kurang dieksplorasi. Penonton tidak diberi tahu latar belakang mereka yang
membuat penonton berpikir tentang nasib para awak pesawat. Diperlihatkan bahwa
Ash adalah kru yang baru di Nostromo dan Ripley sepertinya sudah sering bekerja
bersama Dallas. Namun, entah mengapa Dallas lebih percaya kepada Ash. Hal ini tentu
saja memengaruhi logika ceritanya. Penonton perlu tahu apakah Dallas dan Ripley
merupakan rekan baik, baru satu atau dua kali bekerja bersama, atau justru
berselisih. Tanpa adanya eksplorasi yang memadai tentang para karakternya,
kematian mereka tidak akan meninggalkan kesan pada penonton—penonton tidak akan
benar-benar peduli. Dalam film yang lebih ringan, Predator, dikisahkan bahwa Dutch [Arnold Schwarzenegger] dan timnya
sudah menjadi rekan selama bertahun-tahun dan merupakan sebuah tim yang solid.
Dengan demikian, penonton dapat memahami perasaan mereka ketika ada salah satu
anggota yang tewas diserang Predator.
“Final report of the commercial starship
Nostromo, third officer reporting. The other members of the crew, Kane,
Lambert, Parker, Brett, Ash and Captain Dallas, are dead. Cargo and ship
destroyed. I should reach the frontier in about six weeks. With a little luck,
the network will pick me up. This is Ripley, last survivor of the Nostromo,
signing off.”—Ripley
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
aktor dalam film ini sudah baik. Masing-masing aktor telah memerankan karakter
mereka sesuai dengan deskripsinya masing-masing. Namun, akting mereka masih
kurang maksimal dan terlihat cukup kaku di beberapa adegan. Kekurangan ini
bukan karena para aktor tidak pandai berakting, tetapi lebih dikarenakan alur
cerita yang kurang logis dan kurang konsisten. Salah satu contohnya adalah
ketika aktor Yaphet Kotto sebagai Parker secara tiba-tiba mengendap-endap
membawa senjata selama beberapa detik sebelum adegan berganti dan sama sekali
tidak ada hubungannya dengan Parker yang mengendap-endap.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik. Soundtrack di dalam film ini telah
diimplemetasikan dengan baik menyesuaikan dengan nuansa di dalam adegannya
sehingga tidak terdengar out of place.
Professional ratings |
|
Review scores |
|
Source |
Rating |
★★★★★[5/5][1] |
|
★★★☆☆[3/5][2] |
|
Soundtrack-express |
★★★★★[5/5][3] |
★★★★★[5/5][4] |
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
05 Cinematography Match
Sinematografi
dalam film ini bermasalah. Film ini telah berhasil menampilkan keadaan pesawat,
isolasi di luar angkasa yang hampa, kengerian bulan dengan pesawat makhluk
asing yang terdampar, dan berbagai adegan lainnya dengan baik. Sudut-sudut
pengambilan gambarnya telah berhasil mendukung jalannya cerita sehingga tidak
bermasalah. Yang menjadi masalah adalah sinematografi sebuah adegan di dalam
film ini tidak segera berhenti dan transisi ke dalam adegan berikutnya, tetapi
menghabiskan terlalu banyak waktu merekam nuansa yang sama secara berlarut-larut.
Ketika hendak menampilkan kesunyian angkasa dan keadaan di dalam pesawat, film
ini memperlihatkan terlalu banyak rekaman gambar atau image yang maknanya sama.
Rekaman sebuah kamar mandi di luar angkasa dan sebuah dapur di luar angkasa
adalah dua rekaman yang berbeda. Namun jika keduanya digunakan untuk
menyampaikan informasi yang sama [bahwa keadaan di sana sangatlah sepi], maka
hal tersebut hanya akan memperlambat laju ceritanya. Sebuah film bukanlah
sebuah buku yang bisa berganti bab dalam menjelaskan keadaan alam, lalu
menghabiskan beberapa bab berikutnya sebelum kembali lagi ke fokus ceritanya.
Sinematografi dalam sebuah film tidak bisa hanya terlihat “indah”, “mencekam”,
atau “menarik”, tetapi harus efektif dalam mendukung jalannya cerita.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Sinematografi
dalam film ini memiliki masalah yang sama dengan sinematografi dalam Star Trek: The
Motion Picture dan Death in Venice. Sinematografi di dalam film-film ini tidaklah jelek—bahkan
sebenarnya menampilkan pemandangan-pemandangan yang indah dan menakjubkan
sesuai dengan nuansa filmnya—tetapi tidak efektif karena terlalu hanyut dalam menampilkan
gambar-gambar yang menarik sehingga film
itu terkesan lambat; kesan lambat ini muncul karena durasinya menjadi lebih
panjang dari yang seharusnya—akibat adanya rekaman pemandangan yang terlalu
lama namun tidak meaningful untuk laju ceritanya. Rekaman pemandangan di dalam
film seharusnya mempersingkat deskripsi di dalam naskah, bukan menyamai atau
bahkan memperpanjang. Jika tujuannya sudah dicapai, cut; bagus, lanjut ke
tujuan berikutnya [if we got the point, cut, good, move to the next point]. Rekaman
pemandangan sekitar yang terlalu berlarut-larut di dalam film ini menyebabkan
adegan-adegan yang penting justru tidak bisa dieksplorasi. Salah satu contohnya
adalah dalam adegan yang diperlihatkan dalam ilustrasi berikut ini [mengandung
Spoiler]:
Ilutrasi
tersebut menampilkan adegan ketika Brett diserang oleh Xenomorph [1] ketika
Parker dan Ripley sedang bekerja sama mencari Xenomorph. Pada adegan [3] Parker
menceritakan apa yang dia lihat kepada seluruh rekan kerjanya. Melihat adanya
adegan [1] dan [3], maka logis jika kita berasumsi ada adegan [2]; yakni adegan
ketika Parker dan Ripley menyaksikan serangan Xenomorph yang menewaskan Brett.
Bagaimana lagi Parker menceritakan apa yang ia lihat jika ia sendiri tidak
melihatnya? Masalahnya, adegan [2] tidak
ada di dalam film ini. Film Alien terlalu lama memperlihatkan Brett ketika
sedang mencari Xenomorph dan Parker serta Ripley yang gagal menangkap seekor
kucing. Padahal, adegan-adegan itu bisa dipersingkat dan digunakan untuk
menyisipkan adegan [2] sehingga penonton dapat melihat sendiri reaksi Parker
yang berbadan besar dan tegap merasa ngeri melihat Xenomorph. Permasalahan ini
sudah dibicarakan dalam poin logika cerita karena memang memengaruhi kekuatan
logika dalam film ini. Ketiadaan adegan [2] juga tidak disiasati dengan baik,
sehingga transisi dari adegan [1] ke adegan [3] terlihat jelas “melompat”.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
06 Costume Design
Kostum
dalam film ini sudah baik. Desain sosok Xenomorph sudah berhasil menguatkan
nuansa Horror dalam film ini karena terbukti terlihat menakutkan bagi penonton
hingga akhirnya menjadi iconic. Xenomorph adalah salah satu jenis makhluk asing paling populer di dalam dunia
sinema.
07 Background/Set Match
Latar
belakang di dalam Alien sudah baik. Karena dirilis pada tahun 1979, film ini
masih menggunakan properti asli untuk menjadi set atau lokasi pengambilan
gambar. Meskipun berbagai set peralatan seperti komputer, pesawat, dan alat
pelacak dalam film ini sudah terlihat terlalu ketinggalan zaman, tetapi secara
umum sudah baik karena menyesuaikan dengan pengetahuan di era 1970-an [tentunya
tidak bisa disamakan dengan standar 2020 ke atas].
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual film Alien sudah baik. Berkaitan dengan poin latar belakang, efek visual
dalam film ini tentunya terlihat outdated
jika dibandingkan dengan film-film di atas tahun 2000. Namun kita tidak bisa
memaksakan untuk menilai efek visual film tahun 1979 dengan tahun 1999, 2009,
2019, dan seterusnya. Jika kita melihat pada film-film yang dirilis pada era
yang sama dengan Alien, maka dapat disimpulkan bahwa efek visual film ini sudah
baik.
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan respons yang positif untuk film ini. Alien dirilis pada
momentum yang tepat, yakni masa ketika masyarakat dunia sedang mengalami demam Star Wars dan ingin menyaksikan lebih
banyak film degan tema luar angkasa.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
10 Intentional Match
Alien
telah berhasil memenuhi visi penciptanya dan membawakan sukses kepada studio 20th
Century Fox. Film ini dimaksudkan menjadi seperti film Jaws, tetapi berlatar di luar angkasa—dan studio ingin film ini
sukses seperti Star Wars. Pada
akhirnya, Alien memang memiliki struktur yang menyerupai Jaws dan memindahkan latar lautan menjadi luar angkasa—serta
menjadi sukses seperti Star Wars
[meskipun skalanya lebih kecil].
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Film
Alien disebut-sebut sebagai salah satu film terbaik yang pernah diciptakan dan
menjadi standar Fiksi Ilmiah—Horror yang ideal. Bagi banyak kritikus atau
pengamat film, memberikan kritik negatif terhadap film Alien rasanya seperti
tabu. Film-film seperti Alien, Casablanca,
Star Wars A New Hope, dan film-film
yang diagung-agungkan kritikus lainnya adalah film yang tidak berani disentuh
oleh banyak kritikus film. Mereka akan senantiasa memberikan respons yang positif
terhadap film-film tersebut. Tentu saja, saya berbeda dari kritikus kebanyakan.
Saya akan mengakui bahwa Alien memiliki dampak yang sangat besar dalam dunia
sinema, tetapi saya tidak akan pernah bilang bahwa saya menyukainya. Alien
adalah salah satu film buruk yang pernah saya tonton sementara sekuel-sekuelnya
masih jauh lebih menghibur. Film ini terlalu lambat tanpa ada alasan yang
meaningful dan menjadi sangat membosankan. Film ini terlalu sibuk menghabiskan
waktu "memamerkan" efek visualnya yang canggih dan futuristik
sehingga tidak punya waktu untuk memperdalam ceritanya. Film ini, menurut saya,
sepadan dengan film-film yang hanya mengedepankan CGI di masa 2000 ke atas;
tidak lebih. Dampak negatif dari proses pembuatan film yang seperti ini adalah
film itu akan terlihat memukau ketika dirilis, tetapi akan terlihat ketinggalan
zaman setelah berusia lebih dari 10 tahun. Melihat bagaimana teknologi yang ada
di dalam Nostromo saja, kepala saya sudah pusing. Apa gunanya sebuah ruangan
yang penuh dengan lampu-lampu kecil yang berkedip-kedip? Apa hebatnya suara
teks komputer saat muncul di layar? Beep Beep Boop Boop—semuanya terdengar
futuristik, di zaman dahulu. Sekarang, justru terdengar norak atau berlebihan—cringe!
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Saya
berkata seperti ini bukan karena saya membenci efek visual zaman dulu. Tentunya
sebagai pengamat film saya memahami seberapa jauh teknologi berkembang d masa
filmnya dirilis. Itulah mengapa saya tidak mengeluh ketika menonton King Kong 1933 yang menampilkan boneka
gorila, King Kong 1976 yang
menampilkan kostum gorila, A Night to
Remember yang menampilkan kapal Titanic mainan [Titanic toy/replica], Godzilla 2004 ke bawah yang jelas-jelas
hanya aktor di dalam kostum, dan lain sebagainya. Hal itu karena film-film
tersebut tidak membuang waktu untuk memamerkan efek visualnya—efek visual
ditampilkan untuk mendukung cerita. Dalam film Godzilla, kita tahu kalau gedung-gedung yang dirusak oleh Godzilla
itu hanya gedung replika saja, tetapi gedung itu tidak lantas direkam secara
berlebihan. Alien menampilkan banyak desain futuristik yang tidak saya sukai.
Tujuannya adalah agar penonton paham bahwa cerita di film Alien terjadi di era
yang serba canggih. Sekilas saja saya sudah paham tentang latar belakangnya, lanjutkan
saja ceritanya—tetapi film ini malah menampilkan desain demi desain tanpa henti
sehingga saya merasa mual. Alien is that
kind of film you would say “great” because you are afraid to admit that it
actually sucks. It is an achievement for its time, its popularity stands
against the test of time, but it’s quality does not.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
02 Awards
Berdasarkan
laporan IMDb, Alien menerima 18 penghargaan dan 22 nominasi.
Alien memenangkan penghargaan Efek Visual Terbaik dari Academy Awards. BAFTA
menganugrahi Alien dengan penghargaan Best Production Design dan Best
Sound-Track.
03 Financial
Pada
mulanya, studio mengalokasikan dana sebesar $4 juta untuk pembuatan Alien.
Namun, sutradara Ridley Scott berhasil membuat Storybiard yang membuat studio
yakin bahwa film ini akan sukses. Maka, dana pembuatan film ini dinaikkan
menjadi $11 juta. Dari dana tersebut, pada tahun 1992 studio 20th
Century Fox menyatakan bahwa Alien berhasil menjual tiket sebesar $143 juta.
Film ini kemudian dirilis ulang dan meningkatkan total penjualan tiketnya
menjadi $184 juta.
Alien (1979) Theatrical
Performance |
||
Domestic
Box Office |
$62,005,728 |
|
International
Box Office |
$122,695,870 |
|
Worldwide
Box Office |
$184,701,598 |
|
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Setelah
tahun 2000, mayoritas kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk
film ini. Namun, penilaian ini haruslah melihat bagaimana kritikus menilai
Alien ketika film ini pertama kali dirilis. Pada tahun 1979, Alien mendapatkan
tanggapan yang beragam—bahkan cenderung negatif dari banyak kritikus film.
Majalah Time Out menyatakan bahwa
Alien adalah sebuah "empty bag of
tricks whose production values and expensive trickery cannot disguise imaginative
poverty—tas sulap yang kosong; seluruh aspek teknis dan efek yang mahal
tidak bisa menutup-nutupi miskinnya imajinasi [narasi] dalam film ini".[Source]
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
05 Longevity
Meskipun
awalnya film ini mendapatkan respons yang cenderung negatif dari kritikus film,
sejak awal Alien sudah disukai oleh penonton dan lambat laun semakin disukai
oleh kritikus. Terjadi pengalaman terbalik dalam proses penilaian film Alien.
Ketika kritikus generasi baru semakin memberikan apresiasi kepada Alien,
penonton generasi baru pada umumnya justru semakin tidak terlalu tertarik
menyaksikan Alien. Namun, popularitas Alien sudah terlalu kuat di dalam arena
kritik film sehingga film ini masih populer dan sering diperbincangkan.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
Final Score
Skor
Asli : 8
Skor
Tambahan : -1
Skor
Akhir : 7/10
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : Alien
Rilis : 2000
Format : VCD [|||]
Kode
Warna : PAL
Fitur : -
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
STREAMING
Amazon VOD: |
|
iTunes: |
|
Google Play: |
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©1979/20th
Century Fox/Alien/All Rights Reserved.
©1979/20th Century Fox/Alien/All Rights Reserved. |
©Nabil Bakri Platinum.
Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.
Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari
link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video
atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri
Platinum.