Review Film Godzilla vs Kong (2021) Pertarungan Sengit Dua Titan Menghancurkan Kota

 

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Review Godzilla vs Kong (2021) Pertarungan Sengit Dua Titan Menghancurkan Kota

Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter

Periksa index

Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes copyrighted pictures under the doctrine of fair use.

Genre             : Monster—Petualangan

Rilis                 : 24 Maret 2021

Episode           :

Sinopsis

Godzilla adalah Titan alfa yang akan mengincar Titan manapun yang menampakkan diri di permukaan bumi. Para ilmuwan dari Monarch dan perusahaan bernama Apex telah mengetahui bahwa para Titan muncul dari dalam dunia yang tersembunyi di dalam perut bumi. Godzilla akan menyerang Titan mana pun yang keluar dari perut bumi tak peduli apa konsekuensinya karena ia adalah Titan alfa. Setelah Godzilla berhasil mengalahkan King Ghidorah, organisasi Monarch khawatir Godzilla akan pergi ke Skull Island menyasar Kong. Maka, Monarch “menyembunyikan” Kong di dalam sebuah kubah raksasa. Raja gorilla itu “diasuh” oleh Ilene Andrews dan puteri angkatnya, Jia, yang bisa berkomunikasi dengan Kong melalui bahasa isyarat.


(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Suatu ketika, Godzilla tiba-tiba menyerang gedung Apex di Florida. Serangan itu membuat para ilmuwan bingung karena Godzilla tidak pernah menyerang tanpa alasan sebelumnya. Tidak ada Titan atau kaiju lain untuk dilawan di Florida, namun entah kenapa Godzilla tetap memporak-porandakan wilayah tersebut. Seorang pakar konspirasi, Bernie Hayes, mencuri data rahasia perusahaan Apex dan mengumumkan lewat podcast bahwa ia mencurigai adanya kegiatan ilegal di perusahaan Apex yang membuat Godzilla marah dan menyerang. Karena pernyataan Bernie dianggap sebagai konspirasi, tidak ada pihak berwajib yang memercayainya. Madison Russel, yang ikut membantu dalam pertarungan Godzilla vs King Ghdorah, percaya pada Bernie. Namun ia tidak bisa meyakinkan ayahnya yang bekerja di organisasi Monarch. Ia pun memutuskan untuk mencari Bernie sendiri bersama temannya, Josh Valentin, dan ikut melanjutkan penyelidikan terhadap Apex Cybernetics.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Walter Simmons, CEO Apex, membutuhkan sampel energi yang hanya ada di dalam inti bumi alias Hollow Earth. Ia pun menciptakan kendaraan khusus yang bisa membawa manusia masuk ke dalam inti bumi tanpa terpental oleh halangan gravitasi yang terbalik. Walter meminta bantuan ahli Hollow Earth, Nathan Lind, untuk memimpin ekspedisi ke dalam inti bumi. Nathan kemudian menyarankan untuk meminta bantuan Ilene supaya mengizinkan mereka untuk menggunakan Kong sebagai pemandu untuk menemukan sumber energi di dalam inti bumi. Nathan yakin bahwa spesies Kong berasal dari inti bumi sehingga Kong ingat di mana lokasi yang mereka cari. Apalagi, Kong bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat lewat Jia sehingga mereka bisa meminta Kong melakukan apa yang mereka mau.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Akhirnya ekspedisi besar Apex dimulai. Mereka mengangkut Kong dengan kapal raksasa yang dijaga ketat oleh beberapa kapal perang. Mereka bersiap kalau-kalau Godzilla muncul dan menyerang. Benar saja, Godzilla merasa Kong adalah ancaman. Sang raja Kaiju kemudian muncul dan menyerang iring-iringan ekspedisi Apex Cybernetics. Terjadilah pertarungan sengit antara Kong dan Godzilla di tegah samudera. Sekuat apapun Kong, dia bukan tandingan untuk Godzilla. Kong babak belur dan terpaksa mundur. Nathan memerintahkan awak kapal untuk mematikan mesin dan alat apapun yang menyala supaya kapal mereka seolah-olah “mati”. Tindakan itu berhasil menjadi kamuflase dan Godzilla berhenti menyerang Kong yang kelelahan di atas kapal. Tim ekspedisi itu pun berhasil sampai di pintu masuk menuju inti bumi di Antartika. Dengan bahasa isyarat Jia meyakinkan Kong bahwa keluarga Kong “bisa jadi” ada di dalam gua itu. Kong pun akhirnya masuk ke dalam gua diikuti oleh tim Apex Cybernetics yang dipimpin oleh puteri CEO perusahaan, Maia Simmons. Kendaraan khusus mereka berhasil membawa mereka masuk ke dalam inti bumi dengan selamat. Mereka pun mengkuti Kong kembali ke “rumahnya” yang merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh Apex Cybernetics. Maia Simmons buru-buru mengambil sampel energi yang ada di inti bumi dan mengirimkan datanya ke Apex Cybernetics di Hong Kong. Ternyata, data itu akan digunakan untuk menyalakan sebuah senjata mengerikan ciptaan Apex Cybernetics. Senjata ciptaan itulah yang disembunyikan oleh Apex dan menjadi alasan mengapa Godzilla menyerang markas besar Apex.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Kembalinya Kong ke inti bumi diketahui oleh Godzilla yang bisa merasakan pergerakan energi inti bumi. Dengan sekuat tenaga, Godzilla lantas menyemburkan apinya ke tanah hingga menembus ke inti bumi, membuka jalan bagi Kong untuk kembali ke permukaan. Raja Gorila itu pun lantas naik ke permukaan dan tanding ulang dengan Raja Kaiju. Pertarungan mereka berlangsung dahsyat dan memporakporandakan seisi Hong Kong. Karena sibuk bertarung, kedua Kaiju itu tidak menyadari bahwa senjata rahasia Apex Cybernetics telah aktif dan punya kesadaran sendiri berkat campuran kekuatan telekinesis dari King Ghidorah. Pertarungan yang lebih menentukan antar tiga monster pun tidak terhindarkan.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

01 Story Logic

Alur cerita film ini tidak logis. Secara konsep, memang ceritanya sudah sesuai dengan genre film monster yang dipadukan dengan petualangan. Namun, dilihat dari skala film ini yang bukan film kelas B, ada banyak poin cerita yang tidak masuk akal. Kewenangan Monarch dipertanyakan karena organisasi ini gagal mendeteksi kegiatan ilegal Apex Cybernetics. Padahal, Monarch adalah organisasi besar dengan dana fantastis yang mestinya punya anggota khusus intel untuk menyelidiki kasus kejahatan yang dilakukan oleh Apex. Apalagi, rencana “jahat” Apex menggunakan dua aset yang seharusnya ada di bawah wewenang Monarch yakni tengkorak King Ghidorah dan Kong sendiri. Bagaimana bisa Apex mendapatkan akses untuk menggunakan King Ghidorah dan Kong? Mengeluarkang Kong dari wilayah isolasi bisa menimbulkan pertarungan Titan yang sengit dan itu sudah diketahui oleh Ilene Andrews. Namun bagaimana bisa tindakan se-nekat itu mendapat persetujuan, atau kalaupun tidak disetujui, bagaimana mereka bisa mengeluarkan Kong tanpa sepengetahuan Monarch? Selain itu, orang-oang yang terlibat dalam ekspedisi menuju inti bumi adalah orang-orang cerdas yang sudah tahu bahwa Godzilla akan datang—tetapi kenapa mereka masih membawa Kong lewat jalur laut bukannya lewat udara sejak awal?

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Struktur korporasi Apex Cybernetics juga tidak masuk akal. Seberapa besar perusahaan itu dan seberapa besar pengaruhnya di dunia tidak begitu dieksplorasi. Jika kita mengambil contoh film lain yakni Transformers Age of Extinction, perusahaan Kinetic Solutions Incorporated (KSI) jelas memiliki afiliasi yang kuat dengan pemerintah Amerika Serikat. Maka dari mana mereka mendapatkan sampel Decepticon dan Autobots menjadi masuk akal karena mereka bisa mendapatkannya langsung dari pemerintah. Tujuan perusahaan dan dari mana mereka menghasilkan uang juga terlihat jelas. Hal inilah yang tidak dijelaskan mengenai Apex di dalam Godzilla vs Kong. Masih menggunakan contoh film yang sama-sama “konyol”, yakni Transformers Age of Extinction, tidak mudah bagi tokoh sentral untuk masuk ke dalam gedung KSI karena mereka harus memalsukan identitas dan ditemani oleh robot. Dalam Godzilla vs Kong, keamanan perusahaan sebesar Apex amat sangat buruk dan tidak masuk akal karena di dunia nyata mustahil ada perusahaan sebesar Apex dengan proyek rahasia tingkat tinggi bisa teledor dalam keamanan.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Adegan pertarungan Kong melawan Godzilla juga tidak masuk akal. Adegan pertarungan di tengah laut menjadi tidak masuk akal karena kedalaman laut seolah berubah-ubah, ukuran Godzilla dan Kong seperti mengecil sesaat, dan pertarungan mereka di atas sebuah kapal menjadi tidak logis karena logikanya kapal itu mestinya langsung karam jika dipakai untuk bertarung dua Titan super kuat. Hal yang sama terjadi di pertarungan pusat kota. Jumlah gedung yang berdiri dan hancur berubah-ubah dan kekuatan semburan Godzilla berubah-ubah karena terkadang semburannya bisa membelah gedung, terkadang gedungnya seolah tidak terkena apa-apa. Banyak sekali poin tidak masuk akal dalam film Godzilla yang bukan mengarah ke konsep, tetapi ke plot-hole. Dengan banyaknya keanehan dalam detil narasi seperti ini, maka biasanya ceritanya tidak konsisten.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

02 Story Consistency

Alur cerita film ini tidak konsisten. Karakter-karakter dari film Godzilla sebelumnya kembali dimunculkan namun porsi adegannya tidak seimbang karena keberadaannya terlalu “nanggung”. Madison yang merupakan salah satu tokoh sentral dalam Godzilla King of the Monsters kini kembali dalam Godzilla vs King Kong. Perannya sebetulnya signifikan tetapi jika ditimbang dari keseluruhan film, perannya tidak begitu signifikan dan hanya seperti selingan saja yang mengingatkan penonton bahwa film ini adalah lanjutan dari film sebelumnya. Padahal, untuk melanjutkan tidak perlu menampakkan karakter di film sebelumnya. Sebagai contoh, Godzilla King of the Monsters tidak menampilkan kembali tokoh-tokoh sentral dari film Godzilla 2014 kecuali Dr. Serizawa. Namun tanpa keberadaan Letnan Ford pun sudah jelas bahwa film itu adalah lanjutan Godzilla 2014 dan justru menjadi poin kritik karena ada pergeseran “aura” dari film sebelumnya. Godzilla vs Kong sudah memiliki aura yang konsisten dengan Godzilla King of the Monsters yang benar-benar menegasi aura Godzilla 2014 yang gelap dan lebih serius.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

Poin tidak konsisten lain muncul dari perilaku dan sifat tokohnya. Karakter Mark Russell, ayah Madison, misalnya. Madison sudah terlibat banyak dalam kasus Godzilla King of the Monsters. Sehingga meskipun ia masih kecil, ia sudah terlanjur terlibat dan mestinya punya peran penting dalam organisasi Monarch. Segala pemikirannya yang berkaitan dengan Godzilla seharusnya dipertimbangkan. Namun ayah Madison justru menganggap puterinya berlebihan. Jika puterinya adalah gadis biasa yang tak tahu apa-apa, maka wajar jika Mark Russell mengesampingkan pendapatnya. Namun ini adalah Madison yang berperan besar dalam misi menyelamatkan dunia di King of the Monsters. Ia sudah tahu risikonya dan siap menerimanya. Karakter lain juga sering tampil tidak konsisten. Jia, misalnya, dengan sengaja diminta untuk “memanipulasi” Kong dan dengan mudahnya ia menuruti kemauan Apex. Meskipun film ini alur ceritanya tidak konsisten, secara keseluruhan film ini masih jauh lebih konsisten dibandingkan dengan film pendahulunya yakni Godzilla King of the Monsters.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

03 Casting Choice and Acting

Tidak ada keluhan dalam pemilihan aktor. Masing-masing pemain mampu menghidupkan karakter mereka dengan baik. Kekurangan dari para aktor bukan berasal dari ketidakmampuan berakting, tapi dari dialog dan cerita yang memang tidak masuk akal dan tidak konsisten.

04 Music Match

Musik dalam film ini sudah baik. Penataan musiknya pun sudah mampu membantu menegaskan kebesaran skala film ini dan kedahsyatan pertarungan dua Titan/Kaiju.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

05 Cinematography Match

Sinematografi dari film ini sudah baik, bahkan yang terbaik dari ketiga film Godzilla Legendary yang telah dirilis sampai 2021. Film Godzilla 2014 memiliki sinematografi yang baik, namun film tersebut seperti “lupa diri” bahwa ia adalah sebuah film monster yang lebih spesifik yakni sebuah film Godzilla. Sinematografi Godzilla 2014 yang apik itu sudah sangat cocok untuk film brjudul Monsters yang digarap oleh sutradara yang sama, namun tidak cocok untuk sebuah film Godzilla karena gagal menampilkan sebuah spectacle yang memukau penonton. Sinematografi dalam Godzilla vs Kong benar-benar diimplementasikan untuk menangkap semua momen pertarungan antara para Titan—tidak satu detilpun dilewatkan. Inilah tradisi Godzilla yang sudah berlangsung sejak Godzilla Raids Again (1955). Bahkan film Godzilla yang jauh lebih serius dan memiliki pesan/kritik yang lebih dalam yakni Shin Godzilla tetap melanjutkan tradisi ini yakni menampilkan Godzilla secara proper sehingga sosok Godzilla bisa terlihat dengan jelas dan nyata, bukan seperti kebanyakan film monster yang mana monsternya senantiasa bersembunyi dan tidak kelihatan sampai akhir cerita—misalnya The Relic (1996) dan Deep Rising (1996).

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

06 Costume Design

Tidak ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.

07 Background/Set Match

Tidak ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.

08 Special and/or Practical Effects

Tidak ada keluhan dalam penggunaan efek komputer. Hasil rendering dengan warna yang cerah adalah pilihan yang tepat karena benar-benar bisa menampilkan adegan aksi semaksimal mungkin.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

09 Audience Approval

Mayoritas penonton memberikan tanggapan positif. Sinematografi dan koreografi pertarungan Kaiju dalam film ini mampu memukau penonton yang memang menonton Godzilla untuk tujuan hiburan yang “ringan”, bukan untuk melihat sebuah film yang “berat” seperti Godzilla 2014 atau sebuah franchise yang “dipaksakan” seperti Godzilla King of the Monsters. Film ini mampu menampilkan sebuah film Godzilla yang mengalir dengan baik—meski terlalu ringan dan tidak konsisten [permasalahan/plot hole yang mestinya dijelaskan secara kompleks seperti sengaja dipangkas sehingga alur ceritanya menjadi ringan]—dan siap mengakomodasi adanya sekuel karena film ini ditutup dengan potensi pengembangan cerita yang besar. Tidak heran, meskipun film ini sudah ditayangkan secara streaming, Godzilla vs Kong tetap meraup keuntungan fantastis dari penjualan tiket bioskop meski penayangannya terbatas akibat COVID. Ini membuktikan bahwa penonton memang sengaja datang ke bioskop untuk menikmati sensasi menonton film ini di bioskop karena ceritanya tidak membuat pusing dan murni untuk mengistirahatkan otak serta memanjakan mata. Adegan pertarungan dalam film ini memang dipuji dan tampak memukau—berbeda dari film sebelumnya—sehingga akan jauh lebih berkesan jika disaksikan di layar bioskop.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

10 Intentional Match

Dari segi cerita, film ini telah berhasil melanjutkan tongkat estafet Monsterverse yang dimulai oleh Godzilla 2014. Bahkan, alur cerita film ini bisa dibilang “menyelamatkan” eksistensi Monsterverse karena selain filmnya mendapat tanggapan positif dari penonton, film ini membuka lebih lebar lagi pintu potensi pengembangan cerita. Dengan demikian, film ini telah berhasil menjadi titik awal perluasan universe Kaiju garapan Amerika Serikat yang berpotensi mengekor kesuksesan Gojira yang telah melalui berbagai periode [Showa, Heisei, Millennium, dan Reiwa] dan gagal digagas oleh Godzilla 1998.

ADDITIONAL CONSIDERATIONS

[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]

(C) TOHO/1962. all rights reserved.

01 Skywalker’s Schemata

Saya tidak berharap banyak ketika menonton film ini. Saya sudah menganggap Monsterverse ini setara dengan Godzilla era Showa yang diawali dengan sebuah film yang sangat serius, namun diikuti oleh rentetan film yang terlalu konyol sehingga saya tidak menyukainya. Saya lebih menyukai Godzilla era Heisei yang lebih serius meskipun tetap menampilkan tontonan spektakuler pertarungan para Kaiju—epic showdown. Pemikiran saya yang demikian muncul karena memang Monsterverse ini diawali oleh Godzilla 2014 yang sangat serius namun diikuti oleh Godzilla King of the Monsters yang terlalu konyol dengan alur cerita acak-acakan dan tokoh jahat yang tidak jelas apa maunya. Meskipun secara umum saya tidak menyukai Godzilla era Showa, namun tetap ada beberapa entri dari era tersebut yang saya sukai misalnya Godzilla vs Sea Monster. Nah, walaupun saya tidak menyukai Monsterverse ini secara keseluruhan, namun saya harus mengakui bahwa Godzilla vs Kong benar-benar mampu memberikan kepada saya apa yang saya mau dari sebuah film Godzilla: pertarungan spektakuler para monster meluluhlantakkan kota—dengan alur cerita yang ringan dan bisa diterima tentunya. Meskipun motivasi penjahat di film ini hanya disinggung sedikit, namun itu sudah jauh lebih baik dan bisa dimaklumi ketimbang penjahat di film Godzilla King of the Monsters. Dengan motivasi yang jelas, saya jadi bisa memahami seberapa berat lawan dari Godzilla sehingga saya bisa “peduli” dengan jalan ceritanya. Karena saya sudah tidak punya ekspektasi terhadap film ini setelah kecewa besar-besaran akibat Godzilla 2014 [pelit menampilkan Godzilla] dan Godzilla King of the Monsters [ceritanya terlalu acak-acakan], saya jadi merasakan kesenangan yang membludak saat menyaksikan pertarungan sengit antara Godzilla dan Kong [gelasnya sudah saya kosongkan, jadi ketika diisi minuman yang enak, bisa menampung sebanyak-banyaknya dan terpuaskan dahaganya]. Godzilla vs Kong menampilkan hal yang saya inginkan dari sebuah film Godzilla: an epic showdown. Well done.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

02 Awards

Sampai artikel ini dipublikasikan, belum ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.

03 Financial

Di tengah pandemi COVID, Godzilla vs Kong adalah satu dari segelintir film yang tetap sukses besar di tangga Box Office. Sampai artikel ini dirilis, Godzilla vs Kong telah mendapatkan perolehan Box Office sebesar $286 juta dari dana sebesar $200 juta [per 7 April 2021]. Padahal, film ini sudah dirilis secara streaming dan filmnya tersedia secara online. Jika nantinya angka penjualan bioskop digabungkan dengan perolehan streaming dan penjualan DVD. Blu-ray, dan Blu-ray 4K, maka keuntungannya akan lebih besar lagi. Kemunculan film ini mengingatkan kembali posisi sebuah bioskop di masyarakat, bahwa meskipun film sudah bisa diakses secara online dari rumah masing-masing, ada pengalaman menonton tersendiri yang tidak bisa dirasakan di rumah dan hanya dirasakan di bioskop. Naiknya angka penjualan DVD serta Blu-ray juga mengingatkan kembali posisi media fisik sebagai barang koleksi yang berorientasi pada kepemilikan permanen sebuah koleksi film dan cara terbaik menikmati sebuah film secara proper dengan home theater di rumah.

(C) Legendary Pictures/Warner Bros./TOHO/2021. all rights reserved [HBO MAX]

04 Critics

Mayoritas kritikus memberikan respons yang positif untuk film ini.

05 Longevity

Final Score

Skor Asli                     : 8

Skor Tambahan           : -

Skor Akhir                  : 8/10


Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95.

***

Edisi Review Singkat

Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.