Review Film Scouts Guide to the Zombie Apocalypse (2015)

 

Review Film Scouts Guide to the Zombie Apocalypse (2015)

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

2015/Paramount Pictures/Viacom/all rights reserved.

Genre             : Horror [Zombie]—Komedi

Rilis                 : 30 Oktober 2015

Episode           : -

Sinopsis

Di sebuah laboratorium, seorang petugas kebersihan tengah “asyik” mengepel lantai. Namun di dalam gedung masih ada satu orang ilmuwan yang bekerja di dalam laboratorium. Si petugas kebersihan pun meminta izin untuk membersihkan bagian dalam ruangan. Sang ilmuwan yang kebetulan ingin istirahat makan camilan membolehkan si petugas kebersihan untuk melaksanakan pekerjaannya dan meninggalkan ruangan. Ternyata, di dalam ruangan terbaring seorang manusia yang tak sadarkan diri. Tanpa disengaja, akibat rasa ingin tahunya, si petugas kebersihan membangunkan orang itu yang ternyata adalah zombie. Ia pun digigit dan ikut berubah menjadi zombie. Rantai penularan virus zombie berlanjut ketika si petugas kebersihan menggigit sang ilmuwan.

Sementara itu, Ben dan Carter yang sudah sejak kecil bersahabat dengan Augie, berusaha menjaga perasaan Augie yang kehilangan ayahnya. Mereka dengan terpaksa mau ikut serta dalam kelompok pramuka yang hanya beranggotakan tiga orang. Kelompok pramuka menjadi bentuk kegiatan yang tidak populer dan semakin ditinggalkan. Namun Augie sangat bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatannya. Mereka bersama dengan ketua regu, Mr. Rogers, memutuskan untuk mengadakan kemah untuk penganugrahan lencana pramuka untuk Augie. Mereka berempat sepakat untuk berkumpul di hutan. Dalam perjalanan ke rumah, Ben menabrak seekor rusa hingga tewas dan ban mobilnya bocor. Ia dan Carter terpaksa berhenti dan mengganti roda itu. Saat itulah anak-anak “gaul” termasuk kakak perempuan Carter lewat dan mengungkapkan bahwa malam itu akan ada pesta rahasia dan Ben serta Carter harus datang supaya kelihatan keren dan menarik perhatian gadis-gadis.

2015/Paramount Pictures/Viacom/all rights reserved.

Ben kebingungan karena bangkai rusa yang tadi mereka tabrak tiba-tiba menghilang, sedangkan Carter hanya peduli soal pesta rahasia malam nanti. Namun semua itu membuat Ben bingung karena mereka sudah janji kepada Augie. Ben tidak ingin persahabatan mereka rusak karena pesta. Carter pun memberikan solusi untuk menyelinap keluar perkemahan setelah Augie dan Mr. Rogers tidur. Selagi mereka sibuk memikirkan rencana, Mr. Rogers sudah lebih dulu menyusuri hutan menuju area perkemahan. Namun ia dihadang oleh rusa zombie dan ilmuwan zombie yang mengubahnya ikut menjadi zombie. Ben, Carter, dan Augie pun mendirikan kemah tanpa menunggu kedatangan Mr. Rogers. Carter curiga kalau mereka sebenarnya dibodohi oleh Mr. Rogers. Menurut Augie, Mr. Rogers sebenarnya sedang menguji mereka. Namun menurut Ben, ada yang janggal dan kemungkinan terjadi hal buruk pada Mr. Rogers.

Ketiga pramuka bersahabat itu berada jauh dari kota. Saat mereka akhirnya kembali ke kota, mereka mendapati kota itu telah ditinggalkan dan porak poranda. Namun mereka salah, kota itu bukan ditinggalkan melainkan telah berubah menjadi kota zombie. Ben, Carter, dan Augie harus menghadapi serbuan zombie untuk mencari tahu lokasi pesta rahasia sebelum semuanya terlambat dan zombie berhasil menemukan lokasinya lebih dulu.

2015/Paramount Pictures/Viacom/all rights reserved.

01 Story Logic

Film horror ini mengambil tema spesifik zombie dan dipadukan dengan unsur komedi. Dengan penambahan koridor komedi, film ini bisa lebih leluasa memainkan logika cerita karena pada dasarnya film ini sudah dibangun di atas cerita yang tidak masuk akal [serangan zombie yang mengundang gelak tawa adalah hal yang konyol dan tidak masuk akal, tapi justru di situlah jati diri film ini]. Meskipun demikian, film ini tetaplah tidak logis. Meskipun alur ceritanya memang tidak logis, namun bukan berarti film ini boleh membuat hubungan aksi dan reaksi menjadi tidak logis [misalnya jika seseorang ditikam pisau, maka akan mengeluarkan darah]. Film ini boleh konyol dalam koridor mengundang gelak tawa, namun tetap tidak boleh konyol sebatas konyol saja. Cara pemeran film ini bereaksi terhadap serangan zombie seringkali tidak logis, terutama pada bagian awal Ben dan Carter mendapati kota sudah kosong dan mereka masuk ke kafe klub penari dewasa. Respon Carter terhadap musibah yang terjadi bukannya tidak logis mengarah ke lelucon, tapi murni tidak logis—bukannya mengundang tawa penonton, tapi justru mengundang emosi penonton—dirinya merasa tidak ada yang aneh dari kota yang porak poranda. Parahnya lagi, banyak sekali tindakan tidak logis yang justru terjadi di saat yang mengharuskan para tokoh bertindak logis [misalnya seorang pramuka menemukan tanda kekerasan semestinya mengarah ke alur cerita tokoh berusaha memecahkan kasus kekerasan tersebut]. Dengan logika narasi yang tidak logis dan cenderung berubah-ubah, jati diri film ini menjadi goyah antara ingin mempertahankan sisi horor—komedi atau lebih ke horror—thriller yang lebih serius. Dengan demikian, lelucon-lelucon yang ditampilkan sering muncul tidak pada tempatnya dan malah menjadikan narasinya tida logis—padahal film ini memiliki keleluasaan yang besar karena boleh tidak logis. Masalahnya, ketidaklogisan narasi film ini membentur koridornya sehingga tidak semestinya ditampilkan.

02 Story Consistency

Meskipun memiliki kekurangan di logika cerita dalam penempatan lelucon yang kurang pas, alur cerita film ini termasuk konsisten. Ini karena poin-poin tidak logis yang ada sifatnya tidak sampai mengubah jalan cerita secara signifikan, sehingga alurnya tetap mengalir dengan baik. Film ini berfokus pada hubungan persahabatan Ben, Carter, dan Augie, dan mempertahankan fokus ini hingga akhir. Film ini memiliki potensi menggali perasaan kebingungan tokoh utamanya karena asal muasal wabah zombie itu tidak dijelaskan [bagaimana zombie di laboratorium bisa ada], namun justru menampilkan reaksi tokoh yang tidak logis. Film ini kurang konsisten di segi nada cerita dan jati dirinya—sesaat menjadi serius, sesaat menjadi konyol. Namun itu lebih berpengaruh pada poin penilaian pertama karena toh alur ceritanya tetap konsisten.

03 Casting Choice and Acting

Tidak ada keluhan dalam pemilihan pemeran.

04 Music Match

Tidak ada keluhan di pemilihan musik.

2015/Paramount Pictures/Viacom/all rights reserved.

05 Cinematography Match

Tidak ada keluhan dalam poin sinematografi.

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.

08 Special and/or Practical Effects

Tidak ada keluhan dalam penggunaan efek komputer.

09 Audience Approval

Film ini mendapat tanggapan cenderung negatif dari penonton. Bukannya totalitas menggarap zombie—komedi seperti Zombieland, film ini malah tidak begitu jelas posisinya: terlalu serius dan garing untuk sebuah komedi, namun terlalu konyol untuk sebuah horror—thriller serius. Hal ini kelihatan sekali dari torehan penjualan tiket karena tidak banyak penonton yang mau menontonnya. Film ini “hanya” memperoleh $16 juta. Bandingkan dengan Zombieland yang memperoleh $ 102 juta.

2015/Paramount Pictures/Viacom/all rights reserved.
10 Intentional Match

Dilihat dari judulnya, film ini mencoba untuk tampil lucu karena menggabungkan unsur pramuka (Scout) dan petunjuk (Guide). Kita tentu tahu bahwa pramuka memiliki petunjuk-petunjuk bertahan hidup dan kode-kode yang harus dipelajari untuk melakukan lintas alam. Pramuka harus selalu bersiap menghadapi tantangan yang tidak terduga. Maka, film ini mencoba mengajak penonton untuk membayangkan jika pramuka memiliki petunjuk untuk bertahan di tengah kiamat zombie. Judulnya sendiri sudah menjanjikan kekonyolan karena tentu ada alasan kenapa pramuka dipilih sebagai tokoh dan kenapa harus soal petunjuk/Guide. Ini seperti menyindir pramuka itu sendiri, yang apa-apa selalu dibuatkan petunjuk dan seringkali malah tidak berguna secara praktik [dalam film Life of Pi, Piscine Patel mengikuti langkah-langkah di buku petunjuk bertahan hidup yang secara garis besar menyebutkan “Jika poin 5 gagal, lupakan poin 1-4”—dan hal ini menjadi komedi tersendiri]. Potensi-potensi yang ada sayangnya tidak benar-benar digali oleh film ini. Maka, film ini belum bisa menjadi sebuah horror—komedi yang proper. Bahkan teknik pengambilan gambarnya pun, meskipun bagus, justru seperti film khas Wes Anderson yakni Moonrise Kingdom yang menjauhkan filmnya dari kesan lucu dan horror.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

2015/Paramount Pictures/Viacom/all rights reserved.
01 Skywalker’s Schemata

Meskipun film ini tidak logis dan ragu-ragu menentukan jati dirinya, film ini tetaplah menghibur dan memiliki bagian-bagian yang mampu menggugah gelak tawa. Namun sangat disayangkan karena film ini ragu pada dirinya sendiri, film ini tidak mampu tampil totalitas antara total horror—komedi dan total horror—thriller serius. Film yang tidak logis dan masih ragu-ragu seringkali akan tipis lapisan ceritanya sehingga tidak banyak yang bisa digali. Saya menilai film ini bukanlah sebuah film yang bagus dan cenderung biasa saja. Tercatat hanya ada satu adegan yang membuat saya benar-benar tertawa pada bagian usaha melarikan diri dengan trampolin. Saya akan menghapus lencana dua bintang Skywalker Schemata di film ini. Awalnya saya ingin mengurangi menjadi -2, namun karena filmnya toh tetap menghibur, saya biarkan di posisi 0 tanpa mengurangi nilai asli film ini.

02 Awards

Film ini tidak mendapatkan banyak penghargaan.

03 Financial

Film ini gagal total di pasaran. Dari dana yang sebesar $20 juta [antara $15-$24 juta], film ini hanya mampu menghasilkan sebesar $16 juta. Dengan konsep menarik dan potensi yang besar, pencapaian ini tentu sangat merusak citra dari filmnya karena dapat digunakan sebagai argumen yang menjatuhkan filmnya karena tidak disukai penonton. Maka, satu poin harus dikurangi.

2015/Paramount Pictures/Viacom/all rights reserved.

04 Critics

Scouts Guide to the Zombie Apocalypse mendapat kritikan pedas alias dihujat habis-habisan oleh kritikus film. Bahkan situs rogerebert.com memberi gelar film ini sebagai “sampah untuk dibuang”. Memang pernyataan ini teralu berlebihan karena filmnya tetap memiliki banyak nilai plus meskipun tidak memorable [di sini “dibuang” bukan berarti sampah tanpa kegunaan, melainkan lebih ke arah sesuatu yang hanya bisa dipakai satu kali—film yang cukup ditonton lalu langsung dilupakan].

05 Longevity

[Pending—karya masih berusia di bawah 10 tahun]

Final Score

Skor Asli                     : 7/10

Skor Tambahan           : -2

Skor Akhir                  : 5/10

Spesifikasi DVD


Judul               : Scouts Guide to the Zombie Apocalypse

Rilis                 : 2015

Format             : Blu-ray

Video Codec: MPEG-4 AVC

Resolution: 1080p

Aspect ratio: 2.39:1

Original aspect ratio: 2.35:1

 

Audio

English: DTS-HD Master Audio 5.1

French (Canada): Dolby Digital 5.1

Spanish: Dolby Digital 5.1

Portuguese: Dolby Digital 5.1

Note: Brazilian Portuguese

 

Subtitles

English, English SDH, French, Portuguese, Spanish

Note: Brazilian Portuguese...

 

Discs

Blu-ray Disc

Two-disc set (1 BD-50, 1 DVD)

DVD copy

Kode Warna    : A [Kode Negara]

Fitur                : lihat sebelumnya.

Support           : Windows 7-10 [VLC Media Player/PowerDVD], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95.

 

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.