(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
Review The Princess Diaries (2001) Gadis Cupu Ternyata Puteri Kerajaan Eropa
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Drama
Komedi Remaja [PuBer/Coming-of-Age]
Rilis : 3 Agustus 2001
Episode : -
Sinopsis
Mia Thermopolis tinggal bersama ibunya di sebuah bekas markas pemadam kebakaran di San Francisco. Dia adalah seorang gadis “cupu” yang senantiasa dirundung di sekolahnya dan sama sekali tidak populer. Bahkan, Ibu Gupta wakil kepala sekolah tidak kenal dengan Mia. Satu-satunya sahabat Mia adalah Lilly Moscovitz, seorang gadis eksentrik yang senantiasa berapi-api. Orang dekat lainnya adalah Michael, seorang siswa yang menyambi bekerja sebagai montir dan pandai bermain musik yang juga merupakan kakak dari Lilly. Michael semakin dekat dengan Mia berkat mobil Mustang kesayangan Mia yang sering mogok dan masuk bengkel tempat Michael bekerja. Mia ingin menjadi populer dan memacari Josh, cowok paling keren satu sekolah yang kini berpasangan dengan Lana Thomas, cewek cheerleader paling populer. Baru-baru ini, Mia menjadi sorotan karena gagal presentasi debat di kelas dan malah mual. Ternyata, Mia sama sekali tidak pandai bicara di depan publik.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
Ketika
membicarakan masalah kekacauan debat kepada ibunya, sang ibu memberi tahu Mia
bahwa neneknya, Clarisse Renaldi dari negara Genovia, datang ke San Francisco
untuk menemuinya. Mia sangat enggan bertemu neneknya karena mereka tidak pernah
bertemu dan kedua orangtua Mia sudah lama bercerai. Namun karena mendiang ayah
Mia berharap mereka bisa bertemu, akhirnya Mia mengiyakan undangan tersebut.
Pulang dari sekolah, Mia menyambangi alamat tempat tinggal neneknya yang sangat
mewah. Ternyata, tempat itu adalah kantor milik pemerintah Genovia. Nenek Mia
kemudian menjelaskan bahwa dirinya adalah Ratu Clarisse. Ayah Mia semestinya
dinobatkan sebagai Raja Genovia, tapi karena ia telah meninggal, takhta
kerajaan Genovia jatuh kepada Mia. Gadis itu terkejut dan bingung karena selama
hidupnya tidak pernah tahu atau menyangka bahwa dirinya adalah Puteri Kerajaan
Genovia. Orangtua dan neneknya sepakat untuk merahasiakan gelar bangsawan Mia
supaya dia bisa menjalani hidup senormal mungkin. Mia punya cukup waktu untuk
belajar menjadi puteri dan mempertimbangkan apakah akan menerima takhta atau
melepaskannya di acara pesta sebelum Ratu Clarisse pulang ke Genovia.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
Karena
dituntut untuk tampil elegan, Mia harus menjalani berbagai latihan dan
perombakan penampilan secara total. Mia yang awalnya tampil lusuh “ala
kadarnya”, kini tampil mentereng dengan penampilan baru dan mobil limusin yang
siap mengantarnya ke mana saja. Perubahan itu membuat semua orang di sekolah
merasa iri dan banyak pihak yang ingin menjatuhkan Mia dan mendompleng
popularitas semata. Perubahan itu mengubah hidup Mia seutuhnya dan mengancam
menghilangkan apa saja yang paling berarti dalam hidup Mia yakni persahabatan,
keluarga, dan cinta sejatinya. Dengan bimbingan neneknya dan Joe si kepala
keamanan Ratu yang bijaksana, ditambah pesan berharga dari ayahnya, Mia belajar
untuk mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
01 Story Logic
The
Princess Diaries memiliki alur cerita yang tidak masuk akal jika dilihat dari
sudut pandang Drama yang serius. Namun, genre film ini memang bukanlah Drama
serius, jadi beberapa hal yang tidak masuk akal masih bisa ditolerir dan bahkan
justru menjadi poin penting dari keseluruhan cerita. Film ini menyeret Drama ke
area remaja atau PuBer, sehingga sentral ceritanya adalah remaja yang mengalami
masa titik balik dalam hidupnya. Selain itu, The Princess Diaries juga masuk
dalam ranah komedi, sehingga berbagai tindakan konyol yang tidak masuk akal
juga dimasukkan untuk menjadi daya tarik tersendiri. Jika benar-benar dilihat
sesuai genrenya, The Princess Diaries sudah menyajikan cerita yang logis. The
Princess Diaries menyuguhkan konsep yang tidak logis secara realita, namun
logis secara imajinatif karena film ini menampilkan impian atau angan-angan
banyak orang: bagaimana jika saya menjadi pemegang takhta kerajaan. Kita semua
tahu bahwa angan-angan itu mustahil dan tidak masuk akal [kecuali untuk
beberapa orang yang secara kebetulan dan tak diduga menikah dengan keluarga
raja], namun tetap saja kita bayangkan. Dari angan-angan ini, The Princess
Diaies telah menampilkan reaksi tokoh utama yang masuk akal: bagaimana respons
seorang gadis “cupu” yang rendah hati begitu mengetahui bahwa dirinya adalah
seorang Puteri. Mia merasa kebingungan dan enggan menerima informasi itu. Jika
dilihat dari deskripsi watak tokoh Mia, respons ini sudah logis, ketimbang Mia
loncat-loncat kegirangan lalu menyalahgunakan jabatan barunya untuk membalas
dendam kepada teman sekolahnya yang jahat. Meskipun film ini masuk dalam
kategori komedi, namun nuansa humornya juga tidak berlebihan sehingga tidak
membelokkan fokus utama film ini yakni memperlihatkan “perjuangan” Mia yang
akan mengubah sifatnya dari gadis remaja biasa menjadi gadis yang dewasa.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini sudah konsisten. Tidak ada percabangan cerita yang berlebihan.
Bahkan, kehidupan masa lalu Ratu Clarisse dan kedua orangtua Mia tidak terlalu
digali karena memang sedari awal fokus cerita ini adalah Mia. Permasalahan yang
ditampilkan di awal telah diselesaikan dengan baik di akhir. Sifat dasar para
tokohnya juga konsisten, tidak berubah-ubah selama film berlangsung: Mia memang
menjadi lebih dewasa dalam mengambil keputusan, namun sifatnya yang rendah hati
tetap tidak berubah; Ratu Clarisse memang pernah mengalami masa muda seperti
Mia dan bisa memahami gaya hidup anak muda masa kini [maksudnya 2000-an], namun
sifatnya yang menuntut untuk selalu didahulukan tetap tidak berubah—ketika Mia
merasa bahwa Ratu Clarisse sudah “merakyat”, dia meminta Ratu untuk masuk mobil
lebih dulu dan bergeser untuk memberi Mia tempat. Namun Clarisse mengatakan
bahwa dirinya tidak pernah “bergeser untuk memberi tempat”, Mia yang harus
“bergeser memberi tempat”. Perilaku wakil kepala sekolah kepada Mia pun berubah
setelah Mia menjadi Puteri bukan karena sifatnya berubah, namun karena sudah
sifatnya si wakil kepala sekolah untuk memihak kepada yang populer. Hal-hal
sederhana seperti ini memang kelihatan sepele namun sebetulnya penting untuk mengikat
konsistensi di dalam ceritanya.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
aktris dan aktor telah sesuai karena masing-masing mampu memerankan karakternya
dengan baik. Karakter Ratu Clarisse diperankan oleh Julie Andrews yang memang
dikenal memiliki wibawa seperti keluarga bangsawan—dan memang telah mendapat
gelar sebagai Dame Julie Andrews yang diberikan oleh istana Buckingham. Gaya
Julie yang penuh wibawa dan otoritas sudah dikenal sejak dirinya menjadi Mary
Poppins dan makin terkenal ketika memerankan karakter Maria Von Trapp dalam
film The Sound of Music. Karakter Mia
diperankan oleh Anne Hathaway yang kala itu masih menjadi aktris pendatang
baru. Anne Hathaway berhasil memerankan dua sosok Mia yang “cupu” dan
“elegan” dengan baik. Aktingnya mendapat pujian dan benar saja, karier Anne
Hathaway lantas melejit dan populer dalam film The Devil Wears Prada, Ella
Enchanted, Alice in Wonderland, One Day, hingga Interstellar dan Les
Miserables.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
04 Music Match
Tidak ada
keluhan di pemilihan musik. Lagu-lagu pop yang dipilih bisa menguatkan nuansa
drama remaja 2000-an dan tidak terjebak dalam nuansa drama serius yang
mendayu-dayu dengan alunan musik klasik yang melodramatis. Whitney Houston,
diva kondang penyanyi I Will Always Love
You, adalah produser film ini. Maka tidak heran jika pemilihan musik dan
lagu dalam The Princess Diaries sudah cocok dengan genre dan keseluruhan
narasinya.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi.
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.
08 Special and/or Practical Effects
Tidak
ada keluhan dalam penggunaan efek komputer.
09 Audience Approval
Meskipun
ketika tayang perdana film ini mendapat respons beragam dari kritikus, namun
mayoritas penonton memberikan tanggapan yang positif.
10 Intentional Match
Film
ini digarap oleh sutradara Garry Marshall yang sebelumnya sukses menggarap film
Pretty Woman. Jika melihat kepada
daftar film garapan Garry Marshall, maka kita akan menjumpai pola tema cerita
yang sering diangkat ke layar lebar oleh sutradara ini. Pola tersebut memiliki
tiga unsur utama: Drama—Romansa—Komedi. Pola ini terus diulang dalam film
Marshall sebelum dan sesudah The Princess Diaries, misalnya dalam Frankie and Johnny, Runaway Bride, New Year's Eve,
dan Valentine’s Day. Pola ini menjadi
Signature atau kekhasan tersendiri dari Garry Marshall. The Princess Diairies
pun memiliki pola yang sangat kental dengan gaya penceritaan dan penyutradaraan
Garry Marshall. Jika melihat kepada genre dan keseluruhan alur ceritanya, gaya
penyutradaraan semacam ini sudah cocok dan mampu menyampaikan cerita dengan
baik alias merupakan cara ideal untuk memvisualisasikan naskah The Princess
Diaries.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
The
Princess Diaries merupakan sebuah komedi romantis yang akan selalu memiliki
posisi istimewa dalam hidup saya. Di masa ketika akses untuk film-film Disney
belum semudah sekarang, saya kala itu harus memanfaatkan kesempatan sebaik
mungkin jika berkesempatan menonton film Disney di televisi. Ketika menyaksikan
film ini pertama kali, saya begitu terpukau dengan aking Julie Andrews yang
sangat meyakinkan sebagai Ratu Genovia dan membuat saya berangan-angan memiliki
nenek seperti Julie Andrews yang berkata, “Skywalker, kamu sebenarnya adalah
calon Raja negeri antah berantah.” Namun tentu saja itu tidak pernah terwujud, ha ha ha.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
Terlepas
dari itu semua, saya tidak dapat memberikan nilai kurang dari 10 karena memang
film ini lulus standar 10 poin penilaian Skywalker. Ceritanya yang tidak
realistis memang akan menjadi poin negatif untuk film Drama—Serius. Tapi karena
ini adalah Komedi Romantis untuk Remaja, maka hal semacam ini bukanlah
kelemahan karena memang karakteristiknya ya
seperti itu. Penceritaannya sudah konsisten dan dibawakan oleh aktor-aktor yang
baik dengan kostum dan iringan musik yang mendukung. Latar belakang dan editing
[rendering, pengaturan cahaya] film ini juga sudah apik khas Komedi Romantis
yang penuh warna dan “terang benderang”—karena film semacam ini dimaksudkan
untuk membuat penonton tersenyum, bukannya depresi. Mayoritas penonton
menyukainya, hasil penjualan tiket sangat baik, tak lekang oleh zaman, dan
meraih berbagai penghargaan dan nominasi. Maka saya putuskan bahwa film ini
sangat layak mendapat nilai 10 dalam kategori Komedi Romantis atau Drama Komedi
Remaja.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
02 Awards
The
Princess Diaires memenangkan beberapa penghargaan bergengsi seperti Film
Keluarga Terbaik dari Young Artist Award, penghargaan Top Box Office dari ASCAP
[American Society of Composers, Authors and Publishers], dan dinominasikan
untuk penghargaan bergengsi lainnya terutama dalam ajang MTV Movie Awards.
03 Financial
Dari
segi finansial, The Princess Diaries meraih kesuksesan besar. Dari dana sebesar
$26 juta, film ini mampu meraih pendapatan bioskop sebesar $165 juta yang
merupakan angka yang fantastis di tahun 2001. Selain itu, masa awal Millennium
merupakan masa kejayaan DVD yang merupakan format “baru” kala itu. Rental film
juga masih umum dijumpai. Maka, penghasilan film ini dipastikan lebih banyak
lagi jika angka penjualan dan penyewaan DVD, VCD, serta VHS turut dihitung.
(C) The Walt Disney Company/2001/all rights reserved. |
04 Critics
Film
ini mendapat tanggapan beragam/mixed/di tengah-tengah dari kritikus film.
Meskipun film ini mampu bertahan terhadap hantaman zaman dan berangsur-angsur
mendapatkan tanggapan yang lebih hangat oleh kritikus masa kini, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa di awal kemunculannya dahulu film ini mendapat tanggapan
negatif yang sama kuatnya dengan tanggapan positif. Mayoritas memberikan pujian
kepada akting para aktornya terutama Anne Hathaway yang meskipun masih “baru”
namun sudah menunjukkan kualitas akting yang mumpuni, akan tetapi merespons
negatif narasi film ini.
05 Longevity
Film
ini bertahan dengan kuat meskipun digempur perubahan zaman. Bahkan, film ini
semakin disukai oleh generasi berikutnya. The Princess Diaries masih sering
dibicarakan dalam forum-forum online dan media sosial. Minat publik akan
dibuatnya The Princess Diaires 3 juga
masih sangat besar.
Final Score
Skor
Asli : 10
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 10/10
Spesifikasi DVD
Judul : The Princess Diaries
Rilis : 01 November 2001
Format : VCD
Kode
Warna : PAL [50hz]
Fitur : Trailers, Thicker—more solid and durable disc layer
Support :
Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box
360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.