©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
Review dan Sinopsis Film In Time (2011) Ketika Waktu Jadi Mata Uang Baru
Oleh Skywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Fiksi
Ilmiah—Dystopian—Aksi
Rilis : 20 Oktober 2011
Durasi : 109 menit
Sutradara : Andrew
Niccol
Pemeran : Amanda Seyfried, Justin Timberlake, Cillian Murphy, Vincent Kartheiser, Olivia Wilde, Matt Bomer, Johnny Galecki, Collins Pennie dan Alex Pettyfer
Sinopsis
Di dunia Dystopian tahun 2169, DNA manusia telah dimodifikasi sehingga semua orang akan berhenti menua setelah usia 25 tahun. Sebagai gantinya, mereka memiliki waktu sebagai mata uang baru. Semua orang lahir dengan jam genetik yang muncul permanen di lengan mereka. Jam ini akan mulai berjalan setelah orang tersebut berusia 25 tahun—menghitung mundur berapa banyak waktu yang dimiliki seseorang. Mereka harus berjuang mendapatkan waktu jika tidak ingin waktu mereka habis dan nyawa mereka melayang. Dunia tersebut dibagi menjadi beberapa zona waktu dengan Dayton alias Ghetto sebagai wilayah kumuh yang penuh dengan aksi kejahatan, dan New Greenwich yang merupakan pusat orang-orang kaya yang bergelimang harta. Di saat warga Dayton harus bekerja tanpa henti supaya waktu mereka tidak habis, orang-orang kaya di New Greenwich bisa hidup hingga ratusan tahun. Will Salas tinggal bersama ibunya di Dayton. Ia adalah pekerja pabrik pembuatan kapsul waktu, sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan “transfer” waktu—semacam mesin ATM berukuran kecil yang bukannya menyimpan uang tetapi menyimpan waktu.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
Dari
hari ke hari, kehidupan di Dayton semakin berat. Gaji waktu pegawai terus
berkurang, biaya hidup terus meningkat, dan bunga bank senantiasa naik. Pada
suatu malam, Will Salas bertemu dengan Henry Hamilton, seorang warga New
Greenwich dengan kekayaan sebesar seratus tahun di tangannya. Will menyarankan
agar Henry tidak mencari perhatian karena orang-orang di Dayton akan mencelakai
Henry untuk mencuri waktu yang ia miliki. Namun tampaknya Henry memang sengaja
mencari perhatian karena ia sudah “bosan hidup”. Harapannya terkabul ketika
ketua mafia Dayton, Fortis, datang bersama anak buahnya. Fortis menginginkan
waktu seratus tahun milik Hamilton, namun akan mengambilnya dengan cara
“baik-baik” yakni adu panco. Will Salas mengetahui bahwa adu panco itu sama
saja dengan bunuh diri. Maka, ia menyelamatkan Henry dengan membawanya
bersembunyi. Dalam persembunyian, Henry mengaku bahwa dirinya memang sudah
tidak ingin hidup lagi. Baginya, manusia tidak seharusnya hidup terus menerus
dan akan ada titik jenuh di mana manusia memang ingin mati. Pemikiran itu
ditentang oleh Will karena upaya bunuh diri Henry hanya akan menjadi sia-sia
karena membuang-buang waktu yang berharga.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
Meskipun
pikiran Henry sedikit berubah, namun ia tetap ingin mati. Karena tidak ingin
waktunya terbuang sia-sia, ia memutuskan untuk bunuh diri dengan memberikan
semua waktunya kepada Will Salas. Henry yakin Will akan menggunakan waktu yang
ia berikan dengan sebaik-baiknya. Sebelum Will terbangun dari tidurnya, Henry
men-transfer seluruh waktunya kepada Will dan hanya menyisakan beberapa menit
agar ia bisa pergi menyendiri di tepi jembatan. Waktu Henry akhirnya habis dan
ia tewas. Melihat kejadian itu, Will bergegas menuju rumah sahabatnya,
Borel—yang memang sedang kesulitan finansial, dan memberinya sepuluh tahun
sebagai tanda persahabatan mereka selama sepuluh tahun. Will berniat
menggunakan waktu yang ia miliki untuk mengajak ibunya pergi ke New Greenwich.
Namun sayang, ibu Will kehabisan waktu sebelum Will sempat men-transfer
waktunya. Ia pun menyimpan amarah kepada orang-orang kaya di New Greenwich dan
bertekad untuk mengambil kekayaan mereka sebanyak-banyaknya. Ia pun pergi
meninggalkan Dayton menuju New Greenwich.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
Kasus
bunuh diri Henry Hamilton diselidiki oleh seorang polisi penjaga waktu
[Timekeeper] senior, Raymond Leon. Ia sama sekali tidak percaya kalau Henry
bunih diri dan berdasarkan rekaman CCTV merasa yakin bahwa Henry dibunuh oleh
Will Salas. Meskipun anggota polisi lainnya melihat bahwa barang bukti kurang
kuat untuk menahan Will Salas, namun Raymond meyakinkan mereka untuk menangkap
Will Salas. Menurutnya, kepergian Will ke New Greenwich bisa mengakibatkan
rusaknya sistim ekonomi dan sosial di dalam zona waktu. Selama berada di New
Greenwich, Will Salas berhasil memenangkan permainan poker dan dalam sekejab
menjadi kaya raya. Ia pun berkenalan dengan puteri seorang pemilik bank, Sylvia
Weis. Kehidupan mewahnya yang singkat dirampas oleh polisi penjaga waktu yang
menuduh Will sebagai seorang pencuri dan pembunuh. Will merasa tidak terima
karena disalahkan atas kasus bunuh diri. Ia pun terpaksa menculik Sylvia supaya
dapat melarikan diri dari tahanan polisi. Pelarian Will dan Sylvia berubah
menjadi sebuah misi untuk mengubah dunia mereka untuk selama-lamanya.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
01 Story Logic
Dari
segi konsep, In Time sebetulnya sudah logis sesuai genrenya. Film ini telah
memperlihatkan suasana Dystopian yang sesuai dengan genrenya dan adegan-adegan
aksi yang juga sejalan dengan genre Aksi. Namun, film ini juga merupakan sebuah
Fiksi Ilmiah yang seharusnya memiliki porsi Fiksi Ilmiah yang besar. Dalam film
The Hunger Games yang juga merupakan
sebuah film Dystopian, sisi Fiksi Ilmiah yang seringkali melekat pada genre
Dystopian tidak begitu digali dan memang tidak perlu digali. Hal itu karena The Hunger Games lebih menitikberatkan
pada politik dan kesenjangan ekonomi akibat adanya seorang “diktator” yakni
Presiden Snow. Daerah dalam In Time memang dibagi menjadi beberapa zona waktu
layaknya The Hunger Games dibagi
menjadi 13 distrik, namun dunia Dystopian dalam In Time didasari dari sebuah
Fiksi Ilmiah yang tidak dijumpai dalam The
Hunger Games: terjadi sebuah rekayasa genetika yang mengubah susunan DNA
manusia sehingga mereka akan berhenti bertambah usia setelah berusia 25 tahun
dan hidup mereka setelahnya bergantung pada berapa waktu yang mereka dapatkan.
Sayang sekali porsi Fiksi Ilmiah dalam film ini tidak digali dan hanya menjadi
“pengantar” saja.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
Selain
kurangnya eksplorasi dari segi Fiksi Ilmiah untuk menguatkan ceritanya [membuatnya
lebih masuk akal], beberapa detil dalam film ini juga tidak masuk akal.
Misalnya, peran polisi waktu dalam film ini terlalu kecil mengingat kejahatan
Will Salas menyangkut kepentingan negara. Apabila Will memang dianggap sangat
berbahaya dan selalu berhasil lolos dari kejaran polisi paling unggul
sekalipun, seharusnya pihak kepolisian dan pemerintah menerjunkan lebih banyak
personel lagi. Poin ini menyeret poin pertanyaan lain yakni “di mana
pemerintah?”. Sebuah cerita Dystopian berbeda dengan Post-Apocalyptic.
Perbedaan paling mendasar adalah bahwa tidak ada lagi pemerintah atau hukum
yang jelas di dunia Post-Apocalyptic sementara pemerintah atau hukum masih ada
dalam dunia Dystopian namun perannya semena-mena dan sangat menindas sebagian
atau seluruh golongan masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa reaksi
pihak berwajib terhadap kejahatan besar Will Salas tidak logis.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
02 Story Consistency
Meskipun
logika ceritanya kurang kuat, alur cerita film ini sudah konsisten. Will Salas
melakukan berbagai tindakan kriminal dalam film ini, namun motivasi atau apa
yang mendorongnya untuk berbuat kriminal telah dijelaskan di awal film.
Sehingga, proses perubahan sikap Will yang pasif mengikuti sistem menjadi aktif
menentang sistem telah dijelaskan dengan konsisten. Tujuan tindakannya juga
telah dijelaskan sehingga memang alur cerita film ini secara keseluruhan
menjadi konsisten: sebab—reaksi—hasil. Dengan mengesampingkan poin Fiksi
Ilmiah, In Time memang menjadi kurang logis, tetapi hal itu memberikan waktu
yang lebih bagi film ini untuk mengeksplorasi bagian Dystopian dan Aksi yang
ditampilkan. Dengan demikian, ceritanya bisa fokus pada Will Salas dan hubungan
sebab-akibat dari berbagai hal yang menimpa dirinya.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Jajaran
aktor yang dipilih dalam film ini sebenarnya telah berakting dengan baik.
Namun, film ini menekankan cerita tentang usia muda tokoh-tokohnya yang tidak
bisa menjadi tua lebih dari usia 25 tahun. Walau akting para aktor dalam film
ini sudah baik [bahkan sangat baik], namun sebagian besar dari mereka terlihat
lebih tua dari usia 25 tahun. Meskipun ada banyak orang berusia 25 tahun yang
sudah tampak sangat dewasa, namun kita perlu ingat bahwa In Time adalah sebuah
film dan akan lebih memudahkan ceritanya untuk mengalir jika aktor yang dipilih
adalah aktor yang lebih muda. Salah satu cara efektif sebuah film untuk
menyampaikan cerita adalah dengan menggunakan stereotype: tidak masalah memilih
aktor yang menampilkan stereotype anak muda [bahkan terlihat seperti anak yang
baru lulus SMA] selama pemilihan itu mendukung jalannya cerita karena
menguatkan poin cerita mengenai betapa mudanya orang-orang ini. Sehingga,
kematian mereka bisa tampak lebih mengenaskan dan keserakahan mereka bisa
terlihat lebih menyesakkan [seperti King Joffrey Baratheon dalam Game of Thrones].
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
04 Music Match
Tidak
ada keluhan di pemilihan musik, meskipun tidak ada musik yang menjadi iconic.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi. Teknik pengambilan gambar dalam film ini
telah mendukung jalannya cerita [menampilkan adegan aksi, menguatkan nuansa
Dystopian] dengan baik.
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.
08 Special and/or Practical Effects
Tidak
ada keluhan dalam penggunaan efek komputer.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
09 Audience Approval
Film
ini tidak begitu populer sehingga tidak disaksikan oleh banyak orang. Meski
demikian, bukan berarti jumlah penonton yang sedikit ini otomatis menunjukkan bahwa
mayoritas penonton tidak menyukai film ini. Justru sebaliknya, penonton yang
menyaksikan film ini memberikan respons yang positif.
10 Intentional Match
In
Time tidak hanya dimaksudkan untuk menjadi sebuah film dengan porsi aksi yang
besar dengan penyajian cerita yang unik, tetapi juga menjadi sebuah film yang
menyajikan cerita dengan kritik terhadap masyarakat dan tatanan sosio-ekonomi.
Dilihat dari poin-poin penilaian sebelumnya, dapat dikatakan bahwa In Time
telah berhasil memberikan janjinya dalam menghadirkan sebuah kisah penuh aksi
di dalam sebuah dunia Dystopian. Selebihnya, film ini juga telah berhasil
menggunakan latar Dystopian untuk menyampaikan kritik sosial dengan gamblang.
Artinya, di balik adegan-adegan aksi dan set latar belakang dunia Dystopian
yang baik, tanggapan-tanggapan terhadap fenomena sosio-ekonomi masyarakat
modern masih dapat ditampilkan dengan seamless
terhadap cerita fiksinya sehingga dapat dengan mudah dicerna oleh penonton.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
01 Skywalker’s Schemata
Seperti
biasa, saya adalah orang yang senantiasa mengamati film tetapi nyaris tidak
pernah mengikuti perkembangan informasi film-film baru secara aktual. Jadi,
biasanya perlu waktu cukup lama bagi saya untuk menonton film baru dan
memberikan review [selain karena masih banyak daftar film yang perlu saya
tonton]. Saya baru menonton In Time setelah filmnya keluar dalam format DVD di
tahun 2012, pun saya hanya berbekal informasi singkat [dua kalimat] yang
dicetak di kemasan DVD-nya. Jadi, saya tidak begitu berharap banyak terhadap
film ini. Namun, ekspektasi yang rendah justru membuat saya sangat menyukai
film ini karena kualitasnya di luar dugaan saya. Konsep cerita yang disajikan
benar-benar segar meskipun konsep ini digunakan untuk menyampaikan sebuah
kritik yang sudah ada sejak revolusi industri. Memang, In Time bukan narasi
pertama yang menceritakan tentang nyawa yang ditukar dengan waktu, namun film
ini jelas merupakan sebuah karya besar [major] Hollywood yang pertama kali
mengeksplorasi konsep ini dalam skala yang besar. Selain konsepnya yang unik,
saya juga menyukai properti yang digunakan termasuk kostum, bangunan, dan
kendaraan yang bernuansa retro sekaligus futuristik—seperti ketika melihat
konsep Tesla Cybertruck. Saya tidak bisa memungkiri bahwa para aktor dalam film
ini terlihat terlalu “tua” untuk peran mereka, namun saya juga tidak bisa
memungkiri bahwa akting mereka sangat baik dalam film ini. Terlebih lagi, saya
adalah penggemar Amanda Seyfried yang menurut saya adalah salah satu aktris
paling cantik di Hollywood—pun film-filmnya seperti Mamma Mia dan Letters to
Juliet juga sangat saya sukai. Kesimpulannya, In Time adalah sebuah film
Dystopian yang unik dan penuh aksi—namun sarat kritik yang tajam terhadap
fenomena kehidupan manusia modern. Sudah tentu, saya akan merekomendasikan film
ini bagi para penggemar film Aksi dan Dystopian.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
02 Awards
Tidak
ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.
03 Financial
Dari
dana sebesar $40 juta, In Time menjual tiket sebanyak $174 juta. Hasil
penjualan tiket ini membuktikan bahwa In Time sukses secara finansial.
04 Critics
Mayoritas
kritikus memberikan tanggapan yang beragam cenderung negatif untuk film ini.
Mayoritas kritikus lebih menyukai jika film ini fokus mengeksplorasi konsep
Fiksi Ilmiah dan Dystopian-nya ketimbang menitikberatkan pada adegan Aksi.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |
05 Longevity
Kritik
yang disampaikan di dalam film ini bukannya kian menghilang namun justru tampak
semakin nyata setiap tahunnya. Setelah pandemi COVID-19, masyarakat bisa dengan
lebih jelas lagi melihat wealth gap yang teramat besar melebihi generasi
manapun dalam sejarah peradaban modern antar kelas ekonomi—sebuah sindiran yang
jelas-jelas ditampilkan dalam In Time. Sayang sekali meskipun memiliki pesan
dan kritik yang kian hari justru kian relevan setelah In Time berusia 10 tahun,
popularitas film ini tidak bisa bertahan dan perlahan telah dilupakan. In Time
tidak berhasil menarik minat penonton generasi baru, sama halnya dengan waktu
film ini pertama kali dirilis yang memang tidak begitu populer.
Final Score
Skor
Asli : 9
Skor
Tambahan : -2
Skor
Akhir : 7/10
***
Spesifikasi DVD
Judul : In Time
Rilis : 5 Januari 2012
Format : DVD [Single-Layered]
Kode
Warna : NTSC [Region Free]
Fitur : -
Support : Windows 98-10 [VLC Media
Player], DVD Player, HD DVD Player [termasuk X-Box 360], Blu-ray Player [termasuk PS 3 dan 4],
4K UHD Blu-ray Player [termasuk PS 5].
Keterangan Support:
[Support VCD, DVD, Kecuali Blu-ray dan 4K]
[Support VCD, DVD,
Termasuk Blu-ray, Kecuali 4K]
[Support Semua
Termasuk 4K]
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk
menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar
yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil
Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.
Skywalker Hunter adalah alias
dari Nabil Bakri
©2011/New Regency/20th Century Fox/In
Time/All Rights Reserved.
©2011/New Regency/20th Century Fox/In Time/All Rights Reserved. |