Review Film Tom and Jerry (2021) Apa Jadinya Kalau Tom dan Jerry Masuk ke Dunia Nyata

 

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

Review Tom and Jerry (2021) Apa Jadinya Kalau Tom dan Jerry Masuk ke Dunia Nyata

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Komedi Keluarga

Rilis                 : 26 Februari 2021

Episode           : -

Sinopsis

Tom tiba di kota New York dengan impian besar menjadi musisi terkenal. Dengan berbekal piano kesayangannya, ia memulai karier dengan menjadi pengamen. Sementara itu, Jerry tiba di New York dalam pencarian rumah baru. Namun dari semua tempat tinggal yang ditawarkan, tidak ada yang Jerry sukai. Tikus itu butuh lebih banyak uang untuk membeli tempat tinggal yang lebih baik. Ketika melihat Tom yang mendapatkan banyak uang dari hasil mengamen, Jerry lantas menyabotase pertunjukan Tom, memulai perkelahian abadi di antara mereka. Saat Jerry melarikan diri, Tom yang tengah kalang-kabut mengejarnya tanpa sengaja menabrak tumpukan baju yang dibawa oleh seorang gadis bernama Kayla Forester. Karena kejadian itu, Kayla harus kehilangan pekerjaannya mengantarkan pakaian. Ia lantas mencoba mencari pekerjaan baru dan masuk ke lobi Royal Gate Hotel untuk mencari makanan gratis. Akan tetapi, Kayla bertemu dengan seorang wanita karier yang hendak melamar sebagai asisten manager di hotel itu. Kayla kemudian menipu wanita itu dengan berpura-pura sebagai manajer hotel dan menolak lamarannya. Ia kemudian mencuri lembar resume wanita itu untuk diajukan atas namanya sendiri.


(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

Karena resume yang Kayla punya sangatlah mengesankan, General Manager hotel itu langsung mempekerjakan Kayla. Ia diminta segera membantu persiapan acara pernikahan akbar pasangan kaya raya yang sensasional, Ben dan Preeta. Namun kemampuan Kayla langsung diuji karena Jerry menyusup ke dalam hotel dan menimbulkan kekacauan. Kayla kemudian mempekerjakan Tom untuk membantu menangkap Jerry. Sayangnya, pasangan Ben dan Kayla membawa serta Spike, anjing peliharaan mereka yang berseteru dengan Tom. Kayla dan Tom bekerja sama untuk menangkap Jerry, namun selalu gagal. Usaha Tom menangkap Jerry justru membuat keadaan hotel semakin kacau. Selain itu, keputusan-keputusan yang diambil oleh Kayla selalu ditentang oleh Terence Mendoza, manager hotel yang tidak suka pada Kayla. Ketika sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahan, Preeta mengungkapkan pada Kayla bahwa cincin berliannya hilang. Ia meminta Kayla membantunya menemukan cincin itu sebelum pernikahan berlangsung dan Ben tidak boleh tahu kalau cincin itu hilang. Ternyata, cincin itu dicuri oleh Jerry. Kayla lantas membuat perjanjian dengan Tom dan Jerry: mereka boleh tinggal asalkan berdamai. Cincin itu kemudian dikembalikan kepada Preeta.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

Sayang sekali, Tom dan Jerry tidak bisa menepati kesepakatan mereka. Akhirnya, terjadilah kekacauan besar di hotel yang melibatkan Tom, Jerry, Spike, dan Terence Mendoza yang ditugasi menjaga Spike. Meskipun kekacauan itu sebenarnya ulah Tom, Jerry, dan Kayla, General Manager hotel tidak memecat Kayla karena ia telah berjasa menemukan cinci berlian Preeta yang hilang. Terence Mendoza justru dipecat karena dianggap bertanggungjawab atas semua kekacauan. Dengan tersingkirnya Mendoza, Kayla kini naik pangkat menjadi manager hotel. Akan tetapi, Terence Mendoza yang tidak terima dengan pemecatannya, merencanakan rencana jahat untuk merusak pesta pernikahan agar Kayla dipecat dan ia bisa mendapatkan posisinya kembali sebagai manager hotel.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

01 Story Logic

Walaupun sebuah komedi keluarga boleh menampilkan bermacam hal yang tidak logis, misalnya kekonyolan Kevin McAllister memasang jebakan dalam film Home Alone, namun film Tom and Jerry ini dibangun di atas sebuah Universe yang sudah established. Dengan demikian, ada banyak hal menyangkut logika yang semestinya mengekor kepada universe Tom and Jerry tersebut. Dikisahkan dalam Tom and Jerry 2021 bahwa Jerry adalah sosok yang memiliki impian hidup bahagia bergelimang harta dan siap mengejar mimpi itu walau harus bertindak kriminal. Padahal, Jerry tidak punya pemikiran serumit itu. Ia hanya ingin hidup tanpa diganggu oleh Tom. Memang, Jerry sering “mulai duluan” mencari gara-gara dengan Tom, namun pasti ada alasan sederhana yakni kepentingan Tom bertabrakan dengan kepentingan Jerry. Misalnya, Jerry pernah mengganggu konser piano Tom, tapi bukan karena Jerry dengan sengaja ingin merusak karier Tom. Itu dimulai ketika konser Tom mengganggu tidur Jerry. Karakter Spike juga diubah menjadi anti-Spike. Bulldog ini, dalam animasinya, hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan Tom dan Jerry. Tom bebas melakukan apapun selama tidak mengganggu Spike dan anaknya. Hubungan antara Tom, Jerry, dan Spike berbeda dengan hubungan permusuhan antara Sylvester, Tweety, dan Hector si Bulldog dalam serial animasi Looney Tunes yang lebih arbiter. Spike tidak terlalu peduli jika Jerry sampai dimakan oleh Tom, asalkan Tom tidak membuat keributan saat mengejar Jerry. Hubungan ketiga karakter ini membentuk logika yang kuat mengenai dinamika perilaku ketiga karakter sentrail tersebut. Sayang sekali, film Tom and Jerry 2021 mengubah Spike menjadi Hector the Bulldog. Selain ketidakcocokan dengan logika yang sudah dibangun oleh animasinya, film ini secara keseluruhan juga akan lebih baik jika difilmkan secara animasi total. Sejak Walt Disney mempopulerkan the art of animation, mengungkapkan pada publik bahwa animasi itu stratanya tidak lebih rendah ketimbang live action, kita jadi tahu bahwa tidak semua cerita itu cocok difilmkan secara live action. Itu karena ada banyak logika yang bisa bergulir mulus dalam animasi, tapi tidak di dunia nyata. Dalam film Mary Poppins dan Who Framed Roger Rabbit, kedua dunia ini bahkan dikontraskan sehingga terlihat betul keleluasaan yang dimiliki oleh animasi. Terlebih lagi, film ini memang diangkat dari kartun populer. Maka akan jauh lebih masuk akal jika film ini difilmkan secara animasi (dan memang niatan awal pembuatan film ini adalah animasi).

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

02 Story Consistency

Tom and Jerry 2021 memiliki alur yang tidak konsisten. Pertama, meskipun judulnya adalah Tom and Jerry, film ini sebenarnya bukan tentang Tom ataupun Jerry. Film ini bercerita tentang Kayla yang berusaha meniti karier di New York dan Tom serta Jerry hanya seperti selingan saja. Dalam animasi Tom and Jerry, karakter manusianya nyaris tidak pernah didalami karena mereka hanya selingan dalam cerita karena fokusnya adalah Tom dan Jerry. Film ini bahkan lebih tidak konsisten ketimbang film yang masih satu spesies yakni The Smurfs (2011). Dalam film The Smurfs, setidaknya penonton tahu betul bahwa fokus ceritanya adalah bagaimana para Smurfs kembali ke dunia mereka. Proporsi pembahasan tentang Smurfs lebih berat ketimbang pembahasan soal Patrick dan Grace yang “kebetulan” menampung The Smurfs. Tom and Jerry 2021 berusaha mengakomodasi konflik antara Tom dengan Jerry, Jerry dengan Kayla, Kayla dengan Terence Mendoza, dan Ben dengan Preeta. Alhasil, konflik utama yang seharusnya antara Jerry dengan Tom menjadi kurang digali. Dengan demikian, proses kerja sama antara Tom dan Jerry juga kurang masuk akal karena tidak dibangun dengan baik. Film ini mungkin akan lebih berhasil jika fokus menceritakan perjalanan Kayla tanpa embel-embel Tom and Jerry.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

03 Casting Choice and Acting

Meskipun ceritanya tidak sesuai dengan dunia kartunnya dan tidak konsisten, pemilihan pemain dan pengisi suara dalam film ini sudah baik. Keputusan untuk menggunakan rekaman lawas atau arsip suara pengisi suara asli serial animasinya adalah keputusan yang sangat tepat.

04 Music Match

Musik dalam film ini bermasalah. Bukannya menggunakan musik khas Tom and Jerry, film ini malah banyak menggunakan musik pop yang modern. Sebetulnya tidak ada salahnya, namun jika penggunaan musik dengan beat ala disko dipakai secara berlebihan, salah satu benang merah yang menghubungkan film ini dengan tradisi animasinya menjadi putus. Pemilihan musik dalam film ini seharusnya tidak disepelekan, karena musik klasik yang dipakai dalam Tom and Jerry sudah sangat iconic dan menjadi Signature untuk penataan musik Tom and Jerry.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

05 Cinematography Match

Tidak ada keluhan dalam poin sinematografi.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.

08 Special and/or Practical Effects

Tidak ada keluhan dalam penggunaan efek komputer. Presentasi Full Screen dari film ini menguatkan nuansa drama—ringan dari filmnya. Presentasi semacam ini mampu “mengurangi” jarak antara penonton dengan sajian yang ditonton, sehingga keadaan kota New York terasa lebih dekat dan seolah direkam menggunakan kamera High Definition professional yang umum dipakai sehingga terasa lebih nyata [lifelike].

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

09 Audience Approval

Meskipun film ini punya banyak kekurangan pada bagian logika dan konsistensi cerita, masyarakat memberikan respons yang beragam dan cenderung hangat untuk film ini. Berbanding terbalik dengan kritikus yang menghujat film ini habis-habisan, masyarakat luas menilai film ini adalah sebuah film yang ringan dan masih bisa menghibur—meskipun bukan sebuah masterpiece. Sebenarnya film ini tidaklah jelek dari segi cerita, pemilihan pemain, serta musik, untuk ukuran sebuah film komedi keluarga. Yang dipermasalahkan adalah kesesuaian film ini dengan sumber ceritanya yakni Tom and Jerry. Kalau saja film ini hanya komedi keluarga biasa tanpa ada Tom and Jerry, mungkin akan mendapatkan tanggapan yang lebih positif. Selain itu, film ini sebenarnya memiliki sinematografi dan efek yang baik.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

10 Intentional Match

Film ini belum berhasil memenuhi niatan pembuat filmnya atau alasan awal mengapa film ini diciptakan. Film ini dibuat untuk menceritakan origin Tom and Jerry—awal mereka bertemu dan awal mereka bermusuhan. Film semacam ini juga sangat mengandalkan popularitas pendahulunya dan dibuat ulang untuk menyegarkan kembali ingatan penonton tentang serial animasi Tom and Jerry dan memperkenalkan kedua tokoh fenomenal ini kepada generasi baru. Sayang sekali, bukannya menunjukkan origin perseteruan Tom dan Jerry, film ini malah fokus menyoroti kisah hidup Kayla. Bukannya menghormati atau mengapresiasi animsi pendahulunya, film ini malah mengubah sifat para tokoh sentralnya dan Tom serta Jerry hanya sebagai selingan atau “endorsement” alias “gimmick” supaya film tentang Kayla ini laku keras di pasaran [ibarat sebuah kaos merk Lokal-X seharga 100 ribu yang ditempel logo Supreme supaya bisa dijual seharga 1 juta]. Alhasil, film ini tidak mampu menyegarkan posisi franchise Tom and Jerry—mungkin karena memang serial animasi Tom and Jerry tidak perlu lagi atau belum perlu untuk disegarkan. Bahkan animasi klasiknya masih sangat populer dan ditonton jutaan kali oleh anak-anak yang lahir puluhan tahun setelah animasinya pertama kali tayang di televisi. Apalagi dengan adanya YouTube, serial animasi Tom and Jerry punya napas baru untuk menghibur jutaan anak-anak melalui YouTube Kids.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Saya sangat menentang tren remake dan perilisan sekuel tiada henti yang gencar dilakukan oleh Hollywood sejak 2010. Aksi studio film mengubah film populer mereka dari animasi ke live action juga sangat saya kecam karena tujuannya semata-mata untuk mendulang uang, sama sekali bukan untuk menyajikan sebuah cerita yang menarik atau ada unsur artistik yang benar-benar baru. Ibarat adegan dalam film komedi Thailand yang populer, ATM Er Rak Error, studio film seperti Disney seolah menarik uang tunai dari sebuah mesin ATM yang ternyata keluar uang dua kali lipat. Apa yang terjadi berikutnya? Studio buru-buru menarik uang lagi, lagi, dan lagi. Jadi misalnya niat awalnya untuk membeli keperluan, penarikan yang ke dua, tiga, empat, dan seterusnya semata-mata untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Bedanya, dalam kasus studio film ATM itu adalah arsip atau katalog film mereka yang sudah populer. Maka ketika 101 Dalmatians dirilis versi live-actionnya, penonton dan kritikus tidak terlalu memikirkan soal upaya mencetak uang sebanyak-banyaknya karena perilisan itu kesannya natural dan memang “seperlunya”. Hal ini tentu berbeda dengan yang terjadi pasca Maleficent tahun 2014. Begitu Disney sadar bahwa mesin ATM katalog mereka bisa mencetak uang, Disney langsung gencar membuat remake live-action sehingga kesannya tidak natural dan terasa sekali kesan permainan korporasi. Satu-satunya yang dijual adalah nilai nostalgia.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

Selain dari upaya menguras nilai ekonomi sebuah film sampai kering, hal yang tidak saya sukai dari trend remake live-action ini adalah masyarakat menjadi seolah-olah kembali merendahkan animasi. Padahal, Walt Disney berusaha keras mengubah persepsi publik bahwa animasi adalah media yang serius dan stratanya sekelas dengan live-action karena tidak semua cerita cocok dipresentasikan secara live-action. Sangat disayangkan tren Disney ini merambah ke studio lain. Ada Sonic the Hedgehog, Dora the Explorer, dan kini Tom and Jerry. Meski demikian, saya cukup lega karena Tom and Jerry versi live-action ini tetap menggunakan karakter animasi yang menyerupai serial kartunnya. Seperti yang dialami oleh Scooby Doo versi live-action, segala bentuk kekonyolan anjing detektif penakut itu tidak bisa diterjemahkan dalam CGI live-action dengan baik. Karena karakter Tom dan Jerry masih tampak seperti kartun, ekspresi dan perilaku konyol mereka masih bisa merepresentasikan jati diri mereka dari kartun aslinya. Jujur saja saya sama sekali tidak ingin alias tidak tertarik menonton Tom and Jerry. Selain karena saya sudah lelah menanggapi tren remake dari Hollywood, saya juga berasumsi bahwa filmnya pasti akan jelek. Ternyata, dugaan saya hanya separuh benar. Film ini tidak bagus, tapi juga tidak jelek karena toh masih menghibur. Apalagi karena Tom dan Jerry hanya sebagai selingan dalam film ini, saya jadi tidak terlalu memikirkan korelasi antara kartun Tom and Jerry dengan film ini—saya anggap kucing dan tikus ini hanya sebagai cameo. Karena filmnya memang tidak fokus pada Tom dan Jerry, saya juga tidak fokus pada Tom dan Jerry sehingga saya bisa mengesampingkan kritik terhadap kesesuaian film ini dengan animasinya sejenak. Film ini bukanlah sebuah film Tom and Jerry yang bagus, tetapi sebuah komedi keluarga yang cukup bagus.

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

02 Awards

Sampai artikel ini dirilis, belum ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.

03 Financial

Film ini dirilis secara streaming dan bioskop secara terbatas karena dampak COVID-19. Meski demikian, sampai artikel ini dirilis, pernghasilan bioskop film ini sudah melebihi biaya pembuatannya.

04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan tanggapan negatif untuk film ini.

05 Longevity

[Pending—karya masih berusia di bawah 10 tahun]

Final Score

Skor Asli                     : 5.5

Skor Tambahan           : -1

Skor Akhir                  : 4.5/10

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95

(C) Warner Bros./2021/all rights reserved. [HBO MAX]

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.