Review Film Resident Evil (2002) Teror Zombie di Laboratorium Bawah Tanah

 

Review Film Resident Evil (2002) Teror Zombie di Laboratorium Bawah Tanah

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

Edisi Review Singkat+PLUS

“The T-virus is protean, changing from liquid to airborne to blood transmission, depending on its environment. It is almost impossible to kill.”—Red Queen

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©2002/Constantin Film/Resident Evil/All Rights Reserved.

Genre             : Fiksi Ilmiah [Zombie]—Aksi—Thriller

Rilis                 :

Domestic Releases:

March 15th, 2002 (Wide) by Sony Pictures

Video Release:

July 30th, 2002 by Sony Pictures Home Entertainment

MPAA Rating:

R for strong sci-fi/horror violence, language, and brief sexuality/nudity.

Durasi             : 100 menit

Sutradara       : Paul W. S. Anderson

Pemeran         : Milla Jovovich, Michelle Rodriguez, Eric Mabius, James Purefoy, Martin Crewes, Colin Salmon

Episode           : -

Sinopsis

Umbrella Corporations adalah perusahaan terbesar di dunia. Perusahan ini bergerak di berbagai bidang dan menjual berbagai peralatan elektronik yang namanya sudah dikenal luas di tengah masyarakat. Namun, sumber pendapatan terbesar dari perusahaan ini adalah berbagai produk yang dijual untuk tujuan militer. Umbrella Corporation memiliki sebuah laboratorium raksasa yang terletak di bawah tanah kota Raccoon [Raccoon City] yang diberi nama The Hive. Laboratorium itu berfungsi untuk menjalankan berbagai percobaan militer yang dirahasiakan dari publik. Salah satu percobaan rahasia dari perusahaan ini adalah T-Virus yang bisa menjadi senjata biologi. Suatu ketika, seorang penyusup mencuri T-Virus beserta antivirusnya. Sebelum meninggalkan The Hive, penyusup itu melempar sebotol T-Virus hingga seluruh virus menyebar melalui saluran udara. Mengetahui adanya bahaya penularan, komputer yang mengendalikan sistem keamanan The Hive yang bernama Red Queen segera melakukan tahap pengamanan: Red Queen mengunci The Hive dan “membunuh” semua pegawai Umbrella Corporation yang terjebak di dalam The Hive. Berkat tindakan yang dilakukan oleh Red Queen, T-Virus berhasil ditahan di dalam The Hive dan tidak menyebar ke seluruh kota. Mengetahui adanya masalah, Umbrella Corporations mengirimkan sebuah tim khusus untuk memeriksa The Hive.

Untuk menyembunyikan The Hive, Umbrella Corporations mendirikan “The Mansion”, sebuah rumah mewah yang menjadi pintu masuk darurat menuju The Hive. Rumah mewah itu dijaga oleh dua orang petugas keamanan Umbrella yang bernama Alice dan Spence. Ketika Red Queen mengaktifkan sistem keamanan, gas halon disebarkan ke seluruh Hive begitu juga dengan The Mansion—walau letaknya di permukaan tanah. Gas itu membuat Alice pingsan selama berjam-jam dan kehilangan ingatan. Saat terbangun, Alice sama sekali tidak ingat dengan apa yang telah terjadi dan di mana dia berada. Seorang polisi setempat, Matthew “Matt” Addison, mendatangi The Mansion dan bertemu dengan Alice. Sebelum keduanya sempat memeriksa keadaan, The Mansion sudah diserbu oleh pasukan khusus Umbrella yang terdiri dari 7 orang di antaranya James Shade yang memimpin operasi, Rain Ocampo, Chad Kaplan, j.D. Salinas, dan Olga Danilova. James menjelaskan situasinya kepada Alice termasuk siapa dia yang sebenarnya. Ia pun memerintahkan Alice dan Matt untuk ikut “turun” memasuki The Hive. Setelah berhasil membuka pintu The Hive, pasukan khusus menyusuri bagian-bagiannya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi sembari menuju pusat kendali untuk mengatur ulang [reset/reboot] Red Queen. Pasukan khusus menemukan korban lain yakni Spencer, rekan kerja Alice. Menurut keterangan dari James, Umbrella mengatur pernikahan Alice dan Spencer sebagai sebuah sandiwara untuk menutupi keberadaan The Hive.

Setelah menyusuri The Hive, mereka semua heran karena ruangan-ruangan dalam The Hive dikunci rapat dan sama sekali tidak ada tanda manusia di dalamnya. James dan 4 timnya mendatangi ruang kendali utama yang merupakan tempat komputer Red Queen berada. Red Queen menyadari bahwa pasukan khusus ingin menonaktifkannya dan ia membunuh James beserta tiga anak buahnya. Pada akhirnya, Alice dan Chad berhasil memasuki ruang kendali dan menginterogasi Red Queen. Komputer itu menjelaskan bahwa dirinya tidak punya pilihan karena T-Virus sudah terlanjur menyebar. Ia meminta Alice dan Chad dengan tegas supaya tidak menonaktifkan dirinya karena mereka akan menghadapi konsekuensi yang sangat berbahaya. Namun, mereka tetap menonaktifkan Red Queen. Perbuatan mereka menyebabkan semua kunci terbuka. Ternyata, Red Queen mengurung orang-orang di dalam ruangan karena mereka yang terpapar T-Virus telah berubah menjadi zombie. Agar para zombie tidak keluar, Red Queen menyegel seluruh bangunan. Tindakan Chad dan Alice telah membebaskan para zombie yang kemudian menyerang dua anggota pasukan lainnya, Rain dan J.D., beserta Matt yang menunggu di dekat jalur pintu keluar. Pada mulanya, Rain dan J.D. menduga para zombie adalah pegawai yang berhasil selamat. Namun setelah para pegawai menyerang mereka, Rain dan J.D. sadar bahwa para pegawai telah berubah menjadi monster yang berbahaya. Para zombie berhasil menggigit Rain dan membunuh J.D. Kekacauan itu membuat pasukan khusus terpisah.

Sementara Rain, Chad, dan Spence berlindung di ruang kendali, Alice dan Matt melarikan diri ke area kantor. Matt menjelaskan bahwa ia sedang mencari adiknya, Dr. Lisa Addison, yang bekerja di The Hive. Matt dan adiknya bergabung dalam aliansi untuk membongkar berbagai kejahatan Umbrella. Untuk mendapatkan bukti percobaan ilegal, Lisa bekerja sama dengan seorang informan yang sudah mengetahui seluk beluk The Hive dan berjanji akan membawakan T-Virus kepada Lisa. Namun akibat kekacauan di dalam The Hive, Lisa turut berubah menjadi zombie. Setelah Alice dan Matt berhasil mencapai ruang kendali, mereka semua tidak tahu bagaimana caranya keluar dari The Hive. Padahal, The Hive akan dikunci secara otomatis dalam waktu satu jam. Alice pun mengaktifkan kembali Red Queen untuk meminta petunjuk jalan. Red Queen menegaskan bahwa tidak ada satu pun zombie yang boleh dibiarkan lepas karena akan menyebarkan virus. Ia juga menegaskan bahwa satu gigitan atau luka cakaran dari para zombie sudah cukup untuk mengubah manusia biasa menjadi zombie. Informasi itu membuat orang-orang cemas, apalagi Rain telah digigit oleh zombie. Di tengah perjalanan menuju keluar, ingatan Alice mulai pulih dan ia ingat bahwa ada antivirus untuk T-Virus. Mereka harus segera menemukannya untuk mengobati Rain sebelum terlambat. Mampukah mereka menemukan antivirusnya? Sanggupkah mereka keluar dari The Hive hidup-hidup? Monster mengerikan apa lagi yang disimpan di dalam laboratorium Umbrella? Siapa sebenarnya penyusup yang sengaja menyebarkan T-Virus di dalam The Hive?

01 Story Logic

Konsep Resident Evil sudah logis sesuai dengan genrenya. Sistem Skywalker menempatkan film ini sebagai sebuah Fiksi Ilmiah—Aksi—Thriller. Perpaduan ketiga genre ini membuat Resident Evil secara default akan tampil tidak begitu logis jika dinilai dari sudut pandang Fiksi Ilmiah saja [yang serius dan kompleks]. Film semacam ini umumnya akan mendapat kritik negatif karena ceritanya dinilai tidak masuk akal, padahal film semacam ini memang pada dasarnya menyajikan konsep yang tidak masuk akal. Adalah tugas film ini untuk membuat cerita yang tidak masuk akal menjadi seolah-olah masuk akal. Dibandingkan dengan beberapa film zombie, Resident Evil tergolong “logis” dalam menyajikan kisah awal mula terjadinya wabah zombie. Film ini menceritakan tentang sebuah laboratorium super rahasia yang dimiliki oleh perusahaan paling besar di dunia, Umbrella Corporation. Perusahaan tersebut menjalin kontrak yang sangat menguntungkan dengan pihak militer sehingga logis jika Umbrella Corporation mengembangkan virus di dalam The Hive untuk dikembangkan demi kepentingan militer. Apabila konsep ini dinilai terlalu mengada-ada pada saat Resident Evil pertama kali dirilis, perkembangan zaman justru membuktikan bahwa berbagai hal yang disajikan dalam film ini tidak sepenuhnya mustahil untuk terjadi. Perusahaan yang memilii kekuatan layaknya Umbrella Corporation ternyata sungguh-sungguh ada, bahkan ada beberapa jumlahnya. Maka, tidak mustahil jika ada sebuah perusahaan yang menjadi begitu besar dan menguasai berbagai sektor hingga bisa mengendalikan sistem pemerintahan—meskipun terdengar seperti sebuah konspirasi. Jumlah perusahaan yang dimiliki oleh The Walt Disney Company saja mungkin bisa membuat banyak kalangan terkejut karena perusahaan yang dimulai dari suksesnya krakter seekor tkus bernama Mickey itu kini telah menggurita dengan tentakel bisnis yang merambah dunia olah raga, resort, hingga kapal pesiar dan masih banyak lagi.

Film yang berjudul Contagion kembali populer di tahun 2020 karena dinilai memperlihatkan potensi penyebaran virus COVID-19 yang realistis. Perkembangan kasus virus ini juga sering dikaitkan dengan isu kebocoran laboratorium biologi. Sudah bukan rahasia lagi jika lembaga militer tertentu memang memiliki senjata biologis—entah apapun itu bentuknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Resident Evil sudah logis sesuai genre Fiksi Ilmiah karena telah menjelaskan asal usul T-Virus dan bagaimana virus itu bisa menyebar. Proses penyebara virus dan infeksi, walau terkesan mengada-ada, tergolong sudah logis karena rangkaian prosesnya sudah diperlihatkan dengan jelas: 1) sebuah perusahaan raksasa mengembangkan virus berbahaya yang bisa mengakibatkan mutasi dan mengubah makhluk hidup menjadi zombie untuk kepentingan militer, 2) virus itu bocor dan meyebar ke seluruh laboratorium dan menginfeksi seluruh pegawai The Hive, dan 3) sistem keamanan The Hive yang dikendalikan oleh Red Queen menjalankan protokol standar agar virus tidak menyebar ke luar The Hive. Keberadaan kecerdasan buatan, Red Queen, yang dulunya mungkin dinilai terlalu mengada-ada pun menjadi lebih dapat diterima oleh penonton seiring berjalannya waktu dan seiring semakin pintarnya mesin (Artificial Intelligence). Sejauh ini, Resident Evil sudah logis sesuai dengan koridor genre Fiksi Ilmiah.

Keberadaan pasukan khusus Umbrella telah menyesuaikan dengan koridor genre Aksi dan Thriller. Karakter Alice, Spence, dan Matt telah mendukung logika detil cerita film ini. Resident Evil telah memperlihatkan sebuah cerita Aksi yang ideal melibatkan satuan khusus yang memang dilatih untuk melakukan misi berbahaya. Dalam film ini, karakter yang bukan merupakan tim khusus juga diperlihatkan memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa. Alice, misalnya, mampu melakukan gerakan-gerakan bertarung yang hanya dikuasai oleh orang-orang tertentu. Ceritanya menjadi tidak logis jika orang-orang yang tidak punya latar belakang pelatihan khusus mampu melakukan adegan Aksi yang berbahaya. Untungnya, Resident Evil telah menyediakan informasi penting yakni Alice dan Spence adalah petugas keamanan yang bekerja untuk Umbrella. Mereka direkrut untuk menjaga pintu masuk The Hive. Dengan kata lain, mereka sudah sepantasnya ahli membela diri. Karakter Matt, meskipun tidak begitu jelas apakah ia dulunya seorang polisi atau bukan, juga bukan orang “biasa” yang menyusup ke dalam The Hive. Singkatnya, orang-orang yang memasuki The Hive bukanlah orang-orang biasa sehingga wajar jika mereka lebih ahli dalam bertahan hidup melawan serangan zombie. Faktanya, mereka lebih mampu mengatasi zombie daripada mengatasi Red Queen. Selain logis sesuai genre Aksi, Resident Evil juga sudah logis sesuai dengan genre Thriller. Film ini mengeksplorasi adegan kekerasan dan ketegangan atas apa yang sudah diketahui—fear of the dangerous known—bukan apa yang tidak diketahui [fear of the unknown] yang merupakan atribut kisah Horror.   

02 Story Consistency

Alur cerita Resident Evil sudah konsisten. Film telah menjelaskan permasalahan-permasalahan karakternya dengan jelas sehingga membentuk sebuah cerita yang utuh. Film ini menceritakan tentang awal mula wabah zombie yang menjangkit Raccoon City. Dari mana sumber wabah tersebut, apa penyebab tersebarnya T-Virus, dan apa yang membuat wabah zombie gagal ditahan di dalam The Hive, semua sudah dieksplorasi dengan baik. Kehidupa pribadi karakter-karakter dalam film ini, walaupun sesekali sedikit disinggung, tidak dieksplorasi dengan mendalam sehingga tidak menggeser fokus cerita yakni menjabarkan proses terjadinya bencana zombie. Melihat posisi film ini di antara semua sequelnya, dapat dikatakan Resident Evil pertama ini telah memberikan sebuah landasan cerita yang kuat untuk kisah-kisah lanjutannya.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam film ini sudah baik. Karena Resident Evil merupakan sebuah film Aksi, kondisi fisik aktornya sangatlah penting—dan penting memberi tahu penonton secara langsung mengenai kemampuan seorang karakter hanya dari tampilan fisiknya saja. Sebuah film bukanlah novel yang memiliki keleluasaan untuk menjabarkan kehidupan karakter sampai berlembar-lembar. Maka, penggunaan stereotype dalam film sebetulnya sangat dibutuhkan untuk memangkas waktu menjelaskan tentang karakteristik seorang karakter. Dalam film Predator, misalnya, aktor-aktor berbadan tegap dan kekar dipilih untuk menjadi Dutch dan timnya yang menyusuri hutan. Penampilan fisik mereka sudah cukup untuk meyakinkan penonton bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat kuat dari segi fisik. Penampilan itu sangat meaningful karena mendukung jalan ceritanya: menunjukkan seberapa berbahayanya sosok Predator karena orang-orang terkuat sekalipun dapat dikalahkan dengan mudah. Aktor yang berperan sebagai tim pasukan khususu Umbrella dalam Resident Evil sudah dipilih dengan baik. Dari dua anggota pasukan perempuan, Rain dan Olg Danilova yang masing-masing diperankan oleh Michelle Rodriguez dan Liz May Brice, sudah terlihat jelas perbedaan kemampuan mereka masing-masing dan tokoh mana yang lebih badass.

04 Music Match

Musik dalam Resident Evil sudah baik karena masing-masing bagiannya diputar untuk mengiringi adegan yang sesuai.

Even in death the human body still is active. Hair and finger nails continue to grow, new cells are produced, and the brain itself holds a small electrical charge that takes months to dissipate. The T-virus provides a massive jolt, both to cellular growth, and to those trace electrical impulses. Put quite simply, it reanimates the body.”—Red Queen

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini sudah baik. Film Aksi adalah genre film yang memang menjanjikan berbagai adegan aksi yang dilakukan oleh karakternya. Oleh karena itu, adegan-adegan aksi di dalamnya harus diperlihatkan sejelas mungkin. Resident Evil telah memperlihatkan adegan-adegan aksinya dengan baik karena sudah terlihat jelas dan “utuh” atau tidak ada yang disembunyi-sembunyikan [misalnya di dalam ruangan yang terlalu gelap atau perkelahian terjadi di luar bingkai layar]. Beberapa adegan bahkan direkam dan disajikan dari sudut pengambilan gambar yang tidak realistis, misalnya ketika Alice melawan sekelompok anjing, tetapi hal tersebut bukanlah masalah karena 1) tidak bertentangan dengan genrenya, dan 2) mendukung kesinambungan nuansa dan narasi ceritanya karena memperlihatkan seberapa serius situasinya dan seberapa badass Alice sebenarnya.

06 Costume Design

Kostum yang dikenakan dalam film ini sudah baik. Kostum para zombie adalah kostum kantor sehari-hari di awal 2000-an karena mereka adalah pegawai The Hive dan film ini dirils pada tahun 2002. Seragam yang dikenakan oleh pasukan khusus sudah baik karena sudah merepresentasikan pekerjaan mereka dan kontras dengan karakter non-petugas [Alice, Spence, Matt, dan para zombie]—maka ketika ada anggota yang berubah menjadi zombie, penonton dapat mengidentifikasinya dengan mudah berkat kostum yang dikenakan. Pakaian Alice juga sudah baik karena pakaian itu sama sekali tidak menunjukkan kemampuan Alice yang sebenarnya. Hal itu sangat penting karena proses Alice mengingat kembali siapa dia yang sebenarnya merupakan bagian penting dari film ini.

07 Background/Set Match

Latar belakang dan properti yang digunakan dalam film ini sudah baik. Mulai dari The Mansion hingga The Hive, latar belakang yang digunakan sudah berhasil mendukung jalan ceritanya dan menguatkan kebesaran skala film ini—meskipun nyaris keseluruhan cerita terjadi di dalam satu konstruksi The Hive saja.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual Resident Evil sudah baik. Terdapat beberapa efek CGI yang sudah terlihat kasar untuk standar 2010 ke atas. Namun, kita tidak bisa menggunakan standar penilaian teknologi komputer 2010 ke atas untuk menilai film yang dirilis pada tahun 2002. Ketika film ini pertama kali dirilis, efek komputernya sudah tergolong baik. Pencahayaan dalam film ini pun sudah baik sehingga berbagai adegan aksi yang penting tetap diperlihatkan dengan jelas [dalam banyak film, rekaman yang “terang” sengaja “digelapkan” di proses editing untuk alasan artistik].

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.

Platform

Score

IMDb

6.7/10

Rotten Tomatoes

67%

Metacritic

6.7/10

Cinemascore

B

Google User

88%

- Rain: It brings the dead back to life?

- Red Queen: Not fully. The subjects have the simplest of motor functions. Perhaps a little memory, but virtually no intelligence. They're driven by the basest of impulses, the most basic needs.

- Mr. White: Which is?

- Red Queen: The need to feed.”

10 Intentional Match

Residet Evil telah berhasil memenuhi visi dari para penciptanya. Film ini dimaksudkan untuk memberikan stadar baru tentang awal mula wabah zombie yang begitu populer dalam skenario game Resident Evil. Pada akhirnya, film ini berhasil menjadi sebuah kisah “origin” yang ideal dan terbukti kuat sehingga dapat dikembangkan menjadi beberapa sekuel. Terkait hal ini, sutradara Paul W. S. Anderson menjelaskan pandangannya ketika diwawancarai oleh Shivers Magazine:

[EN]“To be scary you have to be unpredictable, and that's why I felt completely free to reinvent the story and use my own set of fresh characters,” said Anderson. “There was no point in using the Jill Valentine character from the first Resident Evil game, as the fans would know she wasn't going to be killed because she pops up in the later games. The suspense dynamic of who is going to live, who is going to die and what people's allegiances are, was only going to work with new characters.”

Anderson goes on, “This film is the explanatory prequel all the game players have always wanted to see, using the scary mechanisms and devices that have become part of the Resident Evil cyber-culture. I felt the Ground Zero idea was the correct approach for both people who had never heard of the game and were unfamiliar with it, and for the avid players who will adore all the references included in the action-packed scenario just for them.” [spong.com, 26 June 2001]

 [ID]“Saya ingin film ini menakutkan dan sulit ditebak. Itulah mengapa saya merasa bebas untuk mengubah ceritanya dan menggunakan karakter-karakter baru,” ungkap Anderson. “Tidak akan ada gunanya menggunakan karakter Jill Valentine dari game Resident Evil yang pertama karena penggemar sudah tahu Jill tidak akan tewas karena dia muncul di game berikutnya. Dinamika perasaan tegang ketika menebak-nebak siapa yang akan selamat, siapa yang akan tewas, dan ada di pihak mana mereka, itu semua hanya akan berhasil dicapai jika menggunakan karakter-karakter baru.”

Anderson menambahkan, “Film ini adalah kisah awal mula yang sudah ditunggu-tunggu oleh penggemar, menggunakan mekanisme-mekanisme menakutkan dan berbagai peralatan yang sudah dikenal dalam komunitas cyber Resident Evil. Saya merasa ide Titik Pusat Bencana—Ground Zero—adalah pendekatan terbaik untuk penonton yang tidak kenal dengan game Resident Evil, sekaligus untuk pemain lama Resident Evil yang akan menyukai berbagai referensi yang diambil dari game, termasuk skenario yang penuh aksi hanya untuk mereka.” [spong.com, 26 June 2001diterjemahkan oleh Nabil Bakri]

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Resident Evil [dan Apocalypse] adalah salah satu film bertema zombie terbaik yang pernah saya tonton, atau bahkan yang terbaik. Ketika adik saya akhirnya cukup umur untuk menyaksikan film ini, saya izinkan dia untuk menonton Resident Evil untuk pertama kalinya. Sebelumnya, adik saya sudah pernah menonton film-film zombie populer seperti Train to Busan, Alive, World War Z, hingga serial Netflix yang berjudul Kingdom [season 1]. Seperti biasa setelah selesai menonton saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, salah satu alasannya adalah untuk mendukung pengamatan saya tentang pandangan orang lain terhadap sebuah karya. Adik saya, yang baru pertama kali menonton Resident Evil 20 tahun setelah filmnya dirilis, menyatakan bahwa ia sangat menyukai Resident Evil dan bahkan menganggapnya sebagai film zombie terbaik yang pernah ia saksikan sejauh itu. Alasannya pun masuk akal, Resident Evil menyajikan cerita dengan sangat jelas. Film ini menceritakan tentang awal mula wabah zombie yang diceritakan dengan sederhana, jelas, dan masuk akal sehingga membentuk sebuah cerita yang utuh dan kuat. Bagaimana Zombie bisa muncul? Siapa yang membuat virusnya? Mengapa virus itu dibuat? Siapa yang bertanggung jawab atas kebocoran virus? Mengapa Red Queen menutup The Hive rapat-rapat? Mengapa Umbrella Corp mengirimkan pasukan khusus? Mengapa Alice memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa? Semua pertanyaan penting itu sudah dijawab secara jelas di dalam filmnya. Maka tidak heran jika sutradara Terminator dan Avatar, James Cameron, memberi pujian untuk film ini dan menyatakan bahwa Resident Evil merupakan sebuah Guilty Pleasure[Sumber].

Film pertama Resident Evil benar-benar memberikan narasi yang kuat tentang penyebab terjadinya wabah zombie. Film ini memiliki musik yang baik, akting yang baik, sinematografi yang baik, dan efek visual yang juga baik—menjadikannya sebuah film zombie plus Aksi yang ideal. Sama halnya dengan film-film zombie lainnya, kemunculan zombie bisa jadi terlalu mengada-ada, tetapi Resident Evil berhasil menyajikannya dengan skenario yang dapat dimaklumi dan semakin relevan seiring berjalannya waktu [terutama setelah COVID-19 dan munculnya berbagai konspirasi]. Berbagai keunggulan ini berhasil dicapai walau keseluruhan filmnya terjadi di dalam sebuah laboratorium dan film ini berhasil memberikan nuansa klaustrofobia, perasaan takut atau tertekan berada di dalam ruangan yang tertutup rapat. The First Resident Evil is awesome. It is solid as rock.

02 Awards

Resident Evil tidak memenangkan penghargaan yang penting untuk disebutkan.

03 Financial

Dari dana sekitar $33 juta, Resident Evil berhasil menjual tiket bioskop sebesar $103 juta. Angka tersebut menunjukkan bahwa film ini sukses besar secara finansial.

Resident Evil (2002) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$40,119,709

Details

International Box Office

$63,667,692

Details

Worldwide Box Office

$103,787,401

Further financial details...

Opening Weekend:

$17,707,106 (44.1% of total gross)

Legs:

2.27 (domestic box office/biggest weekend)

Domestic Share:

38.7% (domestic box office/worldwide)

Production Budget:

$35,000,000 (worldwide box office is 3.0 times production budget)

Theater counts:

2,528 opening theaters/2,528 max. theaters, 3.7 weeks average run per theater

Infl. Adj. Dom. BO

$63,252,411

 04 Critics

Meskipun mendapatkan respons yang positif dari penonton dan film ini sukses secara finansial, Resident Evil menerima tanggapan yang lebih negatif dari kalangan kritikus. Bahkan, kritikus paling populer Roger Ebert menyatakan Resident Evil sebagai salah satu film yang paling ia benci. Dalam situs Metacritic, akumulasi tanggapan kritikus disimpulkan sebagai “Secara umum tidak disukai”, sementara Rotten Tomatos menyimpulkan tanggapan kritikus sebagai “Like other video game adaptations, Resident Evil is loud, violent, formulaic, and cheesy”. Kesimpulan respon kritikus dalam Rotten Tomatoes jelas sekali salah kaprah seolah-olah tidak memahami konsep mendasar dari film ini. Mengapa “Loud/keras”, “Violent/penuh kekerasan”, dan “Formulaic/mengulang-ulang formula” ditanggapi secara negatif padahal memang itulah yang ingin ditampilkan oleh Resident Evil. Penonton tidak seharusnya berharap mendapatkan narasi yang sangat kompleks dan out of the box ketika menonton Resident Evil. Kesimpulan tersebut sama saja menyatakan film Cars dari Pixar itu jelek karena mobilnya bisa bicara—well, duh!

05 Longevity

Setelah berusia lebih dari 10 tahun, Resident Evil masih tetap populer dan tanggapan penonton generasi baru secara umum masih tetap positif. Pada 17 November 2020, Resident Evil dirilis dalam format Blu-ray 4K. Hal ini merupakan sebuah keistimewaan karena tidak semua film “tua” dirilis ulang dalam format Blu-ray 4K. Studio pada umumnya akan menimbang kembali film apa saja yang masih populer dan “worth upgrading” dari format Blu-ray ke 4K. Dirilisnya Resident Evil dalam format fisik 4K mengindikasikan bahwa studio merasa film ini masih populer dan relevan.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -1

Skor Akhir                  : 9/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Resident Evil

Rilis                 : 2008

Format             : Blu-ray Disc [||]

Kode Warna    : A

Upscaling        : Support Player-HDMI Upscaling [YES||NO] [1080/60/50/24p]

Fitur                : Behind the scenes

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

iTunes:

iTunes

Google Play:

Google PlayGoogle Play

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©2002/Constantin Film/Resident Evil/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.