Bagaimana Jika Aktor Sakit? Apakah Syuting Ditunda? [What if an actor is injured during filming?]

 

[C]Warner Bros./Friends/All rights reserved.

Oleh

Rangga Adhyatama

Bagaimana jika pemain film sakit dalam proses pembuatan film? Apakah syuting akan ditunda?

Setiap kali kita melakukan aktivitas, tentunya kita pernah mengalami hal-hal yang tidak terduga sampai aktivitas itu harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Jika di dalam kegiatan sehari-hari saja hal seperti ini bisa terjadi, tentunya di dalam proses pembuatan film juga bisa terjadi. Saya pernah berpartisipasi dalam produksi drama dan pengisian suara. Selama beberapa kali menjalani project, saya melihat dan bahkan mengalami sendiri berbagai halangan yang mengganggu jadwal yang sudah dibuat sejak awal di dalam matriks produksi. Ketika memproduksi drama, pemimpin produksi sempat diganti, istri pelatih [coach] sakit sehingga aktor harus berlatih sendiri—ketika rekaman dubbing film, saya pernah ketiduran karena kelelahan mengurus seminar sehingga tidak datang ke studio. Bagaimana dengan film Hollywood yang skalanya lebih besar? Bagaimana jika ada aktor penting yang sakit selama proses pengambilan gambar? Apakah rekaman akan dihentikan sementara?

Karena pengalaman saya di dunia film baru sebatas pengisi suara, saya akan menjawab berdasarkan dokumenter The Making of Indiana Jones and The Temple of Doom. Dokumenter ini dirilis di Indonesia secara resmi pada tahun 2004 di dalam VCD Box-Set The Adventures Indiana Jones The Complete VCD Collection.

Dalam proses pembuatan film pada umumnya, adegan yang direkam sebenarnya tidak harus urut sesuai dengan urutan naskah. Perlu diingat, film bukanlah pementasan drama yang harus ditampilkan secara live sehingga harus runtut dipentaskan. Bisa saja adegan terakhir sebuah film justru direkam lebih dulu, atau adegan tengah lebih dulu. Nanti di saat proses editing, rekamannya akan disusun kembali oleh editor agar rapih. Proses editing ini sangat penting dan berpotensi mengubah susunan naskahnya. Maka, tidak jarang sutradara ikut melakukan proses editing. Menurut sutradara James Cameron, sebuah film ditulis sebanyak tiga kali: saat di dalam naskah asli, saat proses rekaman [adanya ubahan atau improvisasi], dan saat editing [ada adegan yang dihilangkan, dipersingkat, atau diubah susunannya]. Dalam pembuatan film Titanic, misalnya, adegan Jack dan Rose yang direkam paling awal bukanlah saat mereka pertama kali bertemu, melainkan justru adegan saat Rose digambar oleh Jack—padahal ini adalah adegan tengah setelah Jack dan Rose berkenalan dan menjadi akrab.

leonardodicaprio.com

Dalam film Indiana Jones and the Temple of Doom, aktor utama Harrison Ford harus menjalani operasi enzim karena punggungnya terkilir. Padahal, mereka sedang dalam tahap merekam adegan perkelahian di atas alat pemecah batu. Untuk menyiasati hal ini, proses pengambilan gambar tetap dijalankan dengan merekam pemeran pengganti [stunt] Vic Armstrong selama 3 minggu untuk adegan yang tidak menampilkan wajahnya atau dari jarak jauh.

Setelah Harrison Ford sembuh, barulah direkam adegan close-up yang menunjukkan wajah sang aktor. Adegan-adegan yang terpisah ini kemudian disatukan selama proses editing.

Sebagai gambaran: [screenshot diambil dari dokumenter]

[atas: adegan jarak jauh seperti ini direkam lebih dulu selama aktor Harrison Ford menjalani operasi. Dalam adegan-adegan jarak jauh atau adegan dari belakang yang samacam ini, wajah sang aktor tidak perlu ditampilkan, tapi hanya kelihatan dari jarak jauh]

[Adegan jarak jauh direkam sebelum Harrison Ford sembuh]
[Close-up direkam setelah Harrison Ford sembuh]

[atas: menyambung adegan sebelumnya, adegan yang menampilkan wajah Indiana Jones ini direkam belakangan setelah aktornya sembuh]

Membuat film, terutama film-film besar Hollywood, tidaklah murah. Setiap waktu yang terbuang sama saja membakar uang. Sebisa mungkin produksi jangan sampai berhenti melampaui rencana. Pihak eksekutif studio akan rutin melakukan pengecekan dan menuntut laporan dari sutradara. Bahkan dalam kasus Harrison Ford dan Indiana Jones, sutradara Steven Spielberg harus “melapor” dahulu ke produser eksekutif sekaligus pendiri studio LucasFilm, George Lucas, dengan menanyakan apa yang sebaiknya dilakukan. Hal ini karena ada banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan jika sampai rekaman dihentikan—meskipun sutradara Spielberg dan George Lucas sebenarnya adalah teman dekat.

[C]1948/Warner, MGM/Easter Parade/All rights reserved.

Dalam contoh film Indiana Jones, meskipun Harrison Ford punya waktu untuk operasi, dia harus sesegera mungkin kembali untuk rekaman, jadi proses penyembuhannya harus dipercepat. Selain Harrison Ford, ada contoh lain aktris Ann Miller dalam film Easter Parade. Di dalam sebuah adegan, ia harus menari dengan penuh semangat. Padahal, ia belum lama tertimpa musibah dan ia mengaku kalau ia merasa sakit yang luar biasa selama melakukan tarian itu. Tapi, tarian itu tetap dia lakukan. Musibahnya adalah Ann Miller yang sedang hamil besar [trimester terakhir] bertengkar dengan suaminya dan “dijatuhkan” dari tangga oleh suaminya sendiri sehingga akhirnya terpaksa melahirkan lebih awal. Bayinya meninggal setelah berusia 3 jam. Karena peristiwa itu, fisik Ann Miller belum bisa benar-benar pulih selama proses rekaman film Easter Parade.

During her marriage to Reese Llewellyn Milner, while pregnant with daughter Mary in her last trimester, she was thrown down the stairs by Milner and went into early labor. Her baby Mary lived only three hours on November 12, 1946. [Sumber]

[C]1948/Warner, MGM/Easter Parade/All rights reserved.

[atas-bawah: di dalam DVD Easter Parade, Ann Miller diwawancarai dan mengatakan bahwa tarian yang penuh kebahagiaan itu dilakukan dengan menahan rasa sakit yang luar biasa]