Cara Burning Film ke DVD Nonton Menggunakan TV


Oleh Nabil Bakri
Kalau Anda mau langsung ke caranya, lewati bagian OVERTURE ini langsung ke PERSIAPAN

OVERTURE
Saat ini kita hidup di era digital. Semua-muanya serba digital, mulai dari buku yang sekarang sebagian besar sudah menggunakan E-Book sampai belanja kini sudah menggunakan uang elektronik di toko yang juga digital (online shop). Kalau dulu mendengarkan musik biasanya menggunakan kaset pita dan walkman, kini lagu bisa didownload dengan mudah atau streaming di berbagai layanan music berbayar seperti Spotify atau iTunes dengan smartphone. Menonton film pun yang dulu harus ke bioskop atau menyewa kaset pita VHS, kini bisa dengan mudah digantikan dengan download atau nonton film di Netflix maupun Hulu+ dan lain-lain. Sudah jarang yang masih menggunakan CD (Compact Disc) atau DVD (Digital Versatile Disc) untuk media mendengarkan music dan menonton film. Tapi jangan salah, DVD sebetulnya masuk kategori ‘serba digital’ karena DVD sendiri sebetulnya media penyimpanan media digital dan film yang ada d dalam DVD sebetulnya sama dengan file komputer yaitu terdiri dari kode binary 1 dan 0. Lantas, bagaimana kalau kita masih mau menggunakan media DVD, apa kelebihannya dibanding media online yakni streaming?
(ADR Shop)

01-   DVD, walaupun sering dinafikan dari segmen pasar digital, sebetulnya juga media digital, jadi data yang disimpan di dalam DVD bisa dengan mudah diunduh atau diproses menggunakan komputer. Tidak seperti flashdisk atau media penyimpanan lain, DVD bersifat independen dan tidak dipengaruhi oleh sistem sehingga DVD adalah media yang sepenuhnya dikendalikan oleh User, maka masalah seperti serangan virus tidak mungkin terjadi pada data di dalam DVD. Kalau virus mau masuk, virus itu harus di-burn dengan laser ke dalam DVD dan proses burn itu hanya bisa terjadi jika User yang melakukannya sendiri, tidak bisa oleh virus.

02-   Sebetulnya DVD dan Netflix/YouTube itu bukan soal digital vs fisik, karena toh DVD juga digital. Melainkan, DVD bersifat offline sedangkan streaming adalah online (offline vs online). Terkadang jaringan internet putus sehingga kita tidak bisa nonton film kesukaan. Jaman sekarang sih internet hampir dipastikan nyala terus, tapi masalahnya jaringan harus stabil. Bisa sih, jaringan lemah nonton film, tapi pasti kalau tidak A) Sering Buffering, ya B) Kualitas gambarnya secara otomatis ditutunkan secara drastis karena makin besar resolusinya makin besar data yang ditransfer. Tentu saja DVD tidak perlu ada jaringan internet dan kualitas gambarnya tentu akan stabil dari awal sampai akhir.


03-   Media online bukanlah media permanen, sehingga bisa jadi sebuah website tiba-tiba tutup dan Anda tidak bisa lagi mengakses isinya. Situs-situs film online yang illegal seringkali harus buka-tutup situsnya karena tentu ada upaya penutupan oleh pihak berwenang, jadi bisa saja Anda ingin menonton tapi situsnya tiba-tiba error dan baru aktif lagi besok atau lusa, pun daftar film yang tersedia bisa berbeda, ada yang masih error bahkan hilang. Situs resmi seperti Netflix itu punya kontrak dengan perusahaan film misalnya Warner Bros. Pictures. Nah, kalau kontraknya sudah habis, maka filmnya akan dihapus dari Netflix. DVD memiliki perbedaan kualitas antar merk, tapi merk DVD yang bagus bisa bertahan hingga di atas 20 tahun. Bayangkan DVD yang dibuat tahun 1999 atau CD yang dibuat tahun 1990 dan sekarang masih bisa diakses, berarti mereka terbukti lebih permanen ketimbang media digital dari jaman Windows purba sampai Windows 10, dari Yahoo berjaya sampai Yahoo tumbang, bahkan saat ini Netflix sedang mengalami krisis karena perusahaan film tidak mau kontrak mereka lagi karena mau buat situs streaming sendiri.


04-   Selain menjadi media arsip, DVD juga tentunya bisa menjadi media untuk dikoleksi. Dengan majunya teknologi printer, kita sekarang bisa dengan mudah mencetak cover DVD semau kita sehingga enak dilihat dan mempunyai nilai koleksi pribadi. Nah, semua ini akan kita bahas lebih detil di langkah-langkah burning film ke DVD untuk ditonton di TV

PERSIAPAN


1| Siapkan/download file film yang akan di-burn. Pastikan film itu formatnya MP4 atau MPEG2 TS Video. Jika hati nurani Anda tidak mau mendownload film illegal, film yang ada di YouTube bisa didownload karena jika suatu film diupload ke YouTube, maka perusahaan filmnya akan diberi tahu secara otomatis. Kalau film itu harus ditonton dengan cara bayar, maka YouTube pasti memblokir video tersebut karena melanggar hak cipta. Tapi kalau ada film diupload dan tidak diblokir, itu berarti filmnya memang boleh dinikmati secara cuma-cuma, bisa karena untuk promosi dari iklan, bisa juga karena filmnya masuk public domain alias ranah publik sehingga bebas diedardan siapa saja. Public domain biasanya film-film yang sudah berusia sekian puluh tahun, tapi bisa juga film yang perusahaannya tutup atau ada masalah lain sehingga persoalan hak ciptanya tidak diurus. Nah, jadi kita misalkan saja mendownload film lewat YouTube. Misalnya kita mau download film animasi Thumbelina.  
--> Pastikan computer sudah dilengkapi IDM/Internet Download Manager. Kalau selain IDM juga tidak apa-apa, asalkan mampu download video dengan format MP4. Kalau tidak ada pilihan MP4, gunakan google dengan kata kunci “download YouTube MP4” maka akan muncul banyak website yang mengubah format video YouTube secara otomatis ke MP4. Nah dari situ, file video bisa kita download. Sebetulnya IDM itu tidak betul-betul wajib, hanya saja download dengan IDM akan membuat proses lebih cepat.
--> File film sudah siap dalam format MP4.
2| Pastikan Anda punya DVD Drive baik itu internal di dalam computer/laptop atau eksternal. Sebaiknya gunakan DVD Drive kualitas tinggi supaya burning lancar dan tidak sering error. DVD Drive yang jelek sering error dan burning berhenti di tengah jalan sehingga DVD yang diburn setengah tidak bisa dipakai lagi, sia-sia.

3| Siapkan DVDnya. Pastikan itu adalah DVD merk yang kualitas tinggi. DVD seperti GT-Pro/Princo atau yang desain DVDnya rame/berantakan itu kualitas sampah, dihindari saja. Pakai yang kualitas professional misalnya Vebratim atau Hp. Penulis sendiri sudah tiga tahun terakhir konsisten memakai Maxell ciri-cirinya DVD berwarna emas. Hargganya tidak mahal, sekitar 3000an per keeping atau 150 ribuan per pak/50 keping bonus 5.


4| Download software DVD Flick. Software ini gratis, jadi download saja dan ikuti semua petunjuknya untuk diinstall di komputer. Software ini adalah software encoder yang akan mengubah format MP4 menjadi format DVD. Walaupun MP4 dan DVD sama-sama digital, tapi formatnya berbeda. DVD Player didesain untuk men-decode format DVD yaitu MPEG-2. Nah, software ini sebetulnya sudah komplit bisa untuk sekalian burning, tapi penulis sarankan untuk tidak burning dengan DVD Flick melainkan dengan software lain yaitu:


5| Download software AVS Disc Creator. Sama seperti DVD Flick, software ini gratis dan proses instalasinya mudah tinggal mengikuti petunjuknya saja. Software ini khusus untuk burning sehingga kemungkinan error saat burning lebih sedikit ketimbang DVD Flick.



ENCODING-AUTHORING MENGGUNAKAN DVD FLICK


1) Buka DVD Flick
2) Pilih menu “Add Titles”. Pastikan formatnya MP4, kalau tidak bisa di add mungkin formatnya bukan MP4 jadi tidak didukung
3) Klik menu “Project Settings”. Pada menu “General” ada pilihan “Encoder”. Kalau komputer tidak dipakai kerja berat misalnya browsing google, editing video, atau bermain game, ubah settingan Encoder dari “Normal” atau “Below Normal” ke “Above Normal” sehingga proses encoding video diprioritaskan. Kalau pemakaian normal, maka pilih saja “Normal” dan kalau sekiranya tidak diprioristakn maka pilih “Below Normal”. Setelah ditentukan, klik “Accept” (settingan lain tidak boleh diubah). Tergantung spesifikasi komputer Anda, makin canggih prosesor dan makin besar memori/RAM-nya maka proses bisa semakin cepat. Proses Encoding ini bisa makan waktu cukup lama hingga beberapa jam tergantung format dan durasi filmnya. Lamanya proses ini dibayar dengan cepatnya burning nanti dan mudahnya DVD dibaca oleh DVD player.


4) Klik menu “Video” di bawah “Project Setting”. Pada menu “Target Format”, pilih “Mixed”. Kenapa? Encoding terbaik adalah mengikuti format asli videonya. Jadi kalau videonya berformat NTSC (kode Negara Amerika, Jepang, dll) maka pilih “NTSC”. Kalau PAL (kode Negara Indonesia, sebagian Eropa, dll), maka pilih “PAL”. Nah, untuk mengetahui kode ini tentu sangat sulit. Jadi, kita pilih “Mixed” supaya DVD Flick menentukan secara otomatis apakah video ini NTSC atau PAL. Salah memilih bisa menyebabkan menurunnya kualitas gambar seperti gambar putus-putus atau suara tidak sinkron dengan video. Nah, kalau sudah klik “Accept” dan tentunya, settingan lain jangan diubah.


5) Menu “Audio”, “Playback”, dan “Burning” tidak usah diutak-atik, kita biarkan saja. DVD Flick bisa menambahkan DVD Menu, tapi kalau video yang mau di-burn cuma satu, tidak usah memakai Menu. Selain itu, menambahkan menu akan membuat proses lebih rumit sehingga bisa lebih lama dan memperbesar kemungkinan error.
6) Di paling bawah ada kotak isian “Project Destination Folder” ya itu diiskian saja lokasi di mana videonya mau disimpan. Kalau bisa, simpan video di Drive yang paling banyak sisa kapasitasnya.


7) Kalau sudah, klik “Create DVD” dan kita sekarang tinggal menunggu proses selesai. Sambil nunggu bisa nonton film atau YouTube-an atau mengerjakan tugas. Selain itu, proyek ini tidak harus langsung selesai sehari, kalai komputer di Sleep atau Hibernate (asal tidak Shut-Down), DVD Flick akan me-Resume proyek tadi.


8) Ada pilihan apa yang dilakukan setelah selesai di menu “When Done”, bisa memilih apakah kalau sudah selesai komputer mau dimatikan atau hibernate, jadi proses ini bisa ditinggal dengan catatan computer tidak disetting untuk Sleep atau Hibernate otomatis (Auto-Sleep). Jadi, proses ini bisa dilakukan malam hari sebelum tidur karena bisa ditinggal tidur.


BURNING MENGGUNAKAN AVS DISC CREATOR

1) Masukkan DVD-R kosong ke dalam DVD Drive. Dalam hal ini, gunakan DVD-R, jangan pakai DVD-RW karena DVD-RW didesain untuk Burn-Erase sehingga usianya lebih pendek dari DVD-R yang memang khusus dibuat untuk menyimpan data secara permanen (Write-Once dan/atau Read-Only). Penulis memakai DVD Drive ASUS SDRW-08D2S-U LITE karena reliable, sangat ringan, dan desainnya cantik Diamond-Cut. Harganya (2019) sekitar 400 ribu kurang sedikit. Untuk DVD, penulis menggunakan Maxell DVD-R Version 2.1 Master Quality.

2) Setelah video diubah menjadi format DVD (tadi dengan DVD Flick), buka software AVS Disc Creator


3) Software ini multifungsi, bisa untuk burning berbagai macam CD atau DVD. Tapi karena kita mau burning DVD film, maka pilih menu “DVD-Video”

4) Setelah itu, pilih “Add DVD video”


5) Pilih folder film dari DVD Flick tadi, klik folder di dalamnya dengan nama folder “dvd” kemudian klik “Add”


6) Setelah itu klik “Start Burning”. Akan muncul kotak dialog dengan beragam opsi. Pertama, kecepatan burning. Jangan pilih kecepatan maksimal. Pilih 4X Speed. Kenapa? Proses yang sangat cepat membuat pembakaran kurang sempurna sehingga bisa jadi data tidak begitu sempurna diukir di dalam DVD (laser menembus lapisan dalam DVD dan mengukir data kode binary). Proses kecepatan tinggi sebetulnya bisa dilakukan dan sering digunakan untuk CD-R, tapi tidak untuk DVD. Ini karena CD-R memiliki ukuran fokus laser lebih besar dan DVD lebih kecil sehingga DVD harus dibuat dengan lebih presisi.


7) Hilangkan tanda centang pada “Cache data from network, flash...”

8) Klik “Burn” dan tunggu saja prosesnya sampai selesai. Setelah selesai DVD akan otomatis “Eject”

9) Cek bagian bawah DVD. Kalau warnanya dari yang semula biru gelap jadi lebih cerah merata sempurna, berarti DVD berhasil di-burn dengan sempurna. Kalau warnanya belang ada yang birunya gelap di tengah-tengah, ada kemungkinan proses burning tidak sempurna. Biasanya, burning tidak sempurna kalau A) DVD kualitasnya jelek, B) DVD Drive kualitasnya jelek atau sudah harus ganti, dan C) Error komputer atau software. Yang (C) sangat jarang terjadi, biasanya burning tidak sempurna karena (A) dan (B)


10) Coba play DVD dengan DVD Player. Supaya mendapatkan hasil maksimal, ikuti langkah-langkah di artikel ini: (Meningkatkan Kualitas Gambar)
Selamat Mencoba!

Langkah Burning DVD sudah selesai. Tapi kalau Anda mau lanjut ke level berikutnya, maka mari penulis berikan Bonus Cara membuat Cover DVD Film bernilai koleksi:

MEMBUAT COVER DVD DENGAN NERO COVER DESIGNER

Apa yang harus disediakan?


-) Kemasan DVD warnah hitam (biasanya dijual di toko alat tulis atau di toko komputer). Pilih merk GT pro karena ternyata ada banyak merk kemasan DVD dan biasanya merk lain menggunakan bahan plastik yang kurang bagus sehingga plastic itu memerangkap udara sehingga kotak menjadi lembab dan basah. Kelembaban lama kelamaan bisa merusak DVD. (DVD buatan GT pro jelek, tapi kemasannya buatan GT pro ternyata bagus)


-) Kertas foto Glossy Photo Paper. Tergantung tipe/merk printer dan tinta yang Anda pakai, merk kertas foto bisa jadi bervariasi. Dalam hal ini, penulis sudah mencoba dua printer yakni HP Deskjet dan Canon IP, dan mendapati bahwa kertas foto yang bagus adalah merk Blueprint (saat memakai Data Print, warnanya sangat mudah luntur dan nge-blur). Kali ini, penulis akan menggunakan Glossy paper Blueprint dan printer Canon.


-) Kertas foto stiker merk Blueprint

Seperti kita ketahui, Nero adalah program komputer yang sangat terkenal di dunia Burning DVD dan editing video. Tapi, kita sekarang memiliki beragam pilihan untuk itu dan DVD Flick serta AVS Disc Creator sudah bisa memberikan kita proses Encoding dan Burning DVD yang mumpuni dan sangat mudah. Tapi ada satu hal yang ditawarkan oleh Nero yaitu program pembuat cover DVD. Program ini terpisah dari program Nero jadi hanya bisa dipakai untuk membuat cover. Jadi, ukuran programnya pun tidak besar dan tidak makan tempat memori komputer. Selain itu, tampilannya pun sederhana dan mudah digunakan.

2) Setelah didownload dan diinstall (ikuti petunjuknya seperti biasa), buka Nero Cover Designer

3) Setelah program terbuka, akan ada dialog pilihan jenis DVD apa yang mau kita buat. Kemasan DVD dibedakan sesuai ukurannya. Berikut keterangannya:


“Standard” adalah kemasan Audio CD yang terbuat dari mika bening dan ukuran tingginya setengah dari kotak DVD biasa. Pilih “Standar” jika ingin membuat CD lagu atau CD album foto, Dokumen Word, Software, dan lain-lain.
“DVD Case” adalah kemasan DVD yang biasanya dipakai oleh industry DVD original sehingga cukup sulit dicari di toko-toko alat tulis. Ciri-cirinya adalah punggung DVD yang lebar.
“DVD Slim Case” adalah kemasan DVD yang paling sering dijual “after-market” dan jarang sekali dipakai oleh industry DVD original. Ciri-cirinya adalah punggung DVD yang lebih sempit ketimbang DVD Case.
“BD Case” adalah kemasan khusus Blu-ray Disc yakni kotak format Blu-ray (bukan DVD, simak detilnya DI SINI) yang ukurannya sedikit lebih pendek dari kotak DVD dan lebar punggungnya biasanya sama dengan DVD Slim Case atau lebih sempit dari DVD Case.

4) Untuk kali ini, kita akan memilih opsi yang paling sering digunakan yaitu kita pilih “DVD Case”. Di bagian kanan bawah dialog ada pilihan jumlah disc, bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.


5) Setelah memilih “DVD Case”, akan muncul lembar kerja yang di bagian paling bawah ada pilihan “DVD Booklet”, “DVD Inlay”, dan “Disc 1-4”. Kita lewati yang Booklet, langsung saja klik “DVD Inlay”

6) Di menu vertical kiri Anda akan menemukan opsi “Image Tool”, ini berfungsi memasukkan gambar ke lembar kerja. Kalau mau membuat cover film, Anda bisa mencari gambar cover yang sudah jadi di Google gambar. Buka google dan ketikkan “(Judul Film) DVD Cover”, maka akan muncul variasi cover menarik. Supaya gambar yang nanti dimasukkan ke DVD Inlay tidak pecah dan kualitasnya bagus, pilih gambar yang ukurannya besar. Caranya adalah memilih opsi “Tools” di Google untuk mencari ukuran gambar “Large” atau “Besar”. Kita contohkan film Thumbelina yang sudah didownload dari YouTube.


7) Setelah memasukkan gambar ke lembar kerja, sesuaikan agar gambar tidak keluar garis hitam. Nah, karena kemasan DVD yang kita pakai punggungnya lebih sempit dari punggung DVD standar, maka bagian kanan dan kiri jangan dipas pada garis tapi dikurangi sedikit ke belakang garis.

8) Kalau semua dirasa sudah pas, kita print lembar kerja tersebut. Tergantung komputer dan printer Anda, maka tampilah opsi printer akan berbeda. Tetapi garis besarnya adalah:

-Pilih “Elements” atau bagian mana saja yang mau dicetak. Pilih “DVD Inlay” dan hilangkan tanda centang pada bagian lain karena kita tidak mau mencetak Booklet dan Disc.


-Pilih “Properties” karena ada settingan printer yang harus kita ubah. Pertama, ubah format kertas dari “Portrait” ke “Landscape”. Ke dua, ubah “Paper Type” atau jenis kertas dari “Plain Paper” ke “Photo Paper” atau “Glossy Photo Paper”. Di kolom “Paper Quality” atau kualitas kertas, akan disediakan pilihan kualitas biasa atau kualitas terbaik. Dalam uji coba, saat menggunakan HP seharusnya dipilih “Best Quality” karena kalau tidak, warna hitam akan luntur kalau disentuh. Sedangkan untuk Canon, kualitas “Standard” sudah cukup. Nah, dalam hal ini, penulis tidak bisa memberikan keterangan mutlak/pasti karena berbeda printer akan memberikan hasil yang berbeda. Sebetulnya ada lagi jenis kertas yang lebih cocok untuk cover DVD yaitu Art paper, tapi sayangnya hanya didukung oleh printer tertentu yang masuk kategori “high-end” atau “trim teratas” misalnya Epson.


9) Untuk Disc, kita melakukan langkah yang sama persis dengan “DVD Inlay” TAPI, kertas yang digunakan bukan glossy photo paper melainkan glossy STICKER photo paper, dan format lembar kembali ke “Portrait”.

Setelah dicetak, tinggal dipotong dan disisipkan ke dalam kotak/kemasan DVD. Hasilnya akan seperti gambar di bawah ini. Nah, selamat mencoba, semoga berhasil!


Keterangan khusus wilayah Yogyakarta:
ASUS DVD Eksternal penulis beli di Jogjatronik.
Kotak DVD dan DVD Maxell, kertas foto, dan tinta printer penulis beli di toko alat tulis Toko Merah
***
Artikel merupakan salah satu perwujudan usaha penulis dalam menciptakan Arsip Film, teregistrasi dalam "Archive Edition" Skywalker Hunter the DVD Archivist