Review Animasi Titan A.E. (2000) Animasi Luar Angkasa Bercita Rasa Star Trek

 

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

Review Titan A.E. (2000) Animasi Luar Angkasa Bercita Rasa Star Trek

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Fiksi Ilmiah—Petualangan [Animasi 2D]

Rilis                 : 16 Juni 2000

Episode           : -

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

Sinopsis

Kaum Drej adalah makhluk yang terbentuk dari energi murni. Mereka melihat potensi besar manusia yang pandai menciptakan teknologi hingga akhirnya mampu menciptakan kehidupan dengan sebuah pesawat khusus bernama Titan. Potensi yang bagi manusia sangat luar biasa itu ternyata dianggap sebagai ancaman oleh kaum Drej. Sebelum manusia menjadi semakin kuat dari segi teknologi, para Drej menyerang bumi untuk memusnahkan umat manusia. Proyek Titan dipimpin oleh Profesor Tucker yang terpaksa membawa pergi Titan supaya tidak ikut dimusnahkan oleh Drej. Kepergiannya memaksanya meninggalkan puteranya yang masih kecil bernama Cale. Profesor Tucker menitipkan Cale pada sesosok alien sahabatnya yang bernama Tek. Cale dan Tek berhasil menyelamatkan diri dari bumi pada detik-detik terakhir sebelum bumi diledakkan oleh kaum Drej. Setelah bumi musnah, umat manusia yang tersisa tersebar ke penjuru galaksi dengan membentuk berbagai koloni yang kian hari kian mengenaskan. Maka kaum Drej tak mau ambil pusing memburu manusia satu per satu karena mereka yakin tak lama lagi manusia juga akan punah dengan sendirinya.


©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

15 tahun kemudian, Kapten Joseph Korso bersama awak kapalnya Akima yang cantik melacak keberadaan Cale dan menjelaskan bahwa masih ada harapan bagi umat manusia. Korso menceritakan bahwa Profesor Tucker berhasil menyembunyikan Titan dan petunjuk keberadaan Titan tersimpan dalam DNA Cale. Ia meminta Cale untuk ikut dalam misi pencarian Titan, sang kapal yang punya kekuatan untuk menciptakan planet, sebelum kaum Drej menemukannya dan menghancurkannya. Korso mengaktifkan peta di cincin Cale yang hanya bisa diaktifkan oleh DNA Cale. Peta yang muncul di tangan Cale menuntun mereka ke planet Sesharrim di mana bangsa Gaoul penghuninya membantu Cale menemukan letak Titan dan menghindari kejaran kaum Drej yang juga mengincar keberadaan Titan. Berkat petunjuk bangsa Gaoul, Cale, Korso, dan Akima tahu bahwa Titan terletak di planet es Andali Nebula. Mereka berpacu melawan waktu dan kejaran Drej sebelum semuanya terlambat.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

Ketika berhenti di koloni bernama New Bangkok untuk isi ulang perbekalan, Cale dan Akima tanpa sengaja mendengar pembicaraan Korso dengan Drej. Ternyata, Korso bersekongkol dengan kaum Drej untuk membantu menghancurkan Titan. Baginya, upaya menciptakan planet baru untuk umat manusia adalah hal yang sia-sia. Manusia lebih baik berjuang bertahan hidup dengan menghalalkan segala cara sebelum akhirnya punah. Pengkhianatan Korso memisahkannya dengan Cale dan Akima yang ditinggal begitu saja di koloni. Untung saja Cale adalah seorang mekanik yang pandai memperbaiki mesin. Ia bertekad untuk menghentikan Korso dan Kaum Drej menemukan Titan dan menghancurkannya. Cale memperbaiki sebuah pesawat tua untuk mencari Titan dan mengaktifkannya. Namun ia dan Akima harus bergegas karena Korso dan kaum Drej juga sudah tahu lokasi Titan berada.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

01 Story Logic

Logika film ini sudah sejalan dengan genrenya. Poin cerita galaksi, alien, dan kemajuan teknologi yang berhasil dicapai manusia telah mengikuti logika cerita fiksi ilmiah dengan baik. Apalagi, karena film ini adalah animasi, tentu ada bagian-bagian yang semestinya tidak logis dalam sebuah live-action, namun menjadi logis atau masih bisa diterima dalam film animasi. Unsur-unsur petualangan dalam film ini juga sudah sesuai dengan genre petualangan yang lengkap dengan adegan aksi. Meskipun logika film ini tidak bermasalah, namun konsep peruntukan narasi film ini memiliki masalah—yakni untuk siapa film ini ditujukan. Titan A.E. memiliki konsep cerita dan gaya animasi yang terlalu rumit dan dewasa untuk anak-anak, namun terlalu ringan untuk orang dewasa. Alhasil, ada kemungkinan besar film ini akan membuat bingung anak-anak dan membuat bosan orang dewasa. Untuk perbandingan, kita bisa melihat film yang serupa yakni Treasure Planet yang dirilis dua tahun setelah Titan A.E. Meskipun sama-sama mendapat respons yang kurang baik dari kritikus, namun kelihatan sekali bahwa Treasure Planet menyasar penonton keluarga yang artinya lebih berfokus pada penonton anak-anak. Kejelasan konsep inilah yang masih kurang ditegaskan dalam Titan A.E. Namun kita tetap tidak bisa mengatakan bahwa alur ceritanya tidak logis karena toh nyatanya alur cerita yang disajikan sudah sesuai dengan koridor fiksi ilmiah dan petualangan. Kelihatan sekali bahwa film ini mengekor gaya penceritaan Star Wars dan Star Trek.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

02 Story Consistency

Meskipun konsep peruntukannya kurang jelas, logika film ini sudah baik dan alur ceritanya sudah konsisten. Permasalahan yang diceritakan di awal benar-benar ditindaklanjuti dan diselesaikan di akhir film. Titan A.E. tidak mencoba mengeksplorasi berbagai cabang cerita dan hanya fokus menyelesaikan masalah genting yang mengancam umat manusia yakni berpacu melawan waktu dan kau Drej yang ingin menghancurkan Titan. Film ini benar-benar fokus pada karakter Cale dan dengan demikian, penonton bisa menyaksikan perubahan karakternya secara alami alias tidak tiba-tiba. Ketika Cale pertama kali diminta oleh Korso untuk menyelamatkan umat manusia, Cale sama sekali tidak tertarik. Hal itu logis karena Cale memiliki trauma masa kecil dan sama sekali tidak mendapat penjelasan dari ayahnya tentang proyek Titan. Sehingga, masuk akal jika Cale tidak menganggap proyek Titan sebagai hal yang serius. Tanpa terlalu dalam membahas kepribadian Cale dan pergulatan batinnya, film ini dengan cepat membawa laju cerita ke poin berikutnya yakni serangan para Drej. Lagi-lagi hal ini masuk akal karena kaum Drej memang sedang bergegas mencari Titan. Intinya, keberlangsungan hidup umat manusia dalam keadaan genting, jadi tidak ada waktu untuk membelokkan cerita ke hal yang lainnya.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

03 Casting Choice and Acting

Tidak ada keluhan dalam pemilihan pengisi suara. Para aktor yang dipilih mampu menghidupkan karakter mereka dengan baik. Matt Damon yang kala itu sedang naik daun sebagai aktor muda mampu menghidupkan karakter Cale dengan baik—mungkin karena desain fisik tokohnya juga mengambil inspirasi dari Matt Damon sama halnya dengan pemilihan Drew Barrymore sebagai Akima. Pemilihan aktor Ron Perlman sebagai Profesor Tucker dan Bill Pullman sebagai Korso juga sudah baik. Apalagi, keduanya sudah bermain dalam film fiksi ilmiah yang sama-sama menyangkut alien yakni Alien Resurrection untuk Ron Perlman, dan Independence Day untuk Bill Pullman. Pengisi suara Nathan Lane yang sebelumnya sukses mengisi suara Timon dalam The Lion King juga ikut memeriahkan jajaran pengisi suara sebagai Preed.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik, meskipun tidak ada yang istimewa dari musik yang dipilih karena rating-nya pun tidak terlalu tinggi [Allmusic/American Online Music Database]. Meski demikian, lagu-lagu yang dipilih mampu menguatkan kesan “modern” dalam film ini—yang dimaksud “modern” di sini adalah akhir 90-an hingga awal 2000-an—sehingga membentuk nuansa retro 90-an yang baik karena “meringkas” gaya musik populer pada masanya. Dari segi penataan musik dan suara, Titan A.E. mendapat pujian yang luar biasa untuk ukuran sebuah film animasi. Film ini berhasil masuk nominasi beragam penghargaan untuk kategori penataan musik dan suara yang memukau.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

05 Cinematography Match

Tidak ada keluhan dalam poin sinematografi. Film ini benar-benar sebuah animasi yang dibuat untuk tampak seperti fiksi ilmiah live-action sehingga sudut-sudut pengambilan gambarnya mampu memperlihatkan betapa besarnya skala film ini. Sudut gambar ketika bumi meledak, bulan hancur, Titan menyerap energi murni, dan banyak adegan aksi dalam film ini ditampilkan dengan sangat baik sehingga tampak spektakuler.

©1992-1997-2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

06 Costume Design [Character Design]

Tidak ada keluhan dalam poin desain karakter. Meskipun film ini dikritik karena desain karakternya mirip dengan film-film Don Bluth sebelumnya yakni Thumbelina dan Anastasia, namun desain karakter dalam film ini juga mengambil inspirasi dari pengisi suaranya dan sudah mampu menyatu dengan baik dengan desain background-nya [dengan pengecualian satu adegan paling terakhir yang akan dibahas di poin Special Effects]. Permasalahan paling besar dalam desain karakter film ini sebenarnya bukan dari desainnya, tapi dari proses animasinya yang kurang halus. Jika disandingkan dengan Treasure Planet, misalnya, maka akan kelihatan sekali betapa Titan A.E. masih tertinggal jauh dalam menganimasikan anatomi tubuh karakternya karena masih tampak lebih kaku. Hal ini mungkin bisa sedikit diperbaiki dengan meningkatkan jumlah frames per second [fps] supaya gerakan karakternya bisa lebih halus dan lifelike. Namun kita tidak bisa menghakimi permasalahan teknis film ini dengan sudut pandang 2020 ke atas karena film ini dirilis tahun 2000 yang tentu saja masih banyak keterbatasan secara teknologi. Bahkan perbandingannya dengan Treasure Planet juga kurang tepat dalam hal teknis karena selain Treasure Planet memiliki sokongan dana dan tenaga ahli yang lebih besar ketimbang Titan A.E., Treasure Planet juga dirilis dua tahun setelah Titan A.E. Pada era itu, perubahan satu tahun saja sudah bisa sangat signifikan terutama dari segi penggunaan komputer. Itulah mengapa Toy Story dengan Toy Story 2 dan Shrek dengan Shrek 2 yang dirilis dalam waktu berdekatan sudah kelihatan sangat berbeda dan meningkat drastis kualitas teknik animasinya berkat kemajuan teknologi.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang. Poin ini sebenarnya berkaitan dengan poin desain karakter yang sudah dibahas sebelumnya.

08 Special and/or Practical Effects

Untuk ukuran animasi 2D yang menggabungkan unsur 3D/CGI non-Disney yang dirilis tahun 2000, film ini tergolong luar biasa. Bahkan, Titan A.E. meraih berbagai nominasi penghargaan efek terbaik untuk kategori animasi. Dari keseluruhan film, hanya ada satu adegan yang memiliki kekurangan yang sangat fatal yakni adegan planet Bob yang menampilkan zoom out planet tersebut. Efek yang digunakan bukan hanya jelek, tetapi kasar seperti belum rampung alias masih dalam tahap konsep. Adegan itu ibarat sebuah buku bergambar yang indah dengan satu halaman yang “lupa/kelupaan” belum diwarnai dan masih sketsa kasar. Karena adegan “kasar” ini hanya muncul di akhir, muncul dugaan adanya tuntutan waktu pengerjaan yang tidak realistis dari Fox dan kekurangan dana dalam proses produksi. Apalagi film ini adalah film yang membuat Fox Animation Studios bangkrut dan chairman 20th Century Fox, Bill Mechanic, dipaksa mundur dari jabatannya yang mengakibatkan Fox menutup Fox Animation Studios hanya dalam waktu 10 hari setelah Titan A.E. dirilis. Tentu saja penutupan itu berpengaruh pada kinerja promosi filmnya yang berkurang sehingga film itu makin merugi.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

09 Audience Approval

Selain menghadapi masalah “internal” dari studionya sendiri yang membuat proses marketing film ini terganggu, penonton memberikan respons yang beragam dan cenderung negatif. Hasilnya, jumlah penonton film ini sangat sedikit dan studio makin merugi. Padahal, era akhir 90-an adalah masa dimulainya “MedSos/media sosial” yang terbukti berhasil membantu Titanic menjadi film terlaris lewat “JAPRI/Jalur Pribadi” dan opini pengguna internet yang bisa dibagikan dengan bebas sehingga semakin banyak orang yang tahu tentang filmnya dan akhirnya ikut menonton supaya bisa ikut serta diskusi secara daring dan membagikan pengalaman mereka lewat e-mail dan blog.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

10 Intentional Match

Titan A.E. sebenarnya dikonsepkan sebagai sebuah film live-action. Namun karena sudah menelan biaya hingga $30 juta tanpa ada hasil, film ini “dilempar” oleh Bill Mechanic, CEO 20th Century Fox, ke divisi animasi. Proses pengembangan ini terlalu tiba-tiba dan pihak studio animasi sama sekali belum siap membuat film animasi yang skalanya sangat besar dan bernuansa fiksi ilmiah. Itu karena divisi ini sebelumnya menggarap film dengan skala yang lebih kecil yakni Thumbelina dan Anastasia. Namun karena desakan dari CEO yang berujung pada ancaman pemecatan pegawai di divisi animasi, tim animasi tidak punya pilihan selain mengerjakannya. Maka tidak heran jika nuansa film ini bisa benar-benar mengikuti nuansa film live-action. Meski demikian, film yang apik dari segi logika cerita, konsistensi, desain, pengisi suara, hingga musik ini tidak mampu menyelamatkan studio dan justru menjadi bumerang yang menghancurkan studio tersebut. Film ini tidak berhasil menyasar kalangan penonton yang tepat dan alhasil mendapat respons yang tidak tepat pula.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Ketika kecil, saya hanya bisa berangan-angan menonton film ini dari trailernya. Saya baru tahu film ini ada di tahun 2005 saat saya menonton trailernya. Karena sudah bukan film baru lagi, sudah sulit untuk menonton film itu—pada masa itu belum ada yang namanya streaming film, kapasitas flash disk 4GB saja sudah luar biasa dan masih kalah dari kapasitas DVD yakni 4.7GB. Bahkan setelah era streaming mulai menggeliat di 2010 ke atas, film ini masih cukup sulit untuk dicari di situs manapun. Akhirnya saya secara tidak sengaja menemukan film ini di Disc Tarra pada tahun 2014 dan tanpa pikir anjang langsung saya beli. Saya tidak sabar menontonnya karena memang sudah lama sekali ingin menonton film ini. Dan betapa terkejutnya saya, film ini melebihi ekspektasi saya. Ketika menonton, saya benar-benar seperti menonton Star Trek versi animasi. Ceritanya lebih dewasa dari Treasure Planet, dan adegan aksinya juga bagi saya lebih spektakuler ketimbang Treasure Planet. Maka bagi saya, film ini lebih unggul ketimbang Treasure Planet.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

Saya sungguh terkejut ketika Googling dan mendapati bahwa film ini mengalami kerugian dan tidak disukai baik oleh penonton umum maupun kritikus film  dan bergeser menjadi sebuah cult movie dengan basis penggemar yang sangat kecil. Padahal, dengan segala keunggulannya, saya pikir film ini dulunya merupakan kesuksesan besar. Saya makin kaget setelah tahu bahwa film inilah yang menghancurkan Fox Animation Studios. Film ini memperlihatkan satu dari segelintir kasus yang bagi saya aneh, yakni film yang dari segala poin penilaian sudah lulus dengan baik, tapi entah kenapa tidak berhasil di pasaran. Meski demikian, saya tetap mengapresiasi Titan A.E. yang telah membawa nuansa spektakuler Star Trek [kebetulan saya menyukai Star Trek 2009 kala itu] ke dalam dunia animasi. Well done.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

02 Awards

Titan A.E. boleh jadi memalukan dari segi finansial, namun tidak memalukan dari segi penghargaan. Hal ini dibuktikan dengan berbaga nominasi bergengsi yang diterima oleh film ini terutama untuk penataan musik dan efek komputernya. Film ini memenangkan piala Golden Reel Award untuk kategori Best Sound Editing—Animated Feature.

03 Financial

Film ini gagal total secara finansial. Dari dana sebesar $90 juta, film ini hanya mampu menghasilkan $37 juta saja. Tidak mengherankan jika Fox akhirnya terpaksa menutup Fox Animation Studios yang pada akhirnya membuat Fox merugi hingga sekitar $100 juta jika ditambahkan dengan beban proyek sebelumnya [sebagai live action] dan marketing. Akan tetapi, melihat dari sejarah pembuatan film ini, kegagalan film ini bukan sepenuhnya keslahan Fox Animation Studio melainkan juga kesalahan 20h Century Fox yang gegabah dalam melemparkan proyek.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan tanggapan yang negatif. Tetapi, ada banyak yang mengungkapkan pujian untuk efek komputer dan skala dari film ini yang memang spektakuler.

05 Longevity

Film ini benar-benar telah hilang dimakan waktu. Film ini bukan hanya sudah “hilang” dari diskusi-diskusi yang membahas film, namun dari pihak studio sendiri enggan memperkuat keberadaan film ini kepada publik. Salah satu cara “memperpanjang” usia sebuah film adalah dengan merilis ulang filmnya ke berbagai format misalnya dalam VCD, kemudian DVD, Blu-ray, dan 4K.  Namun bahkan di saat film-film lain direstorasi dan dirilis ulang dalam Blu-ray, Fox enggan merilis Titan A.E. dan hanya menyediakan versi DVD standar.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.

Final Score

Skor Asli                     : 8/10

Skor Tambahan           : +2, -3

Skor Akhir                  : 7/10

Spesifikasi DVD 

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

©2000/20th Century Fox/Fox Animation Studios/all rights reserved.