Review Film Se7en (1995) Kekejaman Psikopat Sok Suci

 

Review Film Se7en (1995) Kekejaman Psikopat Sok Suci

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

“Apathy is the solution. I mean, it's easier to lose yourself in drugs than it is to cope with life. It's easier to steal what you want than it is to earn it. It's easier to beat a child than it is to raise it. Hell, love costs: it takes effort and work.”—Somerset

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©1995/New Line Cinema/Seven or Se7en/All Rights Reserved.

Genre             : Kriminal—Misteri—Thriller

Rilis                 :

Domestic Releases:

September 22nd, 1995 (Wide) by New Line

International Releases:

December 4th, 2020 (Limited) (Australia)

Video Release:

March 26th, 1997 by New Line Home Video, released as Seven

MPAA Rating:

R for grisly afterviews of horrific and bizarre killings, and for strong language

Durasi             : 127 menit

Sutradara       : David Fincher

Pemeran         : Brad Pitt, Morgan Freeman, Gwyneth Paltrow, John C. McGinley

Episode           : -

Sinopsis

Detektif senior William Somerset bertugas di sebuah kota yang tidak aman dan dipenuhi oleh kejahatan. Ia akan pensiun dalam waktu 7 hari dan akan digantikan oleh detektif muda David Mills yang belum lama pindah ke kota bersama istrinya, Tracy Mills. Sikap Somerset yang tenang dan teliti berbading terbalik dengan Mills yang lebih arogan dan kurang teliti—ciri khas anak muda alias rookie. 7 hari menjelang pensiun, Somerset memeriksa kasus penemuan mayat pria gemuk di sebuah rumah kumuh. Mills ikut membantu penyelidikan dan akan mendampingi Somerset hingga masa tugasnya selesai. Kasus kematian lelaki gemuk itu adalah kasus terakhir yang harus ditangani oleh Somerset sebagai detektif senior [Detective Lieutenant]. Si lelaki gemuk diduga terlalu banyak makan, rakus, hingga tubuhnya tidak kuat lagi dan meninggal. Namun, Somerset dan Mills menemukan bahwa tangan dan kaki korban telah diikat. Artinya, orang gemuk itu tewas dibunuh. Ia dipaksa terus makan sampai meninggal dunia. Somerset menyerahkan laporannya kepada kepala polisi yang merupakan temannya dan menyatakan bahwa siapapun pelaku pembunuhan tersebut, adalah orang yang berdedikasi dan Somerset yakin akan ada pembunuhan lainnya oleh pelaku yang sama. Karena menurutnya kasus itu belum selesai, Somerset meminta kepala polisi untuk menunda pensiunnya. Permintaan Somerset tidak bisa diterima oleh kepala polisi dan permintaan tersebut membuat Mills marah besar karena ialah yang seharusnya mengambil alih kasus Somerset yang seharusnya sudah pensiun.

Dugaan Somerset terbukti benar. Kembali terjadi pembunuhan yang memakan korban seorang pengacara/jaksa sukses di dalam kantornya sendiri. Daging korban dipotong secukupnya dan diletakkan di atas timbangan yang menyindir tentang keadilan hukum yang sering dimainkan. Pelaku juga menuliskan kata ‘Greed (Serakah)’ menggunakan darah korban. Karena tidak ditemukan sidik jari, polisi kesulitan melacak si pelaku. Ketika Detektif Somerset kembali memerksa rumah lelaki gemuk yang dipaksa makan hingga tewas, ia menemukan tulisan ‘Gluttony (Rakus)’ di balik kulkas milik korban. Temuan tersebut membuat Sommerset yakin bahwa pembunuhnya adalah satu orang yang melakukan pembunuhan mengikuti 7 Deadly Sins (7 Dosa Pokok), tujuh poin dosa besar yang dilarang keras dalam ajaran Nasrani. Somerset meminta kepala polisi untuk waspada dan bersiap karena dia memastikan akan ada 5 korban lainnya setelah dua korban pertama ditemukan. Ketika menyelidiki kasus pembunuhan pengacara, Somerset dan Mills bertemu dengan seorang reporter yang masuk ke tempat kejadian perkara dan mengambil gambar tanpa izin. Dengan keras Mills mengusirnya sementara Somerset hanya memerhatikan tanpa menunjukkan ekspresi kekesalan karena ia menganggap reporter sudah biasa menyogok anggota kepolisian untuk dapat masuk ke tempat kejadian perkara. Karena kasus itu semakin rumit, kepala polisi meminta Somerset untuk ikut membantu penyelidikan untuk yang terakhir kali. Namun, Somerset menolak karena kasus itu kini berada di tangan Mills. Setelah Mills menempati kantor Somerset, istrinya menelepon dan minta bicara dengan Somerset. Tracy Mills mengundang Somerset untuk makan malam bersama di apartemen yang baru saja ditempati olehnya dan suaminya.

Setelah makan malam, Mills mempelihatkan foto-foto kasus pembunuhan jaksa kepada Somerset yang kini tertarik menjadi pendamping dalam menyelesaikan kasus tersebut. Somerset menyarankan Mills untuk mendatangi istri korban dan menunjukkan foto-foto kejadian pembunuhan agar sang istri bisa mengidentifikasi adanya sesuatu yang janggal dari kantor suaminya. Setelah mengamati foto-foto tempat kejadian perkara, istri jaksa menyatakan bahwa lukisan di kantor suaminya digantung terbalik. Mills dan Somerset segera kembali ke kantor jaksa untuk menyelidiki lukisan itu. Ternyata, si pelaku kembali meninggalkan pesan di balik lukisan dengan meninggalkan tulisan ‘Save Me (Selamatkan Aku)’ dengan dipenuhi bekas sidik jari. Polisi kemudian memeriksa sidik jari tersebut untuk melacak keberadaan tersangka. Setelah hasil pemeriksaan sidik jari diserahkan, polisi langsung menuju ke apartemen tempat tinggal pelaku. Setibanya di lokasi, polisi kembali dikejutkan dengan temuan korban lain yang diikat di kasur selama satu tahun penuh. Korban itu adalah seorang pengedar narkoba dan predator anak. Sekali lagi, ditemukan pesan tulisan ‘Sloth (Malas)’. Itu artinya, pelaku yang sebenarnya telah menggunakan sidik jari korban lainnya untuk menulis pesan di kantor jaksa. Foto-foto korban yang ditinggalkan di kamarnya menunjukkan bahwa korban sudah disekap selama satu tahun penuh—menunjukkan dedikasi dari si pembunuh yang telah merencanakan semua pembunuhan itu dengan matang. Korban ke tiga sebetulnya belum meninggal, tetapi korban sudah tidak bisa lagi merespons rangsangan apapun dan dapat dikatakan sudah mati [as good as dead].

Karena pelaku begitu terobsesi dengan 7 Deadly Sins dan kutipan-kutipan dari literatur klasik, Somerset menduga bahwa pelaku kemungkinan besar rajin ke perpustakaan dan membaca buku-buku yang membahas tentang 7 Deadly Sins. Ia kemudian secara rahasia meminta temannya dari FBI untuk mnyerahkan laporan FBI terkait kebiasaan pengunjung perpustakaan. Tampaknya, FBI senantiasa mengumpulkan data tentang siapa saja orang yang meminjam buku-buku “berbahaya” dari perpustakaan untuk memantau perilaku masyarakatnya. Karena akses terhadap laporan itu sebenarnya ilegal, Somerset hanya memberi tahu Mills dan memintanya untuk merahasiakan pertemuan mereka dengan seorang anggota FBI. Berdasarkan laporan yang mereka terima, ada seorang pengunjung perpustakaan bernama John Doe yang sering membaca buku-buku tentang 7 Deadly Sins dan buku-buku lain tentang ilmu forensik dan pembunuhan. Somerset dan Mills menduga bahwa John Doe adalah pelaku pembunuhan yang sebenarnya. Mereka berdua lantas melacak alamat John Doe untuk menyelidiki lebih lanjut. Namun, John Doe mengetahui kedatangan Mills dan Somerset lalu segera melarikan diri. Benarkah John Doe adalah pelaku pembunuhan yang sebenarnya? Apakah pelaku benar-benar akan membunuh 4 orang lagi supaya ambisinya melampiaskan beban psikologisnya terpuaskan? Apakah Somerset dan Mills siap menghadapi konsekuensi mengerikan jika mereka terus melakukan investigasi kasus pembunuhan 7 Deadly Sins?

01 Story Logic

Konsep cerita film ini sudah logis sesuai dengan genrenya. Se7en merupakan sebuah film Kriminal, artinya film ini menyajikan berbagai aspek cerita yang berkaitan erat dengan tindak kriminal atau erat hubungannya dengan masalah hukum. Keterkaitan konsep cerita dengan pola genre Kriminal dalam film ini bisa dilihat dengan jelas dari tokoh utamanya yang merupakan dua orang detektif yang memang sedang melacak seorang kriminal. Meski demikian, genre Kriminal berbeda dengan genre Aksi sehingga kisah Kriminal tidak selalu harus menampilkan adegan-adegan Aksi. Se7en tidak menampilkan adegan kejar-kejaran, perkelahian, dan tembak menembak yang spektakuler seperti dalam seri The Expendables—film ini bahkan tidak memiliki adegan kecelakaan yang besar seperti dalam film Harrison Ford, The Fugitive. Hal itu karena Se7en memang bukan sebuah film Aksi dan proses penangkapan kriminal dalam film ini dilakukan oleh detektif yang berfungsi “menyelidiki”, bukan “menyergap”. Keterlibatan detektif dalam melacak kriminal sudah sesuai dengan pola genre Misteri: rajutan cerita dalam film ini dimulai dari sebuah kasus pembunuhan yang misterius [tidak bisa dipecahkan] dan perlahan-lahan tiap adegan yang bergulir akan mengungkapkan jawaban dari Misteri yang dipermasalahkan di awal film. Sebuah kisah Misteri haruslah menyembunyikan kebenaran ceritanya dan membiarkan penonton menduga-duga sampai Misteri itu dipecahkan secara logis setelah poin-poin pentingnya bergulir dengan meaningful—meaningful di sini maksudnya segala upaya yang dilakukan oleh protagonis untuk memecahkan Misteri haruslah benar-benar membawanya semakin dekat pada petunjuk atau pemecahan Misteri atau memiliki fungsi yang signifikan terhadap keseluruhan cerita.

Meskipun Se7en bukan sebuah film Aksi—sehingga pola cerita Kriminal di dalamnya tidak menuntut adanya banyak adegan Aksi, film ini merupakan sebuah karya Kriminal yang juga dipadukan dengan Thriller. Kengerian atau ketegangan dalam kisah Thriller berbeda dengan kengerian dalam Horror yang didasari pada fear of the unknown. Kengerian dalam Thriller sifatnya lebih dapat diantisipasi atau dapat dikatakan wajar. Sebagai contoh, terdapat banyak cuplikan kekerasan di dalam Se7en, cuplikan tersebut adalah atribut genre Thriller yang sudah diantisipasi karena karakter dalam film ini berseteru dengan penjahat psikopat, bukan sosok misterius yang tidak terduga seperti Freddy, Jason, atau buku Noturom Demonto. Se7en tidak hanya logis dari tataran konsep, tetapi secara umum detil ceritanya juga sudah logis. Bagaimana para karakter bereaksi pada sebuah kejadian, secara umum, sudah logis sesuai dengan genrenya. Perilaku Somerset yang lebih kalem, dingin/cool, cerdas/sharp, dan smooth sudah logis ketika dikontraskan dengan perilaku Mills yang cenderung urakan dan kurang rapih. Sikap Somerset sudah logis karena dirinya sudah sangat berpengalaman dalam dunia detektif dan sudah tinggal di kota “kumuh” yang sama selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Mills adalah seorang detektif yang masih muda, lebih sedikit pengalamannya, dan baru saja pindah ke kota “kumuh” setelah sebelumnya tinggal di kota “baik-baik”. Maka, wajar sekali jika Mills berperilaku lebih arogan, apalagi pada mulanya Somerset meminta kepala polisi untuk menunda pensiunnya—yang otomatis menunda “kenaikan jabatan” bagi Mills. Baru saja pindah, Mills sudah dihadapkan dengan keadaan rumah yang tidak menyenangkan [ia ditipu oleh agen perumahan], langsung disuguhi kasus yang sangat menghebohkan, dan ia merasa dinilai tidak kompeten oleh para seniornya. Maka, tidak mengherankan jika Mills senantiasa ingin membuktikan dirinya memiliki kemampuan yang luar biasa.

02 Story Consistency

Alur cerita Se7en sudah konsisten. Permasalahan-permasalahan yang disajikan di awal film sudah dieksplorasi dan diselesaikan dengan baik [terlepas dari bagaimana bagian akhirnya, apakah bahagia atau tidak/memuaskan penonton atau tidak, yang terpenting adalah cerita tersebut sudah diselesaikan dengan baik]. Meskipun film ini menampilkan dua orang detektif dengan peran yang sangat signifikan, penonton tetap dapat dengan mudah mengidentifikasi bahwa Somerset adalah tokoh yang paling utama dalam film ini—bahkan meskipun Mills nantinya berperan sangat penting di bagian akhir cerita. Tidak ada percabangan cerita yang membelokkan fokus utama dalam film ini. Semua eksplorasi detil cerita dalam Se7en berkontribusi secara langsung dalam mendukung jalannya cerita yaitu mengungkapkan siapa pembunuh berantai yang sebenarnya. Kisah-kisah masa lalu atau latar belakang karakter-karakternya hanya disinggung seperlunya karena toh tidak signifikan pada jalannya cerita secara keseluruhan.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam film ini sudah baik karena sudah berhasil memerankan karakter mereka masing-masing sesuai deskripsinya.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

We see a deadly sin on every street corner, in every home, and we tolerate it. We tolerate it because it's common, it's trivial. We tolerate it morning, noon, and night.”—John Doe

05 Cinematography Match

Sinematografi Se7en secara umum sudah baik karena berhasil menangkap nuansa gelap (gloomy) dari narasi dan latar belakangnya. Selain itu, sudut pengambilan gambar dalam film ini diposisikan secara sederhana seperti kamera dalam acara televisi Cops untuk menguatkan nuansa Kriminal dan realistis dari narasinya, bukan mengedepankan seberapa “keren” sebuah frame seperti dalam film-film Aksi.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

When a person is insane, as you clearly are, do you know that you're insane? Maybe you're just sitting around, reading "Guns and Ammo", masturbating in your own feces, do you just stop and go, "wow! It is amazing how fucking crazy I really am!"? Yeah. Do you guys do that?”—Mills

07 Background/Set Match

Latar belakang dalam film ini sudah baik karena berhasil menguatkan nuansa gelap dan keputusasaan yang ditekankan oleh ceritanya. Dalam sebuah Adegan, Tracy Mills bercerita kepada Somerset tentang tempat tinggalnya yang lama dan betapa ia tidak menyukai tempat tinggalnya yang baru. Kilasan atau rekaman tempat tinggal Tracy yang sebelumnya sama sekali tidak diperlihatkan sehingga penonton tidak memiliki gambaran sebagai perbandingan antara kota dalam film Se7en dengan kota lainnya. Bahkan tanpa adanya pembanding, penonton dapat memahami perasaan tertekan Tracy dan Somerset sendiri merasa sudah lelah tinggal di kota tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang dalam Se7en tidak hanya sudah baik dalam artian sesuai dengan tuntutan ceritanya, tetapi juga efektif dan efisien dalam menjalankan cerita karena tidak memerlukan adanya pembanding untuk mengetahui seberapa “mengenaskannya” kota tersebut.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual [termasuk pencahayaan dan format presentasi] film ini sudah baik. Meskipun sutradara David Fincher sangat membenci film ynag ia sutradarai sebelumnya yakni Alien 3, film itu dipuji dalam hal efek visualnya. Walau Alien 3 dinilai sebagai pengalaman yang buruk bagi David Fincher, tetapi pengalamannya dalam film yang mengedepankan efek visual itu tentu saja membuatnya mengerti, atau setidaknya lebih berpengalaman, tentang seluk beluk efek visual dalam pembuatan film.

09 Audience Approval

Ketika pertama kali dirilis pada tahun 1995, Se7en mendapatkan tanggapan yang mayoritas positif dari kalangan penonton umum.

I remember getting up one morning and going to work. Just another day like any other, except it was the first day after I knew about … pregnancy. And I felt this fear for the first time ever. I remember thinking: "how can I bring a child into a world like this? How can a person grow up with all this around them?"”—Somerset

10 Intentional Match

Se7en sudah berhasil memenuhi visi penciptanya dengan baik dari segi artistik maupun dari segi finansial. Penulis naskan Se7en, Andrew Kevin Walker, tidak menikmati masa-masanya tinggal di New York dan mengaku dapat dengan mudah melihat orang-orang di sepanjang jalan melakukan setidaknya satu dari 7 Deadly Sins. Sang penulis menyatakan dalam majalah Cinefantastique, “I didn't like my time in New York, but it's true that if I hadn't lived there I probably wouldn't have written Seven (Saya tidak menyukai masa-masa tinggal di New York, tetapi kalau saya tidak tinggal di sana waktu itu, saya mungkin tidak akan menulis naskah Seven.” Salah satu hal yang membuat sutradara David Fincher tertarik menyutradarai film ini dan aktor Brad Pitt bersedia berperan di dalamnya adalah [Spoiler] adegan akhir yang tidak bahagia [not a happy ending]. Pihak studio ingin agar adegan akhir [Spoiler] kepala di dalam kardus dimanipulasi atau diganti supaya naskahnya tidak terlalu suram. Setelah enggan menyutradari film apapun setelah kecewa dengan produksi Alien 3, David Fincher justru tertarik kepada naskah Se7en karena film itu menceritakan sebuah misteri yang memperlihatkan sisi gelap manusia dan mengedepankan kekerasan psikologis.

Se7en tidak mengeksplorasi alasan mengapa pelaku berbuat kejahatan, tetapi fokus pada eksplorasi bagaimana dua detektif mengungkap “bagaimana cara” pelaku melakukan kejahatannya. Visi besar yang berhasil dipertahankan oleh pencipta film ini, melawan tekanan dari pihak studio, adalah tetap menggunakan ending yang “tidak bahagia”. Dalam komentar pembuat film [filmmaker commentary] yang ada di dalam paket DVD dan Blu-ray film ini, pencipta Se7en menyatakan bahwa ia yakin kalau penonton kontemporer sudah lebih sophisticated dan tidak melulu menuntut sebuah cerita harus memiliki akhir yang bahagia. Digunakannya ending yang “tidak bahagia” dalam film ini adalah sebuah bukti kemenangan visi artistik dari sutradara David Fincher atas desakan pihak studio yang tentu saja lebih mengutamakan keuntungan finansial. Pada akhirnya, Se7en tetap berhasil memuaskan pihak studio selaku pemberi dana karena Se7en meraih keuntungan besar dan menjadi film tahun 1995 terlaris ke-7.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Ketika pertama kali mengenal forum penggemar film di masa-masa kebangkitan Facebook, saya sering sekali melihat atau mendengar tanggapan orang tentang film Se7en dan betapa bagusnya film tesebut. Namun, saya baru menyaksikan film ini, yang dirilis pada tahun kelahiran saya, pada tahun 2019 saat saya tanpa sengaja menemukan paket film ini di sebuah toko DVD. Saya pun segera menontonnya dengan ekspektasi setinggi langit karena memang film ini memiliki image yang sangat kuat, tanggapan yang positif, dan menampilkan aktor-aktor papan atas. Bahkan dengan ekspektasi setinggi langit, Se7en tetap berhasil menyajikan “lebih” dari apa yang saya harapkan—kebetulan saya sama sekali belum pernah mencari tahu tentang alur cerita film ini dan menontonnya pertama kali dalam keadaan Schemata Kosong alias tidak tahu sedikit pun narasi film Se7en. Hasilnya, saya bisa benar-benar tenggelam ke dalam ceritanya yang menurut saya ditulis dengan sangat pintar. Namun, saya belum rutin menerbitkan review di tahun 2019 dan baru berencana membuat review film ini di tahun 2022. Jadi, untuk pertama kalinya setelah saya menyaksikan Se7en di tahun 2019, saya menonton ulang film ini. Saya masih ingat garis besarnya, tetapi film ini tetap berhasil membuat saya merasa tegang dan berharap bagian akhir film ini bisa berubah—seperti berharap kapal Titanic tidak menabrak gunung es meskipun jelas-jelas kapal itu akan menabrak. Padahal umumnya film yang menyajikan misteri semacam in tidak akan memberikan excitement yang mendekati apalagi setara dengan excitement ketika pertama kali menyaksikannya.

Bukannya merasa bosan, saya justru menemukan hal-hal baru yang sebelumnya saya lewatkan ketika pertama kali menonton dan saya semakin yakin dengan maksud dari adegan akhir film ini: apakah adegan tersebut sungguh-sungguh terjadi. Dialog film ini memang terdengar cukup aneh dalam bagian awalnya, tetapi menjadi semakin baik seiring bergulirnya cerita dan dbawakan dengan sangat baik oleh Morgan Freeman dan Brad Pitt. Aktor Kevin Spacey pun berperan dengan sangat baik dalam film ini—tidak heran perannya dipuji oleh banyak kritikus film. Se7en adalah sebuah film Kriminal yang penuh Misteri dan menyajikan nuansa mencekam yang realistis; mengkritik realita sosial masyarakata perkotaan post-modern lewat kejahatan yang ditingkatkan sampai level ekstrem. There is no doubt that Se7en is a smart, dark, exciting, and thought-provoking film performed by incredible talents, presented in a grim yet perfectly balanced nuance.

02 Awards

Berdasarkan laporan IMDb, film ini memenangkan 29 penghargaan dan 43 nominasi. Se7en dinominasikan dalam kategori Best Film Editing Oscar 1996, dan Original Screenplay-nya juga dinominasikan sebagai yang terbaik dalam BAFTA 1996.

Wanting people to listen, you can't just tap them on the shoulder anymore. You have to hit them with a sledgehammer, and then you'll notice you've got their strict attention.”—John Doe

03 Financial

Dengan dana pembuatan sebesar $33 juta, Se7en berhasil menjual tiket bioskop sebesar $328 juta. Angka penjualan tiket tersebut jelas menunjukkan kesuksesan secara finansial yang berhasil dicapai oleh film ini. Selain sukses di bioskop, penjualan DVD film ini juga tergolong sukses dengan angka lebih dari $20 juta sampai tahun 2010 saja.

Se7en (1995) Theatrical Performance

Domestic Box Office

$100,125,643

Details

International Box Office

$228,000,000

Details

Worldwide Box Office

$328,125,643

Further financial details...

DVD Sales:

Date

Rank

Units
this
Week

% Change

Total
Units

Spending
this
Week

Total
Spending

Weeks
in
Release

Jul 5, 2009

18

52,046

 

52,046

$285,733

$285,733

641

Jul 26, 2009

20

40,926

 

92,972

$321,707

$607,440

644

Aug 2, 2009

23

41,864

+2%

134,836

$317,049

$924,489

645

Aug 9, 2009

17

57,501

+37%

192,337

$442,183

$1,366,672

646

Aug 16, 2009

19

40,946

-29%

233,283

$312,488

$1,679,160

647

Oct 25, 2009

29

33,907

 

437,688

$232,290

$3,126,304

657

Nov 8, 2009

28

44,660

 

495,636

$352,707

$3,566,764

659

Jan 17, 2010

27

47,596

 

680,279

$613,222

$5,708,813

669

Feb 28, 2010

29

47,235

 

780,973

$368,117

$6,686,194

675

04 Critics

Se7en mendapatkan tanggapan yang positif dari kalangan kritikus film profesional.

You gotta be a... a hero. You want to be a champion. Well, let me tell you. People don't want a champion. They want to eat cheeseburgers, play the lotto and watch television.”—Somerset

05 Longevity

Film ini masih tetap populer bahkan setelah berusia lebih dari 10 tahun. Salah satu faktornya adalah tokoh kunci dalam film ini yang memiliki track record baik hingga kurun waktu di atas 10 tahun sejak Se7en dirilis: Morgan Freeman, Brad Pitt, dan sutradara David Fincher memiliki image yang sangat kuat bahkan setelah Se7en berusia lebih dari 10 tahun sehingga katalog film mereka akan sering diperbincangkan. Tanggapan penonton generasi baru pun secara umum masih tetap positif seperti tanggapan penonton ketika film ini pertama kali dirilis pada tahun 1995.

Final Score

Skor Asli                     : 10

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 10/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Seven

Rilis                 : 2010

Format             : Blu-ray Disc [||]

Kode Warna    : -

Upscaling        : Support Player-HDMI Upscaling [YES||NO] [1080/60/50/24p]

Fitur                : Exclusive audio commentaries

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

iTunes:

iTunesiTunes

Google Play:

Google Play

Vudu:

Vudu

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©1995/New Line Cinema/Seven or Se7en/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.