(C) Warner Bros./FRIENDS/P.T. Vision Interprima Pictures DVD and VCD/all rights reserved. |
Apakah
pantas seseorang memberikan spoiler tentang sebuah film?
oleh Rangga
Adhyatama berdasarkan pertanyaan Quora
Pertama, apa itu
Spoiler Film? Istilah Spoiler
diambil dari kata kerja [verb] bahasa
Inggris ‘Spoil’ yang artinya menurut Cambridge
Advanced Learner’s Dictionary edisi 2008 adalah “to destroy or reduce the pleasure, interest or beauty of something—merusak
atau mengurangi kenikmatan, minat, atau keindahan dari sesuatu”. Dari kata kerja
ini, muncullah kata benda [noun]
Spoiler yang artinya “a newspaper
article, television programme, etc. that is produced just before or at the same
time as another similar one in order to take attention away from it—sebuah artikel
berita, acara televisi, dll yang dibuat sesaat sebelum atau secara bersamaan
dengan sebuah karya yang serupa dengan tujuan untuk mencuri perhatian dari-nya”.
Maka, Spoiler bisa jadi sebuah karya atau seseorang yang dengan sengaja ataupun
tidak sengaja merusak kenikmatan sensasi mengkonsumsi sebuah karya dengan cara
membocorkan informasi penting yang memang berpotensi merusak pengalaman
mengkonsumsi sebuah karya secara langsung dan perdana. Spoiler bisa membocorkan
kejutan-kejutan yang ada dalam komik, novel, film, dan karya-karya lain yang
mengandung kejutan atau bergantung pada rasa penasaran penikmat karya tersebut
untuk dapat memberikan sebuah sensasi atau pengalaman yang unik. Apabila
kejutan-kejutan itu dibocorkan, maka akan mengubah sensasi menikmati karya itu
secara signifikan.
(C)2003/ Disney/LIZZIE McGUIRE THE MOVIE/P.T. Vision Interprima Pictures DVD and VCD/all rights reserved. |
Contoh tindakan
Spoiler yang ekstrem dan memiliki dampak luas secara internasional adalah kasus
Spoiler novel Harry Potter. Pada
tahun 2005, seorang pemuda bernama Aaron Lambert berhasil mencuri sebuah novel Harry Potter and the Half-Blood Prince
yang belum didistribusikan secara resmi. Pada masa itu, cerita Harry Potter merupakan cerita yang
paling ditunggu-tunggu dan perilisannya bisa menyebabkan antrean penggemar yang
sangat panjang. Maka, kerahasiaan teks Harry
Potter yang belum dirilis sangat dijaga. Aaron berniat menjual teks yang ia
curi kepada awak media, namun ia berhasil ditangkap oleh polisi setelah pihak
awak media melaporkan Aaron. Namun, tentu saja di era internet semua itu sudah
terlambat. Cerita-cerita kunci dalam Harry
Potter yang semestinya mengunci rasa penasaran pembaca kini telah tersebar
luas. [SPOILER] “Snape Kills Dumbledore—Snape
Membunuh Dumbledore” menjadi tajuk terpopuler yang membuat para pembaca novel Harry Potter geram. Pada tahun 2007,
kebocoran juga terjadi pada novel Harry
Potter and the Deathlhy Hallows yang membocorkan bahwa [SPOILER] Harry
adalah Horcrux, Voldemort membunuh Harry, Snape tewas, dan lain sebagainya. Itu
semua adalah bentuk Spoiler yang sengaja dirancang untuk menghancurkan
pengalaman pribadi penikmat sebuah karya. Namun, Spoiler bisa datang dengan
berbagai macam bentuk, skala, dan niat. Bisa jadi seseorang tanpa sengaja
membocorkan sebuah informasi penting tanpa ada niat merusak pengalaman orang
lain. Bisa juga Spoiler berniat merusak pengalaman, namun hanya dalam lingkup
pertemanan saja [tidak mencapai skala internasional dan gerakan besar-besaran
seperti Spoiler Harry Potter].
(C) Unknown, taken from Reddit [https://www.reddit.com/] |
Nah, lantas, “Apakah
pantas seseorang memberikan spoiler tentang sebuah film?”
Tergantung jenis
filmnya.
Sebenarnya, sebuah
film yang benar-benar bagus secara objektif haruslah tetap mampu
memberikan hiburan atau sensasi tertentu yang tidak bisa didapatkan di tempat
lain dan tetap bisa dirasakan bahkan setelah si penonton tahu jalan ceritanya. Hal
ini menjelaskan fenomena "Nonton
Ulang" yang tetap mampu membuat penonton merasa terhibur meskipun
sudah mengetahui seluk beluk ceritanya. Bahkan tidak jarang fenomena Nonton
Ulang yang memberikan sensasi “Seperti saat pertama kali menonton!” Film The
Lord of the Rings, Harry Potter, dan Narnia diangkat dari
novel populer yang sudah diketahui oleh banyak orang jalan ceritanya. Faktanya,
berdasarkan buku The Magical Worlds of The Lord of the Rings, penonton
yang paling banyak memberikan pujian untuk Lord of the Rings justru
penonton yang sudah pernah membaca novelnya. Itu berarti, mereka
sudah tahu jalan ceritanya sehingga tidak peduli spoiler seperti apapun,
film itu masih menyajikan sebuah pengalaman yang hanya bisa dirasakan jika
ditonton langsung. Bagaimana dengan kesuksesan film Titanic? Sejak awal,
semua orang sudah tahu bahwa kapalnya akan tenggelam. Bahkan, di menit-menit
awal sudah diperlihatkan bangkai kapal Titanic dan sebuah animasi komputer yang
menjelaskan bagaimana Titanic tenggelam. Tapi tetap saja orang
berbondong-bondong menontonnya. Jadi, salah satu kunci kesuksesan sebuah film
adalah ketika ia mampu menyajikan sebuah pengalaman yang hanya bisa dirasakan
jika ditonton secara langsung. Flm-film semacam ini punya rewatchability
value yang sangat tinggi sehingga orang tidak bosan-bosan menonton
ulang bahkan membagikan ceritanya kepada orang lain [bahkan lintas generasi—misalnya
seorang ayah yang memperkenalkan tontonan masa kecilnya kepada anak].
(C)1997/2012/20th Century Fox, Paramount, and Lightstorm/Fox Home Videos on Blu-ray/all rights reserved. |
Namun…
Ada film-film tertentu
yang memang mengandalkan ‘spoof’
atau kejutan-kejutan. Jika kejutan ini sudah dibeberkan terlebih dahulu, maka
akan jauh mengubah sensasi menonton filmnya. Misalnya dalam film-film horror,
thriller,
atau kriminal.
"Siapa yang mati selanjutnya?" Ketidaktahuan akan siapa yang akan
mati berikutnya membuat jantung penonton berdebar karena sama sekali tidak
mengantisipasi tokoh mana yang akan tewas. Kalau peonton sudah tahu, kadar
ketegangannya akan jauh berkurang. Misalnya, adegan-adegan kematian yang
mengenaskan dalam franchise Final
Destination. Salah satu nilai jual film ini adalah bagaimana penonton
menyikapi jalan ceritanya dengan sensasi menduga-duga siapa karakter
yang akan tewas berikutnya. Dengan demikian, film semacam ini akan memberikan
sensasi berbeda [less exciting] jika penonton sudah tahu siapa yang mati
berikutnya entah karena mendengarkan Spoiler atau sudah pernah menonton
filmnya. Alhasil, film semacam ini memiliki rewatchability value yang
rendah. Ada juga film yang menjadi "korban" masyarakat seperti Star
Wars. Adegan "I am your father"
sudah terlalu sering dijadikan referensi sampai-sampai adegan itu tidak mengejutkan
lagi. Sensasinya tentu berbeda waktu filmnya pertama dirilis dan orang belum
tahu revelation [pengungkapan
besar] tersebut. Sebagai contoh pengalaman menonton yang sempurna
tanpa Spoiler, saya menonton Star Wars prequels tanpa tahu apa-apa
tentang Star Wars. Saya sama sekali tidak tahu kisah hidup Anakin
Skywalker, Padme, bahkan Darth Vader dan Obi Wan dalam kaitannya dengan Star Wars Original Trilogy. Maka ketika
[SPOILER] Anakin tergoda oleh The Dark
Side of the Force dan menjadi jahat, saya benar-benar merasa sakit hati dan
dikhianati. Perasaan seperti ini tidak akan saya dapatkan jika sebelumnya saya
sudah tahu kalau Anakin adalah Darth Vader. Saya yakin bahwa perasaan seperti
inilah yang dirasakan generasi 70-an ketika revelation
“I am your father” disajikan untuk
pertama kalinya.
(C)2010/Pathe/Fox Searchlight/Fox Home Entertanment on DVD and VCD/all rights reserved. |
Maka sebenarnya jika
kita mau memberi Spoiler, tidaklah apa-apa TAPI pertimbangkan apa tipe
filmnya. Dengan common sense atau akal sehat/logika kita bisa menilai
sendiri, film mana yang "tidak apa-apa jika diberi Spoiler" dan mana
yang tidak. Kita juga bisa memberikan "Semi-Spoiler" [istilah yang saya buat-buat sendiri] yang
artinya kita ceritakan adegan-adegan penting tapi kita "Rahasiakan" adegan yang
sekiranya berpotensi membuat orang terkejut. Misalnya, saya bisa cerita tentang
film 127 Hours—ceritanya tentang seorang petualang bernama Aron Ralston
[bukan Aaron penyebar Spoiler Harry
Potter] yang terjebak selama 127 jam di sebuah tebing. Ralston tidak bisa
pergi ke mana-mana karena tangannya terjepit sebongkah batu. Dia pun berusaha
bertahan hidup sembari menanti pertolongan. Dia terpaksa melakukan hal-hal
ekstrem untuk bertahan hidup, bahkan mencoba meminum urin sendiri. Saya telah memberikan
Spoiler film 127 Hours, tetapi saya
tidak menceritakan sebuah adegan kunci yang bisa memengaruhi pengalaman
penonton: jika Anda ingin tahu maksud saya, Anda harus menonton film itu
sendiri. Namun saya tetap sudah menceritakan garis besar film itu. Bahkan, saya
bisa bilang, "Aron Ralston selamat, tenang saja,"—toh filmnya
didasari kisah nyata yang ditulis oleh Aron sendiri dan dia memang berhasil
selamat—bagaimana dia menulis ceritanya kalau dia tewas? Nah, apabila
memberikan Spoiler memang dirasa sangat perlu, maka seseorang masih bisa
mewanti-wanti orang lain terlebih dulu dengan menyebutkan “SPOILER”, “SPOILER
ALERT”, “SPOILER AHEAD” dan berbagai macam variasi lain yang intinya memberi tahu
orang lain bahwa konten atau perbincangan tersebut akan membocorkan bagian
penting dari sebuah film. Maka, orang lain dapat bersiap-siap dan bebas memilih
apakah akan melanjutkan menyimak Spoiler atau melewatkannya.
(C) Unknown, taken from Reddit [https://www.reddit.com/] |
Rangga Adhyatama adalah alias dari Nabil Bakri.
Periksa kembali menu About untuk informasi lebih lanjut mengenai nama penulis.