©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
Review Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003) Serangan Bajak Laut Hantu
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Petualangan—Fantasi
Rilis : 28 Juni 2003
Durasi : 143 menit
Sutradara : Gore Verbinski
Pemeran : Johnny
Depp, Geoffrey Rush, Orlando Bloom, Keira Knightley, Jonathan Pryce
Episode : -
Sinopsis
Elizabeth Swann, seorang puteri Gubernur Port Royal, ikut berlayar di atas kapal HMS Dauntless pada tahun 1720. Kapal itu dipimpin oleh Letnan James Norrington dan salah satu awak kapanya adalah Joshamee Gibbs yang senantiasa percaya takhayul tentang kesialan di lautan. Menurut Gibbs, mengajak serta seorang perempuan berlayar bisa membawa sial. Sesaat setelah Gibbs berkata demikian, Elizabeth Swann melihat seorang anak laki-laki yang terombang-ambing di atas sebongkah kayu badan kapal. Para awak kapal lantas menyelamatkan anak itu dan mendatangi lokasi sebuah kapal yang tenggelam diduga akibat ulah bajak laut. Ketika orang-orang sedang sibuk memperhatikan sisa-sisa kapal yang hancur, Elizabeth melihat sebuah kapal bajak laut misterius yang menghilang ke dalam kabut. Anak lelaki yang diselamatkan itu mengaku kepada Elizabeth bahwa namanya adalah Will Turner. Seketika itu juga, Will pingsan dan Elizabeth mengambil kalung emas tanda bajak laut milik Will. Ia merahasiakan kebenaran bahwa Will kemungkinan besar adalah seorang anak anggota bajak laut.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
Delapan
tahun kemudian, Letnan James Norrington naik jabatan menjadai Commodor
Norrington. Ayah Elizabeth mengajak serta puterinya untuk menghadiri upacara
sambutan untuk Norrington. Ia telah mempersiapkan gaun baru untuk Elizabeth dan
hadiah untuk Norrington berupa sebuah pedang yang bagus buatan Will Turner yang
kini menjadi anak didik seorang pandai besi. Sementara Elizabeth bersiap-siap,
seorang bajak laut yang eksentrik tiba di Port Royal. Supaya namanya tidak diketahui,
bajak laut itu menyuap petugas untuk mencatat namanya sebagai Tuan Smith—nama
yang setara dengan anonim karena saking
umumnya dipakai dalam bahasa Inggris [ibarat nama Budi dalam bahasa Indonesia
yang sudah terlalu sering digunakan bahkan sampai di buku pelajaran: “Ini ibu
Budi”]. Ia menghampiri lokasi penyambutan Commodor Norrington namun dihadang
oleh dua orang prajurit yang menanyakan apa kerpeluannya datang. Bajak laut itu
mengaku bahwa ia sedang mencari kapal baru. Di acara penyambutan, Norrington
melamar Elizabeth untuk menikahinya. Namun belum sempat Elizabeth memberikan
jawaban, ia sudah kehabisan napas karena gaunnya terlalu ketat dan ia pun
terjatuh ke laut. Sang bajak laut yang mengaku bernama Kapten Jack Sparrow itu
lantas terjun ke laut dan menyelamatkan Elizabeth. Kalung emas milik Will yang
dikenakan oleh Elizabeth bereaksi setelah bersentuhan dengan air laut. Kalung
itu seolah-olah memanggil sesuatu.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
Gubernur
Swann dan Commodor Norrington mau berterima kasih atas tindakan heroik Jack
Sparrow. Namun, Norrington mengetahui bahwa Jack Sparrow adalah seorang bajak
laut yang harus dihukum mati. Dengan memanfaatkan Elizabeth, Jack berhasil
kabur namun digagalkan oleh Will Turner. Pada akhirnya, Jack Sparrow
dijebloskan ke penjara. Malam harinya, sebuah kapal misterius muncul di Port
Royal dan menyerang kawasan itu secara membabi buta menggunakan meriam.
Tampaknya, itu adalah kapal legendaris Black Pearl, kapal yang dulunya milik
Jack Sparrow. Awak kapal Black Pearl tiba di darat dan mengacaukan seisi Port
Royal. Mereka datang mencari kalung emas yang telah memanggil mereka. Kedatangan
awak Black Pearl mengungkapkan pada Jack Sparrow bahwa ternyata awak kapal itu
telah dikutuk menjadi manusia tengkorak setiap kali tubuh mereka terkena cahaya
bulan. Mereka memerlukan kalung emas itu untuk mengakhiri kutukan yang menimpa
mereka. Dua awak Black Pearl, Pintel dan Ragetti, menemukan Elizabeth Swann dan
membawanya ke kapal Black Pearl. Elizabeth dibawa menghadap Kapten Barbossa dan
mengaku bahwa namanya adalah Elizabeth Turner karena khawatir bajak laut itu
berniat menculiknya mengingat posisi politik ayahnya yang strategis yakni
Gubernur Port Royal. Namun, ternyata justru nama Turner yang diincar oleh
Barbossa. Ia pun menculik Elizabeth.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
Hilangnya
Elizabeth membuat ayahnya, Norrington, dan Will sangat cemas. Sementara
Norrington sedang menyusun rencana pencarian, Will sudah tidak sabar dan
menuntut pihak berwajib segera berangkat mencari Elizabeth. Karena Norrington terlalu
lama mengambil keputusan, Will terpaksa meminta bantuan Jack Sparrow. Ia harus
membebaskan Jack dari penjara dan membantunya mencuri kapal Inggris. Tampaknya,
Jack memiliki masa lalu yang penuh pertikaian dengan Kapten Barbossa yang telah
memberontak dan merebut kapal Black Pearl darinya. Jack telah memantapkan hati
untuk merebut kembali Black Pearl apapun caranya. Ia lantas berlayar ke Tortuga
untuk meminta bantuan temannya, mantan pelaut Inggris yakni Joshamee Gibbs.
Jack meminta Gibbs membantunya mencari awak kapal untuk mengejar Black Pearl.
Situasinya menjadi semakin berbahaya setelah Barbossa mengetahui bahwa
Elizabeth Turner bukanlah orang yang ia cari. Will harus bergegas menyelamatkan
nyawa Elizabeth, gadis yang selama ini dicintainya. Namun agar ia berhasil,
Will yang selama ini membenci bajak laut harus menerima kenyataan bahwa ia
memiliki darah bajak laut dan harus bertindak seperti bajak laut agar tujuannya
tercapai.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
The
Curse of the Black Pearl diangkat dari sebuah arena taman hiburan Disney, Pirates of the Caribbean. Film ini
merupakan sebuah film Petualangan bajak laut yang dipadukan dengan Fantasi.
Secara umum, alur cerita film ini sudah masuk akal sesuai genrenya. Fantasi
yang disajikan dalam film ini sebetulnya lebih mengarah pada supranatural
karena bukannya menyajikan konsep dunia Fantasi yang benar-benar baru, The
Curse of the Black Pearl mengangkat kisah seputar kutukan dan takhayul yang
menyelimuti dunia maritim. Sama halnya dengan film Aksi, akan ada kekonyolan-kekonyolan
yang tidak masuk akal dalam sebuah film Petualangan, namun hal semacam ini
dapat dimaklumi karena genrenya bukan Drama yang serius. Film-film mengenai
bajak laut telah membentuk sebuah “pakem” tersendiri walau tidak menjadi
sebesar genre film yang umum dikelompokkan. Maka, status film bajak laut sama
dengan film Superhero dan film Koboi yang sebetulnya bisa dikelompokkan dalam
genre Aksi dan/atau Petualangan, tetapi juga membentuk pakemnya sendiri. Walau
demikian, dapat dikatakan bahwa film-film bajak laut sejauh artikel ini
dipublikasikan, belum bisa setenear film Koboi apalagi film Superhero.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini sudah konsisten secara umum. Tokoh-tokoh penting telah
diperkenalkan dengan porsi masing-masing yang cukup dan dengan urutan
keterlibatan dalam film yang runtut. Misalnya, masa lalu Elizabeth dan Will
Turner diceritakan lebih dulu karena ceritanya akan dimulai dari mereka berdua.
Sementara itu, kisah Jack Sparrow dan Barbossa dijelaskan seiring berjalannya
film karena misteri dalam hidup mereka penting untuk mendukung jalannya narasi
sehingga memang tidak diceritakan di awal. Walaupun kisah Will dan Elizabeth
mendapat porsi yang besar dan muncul paling awal, namun sebetulnya porsi
masing-masing karakter dalam film ini sudah pas sehingga penonton tetap tahu
bahwa tokoh utama dalam film ini adalah Jack Sparrow meskipun kisahnya tidak
digali paling awal.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
aktor dalam film ini sudah baik. Masing-masing pemeran mampu menghidupkan
karakter mereka dengan sangat baik sampai karakter mereka menjadi iconic.
Karakter Jack Sparrow dengan aktor Johnny Depp bahkan menjadi tidak terpisahkan
dan menjadi karakter paling terkenal yang diperankan oleh Depp.
04 Music Match
Pemilihan
musik dalam film ini sudah baik. Klaus Badelt dan Hans Zimmer memberikan
soundtrack yang bahkan melekat dengan film ini dan menjadi sebuah signature yang otomatis mengingatkan
pendengarnya terhadap seri Pirates of the Caribbean. Awalnya musik dalam film
ini mendapat komentar beragam bahkan negati seperti komentar Christian
Clemmensen dari Filmtracks.com yang berasumsi bahwa,
“The most disgraceful part of the
pounding and shouting score for The
Curse of the Black Pearl is
that there is really nothing swashbuckling about it. If you remove the tepid
little thirty-second jig from the start of the opening cue, then this score
could easily accompany a movie about alien attacks, police force raids, chases
for nuclear weapons, or any other militaristic setting—Yang paling
memalukan dari musik nyaring yang diulang-ulang dalam The Curse of the Black Pearl adalah bahwa musik itu sama sekali
tidak berjiwa petualang penuh aksi adu pedang. Jika musik penuh semangat yang
durasinya secuil hanya 30 detik di bagian pembuka musiknya itu dihilangkan,
maka bisa saja musik dalam film ini digunakan untuk film lain tentang serangan
alien, penggerebekan polisi, aksi kejar-kejaran memperebutkan senjata nuklir,
atau cerita berbau militer lainnya.” Namun berkali-kali saya tekankan teori
Hume bahwa sebuah karya seni yang baik secara objektif bisa dibuktikan dengan
relevansinya terhadap perubahan zaman. Jika dilihat setelah The Curse of the
Black Pearl berusia lebih dari 10 tahun, sangat jelas bahwa musik dalam film
ini tidak bisa dipakai untuk sembarang film karena sudah sangat melekat dengan
seri Pirates of the Caribbean. Hal ini menandakan bahwa musik dalam film ini
benar-benar menyatu sempurna dengan narasi dan filmnya secara keseluruhan.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
05 Cinematography Match
Sinematografi
dalam film ini sudah baik karena berhasil menunjukkan kebesaran skala film ini
dan menguatkan nuansa petualangan di dalamnya. Bagaimana kapal Black Pearl
diperlihatkan untuk menunjukkan misteri dan kengeriannya bak The Flying
Dutchman berbeda dengan bagaimana kapal-kapal Inggris diperlihatkan. Selain
itu, sinematografi dalam film ini berhasil menangkap adegan-adegan aksi secara
penuh sehingga penonton tidak merasa kehilangan sebuah adegan yang tidak
ditangkap oleh kamera.
06 Costume Design
Kostum
dalam film ini sudah baik. Seperti disinggung dalam poin Logika Cerita, film
ini diangkat dari arena hiburan di Disneyland yang penuh dengan karakter bajak
laut. Film ini mereplikasi tokoh-tokoh dari dalam arena itu dengan baik. Karena
sebelumnya arena Pirates of the Carribean sudah populer, maka sebenarnya
pemilihan kostum dalam film ini tidak perlu terlalu berbeda dari arena
hiburannya.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual dalam The Curse of the Black Parl sudah baik. Film ini berhasil
memadukan teknik praktis dengan animasi komputer dengan baik—miniatur kapal
Black Pearl berhasil difilmkan seolah-olah kapal sungguhan dan transformasi
awak kapal menjadi tengkorak sudah tampak nyata untuk sandar film tahun 2003.
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
©1995/Carolco/Cutthroat Island/All Rights Reserved. |
10 Intentional Match
Film
ini dimaksudkan untuk mengangkat kembali popularitas film bajak laut yang
sempat populer di era keemasan Hollywood [Golden Age] dengan memadukan cerita
bajak laut dengan cerita fantasi yang berbau supranatural. Film ini telah
berhasil memberikan sebuah film dengan cerita yang utuh [sudah baik dari segi
narasi] walau diangkat dari sebuah arena bermain. Lebih dari itu, The Curse of
the Black Pearl berhasil mengembalikan popularitas film bajak laut yang
sebelumnya redup bahkan dianggap sebagai genre penuh kutukan setelah film bajak
laut Cutthroat Island
[1995] gagal total dengan penjualan tiket sebesar $10 juta padahal biayanya
sebesar $98 juta. Setelah kegagalan Cutthroat
Island, genre bajak laut dianggap sudah mati. Awal 2000-an menandakan
menurunnya kekuatan finansial perusahaan Disney. Sehingga, wajar jika CEO
Disney kala itu, Michael Eisner, enggan memberikan persetujuan dalam membuat
The Curse of the Black Pearl—apalagi dengan adanya kegagalan perusahaan film Carolco yang bangkrut
setelah merilis film bajak laut Cutthroat
Island [padahal Carolco adalah perusahaan film Total Recall dan Terminator
II]. Namun produser Jerry Bruckehimer berhasil meyakinkan Michael Eisner
untuk memberikan dana yang diperlukan karena persaingan dunia hiburan semakin
ketat dan perusahaan film lainnya rela mengeluarkan dana ratusan juta dollar
untuk membuat The
Matrix dan The Lord of the Rings
yang sukses besar sementara Disney belum memiliki franchise yang sama-sama kuatnya. Kesuksesan The Curse of the Black
Pearl tentu saja memenuhi salah satu tujuan film ini yakni untuk meraup
keuntungan. Ditambah lagi, kesuksesan film ini berhasil mengembalikan
kepercayaan para investor terhadap film-film bertema bajak laut.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Saya
pribadi menyukai The Curse of the Black Pearl. Film ini adalah sebuah film
yang, sama seperti sumber ceritanya, mengajak penonton masuk ke arena hiburan
dan dibawa naik-turun dengan roller
coaster. Di tengah puncak popularitas film-film Marvel yang mendapat
tanggapan dari sutradara Martin Scorsese sebagai “bukan film, melainkan taman
hiburan”, The Curse of the Black Pearl sudah melakukannya jauh sebelum
film-film Marvel menjadi taman hiburan. Tidak ada makna mendalam dalam
film-film “taman hiburan” semacam ini karena memang menjanjikan sebuah
pengalaman menonton yang mereplikasi nuansa bermain di taman hiburan yakni excitement yang menggelora. Perbedaan
perasaan saya [dan Martin Scorsese] tentang “taman hiburan” Pirates of the Caribbean
dengan film-film Marvel adalah “taman hiburan” dalam Marvel sudah terlalu
sering dan berlebihan sehingga bukannya bahagia, saya justru merasa pusing,
mual, dan muntah seperti orang yang kebanyakan naik roller coaster [sering disebut sebagai fenomena Superhero Fatigue].
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
The
Curse of the Black Pearl memberikan narasi penuh aksi, sinematografi yang
memukau, efek visual yang luar biasa, musik yang iconic—cederung catchy [nada yang mudah diingat dan
disenandungkan berulang-ulang—stuck in
your brain], dan akting para bintangnya yang memorable. Karakter Jack
Sparrow yang diperankan oleh Johnny Depp berhasil membuat saya terpukau dengan
paket lengkapnya: sinting, eksentrik, namun tetap memiliki karisma dan
senantiasa berpikir selangkah di depan. Karakternya mengingatkan saya pada
karakter villain Ratigan dalam film The
Great Mouse Detective yang menurut aktor legendaris Vincent Price, dia ini
bukan sekadar villain tetapi terutama seorang aktor—dia senang memerankan diri
sebagai villain. Meskipun Jack bukan villain, namun ia memiliki kesenangan yang
sama dengan Ratigan yakni senang memerankan diri sebagai kapten kapal yang
sinting namun ternyata banyak akal [seperti ciri khas atau image yang memang sengaja dipertahankan atau dijaga oleh Jack
Sparrow]. Saya sangat mengapresiasi film ini karen bagian akhir film ini telah
menyelesaikan ceritanya dengan baik, namun tetap membuka kesempatan untuk
sekuel. Jadi, tidak masalah jika penonton tidak menonton sekualnya karena toh
cerita dalam film ini sudah rampung.
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
02 Awards
Film
ini mendapat beragam penghargaan, berikut diantaranya:
Award |
Kategori |
Dianugerahkan Kepada |
Hasil |
Hanya Nominasi |
|||
Hanya Nominasi |
|||
Hanya Nominasi |
|||
Christopher Boyes, David Parker, David E. Campbell, Lee Orloff |
Hanya Nominasi |
||
Hanya Nominasi |
|||
Outstanding
Achievement in Choreography – Fight |
George Marshall Ruge |
Menang |
|
Top Box Office Films |
Menang |
||
Ve Neill, Martin
Samuel |
Menang |
||
— |
Menang |
||
Best Edited Feature
Film – Comedy or Musical |
Menang |
||
Best Actor |
Johnny Depp |
Menang |
|
Best Sound Editing in
Domestic Features – Dialogue & ADR |
George Watters II,
Christopher Boyes, Teri E. Dorman, Jessica Gallavan, Ulrika Akander, David A.
Arnold, Gloria D'Alessandro, Lisa J. Levine, Victoria Rose Sampson, Karen
Spangenberg |
Menang |
|
Hollywood Movie of
the Year |
Menang |
||
Hollywood
Breakthrough Acting Awards |
Orlando Bloom |
Menang |
|
Hollywood Makeup
Artist and Hair Stylist Guild Awards |
Best Character Hair
Styling – Feature |
Martin Samuel, Lucia Mace |
Menang |
Best Period Makeup –
Feature |
Ve Neill, Joel
Harlow, Douglas Noe, David DeLeon, Ken Diaz, David Dupuis, Deborah Patino Rutherford, Jene Fielder |
Menang |
|
Best International
Actor |
Johnny Depp |
Menang |
|
Best International
Actress |
Keira Knightley |
Menang |
|
Johnny Depp |
Menang |
||
Best Look (Mejor
Look) |
Johnny Depp |
Menang |
|
Sexiest Hero (Héroe
más Sexy) |
Orlando Bloom |
Menang |
|
Favorite Motion
Picture |
— |
Menang |
|
Penny Rose |
Menang |
||
Johnny Depp |
Menang |
||
Choice Movie
Chemistry |
Orlando Bloom, Keira
Knightley |
Menang |
|
Choice Movie
Fight/Action Sequence |
— |
Menang |
|
Choice Movie Liar |
Johnny Depp |
Menang |
|
Choice Movie Liplock |
Orlando Bloom, Keira
Knightley |
Menang |
|
Outstanding Matte
Painting in a Motion Picture |
Yannick Dusseault, Susumu Yukuhiro,
Jonathan Harb |
Menang |
|
Outstanding Special
Effects in Service to Visual Effects in a Motion Picture |
Geoff Heron, Robbie
Clot, Jason Brackett, John McLeod |
Menang |
|
Best Guilty Pleasure |
— |
Menang |
|
Best Fight |
Tony Angelotti, Mark
Aaron Wagner |
Menang |
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved. |
03 Financial
Film
ini sukses besar di pasaran. Dari dana sebesar $140 juta, The Curse of the
Black Pearl mampu menjual tiket senilai $654 juta. Tidak hanya itu, DVD serta
VHS film ini laku keras dan terjual senilai $235 juta sampai 2004 saja. Dengan
dirilisnya paket DVD Complete Set dan Blu-ray High Definition pada tahun 2007
plus rilisan straming, sudah tentu film ini meraup lebih banyak keuntungan
lagi.
04 Critics
Mayoritas
kritikus film memberikan tanggapan positif untuk film ini, terutama untuk efek
visual dan performa Johnny Depp.
05 Longevity
Setelah
film ini berusia lebih dari 10 tahun, film in masih tetap populer di kalangan
masyarakat. Franchise Pirates of the Caribbean telah menjadi sebuah franchise
yang sukses meskipun On Stranger Tides
dan Salazar’s Revenge mendapatkan
respons yang lebih negatif dibandingkan trilogi pertama Pirates of the Caribbean
yang ketiganya menceritakan cerita utuh yang berkaitan [a full circle].
Final Score
Skor
Asli : 10
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 10/10
Di
sinilah saya sering merasa sulit bersikap objektif mengikuti standar yang saya
buat sendiri. Menurut saya pribadi, angka 10 terlalu tinggi untuk film ini.
Saya melihat berbagai kekurangan pada detil namun terlalu minor untuk digunakan
sebagai senjata atau alasan mengurangi nilai film ini. Walau saya pribadi
merasa film ini seharusnya hanya mendapat nilai maksimal 8, namun tidak ada
celah satu pun dari 10+5 poin penilaian yang bisa saya kurangi karena memang
film ini lolos semua penilaian dengan nilai tuntas alias tidak ada masalah yang
berarti. Namun karena standar ini sudah saya formulasikan sedemikian rupa sejak
awal untuk bertindak seadil mungkin, saya tetap tidak bisa seenaknya mengubah
nilai film ini dan harus mengakui bahwa The Curse of the Black Pearl adalah
sebuah masterpiece—terlebih lagi
keberhasilan film ini begitu dahsyatnya sehingga menjadi sebuah pondasi yang
kuat bagi pengembangan universe Pirates of the Caribbean di sekuel-sekuelnya. Hormat
angkat topi untuk film ini.
***
Spesifikasi DVD
Judul : Pirates of the Carribean: The
Curse of the Black Pearl 2 Disc Collector’s Edition
Rilis : 1 Desember 2003
Format : DVD
Kode
Warna : 3/NTSC/kompatibel untuk HD
upscaling 24 dan 60hz
Fitur : Audio Commentary, Behind the
scenes features, Deleted scenes, Gallery
Support : Windows 98-10 [VLC Media
Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4],
4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
***
Spesifikasi DVD
Judul : Pirates of the Carribean: The
Curse of the Black Pearl 2 Disc Collector’s Edition
Rilis : 22 Mei 2007
Format : Blu-ray Disc
Kode
Warna : A
Fitur : Audio Commentary, Behind the
scenes features, Deleted scenes, Gallery
Support : Windows 98-10 [VLC Media
Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4],
4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
©2003/Disney/Jerry Bruckheimer/POTC The Curse of the Black Pearl/All Rights Reserved.