Review Film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) Kutukan The Flying Dutchman Mengancam Jack Sparrow

 

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

Review dan Sinopsis Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) Kutukan The Flying Dutchman Mengancam Jack Sparrow

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Petualangan—Fantasi

Rilis                 : 24 Juni 2006

Durasi             : 150 menit

Sutradara       : Gore Verbinski

Pemeran         : Johnny Depp, Orlando Bloom, Keira Knightley, Stellan Skarsgård, Bill Nighy, Jack Davenport, Kevin R. McNally, Jonathan Pryce

Episode           : -

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

Sinopsis

Pesta pernikahan Elizabeth Swann dengan Will Turner menjadi kacau balau karena kedatangan Lord Coutler Beckett. Ia datang membawa surat perintah penangkapan Elizabeth dan Will atas tuduhan bekerja sama dengan bajak laut Jack Sparrow. Bahkan ayah Elizabeth, gubernur Weatherby Swann, tidak dapat menggunakan jabatannya untuk membebaskan Will dan Elizabeth. Lord Beckett memberikan sebuah tawaran kepada Will Turner: ia akan dibebaskan jika berhasil membawakan kompas milik Jack Sparrow. Lord Beckett sangat menginginkan kompas itu karena kompas Jack akan selalu menunjukkan arah ke lokasi sesuatu yang paling diinginkan oleh pemegangnya. Beckett sangat menginginkan peti berisi jantung Davy Jones, sang kapten The Flying Dutchman, yang disembunyikan di sebuah pulau. Siapa saja yang mengendalikan peti itu sama saja mengendalikan Davy Jones yang artinya mengendalikan laut. Will akhirnya berangkat mencari Jack Sparrow. Tampaknya, Jack juga sedang mencari benda yang sama yakni peti berisi jantung Davy Jones. Namun, kompas miliknya tidak bisa menunjukkan arah peti atau kunci peti itu karena Jack takut terhadap Davy Jones. Sebelumnya, Jack telah membuat perjanjian dengan Davy Jones agar dirinya bisa menjadi kapten kapal Black Pearl. Batas waktu Jack menyerahkan jiwanya kepada Davy Jones sudah hampir jatuh tempo. Seorang awak Flying Dutchman bernama Bootsrap Bill Turner yang merupakan mantan sahabat Jack sekaligus ayah Will Turner datang ke dalam Black Pearl dan memperingatkan Jack bahwa waktunya sudah habis. Bootsrap menyalurkan tanda noda hitam Davy Jones di telapak tangan Jack. Noda itu sama saja dengan alat pelacak yang memungkinkan Davy Jones mengetahui keberadaan Jack.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

Setelah Will menemukan Jack Sparrow, ia menjelaskan bahwa Elizabeth dan dirinya dihukum karena membantu Jack melarikan diri dari kejaran Comodor Norrington. Sang Comodor yang gagal lantas mendapat musibah dan menjadi pemabuk di Tortuga. Ia nantinya menawarkan diri untuk menjadi awak kapal Black Pearl. Jack Sparrow bersedia memberikan kompasnya jika Will berhasil mendapatkan kunci peti Davy Jones. Ia lantas mengirimkan Will kepada Davy Jones untuk dijadikan tumbal. Namun, Davy Jones tidak mau menerima penukaran jiwa Jack dengan jiwa Will Turner. Jika Jack ingin menukar jiwanya, ia harus menukar dengan 100 jiwa. Karena Davy Jones menahan Will menjadi abdi di kapalnya, kini Jack tinggal harus mencari 99 jiwa lagi. Sementara itu, Elizabeth berhasil melarikan diri dan memaksa Lord Beckett memberikan surat resmi yang membebaskannya dari segala tuntutan. Beckett lantas memberikan tawaran yang sama yakni imbalan jika Elizabeth bisa mendapatkan kompas milik Jack Sparrow. Elizabeth pergi menuju Tortuga dan bertemu dengan Jack Sparrow yang sedang mencari 99 awak yang diam-diam akan dia jadikan tumbal. Salah satu awak yang mendaftar adalah James Norrington. Jack memberi tahu Elizabeth bahwa Will Turner ditawan oleh Davy Jones di atas kapal Flying Dutchman dan satu-satunya cara menyelamatkan Will adalah dengan menemukan peti milik Davy Jones. Di atas The Flying Dutchman, Will berhasil mengetahui di mana Davy Jones menyimpan kunci dari peti rahasia miliknya dan berhasil mencurinya. Ia lantas melarikan diri dibantu oleh Bootstrap Bill Turner, ayahnya. Hilangnya kunci itu membuat Davy Jones sangat murka dan menyadari bahwa ia telah masuk dalam perangkap Jack Sparrow. Ia bergegas memerintahkan awak kapalnya untuk pergi mengambil peti miliknya untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Davy Jones yakin kalau semua ini adalah rencana Jack Sparrow untuk menyingkirkannya. Sebagai penguasa lautan, Davy Jones tidak segan-segan menggunakan kekuatan mistisnya dan memerintahkan monster laut Kraken peliharaannya untuk menghancurkan siapa saja yang menghalangi jalannya dan mengirim mereka ke Davy Jones’ Locker, alam baka yang dikuasai oleh Davy Jones.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

01 Story Logic

Secara umum, alur cerita film ini sudah logis sesuai genrenya dan sudah konsisten dengan pakem yang dibuat oleh film pertamanya. Dead Man’s Chest sudah menghadirkan cerita petualangan Jack Sparrow mengarungi samudera untuk mencapai tujuannya. Selain itu, dunia Fantasi dalam film ini diperluas lagi dari film pertamanya. Kejadian-kejadian spektakuler dalam film ini sudah masuk akal sesuai dengan koridor genrenya dan dengan standar yang ditentukan dalam The Curse of the Black Pearl. Walau demikian, ada poin kurang logis yang akan berkaitan dengan poin konsistensi cerita baik dalam film ini maupun dalam kaitannya dengan film sebelumnya. Poin ini adalah kurang konsistennya Dead Man’s Chest dalam mendeskripsikan dunia Fantasinya. Dalam film pertama, Petualangan—Fantasi dalam Pirates of the Caribbean cenderung berkiblat pada logika supranatural. Meskipun Dead Man’s Chest masih mengikuti pakem supranatural, namun film ini mulai memecah logikanya menjadi dua yakni supranatural dengan natural saja. Hal ini bisa dilihat dari keberadaan Davy Jones yang merupakan karakter berkekuatan supranatural berbarengan dengan keberadaan Kraken yang ternyata hanya monster “biasa” [spesies cumi-cumi raksasa yang langka, bukan monster gaib] dan kemunculan Lord Beckett yang menggunakan cara-cara logis untuk mengalahkan hal-hal yang tidak logis menjadi bertabrakan dengan konsep supranatural. Tabrakan konsep ini akan diperparah dalam At World’s End—film ke tiga dalam seri Pirates of the Caribbean.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

02 Story Consistency

Meskipun secara umum konsep film ini sudah logis, namun alur ceritanya tidak konsisten. Ada terlalu banyak poin cerita yang dieksplorasi dalam film ini. Jack Sparrow masih tidak kompeten dalam menjadi kapten kapal, Davy Jones diperkenalkan sebagai sosok villain baru namun di saat bersamaan muncul pula Lord Beckett, James Norrington, suku kanibal, dan awak kapal yang tidak setia. Untuk menjelaskan latar belakang penjahat utama, film ini cukup mengalami kesulitan karena selain harus mengekplorasi Davy Jones, sosok Lord Beckett juga perlu untuk dieksplorasi. Selain itu, film ini mengambil terlalu banyak “pengalihan jalan” [detour] yang sebetulnya tidak mendukung jalannya cerita secara keseluruhan. Misalnya, adegan ketika Jack ditawan oleh suku kanibal pada dasarnya tidak mengubah inti cerita film ini. Maka jika adegan itu dihilangkan, inti cerita filmnya akan tetap utuh dan durasi filmnya justru bisa dikurangi. Salah satu indikasi bahwa sebuah film memiliki alur yang tidak konsisten adalah ketika seseorang mengalami kesulitan untuk menulis ulang sinopsis ceritanya karena cukup membingungkan adegan mana yang perlu diceritakan karena cerita dalam filmnya sendiri memiliki terlalu banyak cabang dan tidak halus susunannya.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

Selain konsistensi dari segi cerita di dalam filmnya sendiri, Dead Man’s Chest mulai menunjukkan gelagat inkonsistensi dari The Curse of the Black Pearl. Konsep supranatural yang begitu kental dalam film pertama seri Pirates of the Caribbean mulai menunjukkan tanda “dialihkan” ke Petualangan murni dengan porsi supranatural yang sedikit sehingga keseluruhan ceritanya tidak bisa lagi dianggap sebagai Fantasi—Supranatural. Dalam film Indiana Jones Raiders of the Lost Ark, memang terdapat unsur supranatural di bagian akhir film, namun porsinya sangat kecil sehingga Raiders of the Lost Ark secara umum hanya dikategorikan sebagai film Petualangan. Peran supranatural yang kecil dalam Raiders of the Lost Ark kemudian diperparah oleh Kingdom of the Cristall Skull yang menampilkan The Lost Ark disimpan dengan cara yang sangat konvensional seolah-olah benda keramat itu sama sekali tidak berbahaya. Hal serupa dialami oleh seri tiga film pertama Pirates of the Caribbean yang akan diperparah oleh At World’s End. Dalam film Dead Man’s Chest, Lord Becket berkata bahwa “Jack Sparrow adalah makhluk yang hampir punah”—mengacu pada kegiatan bajak laut dan supranatural yang dikalahkan oleh kekuatan nalar dan natural, serta “Dunia semakin kecil setelah kertas kosong di dalam peta mulai terisi”—mengacu pada semakin hilangnya nuansa misteri di dunia.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

03 Casting Choice and Acting

Sama halnya dengan The Curse of the Black Pearl, aktor yang dipilih dalam film ini sudah baik. Sebagian besar tokoh inti di film pertama kembali bermain di film ke dua. Aktor yang baru bergabung dalam fanchise ini, Bill Nighy, telah mampu memerankan sosok Davy Jones dengan baik. Aktor ini juga dikenal lewat perannya sebagai Viktor, salah satu tetua klan vampir dalam seri Underworld—yang mana perannya kurang lebih sama dengan Davy Jones.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

05 Cinematography Match

Tidak ada keluhan dalam poin sinematografi.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

08 Special and/or Practical Effects

Efek komputer dalam Dead Man’s Chest merupakan salah satu keunggulan film ini. Efek yang digunakan untuk memvisualisasikan Davy Jones mendapat pujian luar biasa karena tampak nyata sampai-sampai beberapa kalangan mengira aktor Bill Nighy tampil menggunakan kostum. Padahal, adegan Davy Jones diselesaikan dengan teknologi Motion Capture.

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

10 Intentional Match

Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest sebetulnya mirip dengan film-film ke-dua dari franchise besar yakni Star Wars dan Indiana Jones. Dari perilisan semua film ke-dua dalam franchise ini [Star Wars Empire Strikes Back dan Indiana Jones The Temple of Doom], kesemuanya ingin menjadi “lebih” dari film pertamanya. Lebih kompleks, lebih luas cakupannya, lebih spektakuler, lebih besar, dana yang tidak tanggung-tanggung lagi, melakukan apa yang sebelumnya tidak bisa atau mustahil dilakukan di film pertama. Dalam kasus Dead Man’s Chest, keinginan-keinginan ini telah berhasil dicapai. Selain berhasil menjadi lebih besar dari film pertamanya, film ini juga berhasil melanjutkan cerita dari film pertamanya sambil tetap mempertahankan kualitasnya secara umum setara dengan film pertamanya. Kesuksesan semacam ini hanya dapat diraih oleh sedikit sekuel seperti Star Wars Empire Strikes Back, The Godfather Part II, Aliens, dan Terminator II Judgement Day. Dead Man’s Chest telah berhasil melanjutkan estafet cerita dari film pertamanya dan menunjukkan bahwa sebuah skema taman hiburan bisa dijadikan sebuah cerita yang kompleks asalkan, mengutip perkataan Walt Disney sendiri di era 1950-an, “…masih ada imajinasi yang tersisa di dunia ini.” Dengan demikian, film ini juga telah sukses menguatkan image Disney sebagai Disney [what makes Disney, Disney].

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Saya sampai kebingungan mau menjelaskan poin-poin penilaian film ini karena memang sebagian besar tidak perlu lagi dijelaskan. Menurut saya, sebuah karya yang baik sebetulnya tidak perlu lagi dijelaskan—biarkan saja orang mengalaminya secara langsung tanpa perlu ditunjuk-tunjukkan apa saja kelebihannya. Selain itu, keunggulan film ini secara umum sama dengan keunggulan film pertamanya yang sudah dibahas dalam artikel yang sebelumnya. Logika film ini sudah baik, aktornya berhasil menghidupkan karaker mereka dengan baik, musiknya sangat iconic, efek komputernya sudah seperti nyata, para penonton menyukainya, apa lagi yang perlu dijelaskan? Kualitas yang konsisten dengan film pertamanya ini tidak lepas dari dipertahankannya tim inti yang membuat film pertamanya. Pada akhirnya, walau menurut saya cerita film ini masih berantakan karena tidak konsisten, secara umum saya menyukai film ini. Saya begitu menyukai Dead Man’s Chest karena film ini telah memberikan kepada saya apa yang dia janjikan: hiburan. Saya benar-benar merasa terhibur sepanjang film dan benar-benar merasakan sensasi “bermain di arena hiburan”—hal ini juga sudah dibahas dalam riview yang saya buat untuk The Curse of the Black Pearl. Walaupun film ini mendapat nilai lebih rendah ketimbang film pertmanya, saya pribadi lebih menikmati menonton Dead Man’s Chest ketimbang The Curse of the Black Pearl. This movie is Epic!

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

02 Awards

Layaknya The Curse of the Black Pearl, film ini juga mendapatkan banyak nominasi dan penghargaan di antaranya:

Penghargaan

Kategori

Dianugerahkan Kepada

Hasil

Academy Awards

Best Visual Effects

John KnollHal T. HickelCharlie GibsonAllen Hall

Menang

BAFTA Awards

Best Special Visual Effects

John Knoll, Charles Gibson, Hal T. Hickel, Allen Hall

Menang

Hollywood Film Festival

Visual Effects of the Year

John Knoll

Menang

Nickelodeon Kids' Choice Awards

Favorite Movie

Menang

MTV Movie Awards

Best Movie

Menang

Best Male Performance

Johnny Depp

Menang

People's Choice Awards

Favorite Movie

Menang

Favorite Movie Drama

Menang

Favorite On-Screen Match-Up

Keira Knightley, Johnny Depp

Menang

Satellite Awards

Best Visual Effects

John KnollHal T. Hickel

Menang

Teen Choice Awards

Choice Action Movie Actor

Johnny Depp

Menang

Choice Summer Movie

Menang

Choice Movie Scream

Keira Knightley

Menang

Choice Action Movie

Menang

Choice Movie Rumble

Orlando Bloom, Jack Davenport

Menang

Choice Hissy Fit

Keira Knightley

Menang

Choice Movie Villain

Bill Nighy

Menang

Visual Effects Society Awards

Best Single Visual Effect of the Year

John Knoll, Ned Gorman, Jakub Pistecky, Tom Fejes

Menang

Outstanding Animated Character in a Live Action Motion Picture

Steve Walton, Jung Seung Hong, Marc Chu, James Tooley

Menang

Outstanding Compositing in a Motion Picture

Eddie Pasquarello, François Lambert, Jeff Sutherland, Tory Mercer

Menang

Outstanding Created Environment in a Live Action Motion Picture

Chris Stoski, Susumu Yukuhiro, Jack Mongovan, Greg Salter

Menang

Outstanding Models and Miniatures in a Motion Picture

Bruce Holcomb, Ron Woodall, Charlie Bailey, Carl Miller

Menang

Outstanding Visual Effects in a Visual Effects Driven Motion Picture

John Knoll, Jill Brooks, Hal T. Hickel, Charles Gibson

Menang

World Stunt Awards

Best Fight

Mark Aaron Wagner, Thomas DuPont, Tony Angelotti, Lisa Hoyle, Jeff Wolfe, Kirk Maxwell, Buddy Sosthand, Phil Culotta, Jeremy Fry, Tom Morga

Menang

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

03 Financial

Dari dana sebesar $225 juta, Dead Man’s Chest berhasil menjual tiket sebesar $1.66 milyar. Hingga 2021, film ini adalah entry terlaris dari seluruh seri Pirates of the Caribbean. Dalam minggu pertama penjualan DVD-nya, film ini telah terjual sekitar 9,5 juta keping. Pada akhirnya, DVD Dead Man’s Chest berhasil terjual sebanyak 16,7 juta keping yang jika diuangkan berarti sebesar $321 juta keuntungan penjualan DVD. Keuntungan penjualan DVD ini belum digabungkan dengan penjualan Blu-ray, VCD, serta streaming yang berarti film ini meraup keuntungan di atas $321 juta untuk penjualan non-bioskopnya.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan tanggapan positif untuk efek visual dan pemilihan aktor dalam film ini. Namun, banyak kritikus yang mengkritik negatif alur cerita yang kurang rapih, formula yang diulang-ulang saja dari film pertamanya, serta menurunnya aksi tidak terduga nan cerdas dari Jack Sparrow [di film ke dua, aksi konyol Jack banyak yang sekadar konyol saja, padahal di film pertama aksi konyolnya selalu memiliki proyeksi atau tujuan yang lebih besar dan tidak disangka-sangka].

05 Longevity

Film ini masih sangat populer bahkan setelah berusia lebih dari 10 tahun. Secara keseluruhan, nuansa hiburan yang disajikan dalam film ini masih tetap relevan hingga berusia ebih dari 10 tahun sehingga masih bisa menghibur penonton generasi baru.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

Final Score

Skor Asli                     : 9

Skor Tambahan           : -1/2

Skor Akhir                  : 9.5/10

***

Spesifikasi DVD

Judul               : Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest 2 Disc DVD

Rilis                 : 5 Desember 2006

Format             : DVD-9 [Dual-Layered]

Kode Warna    : 3/NTSC [support upscaling hingga 1080/24 dan 60hz]

Fitur                : Bloopers, audio commentary, behind the scenes features

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

***

Spesifikasi Blu-ray

Judul               : Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest

Rilis                 : 22 Mei 2007

Format             : Blu-ray Disc

Kode Warna    : A/FHD 24 dan 60hz

Fitur                : Bloopers, audio commentary, behind the scenes features

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.

©2006/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC Dead Man’s Chest/All Rights Reserved.