Review dan Sinopsis The Aristocats (1970) Penculikan Kucing Ningrat
Oleh Skywalker HunterNabil Bakri
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
images ©1970/Disney/The
Aristocats/All Rights Reserved.
⸎Sangat mungkin mengandung Spoiler, Anda diharap bijak
menyikapinya.
Genre : Fabel
Petualangan—Musikal [Animasi Tradisional/Hand-drawn Animation]
Rilis :
Domestic Releases: |
April 24th, 1970 (Wide) by Walt Disney |
April 4th, 2000 by Walt Disney Home Entertainment |
|
MPAA Rating: |
Durasi : 78 menit
Sutradara : Wolfgang Reitherman
Pemeran :
Phil
Harris, Eva Gabor, Sterling
Holloway, Scatman Crothers, Paul
Winchell, Lord Tim Hudson, Thurl
Ravenscroft, Dean Clark, Liz English, Gary
Dubin
Episode : -
Sinopsis
Pada
tahun 1910 di Paris, hiduplah seorang penyanyi opera senior bernama Madame
Adelaide Bonfamille. Ia tinggal di sebuah rumah mewah bersama kucing kesayangannya,
Duchess dan ketiga anak kucing yang bernama Toulouse, Berlioz, dan Marie. Rumah
mewah dan hewan peliharaan Madame dirawat dengan baik oleh pelayan rumah yang
bernama Edgar Balthazar. Madame, Duchess serta anak-anaknya, dan kuda milik
Madame yang diberi nama Frou-Frou, semua percaya kepada Edgar dan menganggapnya
sebagai orang yang baik. Satu-satunya yang tidak menyukai Edgar adalah Berlioz,
anak kucing yang paling muda tetapi bertubuh paling besar. Madame Adelaide
sadar bahwa dirinya sudah semakin tua dan harus segera membuat surat wasiat.
Apalagi, ia tidak punya keluarga atau saudara yang masih hidup. Maka, ia
mengundang pengacaranya yang bernama Georges Hautecourt untuk datang ke
rumahnya dan menyiapkan surat wasiat. Georges adalah seorang pengacara tua yang
masih penuh semangat sekaligus sahabat lama Madame sejak sebelum Madame menjadi
penyanyi opera terkenal.
Madame
Adelaide memiliki kekayaan yang berlimpah. Karena tidak memiliki kerabat, ia
memutuskan untuk memberikan seluruh harta kekayaannya kepada Duchess dan
anak-anaknya. Setelah kucing-kucing itu meninggal, barulah harta kekayaan
Madame diberikan kepada Edgar. Pelayan yang terlihat baik dan sudah mengabdi
lama di rumah Madame itu ternyata sangat licik. Ia memasang sebuah pipa agar
dapat mendengarkan pembicaraan Madame dengan Georges. Edgar merasa tidak terima
jika kucing-kucing peliharaan Madame mendapatkan warisan lebih dulu. Pelayan
itu tidak mau sabar menunggu hingga Duchess mati karena Edgar juga sudah tua
dan bisa jadi sudah mati sebelum Duchess dan anak-anaknya. Maka, Edgar menyusun
sebuah rencana untuk menyingkirkan Duchess, Toulouse, Marie, dan Berlioz. Pada
waktu makan malam, Edgar menyiapkan empat mangkuk susu krim [crème de la crème a la Edgar] untuk
Duchess dan anak-anaknya. Susu krim itu telah dicampur dengan obat tidur
sehingga semua kucing peliharaan Madame langsung tertidur. Bahkan, seekor tikus
bernama Roquefort yang merupakan teman baik Duchess ikut tertidur setelah
mencicipi crème de la crème a la Edgar.
Malam itu juga, Edgar menyelinap ke luar untuk pergi sejauh-jauhnya dan
membuang Duchess beserta anak-anaknya. Di luar dugaan, Edgar dikejar oleh dua
ekor anjing yang gemar mengganggu orang, Napoleon dan Lafayette. Akibatnya,
keranjang yang berisi Duchess dan anak-anaknya terlempar ke bawah sebuah
jembatan. Namun, Duchess sudah berada terlalu jauh dari rumah Madame.
Duchess
dan anak-anaknya terkejut ketika terbangun di tengah malam karena mereka berada
di luar rumah dan jauh dari tempat yang mereka kenal. Menurut Berlioz, mereka
semua dibuang oleh Edgar. Namun, ibu dan saudaranya tidak percaya dengan
tuduhan Berlioz. Mereka sudah tahu bahwa Berlioz memang tidak suka dengan Edgar
dan selama ini Edgar selalu berbuat baik pada mereka semua. Keesokoan harinya,
tanpa sengaja Duchess bertemu dengan seekor kucing liar playboy bernama
O’Malley—nama lengkapnya Abraham de Lacy Giuseppe Casey Thomas O'Malley The
Alley Cat. O’Malley mencoba merayu Duchess dan berjanji akan mengantarkannya
pulang ke Paris dengan permadani terbang. Sikap O’Malley yang romantis
tiba-tiba hilang setelah ia tahu bahwa Duchess sudah punya tiga anak. Meski
demikian, O’Malley tetap bersedia membantu megantarkan mereka sampai ke Paris.
Kucing jalanan itu tidak tega melihat Duchess dan anak-anaknya yang kebingungan
dan tidak tahu caranya kembali ke Paris. Menurut O’Malley, Duchess sebaiknya
tidak usah pulang karena manusia tidak terlalu peduli pada peliharaan mereka.
Namun, Duchess tetap ingin pulang karena Madame adalah manusia yang baik dan
sangat kesepian tanpa dirinya serta anak-anaknya.
Di
rumah, Madame sangat cemas tentang nasib kucing-kucing kesayangannya. Frou-Frou
si kuda pun turut merasa cemas. Roquefort si tikus berusaha mencari mereka ke
mana-mana tetapi tidak kunjung membuahkan hasil. Di saat seluruh penghuni rumah
merasa sedih, Frou-Frou dan Roquefort melihat Edgar yang justru gembira.
Pelayan itu merasa bangga setelah membaca berita tentang Duchess yang hilang
dari koran. Ia bangga karena polisi tidak bisa menangkap pelaku yang menculik
Duchess dan sama sekali tidak curiga pada Edgar. Namun seketika itu juga Edgar
panik karena ia masih meninggalkan beberapa barangnya di tempat tinggal dua
anjing Napoleon dan Lafayette. Ia pun bergegas menghapus jejaknya dan
memastikan Duchess beserta anak-anaknya tidak akan pernah kembali ke rumah.
Frou-Frou dan Roquefort mencoba untuk membantu menyelamatkan Duchess. O’Malley
pun sudah berjanji mengantarkan Duchess dan anak-anaknya sampai ke rumah.
Sanggupkah Duchess kembali pulang ke rumahnya? Apa yang akan dilakukan oleh
Edgar jika Duchess sampai kembali ke rumah Madame?
01 Story Logic
The
Aristocts sudah logis sesuai dengan genrenya. Film ini merupakan sebuah Fabel
Petualangan yang disajikan dalam bentuk Musikal. Karena film ini adalah sebuah
animasi, maka wajar saja jika ekspresi karakternya lebih ekspresif dari
karakter dalam live-action. Dengan demikian, ekspresi berlebihan seperti
Frou-Frou yang terkejut, O’Malley yang terseret sentakan mobil yang berhenti
mendadak, paman Waldo yang mabuk, dan lain sebagainya sudah dapat dianggap
logis di dalam sebuah film animasi. The Aristocats adalah sebuah Fabel,
sehingga film ini fokus menceritakan tentang kehidupan binatang yang
berperilaku seperti manusia: dapat bicara, memiliki kesadaran [consciousness],
dan memiliki masalah seperti yang umumnya dialami oleh manusia [memberikan
karakteristik manusia kepada binatang]. Hewan yang bisa bicara tidaklah logis,
tetapi dalam sebuah Fabel hal itu menjadi logis. Fabel ini juga berada dalam
genre Petualangan dan sudah memperlihatkan Petualanga karakter utamanya dalam
menyelesaikan masalah mereka. Film ini juga sudah logis sesuai dalam koridor
Film Musikal.
02 Story Consistency
Meskipun
ceritanya sudah logis sesuai dengan genrenya, alur cerita film ini tidak
konsisten. Terdapat beberapa percabangan cerita yang tidak terlalu perlu karena
tidak mengubah jalannya cerita dan mengalihkan fokus dari karakter serta inti
ceritanya. Sebagai contoh, The Aristocats terlalu banyak mengeksplorasi
pertikaian antara Edgar dengan Napoleon dan Lafayette. Pada mulanya, pertikaian
di antara mereka berpotensi melanjutkan inti ceritanya ketika Roquefort ingin
mengikuti Edgar untuk mencari Duchess dan anak-anaknya. Namun, Roquefort gagal
mengikuti Edgar sehingga kepergian Edgar sama sekali tidak berpengaruh pada
keseluruhan cerita. Pertemuan Duchess beserta anak-anaknya dengan O’Malley
mengubah jalannya cerita, dan pertemuan mereka dengan The Alley Cat [kelompok
kucing jalanan] juga mengubah jalannya cerita karena penting pada bagian puncak
dan akhir film ini. Namun pertemuan mereka dengan Abigail dan Amelia, dua ekor
angsa bersaudara, sama sekali tidak mengubah jalannya cerita—pertemuan itu
tidak memiliki signifikansi sama sekali. Di dalam film 101 Dalmatians, Pongo bertemu dengan beberapa anjing selama perjalanan.
Pertemuan itu penting karena masing-masing anjing ikut berpartisipasi dalam
rantai Twilight Bark. Selain itu, anjing yang hanya berperan sedikit juga hanya
ditemui dalam waktu singkat. Seharusnya waktu pertemuan Duchess dengan para
angsa dapat dipersingkat jika tidak dihilangkan sepenuhnya. Hal-hal yang
penting untuk menguatkan detil cerita dalam film ini seperti seberapa dekat
hubungan Duchess dengan Madame, bagaimana Madame bisa percaya kepada Edgar,
mengapa O’Malley tidak terlalu menyukai manusia, dan hal-hal krusial lainnya
justru tidak dieksplorasi. Jika diamati, cerita dalam film ini sebenarnya
sangat sederhana dan bisa dipersingkat karena perjalanan Duchess kembali ke
rumahnya tidak dihadang oleh berbagai bahaya atau rintangan.
03 Casting Choice and Acting
Pemilihan
pengisi suara dalam film ini sudah baik. Masing-masing aktor berhasil
menghidupkan karakter mereka sesuai dengan deskripsinya. Eva Gabor berhasil
menyuarakan karakter Duchess yang elegan dengan baik. Karakteristik suaranya
yang cocok dengan karakter elegan membuatnya kembali mengisi suara karakter
Bianca dalam film The Rescuers.
O’Malley disuarakan oleh Phil Harris yang sebelumnya mengisi suara karakter
Baloo dalam film The Jungle Book.
Sama dengan Baloo, karakter O’Malley pun penuh semangat dan mengedepankan
kebebasan.
04 Music Match
Musik
dalam film ini dikerjakan oleh The Sherman Brothers yang sebelumnya sukses
mengerjakan musik untuk film Mary Poppins
dan The Jungle Book. Karena kualitas
musiknya dinilai bagus, maka musik dalam The Aristocats mendapatkan pujian.
Dalam penilaian Skywalker sendiri, yang dinilai bukanlah bagus atau tidaknya
sebuah musik, tetapi sesuai atau tidaknya musik itu digunakan dalam sebuah
adegan. Secara umum, musik dalam The Aristocats sudah baik karena sesuai dengan
nuansa adegannya dan telah menyatu dengan narasi karena The Aristocats adalah
sebuah film Musikal.
05 Cinematography Match
Sinematografi
dalam film ini sudah baik.
06 Character Design
Desain
karakter dalam film ini sudah baik karena sudah menyatu dengan latar belakang
dan antar karakter. Dengan kata lain, karakter-karakter dalam film ini sudah
didesain menggunakan bahasa desain yang sama.
07 Background/Set Match
Lukisan
latar belakang dalam The Aristocats sudah baik karena sudah menyatu dengan
karakternya. Sama halnya dengan desain karakter, latar belakang dalam film ini
memiliki detil yang baik dan terlihat lebih realistis. Salah satu detil yang
dapat diperhatikan dan dijadikan perbandingan sederhana adalah piano yang
digunakan oleh Toulouse dan piano yang dimainkan di bar dalam film The Great Mouse Detective. Cara kerja piano
di dalam The Aristocats dibuat menyerupai cara kerja piano sungguhan, berbeda
dengan piano dalam The Great Mouse
Detective yang tuts-nya bisa sampai berterbangan.
08 Special and/or Practical Effects
Efek
dalam film ini, secara umum, sudah baik. Gerakan para karakternya sudah halus
dan pencahayaannya [warna] sudah baik. Hanya saja noda sisa sketsa di dalam
film ini [yang non-artistik, karena ada banyak adegan yang dengan sengaja
diberikan efek coretan sketsa] masih cukup terlihat dan seharusnya dapat
diperhalus lagi.
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan tanggapan yang positif untuk film ini.
10 Intentional Match
Pada
mulanya, cerita The Aristocats lebih kompleks [melibakan dua pelayan, bukan
hanya satu] dan rencananya akan dijadikan sebuah film live-action dengan dibagi
menjadi dua bagian. Namun seiring berjalannya waktu, The Aristocats diubah
menjadi sebuah animasi dan ceritanya dibuat lebih sederhana. Pada akhirnya, The
Aristocats telah menjadi sebuah animasi Fabel Petualangan—Musikal yang disambut
positif oleh penonton setelah Walt Disney meninggal pada 1966.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Dari
segi artistik desain karakter dan latar belakang, saya sangat menyukai The
Aristocats. Guratan kuat pensil yang menegaskan detail karakter dan dipadukan
dengan usapan kuas latar belakang yang loose (tidak mendetail, tidak tegas) benar-benar
memikat sisi kreatif dalam diri saya. Gaya artistik film ini adalah gaya
animasi yang paling saya sukai dan paling senang untuk saya replikasi. Bagi
saya, animasi semacam inilah yang menguatkan aura “klasik”. Desain artistik
dalam The Aristocats sangat mirip dengan desain artistik dalam Winnie the Pooh dan Peter Rabbit—yang kesemuanya sangat saya sukai dari segi artistik,
padahal tidak begitu saya sukai dari segi narasi. Saya pun sebenarnya tidak
terlalu menyukai narasi dalam The Aristocats. Menurut saya, film ini masih bisa
dibuat lebih kompleks dan banyak adegan tidak penting di dalamnya yang bisa
dihilangkan. The Aristocats is a
beautiful animation, artistically, but it is a weak animation narratively.
02 Awards
Film
ini tidak menerima penghargaan yang penting untuk disebutkan.
03 Financial
Dari
dana sebesar $4 juta, film ini berhasil menjual tiket sebesar $28 juta ketika
pertama kali dirilis di seluruh dunia. Setelah dirilis ulang beberapa kali,
film ini telah menjual tiket sebesar $191 juta.
04 Critics
Mayoritas
kritikus film memberikan tanggapan yang positif untuk The Aristocats—meskipun
banyak yang menyatakan bahwa film ini “tidak jelek”, tetapi juga “tidak
memorable”.
05 Longevity
“Tidak
jelek” tetapi “Tidak memorable”. Pandangan kritikus [khususnya Leonard Maltin] ini pada kenyataannya
sesuai dengan popularitas The Aristocats. Berkat posisinya di dalam katalog Disney
Klasik, nama film ini masih terus dibicarakan. Disney pun berkali-kali merilis
ulang film ini di bioskop dan dalam berbagai format DVD untuk kalangan
kolektor. Tanggapan penonton generasi baru pun secara umum masih tetap positif.
Namun jika dibandingkan dengan animasi Disney Klasik lainnya, The Aristocats
tidak terlalu populer [sama seperti kebanyakan animasi Disney lainnya yang
dirilis antara 1960 hingga 1990].
Final Score
Skor
Asli : 9
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 9/10
***
Spesifikasi Optical Disc
[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]
Judul : The Aristocats [Special
Edition]
Rilis : 6 November 2007
Format : DVD [|||]
Kode
Warna : 3/NTSC
Fitur : Bonus short, deleted scene,
behind the songs, Disney exclusive TV program, games
Support : Windows 98-10 [VLC Media Player],
DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
STREAMING
iTunes:iTunes
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Edisi Review Singkat+PLUS
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda
Review Singkat+PLUS di
bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel
tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers
©1970/Disney/The
Aristocats/All Rights Reserved.
©Nabil Bakri Platinum.
Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.
Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari
link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video
atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri
Platinum.