©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
Review Film Nikah Yuk! (2020) Tuntutan Orangtua Supaya Anaknya Cepat Kawin
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Komedi
Romantis
Rilis : 6 Februari 2020
Episode : -
Sinopsis
Arya adalah seorang pemuda glamor anak pengusaha kaya raya. Meskipun ia punya banyak warisan dan akan menjadi penerus perusahaan besar milik ayahnya, ia ingin berjuang dari hasil keringatnya sendiri. Maka, ia memilih untuk belajar fotografi dan menjadi fotografer profesional. Arya pun berhasil menjadi fotografer yang sukses hingga bisa menyelenggarakan pameran. Salah satu objek foto yang paling ia sukai adalah kekasihnya, Neyna. Kedua orangtua Arya tidak ingin nasib anaknya seperti mereka yakni nikah tua dan orang mengira mereka sebagai kakek dan nenek Arya. Mereka pun mendesak Arya supaya cepat-cepat menikah. Meskipun ia sudah lama berpacaran dengan Neyna, hubungan mereka terlalu kaku dan kurag harmonis. Neyna seperti hanya mempermainkan perasaan Arya saja dan tidak betul-betul mencintainya.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
Di
acara pameran foto Arya, pemuda itu bertemu dengan Lia dan sahabatnya. Sahabat lia menghujat karya foto yang
dipajang mentereng di dinding pameran, tetapi Lia memintanya untuk jangan asal
bicara dan menghargai karya orang lain. Mereka berdua tidak tahu bahwa foto itu
adalah hasil jepretan kamera Arya yang sedang berdiri di hadapan mereka. Namun
Arya tidak mempermasalahkan hujatan tersebut dan justru tertarik pada Lia dan
mengajaknya berkenalan. Sebelum perkenalan mereka semakin akrab, Neyna datang
dan mengajak Arya segera pergi meninggalkan Lia dan sahabatnya. Lia adalah
seorang ilustrator yang bermimpi menjadi komikus yang terkenal seperti Aoyama
Gosho, idolanya sang pencipta serial Detektif Conan. Namun karena belum berhasil,
Lia hanya menyediakan jasa membuat ilustrasi pesanan pelanggan saja.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
Suatu
ketika, Arya dan Lia sama-sama mendapat panggilan proyek foto pra-nikah dari
klien yang sama. Klien meminta Arya mengambil foto pra-nikah sementara Lia
membuat sketsa ilustrasi pra-nikah semenarik mungkin di sebuah SD tempat kedua
klien pertama kali bertemu. Di sela-sela proses pengambilan gambar, kedua klien
mereka terus-terusan memuji betapa serasinya Arya dan Lia serta menyamakan
kecocokan mereka dengan si klien sendiri. Pujian itu membuat Arya dan Lia malu
sekaligus bingung karena mereka bukan pasangan kekasih dan baru sekali itu
bekerja bersama dalam satu proyek. Setelah sesi foto dan ilustrasi selesai,
Arya mengungkapkan bahwa gedung SD itu adalah tempatnya bersekolah dulu. Lia
pun mengungkapkan bahwa ia juga dulu bersekolah di SD tersebut. Ternyata,
mereka dulu adalah teman satu kelas.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
Setelah
proyek klien di SD, Lia dan Arya menjadi semakin dekat. Arya akhirnya
mengakhiri hubungan asmaranya dengan Neyna yang enggan diajak menikah karena
menurut Neyna menikah itu sama saja dengan bisnis: harus saling menguntungkan.
Sementara, ibu Arya sudah sakit-sakitan dan satu-satunya harapan terakhirnya
adalah melihat Arya menikah dengan gadis yang dicintainya. Akhirnya, karena
merasa nyaman dengan Lia, Arya meminta gadis itu untuk menikahinya. Tetapi Lia
belum mau menikah karena ia belum bisa mengejar mimpinya. Karena khawatir
dengan kondisi ibunya yang memburuk, Arya akhirnya menawarkan perjanjian nikah
kepada Lia: Arya akan membantu mewujudkan mimpi Lia asalkan Lia mau menikahinya
dan belajar mencintai Arya. Mereka berdua pun akhirnya menikah. Namun setelah
menikah, berbagai keanehan mulai timbul. Neyna datang kembali ke kehidupan Arya
dengan membawakan sebuah informasi rahasia yang mengungkap intrik alias
permainan sandiwara di balik pernikahan Arya dengan Lia. Arya pun menyelidiki
kebenaran informasi tersebut dan dipaksa untuk menentukan pilihan yang akan
mengubah hidupnnya dan mengungkap siapa Lia sebenarnya.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Nikah
Yuk! Bukanlah sebuah Drama—Romantis sekelas Sense
and Sensibility, Ayat-Ayat Cinta,
atau bahkan Heart. Film ini adalah
sebuah Komedi Romantis, sehingga ada hal-hal tidak masuk akal dan konyol yang
masih diizinkan dan lolos seleksi masuk genre Komedi Romantis. Jadi, penonton
tidak bisa mengharapkan alur cerita yang realistis dan sarat makna dari film
ini karena Komedi Romantis memang merupakan sebuah antitesis dari
Drama—Romantis yang serius dan seringkali menyuguhkan cerita yang berat dan
pahit karena realistis. Meskipun demikian, tetap ada batasan-batasan ketidakmasukakalan
yang tidak boleh dilampaui oleh sebuah Komedi Romantis terutama dari segi detil
cerita dan respons karakternya terhadap sebuah situasi kunci di dalam cerita.
Sayangnya, alur cerita Nikah Yuk! melampaui batas-batas tersebut sehingga
ceritanya menjadi tidak logis bahkan di bawah naungan genre Komedi Romantis
sekalipun. Pertama, ada terlalu banyak kebetulan yang tidak dirajut membentuk
sebuah narasi yang masuk akal. Basis cerita film ini dibangun dengan sebuah
lagu lama/usang tentang seorang lelaki sempurna yang melankolis yang jatuh
cinta kepada seorang gadis biasa. Basis ceritanya saja sudah merupakan sebuah
kebetulan yang jarang terjadi sungguhan di dunia nyata—namun diizinkan dalam
sebuah Komedi Romantis. Masalahnya, kebetulan itu mengarah ke
kebetulan-kebetulan lainnya yang terlalu mengada-ada.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
Kebetulan
dalam kehidupan Arya adalah bagian penting dari segi cerita yang tidak akan
dibahas karena akan menjadi Spoiler, jadi kita bahas kebetulan dalam hidup Lia.
Hidup Lia seolah sedang runtuh—tiba-tiba seorang pria kaya raya datang
menyelamatkan. Di saat Arya datang, kebetulan sekali hidup Lia sedang mengalami
kemajuan karena komiknya mulai diakui tanpa bantuan dari Arya. Penggambaran
hidup Lia yang serba kesusahan juga tidak masuk akal—nanti akan berkaitan erat
dengan poin Kostum dan Background Lokasi. Misalnya, interior rumah Lia sama
sekali tidak menunjukkan adanya kekurangan yang membuat penonton prihatin. Ibu
Lia juga seperti terpaksa menjadi penjual kue, tetapi tampilan fisik dan cara
berpakaiannya sama sekali tidak menunjukkan sosok seorang penjual kue. Oke,
memang ada banyak penjual kue yang cantik, tetapi ibu Lia ini sudah tidak masuk
akal karena saat sedang membuat kue di dalam rumah ia berpakaian glamor seperti
hendak ke kondangan. Oke-oke saja kalau ia berdandan saat menjual kuenya di
toko, tapi buat apa tampail cantik maksimal saat membuat adonan kue? Ada banyak detil cerita lainnya yang termasuk
cara karakter menanggapi sebuah situasi yang tidak masuk akal. Salah satunya
adalah bagaimana Arya menyikapi Neyna yang semaunya sendiri dan sering bermain
dengan laki-laki lain. Aneh jika Arya tidak tahu tentang fakta itu sementara
Neyna adalah seorang aktris dan disebut bahwa kelakuan buruknya itu sudah
menjadi “rahasia umum”.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini tidak konsisten. Ada terlalu banyak titik permasalahn yang
ingin disajikan kepada penonton antara lain 1) Polemik nikah telat di keluarga
Arya, 2) Polemik mencari pendamping hidup yang dialami Arya dan permasalahannya
dengan Neyna, 3) Percintaan Arya dengan Lia, 4) Polemik idealisme Arya yang
ngotot ingin sukses sendiri tanpa sokongan orangtuanya yang maha kaya, dan 5)
Polemik idealisme Lia yang sama-sama kutnya dengan idealisme Arya. Kelima poin
ini berusaha dijejalkan dalam sebuah Komedi Romantis yang mestinya ringan dan straightforward. Alhasil, alur ceritanya
menjadi tidak jelas mau fokus pada poin yang mana. Dalam Komedi Romantis
populer When Harry Met Sally,
hubungan kedua tokoh utama dengan orangtua dan sahabat mereka tidak dijadikan
sebagai poin penting karena poin penting ceritanya adalah bagaimana interaksi
kedua tokoh utama ini setiap kali bertemu setelah berselang beberapa tahun.
Komedi Romantis lain yang alur ceritanya lebih mendekati Nikah Yuk! Yakni Prince and Me, juga fokus pada perubahan
sifat kedua tokoh utamanya terutama sosok Pangeran untuk bisa mencintai gadis
pujaan hatinya. Tidak ada polemik keluarga yang dijadikan poin penting dalam Prince and Me sehingga alur ceritanya
konsisten benar-benar fokus pada perkembangan karakter kedua tokoh utamanya.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
Konsep
cerita Nikah Yuk! Akan lebih cocok jika dijadikan sebuah serial lima sampai dua
belas episode yang bisa menuntaskan semua poin permasalahan secara perlahan dan
bergantian. Karena semua-muanya dijejalkan dalam satu film, maka ceritanya
bukan hanya tidak masuk akal tapi juga tidak konsisten. Bahkan porsi polemik
dua insan yang menikah di atas perjanjian—yang mestinya menjadi titik berat
film ini—malah hanya dieksplorasi secuil sehingga tidak dapat menyampaikan
maksud keseluruhan ceritanya dengan baik: judulnya Nikah Yuk! yang
mengindikasikan narasi percintaan yang meliputi masalah sebelum dan/atau selama
menikah, namun yang dieksplorasi justru polemik krisis pencarian jati diri
masing-masing karakter dan masalah mereka dengan orang tua, karier, dan teman
masing-masing. Proses persatuan Lia dan Arya pun, alhasil, tidak dibangun
dengan baik sehingga 1) tidak masuk akal, dan 2) tidak konsisten.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan pemain secara keseluruhan. Masing-masing pemain
mampu menghidupkan karakter mereka dengan baik. Kekakuan Arya mampu dipadukan
dengan kontras keluwesan Lia untuk mendukung poin narasi seberapa berbedanya
kedua karakter ini.
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
06 Costume Design
Secara
umum, pemilihan kostum dalam film ini sudah baik. Meskipun demikian, ada
beberapa detil yang kurang baik. Salah satu yang paling mencolok adalah kostum
ibu Lia yang terlalu glamor untuk seorang penjual kue. Seperti sudah dibahas
sebelumnya di poin Logika Cerita, seharusnya seorang pedagang yang sedang
meracik dagangannya berpakaian dapur yang lengkap dengan beberapa bahan yang
tumpah di celemek. Namun ibu Lia malah berdandan modis saat meracik kue
dagangannya. Kostum yang dipakai dalam acara pemotretan pra-nikah di SD juga,
meskipun mendukung poin Komedi di filmnya, akan menegasi logika respons tokoh
utamanya karena proyek fotografi itu terkesan mencurigakan. Mungkin tidak
masalah untuk sebuah film Komedi murni, tetapi sikap mencurgakan tokoh-tokoh
pendukung dalam film ini ternyata krusial dalam pengungkapan misteri besar
menjelang akhir film sehingga aksi pemeran pendukung yang mencurigakan
[termasuk dalam memilih kostum] rasanya aneh jika tidak diduga oleh Arya dan
Lia sebagai sebuah [Spoiler]
sandiwara belaka.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang, kecuali detil seperti interior
rumah Lia yang tidak menggambarkan keluarga yang sedang kesulitan finansial dan
kondisi kantor Arya yang terlalu berlebihan untuk sebuah perusahaan yang baru
dirintis dan ditata untuk terlihat indah secara estetika bukannya mengedepankan
fungsi. Mobil yang dikendaai Arya juga tidak mencerminkan seorang pemuda yang
“sadar diri” dan ingin berjuang dari bawah—sama dengan motor Lia yang, meskipun
dibuat kesannya seolah-olah motor kalangan umum, namun sama sekali tidak umum
dijumpai di jalanan sehingga memberikan jarak antara penonton dengan tokohnya.
Jarak semacam ini mempersulit penonton untuk “care” kepada tokoh utamanya.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
08 Special and/or Practical Effects
Tidak
ada keluhan dalam penggunaan efek komputer. Nikah Yuk! adalah salah satu film
Indonesia dengan presentasi gambar terbaik yang dirilis sampai 2021 sejauh yang
diamati dalam Arsip Skywalker Hunter—meskipun sejauh ini Arsip Skywalker Hunter
masih kekurangan input film-film Indonesia. Aspek presentasi gambar film ini
sudah bisa disandingkan dengan film-film populer Thailand seperti Hello Stranger dan Friendzone.
09 Audience Approval
Cukup
sulit menentukan bagaimana tanggapan umum penonton karena kian kemari, euforia
publik akan sebuah film Indonesia tidak bisa lagi terfokus seperti di kala Ada Apa Dengan Cinta, Heart, Laskar Pelangi, dan Ayat-Ayat
Cinta. Sehingga, penulis cukup kesulitan mengamati tanggapan publik secara
umum. Meski demikian, film ini mendapat tanggapan positif dilihat dari
pengambilan suara user Google dan mayoritas masih memberikan tanggapan positif
meskipun cenderung beragam. Namun perlu diketahui betul bahwa tanggapan
penonton yang dikalkulasikan dalam situs-situs ini tidak sepenuhnya
representatif.
10 Intentional Match
Film
ini memiliki konsep yang menarik dan potensi besar dari segi jajaran pemain dan
skala produksinya yang mencakup kualitas presentasi gambar film ini. Nikah Yuk!
berusaha menceritakan dinamika kisruh yang dialami pasangan muda sebelum
mengambil langkah ke depan yakni ke jenjang pernikahan. Film ini ingin
“menggurui” penonton tentang alasan-alasan yang membuat pasangan belum mau
menikah lewat berbagai kata mutiara yang dipaksakan dalam beberapa dialog.
Namun karena dipaksakan, kata-kata itu seperti tidak nyambung dengan
keseluruhan nuansa adegan yang sedang berlangsung dan seperti kata-kata yang
ditambahkan sebagai tambal-sulam sehingga out-of-place.
Keinginan membahas dinamika pernikahan juga tidak tersampaikan karena ada
terlalu banyak poin yang ingin disampaikan. Alhasil, film ini mengalami
penyakit yang sama dengan film 7 Misi
Rahasia Sophie yang ingin menunjukkan dinamika sosial media kepada
penonton: tujuan utama film ini tidak tersampaikan dan hanya bingkai atau
kulitnya saja yang disajikan, namun dipoles dan dihias sedemikian rupa hingga
“seolah-olah” sarat isi/makna tetapi sebetulnya tidak memiliki arti—pesan dalam
film yang di-frame sebagai narasi
yang meaningful tetapi sebetulnya meaningless. Dengan demikian, Nikah Yuk!
belum berhasil menyajikan apa yang dia janjikan kepada penonton. Bahkan porsi
Komedi Romatis dalam film ini juga kurang kentara karena ditutupi oleh porsi
Komedi murni yang terlalu mengada-ada.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Saya
sebetulnya tidak terlalu mengikuti rilisan film-film Indonesia. Dulu cukup
sering karena selain informasi soal film masih bersumber pada satu sumber utama
yakni pemberitaan televisi, saya masih bergabung dengan grup kolektor film yang
tentunya membahas film Indonesia dan masih berlangganan majalah Cinemags yang
di dalamnya menyediakan ruang khusus pembahasan film-film Indonesia. Namun
kini, ada banyak sekali pilihan film dan sumber informasi film. Jadi,
persaingan film Indonesia untuk dilirik penonton menjadi semakin ketat tidak
hanya dari penonton bioskop tapi juga dari penonton streaming. Film-film Indonesia yang terakhir kali saya tonton
dengan serius membeku di masa lalu yakni di tahun 2015. Setelah itu, saya tidak
lagi aktif mencari film-film Indonesia terbaru. Saya mencoba menonton Dilan 1990 karena film ini menjanjikan
konsep percintaan remaja era 90-an, namun baru beberapa menit pertama saja saya
sudah kehilangan grip karena film itu
sama sekali tidak memberikan nuansa 90-an buat saya dari segi tampilannya.
Kekecewaan saya itu adalah salah satu alasan saya menulis novel Terbit Tenggelam. Saya kemudian menonton
Terlalu Tampan dan lagi-lagi kecewa.
Ada peningkatan yang jelas dari segi kualitas gambar [presentasi video] dari
film-film 2015 ke bawah dan 2020 ke atas. Nikah Yuk! cukup mengejutkan saya
karena presentasi visual film ini sangatlah baik. Namun sayang sekali
peningkatan signifikan dari segi presentasi gambar ini tidak dibarengi dengan peningkatan
kualitas cerita. Nikah Yuk! Memiliki banyak sekali keunggulan dalam segi
teknis, tetapi memiliki cacat yang sangat fatal yakni dalam dua penilaian
puncak standar Skywalker: Logika dan Konsistensi Cerita. Kekurangan besar ini
membuat segala keunggulan teknis Nikah Yuk! terkesan sia-sia. Maka dengan berat
hati saya mengurangi satu poin dari film ini. Meski demikian, saya dengan tegas
memuji presentasi film ini dan saya juga menyukai Yuki Kato—cantik sejak dulu.
02 Awards
Sampai
artikel ini dirilis, tidak ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.
03 Financial
Sampai
artikel ini dirilis, belum ada data yang gamblang dan dapat diverifikasi
mengenai besaran biaya vs besaran hasil penjualan tiket. Apalagi, film ini juga
dirilis secara streaming dan sudah
tidak menggunakan skema DVD lagi sehingga semakin sulit dilacak berapa
keuntungan yang didapat dari hitungan per keping DVD yang dijual. Meskipun era
telah beralih ke streaming, saya
sangat menyayangkan berhentinya penjualan DVD official untuk film-film
Indonesia karena pangsa pasar DVD sebetulnya belum hilang melainkan bergeser
eksklusif ke kolektor. Penjualan DVD juga semestinya bisa dimanfaatkan oleh
distributor untuk menyertakan fitur komentar pembuat film, dokumenter, deleted scenes, dan lain sebagainya agar
penonton dan kritikus lebih paham dengan keseluruhan filmnya dan tidak salah
paham menilai kualitas filmnya.
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights Reserved. |
04 Critics
Mayoritas
kritikus memberikan tanggapan yang negatif. Pujian diberikan untuk presentasi
video dan sinematografi, tapi mayoritas sepakat bahwa film ini memiliki
kekurangan dari segi cerita.
05 Longevity
[Pending—karya
masih berusia di bawah 10 tahun]
Final Score
Skor
Asli : 7
Skor
Tambahan : -1
Skor
Akhir : 6/10
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
©2020/Lens Cinema/Nikah Yuk!/All Rights
Reserved.