Review Film Se7en (1995) Kekejaman Psikopat Sok Suci
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
“Apathy
is the solution. I mean, it's easier to lose yourself in drugs than it is to
cope with life. It's easier to steal what you want than it is to earn it. It's
easier to beat a child than it is to raise it. Hell, love costs: it takes
effort and work.”—Somerset
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
images©1995/New Line Cinema/Seven or Se7en/All Rights
Reserved.
Genre : Kriminal—Misteri—Thriller
Rilis :
Domestic Releases: |
September 22nd, 1995 (Wide) by New Line |
International Releases: |
December 4th, 2020 (Limited) (Australia) |
March 26th, 1997 by New Line Home Video,
released as Seven |
|
MPAA Rating: |
R for grisly
afterviews of horrific and bizarre killings, and for strong language |
Durasi : 127 menit
Sutradara : David
Fincher
Pemeran : Brad Pitt, Morgan Freeman, Gwyneth Paltrow, John C. McGinley
Episode : -
Sinopsis
Detektif
senior William Somerset bertugas di sebuah kota yang tidak aman dan dipenuhi
oleh kejahatan. Ia akan pensiun dalam waktu 7 hari dan akan digantikan oleh
detektif muda David Mills yang belum lama pindah ke kota bersama istrinya,
Tracy Mills. Sikap Somerset yang tenang dan teliti berbading terbalik dengan
Mills yang lebih arogan dan kurang teliti—ciri khas anak muda alias rookie. 7
hari menjelang pensiun, Somerset memeriksa kasus penemuan mayat pria gemuk di
sebuah rumah kumuh. Mills ikut membantu penyelidikan dan akan mendampingi
Somerset hingga masa tugasnya selesai. Kasus kematian lelaki gemuk itu adalah
kasus terakhir yang harus ditangani oleh Somerset sebagai detektif senior
[Detective Lieutenant]. Si lelaki gemuk diduga terlalu banyak makan, rakus,
hingga tubuhnya tidak kuat lagi dan meninggal. Namun, Somerset dan Mills
menemukan bahwa tangan dan kaki korban telah diikat. Artinya, orang gemuk itu
tewas dibunuh. Ia dipaksa terus makan sampai meninggal dunia. Somerset
menyerahkan laporannya kepada kepala polisi yang merupakan temannya dan
menyatakan bahwa siapapun pelaku pembunuhan tersebut, adalah orang yang
berdedikasi dan Somerset yakin akan ada pembunuhan lainnya oleh pelaku yang
sama. Karena menurutnya kasus itu belum selesai, Somerset meminta kepala polisi
untuk menunda pensiunnya. Permintaan Somerset tidak bisa diterima oleh kepala
polisi dan permintaan tersebut membuat Mills marah besar karena ialah yang
seharusnya mengambil alih kasus Somerset yang seharusnya sudah pensiun.
Dugaan
Somerset terbukti benar. Kembali terjadi pembunuhan yang memakan korban seorang
pengacara/jaksa sukses di dalam kantornya sendiri. Daging korban dipotong
secukupnya dan diletakkan di atas timbangan yang menyindir tentang keadilan
hukum yang sering dimainkan. Pelaku juga menuliskan kata ‘Greed (Serakah)’
menggunakan darah korban. Karena tidak ditemukan sidik jari, polisi kesulitan
melacak si pelaku. Ketika Detektif Somerset kembali memerksa rumah lelaki gemuk
yang dipaksa makan hingga tewas, ia menemukan tulisan ‘Gluttony (Rakus)’ di
balik kulkas milik korban. Temuan tersebut membuat Sommerset yakin bahwa
pembunuhnya adalah satu orang yang melakukan pembunuhan mengikuti 7 Deadly Sins
(7 Dosa Pokok), tujuh poin dosa besar yang dilarang keras dalam ajaran Nasrani.
Somerset meminta kepala polisi untuk waspada dan bersiap karena dia memastikan
akan ada 5 korban lainnya setelah dua korban pertama ditemukan. Ketika
menyelidiki kasus pembunuhan pengacara, Somerset dan Mills bertemu dengan
seorang reporter yang masuk ke tempat kejadian perkara dan mengambil gambar
tanpa izin. Dengan keras Mills mengusirnya sementara Somerset hanya
memerhatikan tanpa menunjukkan ekspresi kekesalan karena ia menganggap reporter
sudah biasa menyogok anggota kepolisian untuk dapat masuk ke tempat kejadian
perkara. Karena kasus itu semakin rumit, kepala polisi meminta Somerset untuk
ikut membantu penyelidikan untuk yang terakhir kali. Namun, Somerset menolak
karena kasus itu kini berada di tangan Mills. Setelah Mills menempati kantor
Somerset, istrinya menelepon dan minta bicara dengan Somerset. Tracy Mills
mengundang Somerset untuk makan malam bersama di apartemen yang baru saja
ditempati olehnya dan suaminya.
Setelah
makan malam, Mills mempelihatkan foto-foto kasus pembunuhan jaksa kepada
Somerset yang kini tertarik menjadi pendamping dalam menyelesaikan kasus
tersebut. Somerset menyarankan Mills untuk mendatangi istri korban dan menunjukkan
foto-foto kejadian pembunuhan agar sang istri bisa mengidentifikasi adanya
sesuatu yang janggal dari kantor suaminya. Setelah mengamati foto-foto tempat
kejadian perkara, istri jaksa menyatakan bahwa lukisan di kantor suaminya digantung
terbalik. Mills dan Somerset segera kembali ke kantor jaksa untuk menyelidiki
lukisan itu. Ternyata, si pelaku kembali meninggalkan pesan di balik lukisan
dengan meninggalkan tulisan ‘Save Me (Selamatkan Aku)’ dengan dipenuhi bekas
sidik jari. Polisi kemudian memeriksa sidik jari tersebut untuk melacak
keberadaan tersangka. Setelah hasil pemeriksaan sidik jari diserahkan, polisi langsung
menuju ke apartemen tempat tinggal pelaku. Setibanya di lokasi, polisi kembali
dikejutkan dengan temuan korban lain yang diikat di kasur selama satu tahun
penuh. Korban itu adalah seorang pengedar narkoba dan predator anak. Sekali
lagi, ditemukan pesan tulisan ‘Sloth (Malas)’. Itu artinya, pelaku yang
sebenarnya telah menggunakan sidik jari korban lainnya untuk menulis pesan di
kantor jaksa. Foto-foto korban yang ditinggalkan di kamarnya menunjukkan bahwa
korban sudah disekap selama satu tahun penuh—menunjukkan dedikasi dari si
pembunuh yang telah merencanakan semua pembunuhan itu dengan matang. Korban ke
tiga sebetulnya belum meninggal, tetapi korban sudah tidak bisa lagi merespons
rangsangan apapun dan dapat dikatakan sudah mati [as good as dead].
Karena
pelaku begitu terobsesi dengan 7 Deadly Sins dan kutipan-kutipan dari literatur
klasik, Somerset menduga bahwa pelaku kemungkinan besar rajin ke perpustakaan dan
membaca buku-buku yang membahas tentang 7 Deadly Sins. Ia kemudian secara
rahasia meminta temannya dari FBI untuk mnyerahkan laporan FBI terkait kebiasaan
pengunjung perpustakaan. Tampaknya, FBI senantiasa mengumpulkan data tentang
siapa saja orang yang meminjam buku-buku “berbahaya” dari perpustakaan untuk
memantau perilaku masyarakatnya. Karena akses terhadap laporan itu sebenarnya
ilegal, Somerset hanya memberi tahu Mills dan memintanya untuk merahasiakan
pertemuan mereka dengan seorang anggota FBI. Berdasarkan laporan yang mereka
terima, ada seorang pengunjung perpustakaan bernama John Doe yang sering
membaca buku-buku tentang 7 Deadly Sins dan buku-buku lain tentang ilmu
forensik dan pembunuhan. Somerset dan Mills menduga bahwa John Doe adalah
pelaku pembunuhan yang sebenarnya. Mereka berdua lantas melacak alamat John Doe
untuk menyelidiki lebih lanjut. Namun, John Doe mengetahui kedatangan Mills dan
Somerset lalu segera melarikan diri. Benarkah John Doe adalah pelaku pembunuhan
yang sebenarnya? Apakah pelaku benar-benar akan membunuh 4 orang lagi supaya
ambisinya melampiaskan beban psikologisnya terpuaskan? Apakah Somerset dan
Mills siap menghadapi konsekuensi mengerikan jika mereka terus melakukan
investigasi kasus pembunuhan 7 Deadly Sins?
01 Story Logic
Konsep
cerita film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Se7en merupakan sebuah film
Kriminal, artinya film ini menyajikan berbagai aspek cerita yang berkaitan erat
dengan tindak kriminal atau erat hubungannya dengan masalah hukum. Keterkaitan
konsep cerita dengan pola genre Kriminal dalam film ini bisa dilihat dengan
jelas dari tokoh utamanya yang merupakan dua orang detektif yang memang sedang
melacak seorang kriminal. Meski demikian, genre Kriminal berbeda dengan genre
Aksi sehingga kisah Kriminal tidak selalu harus menampilkan adegan-adegan Aksi.
Se7en tidak menampilkan adegan kejar-kejaran, perkelahian, dan tembak menembak
yang spektakuler seperti dalam seri The
Expendables—film ini bahkan tidak memiliki adegan kecelakaan yang besar
seperti dalam film Harrison Ford, The
Fugitive. Hal itu karena Se7en memang bukan sebuah film Aksi dan proses
penangkapan kriminal dalam film ini dilakukan oleh detektif yang berfungsi
“menyelidiki”, bukan “menyergap”. Keterlibatan detektif dalam melacak kriminal
sudah sesuai dengan pola genre Misteri: rajutan cerita dalam film ini dimulai
dari sebuah kasus pembunuhan yang misterius [tidak bisa dipecahkan] dan
perlahan-lahan tiap adegan yang bergulir akan mengungkapkan jawaban dari
Misteri yang dipermasalahkan di awal film. Sebuah kisah Misteri haruslah
menyembunyikan kebenaran ceritanya dan membiarkan penonton menduga-duga sampai
Misteri itu dipecahkan secara logis setelah poin-poin pentingnya bergulir
dengan meaningful—meaningful di sini maksudnya segala upaya yang dilakukan oleh
protagonis untuk memecahkan Misteri haruslah benar-benar membawanya semakin dekat
pada petunjuk atau pemecahan Misteri atau memiliki fungsi yang signifikan
terhadap keseluruhan cerita.
Meskipun Se7en bukan sebuah film Aksi—sehingga pola cerita Kriminal di dalamnya tidak menuntut adanya banyak adegan Aksi, film ini merupakan sebuah karya Kriminal yang juga dipadukan dengan Thriller. Kengerian atau ketegangan dalam kisah Thriller berbeda dengan kengerian dalam Horror yang didasari pada fear of the unknown. Kengerian dalam Thriller sifatnya lebih dapat diantisipasi atau dapat dikatakan wajar. Sebagai contoh, terdapat banyak cuplikan kekerasan di dalam Se7en, cuplikan tersebut adalah atribut genre Thriller yang sudah diantisipasi karena karakter dalam film ini berseteru dengan penjahat psikopat, bukan sosok misterius yang tidak terduga seperti Freddy, Jason, atau buku Noturom Demonto. Se7en tidak hanya logis dari tataran konsep, tetapi secara umum detil ceritanya juga sudah logis. Bagaimana para karakter bereaksi pada sebuah kejadian, secara umum, sudah logis sesuai dengan genrenya. Perilaku Somerset yang lebih kalem, dingin/cool, cerdas/sharp, dan smooth sudah logis ketika dikontraskan dengan perilaku Mills yang cenderung urakan dan kurang rapih. Sikap Somerset sudah logis karena dirinya sudah sangat berpengalaman dalam dunia detektif dan sudah tinggal di kota “kumuh” yang sama selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Mills adalah seorang detektif yang masih muda, lebih sedikit pengalamannya, dan baru saja pindah ke kota “kumuh” setelah sebelumnya tinggal di kota “baik-baik”. Maka, wajar sekali jika Mills berperilaku lebih arogan, apalagi pada mulanya Somerset meminta kepala polisi untuk menunda pensiunnya—yang otomatis menunda “kenaikan jabatan” bagi Mills. Baru saja pindah, Mills sudah dihadapkan dengan keadaan rumah yang tidak menyenangkan [ia ditipu oleh agen perumahan], langsung disuguhi kasus yang sangat menghebohkan, dan ia merasa dinilai tidak kompeten oleh para seniornya. Maka, tidak mengherankan jika Mills senantiasa ingin membuktikan dirinya memiliki kemampuan yang luar biasa.
02 Story Consistency
Alur
cerita Se7en sudah konsisten. Permasalahan-permasalahan yang disajikan di awal
film sudah dieksplorasi dan diselesaikan dengan baik [terlepas dari bagaimana
bagian akhirnya, apakah bahagia atau tidak/memuaskan penonton atau tidak, yang
terpenting adalah cerita tersebut sudah diselesaikan dengan baik]. Meskipun
film ini menampilkan dua orang detektif dengan peran yang sangat signifikan,
penonton tetap dapat dengan mudah mengidentifikasi bahwa Somerset adalah tokoh
yang paling utama dalam film ini—bahkan meskipun Mills nantinya berperan sangat
penting di bagian akhir cerita. Tidak ada percabangan cerita yang membelokkan
fokus utama dalam film ini. Semua eksplorasi detil cerita dalam Se7en
berkontribusi secara langsung dalam mendukung jalannya cerita yaitu
mengungkapkan siapa pembunuh berantai yang sebenarnya. Kisah-kisah masa lalu
atau latar belakang karakter-karakternya hanya disinggung seperlunya karena toh
tidak signifikan pada jalannya cerita secara keseluruhan.
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan aktor dalam film ini sudah baik karena sudah berhasil memerankan karakter mereka masing-masing sesuai deskripsinya.
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik.
“We see a deadly sin on every street corner,
in every home, and we tolerate it. We tolerate it because it's common, it's
trivial. We tolerate it morning, noon, and night.”—John Doe
05 Cinematography Match
Sinematografi
Se7en secara umum sudah baik karena berhasil menangkap nuansa gelap (gloomy)
dari narasi dan latar belakangnya. Selain itu, sudut pengambilan gambar dalam
film ini diposisikan secara sederhana seperti kamera dalam acara televisi Cops untuk menguatkan
nuansa Kriminal dan realistis dari narasinya, bukan mengedepankan seberapa
“keren” sebuah frame seperti dalam film-film Aksi.
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
“When a person is insane, as you clearly are,
do you know that you're insane? Maybe you're just sitting around, reading
"Guns and Ammo", masturbating in your own feces, do you just stop and
go, "wow! It is amazing how fucking crazy I really am!"? Yeah. Do you
guys do that?”—Mills
07 Background/Set Match
Latar
belakang dalam film ini sudah baik karena berhasil menguatkan nuansa gelap dan
keputusasaan yang ditekankan oleh ceritanya. Dalam sebuah Adegan, Tracy Mills
bercerita kepada Somerset tentang tempat tinggalnya yang lama dan betapa ia
tidak menyukai tempat tinggalnya yang baru. Kilasan atau rekaman tempat tinggal
Tracy yang sebelumnya sama sekali tidak diperlihatkan sehingga penonton tidak
memiliki gambaran sebagai perbandingan antara kota dalam film Se7en dengan kota
lainnya. Bahkan tanpa adanya pembanding, penonton dapat memahami perasaan
tertekan Tracy dan Somerset sendiri merasa sudah lelah tinggal di kota
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang dalam Se7en tidak hanya
sudah baik dalam artian sesuai dengan tuntutan ceritanya, tetapi juga efektif
dan efisien dalam menjalankan cerita karena tidak memerlukan adanya pembanding
untuk mengetahui seberapa “mengenaskannya” kota tersebut.
08 Special and/or Practical Effects
Efek
visual [termasuk pencahayaan dan format presentasi] film ini sudah baik.
Meskipun sutradara David Fincher sangat membenci film ynag ia sutradarai
sebelumnya yakni Alien 3, film itu
dipuji dalam hal efek visualnya. Walau Alien
3 dinilai sebagai pengalaman yang buruk bagi David Fincher, tetapi
pengalamannya dalam film yang mengedepankan efek visual itu tentu saja
membuatnya mengerti, atau setidaknya lebih berpengalaman, tentang seluk beluk
efek visual dalam pembuatan film.
09 Audience Approval
Ketika
pertama kali dirilis pada tahun 1995, Se7en mendapatkan tanggapan yang
mayoritas positif dari kalangan penonton umum.
“I remember getting up one morning and going
to work. Just another day like any other, except it was the first day after I
knew about … pregnancy. And I felt this fear for the first time ever. I
remember thinking: "how can I bring a child into a world like this? How
can a person grow up with all this around them?"”—Somerset
10 Intentional Match
Se7en
sudah berhasil memenuhi visi penciptanya dengan baik dari segi artistik maupun
dari segi finansial. Penulis naskan Se7en, Andrew Kevin Walker, tidak menikmati
masa-masanya tinggal di New York dan mengaku dapat dengan mudah melihat
orang-orang di sepanjang jalan melakukan setidaknya satu dari 7 Deadly Sins.
Sang penulis menyatakan dalam majalah Cinefantastique,
“I didn't like my time in New York, but
it's true that if I hadn't lived there I probably wouldn't have written Seven
(Saya tidak menyukai masa-masa tinggal di New York, tetapi kalau saya tidak
tinggal di sana waktu itu, saya mungkin tidak akan menulis naskah Seven.” Salah
satu hal yang membuat sutradara David Fincher tertarik menyutradarai film ini
dan aktor Brad Pitt bersedia berperan di dalamnya adalah [Spoiler] adegan akhir
yang tidak bahagia [not a happy ending]. Pihak studio ingin agar adegan akhir
[Spoiler] kepala di dalam kardus dimanipulasi atau diganti supaya naskahnya
tidak terlalu suram. Setelah enggan menyutradari film apapun setelah kecewa
dengan produksi Alien 3, David
Fincher justru tertarik kepada naskah Se7en karena film itu menceritakan sebuah
misteri yang memperlihatkan sisi gelap manusia dan mengedepankan kekerasan
psikologis.
Se7en
tidak mengeksplorasi alasan mengapa pelaku berbuat kejahatan, tetapi fokus pada
eksplorasi bagaimana dua detektif mengungkap “bagaimana cara” pelaku melakukan
kejahatannya. Visi besar yang berhasil dipertahankan oleh pencipta film ini,
melawan tekanan dari pihak studio, adalah tetap menggunakan ending yang “tidak
bahagia”. Dalam komentar pembuat film [filmmaker commentary] yang ada di dalam
paket DVD dan Blu-ray film ini, pencipta Se7en menyatakan bahwa ia yakin kalau
penonton kontemporer sudah lebih sophisticated dan tidak melulu menuntut sebuah
cerita harus memiliki akhir yang bahagia. Digunakannya ending yang “tidak
bahagia” dalam film ini adalah sebuah bukti kemenangan visi artistik dari
sutradara David Fincher atas desakan pihak studio yang tentu saja lebih
mengutamakan keuntungan finansial. Pada akhirnya, Se7en tetap berhasil
memuaskan pihak studio selaku pemberi dana karena Se7en meraih keuntungan besar
dan menjadi film tahun 1995 terlaris ke-7.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Ketika
pertama kali mengenal forum penggemar film di masa-masa kebangkitan Facebook,
saya sering sekali melihat atau mendengar tanggapan orang tentang film Se7en
dan betapa bagusnya film tesebut. Namun, saya baru menyaksikan film ini, yang
dirilis pada tahun kelahiran saya, pada tahun 2019 saat saya tanpa sengaja
menemukan paket film ini di sebuah toko DVD. Saya pun segera menontonnya dengan
ekspektasi setinggi langit karena memang film ini memiliki image yang sangat
kuat, tanggapan yang positif, dan menampilkan aktor-aktor papan atas. Bahkan
dengan ekspektasi setinggi langit, Se7en tetap berhasil menyajikan “lebih” dari
apa yang saya harapkan—kebetulan saya sama sekali belum pernah mencari tahu
tentang alur cerita film ini dan menontonnya pertama kali dalam keadaan
Schemata Kosong alias tidak tahu sedikit pun narasi film Se7en. Hasilnya, saya
bisa benar-benar tenggelam ke dalam ceritanya yang menurut saya ditulis dengan
sangat pintar. Namun, saya belum rutin menerbitkan review di tahun 2019 dan
baru berencana membuat review film ini di tahun 2022. Jadi, untuk pertama
kalinya setelah saya menyaksikan Se7en di tahun 2019, saya menonton ulang film
ini. Saya masih ingat garis besarnya, tetapi film ini tetap berhasil membuat
saya merasa tegang dan berharap bagian akhir film ini bisa berubah—seperti
berharap kapal Titanic tidak menabrak
gunung es meskipun jelas-jelas kapal itu akan menabrak. Padahal umumnya film
yang menyajikan misteri semacam in tidak akan memberikan excitement yang
mendekati apalagi setara dengan excitement ketika pertama kali menyaksikannya.
Bukannya
merasa bosan, saya justru menemukan hal-hal baru yang sebelumnya saya lewatkan
ketika pertama kali menonton dan saya semakin yakin dengan maksud dari adegan
akhir film ini: apakah adegan tersebut sungguh-sungguh terjadi. Dialog film ini
memang terdengar cukup aneh dalam bagian awalnya, tetapi menjadi semakin baik
seiring bergulirnya cerita dan dbawakan dengan sangat baik oleh Morgan Freeman
dan Brad Pitt. Aktor Kevin Spacey pun berperan dengan sangat baik dalam film
ini—tidak heran perannya dipuji oleh banyak kritikus film. Se7en adalah sebuah
film Kriminal yang penuh Misteri dan menyajikan nuansa mencekam yang realistis;
mengkritik realita sosial masyarakata perkotaan post-modern lewat kejahatan
yang ditingkatkan sampai level ekstrem. There
is no doubt that Se7en is a smart,
dark, exciting, and thought-provoking film performed by incredible talents,
presented in a grim yet perfectly balanced nuance.
02 Awards
Berdasarkan
laporan IMDb, film ini
memenangkan 29 penghargaan dan 43 nominasi. Se7en dinominasikan dalam kategori Best Film Editing Oscar
1996, dan Original Screenplay-nya juga dinominasikan sebagai yang terbaik dalam
BAFTA 1996.
“Wanting people to listen, you can't just tap
them on the shoulder anymore. You have to hit them with a sledgehammer, and
then you'll notice you've got their strict attention.”—John Doe
03 Financial
Dengan
dana pembuatan sebesar $33 juta, Se7en berhasil menjual tiket bioskop sebesar
$328 juta. Angka penjualan tiket tersebut jelas menunjukkan kesuksesan secara
finansial yang berhasil dicapai oleh film ini. Selain sukses di bioskop,
penjualan DVD film ini juga tergolong sukses dengan angka lebih dari $20 juta
sampai tahun 2010 saja.
Se7en (1995) Theatrical Performance |
||
Domestic
Box Office |
$100,125,643 |
|
International
Box Office |
$228,000,000 |
|
Worldwide
Box Office |
$328,125,643 |
|
DVD
Sales:
Date |
Rank |
Units |
%
Change |
Total |
Spending |
Total |
Weeks |
18 |
52,046 |
|
52,046 |
$285,733 |
$285,733 |
641 |
|
20 |
40,926 |
|
92,972 |
$321,707 |
$607,440 |
644 |
|
23 |
41,864 |
+2% |
134,836 |
$317,049 |
$924,489 |
645 |
|
17 |
57,501 |
+37% |
192,337 |
$442,183 |
$1,366,672 |
646 |
|
19 |
40,946 |
-29% |
233,283 |
$312,488 |
$1,679,160 |
647 |
|
29 |
33,907 |
|
437,688 |
$232,290 |
$3,126,304 |
657 |
|
28 |
44,660 |
|
495,636 |
$352,707 |
$3,566,764 |
659 |
|
27 |
47,596 |
|
680,279 |
$613,222 |
$5,708,813 |
669 |
|
29 |
47,235 |
|
780,973 |
$368,117 |
$6,686,194 |
675 |
04 Critics
Se7en
mendapatkan tanggapan yang positif dari kalangan kritikus film profesional.
“You gotta be a... a hero. You want to be a
champion. Well, let me tell you. People don't want a champion. They want to eat
cheeseburgers, play the lotto and watch television.”—Somerset
05 Longevity
Film
ini masih tetap populer bahkan setelah berusia lebih dari 10 tahun. Salah satu
faktornya adalah tokoh kunci dalam film ini yang memiliki track record baik
hingga kurun waktu di atas 10 tahun sejak Se7en dirilis: Morgan Freeman, Brad
Pitt, dan sutradara David Fincher memiliki image yang sangat kuat bahkan
setelah Se7en berusia lebih dari 10 tahun sehingga katalog film mereka akan
sering diperbincangkan. Tanggapan penonton generasi baru pun secara umum masih
tetap positif seperti tanggapan penonton ketika film ini pertama kali dirilis
pada tahun 1995.
Final Score
Skor
Asli : 10
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 10/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : Seven
Rilis : 2010
Format : Blu-ray Disc [||]
Kode
Warna : -
Upscaling : Support Player-HDMI Upscaling [YES||NO]
[1080/60/50/24p]
Fitur : Exclusive audio commentaries
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
STREAMING
iTunes: |
|
Google Play: |
|
Vudu: |
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©1995/New Line Cinema/Seven or Se7en/All Rights
Reserved.
©Nabil Bakri Platinum.
Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.
Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari
link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video
atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.