(C) Disney/2012/all rights resrved. |
Review John Carter (2012) Menyelamatkan Putri dari Planet Mars
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Fiksi
Ilmiah—Petualangan
Rilis : 22 Februari 2012
Episode : -
Sinopsis
John Carter adalah seorang mantan kapten militer Amerika yang handal. Ia telah memimpin berbagai pertempuran melawan suku Indian dan berhasil membawa kemenangan bagi pemerintah Amerika. Namun karena keluarganya tewas menjadi korban perang, John Carter memilih berhenti dan mengembara untuk mencari emas. Saat sedang membeli perbekalan, John didatangi oleh kolonel Powell yang memintanya untuk kembali bergabung memimpin pasukan konfederasi melawan suku Apache. Namun John menolak dan melarikan diri. Dalam pelariannya, John terjebak di antara pertarungan suku Apache dan pasukan konfederasi kolonel Powell. Ia pun melarikan diri bersama kolonel Powell yang terluka dan bersembunyi di dalam sebuah gua. Karena gua itu keramat, pasukan suku Indian tidak berani mendekat. John Carter menemukan emas berlimpah di dalam gua itu. Namun sebelum bisa menikmati hasil temuannya, sesosok pria misterius muncul secara tiba-tiba di dalam gua dengan belati yang siap menikam John namun John berhasil membunuhnya lebih dulu. Ketika pria misterius itu sekarat, ia menggenggam sebuah kalung aneh sambil merapalkan mantra. Belum selesai membaca mantra, John sudah keburu merenggut kalung itu dan mantranya justru menyasar John. Ternyata, mantra itu merupakan portal menuju planet Mars.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
John
terdampar di planet Mars yang tandus. Karena gravitasi di Mars rendah, John
jadi mampu melompat setinggi-tingginya seolah terbang di angkasa. Keahlian itu
dilihat oleh Tars Tarkas, alien hijau yang merupakan raja kaum Tharks. Ia
menangkap John dan meminta Sola, anaknya, untuk mengurus John. Kaum Tharks
memberikan ramuan khusus kepada para bayi supaya bisa bicara. Dengan seteguk
ramuan itu, John bisa mengerti bahasa Mars—yang oleh penduduk Mars diberi nama
Barsoom sedangkan bumi diberi nama Jasoom. Karena John melarikan diri dan
membunuh seorang warga Tharks, Sola yang memiliki tanggung jawab mengasuhnya
lantas diberi hukuman—yang merupakan hukuman terakhir karena Sola sudah
melanggar melebihi batas dan jika melanggar lagi akan dijatuhi hukuman mati. Sementara
itu, Putri planet Mars dari kaum Helium yang bernama Dejah Thoris sedang
menghadapi masalah besar. Mars dipecah oleh dua kekuatan besar yakni kekuatan
kaum Zodanga yang menyebabkan pengerusakan Mars hingga tandus dan kekuatan kaum
Helium yang berusaha mengembalikan kehidupan di planet Mars. Raja Zodanga, Sab
Than, dibantu oleh kaum Thern yang memiliki kekuatan di luar nalar. Kaum Thern
memberinya senjata pemusnah yang sangat ampuh dari kekuatan cahaya ke-9. Dejah
hampir berhasil menemukan cahaya ini namun digagalkan oleh seorang Thern dan
kegagalan itu mengharuskan kerajaan Helium menyerah pada Zodanga dan menuruti
tuntutan mereka: menikahkan Dejah dengan Sab Than.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
Dejah
memberontak dan menyebabkan keributan di atas kapal terbang Helium dan Zodanga.
Keributan itu terjadi tepat di atas wilayah Tharks yang menyebabkan John Carter
turun tangan menyelamatkan Dejah Thoris. Setelah John bertemu dengan Dejah, ia
mulai mempelajari bagaimana dirinya bisa terdampar ke planet Mars. Namun karena
semua belum pasti, mereka harus melakukan perjalanan ke perpustakaan Helium
untuk mendapatkan informasi. Petualangan besar mereka pun dimulai. Namun mereka
senantiasa dibayangi oleh bahaya karena selain membuat Sab Than murka, mereka
juga menyebabkan kekacauan besar di antara kaum Tharks dan Matai Shang, sang
pemimpin para kaum Thern yang misterius, tidak melepaskan pengawasannya dari
John Carter.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
01 Story Logic
Konsep
film ini sebenarnya menarik dan sudah sesuai dengan genrenya. Apalagi, film ini
diangkat dari buku-buku karangan penulis mahsyur Edgar Rice Burroughs yang
populer dengan karyanya Tarzan of the
Apes. Hal-hal yang tidak masuk akal seperti seseorang yang bisa
berteleportasi ke Mars dan kehidupan di Mars sudah berada dalam naungan genre
Fiksi Ilmiah. Kemudian perjalanan tidak masuk akal tokoh utamanya melewati
rintangan yang tidak masuk akal juga sebenarnya sudah berada dalam koridor
Petualangan. Lantas apa bagian tidak logis dalam film ini yang bahkan menyalahi
aturan genre Fiksi Ilmiah dan Petualangan? Hal-hal tidak logis dalam film ini
terjadi pada detil-detil cerita. Meskipun tema besarnya boleh jadi tidak masuk
akal karena ada dalam naungan genrenya, namun keputusan yang diambil oleh
karakter, respons karakter terhadap suatu kejadian, hingga hubungan sebab-akibat
dalam film ini tidak masuk akal. Untuk menyederhanakan maksud argumen ini, kita
contohkan sebuah cerita tidak masuk akal yakni seorang ilmuwan berhasil
menciptakan seekor Spinosaurus di laboratorium. Ini adalah hal yang mustahil
dan tidak masuk akal, tapi sudah masuk akal di dalam genre Fiksi Ilmiah. Nah,
jika Spinosaurus itu lepas, maka ada langkah-langkah logis yang harus diambil
oleh sang ilmuwan. Jika Spinosaurus mau memakan si ilmuwan, maka akan logis
jika ia melarikan diri. Tidak logis jika ia diam saja, kecuali didahului
penjelasan logis dahulu misalnya si ilmuwan kena syok atau tanpa sengaja
terkena racun yang menyebabkan ia tidak bisa lari.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
Contoh di atas memberikan gambaran bahwa meskipun tema
besarnya tidak masuk akal, tapi detil-detil ceritanya harus tetap masuk akal
karena ini bukan telenovela. Kaum Thern dalam cerita John Carter digambarkan
cerdas, bijaksana, sangat kuat, dan tidak dapat ditebak. Mereka menguasai
kekuatan di luar nalar manusia. Namun mereka bisa dengan mudahnya dikelabuhi
oleh John Carter. Bahkan mereka tidak bisa menyusup masuk ke dalam ruangan yang
dibuat oleh John carter di abad 19! Padahal Thern ini peradabannya sudah sangat
maju dan bisa berteleportasi ke mana-mana. Selain itu, John adalah musuh besar
Thern. Tapi kenapa begitu John ditangkap, Thern ini malah asyik mengobrol
dengan John bukannya langsung membunuh atau menghukumnya misalnya langsung
mengirimnya ke kelompok Tharks yang memang sedang mengincar John. Para Thern
juga sering sekali mengambil tindakan gegabah yang orang awam saja bisa paham
bahwa tindakan mereka ini terlalu “bodoh” untuk sebuah kaum yang “cerdas”.
Selain dari segi cerita, ada cacat serius dalam hal konsep teknologi dalam film
ini: teknologi kaum Mars “terlihat” sangat futuristik dan bertabrakan dengan konsep
kemajuan teknologi dalam film ini secara umum karena masyarakatnya masih
menggunakan bahan-bahan yang di bumi akan dianggap “primitif”. Mestinya
keunggulan teknologi ini dialihkan lebih ke arah kemampuan memanfaatkan
kekuatan alam melebihi manusia ketimbang teknologi mesin karena tentu saja
peralatan primitif yang sederhana mustahil bisa membentuk teknologi super
canggih menyerupai komputer. Sebagai contoh saja, dalam film Avatar juga ada “komputer” yang mana
semua makhluk Na’vi bisa mengakses data darinya. Namun “komputer” ini bukan
mesin, melainkan sebuah jaringan pohon yang dikeramatkan. Dengan demikian,
konsepnya tidak saling berbenturan karena Na’vi adalah suku yang dekat dengan
alam.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini tidak konsisten. Untuk sebuah film Fiksi Ilmiah yang dipadukan
dengan Petualangan yang tentunya mencakup Aksi, film ini tidak mampu
mempresentasikan proporsi genrenya dengan tepat. Teknis bagaimana John
terdampat di Mars mestinya tidak dijadikan fokus secara berlebihan karena porsi
Petualangan dan Aksi di film ini sudah menuntut untuk segera dipresentasikan.
Naungan Fiksi Ilmiah film ini mestinya hanya sebatas menyediakan latar lokasi
bagi cerita Petualangan dan aksi untuk terjadi. Yang membedakan film ini dengan
film Petualangan pada umumnya adalah bahwa film ini terjadi di planet Mars—maka
naungan Fiksi Ilmiah tidak perlu terlalu digali karena sebatas memfasilitasi
lokasi untuk petualangannya saja. Namun yang terjadi malah teknis bagaimana
John terdampat di Mars dibahas secara bertele-tele padahal mereka semua berada
di ambang perang. Mereka memulai petualangan bukannya untuk menyelesaikan
perang, namun malah untuk mencari tahu bagaimana bisa John terdampar di Mars.
Jika dikaitkan dengan poin logika cerita, hal ini tentu tidak masuk akal karena
waktunya sangat mendesak—sebuah perang besar menanti!
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
Selain
terlalu bertele-tele dalam menjelaskan sebuah parmasalahan teknis, film ini
juga mencoba membelokkan narasinya ke berbagai fokus yang berbeda:
mengkeksplorasi hubungan Sola dengan Tars Tarkas, mengeksplorasi masa lalu
John, serta mengeksplorasi kompleksitas tata kehidupan masyarakat Mars. Namun
karena fokusnya terlalu banyak dan tentu saja sebuah film itu durasinya
terbatas, semua yang coba diceritakan malah hanya kulitnya saja. Penonton tidak
tahu dengan mendalam tentang bagaimana kehidupan di Mars yang mengakibatkan
planet tersebut tandus dan sejarah perseteruan Zodanga dengan Helium. Padahal
poin itu justru penting karena penonton akan memahami kenapa kaum Thern justru
memihak pada Zodanga bukannya Helium, padahal Zodanga adalah penghancur. Cerita
soal John kehilangan keluarganya akibat perang juga dikisahkan sebagai
flashback yang itu pun sebatas fragmen-fragmen saja sehingga memperumit dan
memperlambat cerita karena di tengah-tengah adegan aksi, penonton harus
berhenti dulu dan berpikir lagi soal motivasi John Carter mengambil
tindakannya. Mestinya kejadian yang penting ini diceritakan saja secara urut di
awal sehingga dalam menikmati adegan aksi tidak perlu dijejalkan lagi
flaschback ini dan penonton tidak harus berhenti dulu untuk berpikir—itu sama
saja penonton sedang menunggang Roller Coaster, tapi baru sampai di puncak,
Roller Coaster-nya berhenti dulu karena harus diisi bensin, baru nanti berjalan
kembali. Tentu saja hal seperti itu sangat mengganggu [mestinya jumlah bensin
diperiksa dari awal, sehingga tidak habis di tengah-tengah].
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
03 Casting Choice and Acting
Para
aktor yang dipilih dalam film ini tidak mampu memerankan karakternya dengan
baik—kecocokan aktor dipertanyakan. Apabila pemilihan aktor dipertimbangkan
lagi, mungkin akan bisa mendukung jalannya cerita. Misalnya jika aktris yang
memerankan Dejah Thoris adalah aktris yang bisa lebih menampilkan sisi feminin
sebagai Damsel in Distress ketimbang
sebagai petarung, akan membantu alur ceritanya selain karena itu akan membuat
karakter Dejah lebih desirable
layaknya cerita tentang puteri yang dperebutkan banyak ksatria, juga akan
membuat jatuh cintanya John Carter lebih masuk akal karena sifat lembut sang
putri mengingatkannya kepada istrinya—jika dulu ia gagal melindungi istrinya,
kali ini dia punya motivasi tidak akan gagal untuk yang ke dua kalinya dalam
melindungi wanita yang ia sayangi. Pemeran raja Helium juga dirasa kurang mampu
mengeluarkan aura wibawa seorang raja dari satu-satunya kerajaan yang berani
menentang Zodanga.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
Selain
pemilihan para aktornya seperti tidak pada tempatnya, desain makhluk-makhluk
Mars lainnya juga memiliki banyak kekurangan—terlepas dari kesesuaiannya dengan
buku aslinya karena ini adalah film [Walt Disney mengubah total desain Winnie
the Pooh dari bukunya karena sketsa di buku itu tidak memungkinkan untuk
dianimasikan]. Untuk monster-monster yang seharusnya menyeramkan dan
intimidatif, malah dibuat tidak begitu menyeramkan. Salah satu kekurangannya
adalah desain anjing planet Mars. Dikisahkan bahwa melihat sosoknya saja John
Carter sudah ketakutan dan khawatir kalau anjing ini akan melukainya. Namun
ternyata anjing ini jinak dan John pun menjadi lega. Masalahnya, desain fisik
anjing ini sudah tidak mengerikan sejak awal sehingga aneh melihat John
ketakutan pada anjing yang tidak seram ini. Jika kita melihat kuda nil, kita
tahu bahwa hewan itu berbahaya. Tapi bukan berarti kita akan ketakutan setengah
mati melihat bentuk tubuh kuda nil. Mestinya desain anjing Mars ini dibuat
menyeramkan supaya reaksi John Carter bisa semakin nyata dan kelegaan hatinya
semakin melegakan ibarat kita ketakutan setengah mati melihat seekor singa
jantan mendekat, tapi tentu kita akan sangat lega ketika singa itu justru hanya
mengusap-usapkan badannya pada kita layaknya seekor kucing rumahan. Selain
desain monster, desain kaum Tharks juga dirasa kurang intimidatif dan sangar karena kaum ini kan digambarkan
sebagai kaum yang beringas [bahkan membunuh bayi mereka yang terlambat
menetas!].
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik. Justru musik yang digunakan dalam film ini
menuai pujian karena benar-benar mampu mengangkat nuansa kebesaran skala film
ini yang mempresentasikan cerita petualangan di planet Mars. Beragam
penghargaan yang dimenangkan oleh film ini juga ditujukan untuk pemilihan
musiknya.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
06 Costume Design
Poin
pemilihan kostum dalam film ini juga dirasa sangat kurang. Seperti dibahas di
poin Story Logic dan Story Consistency, “pakaian adat” dan “teknologi” adalah
dua hal yang bertolak belakang. Oke, jika kita bicara secara sosiologi,
antropologi, budaya, dan lain sebagainya maka argumen semacam ini bisa
dibantahkan. Namun sekali lagi saya ingatkan bahwa ini adalah film. Sebuah film
apalagi yang mengedepankan aksi petualangan seperti ini haruslah menggunakan
rekaman gambar secara efektif sehingga penggunaan stereotip dalam film bukan
hanya hal yang wajar, tapi dalam banyak kasus malah perlu dilakukan. Sudah hal
yang umum jika teknologi canggih itu seperti bertolak belakang dengan
kebudayaan leluhur. Lihat saja film Gods
Must be Crazy yang menampilkan kontrasnya suku Nixao dan orang-orang yang
hidup di perkotaan. Bagaimana dengan perbedaan antara Na’vi dengan manusia di
planet Pandora? Sebuah film tidak seperti buku karena film utamanya menuturkan
cerita lewat gambar [tak heran zaman dulu era film bisu sekalipun orang bisa
tetap memahami ceritanya]. Kostum yang dipakai oleh warga Mars benar-benar
bertolak belakang dengan kemajuan teknologi yang mereka miliki. Loh, bukankah
ini di Mars? Mungkin saja situasinya berbeda? Iya, tetapi desain kostum yang
ada mirip dengan nuansa kostum pakaian masyarakat bumi di masa lalu. Dengan
demikian sudah tentu pikiran penonton akan mengasosiasikan kostum itu dengan
era masa lalu yang tidak cocok bersanding dengan teknologi karena, sekali lagi,
teknologi dalam film ini adalah menggunakan mesin, berbeda dengan Avatar yang “mendownload” data dari
sebuah pohon. Selain kostum yang dikenakan, properti film ini juga memiliki
banyak kekurangan dari segi desain. Misalnya, benda pusaka terkuat di seluruh
planet Mars didesain dengan bentuk tak beraturan yang hanya seperti lilitan
akar kering pepohonan. Mestinya senjata semacam ini dibuat sebaik mungkin dan
cocok dikenakan oleh karakternya [mengingatkan pada Thanos dan pelindung tangan
yeng menyimpan Infinity Stones].
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.
08 Special and/or Practical Effects
Tidak
ada keluhan dalam penggunaan efek komputer.
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan negatif. Durasi film ini dirasa terlalu panjang
sehingga banyak yang menganggap filmnya membosankan karena pembagian segmen
aksi dan drama yang tidak proporsional. Hal ini bisa dilihat dari kerugian
besar yang dialami oleh film ini dari segi finansial.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
10 Intentional Match
John
Carter dimaksudkan untuk menghidupkan kemali cerita lama dari Edgar Rice
Burroughs dan menjadikannya franchise yang terdiri dari tiga film [trilogi].
Namun ambisi sutradara Andrew Stanton tidak berhasil mempresentasikan John
Carter dengan kualitas terbaik sehingga filmnya gagal menghidupkan kembali
minat publik kepada kisah petualangan fiksi ilmiah [publik pun sudah sepenuhnya
beralih minat ke film superhero pada titik dirilisnya John Carter yang dirilis
pada tahun yang sama dengan The Avengers]
dan gagal menjadikan cerita ini sebagai sebuah trilogi. Andrew Stanton
sebenarnya sudah tidak diragukan lagi kualitas penyutradaraannya karena ia
adalah sutradara Finding Nemo dan Wall-E yang menuai pujian besar-besaran.
Namun sepertinya pendekatan animasi tidak bisa serta merta digunakan untuk
live-action [terutama melihat desain karakternya yang seharusnya beringas malah
dibuat lucu atau biasa saja]. Stanton sendiri mengikuti gaya sutradara James
Cameron dalam rencana membuat film; ketika akan membuat Titanic, Cameron mengatakan pada pihak studio bahwa dia akan
membuat film Romeo and Juliet di atas
kapal tenggelam. Andrew Stanton mengatakan pada Disney bahwa dia akan membuat Indiana Jones di planet Mars. Bedanya,
James Cameron benar-benar berhasil memindahkan kisah cinta Romeo and Juliet ke atas kapal tenggelam, namun Stanton tidak
berhasil memindahkan Indiana Jones ke
planet Mars. Sifat haus petualangan Indana Jones pun sama sekali tidak ada
dalam diri John Carter. Maka sangat disayangkan, film ini gagal memenuhi niatan
penciptanya—padahal niat awalnya sangat bagus dan perlu diapresiasi.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Waktu
itu saya buru-buru membeli majalah Cinemags yang memajang poster film ini di
sampulnya. Dari foto-foto dan cuplikan yang dirilis, saya benar-benar tidak
sabar menonton filmnya. Sungguh disayangkan, saya kecewa besar setelah menonton
filmnya. Permasalahan saya sama dengan apa yang sudah dibahas, yakni dari segi
logika cerita dan konsistensi cerita. Alurnya saya harap penuh aksi dan
petualangan, tapi malah kebanyakan
ngomong seperti drama sehingga membosankan. Namun kesan pertama saya kecewa
adalah dari pemilihan aktornya, jujur saja. Saya pikir studio akan meminta Jake
Gyllenhaal sebagai John Carter setelah dirinya memerankan Dastan dalam Prince of Persia—film itu memang tidak
bagus secara cerita, namun sudah bagus secara pemilihan aktornya. Sebegitu
mengecewakannya, saya awalnya berniat menggunakan hak suara untuk mengurangi
dua angka dari film ini. Namun karena tanpa itu saja nilainya sudah babak belur
dan sebetulnya dari segi musik dan visual film ini sangat menarik, maka saya
batalkan pengurangan nilainya. Film ini tetap bisa memanjakan mata dari segi
visual dan sinematografi.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
02 Awards
Tidak
banyak penghargaan yang diterma oleh film ini, untuk ukuran film sebesar John
Carter. Ditambah, penghargaan yang diterima justru bukan untuk filmnya,
melainkan untuk musiknya.
03 Financial
John
Carter adalah sebuah musibah besar dunia perfilman. Film ini gagal total di
box-office karena dari dana sebesar $306 juta hanya mampu memperoleh $284 juta.
Kegagalan tersebut adalah sebuah pukulan besar bagi Disney. Apalagi, sebelumnya
Disney sudah merugi setelah merilis animasi Mars
Needs Moms. Direktur marketing Disney kala itu, M.T. Carney, adalah salah
satu pihak yang disalahkan atas meruginya studio. Ia akhirnya mengundurkan diri
dengan alasan resmi ingin lebih fokus mengurus keluarga.
(C) Disney/2012/all rights resrved. |
04 Critics
Mayoritas
kritikus memberikan tanggapan yang negatif untuk film ini.
05 Longevity
[Pending—karya
masih berusia di bawah 10 tahun]
Final Score
Skor
Asli : 4.5/10
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 4.5/10
Spesifikasi DVD
Judul : John Carter
Rilis : 1 Mei 2012
Format : DVD
Kode
Warna : NTSC [3]
Fitur : Behind the Scenes, Audio
Commentary, Collectible Postcards
Support :
Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360],
Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.