Review Drama The Game: Towards Zero (2020) 더 게임: 0시를 향하여 Kisah Pria yang Bisa Meramal Kematian [When a Hot Fortune Teller and a Hot Detective Collide in Pursuit of a Hot Villain]
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Review The Game: Towards Zero (2020) 더 게임: 0시를 향하여 Kisah Pria yang Bisa Meramal Kematian [When a Hot Fortune Teller and a Hot Detective Collides in Pursue of a Hot Villain]
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
Edisi Review Singkat+PLUS
“You
cannot know every single detail of your life just because you know the last
moment. We may face a painful day with trouble in our lives. But if we keep
living in happiness just as we did today, it won’t be as painful as our first
and we won’t be as worried as we were.”—Kim Tae-Pyeong
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Thriller—Kriminal
[Crime]
Rilis :
22 Januari 2020 sampai 12 Maret 2020
Durasi : +/- 35 menit per episode
Sutradara : Jang Joon-ho
Pemeran : Ok Taec-yeon sebagai
Kim Tae-pyeong, Lee Yeon-hee sebagai Seo Joon-yeong, Lim Ju-hwan sebagai
Gu Do-kyung, Park Ji-il as Nam Woo-hyeon, Choi Jae-woong sebagau Han
Dong-woo, Shin Sung-min sebagai Yoon Kang-jae, Lee Seung-woo sebagai Go
Bong-soo, Lee Bom sebagai Ji Soo-hyeon, Park Won-sang sebagai
Lee Joon-hee, Yoo Se-hyung sebagai Sung Min-jae, Hong In sebagai Park Han-gyoo, Yoon
Ji-won sebagai Oh Ye-ji, Jung Dong-hwan sebagai
Mr. Baek, Ryu Hye-rin sebagai Lee Yeon-hwa
Episode : 32
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Sinopsis
Kim
Tae-Pyeong adalah seorang pria yang memiliki kemampuan dapat melihat kematian
seseorang hanya dari menatap mata orang itu baik secara langsung maupun dari
foto. Kemampuannya telah menjadi sebuah keuntungan sekaligus sebuah kutukan
karena Kim Tae-Pyeong harus melihat kematian orang lain setiap hari—bahkan
kematian dirinya sendiri setiap kali ia menatap cermin. Selama 20 tahun
terakhir, Kim Tae-Pyeong senantiasa dihantui oleh sebuah mimpi tentang seorang
lelaki yang dikenalnya 20 tahun yang lalu dan diramalkan akan bunuh diri. Kim
Tae-Pyeong tinggal di sebuah rumah mewah milik Mr. Baek, lelaki tua yang juga
memiliki kemampuan melihat kematian orang lain. Mr. Baek dan Kim Tae-Pyeong
mendapatkan kekayaan mereka dari meramalkan kematian orang-orang kaya dan para
pejabat. Namun setelah Mr. Baek kehilangan pengelihatannya, ia tidak bisa lagi
melihat kematian orang lain. Suatu hari, seorang ibu bernama Madame Jung mendatangi
Kim Tae-Pyeong dan memintanya meramal kematian puteranya, Oh Seong-Min, yang
merupakan seorang pemimpin gangster. Menurut Tae-Pyeong, anaknya akan meninggal
karena serangan jantung saat terjadi perang antar gangster. Sang ibu memohon
Tae-Pyeong untuk membantu anaknya mengubah kematiannya. Kim Tae-Pyeong
menyatakan bahwa penglihatan atau ramalannya sama sekali belum pernah salah.
Sang pemimpin gangster menculik Kim Tae-Pyeong setelah ibunya menyampaikan
kalau dirinya akan meninggal. Boss itu tidak percaya kalau dirinya akan segera
meninggal dan menuntut Kim Tae-Pyeong untuk menjelaskan apa maksud ramalannya yang
sebenarnya.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Tae-Pyeong
sudah tahu bahwa dirinya akan berada di tengah perang antar gangster. Ia juga
tahu bahwa sang boss gangster akan meninggal karena serangan jantung. Ketika
kelompok musuh menyerang, sang boss berhasil mengalahkan mereka semua dan menyatakan
kepada Kim Tae-Pyeong bahwa ramalannya salah. Tae-Pyeong meminta boss gangster
untuk berhenti memukul musuhnya karena jika diteruskan ia bisa terkena serangan
jantung dan meninggal. Benar saja, boss gangster tidak memedulikan peringatan
Tae-Pyeong dan terus memukuli musuhnya hingga tewas sebelum ia akhirnya terkena
serangan jantung. Kasus itu diselidiki oleh pihak kepolisian sementara Kim
Tae-Pyeong dilarikan ke rumah sakit karena ia terkena tembakan peluru. Namun, Kim
Tae-Pyeong sudah tahu kapan ia akan meninggal sehingga ia sudah memakai rompi
anti peluru. Mr. Baek dan pengacara pribadi mereka, Lee Yeon-Hwa, buru-buru
menjemput Tae-Pyeong sebelum polisi sempat memeriksanya. Tindakan Mr. Baek
dicegah oleh seorang detektif wanita yang gigih, Seo Joon-Young. Detektif itu
mencurigai Tae-Pyeong dan berniat menyelidiki keterlibatannya dalam perang
gangster. Pertemuan dengan Seo Joon-Young membuat Tae-Pyeong sangat terkejut
dan bingung: ia sama sekali tidak bisa melihat kematian wanita tersebut. Seo
Joon-Young adalah satu-satunya orang yang kematiannya tidak bisa dilihat oleh
Tae-Pyeong.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Dalam
pemeriksaan lebih lanjut, ibu dari boss gangster menceritakan semuanya kepada Seo
Joon-Young. Sang ibu mengatakan bahwa ia tidak memerlukan hasil autopsi
puteranya karena ia sudah tahu kalau sang boss gangster meninggal karena
serangan jantung. Ia pun menceritakan tentang Tae-Pyeong dan kemampuannya
meramal kematian seseorang. Seo Joon-Young tidak memercayai perkataan ibu
gangster sampai ia menerima laporan autopsi sang pemimpin gangster dari seorang
dokter forensik yang sangat cerdas bernama Gu Do-kyung. Menurut hasil autopsi,
sang pemimpin gangster dinyatakan meninggal karena serangan jantung. Laporan
tersebut mendorong Joon-Young untuk menginvestigasi Tae-Pyeong dan mengungkap
apakah benar pria itu memiliki kemampuan melihat kematian seseorang. Ketika
mendatangi rumah Mr. Baek, Joon-Young meninggalkan foto seorang wanita untuk
menguji kemampuan Tae-Pyeong. Mr. Baek mendesak Tae-Pyeong untuk merahasiakan
kemampuannya dan tidak lagi mencampuri penyelidikan polisi. Sang pengacara,
Yeon-Hwa, meyakini bahwa foto yang ditinggalkan oleh Joon-Young adalah sebuah
tes untuk mengetahui kemampuan Tae-Pyeong. Joon-Young sendiri merasa curiga
kepada Tae-Pyeong karena pria itu mengenakan rompi anti peluru saat terjadi
perang gangster—seolah-olah dia sudah tahu kalau akan terjadi perang gangster.
Kim Tae-Pyeong mencoba menjelaskan bahwa dia adalah orang yang waspada dan
senantiasa memakai rompi anti peluru setiap kali meninggalkan rumah.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Ketika
Kim Tae-Pyeong kembali ke kantor detektif untuk mengembalikan foto yang
ditinggalkan oleh Joon-Young, wanita itu menuduh Tae-Pyeong telah berbohong
karena ia ke luar rumah tanpa memakai rompi anti peluru. Kim Tae-Pyeong akhirnya
mengaku bahwa dirinya bisa melihat kematian seseorang. Ketika berada di sebuah
toko, Tae-Pyeong melihat seorang gadis pelajar yang baru saja membeli kue ulang
tahun. Tae-Pyeong melihat kematian gadis itu: dikubur hidup-hidup malam itu
juga. Akhirnya, Tae-Pyeong mengikuti gadis itu tetapi ia kehilangan jejaknya.
Sang gadis telah diculik dan dimasukkan ke dalam peti. Kim Tae-Pyeong menemukan
smartphone milik gadis itu dan menjawab telepon dari ibu si gadis. Sang ibu
akhirnya ditemani oleh Tae-Pyeong menuju kantor polisi untuk membuat laporan
tentang kemungkinan penculikan. Joon-Young yang terlibat dalam penyelidikan
akhirnya percaya kepada Tae-Pyeong dan memintanya membantu menyelidiki kasus
pembunuhan yang diduga melibatkan peniru Midnight Killer yang cukup dikenal dan
meneror masyarakat 20 tahun yang lalu. Kasus itu menjadi sangat personal bagi
Joon-Young karena ayahnya tewas di tangan Midnight Killer saat sedang
mengejarnya. Tae-Pyeong menyatakan bahwa ia melihat gadis itu meninggal dan
ramalannya tidak pernah salah. Namun, Joon-Young yakin kalau mereka bisa
mengubah masa depan jika berusaha keras. Sang pembunuh telah memasukkan gadis
bernama Lee Mi-Jin ke dalam peti dan meninggalkan sebuah telepon seluler di
dalamnya. Pihak kepolisian harus berhasil melacak keberadaan Mi-Jin sebelum
gadis itu kehabisan napas dan tewas. Di luar dugaan, ternyata Mi-Jin adalah
puteri dari reporter terkenal Lee Joon-Hee yang meliput kasus Midnight Killer
20 tahun sebelumnya. Lee Joon-Hee dikenal manipulatif dan tidak segan mengumumkan
berita spekulatif penuh sensasi demi melancarkan kariernya di bidang
jurnalistik. Dia adalah reporter yang dulu terus mengganggu Joon-Young ketika
masih kecil setelah ayahnya meninggal akibat mengejar Midnight Killer.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Keterlibatan
Kim Tae-Pyeong dalam kasus penculikan Mi-Jin dan juga keterlibatan dokter
forensik yang teliti, Gu Do-kyung, perlahan-lahan membuka kenangan masa lalu
dan mengungkapan misteri pembunuhan Midnight Killer. Mengapa penculik baru ini
mengikuti gaya kejahatan Midnight Killer? Mengapa ia sengaja mengincar puteri
seorang reporter yang dulu melaporkan tentang kasus Midnight Killer? Apa
hubungan kasus baru ini dengan masa lalu Joon-Young dan keterlibatan ayahnya
dalam penyelidikan kasus Midnight Killer? Pertanyaan terbesarnya adalah:
mampukan Kim Tae-Pyeong dan Joon-Young menghentikan sang pembunuh dengan
mengandalkan kemampuan Tae-Pyeong? Akankah ia berhasil mengubah takdir kematian
seseorang?
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Sistim
penilaian Skywalker mengkategorikan The Game: Towards Zero sebagai sebuah
serial Thriller—Kriminal. Sebuah serial yang bertajuk Kriminal harus
menampilkan realisme yang kuat agar tindakan-tindakan karakternya dapat menjadi
masuk akal karena perbuatan kriminal yang kompleks tidaklah mudah untuk
dijalankan. Marv dan Harry adalah dua orang kriminal yang sering mencuri di
perumahan elite—tetapi film mereka, Home Alone, bukanlah film yang bertajuk Kriminal melainkan sebuah
Komedi. Film-film Kriminal seperti The
Godfather dan Reservoir Dogs harus mampu menampilkan skenario yang membuat penonton
merasa bahwa karakter-karakternya “mampu” menjalankan misi kriminal. Genre
Kriminal, meskipun dapat digabungkan dengan Aksi, sebenarnya berbeda dari genre
Aksi yang lebih lunak standar keseriusannya. Kill Bill, misalnya, memperlihatkan seorang karakter yang mampu
melakukan tindakan kriminal yang sangat luar biasa tetapi tidak lebih logis
dibandingkan dengan Reservoir Dogs
yang sama-sama disutradarai oleh Quentin Tarantino. Agar membuat aspek Thriller
dari serial The Game: Towards Zero ini berfungsi dengan baik, segala bentuk
kejahatan beserta cara masing-masing karakter bereaksi terhadap sebuah
permasalahan haruslah dibuat selogis mungkin. Permasalahan dalam serial The
Game: Towards Zero adalah narasi umum [tataran konsep] dan terlebih detil
ceritanya tidak atau masih kurang logis untuk standar genre Kriminal.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Berbagai
permasalahan detil cerita serial ini sebetulnya tidak perlu terlalu
dipermasalahkan jika The Game: Towards Zero bukanlah sebuah serial Kriminal
yang juga menjanjikan adanya Thriller [keseriusan aksi Kriminal yang
menimbulkan nuansa ketegangan]. Sejak episode pertama, Kim Tae-Pyeong sudah
diperlihatkan memiliki kemampuan untuk melihat kematian seseorang sejak kecil.
Namun dalam keseluruhan serial, Tae-Pyeong sering sekali bertindak gegabah
seolah-olah dirinya baru saja mendapatkan kemampuan tersebut. Apabila dia
benar-benar karakter yang sudah berpengalaman dengan dunia politik dan hukum
[ia menjadi konsultan kematian bagi banyak pejabat], tidak sepantasnya ia terlalu
sering bertindak gegabah [karakter yang dideskripsikan sebagai Pro tetapi berperilaku Noob]. Jika Kim
Tae-Pyeong akan melakukan banyak sekali kesalahan fatal yang seharusnya sudah
diketahui oleh orang yang berpengalaman, seharusnya serial ini menampilkan
bahwa Tae-Pyeong baru saja mendapat kemampuan melihat kematian sehingga ia
masih sering merasa terkejut ketika menyikapi kemampuannya sendiri. Jika
dirinya memang seorang Noob yang baru saja mendapatkan “kekuatannya”, maka
wajar jika dirinya masih sering melakukan kesalahan dengan bertindak gegabah
[tanpa pikir panjang]. Dalam serial ini, Tae-Pyeong terlalu sering bertindak
mencurigakan sehingga membuat pihak kepolisian curiga kepadanya—since you have this gift from the get go,
you should know better than this, lie better!
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Tidak
hanya Kim Tae-Pyeong yang tidak bisa berperilaku layaknya orang yang berpengalaman,
polisi dan detektif dalam serial ini juga seringkali tidak tahu bagaimana
caranya bertindak dengan profesional. Para detektif tidak hanya gagal menjaga
informasi rahasia dari para reporter, mereka justru membiarkan reporter terus
mengikuti mereka hingga menginap di kantor detektif. Dalam sebuah adegan, Seo
Joon-Young menerima sebuah panggilan telepon dari koleganya yang membicarakan
tentang kematian korban pembunuhan di masa depan. Saat itu, dirinya sedang
bersama dengan Gu Do-kyung yang baru saja dia kenal. Bukannya menjauh dan
berbicara secara rahasia melalui telepon, Joon-Young justru menerima telepon
tepat di samping Gu Do-kyung dan parahnya lagi mengaktifkan fitur loudspeaker
sehingga Gu Do-kyung dapat mendengar semua percakapan “rahasia” antara dua
orang detektif. Poin cerita ini sebenarnya dapat menjadi logis jika
Joon-Young dan Gu Do-kyung sudah akrab sejak lama sehingga Joon-Young sudah
sangat percaya pada Gu Do-kyung. Perilaku sembrono Joon-Young ini terbukti
sangat fatal karena [Spoiler] Gu Do-kyung adalah orang
yang nantinya dicurigai sebagai pelaku penculikan dan pembunuhan.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Dalam
episode 8-9, Tae-Pyeong menyerahkan sketsa wajah pelaku pembunuhan yang ia
lihat melalui mata si korban. Joon-Young mengetahui siapa pria dalam sketsa itu
yakni Gu Do-kyung yang merupakan staf rumah sakit sebagai ahli forensik.
Meskipun mereka tidak akrab dan lebih sering membicarakan laporan autopsi
melalui sambungan telepon, Joon-Young tahu betul identitas sang ahli forensik.
Dalam dua episode tersebut, Gu Do-kyung berada di dalam rumah sakit dan
melakukan tindak kejahatan. Detektif pun meminta agar rumah sakit ditutup tanpa
boleh ada orang yang keluar tanpa melalui pemeriksaan. Joon-Young sudah
mengetahui nama tersangkanya, tetapi ia sama sekali tidak memberi tahu namanya
kepada petugas lainnya dan hanya memperlihatkan gambar sketsanya saja. Tentu
saja hal ini tampak bodoh karena sebagian pegawai rumah sakit kenal dengan Gu
Do-kyung dan mereka memiliki data diri Gu Do-kyung. Jika Joon-Young memberikan
informasi nama tersangka kepada pihak-pihak yang berkepentingan, tentu saja
upaya penangkapan Gu Do-kyung akan lebih efisien karena semua staf rumah sakit
ikut menjadi mata-mata untuk menangkap Gu Do-kyung. Detil semacam ini memang
terkesan tidak penting atau trivial, tetapi sebenarnya sangat penting untuk
mengikat logika ceritanya karena genrenya mengharuskan serial ini untuk tampil
selogis mungkin. Dalam kisah The
Godfather, para polisi “tidak berani” ikut campur dalam urusan pertikaian
antar mafia. Tentu saja hal ini dijelaskan dalam detil ceritanya bahwa para
polisi tidak hanya tidak kompeten, tetapi juga banyak melakukan korupsi dan
sudah “dibeli” oleh para mafia.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Sebua
serial Kriminal yang serius seperti The Game: Towards Zero seharusnya disajikan
seperti sebuah permainan catur: karakter-karakternya harus seolah-olah sadar
bahwa mereka sedang bermain catur. Apabila mereka salah mengambil langkah,
dampak atau stake-nya bisa jadi
sangat merugikan. Kunci dari kepercayaan penonton terhadap kaliber atau
kemampuan karakter dalam serial ini ada pada satu kata: kecermatan. Sama halnya
permainan catur yang tidak menegangkan jika seorang Pro melawan seorang Noob,
“catur kriminal” juga tidak akan berhasil memberikan nuansa ketegangan jika
karakternya terlalu labil dan mengambil tindakan tanpa pikir panjang.
Kecerobohan karakter dalam film ini berpotensi memberikan kekesalan pada
penonton, tetapi kekesalan itu berbeda dengan ketegangan: tegang karena marah [greget
[EN: feeling
about to explode] kok karakternya terlalu bodoh] dan tegang karena ikut
merasakan bahaya yang mengancam karakternya [greget karena khawatir
terhadap karakternya] adalah dua hal yang berbeda.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Dalam
episode 12, Tae Pyeong bertanya kepada tersangka Gu Do-kyung apa yang
diinginkan olehnya. Ketika Gu Do-kyung menjawab bahwa dia menginginkan Seo
Joon-Young, Tae Pyeong yang sebelumnya tenang justru marah-marah sampai
mengancam akan membunuh Gu Do-kyung jika ahli forensik itu berani mendekati
Joon-Young. Reaksi Tae-Pyeong ibarat meletakkan bidak catur Raja/King di
barisan paling depan—Tae-Pyeong justru membongkar kelemahannya sendiri; sebuah
fakta bahwa dirinya menyayangi Joon-Young
melebihi apapun di dunia dan Gu Do-kyung dapat menyiksa Tae-Pyeong
dengan mengincar Joon-Young. Akan lebih masuk akal jika Tae-Pyeong menyikapi
jawaban Gu Do-kyung dengan lebih santai—pertama karena Gu Do-kyung berbicara
dengan nada datar menandakan dirinya tidak tahu hubungan antara Tae-Pyeong dengan
Joon-Young, ke dua Gu Do-kyung tidak akan curiga dengan perubahan sikap
Tae-Pyeong yang tiba-tiba setelah dirinya menyebut nama Joon-Young. Akan lebih
logis jika Tae-Pyeong membalas jawaban Gu Do-kyung dengan tenang dan
menyelidiki lebih lanjut dengan membalas pertanyaan, “Mengapa kamu menginginkan
Joon-Young?”
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Perubahan
perilaku tokoh utama yang terjadi tiba-tiba kembali terulang di berbagai
episode, salah satunya dalam episode 20. Di episode ini, Kim Tae-Pyeong telah
menyusun sebuah rencana yang cerdas untuk mengalahkan Gu Do-kyung: Tae-Pyeong
dapat memanipulasi emosi Gu Do-kyung dengan bersikap tenang dan berpikir
cerdas. Namun dalam episode 21, Tae-Pyeong kembali kehilangan ketenangannya dan
ia justru dengan mudahnya dibuat emosi oleh Gu Do-kyung yang artinya senjata
yang dilemparkan oleh Tae-Pyeong justru menjadi bumerang yang menghantam
dirinya sendiri. Sikapnya yang senantiasa berubah-ubah ini memperlihatkan bahwa
Tae-Pyeong masih kurang berpengalaman dan mustahil karakter seperti dirinya
mampu menyusun rencana yang sebegitu rapihnya melawan Gu Do-kyung—jika serial
ini adalah sebuah papan catur, secara logis Tae-Pyeong tidak akan bisa
mengalahkan Gu Do-kyung tanpa bantuan orang lain—hee seems incapable of doing
something smart as he is too emotional. Cara kerja polisi dan
pengadilan dalam serial ini pun perlu dipertanyakan. Hakim menjatuhi hukuman
berat kepada Kim Tae-Pyeong atas tuduhan percobaan pembunuhan. Padahal, fakta
di lapangan sudah jelas menunjukkan bahwa Tae-Pyeong melakukan percobaan
pembunuhan demi melawan penjahat. Selain itu, Tae-Pyeong telah membantu pihak
kepolisian dan pengadilan. Kalaupun ia diadili dengan berat, berita yang
menghebohkan semacam itu seharusnya tersebar luas dan akan ada desakan dari
masyarakat untuk tidak menghukum Kim Tae-Pyeong. Terlebih lagi, Tae-Pyeong
berjasa menyelamatkan nyawa seorang reporter terkemuka yang memiliki pengaruh
besar di dunia jurnalistik.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Kita
sudah membahas mengenai permasalah logika pada detil cerita serial ini. Namun,
permasalahan logika tidak hanya ada pada detil saja melainkan juga pada tataran
konsep. Kisah-kisah Kriminal umumnya dibuat realistis hingga dihubung-hubungkan
dengan undang-undang yang ada di dunia nyata. Maka dari itu, tidak ada unsur
supranatural atau Fantasi dalam film The
Godfather, Reservoir Dogs, hingga
drama Korea Confession yang dibintangi Lee Junho. Dalam The Game: Towards Zero,
terdapat sebuah unsur yang bisa menjadi konsep Supranatural atau Fantasi yakni
kemampuan Tae-Pyeong melihat masa depan. Di dunia nyata, terdapat beberapa
kisah mengenai konsultan yang bisa menggunakan kemampuan khusus untuk membantu
penyelidikan [terlepas apakah kemampuan itu sungguh ada atau tidak]; misalnya Pam
Coronado yang merupakan seorang “intuitive investigator”. Pam mengaku dapat
melihat kejadian pembunuhan dan membantu polisi mencari lokasi mayat korban.
Namun kisah Pam Coronado tidak dikaitkan dengan film Kriminal, melainkan dengan
film Supranatural yakni Final Destination.
Tidak jelas dari mana asal kemampuan Tae-Pyeong dan apa saja aturan yang
mengikatnya. Bisa saja kemampuan itu hanyalah sebuah intuisi sehingga tidak
membutuhkan penjelasan di luar nalar—tetapi masalahnya kemampuan Tae-Pyeong
sangatlah luar biasa dan selama 20 tahun tidak pernah salah dalam meramalkan
kematian seseorang. Hal-hal Supranatural semacam ini pada dasarnya bertolak
belakang dengan kisah Kriminal yang dibuat senyata mungkin. Inilah mengapa
Sherloch Holmes mampu memecahkan kasus karena ia digambarkan sebagai penyendiri
yang sangat cerdas di atas rata-rata, bukan seseorang yang mendapat kekuatan
supranatural dari Tuhan. Kemampuan Tae-Pyeong yang luar biasa justru
mengalihkan cerita The Game: Towards Zero dari realisme yang ingin
dieksplorasi.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Secara
umum, The Game: Towards Zero sudah menyajikan cerita yang konsisten. Serial ini
menceritakan bagaimana orang-orang dari latar belakang yang berbeda pada
akhirnya dipertemukan kembali untuk menyelesaikan masalah lama mereka. Namun,
terdapat beberapa permasalahan yang membuat cara penyajian serial ini menjadi
kurang konsisten. Pertama, The Game: Towards Zero pada mulanya seolah-olah
ingin mengeksplorasi tentang kemampuan atau “bakat” seorang lelaki yang dapat
melihat kematian seseorang. Dengan kemampuan yang seringkali menjadi beban,
serial ini memberikan indikasi bahwa kisah tentang kemampuan ajaib ini akan
dieksplorasi: dari mana asalnya, bagaimana mengendalikannya, apakah ramalan
bisa diubah, bagaimana kemampuan itu memengaruhi hubungan sosial Kim
Tae-Pyeong, dan apa saja seluk beluk mengenai kekuatan tersebut [misalnya siapa
saja orang yang memiliki kemampuan serupa selain Tae-Pyeong dan Mr. baek]. Di
dalam seluruh 32 episode, misteri kekuatan supranatural Tae-Pyeong ini tidak benar-benar
dieksplorasi dan tidak dipecahkan. Serial ini juga mencoba memberikan sebuah
kisah percintaan yang kurang dieksplorasi. Bahkan, proses tokoh jahat Gu
Do-kyung jatuh cinta pada Joon-Young sudah lebih jelas atau dapat dimaklumi
ketimbang proses Tae-Pyeong jatuh cinta kepada Joon-Young. Setidaknya, serial
in sudah menjelaskan mengapa Tae-Pyeong begitu menyayangi Joon-Young tetapi
sayang sekali bagaimana Joon-Young jatuh hati kepada Tae-Pyeoung kurang
dieksplorasi.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
aktor dalam serial ini secara umum sudah baik. Masing-masing aktor mampu
memerankan karakter mereka sesuai deskripsinya. Adapun permasalahan dalam hal
akting umumnya bukan disebabkan oleh ketidakmampuan aktornya berakting tetapi
karena adanya permasalahan dalam hal Logika dan Konsistensi. Aktor TaecYeon
sudah tampil serasi dengan aktris Lee Yeon-Hee, tetapi masalah kurangnya
chemistry muncul dari kurangnya eksplorasi kisah asmara mereka yang seharusnya membuat
proses mereka jatuh cinta menjadi wajar.
04 Music Match
Musik
dan lagu dalam serial ini sudah baik karena sudah menyesuaikan dengan nuansa
masing-masing adegannya.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
05 Cinematography Match
Sinematografi
dalam The Game: Towards Zero sudah baik.
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
07 Background/Set Match
Secara
umum, latar belakang dalam serial ini sudah baik. Adapun permasalahn minor
adalah seperti latar belakang adegan tahun 1999 yang kurang terlihat atau
bernuansa seperti era 1990-an. Kontras antara latar belakang era 2010-an dan
1990-an dalam serial ini masih kurang kuat sehingga nuansa dari dua dekade yang
berbeda tersebut tidak tampak dengan jelas.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual dalam serial ini sudah baik, termasuk pencahayaannya.
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan yang positif untuk serial ini. The Game: Towards
Zero mendapatkan nilai rata-rata 7.8 dari kalkulasi 3.159 pengguna My Drama List
[hingga tahun 2022]. Hasil suara 3.293 pengguna AsianWiki hingga 2022
menunjukkan angka nilai 88 sedangkan 64 pengguna Google mempublikasikan
tanggapan mereka dengan nilai rata-rata 4.7/5.
10 Intentional Match
Apabila
The Game: Towards Zero merupakan sebuah serial Kriminal, hasil akhir serial ini
belum berhasil menyajikan sebuah serial Kriminal yang ideal. The Game: Towards
Zero belum berhasil menampilkan karakteristik kunci sebuah kisah Kriminal yang
seharusnya dapat menjadikan serial ini lebih serius dan lebih kompleks. Walau
demikian, kerangka sebuah serial Kriminal secara umum memang sudah terlihat
dari serial ini sehingga The Game: Towards Zero tidak sepenuhnya gagal menjadi
sebuah serial Kriminal. Serial ini beberapa kali terseret ke dalam konsep
percintaan dan Supranatural, tetapi untung saja serial ini tidak turut terseret
ke dalam konsep Komedi yang akan menegasi realisme ceritanya dengan telak.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif
Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Secara
keseluruhan, saya menyukai serial ini. Menurut saya The Game: Towards Zero
memiliki konsep yang sangat menarik, tetapi sayang sekali konsep itu tidak dieksplorasi
secara fokus. Apabila serial ini ingin menjadi sebuah serial Kriminal yang
ideal, unsur Fantasi atau Supranatural di dalamnya lebih baik dihilangkan atau
setidaknya dijelaskan secara rinci agar ceritanya menjadi masuk akal. Atau,
serial ini bisa saja fokus membahas tentang kekuatan Supranatural dan tidak
mencoba menjadi sebuah serial Kriminal. Ketidakjelasan konsep ini membuat
beberapa episode pertama terlihat tidak logis dan belum jelas konsep utamanya.
Deskripsi para karakter pun banyak yang diubah mengikuti perkembangan episode
tanpa perkembangan karakter yang jelas [sudah dibicarakan dalam poin Logika
Cerita]. Meski demikian, saya mengapresiasi eksplorasi kisah hidup Gu Do-kyung
dan akting Lim Ju-hwan. Saya juga mengapresiasi aspek teknis serial ini seperti
sinematografi dan properti yang digunakan.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Selain
itu, implementasi musik dan lagu di dalam serial ini secara umum sudah baik dan
sangat sesuai dengan nuansa dari masing-masing adegan. Sebuah film atau serial
bukanlah produk yang hanya terdiri dari satu aspek saja. Di dalam penilaian
Skywalker sendiri ada 10 aspek penilaian utama ditambah 5 penilaian tambahan.
Hanya karena satu atau dua aspek dari serial ini buruk, belum tentu
keseluruhannya juga buruk. Setelah mengetahui bahwa serial ini secara umum
tidak logis, saya menurunkan ekspektasi dan mengikuti saja alur ceritanya tanpa
protes. Hasilnya, saya bisa mengapresiasi keunggulan lain serial in selain
logika ceritanya. Permasalahan yang tidak kalah besar bagi serial ini adalah
jumlah episodenya yang terlalu banyak karena pokok ceritanya seharusnya bisa
diselesaikan dalam 12 episode saja [jika dibagi menjadi dua bagian setiap
episode akan menjadi 24 episode saja]. The
Game: Towards Zero is an excellent drama—not necessarily a brilliant Crime drama,
but it is undoubtedly entertaining and filled with great performances and an extraordinary
villain.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
02 Awards
Serial
ini tidak mendapatkan penghargaan yang sangat penting untuk disebutkan. Namun,
network MBC selaku distributor serial ini memberikan tiga nominasi penghargaan
dalam 39th MBC Drama Awards. The Game: Towards Zero memenangkan penghargaan Excellence Award, Actor in a
Wednesday-Thursday Miniseries yang diberikan kepada aktor Lim Ju-hwan
sebagai Gu Do-kyung.
03 Financial
Data
yang valid dan kredibel untuk informasi seputar finansial serial ini belum
tersedia. Mengingat posisinya sebagai sebuah serial TV, hal ini sebenarnya
wajar karena tidak ada jumlah tiket dari penonton yang dapat dihitung.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
04 Critics
Mayoritas
kritikus yang mempublikasikan review mereka di berbagai situs khusus Drama
Korea memberikan tanggapan yang positif untuk serial ini.
05 Longevity
[Pending—karya
masih berusia di bawah 10 tahun]
Final Score
Skor
Asli : 8
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 8/10
***
STREAMING
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All Rights Reserved. |
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©2020/Mong-jak-so Co., Ltd., MBC/The Game: Towards Zero/All
Rights Reserved.
©Nabil Bakri Platinum.
Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.
Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari
link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video
atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.