10 Monster/Kaiju Paling Populer dalam Film


Oleh Nabil Bakri
Follow instagram

(Godzilla 2014 by Gareth Edwards|||This picture belongs to Legendary Pictures)

Dari sekian banyak genre film, genre yang menampilkan sosok monster memang selalu menarik perhatian para penonton. Hal ini dikarenakan biasanya film-film yang menampilkan monster menjanjikan cerita yang ringan, efek visual yang memanjakan mata, dan adegan aksi yang memukau. Bahkan dalam film yang tidak mengedepankan monster seperti The Avengers, tetap menghebohkan untuk ditonton ketika sepasukan makhluk asing membawa serta monster-monster raksasa ke pusat kota. Walau film ‘monster’ hampir selalu ringan ditonton alias penonton tidak perlu mikir terlalu berat layaknya sedang menyaksikan drama serius, tidak semua film monster ceritanya ringan. Sebut saja Monsters karya Gareth Edwards sebagai contohnya. Selain itu, sosok monster terkenal dalam film tidak selalu harus makhluk berbentuk aneh atau alien, tapi bisa juga makhluk bumi biasa yang ukurannya di atas rata-rata dan gemar memangsa manusia. Sebagai contohnya Primeval yang menceritakan sosok buaya raksasa Gustave yang terinspirasi kisah nyata, atau Jaws yang menceritakan serangan hiu putih.

(Kemasan DVD film Primeval menampilkan Gustave|||This picture belongs to Buena Vista Home Enertainment)

Film-film yang karakternya masuk daftar ini memang sebagian besar adalah film bergenre monster atau Kaiju, tapi tidak semuanya diambil dari film monster. Asalkan karakter tersebut adalah monster yang popular, meskipun muncul di serial drama, bisa saja masuk dalam daftar. Nah, langsung saja berikut daftar 10 Monster paling populer dalam film.

10. Mothra (dalam seri Godzilla)


Dilihat dari arti namanya yakni giant moth atau ngengat raksasa, mothra adalah sesosok kaiju berupa ngegat berukuran raksasa yang muncul dalam seri film Godzilla. Monster ini termasuk monster yang baik dan senantiasa membantu umat manusia menumpas Kaiju jahat. Mothra sendiri diciptakan oleh Shinichiro Nakamura, Yoshie Hotta, dan Takehiko Fukanaga untuk tampil pertama kali dalam film berjudul Mothra yang tayang pada 1961. Mothra adalah kaiju yang paling banyak muncul dalam seri Godzilla (selain Godzilla-nya sendiri tentunya) dan merupakan Kaiju yang, berdasarkan polling awal 90-an, paling popular di kalangan penikmat Kaiju perempuan dan benar saja, film Godzilla vs. Mothra yang dirilis tahun 1992 merupakan film Godzilla terlaris sejak Godzilla vs King Kong karena sebagin besar penikmat film di Jepang adalah perempuan.

9. Great White (Jaws, Deep Blue Sea)


Tidak terhitung lagi berapa banyak film yang menjadikan ikan hiu sebagai tokoh antagonis yang siap memangsa manusia. Bait, Shark Night, Shark Attack, Mega Shark vs Mecha Shark, Megalodon, Dark Tide dan masih banyak lagi, mulai dari yang hanya film abal-abal berkualitas rendah sampai film dengan biaya puluhan juta dollar ciptaan sutradara ternama, serangan atau terror hiu tidak ada habisnya dipertontonkan. Yang paling terkenal dan memiliki kualitas cerita paling baik mungkin dapat dikerucutkan menjadi dua judul yakni Jaws garapan sutradara papan atas Steven Spielberg, dan Deep Blue Sea. Kedua film ini berhasil menyajikan film serangan hiu yang berbobot dan ceritanya tidak terlalu mengada-ada. Untuk Jaws tidak diragukan lagi karena film ini sekarang sudah menjadi film klasik yang mejeng di dalam daftar-daftar film terbaik. Sedangkan Deep Blue Sea, walaupun tidak sepopuler Jaws, sempat membuat sensasi di tahun 1999 karena selain pembuatnya dan studio Warner Bros. mengambil gambar menggunakan animatronik alias robot selain CGI (jadi tidak terkesan murahan hanya pakai efek computer saja), alur ceritanya juga tidak terlalu konyol sehingga masih enak diikuti. Kesimpulannya, Great White atau Hiu Putih (bahkan berbagai jenis hiu) merupakan salah satu monster paling populer dalam film.

8. Anaconda Amazon dan Kalimantan (Anaconda dan Anacondas)


Film Anaconda yang dirilis pada tahun 1997 menarik minat para penonton karena menyuguhkan penggunaan animatronik yang dipadukan dengan CGI yang tergolong mutakhir di masanya, serta background yang nyata bukan green screen. Ceritanya juga dibuat dengan menarik dan yang terutama, pemeran filmnya adalah artis-artis top seperti John Voight (ayah dari Angelina Jolie), Jonathan Hyde (Titanic, Jumanji), Owen Wilson (Cars, Night at the Museum), Ice Cube (Rapper ternama Amerika, juga sebagai XXX dalam State of Union), dan tentu saja Jennifer Lopez. Namun kunci kesuksesan tentu pada sosok Anaconda yang (di masanya) tampak realistis dan penggunaan animatronik membuatnya tampak lebih mencekam dan nyata. Berkat kesuksesan film Anaconda, sekuelnya pun dirilis pada tahun 2004 yang berbeda dengan pendahulunya yang berlokasi di Amazon, sekuel berjudul Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid berlokasi di Kalimantan sehingga kita orang Indonesia bisa menangkap sedikit percakapan seperti “Selamat malam” dan “Laba-laba batu”, cukup menarik. Berkat kepopuleran sosok monster ular raksasa, demam monster ular meraja lela dan banyak perusahaan ikut membuat film tentang monster ular. Sebut saja Python yang rilis tahun 2000 dan sangat populer di Indonesia karena bisnis VCD sedang naik daun dan Python ini diproduksi berkeping-keping hingga bajakannya pun beredar luas. Walau kualitasnya bisa dibilang rendah karena film ini dibuat untuk acara TV, film ini sebenarnya dibintangi aktor populer yakni Robert Englund (pemeran Freddy Kruger dalam Nightmare on Elm Street) dan Casper Van Dien (Starship Troopers).

7. Predator (Seri Predator dan Alien vs. Predator)


Dikisahkan dalam film Predator yang rilis tahun 1987 bahwa di bulan-bulan paling terik dan panas menyengat, sesosok makhluk asing akan datang ke bumi dan mencari lawan tanding yang kuat. Hanya pria-pria paling tangguh yang akan diincar dan dijadikan objek perburuan. Ketika manusia paling kuat itu bisa dikalahkan, tengkoraknya akan diambil sebagai koleksi dan tanda kemenangan layaknya pemburu memasang tanduk rusa hasil buruannya. Cerita yang menarik sekaligus mencekam ini tampaknya berhasil memukau penonton ditambah desain bentuk makhluk Predator yang menakutkan. Film Predator sebelumnya sempat mengalami kesulitan karena di awal, sosok Predator yang direkam terlihat konyol menyerupai belalang berwarna merah dan sama sekali tidak menakutkan. Untungnya sutradara Terminator dan Avatar, James Cameron, mengusulkan ide untuk membuat sosok monster yang memiliki mulut bercapit yang menakutkan saat menganga. Dengan desain monster yang mengerikan ditambah suara khas Predator yang diisi oleh Peter Cullen (pengisi suara Optimus Prime), Predator menjelma menjadi salah satu monster paling populer.

6. Xenomorph (Seri Alien termasuk Prometheus dan Alien Covenant, dan Alien vs. Predator)


Bermula di tahun 1979 ketika 20th Century Fox merilis film bejudul Alien arahan sutradara Ridley Scott (Gladiator, Blade Runner). Film tersebut langsung menjadi bahan obrolan positif para kritikus dan penikmat film karena menyuguhkan efek yang pada masanya termasuk mengagumkan di mana dunia sedang berada dalam demam ‘luar angkasa’ (Star Wars, Star Trek) dan alih-alih menjanjikan adegan aksi monster melawan manusia, Ridley Scott justru meminimalisir kemunculan sang alien yang dinamai Xenomorph dan mengedepankan nuansa horror akibat ketidaktahuan dan ketidakpastian akan nasib para awak kapal Nostromo mengingat sesosok makhluk asing masih berkeliaran di dalam kapal. Walau dipuji kritikus, banyak yang tidak menyukai film ini karena sedikitnya adegan kemunculan Xenomorph. Hal ini dijawab oleh sutradara James Cameron (The Abyss, Titanic) yang membuat Aliens dengan memberikan porsi seimbang antara narasi dan aksi sehingga dianggap jauh lebih bagus ketimbang film pertamanya. Semenjak kedua film alien ini sukses, sekuelnya yakni Alien 3 dan Alien: Resurrection dirilis, dan seri Alien digabung dengan seri Predator, menjadikan Xenomorph salah satu monster paling popular dalam film. Mengenai monsternya sendiri, Xenomorph tidak seperti monster pada umumnya yang tiba-tiba menyerang manusia. Mereka hidup di sebuah planet tidak berpenghuni dan tidak ada niatan membunuh manusia, mereka tidak berniat menginvasi bumi dan lain sebagainya, tapi manusia-lah yang mendarat di planet tersebut di mana Xenomorph hanya ‘makhluk liar’ yang secara naluriah ingin berkembang biak dan membutuhkan makhluk hidup lain untuk dijadikan inang.

5. Kraken (Clash of the Titans, Pirates of the Carribean, hingga Hotel Transylvania 3)


Bermula dari cerita para pelaut, Kraken yang seringkali digambarkan sebagai monster laut raksasa ini diduga merupakan penampakan cumi-cumi raksasa. Monster ini memang seringkali dilihat oleh para pelaut yang mencatatnya dalam jurnal. Misalnya di 1752, Erik Pontopiddan mengisahkan Kraken yang saking besarnya sampai-sampai sering dikira sebuah pulau. Terlepas dari misteri yang menyelubungi cerita Kraken, monster ini sering sekali muncul dalam film. Meskipun perwujudannya berbeda-beda, Kraken selalu ditampilkan sebagai makhluk laut berukuran sangat besar yang muncul ke permukaan untuk menyerang manusia dengan pertama-tama menjulurkan tentakelnya yang panjang. Film Clash of the Titans yang tayang pada 2010 mendorong desain Kraken lebih jauh lagi menjadi lebih menakutkan dan lebih spektakuler untuk ditonton. Dalam Pirates of the Carribean pun dikisahkan bahwa Kraken adalah ‘peliharaan’ Davy Jones yang paling ditakuti oleh para pelaut, baik itu nelayan biasa, pasukan kerajaa, maupun para perompak.

4. King Ghidorah (dalam seri Godzilla)


Karakter kaiju ciptaan Tomoyuki Tanaka ini pertama kali muncul pada tahun 1964 dalam film  Ghidorah, the Three-Headed Monster. Naga langit berkepala tiga ini adalah musuh bebuyutan Godzilla dan Mothra, digambarkan sebagai naga emas berkepala tiga dengan semburan mematikan seperti sambaran kilat. Yang unik dari King Ghidorah adalah walaupun sosoknya mengerikan, ia tidak memiliki tangan dan bukannya memiliki auman yang menggelegar, ia justru memiliki suara melengking yang memekakkan telinga. Asal-usul King Ghidorah cukup misterius karena saat berganti model/desain, cerita asal-usulnya turut diubah. Misalnya saja versi yang menjelaskan bahwa ia adalah Naga langit yang mengarungi angkasa menghancurkan planet dan versi yang menjelaskan bahwa ia adalah hasil rekayasa genetika.

3. T-Rex (hasil rekayasa genetika dalam seri Jurassic Park)


Cukup sulit memasukkan T-Rex ke dalam daftar 10 Monster karena pada dasarnya Jurassic Park bukanlah film ‘monster’ seperti Godzilla atau bahkan Alien. Hanya saja, penggunaan karakter T-Rex yang identik dengan T-Rex dalam Jurassic Park telah menjadi klise dan tak terhitung lagi jumlahnya film yang menampilkan T-Rex Jurassic Park baik itu secara serius meniru desainnya atau hanya sebatas parodi. Walaupun ada banyak varian desain T-Rex (sampai dugaan bahwa T-Rex memiliki bulu), namun T-Rex Jurassic Park adalah yang paling terkenal. Walau T-Rex tidak serta merta bisa dikatakan monster, statusnya yang sudah punah dan dibangkitkan lagi melalui rekayasa genetika menjadikannya ‘tidak alamiah’. T-Rex telah menjebol pagar listrik, mendorong kendaraan masuk jurang, hingga meneror seisi kota. Selain merupakan dinosaurus paling populer dalam Jurassic Park, T-Rex juga merupakan dinosaurus paling popular secara umum dan merupakan dinosaurus karnivora paling terkenal. Tak heran adegan pertarungannya dengan King-Kong dianggap sebagai salah satu adegan pertarungan monster (monster fight) terbaik.

2. King Kong


Diciptakan oleh Merian C. Cooper dan tayang pertama kali pada tahun 1933, King Kong hadir sebagai salah satu monster paling populer dan merupakan monster paling populer di dunia perfilman Hollywood. Film hitam putih yang menggunakan ‘mainan’ atau ‘boneka’ King Kong dengan teknik stop-motion (teknik yang digunakan untuk membuat The Nightmare before Christmas dan Fantastic Mr. Fox) menjadi fenomenal dan menjadi cikal bakal film monster di Amerika dan berpengaruh hingga seluruh dunia. King Kong merupakan seekor gorilla raksasa yang hidup di sebuah pulau terpencil bernama Skull Island. Ia disembah oleh manusia penduduk pulau dan dinamai Kong. Ketika para penduduk menculik aktris New York, Ann Darrow, dan mengorbankannya ke Kong, si gorilla menyukai Ann yang unik, lain dari yang lain, dan bukannya memakan Ann sebagaimana persembahan manusia biasanya, ong justru melindungi Ann dari segala ancaman termasuk T-Rex. Film King Kong sendiri sudah dibuat ulang pada tahun 1976 dengan pengubahan semisal proyek pembuatan film diganti proyek mencari minyak, Empire State diganti WTC, dan pulau terpencil dibuat lebih ‘kekinian’ dengan tidak adanya dinosaurus. Lalu pada tahun 2005, Peter Jackson (The Lord of the Rings), merilis remake King Kong yang juga sukses dan menjadi gebrakan teknologi CGI. Film tahun 2005 lebih setia pada cerita aslinya. Pada tahun 2017, Legendary Pictures merilis film Kong: Skull Island sebagai dasar cerita untuk menggabungkan King Kong dengan Godzilla, tapi film ini tidak tepat dikatakan remake karena pokok ceritanya berbeda jauh dengan cerita aslinya.

1. Godzilla


Inilah sosok monster/kaiju paling populer, paling fenomenal dalam dunia perfilman internasional. Walau dirilis lebih dari 20 tahun setelah King Kong (1933) yakni pada 1954, ketenaran Godzilla bisa dibilang melebihi sang gorilla raksasa raja monster Hollywood. Asal usul Godzilla sebenarnya ada lebih dari satu, tetapi poin pentingnya adalah bahwa Godzilla merupakan makhluk laut raksasa yang karena satu-dua hal muncul ke permukaan dan di setiap kemunculannya Jepang selalu porak-poranda. Dalam sebuah versi dikisahkan bahwa Godzilla ‘lahir’ dari limbah nuklir, lebih seperti cerita The Host (oleh Bong Joon-Ho) di mana limbah kimia yang dibuang mengalir ke sungai dan menciptakan seekor monster. Dalam versi lain dikisahkan bahwa Godzilla merupakan makhluk kuno yang sudah ada sejak dahulu kala dan terbangun karena adanya limbah nuklir. Bahkan, dalam film Godzilla tahun 2014 garapan Gareth Edwards, militer telah berusaha membunuh Godzilla dengan meledakkan nuklir menggunakan alasan sedang uji coba, padahal sedang dalam misi melawan monster. Seiring bertambahnya jumlah film Godzilla, sifat monster ini berubah-ubah. Dimulai dari perwujudan kekuatan alam, Godzilla yang semakin populer di kalangan anak-anak menjadi lebih ‘konyol’ dan ‘ringan ceritanya’ di masa Godzilla Showa.

(Showa Godzilla|||This picture belongs to TOHO)
(Heisei Godzilla|||This picture belongs to TOHO)

Masa Showa berakhir dengan dimulainya Masa Heisei, di mana desain Godzilla yang sedikit konyol dirombak total dan dibuat lebih serius dan lebih garang, transformasi yang diteruskan oleh era Millenium sampai sekarang. Bahkan versi Amerika yang rilis tahun 1998 juga menampilkan Godzilla yang ‘serius’. Peran Godzilla sendiri juga sering berubah-ubah, di mana ia adalah musuh umat manusia dan di lain film ia adalah penyelamat umat manusia. Hal inilah yang memperkuat statusnya sebagai ‘kekuatan alam’ sehingga tidak terpaku pada satu posisi baik atau buruk saja. Nah, dengan banyaknya jumlah film Godzilla, populernya monster-monster yang muncul di seri Godzilla, sampai-sampai dua studio besar Amerika yakni Columbia-Tri Star dan Warner Bros. (Legendary Pictures) merilis versi Godzilla Amerika, membuktikan bahwa Godzill memang merupakan the King of All Monsters.

Mention/Layak Disebutkan

11. Octalus (Deep Rising)


Dalam film Deep Rising, 1996, kapal pesiar Argonautica diserang oleh sejenis Kraken.

12. Clover (Cloverfield)

(This picture belongs to Paramount)

Dalam film Cloverfield, 2008, sosok monster misterius tiba-tiba menyerang Manhattan dan memenggal kepala patung Liberty.

13. Kothoga (The Relic)


Dalam film The Relic, 1996, sesosok monster pemenggal kepala meneror sebuah museum di Chicago.


***