Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
Review Animasi Soul (2020) Menantang Tuhan Menolak Kematian Demi Gapai Impian
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Drama—Fantasi
[Animasi 3D/Full CGI]
Rilis : 25 Desember 2020
Episode : -
Sinopsis
Joe Gardner adalah seorang guru musik paruh waktu. Ia berusaha untuk senantiasa tampil positif di hadapan murid-muridnya yang sebetulnya tidak menyukai pelajaran musik dan tidak pandai bermain musik. Joe juga sebenarnya merasa tidak bahagia karena kondisi keuangannya tidak stabil dan cita-citanya menjadi musisi Jazz tidak juga kesampaian. Setelah mendapatkan kabar bahwa pihak sekolah akan mengangkatnya menjadi guru tetap, perasaan Joe Gardner campur aduk dan cenderung menjadi sedih. Hal itu membuat ibu Joe emosi karena ia ingin puteranya hidup mapan dan tidak terus-menerus terbuai impian yang takkan kunjung datang. Namun Joe memang lebih ingin menjadi musisi ketimbang seorang guru—ia ingin bakatnya disalurkan secara nyata, bukan sekadar mengajari orang-orang caranya bermain musik.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
Di
tengah perasaannya yang campur aduk, Joe menerima telepon dari mantan muridnya,
Lamont, yang merupakan seorang drummer profesional. Lamont memberitahukan bahwa
musisi Jazz Dorothea Williams membuka kesempatan untuk seorang pianis di
grupnya. Joe merasa harapannya semakin menjadi kenyataan dan dengan semangat
menyambangi Dorothea. Ia memainkan musik dengan sangat bagus sehingga Dorothea
memintanya untuk bergabung dalam grup Jazz profesional dan akan langsung pentas
malam itu juga. Karena terlalu bersemangat, Joe tidak berhati-hati dan jatuh ke
dalam lubang saluran air yang menewaskan dirinya. Arwah Joe masuk ke dalam
barisan arwah lainnya menuju ke alam baka. Namun, Joe belum siap mati karena
impiannya baru saja akan terwujud. Ia pun melawan takdir dengan melarikan diri
dari alam baka ke alam roh sebelum manusia dilahirkan. Kepergian Joe membuat
kesal penjaga alam baka karena jumlah arwah tidak sesuai dengan perhitungannya.
Ia pun mulai mencari siapa arwah yang kabur.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
Di
alam roh, Joe berusaha bergabung dengan roh-roh yang akan ditiupkan ke muka
bumi. Namun karena ia sebetulnya sudah meninggal dan tidak memiliki label [lencana] kelulusan, ia tidak bisa
dilahirkan kembali. Ia pun terpaksa menjadi guru bagi roh-roh yang bersiap
menuju ke bumi untuk dilahirkan. Joe ditugasi untuk mendidik roh nomor 22 yang
dikenal nakal dan susah diatur. Sudah tak terhitung jumlahnya guru yang
ditugasi untuk mendidik si 22 agar siap ditiupkan ke muka bumi, namun semuanya
gagal untuk membuat 22 mendapatkan label kelulusan. Ternyata, 22 sebenarnya
tidak ingin dilahirkan ke dunia karena ia melihat dunia adalah tempat yang
menyedihkan dan menyakitkan. Setelah melihat masa lalu Joe, roh 22 jadi semakin
yakin kalau dunia manusia adalah tempat yang buruk karena Joe sendiri harus
menghadapi berbagai kenyataan pahit. Joe pun membuat perjanjian dengan 22,
bahwa Joe akan membantu 22 memperoleh label kelulusan dan Joe yang akan
menggunakan label tersebut untuk kembali ke alam manusia. Dengan demikian, 22 dinyatakan
lulus tanpa harus meninggalkan alam roh.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
Untuk
mencapai tujuan bersama, Joe dan 22 pergi menemui Moonwind, pria nyentrik
tukang pembawa papan petunjuk yang mampu menenggelamkan diri dalam alam bawah
sadar dan melantur ke alam roh.
Moonwind mencarikan cara agar Joe bisa kembali ke alam manusia. Namun saat Joe
sudah dekat dengan tujuannya, tanpa sengaja roh 22 juga ikut terlempar ke alam
manusia. Alhasil, justru roh 22 yang masuk ke tubuh Joe dan Joe malah masuk ke
tubuh seekor kucing. Keduanya pun harus bekerja sama agar kondisi bisa kembali
seperti semula.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
01 Story Logic
Meskipun
animasi ini adalah sebuah fantasi, namun fantasi di sini dipadukan dengan
drama—dan unsur drama dalam film ini lebih kental ketimbang unsur fantasinya.
Poin-poin fantasi yang disajikan dipertontonkan untuk mengisahkan drama
kehidupan tokoh utamanya. Maka tak heran, animasi ini cenderung lebih “berat”
karena bobot drama yang dominan. Jika dilihat dari genre dan sifat bawaan
mediumnya yakni animasi, Soul sudah mengikuti logika cerita Drama—Fantasi
sesuai koridornya. Karena fokus cerita ini ada pada drama kehidupan, aspek
fantasi yang ditampilkan tidak sampai mengalihkan fokus utamanya namun tetap
kentara. Tindakan-tindakan karakternya tidak saling bertolak belakang dengan
konsep dunia yang dibangun dan dengan kepribadian karakternya. Keputusan yang
diambil oleh masing-masing tokoh sudah dibangun dengan baik sehingga tidak
menghancurkan keutuhan logika cerita sesuai koridor genrenya.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
02 Story Consistency
Alur
cerita film ini sudah konsisten. Jika diamati, hubungan Joe dan 22 mirip dengan
hubungan Ralph dan Vanellope dalam film Wreck
it Ralph. Meskipun demikian, tokoh utama Wreck it Ralph tetaplah Ralph bukannya Vanellope—tokoh utama Soul
tetaplah Joe, bukan 22. Film ini telah mengambil langkah konsisten dengan
menceritakan kisah hidup Joe dan fokus kepada karakter ini ketimbang membelah
fokusnya menjadi 2.
03 Casting Choice and Acting
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan pengisi suara, meskipun tidak ada yang benar-benar outstanding sebagaimana di banyak film
PIXAR sebelum Soul.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik. Akan tetapi, meskipun musik dan narasi dalam
film ini memang bisa menyatu dengan apik, tidak ada yang outstanding. Hal ini merupakan “kelemahan” film-film PIXAR selepas
2010 atau setelah Toy Story 3, yang
mana dulunya animasi PIXAR selain memukau dari segi narasi dan animasi, juga
menyuguhkan musik dan lagu-lagu yang fenomenal. Ketiadaan musik yang fenomenal
memang bukan masalah, toh musiknya bisa menyatu dengan narasinya. Hanya saja,
amat disayangkan ketika ciri khas PIXAR sedari 1995-2010 perlahan-lahan hilang.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
06 Costume Design [Character Design]
Secara
umum, desain karakter dalam film ini sudah baik dan tidak ada masalah yang
berarti. Rancangan tokoh mampu menampilkan sisi realitas dan mampu menampilkan
ekspresi sesuai logika ceritanya. Untuk desain karakter manusia dan lingkungan
sekitarnya, sudah tidak ada masalah. Hanya saja, dalam penggambaran sosok roh
dan petugas akherat dirasa masih kurang karena desainnya kurang bisa menyatu
dengan desain karakter manusia—begitu juga dengan karakter hewan. Kekurangan
ini cukup fatal karena akan berdampak pada poin berkutnya yakni kesesuaian
background.
07 Background/Set Match
Sebagaimana
disebutkan di poin desain karakter, sebetulnya secara umum/keseluruhan tidak
ada masalah yang berarti dari segi desain. Hanya saja, karakter yang desainnya
masih kurang akan berpotensi bertabrakan dengan desain background sehingga
meskipun bagus, tetap akan tampak kurang “refined”
atau “seamless”. Hal ini berbeda
dengan film Inside Out ketika
beberapa karakter masuk ke dalam ruangan Pikiran Abstrak yang mengubah karakter
3 Dimensi menjadi 2 Dimensi dan desain tak beraturan. Namun ketidakcocokan desain di film Inside Out sifatnya hanya sementara,
hanya memakan satu segmen kecil, dan memang sengaja dibuat tidak cocok karena
narasinya memang menuntut demikian. Melihat ketidakcocokan semacam ini memang
tidak mudah, diperlukan database animasi yang banyak. Dalam kasus ini, kita
coba mengacu pada film Disney yang berjudul Sleeping
Beauty dan dokumenter Picture
Perfect: The Making of Sleeping Beauty. Kedua karya ini menunjukkan
bagaimana background dan desain karakter harus dibuat sedemikian rupa agar
menyatu [kecuali dalam kasus seperti Inside
Out tadi]. Dalam pembuatan Sleeping
Beauty, Disney mengikuti gaya gothic abad pertengahan yang penuh dengan
detil/ketelitian dan keseriusan tingkat tinggi. Maka, Disney menghapus banyak
konsep karakter yang “lucu”. Tikus dalam Cinderella
tidak akan cocok berada dalam background Sleeping
Beauty, begitu pula sebaliknya karakter hewan di Sleeping Beauty tidak cocok dengan background Cinderella. Dalam film Soul, kekurangan dalam desain karakter roh
dan petugas akherat membuat antar desain karakter dan background jadi
bertabrakan sehingga kurang bisa menyatu dengan baik. Meski demikian, overall
tidak ada masalah yang terlalu berarti seputar desain animasi di film Soul.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
08 Special and/or Practical Effects
Tidak
ada keluhan dalam penggunaan efek komputer. Seperti biasa, PIXAR selalu
memberikan hasil akhir atau rendering
yang mumpuni—bahkan untuk animasi yang lebih ringan seperti Cars 2 sekalipun, tetap memiliki
kualitas efek animasi yang sangat tinggi. Namun mengulang kasus pemilihan musik
dan pemilihan pengisi suara, tidak ada gebrakan besar dalam teknik atau
teknologi animasi ini, lagi-lagi berbeda dengan tradisi PIXAR yang senantiasa
menyajikan sesuatu yang spektakuler. Misalnya penggunaan full CGI layar lebar
pertama yakni Toy Story, tantangan
membuat efek rambut Sullivan di Monsters
Inc., menciptakan alam bawah laut di Finding
Nemo, sampai memvisualisasikan rambut puteri Merida dalam film Brave untuk tampil maksimal di bioskop
3D. Meskipun tidak ada gebrakan baru yang terlalu istimewa, tetap saja kualitas
animasi film Soul berada di posisi kelas atas.
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan positif untuk film ini. Tanggapan positif dapat
dilihat dari opini pengguna yang diunggah ke Google.
10 Intentional Match
Sutradara
film ini, Pete Docter, memang menginginkan sebuah cerita yang lebih dewasa
karena konsep ceritanya memang lebih rumit dan lebih dewasa dibandingkan dengan
film PIXAR sebelumnya. Maka, tidak heran jika kalangan anak-anak di bawah 10
tahun mungkin akan kesulitan memahami konteks film ini secara utuh. Film ini
dimaksudkan untuk mengeksplorasi imajinasi tentang kehidupan sebelum
“kehidupan” karena selama ini seringkali yang dibahas dalam film adalah
kehidupan setelah kematian. Alhasil, Soul memberikan nuansa cerita yang
lebih dewasa dan kadar drama yang cukup besar sehingga banyak penonton dewasa
yang bisa lebih menikmati film ini secara keseluruhan. Dengan demikian, film
ini telah mencapai tujuan penceritaannya dengan berhasil.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Semenjak
Toy Story 3, saya melihat kualitas
animasi PIXAR menurun drastis. Ada Monsters
University yang memang bagus, Cars 2
yang setidaknya sangat menghibur, dan The
Good Dinosaur yang menarik untuk disimak. Namun selain itu, semua tampak
“biasa saja” dan cenderung tidak saya sukai. Saya tidak suka Brave dan Inside Out, apalagi sekuel The
Incredibles 2, Finding Dory, dan Toy Story 4. Maka praktis, saya tidak
berharap banyak dari film Soul. Saya tidak suka Inside Out karena ceritanya terlalu tanggung: terlalu
kekanak-kanakan untuk film drama yang serius, namun terlalu rumit bagi
anak-anak untuk mencerna keseluruhan makna ceritanya. Saya menonton Soul tanpa
ekspektasi tinggi, dan ternyata film ini berhasil memukau saya. Inilah animasi
terbaik PIXAR sejak Monsters University
di tahun 2013.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
Soul
memiliki konsep yang dewasa dan benar-benar fokus pada komitmennya untuk
menyampaikan cerita yang lebih dewasa menyasar kalangan young-adult hingga dewasa. Tidak ada tokoh sentral nyeleneh seperti Bing Bong dari Inside Out dan keseluruhan ceritanya
menuntut penonton untuk ikut berpikir. Berbeda dengan konsep pikiran manusia
dalam Inside Out, konsep alam baka
tidak ada yang tahu. Karena saya bisa berpikir dan berimajinasi, saya merasa
penggambaran pikiran manusia di film Inside
Out terlalu “sederhana” dan “tidak seperti yang saya rasakan”, maka logika
saya menolak konsep cerita Inside Out.
Namun dalam Soul, saya belum pernah pergi ke akherat dan tidak tahu sama sekali
keadaan roh sebelum dilahirkan. Jadi, ruang untuk fantasi dan imajinasi terbuka
lebar untuk konsep-konsep baru atau unik, termasuk konsep yang ditawarkan oleh
film Soul. Overall, saya merasa terhibur oleh film ini. Terima kasih telah
menyegarkan danau film saya yang kering kerontang karena banyaknya film sampah di
2010 ke atas menyebabkan kemarau panjang di jiwa perfilman saya.
02 Awards
Film
ini meraih berbagai penghargaan bergengsi.
Soul/Property of Disney-PIXAR/2020/fair use/all rights reserved. |
03 Financial
Karena
terdampak COVID-19, penayangan bioskop film ini terpaksa dibatalkan dan hanya
ditayangkan di bioskop tertentu dan ditayangkan langsung ke media streaming
Disney+. Dari dana $150 juta, film ini meraih angka box office sebesar $104
juta. Memang tidak bisa menutupi besarnya biaya, namun film ini mendulang
sukses di arena Disney+.
04 Critics
Mayoritas
kritikus memberikan tanggapan yang positif.
05 Longevity
[Pending—karya
masih berusia di bawah 10 tahun]
Final Score
Skor Asli : 9
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 9/10
Spesifikasi DVD
Untuk
informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram
@skywalkerhunter95
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.