Review Animasi Balto (1995) Kisah Nyata Petualangan Anjing Keturunan Serigala

 

Review dan Sinopsis Balto (1995) Kisah Nyata Petualangan Anjing Keturunan Serigala

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

“Poor Balto. He's going into freezing coldness to find the dog he doesn't like and bring medicine back to a town that doesn't like him.”—Boris

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

images©1995/Amblin and Universal/Balto/All Rights Reserved.

Genre             : Petualangan [Animasi Tradisional/Hand-drawn Animation]

Rilis                 : 22 Desember 1995

Durasi             : 77 menit

Sutradara       : Simon Wells

Pemeran         : Kevin Bacon, Bridget Fonda, Jim Cummings, Phil Collins, Bob Hoskins

Episode           : -

Sinopsis

Seorang gadis kecil sedang berkeliling di taman Central Park, New York, bersama neneknya dan seekor anjing Husky peliharaannya yang diberi nama Blaze. Mereka bertiga berkeliling taman untuk mencari patung anjing Balto, sang anjing penarik seluncur salju yang legendaris. Sebelum berhasil menemukan patung Balto, sang nenek bercerita kepada cucunya tentang kisah hidup Balto. Pada tahun 1925 di Nome, Alaska, hiduplah seekor anjing setengah serigala yang bernama Balto. Karena tidak memiliki keluarga, Balto menjadi binatang terbuang yang tinggal bersama temannya yang terdiri dari seekor bebek bernama Boris Goosinov yang sudah seperti pamannya sendiri dan dua ekor beruang kutub penakut Muk dan Luk yang sudah seperti saudara bagi Balto. Di Nome terdapat tradisi turnamen balap kereta luncur es yang diadakan satu kali dalam setiap tahun. Anjing penarik seluncur yang sangat terkenal di seantero Nome adalah seekor alaskan malamute bernama Steele yang sangat kuat, cepat, dan tidak ragu untuk berbuat curang. Dalam sebuah perlombaan, Steele berbuat curang untuk menyingkirkan lawan tandingnya. Ketika Steele mendekati garis finish, seorang gadis kecil bernama Rosy tanpa sengaja menjatuhkan topinya ke tengah arena. Melihat hal itu, Balto segera masuk ke arena dan berlomba lari dengan Steele bukan untuk menang, tetapi untuk lebih dulu mengambil topi Rosy sebelum dilindas oleh Steele dan kereta seluncurnya. Balto berhasil mengalahkan Steele dan menyelamatkan topi Rosy. Namun kemenangan itu justru membawa masalah karena Balto adalah binatang liar yang tidak diinginkan oleh seorang manusia pun dan tidak disukai oleh para anjing terutama oleh Steele.

Balto jatuh cinta pada anjing peliharaan Rosy, seekor husky bernama Jenna, yang juga disukai oleh Steele. Ketika sedang mencoba mendekati Jenna, Balto melihat Jenna yang sedang bersedih karena Rosy jatuh sakit. Sebuah wabah difteri telah menjangkit Nome dan banyak anak-anak terserang penyakit tersebut. Balto menuntun Jenna menyusup ke dalam rumah sakit untuk mengetahui keadaan Rosy dengan lebih jelas. Mereka mengetahui bahwa obat difteri di rumah sakit telah habis dan persediaan obat tidak bisa dikirimkan ke Nome baik melalui jalur laut maupun jalur udara karena badai besar sedang berlangsung. Satu-satunya jalan untuk mengambil obat itu adalah dengan menggunakan kereta salju yang ditarik oleh anjing. Untuk memilih anjing-anjing tercepat sebagai penarik seluncur, warga kota mengadakan sebuah turnamen. Karena Balto ingin ikut membantu, ia juga mengikuti lomba tersebut. Balto berhasil memenangkan turnamen balap lari mengalahkan Steele. Namun, Steele berhasil membuat Balto dijauhi oleh manusia dan tidak jadi dipilih untuk ikut menarik kereta salju. Akhirnya, Steele dan timnya diberangkatkan untuk mengambil obat untuk anak-anak yang sakit parah. Waktu terus bergulir, tetapi Steele dan kelompoknya tidak kunjung datang. Akhirnya, datanglah sebuah pesan yang memberitakan bahwa Steele dan kelompoknya dinyatakan hilang. Melihat Jenna yang sangat sedih dan Rosy yang semakin parah, Balto bertekad untuk mencari kelompok Steele dan membantu membawa obat kembali ke Nome. Ia didampingi oleh paman-bebeknya, Boris, dan dua saudara angkat-beruangnya, Muk dan Luk. Agar tidak tersesat, Balto mencakar pepohonan yang telah ia lewati. Di tengah perjalanan, Balto diserang oleh seekor beruang Grizzly ganas. Beruntung, Jenna telah mengikuti mereka dan membantu Balto melawan beruang itu. Mereka berhasil selamat dari serangan beruang, tetapi Jenna terluka dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Karena harus bergegas, Balto meminta Muk, Luk, dan paman Boris untuk mendampingi Jenna kembali ke Nome sementara dirinya seorang diri akan melanjutkan pencarian. Akhirnya, Balto menemukan Steele dan kelompoknya yang tersesat. Setelah manusia pengendara mereka pingsan, para anjing penarik kereta tidak tahu lagi harus pergi ke mana. Balto menawarkan bantuan untuk menunjukkan jalan. Menurutnya, mereka bisa mengikutinya karena Balto telah meninggalkan tanda cakaran di pepohonan untuk menuntun mereka kembali ke Nome. Namun, Steele tidak rela Balto memimpin kelompoknya. Terjadilah perkelahian antara Steele dan Balto yang berakhir pada kekalahan Steele. Balto akhirnya menjadi pemimpin penarik kereta salju. Setelah kalah berkelahi, Steele menjadi semakin murka dan bertekad untuk menghalangi Balto beserta kelompoknya kembali ke Nome. Steele sudah lebih dulu menemukan tanda-tanda cakaran Balto dan sengaja membuat berbagai cakaran baru untuk membingungkan Balto dan membuat Balto tersesat. Upaya Steele berhasil membuat Balto kebingungan. Balto pun akhirnya tersesat dan terperosok ke dalam jurang. Sementara itu, Steele sudah kembali ke Nome dan membohongi semua orang bahwa Balto dan kelompoknya telah tewas karena cuaca buruk dan karena kecerobohan Balto. Satu-satunya anjing yang tidak percaya pada Steele adalah Jenna. Ia yakin kalau Steele berbohong dan Balto masih hidup. Apakah Balto benar-benar masih hidup? Akankah obat-obatan penting itu dapat mencapai Nome tepat pada waktunya? Apa yang akan dilakukan oleh Jenna untuk menyelamatkan Rosy dan Balto?

01 Story Logic

Pertama-tama, perlu diingat bahwa Balto adalah sebuah film Animasi. Artinya, berbagai aksi yang dilakukan oleh karakter dalam film ini sudah dipastikan tidak akan logis sesuai dengan realita. Salah satu keunggulan Animasi dibandingkan live action adalah lebih luasnya keleluasaan untuk melebih-lebihkan ekspresi karakternya yang tidak mungkin dilakukan di dunia nyata—tetapi tetap terlihat masuk akal atau tidak aneh. Balto merupakan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata, tetapi sekali lagi posisinya sebagai Animasi membuat film ini sudah tentu tidak akan merepresentasikan kisah nyata dengan sebenar-benarnya atau bahkan mendekati live-action. Berbagai slogan yang menyatakan bahwa Balto diangkat dari kisah nyata, kurang lebihnya, hanyalah strategi pemasaran agar film ini menjangkau lebih banyak penonton dengan cara mengangkat sebuah kisah yang kemungkinan besar sudah mereka ketahui. Dengan demikian, studio dapat merilis berbagai dokumenter tentang kisah hidup Balto yang sebenarnya sekaligus sebagai promosi untuk filmnya. Setelah Disney+ merilis film Togo pada tahun 2019, masyarakat luas mulai semakin mengerti seberapa besar kekeliruan dalam film Balto. Namun, kekeliruan sejarah dalam film Balto sudah terlanjur dianggap sebagai kebenaran bahkan jauh sebelum proses produksi film Balto dimulai. Kesalahan sejarah yang fatal dalam film Balto sifatnya nyaris seperti kesalahan sejarah dalam film A Night to Remember yang memperlihatkan kapal Titanic tidak terbelah dua. Pandangan bahwa kapal Titanic tidak terbelah dua sudah dianggap sebagai kebenaran dan barulah pada tahun 1985 diketahui bahwa Titanic benar-benar patah menjadi dua setelah bangkai kapalnya ditemukan. Menyalahkan tim produksi Balto karena tidak sesuai dengan sejarah merupakan sebuah langkah yang didasari dari ketidaktahuan dan ketidakpahaman si kritikus terhadap konteks sejarah.

Sebuah film Petualangan harus memperlihatkan perjalanan panjang karakter utamanya dan perjalanan tersebut haruslah meaningful—artinya, perjalanan panjang tersebut harus memengaruhi sifat karakternya. Perjalanan yang dilalui leh tokoh utama haruslah membentuk karakter yang baru, mengembangkan diri karakter, mempertemukan karakter dengan karakter lain yang akan berpengaruh besar dalam hidupnya, menghadapi tantangan-tantangan yang sama sekali belum pernah dilalui sebelumnya, dan berbagai aspek meaningful lainnya yang berpengaruh dalam mengembangkan sifat karakternya [shapes character development]. Kisah dalam film Balto sudah logis sesuai dengan genrenya. Pertama, film ini menyajikan sebuah cerita dalam format Animasi yang memang memungkinkan karakternya untuk tampil lebih ekspresif [bahkan cenderung tidak masuk akal di dunia live action]. Aspek Petualangan dalam Balto juga sudah logis sesuai dengan formatnya. Balto telah diperlihatkan melalui berbagai rintangan yang wajar dan rintangan-rintangan itu pada akhirnya membentuk karakter Balto yang sama sekali berbeda dari dirinya di awal film. Bagaimana masing-masing karakter bereaksi terhadap sebuah kejadian, untuk ukuran sebuah kartun, secara umum juga sudah logis sesuai dengan genrenya.

02 Story Consistency

Secara umum, alur cerita film ini sudah konsisten. Permasalahan-permasalahan yang dimunculkan di awal film sudah dieksplorasi dan diselesaikan di akhir film. Balto fokus menceritakan tentang karakter utamanya, Balto, dalam bertransformasi menjadi sosok yang benar-benar berbeda dari sosoknya di awal film. Tidak ada percabangan eksplorasi cerita yang fokus membahas karakter lainnya di dalam film ini. Bahkan poin ketika anak-anak terjangkit difteri merupakan poin yang meaningful karena berpengaruh langsung kepada Balto yang pada akhirnya harus melakukan perjalanan panjang untuk membawa pulang obat-obatan untuk anak-anak. Perseteruan Balto dengan Steele, citra Balto yang dinilai liar dan berbahaya oleh warga Nome, dan keinginannya untuk bisa membaur dengan para anjing di Nome semuanya ditampilkan lebih dulu untuk membentuk sebuah kontras yang bertolak belakang dengan bagian akhir dari film ini—memperlihatkan apa saja yang akhirnya berubah setelah Balto menyelesaikan misi petualangannya. Kontras tersebut tidak hanya menjadikan alur cerita Balto konsisten, tetapi juga mendukung kesesuaian logika ceritanya dengan genre Petualangan.

03 Casting Choice and Acting

Pemilihan aktor dalam mengisi suara karakter di film ini secara umum sudah baik. Masing-masing aktor telah memberikan suara mereka dengan baik sampai kata-kata yang diucapkan oleh karakter animasi di film Balto sudah terlihat natural atau tidak lagi kaku. Salah satu faktor yang membuat perpaduan antara suara aktor dengan desain karakter di film ini semakin baik adalah proses pembuatan animasi Balto yang mengalami banyak perubahan dengan mempertimbangkan persona masing-masing pengisi suara sehingga desain karakternya dapat mengikuti citra pengisi suaranya dengan baik.

04 Music Match

Secara umum, musik dalam film Balto sudah baik karena masing-masing bagian musik diperdengarkan dalam momen adegan yang sesuai dengan nuansanya. Sehingga, tidak ada musik yang terdengar “tidak pada tempatnya” seperti lagu yang lambat dan mendayu-dayu dalam adegan komedi atau lagu yang penuh keceriaan dalam adegan yang menegangkan.

05 Cinematography Match

Sinematografi dalam film ini sudah baik. Konsep film Balto mengharuskan film ini untuk memperlihatkan sebuah kota yang “terpencil dan terisolasi”. Sinematografi dalam film ini berhasil memperlihatkan seberapa terisolasinya Nome, Alaska. Ketika narasinya mengabarkan bahwa jalur laut dan udara tidak bisa dilalui, sinematografi dalam film ini telah memperlihatkan gejolak air laut dan hembusan badai dengan baik dan efisien sehingga jalur-jalur tersebut memang terlihat terlalu membahayakan dan mustahil untuk dilalui. Film ini juga harus memperlihatkan keseriusan bahaya yang dilalui oleh Balto dan telah memperlihatkan bentang alam yang berbahaya dengan baik. Dengan kata lain, sinematografi dalam Balto sudah benar-benar mendukung jalannya cerita dan berbagai lukisan yang diperlihatkan bukan hanya ditampilkan untuk tujuan estetika tetapi juga efisiensi penyampaian cerita.

06 Character Design

Desain karakter dalam Balto sudah baik. Sejak awal, film ini mengusung gaya realis yang disepakati untuk benar-benar memperlihatkan situasi Nome “senyata” mungkin. Anatomi karakter-karakternya secara umum dibuat proporsional dan realistis sehingga membentuk sebuah bahasa desain yang konsisten. Adapun beberapa karakter yang didesain dengan lebih loose atau comical [comedic] misalnya memiliki proporsi tubuh yang tidak proporsional, adalah karakter-karakter yang memang disajikan untuk menguatkan nuansa Komedi misalnya kedua beruang kutub penakut Muk dan Luk. Selain memiliki desain karakter yang serasi antar satu karakter dengan karakter lainnya, desain karakter dalam Balto sudah serasi dengan desain latar belakangnya.

07 Background/Set Match

Latar belakang dalam Balto sudah baik karena telah memiliki bahasa desain yang seragam dan sesuai dengan desain karakternya. Sama dengan desain karakternya, latar belakang Balto dibuat dengan gaya realis untuk benar-benar menguatkan nuansa Petualangan di dalam filmnya karena realisme dalam latar belakang di film ini menegaskan stake atau bahaya dari perjalanan Balto.

08 Special and/or Practical Effects

Efek visual dalam Balto sudah baik. Gerakan karakter dalam film ini sudah halus, efek CGI yang digunakan secara umum telah menyatu baik dengan objek yang digambar menggunakan tangan di atas kertas, dan hasil presentasi Balto juga sudah baik.

09 Audience Approval

Balto mendapatkan tanggapan yang cenderung beragam dari kalangan penonton. Berkaitan erat dengan poin Finansial, Balto tidak berhasil menarik minat penonton dewasa ketika pertama kali dirilis pada tahun 1995 dan justru mendapatkan keuntungan dari penjualan kaset VHS yang menandakan bahwa film ini lebih berhasil menarik perhatian kalangan anak-anak. Hal ini disadari oleh studio pembuatnya sehingga dua sekuel Balto dirilis secara langsung dalam bentuk kaset [tidak tayang di bioskop] dengan cerita yang jelas-jelas diformulasikan untuk anak-anak.

10 Intentional Match

Balto sama sekali tidak berhasil memenuhi ekspektasi pembuat dan studionya dari segi finansial dan recognition. Namun, Balto sebenarnya sudah sesuai dengan visi penciptanya dari segi artistik. Dalam kolom komentar atau opini yang disediakan oleh Google, terdapat banyak penonton generasi baru [bukan penonton pertama d tahun 1995] yang mengkritik Balto secara [sangat] negatif karena film ini dinilai sangat tidak sesuai dengan sejarah. Nyaris semua tanggapan negatif tersebut hanya mengkritik sisi ketidaksesuaian sejarahnya saja tanpa mengomentari aspek animasinya—mereka menilai aspek yang berkaitan dengan aspek eksternal tetapi justru tidak menilai film itu sendiri. Meskipun Balto diangkat dari kisah nyata, sutradara film ini sejak awal sama sekali tidak ingin membuat sebuah film sejarah—Balto bukanlah sebuah film dalam genre Sejarah atau Historical Drama. Film ini tidak pernah dimaksudkan untuk mereka ulang catatan sejarah perjalanan Balto, tetapi menampilkan esensi kisah kepahlawanan dari legenda Balto. Setelah popularitas Balto yang sebenarnya meredup dan sejarah ditelusuri kembali, diketahui bahwa Balto bukanlah pahlawan yang sebenar-benarnya dalam kisah perjuangan para anjing penarik kereta salju di tahun 1925 melainkan seekor anjing bernama Togo yang telah menempuh rute yang lebih jauh daripada Balto dan ternyata Balto “hanya melanjutkan” estafet dari Togo. Namun, legenda Balto sudah terlanjur tercipta bahkan jauh sebelum filmnya dirilis dan patung anjing penyelamat yang dipajang di Central Park sudah terlanjur merupakan patung Balto.

Film ini tidak pernah dengan sengaja mendiskreditkan Togo agar Balto menjadi populer, tetapi memang sejak awal sejarahnya nama Balto sudah terlanjur lebih populer. Dalam tragedi Titanic, banyak penumpang biasa yang menyatakan bahwa kapal tersebut patah sebelum tenggelam. Namun, para perwira kapal menyatakan bahwa Titanic sama sekali tidak patah. Meskipun pada akhirnya diketahui secara pasti bahwa Titanic patah, masyarakat sudah terlanjur percaya bahwa Titanic tidak patah dan itulah yang ditampilkan dalam film A Night to Remember. Film itu sama sekali tidak berniat merusak sejarah, tetapi memang fakta bahwa Titanic terbelah dua belum diyakini di masa ketika film itu dirilis. Balto adalah sebuah animasi dengan gaya atau style yang serasi, musik yang sesuai dengan nuansa adegannya, dan mengisahkan sebuah cerita kepahlawanan yang ideal. Maka sebenarnya film ini sudah memenuhi visi atau apa yang sebetulnya ingin disajikan oleh para pembuatnya—terlepas filmnya sukses atau tidak secara finansial.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

01 Skywalker’s Schemata

Menurut saya, Balto adalah sebuah film Petualangan yang luar biasa. Film ini merupakan “teman setia” anak-anak seumuran saya di awal 2000-an karena rutin ditayangkan di televisi setiap kali libur sekolah atau libur Natal. Saya sangat menyukai style animasi film ini yang realistis dengan mengedepankan proporsi yang sangat proporsional. Terlepas dari kesesuaian sejarahnya yang acak-acakan, Balto adalah sebuah film animasi yang memukau dan memanjakan mata. Agar adil, perlu saya tegaskan lagi bahwa Balto bukanlah sebuah film Sejarah sehingga wajar sekali jika film ini tidak sesuai dengan sejarah, Bahkan karakter Balto sendiri di dunia nyata adalah seekor anjing sungguhan, bukan peranakan anjing dengan serigala. Saya paham betul bahwa pengubahan-pengubahan dalam film ini bertujuan untuk melebih-lebihkan realita agar kisahnya menjadi semakin imajinatif dan exciting. Latar belakang yang realistis dalam film ini sangat mendukung nuansa keseriusan dalam filmnya sehingga saya bisa ikut tenggelam dalam kisahnya dan ikut merasakan petualangan yang dilalui oleh Balto. This movie is a beautifully and skillfully animated masterpiece—it delivers what it promises; to tell the spirit or essence of an extraordinary story.

02 Awards

Balto tidak menerima penghargaan yang penting untuk disebutkan. Ketika film ini dirilis, Disney Pixar merilis Toy Story yang begitu fenomenal. Berbagai penghargaan animasi pun umumnya dimenangkan oleh Toy Story dan Balto “hanya” berhasil mencapai nominasi.

03 Financial

Dengan dana sebesar $31 juta, Balto hanya berhasil menjual tiket sebesar $11 juta [beberapa sumber menyatakan pendapatan $23 juta setelah harga tiket disesuaikan dengan inflasi]. Hal ini menunjukkan bahwa Balto merupakan sebuah kegagalan box office. Salah satu faktor yang logis tentang kegagalan performa Balto di boskop adalah karena film ini dirilis pada momen yang salah yakni hanya dalam waktu satu bulan setelah Toy Story dirilis. Pada tahun 1995, Toy Story menjadi sebuah sensasi dunia perfilman yang fenomenal dan popularitas Balto nyaris tak terdengar karena senantisa berada dalam bayang-bayang popularitas Toy Story. Kesuksesan Toy Story juga mulai menggeser minat penonton dari animasi tradisional ke animasi full CGI yang dampaknya akan benar-benar terasa dalam kurun waktu 10 tahun saja sejak Toy Story dirilis. The Lion King yang dirilis pada tahun 1994 adalah animasi tradisional terakhir yang bisa meraih kesuksesan besar-besaran karena setelah masyarakat familier dengan animasi full CGI, pasar animasi semakin didominasi oleh animasi full CGI dan film-film tradisional Disney setelah The Lion King tidak ada lagi yang mendekati kesuksesan The Lion King. Meskipun Balto gagal dalam pertandingan di bioskop, penjualan kaset film ini dinilai cukup baik sehingga dua sekuelnya dirilis dalam bentuk kaset tanpa melalui bioskop.

04 Critics

Balto mendapattkan tanggapan yang beragam dari kalangan kritikus film profesional.

05 Longevity

Sejak filmnya dirilis, popularitas Balto memang tidaklah signifikan. Film ini bahkan baru dirilis dalam format High Definition pada tahun 2017 sementara film-film animasi populer seangkatan yakni Toy Story dan Pocahontas sudah lebih dulu dirilis dalam format Blu-ray. Popularitas Balto kembali memuncak setelah Disney+ merilis film Togo yang menceritakan tentang “pahlawan yang sebenarnya” dari kisah luar biasa tentang misi mengantatkan obat ke Nome. Namun, popularitas ini lebih mengarah pada sisi negatif karena masyarakat generasi baru justru mencaci maki film Balto karena dinilai sebagai pembodohan atau kebohongan besar-besaran kepada masyarakat. Penonton generasi baru sudah terlanjur tidak tertarik menaggapi kualitas animasi film ini karena fokus pada kesalahan narasi sejarah yang disampaikan dalam film Balto. Kesalahan-kesalahan sejarah dalam film ini membuat penonton tidak bisa melihat kualitas animasinya secara sebenar-benarnya. Hal ini serupa dengan kasus Gone with the Wind yang mana beberapa kelompok masyarakat tidak bisa lagi melihat keunggulan atau pencapaian kualitas Gone with the Wind karena mengedepankan isu rasisme yang dinilai sangat kental dalam film tersebut. Apabila dijadikan sebuah contoh, maka tampaknya contoh pakaian adat dan model menjadi contoh yang ideal—ketika seorang model berkulit putih menggunakan kimono yang indah. Isu ras dari sang model menjad sangat besar, orang-orang akan menghujat sang model pakaian itu, sampai-sampai orang melupakan hal terpenting dari itu semua yakni kualitas kimono yang sangat indah itu—atau, bukannya menilai baju bagus di toko melainkan menilai warna mannequin alias boneka model baju tersebut.

Final Score

Skor Asli                     : 9.5

Skor Tambahan           : -1

Skor Akhir                  : 8.5/10

***

Spesifikasi Optical Disc

[Cakram Film DVD/VCD/Blu-ray Disc]

Judul               : Balto

Rilis                 : 2002

Format             : DVD [|||]

Kode Warna    : PAL

Fitur                : -

Support           : Windows 98-10 [VLC Media Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4], 4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].

Keterangan Support:

[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]

[Support VCD, DVD, Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]

[Support Semua Termasuk 4K]

STREAMING

Amazon VOD:

Amazon

iTunes:

iTunes

Vudu:

Vudu

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.

Edisi Review Singkat+PLUS

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Apabila terdapat tanda Review Singkat+PLUS di bawah judul, maka berdasarkan keputusan per Juli 2021 menandakan artikel tersebut berjumlah lebih dari 3.500 kata.

Skywalker Hunter adalah alias dari Nabil Bakri

Keterangan Box Office dan penjualan DVD disediakan oleh The Numbers

©1995/Amblin and Universal/Balto/All Rights Reserved.

©Nabil Bakri Platinum.

Teks ini dipublikasikan dalam Nabil Bakri Platinum [https://nabilbakri.blogspot.com/] yang diverifikasi Google dan dilindungi oleh DMCA.

Nabil Bakri Platinum tidak bertanggung jawab atas konten dari link eksternal yang ada di dalam teks ini—termasuk ketersediaan konten video atau film yang dapat berubah sewaktu-waktu di luar kendali Nabil Bakri Platinum.