Review Film Downfall/Der Untergang (2004) Hari-hari Terakhir Adolf Hitler [The Last Days of the German Fuehrer]

 

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Review dan Sinopsis Downfall/Der Untergang (2004) Hari-hari Terakhir Adolf Hitler [The Last Days of the German Fuehrer]

Oleh Skywalker HunterNabil Bakri

“All these horrors I've heard of during the Nurnberg process, these six million Jews, other thinking people or people of another race, who perished. That shocked me deeply. But I hadn't made the connection with my past. I assured myself with the thought of not being personally guilty. And that I didn't know anything about the enormous scale of it. But one day I walked by a memorial plate of Sophie Scholl in the Franz-Joseph-Strasse. I saw that she was about my age and she was executed in the same year I came to Hitler. And at that moment I actually realised that a young age isn't an excuse. And that it might have been possible to get to know things.”—Traudl Junge

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Genre             : Dokudrama

Rilis                 :

Domestic Releases:

February 18th, 2005 (Limited) by Newmarket Films, released as Downfall

International Releases:

April 15th, 2005 (Wide), released as Downfall (Australia)

Video Release:

August 2nd, 2005 by Sony Pictures Home Entertainment, released as Downfall

MPAA Rating:

R for strong violence, disturbing images and some nudity

Durasi             : 155 menit

Sutradara       : Oliver Hirschbiegel

Pemeran         : Bruno Ganz, Alexandra Maria Lara, Corinna Harfouch, Ulrich Matthes, Juliane Köhler, Heino Ferch, Christian Berkel, Alexander Held, Matthias Habich, Thomas Kretschmann

Episode           : -

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Sinopsis

Pada tahun 1942, Adolf Hitler memilih Traudl Junge sebagai sekretaris pribadinya. Begitu terpilih, Traudl melampiaskan kegembiraannya bersama dengan calon sekretaris lainnya. Trauld Junge sangat setia kepada partai Nazi dan kepada Hitler. Segala sesuatu yang ia ketahui tentang partai yang ia dukung adalah hal-hal positif. Maka, ia tetap setia menjadi sekretaris Hitler bahkan setelah pasukan Nazi mulai terpojok di penghujung Perang Dunia II. Traudl adalah salah satu pegawai Nazi yang ikut bekerja di dalam bunker [Führerbunker] dan tetap mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris Hitler sampai 10 hari terakhir Adolf Hitler. Setelah pasukan Uni Soviet berhasil menggempur pertahanan Jerman pada 1945, mereka diperkirakan akan segera menyerbu Berlin karena jarak mereka hanya 12 kilometer dari pusat kota. Oleh karena itu,  Reichsführer-SS Heinrich Himmler yang merupakan wakil sekaligus orang kepercayaan Hitler, mendesak sang Fuehrer untuk segera meninggalkan Berlin. Namun, Hitler menolak. Himmler kemudian meminta ajudannya sekaligus adik ipar Eva Braun, Hermann Fegelein, untuk membujuk Hitler meninggalkan Berlin. Namun pada akhirnya, tidak ada yang berhasil meyakinkan Adolf Hitler untuk pergi meninggalkan Berlin. Ketika pasukan Jerman mulai kewalahan, Hitler menjadi semakin geram karena kurangnya koordinasi di antara jenderalnya dan tidak ada yang memberikan laporan secara terus terang kepada Hitler.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Seiring bergulirnya waktu, pasukan Jerman semakin lemah dan Hitler semakin sering memberikan perintah yang tidak masuk akal dan mustahil untuk dilakukan. Hitler menolak memberi izin kepada pasukannya yang sudah lemah, The 9th Army, untuk mundur. Padahal, pasukan tersebut sudah kalah jumlah dengan tentara Soviet dengan angka kekurangan jumlah mencapai 10 tentara Soviet banding 1 tentara 9th Army. Ia justru meminta Komandan Felix Steiner untuk membalas serangan Uni Soviet—padahal fakta di lapangan menunjukkan bahwa perintah tersebut mustahil untuk dilaksanakan karena posisi masing-masing pasukan yang sedang mempertahankan wilayah-wilayah yang berbeda. Sehingga apabila mereka meninggalkan posisi, Soviet akan lebih mudah menguasai area tersebut. Ketika para jenderalnya berusaha menjelaskan situasi dan mustahilnya permintaan Hitler untuk dilaksanakan, Hitler justru marah besar dan merasa para pengikutnya tidak seharusnya mempertanyakan perintahnya. Ia bahkan menolak untuk mengungsikan jutaan penduduk Berlin agar selamat dari serangan Soviet.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Jerman semakin terjerumus dalam skenario kekalahan. Namun, Hitler tetap tenggelam dalam delusinya bahwa Jerman akan berhasil memenangkan pertempuran melawan Soviet. Delusi Hitler diperparah oleh para pengikutnya yang setia yang juga memiliki delusi yang sama dengan Hitler. Alih-alih memberikan nasihat kepada Hitler, mereka justru menuruti semua perintah Hitler. Eva Braun, calon istri Hitler, mengadakan sebuah pesta di tengah serangan membabi buta dari pasukan musuh. Tak peduli seberapa suram keadaan yang sesungguhnya, Eva akan tetap meyakinkan seluruh anggota partai Nazi bahwa semua akan baik-baik saja dan Jerman akan menang. Pada kenyataannya, kondisi Jerman benar-benar sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Hitler, Eva, dan para pengikut setia Nazi mulai membicarakan tentang upaya bunuh diri jika Soviet telah mengalahkan mereka. Para pengikut setia Hitler ini lebih memilih mati daripada harus pergi menginggalkan Berlin. Semakin lama Hitler bertahan di dalam bunker, semakin buruk keputusan-keputusan yang ia ambil dan semakin jelas kekalahan Jerman—kekalahan yang pada akhirnya membuat Adolf Hitler bunuh diri bersama Eva Braun dan para pengikut setia partai.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Der Untergang merupakan sebuah Dokudrama yang merupakan penceritaan kembali kejadian-kejadian masa lalu yang fokus pada penuturan fakta sejarah yang didramatisir. Cara yang paling mudah untuk memahami genre ini adalah dengan membandingkan film A Night to Remember dengan Titanic 1997—keduanya membahas tentang tenggelamnya kapal Titanic, tetapi yang satu adalah Dokudrama sedangkan yang satunya lagi adalah sebuah Drama Romantis Era Lalu. A Night to Remember sendiri diangkat dari buku berjudul sama tulisan Walter Lord yang ia kumpulkan dari pengamatan dan wawancara. Sebelum bangkai kapal Titanic ditemukan, buku tersebut dianggap memiliki akurasi sejarah yang ideal. Meski demikian, Dokudrama bukanlah dokumenter dan buku-buku sumbernya seperti memoir atau hasil wawancara seperti A Night to Remember tentunya sudah didramatisir dan mengandung opini atau bias. Setelah A Night to Remember dirilis, terbukti bahwa penggambaran sosok perwirwa Lightoller dalam film Dokudrama tersebut adalah kesalahan sejarah yang sangat fatal karena berbanding terbalik dengan perilaku Lightoller yang asli saat kapal tenggelam pada 1912. Kesalahan-kesalahan semacam ini seharusnya sudah diantisipasi oleh penonton dan filmnya tetap berada dalam koridor genre Dokudrama. Der Untergang atau Downfall disebut-sebut sebagai “historical war drama film” di Wikipedia dan mesin pencari Google, serta “Biografi, Drama, Sejarah” dalam situs IMDb. Di sinilah letak perbedaan tegas antara Review Skywalker dengan penyedia informasi lainnya di luaran sana. Apabila kita kembali menggunakan contoh A Night to Remember dan kita memasukkannya dalam genre “historical war drama film—menjadi historical disaster drama film” maka genre tersebut dapat digunakan untuk film Titanic 1997 sehingga sama sekali tidak ada garis pemisah di antara kedua film yang sangat berbeda ini. A Night to Remember merupakan sebuah Dokudrama karena film ini fokus pada tokoh-tokoh nyata yang diusahakan untuk tampil seotentik mungkin berdasarkan catatan yang tersedia pada masa tersebut. Titanic 1997 bukanlah Dokudrama karena film tersebut mengedepankan unsur Drama Romantis—yang satu mengedepankan unsur DOCU, yang satu mengedepankan unsur DRAMA. Maka apabila kita memaksakan untuk menyebut Der Untergang sebagaimana yang disebutkan oleh Google, Wikipedia, dan IMDb, kita menyamakan film ini dengan Saving Private Ryan, Black Hawk Dawn, atau bahkan Pearl Harbor dan Gladiator. Sama halnya dengan kenyataan bahwa kita tidak bisa menyamakan A Night to Remember dengan Titanic, kita tidak bisa menyamakan Der Untergang dengan film-film Drama Sejarah pada umumnya. Hanya dengan demikianlah kita bisa menilai sebuah film dengan seobjektif mungkin—yakni menegaskan posisi sebuah film pada posisi yang semestinya.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Apabila kita memposisikan Der Untergang sebagai sebuah Dokudrama, film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Naskah film ini diangkat dari buku sejarah Inside Hitler's Bunker: The Last Days of the Third Reich (Der Untergang: Hitler und das Ende des Dritten Reiches) karya Joachim Clemens Fest yang populer lewat karya-karyanya seputar sejarah Nazi, dan memoir Until the Final Hour (Bis zur letzten Stunde) oleh sekretaris pribadi Hitler yang bernama Traudl Junge. Der Untergang tidak menampilkan sosok Adolf Hitler sebagai monster mengerikan yang sering dtampilkan dalam buku-buku atau film sejarah dan diperlihatkan sebagai seorang manusia. Penggambaran Hitler yang terlalu “manusiawi” ini sering dikritik karena dianggap “memanusiakan” Hitler yang sudah dianggap bukan lagi manusia. Namun, kita perlu melihat kembali genre film ini dan dari mana sumber ceritanya. Der Untergang sendiri memfilmkan memoir Traudl Junge yang merupakan sekretaris pribadi Hitler. Maka sangatlah wajar apabila penggambaran Hitler adalah apa yang disaksikan sendiri oleh Traudl. Secara subjektif, Hitler dan para pembunuh lainnya dapat dikatakan “bukan manusia”, tetapi secara objektif—anatomi atau biologi—mereka tetaplah manusia: Homo Sapiens. Justru penggambaran Hitler yang seperti manusia inilah yang menjadi pusat film ini dan keterkejutan Traudl Junge ketika ia akhirnya mengetahui bahwa partai yang ia dukung selama ini telah melakukan tindakan genosida yang di luar batas kemanusiaan.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Terlepas dari apa yang telah dilakukan oleh Hitler, kita tidak dapat menyangkal fakta bahwa Hitler memiliki banyak sekali pengikut setia yang memandangnya sebagai pemimpin yang berkarisma dan memiliki tujuan baik. Der Untergang, dengan bernaung dalam genre Dokudrama, tidak mengeksplorasi Hitler dan partai Nazi dari perspektif orang luar, tetapi dari perspektif orang dalam—orang-orang terdekat Hitler—dan hanya dalam kurun waktu 10 hari sebelum Hitler tewas bunuh diri. Apabila film ini membangun narasi untuk menggiring opini dengan menampilkan karakter-karakter lain dalam kurun waktu yang lebih luas, maka kemungkinan besar film ini tidak lagi menjadi sebuah Dokudrama. Jika kita kembali berkaca pada A Night to Remember, kesalahan fatal film tersebut yakni menggambarkan perwira Lightoller sebagai pahlawan dan kapal Titanic tidak terbelah dua, tidak dibuat dengan tujuan sengaja memutarbalikkan fakta sejarah, melainkan kenyataan bahwa pada masa tenggelmanya Titanic masyarakat luas lebih memercayai keterangan para perwira ketimbang penumpang miskin. Kesalahan masyarakat ini berimbas pada kesalahan catatan sejarah karena para perwira dan golongan kaya menyatakan bahwa Titanic tidak terbelad menjadi dua—yang dipercayai oleh pengadilan. Akhirnya, Titanic diyakini tenggelam secara utuh dan baru dibuktikan salah setelah bangkai kapalnya ditemukan. Fenomena catatan sejarah, budaya populer, dan Dokudrama semacam ini tidak dapat disederhanakan menjadi benar dan salah saja karena pada dasarnya sangat kompleks. Ada kemungkinan bahwa di kemudian hari ahli sejarah akan menemukan fakta baru yang menyatakan memoir Traudl salah besar—renders both the memoir and the film obsolete outside their roles in entertainment and as merely important parts of our history.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Mskipun Logika Cerita film ini sudah baik dan alur ceritanya sudah runtut secara umum, tetapi ada permasalahan dalam konsistensi cerita pada bagian fokus cerita. Jika dalam A Night to Remember diperlihatkan dengan jelas bahwa sentral cerita adalah perwira kapal Lightoller, sentral dalam Downfall terbagi menjadi beberapa orang. Apabila film ini mengikuti sebuah memoir, tentu saja karakter yang menjadi kunci adalah Traudl—meskipun tajuk film ini adalah Adolf Hitler. Di dalam kisah Angela’s Ashes karya Frank McCourt, karakter Frank-lah yang memberi tahu pembaca tentang kehidupan mengenaskan di Limerick dan bagaimana Angela, nama yang ada pada judul buku tersebut, berjuang menyambung hidupnya. Untuk sebagian waktu, Der Untergang fokus pada Adolf Hitler. Dengan demikian, cerita yang berlanjut setelah Hitler tewas menjadi percabangan cerita yang tidak konsisten karena cerita tersebut harusnya berakhir setelah Hitler tewas. Namun yang terjadi adalah fokus ceritanya beralih kepada Traudl dan bagaimana dirinya meloloskan diri melewati barisan tentara Soviet. Pembagian cerita antara Hitler dengan Traudl ini juga membuat detil runtutan peristiwa peperangan menjadi kurang jelas: bagaimana kompleksitas kegiatan Hitler dan pasukannya, termasuk bagaimana mereka berkomunikasi dan bagaimana mereka mengalami kekalahan, sebenarnya dapat lebih dieksplorasi.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam film ini sudah baik. Bahkan, pemilihan aktor Der Untergang mendapatkan pujian yang luar biasa dari berbagai kalangan—terutama untuk akting Bruno Ganz sebagai Adolf Hitler. Untuk menjiwai karakter Hitler, Bruno Ganz mempelajari tentang Hitler selama 4 bulan. Ia mempelajari rekaman percakapan dan video dari Adolf Hitler semasa hidupnya. Ganz bahkan menyimpulkan bahwa Hitler kemungkinan mengidap Parkinson’s Disease karena tubuhnya kerap gemetar di dalam rekaman video, dan ia mengunjungi rumah sakit untuk mengamati pasien pengidap Parkinson’s. Pemilihan aktor lain pada umumnya sudah baik; masing-masing aktor tidak hanya tampil seperti tokoh aslinya secara fisik, tetapi juga berakting sesuai dengan deskripsi karakter mereka masing-masing.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini sudah baik karena mendukung jalannya cerita—yakni memberikan nuansa tertekan sebagaimana yang akan dialami oleh orang-orang di dalam bunker yang senantiasa bergetar akibat hantaman bom.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

07 Background/Set Match

Latar belakang film ini sudah baik. Sebagian besar narasi terjadi di dalam bunker Adolf Hitler, dan bunker tersebut diciptakan ulang di Bavaria Studio berdasarkan catatan sejarah.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual dalam film ini sudah baik. Der Untergang tidak menggunakan terlalu banyak CGI sehingga lebih banyak efek nyata yang digunakan. Imbasnya, adegan-adegan dengan efek khusus dalam film ini sudah terlihat nyata. Hasil presentasi film ini pun sudah baik—pencahayaan dan nada warna filmnya tetap memperlihatkan setiap detil yang penting dan tidak menampilkan kegelapan secara terus-menerus meskipun latar peristiwa terjadi di dalam bunker pada tahun 1945.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

8.2/10  IMDb

90%    Rotten Tomatoes

82%    Metacritic

93%    liked this film Google users

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Der Untergang dimaksudkan untuk menjadi sebuah film sejarah tentang Hitler yang mencoba menggambarkan sejarah dan Hitler seakurat mungkin. Dalam upayanya mewujudkan visi tersebut, film ini menerima kecaman berupa tuduhan yang menyatakan bahwa film ini bersimpati kepada Hitler—Der Untergang telah “memanusiakan” Hitler. Namun agar dapat menunjukkan Hitler sebagaimana mestinya, film ini harus memperlakukan Hitler sebagaimana mestinya, berdasarkan catatan sejarah dan penuturan orang-orang yang dekat dengannya. Meskipun Hitler dianggap “bukan manusia melainkan kejahatan”, Hitler tetaplah, pada kenyataannya, seorang manusia. Ia adalah seorang manusia yang pernah dua kali ditolak memasuki sekolah seni [yang apabila ia diterima, kemungkinan Hitler tidak akan terjun ke dunia politik dan menjadi Fuehrer]. Menurut sutradara film ini, Hitler haruslah digambarkan sebagaimana mestinya, yakni seorang manusia yang menyerupai cangkang: berkarisma dan pandai memanipulasi dari luar, tetapi sebenarnya sangat kejam di dalam. Penjelasan Traudl dalam memoir yang ditulisnya dapat menjelaskan situasi di sekitar Hitler: Traudl begitu terbuai dengan pesona Hitler sampai-sampai ia tidak menyadari segala perbuatan keji partai Nazi kepada orang-orang Yahudi. Sebelumnya, review ini menyebut soal memoir Angela’s Ashes. Dalam novel/memoir tersebut, ayah yang bernama Malachy McCourt adalah orang yang “brengsek” dan egois—pembaca dapat menyimpulkan hal tersebut. Namun bagi Frank puteranya, ia adalah ayah yang ibarat seorang pahlawan—setidaknya sampai Frank tumbuh besar dan menyadari betapa egois ayahnya.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

“They just got it wrong. Bad people do not walk around with claws like vicious monsters, even though it might be comforting to think so. Everyone intelligent knows that evil comes along with a smiling face—Mereka [kritikus] gagal memahaminya. Orang jahat itu tidak berkeliaran dengan cakar dan taring seperti monster, meskipun kita merasa lebih baik menganggap mereka seperti itu. Semua orang yang memiliki akal sehat tentunya tahu bahwa kejahatan seperti iblis itu datangnya dengan memasang wajah tersenyum.”—Hirschbiegel, 2015.

Sutradara Hirschbiegel menanggapi kritik negatif yang menganggapnya pro-Hitler dengan menytakan bahwa memang seperti itulah kenyataannya dan kita tidak semestinya menafikan kenyataan tersebut. Film ini tidak dimaksudkan untuk mendukung Hitler, tetapi menunjukkan kepada penonton sisi lain Hitler yang membuatnya memiliki begitu banyak pengikut fanatik. Tidak sedikit orang-orang cerdas yang turut terperdaya ideologi partai Nazi. Kritikan negatif tersebut justru menandakan keberhasilan tujuan film ini, yakni menampilkan Hitler yang sesungguhnya, yang memiliki banyak dimensi, sehingga berhasil membuat orang bersimpati dan terjerat jebakan Nazi. Hal ini disimpulkan dengan kata-kata penutup dari Traudl yang menyatakan bahwa dirinya baru menyadari bahwa di balik kehangatan dan kerapuhan sosok Hitler, terdapat kekejaman yang sangat menakutkan. Film ini seperti melayangkan sebuah pertanyaan kepada penonton, setelah mengamati hidup Hitler dari dekat, “Percayakah Anda bahwa lelaki tua yang patriotik ini adalah pembunuh paling keji dalam Perang Dunia II?”

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

“Many mistakes have been made, so be ruthless. Life never forgives weakness. This so called humanity... is just priests' drivel. Compassion is a primal sin. Compassion for the weak is a betrayal of nature.”—Adolf Hitler

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Salah satu alasan saya ingin menonton film ini adalah karena meme lucunya yang sangat populer. Saya tidak dapat berhenti membayang-bayangkan seperti apa kualitas film Der Untergang yang sebenarnya karena adegan film tersebut dapat dijadikan meme yang sangat konyol. Saking konyolnya, meme tersebut berhasil membuat banyak orang terpingkal-pingkal, bahkan yang belum pernah menonton film aslinya. Karena popularitsnya sebagai meme, saya akhirnya menonton film ini tanpa ekspektasi yang tinggi—kalaupun filmnya jelek, saya tidak akan kecewa karena toh film ini populer dari meme lelucon. Namun, karena ekspektasi saya yang rendah itu, keterkejutan saya menjadi luar biasa karena ternyata kualitas film ini sangat bagus. Film ini berhasil mengaduk-aduk perasaan saya karena akhirnya saya dapat melihat Adolf Hitler dari perspektif yang berbeda dan menyaksikan fanatisme yang di luar nalar hingga mengakibatkan nyawa melayang—nyawa yang sebenarnya tidak perlu melayang. Fanatisme mampu mengubah seseorang hingga kehilangan akal atau rasionalitas. Orang-orang yang menuhankan Hitler dan partainya, pada akhirnya bersikap tidak rasional dan yang paling parah mereka bersikap egois dengan mengutamakan prinsip “kalau aku tidak dapat, kamu juga tidak dapat—kalau aku mati karena partai Nazi musnah, kamu juga harus mati”. Bagi yang sudah menyaksikan filmnya tentu mengerti adegan mana yang saya sebutkan, sebuah adegan yang benar-benar mengaduk perasaan dan membuat saya emosi sejadi-jadinya menyaksikan perbuatan egois seorang ibu demi partai Nazi. Yang lebih buruk lagi, adegan tersebut didasari pada kisah nyata. Downfall or Der Untergang is a masterpiece. If you want to make the audience speechless, this is how you do it.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

02 Awards

Berdasarkan catatan IMDb, Der Untergang memperoleh 34 nominasi dan memenangkan 22 penghargaan. Film ini dinominasikan sebagai Best Foreign Film dalam Academy Awards tahun 2005.

03 Financial

Dengan biaya pembatan sebesar $15 juta, Der Untergang berhasil menjual tiket sebesar $93 juta. Artinya, film ini sukses secara finansial.

Der Untergang (2005) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$5,501,940

Details

International Box Office

$88,129,804

Details

Worldwide Box Office

$93,631,744

Further financial details...

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

04 Critics

Meskipun terdapat banyak kritikus yang menilai film ini sebagai sebuah propaganda yang menyesatkan [berkaitan dengan poin Intentional Match], mayoritas kritikus film memberikan tanggapan yang positif. Pujian yang paling kuat adalah pujian untuk akting Bruno Ganz sebagai Hitler.

05 Longevity

Film ini masih tetap relevan setelah berumur lebih dari 10 tahun, dibuktikan dengan tanggapan penonton yang tetap positif. Selain tanggapan yang secara konsisten positif, Der Untergang menjadi sebuah film populer berkat adegan kemarahan Hitler yang diubah menjadi meme yang viral. Karena film ini berbahasa Jerman, pengguna internet sering mengganti subtitle film ini menjadi lelucon yang tidak sesuai dengan perkataan aslinya, atau mendengarkan bahasa Jerman tersebut “seolah-olah” dari bahasa Inggris atau bahasa lainnya sehingga terciptalah video misheard atau salah dengar [seperti lagu Words dengan lirik It’s Only Words [Hanyalah Sebuah Kata] dari Bee Gees [dipopulerkan kembali di era 90-an oleh Boyzone] yang diplesetkan menjadi Iso Ngliwet yang dalam bahasa Jawa berarti Bisa Menanak Nasi].

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

Final Score

Skor Asli                     : 9.5

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 9.5/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Downfall [in the War Movie Collections Volume 2]

Rilis                 : n/a

Format             : DVD [|||]

Kode Warna    : NTSC

Fitur                : -

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

STREAMING

Amazon VOD:

Amazon

iTunes:

iTunes

Vudu:

Vudu

“I feel no sympathy. I repeat, I feel no sympathy! The German people chose their fate. That may surprise some people. Don't fool yourself. We didn't force the German people. They gave us a mandate, and now their little throats are being cut!”—Joseph Goebbels

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.

©2004/Constantin Film/Der Untergang or Downfall/All Rights Reserved.